Anda di halaman 1dari 127

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Salah satunya adalah energi listrik ke bentuk
energi cahaya yang dipergunakan untuk penerangan. Dengan adanya penerangan
maka manusia dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari seperti di rumah
tinggal, kantor, industri, sekolah, dan lain sebagainya.
Listrik sangat penting dalam kehidupan kita. Hampir semua orang
memerlukan listrik dalam kehidupan sehari hari, misalnya untuk penerangan,
peralatan rumah tangga dan lain lain. Namun, hanya sedikit orang yang
memahami kelistrikan secara mendalam. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman
dan keterampilan mengenai pemasangan instalasi listrik agar listrik dapat
digunakan seefisian dan seaman mungkin.
Instalasi penerangan yang baik tidak hanya dilihat dari terangnya sumber
cahaya atau lampu, tetapi penerangan yang baik adalah sistem penerangan yang
pancaran sumber cahayanya sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan fungsi
dari ruangan tersebut. Sehingga cahaya yang dipancarkan tidak mengganggu
penglihatan orang yang melakukan aktivitas di ruangan tersebut.
Untuk itu, dalam pemasangan suatu instalasi penerangan yang baik perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mendukung terciptanya suatu instalasi
penerangan yang sangat baik. Yaitu indeks ruang, kuat penerangan, efisiensi, flux
cahaya, pemilihan pengaman yang tepat, dan lain sebagainya.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan perencanaan instalasi listrik di gedung
Laboratorium dan Bengkel Elektro, diantaranya adalah :
Untuk mengetahui dan memahami dasar - dasar instalasi listrik.
Untuk mengetahui cara pemasangan Instalasi listrik bangunan rumah
tinggal atau gedung bertingkat.
Untuk mengetahui cara membuat panel.

1
Untuk mengetahui cara menghitung armatur.
Untuk mengetahui cara menghitung indeks ruang.
Untuk mengetahui cara menghitung efisiensi.
Untuk mengetahui cara menghitung kuat penerangan.
Untuk mengetahui cara menghitung jumlah titik lampu.
Untuk mengetahui cara menghitung daya yang digunakan dalam gedung
bertingkat.
Untuk mengetahui cara membuat diagram distribusi.

1.2.2 Manfaat.
Adapun manfaat yang dapat diambil , diantaranya mahasiswa dapat:
Dapat menghitung jumlah titik lampu.
Dapat menghitung armature.
Dapat menghitung indeks ruangan.
Dapat menghitung efisiensi.
Dapat menghitung kuat penerangan.
Dapat menghitung daya yang digunakan dalam gedung bertingkat.
Dapat membuat diagram distribusi.

1.3 Batasan Masalah


Dalam penyusunan laporan ini, untuk membatasi permasalahanmaka
diambil pembahasan meliputi :
Titik cahaya dan letak titik cahaya.
Besarnya pengaman dan daya.
Jumlah penghantar.
Diagram distribusi dan panel.

2
1.4 Metodologi
Adapun data-data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini didapat
dengan cara :
Peninjauan langsung
Penulis meninjau langsung ke lokasi pekerjaan dan melakukan
perhitungan secara langsung.
Diskusi
Penulis diberikan kesempatan bertanya kepada dosen pembimbing dan
berdiskusi bersama teman sekelompok ataupun teman lainnya.
Literatur
Penulis memperoleh data dari beberapa sumber buku ataupun melalui
internet.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini, adapun sistematika penulisan yang akan di
uraikan pada setiap bab :
BAB I. Pendahuluan.
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang dari perencanaan
instalasi listrik gedung laboratorium dan bengkel teknik elektro, tujuan
dan manfaat yang diperoleh, batasan masalah, metodelogi, dan
sistematika penulisan.

BAB II . Tinjauan Pustaka.


Pada bab ini membahas mengenai teori-teori penunjang dan teori yang
mendasar dari instalasi listrik bangunan gedung bertingkat.

BAB III.Instalasi Listrik Bangunan.


Pada bab ini membahasmengenailokasi perencanaan instalasi bangunan,
deskripsi ruangan serta fungsi dari masing-masing ruangan.

3
BAB IV. Hasil Dan Pembahasan
Pada bab ini membahas mengenai hasil perhitungan armature dan jumlah
titik lampu serta perhitungan daya.

BAB V. Penutup.
Pada bab ini berisitentang kesimpulan dari pembahasansertasaran penulis.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 INSTALASI
Perancangan suatu instalasi yang baik haruslah memenuhi ketentuan-
ketentuan serta peraturan yang berlaku, adapun peraturan yang harus dilaksanakan
dalam perancangan instalasi listrik di Indonesia adalah persyaratan umum
instalasi listrik (PUIL) tahun 2000. Selain standar material yang digunakannya itu
standar International Electrotechnical Commission (IEC 60364). Selain standar itu
juga terdapat peraturan yang lain. Untuk dapat menerapkan dan melaksanakan
peraturan tersebut dalam pemasangan suatu insatalasi, maka harus dilakukan
teknik latihan pemasangan instalasi listrik sehingga dengan latihan dasar ini akan
diperoleh keterampilan dibidang ini yang dalam pelaksanaan selalu
mengutamakan PUIL, serta peraturan lainnya yang berhubungan dengan instalasi
listrik.
Diantara peraturan yang harus ditaati dan diperoleh yaitu :
a. Pemasangan Instalasi tenaga dilaksanakan dengan penanaman
kabel dalam tanah dengan menggunakan karet pelindung.
b. Warna kabel / isolasi dari penghantar haruslah :
Fasa 1 (L1) dengan isolasi merah.
Fasa 2 (L2) dengan isolasi kuning.
Fasa 3 (L3) dengan isolasi hitam.
Penghantar netral dengan isolasi biru.
Penghantar pentanahan dengan isolasi kuning-hijau.
c. Luas penampang dari penghantar yang digunakan di tentukan
dengan pertimbangan.
d. Semua pemutusan tenaga harus mempunyai daya-daya pemutus
sekurang-kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang dapat
terjadi pada tempat pemutusan tenaga.

5
e. Pipa instalasi harus tahan terhadap tekanan mekanis, tahan lembab
dan menjalarkan api.

Prinsip - prinsip dasar instalasi dapat digunakan pada kegiatan yang


berhubungan dengan merancang, memasang dan mengoperasikan instalasi listrik
secara umum, prinsip dasar instalasi listrik ada 6 macam :
1. Keamanan.
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Agar Instalasi tidak membahayakan manusia maka
peralatan tersebut harus memiliki peraturan yang berlaku, seperti PUIL 2000.
Untuk mengamankan listrik dari kerusakan akibat gangguan seperti: Hubung
singkat, beban lebih, dan tegangan lebih, maka hendaknya dipasang pengaman
yang sesuai seperti : Sekring, MCB, dll.

2. Keandalan.
Kehandalan yang tinggi digunakan untuk mengatasi kerusakan dalam batas
normal termasuk kesederhanaan dari sistem yang digunakan.

3. Kemudahan Tercapai.
Untuk pemasangan peralatan listrik disusun sedemikian rupa sehingga dalam
pengoperasian pengawatan dan pemeriksaan mudah dilakukan.

4. Ketersediaan.
Adalah ketersediaan instalasi melayani kebutuhan daya, gawai maupun
instalasi. Pemberian daya yang kontinyu pada pelanggan adalah sangat penting
sumber daya diperlakukan untuk pemberian daya seluruh atau sebagian dari
beban.

5. Keindahan.
Adalah kerapian dari pemasangan suatu peralatan listrik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

6. Ekonomis.
Harus dilakukan suatu instalasi listrik yang ekonomis dengan memiliki hasil
yang handal.

6
2.2 SATUAN TEKNIK PENERANGAN
Cahaya yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan sampai saat ini adalah
cahaya dan matahari dan energi listrik. Konsep cahaya pada prinsipnya
merupakan bentuk gelombang elektromagnetik. Proses gelombang
elektromagnetik ini adalah juga merupakan gejala getaran identik dengan
frekuensi. Mengacu pada konsep gelombang elektromagnetik, maka kecepatan
rambat gelombang v di ruang bebas sama dengan 3 x 105 km per detik.

2.2.1 Satuan Untuk Intensitas Cahaya


Intensitas cahaya (I) adalah besaran pokok fisika yang digunakan untuk
mengukur daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per
satuan sudut. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd). Hubungan
antara fluks cahaya dan sudut ruang dapat didefinisikan dengan persamaan berikut
:
I = d / d (2.1)
I = intensitas cahaya (cd)
= fluks atau arus cahaya (lm = lumen)
= sudut ruang (sr)
Intensitas cahaya berbanding terbalik dengan sudut ruang dan berbanding
lurus dengan fluks cahaya. Besarnya intensitas cahaya yang dihasilkan suatu
sumber cahaya adalah tetap, baik dipancarkan secara terpusat maupun menyebar.

2.2.2 Satuan Untuk Fluks Cahaya


Satuan untuk Flux cahaya (), fluks cahaya adalah perkalian antara
Intensitas cahaya dengan sudut ruang yg dipancarkan ke suatu arah tertentu.
Intensitas cahaya 1 cd (candle) melalui sudut ruang 1 stradian akan mengalir flux
cahaya 1 lumen, persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :

I . (lumen) atau I= (cd) (2.2)

7
= I . = 4 I lumen

Karena intensitas cahaya I adalah 1 cd, maka = 4 lumen

Flux cahaya (luminous flux) dinyatakan dalam satuan lumen (lm), dan
sama dengan jumlah seluruh cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya dalam
satu detik.

2.2.3 Satuan Untuk Intensitas Penerangan atau Iluminasi


Kuat penerangan (E) adalah fluks cahaya () yang dipancarkan oleh
sumber cahaya terhadap suatu bidang (A).
E = d / dA (2.3)
E = kuat penerangan (lx = lux)
A = luas permukaan yang mendapat penerangan (m2)
= fluks cahaya (lm=lumen)
1 lux = 1 lumen per m2
Bila suatu bidang yang luas A m2 diterangi dengan flux cahaya () lumen, maka
intensitas penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :
Erata-rata = lux
Bagaimana halnya intensitas penerangan pada suatu titik. Intensitas
penerangan Ep di suatu titik P, tentu tidak sama di setiap titik lainnya dalam suatu
bidang. Bila kita memperhatikan konsep penerangan dengan berpedoman pada
konsep bola, dan memakai konsep sudut ruang (stradian), maka flux cahaya yang
menerangi bidang pada lingkup sudut 1 stradian, maka intensitas penerangannya
akan berkurang sebanding kuadrat jarak yang diterangi.
I = cd
Jadi :
Ep = lux
Dimana :
Ep = intensitas penerangan di suatu titik P dalam suatu bidang yang diterangi

8
( sumber cahaya tegak lurus dengan bidang yang diterangi).

Gambar 2.1 Sumber cahaya tegak lurus terhadap bidang datar

I
Ep
r2

I = intensitas cahaya dalam satuan kandela (cd)

r = jarak dari sumber cahaya ke titik P (m)

Intensitas penerangan di bidang horizontal a b, ialah proyeksi dari E pada gris


tegak lurus pada bidang a b di titik P. Jadi,

E E ' cos
= sudut antara sinar cahaya dan garis tegak lurus pada bidang a - b dititik P.
Rumus ini dikenal sebagai hukum cosinus.

2.2.4 Satuan Untuk Sudut Ruang


Jika panjang busur suatu lingkaran = jari-jarinya, maka jika kalau ujung
busur dihubungkan dengan titik tengah lingkaran, maka sudut antara 2 jari-jari
disebut radian (rd).

9
Karena keliling lingkarang sama dengan 2 x jari-jarinya, maka :

360 o
radian 57,3o
2

Misalkan dari permukaan sebuah bola dengan jari-jari r, ditentukan suatu bidang
dengan luas r2.
Kalau ujung suatu jari-jari kemudian menjalani tepi bidang itu, maka sudut ruang
yang dipotong dari bola jari-jari ini, disebut steradian.
Jumlah steradian suatu sudut yang dinyatakan dengan dengan lambang (omega)

= r2 (luas permukaan lingkaran) /r

2.2.5 Satuan Untuk Luminasi


Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi terlalu
besar akan menyilaukan mata, seperti halnya sebuah lampu pijar tanpa armatur.
Luminasi (L) suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan
cahaya adalah intensitas cahayanya dibagi dengan luas permukaan yang dikenai
intensitas cahaya. Persamaannya dapat dibuat seperti dibawah :
L = I/ As
L = luminasi dalam satuan cd/cm2
I = intensitas cahaya dalam satuan cd
As = luas permukaan yang diterangi dalam satuan cm2

10
Bila luminasinya sangat kecil dapat juga digunakan satuan cd/m2.

1 cd/cm2 = 104 cd/m2

Perlu dicatat, bahwa faktor refleksi suatu permukaan juga menentukan


luminasinya. Luas As permukaan ialah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu
bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang, jadi bukan luas permukaan
seluruhnya

2.3 PENGHANTAR
Penghantar adalah bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, penghantar
yang sering digunakan adalah tembaga dan aluminium. Suatu kawat penghantar
yang berisolasi disebut kabel, Isolasi tersebut disesuaikan dengan ukuran dan
kegunaannya, yang terpenting dari suatu isolasi kawat penghantar itu adalah
penandaan pada isolasi kawat penghantar tersebut yang nantinya akan
mempermudah dalam pemakaian kabel untuk instalasi.
Dalam sistem instalasi listrik rumah, kabel listrik adalah salah satu
komponen vital yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari sumber listrik
PLN menuju peralatan listrik. Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel
Mengenal Peralatan Instalasi Listrik Rumah (2), kabel ini seperti pembuluh
darah dalam tubuh manusia, dimana bila saluran pembuluh darah ada yang
bermasalah tentu tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Kabel listrik pun
demikian, bila ada saluran yang bermasalah maka akan berpotensi mengganggu
sistem instalasi listrik rumah anda. Artikel kali ini akan menjelaskan lebih dalam
mengenai kabel listrik dan hubungannya dengan kapasitas hantarannya.

11
Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam
yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik
yang lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar. Kabel
ialah penghantar logam yang dilindungi dengan isolasi. Bila jumlah penghantar
logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel yang berisolasi tadi dilengkapi
lagi dengan selubung pelindung. Contohnya kabel listrik yang dipakai di rumah.
Bila kabel tersebut dikupas maka akan kelihatan sebuah selubung (biasanya
berwarna putih) yang membungkus beberapa inti kabel yang terisolasi (2 atau 3
inti) dimana masing-masing inti memiliki warna isolasi yang berbeda. Sedangkan
kawat penghantar ialah penghantar yang juga logam tetapi tidak diberi isolasi.
Contohnya ialah kawat grounding pada instalasi penangkal petir atau kawat
penghantar pada sistem transmisi listrik tegangan menengah dan tinggi milik
PLN.
Untuk penyaluran penghantar listrik dari pusat pembangkit ketempat yang
memerlukannya ada 2 kemungkinan yang dapat digunakan yaitu:

a. Penghantar dengan menggunakan kawat udara


b. Penghantar dengan menggunakan kabel tanah.
Syarat kabel menurut PUIL dan standar IEC serta jenis kabelnya adalah :

a. NYM.

Gambar 2.2 kabel NYM.

1. Kode pengenal .
Huruf kode Komponen
N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
Y = Isolasi PVC
M = Selubung PVC
RM = Penghantar padat bulat berkawat banyak
-1 = Warna urat kuning hijau

12
-0 = Warna urat tanpa kuning hijau
2. Tanda Kabel.
Isolasi kabel berurat tunggal diberi warna hijau-kuning atau biru muda
atau hitam dan kuning, tanda-tanda pengenal harus terangkat dengan jarak
tidak melebihi; 20 cm bila tanda itu diletakkan pada urat berwarna biru muda,
dan tidak melebihi 50cm bila tanda tersebut diletakkan pada saluran luar.
Warna selubung luar dari luar kabel-kabel yang berbentuk dalam spesifikasi
ini harus putih keabu-abuan atau putih kekuning- kuningan.
b. NYA.

Gambar 2.3 kabel NYA.


1. Kode pengenal .
Huruf kode Komponen
N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
Y = Isolasi PVC
A = Kawat berisolasi
Re = Penghantar padat bulat
Rm = Penghantar bulat berkawat banyak

2. Tanda kabel.
Isolasi harus diberi warna hijau kuning atau biru muda atau hitam atau
kuning dan merah. Tanda memenuhi standar SI dibuat dengan jarak antara
tidak melebihi 20 cm.

c. NYY dan NYMHY.

13
Gambar 2.4 (a) Kabel NYY. Gambar 2.4 (b) Kabel NYMHY.
1. Kode Pengenal.
Huruf Kode Komponen
N = Kabel standar, tembaga sebagai penghantar
NA = Kabel standar, dengan alumunium sebagai
penghantar
Y = Isolasi PVC
Y = Selubung PVC
Re = Penghantar padat bulat
Rm = Penghantar padat Bulat
Sm = Penghantar dengan dipilih bentuk sektor
2. Tanda Kabel.
Isolasi kabel serabut tunggal jika diberi warna hijau-kuning atau biru muda
atau merah atau hitam atau kuning tanda-tanda pengenal diberi jarak tidak
melebihi 50 cm yang diletakkan pada selubung luarnya dan warna selubung
luar dari kabel-kabel spesifikasi harus hitam.

2.4 KEMAMPUAN HANTAR ARUS (KHA)


Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampang inti kabel yang
berhubungan dengan kapasitas penghantaran arus listriknya. Dalam istilah PUIL,
besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan Kuat Hantar Arus (KHA).
Ukuran kabel dan KHA-nya sebaiknya kita pahami dengan baik untuk
menentukan pemilihan kabel yang sesuai dengan kapasitas instalasi listrik rumah
kita. Besar kapasitas daya listrik dalam suatu instalasi listrik rumah berhubungan
dari berapa besar langganan listrik dari PLN. Dalam hal ini adalah berapa besar
rating MCB yang terpasang di kWh meter (lihat dalam artikel MCB sebagai
Proteksi dan Pembatas Daya Listrik (2) untuk detailnya). Besarnya KHA kabel
harus lebih besar dari rating MCB, karena prinsipnya adalah MCB harus trip
sebelum kabelnya terkena masalah.
Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan menyebabkan kabel
tersebut menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya, maka dapat
menyebabkan rusaknya isolasi. Kerusakan isolasi bisa menyebabkan kebocoran

14
arus listrik dan akibatnya bisa fatal seperti kesetrum pada manusia atau bahkan
mengakibatkan terjadinya kebakaran.
Faktor lain dalam menentukan pemilihan kabel dengan KHA-nya adalah
mengenai peningkatan kebutuhan daya listrik di masa depan. Bila dalam beberapa
tahun ke depan ternyata ada penambahan daya listrik langganan PLN, tentu lebih
baik sedari awal dipersiapkan kabel dengan ukuran yang sedikit lebih besar untuk
mengakomodasi peningkatan kebutuhan daya listrik ini sehingga menghindari
pekerjaan penggantian kabel. Tetapi perlu diperhatikan juga bila umur kabel
ternyata sudah melewati 10 tahun. Pada kasus ini, pemeriksaan kondisi kabel
dengan lebih teliti sebaiknya dilakukan untuk memastikan kabel masih dalam
kondisi baik.
PUIL 2000 memberikan ketentuan mengenai besarnya diameter dari
penghantar kabel dan maksimum KHA terus-menerus yang diperbolehkan pada
kabel tipe NYA, NYM dan NYY.

Tabel 1 Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYA

Tabel 2 Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYM

15
Tabel 3 Kuat Hantar Arus Kabel Jenis NYY

Dari tabel diatas, satu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor temperatur
lingkungan di luar kabel. KHA yang dinyatakan dalam tabel tersebut berlaku

16
untuk maksimum temperatur di sekitar kabel sampai 30 Cdeg. Lebih dari itu akan
menyebabkan turunnya nilai KHA kabel. Ada faktor koreksi yang harus
diperhitungkan sesuai dengan besarnya lingkungan.

2.5 PENGAMAN PERALATAN


Pengaman merupakan suatu pendeteksi gangguan yang terjadi pada
rangkaian listrik serta memutuskan rangkaian yang terjadi gangguan. Di dalam
bidang kelistrikan, pengaman dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pengaman lebur (sekring).

Gambar 2.5 Pengaman lebur.


Alat ini (sekring) banyak digunakan pada instalasi untuk mengatasi
gangguan arus lebih yang disebabkan oleh adanya hubungan singkat atau
baban lebih pada instalasi. Selain itu, pengaman lebur dapat berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan tegangan. Pada pengaman ini
terdapat 2 buah penghantar yang akan putus apabila terjadi hubungan
singkat.
Adapun warna kode yang terdapat pada pengaman ini:
2 A : merah muda 20 A: biru
4 A : coklat 25 A: kuning
6 A : hijau 35 A: hitam
10 A: merah 50 A: putih
16 : abu abu 65 A: tembaga

2. Pengaman daya prinsip termal.


Sebagai pengganti pegaman lebur sering kali kita dapat menggunakan
pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini terdiri dari pengaman termis
dan elektromagnetik, untuk pengaman termis digunakan sebuah elemen
logam, kalau melebihi nilai yang telah ditentukan dan jika arusnya
melebihhi maka akan terputus.

17
Sedangkan untuk pengaman elektromagnetik digunakan kumparan yang
dapat menarik angker dari besi lunak. Umumnya pemutus secara
elektomagnetik ini berlangsung tanpa kelembaban, kalau melebihi nilai
yang telah ditentukan sesuai arusnya maka akan terputus.
Berdasarkan waktu pemutusan pengaman otomatis dapat dibagi atas:
a. Otomatis - L (untuk tahanan).
Pada otomatis jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan
meningkatkan suhu hantaran. Kalau terjadi beban lebih dan suhu hantaran
melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwilogamnya akan memutuskan
arusnya.
Kalau terjadi hubungan singkat, arunya diputuskan oleh pengaman
elektromagnektik. Untukarus bolak balik yang sama dengan 4 in 6 in
untuk arus searah yang sama dengan 8 in pemutus arusnya berlngsung
dalam waktu 0,2 sekon.

b. Otomatis G (untuk motor - motor listrik).


Cara termis kini sama dengan otomatis L, tetapipengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu yang sama dengan otomatis
L yakni 0,2 sekon. Jenis otomatis ini digunakan untuk instalasi rumah.
Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendah tanah, bagian bagian
yang terbuat dari logam tidak lama bertegangan.
c. Otomatis G (untuk motor motor listrik).
jenis ini digunakan untuk mengamankan motor motor listrik kecil
untuk arus searah dan arus bolak balik, serta alat alat listrik dan juga
rangkaian akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan pabrik.
Thermal Over Load Relay.

Gambar 2.6 Thermal Over Load Relay.


Pengaman ini digunakan sebagai pengaman motor motor arus searah
atau pun motor motor arus bolak balik dari ukuran kecilhingga
menengah. Dimana alat ini di pasang setelah kontaktor sebelum ke motor
listrik. Relai ini bekerja berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan
oleh arus yang mengalir melalui elemen elemen pemanas bimetal. Dari

18
sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini
akan mengerakkan kontak kontak mekanis pemutus rangkaian listrik.
Circuit Breaker.

Gambar 2.7 Circuit Breaker.


Alat ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan pengaman lebur. Alat
ini bekerja berdasarkan besarnya arus yang mengalir serta lamanya arus
tersebut mengalir. Alat ini mempunyai kelebihan, yaitu dapat dihubungkan
kembali (reset) setelah putus, yaitu dengan menekan tombol reset.

Miniature Circuit Breaker (MCB).

Gambar 2.8 Miniatur Circuit Breaker (MCB).


Bentuk yang kecil dari cicuit breaker disebut miniatur circuit breaker
(MCB) yang merupakan alat pemutus otomatis apabila terjadi beban lebih
dan hubugan singkat. MCB bekerja sebagaimana termal over load relay,
mempunyai bimetal yang dapat panas bila dialiri arus lebih. Jika terjadi
arus lebih pada rangkaian, bimetal akan menjadi panas dan melengkung
memutuskan kontak listrik sehingga rangkaian terlindungi.

Cara kerja MCB.


1. Thermis.

19
Prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua
jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut
dilas jadi satu keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus.jika
arus yang mengalir melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang
diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan
aliran listrik.
2. Elektromagnetik.
Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang
cukup besar untuk menarik saklar mekanik dengan prinsip induksi
elektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar
gaya yang menggerakkan saklar tersebut sehingga lebih cepat memutuskan
rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off. Busur api
yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk plat plat, tempat
busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.

2.6 PANEL HUBUNG BAGI (PHB)


Panel adalah sebuah kumpulan beberapa komponen listrik untuk
mengalirkan tenaga listrik dan penempatan komponen komponen listrik yang
bersifat pengontrolan semi otomatis dan otomatis.

Gambar 2.9 Panel (PHB).


Di dalam bidang kelistrikan, panel dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Panel daya
Panel daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan daya atau
tenaga listrik dari pusat (gardu) istrik ke panel panel ditribusi.
b. Panel distribusi daya
Panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan
tenaga listrik dari penel daya ke beban (pemakai) instalasi tenaga dan
instalasi penerangan.

20
Fungsi panel yaitu:
1. Sebagai penghubung.
2. Sebagai pemutus.
3. Sebagai pembagi.
4. Sebagai pengaman.
5. Sebagai pengontrol.

Panel dibagi menjadi dua yaitu:


1. Panel listrik.
2. Panel kontrol.
Tujuan pembuatan panel yaitu mempermudah:
1. Pembagian tenaga listrik secara merata.
2. Pengaman instalasi dan pemakaian listrik
3. Pemeriksaan dan perbaikan.
Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam pemasangan dan
penempatan panel:
a. Mudah dilayani dan aman.
b. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
c. Di depan panel ruangannya harus bebas.
d. Panel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab.

Faktor faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah panel yaitu:


a. Semua penghantar dan kabel harus disusun secara rapi.
b. Semua komponen harus disusun secara rapi.
c. Semua bagian yang bertegangan harus terlindung.
d. Jika terjadi gangguan tidak akan meluas.
e. Mudah diperluas jika diperlukan.
f. Mempunyai keandalan yang tinggi.
g. Konstruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.

Pintu panel dibuat guna untuk melindungi peralatan peralatan yang


berada di dalam kotak panel secara keseluruhan. Bahan yang digunakan untuk
membuat pintu panel harus sama dengan bahan untuk membuat kotak panel yang
tidak mudah terbakar.

Gambar 2.10 Pintu Panel

21
2.7 SAKLAR
Saklar adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik dari sumber hingga ke beban pada rangkaian listrik.
Pada saklar biasanya dilengkapi dengan adanya pegas yang berfungsi pada saat
saklar membuka dan merenggang sehingga rangkaian tersebut tidak lagi
terhubung atau terputus dalam waktu singkat.
Syarat syarat saklar untuk instalasi:
1. Harus dioperasikan secara aman tanpa alat bantu.
2. konstruksinya hanya sedemikian rupa sehingga dari pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikannya dapat dilakukan dengan aman.
3. Dalam keadaan terbuka, bagian bagian saklar atau pemisah bergerak
harus tidak adanya tegangan (PUIL1987 ayat 603 B2).
4. Harus dapat terhubung dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat
(PUIL1987 ayat 206).
5. Kemampuan saklar sekurang kurangnya harus sesuai dengan alat yang
dihubungkan tetapi tidak kurang dari 5 A.
6. Mempunyai tahanan yang besar sekali kontak tersebut membuka, dan
tahanan yang kecil ketika kontak tersebut menutup.

Berikut dapat diketahui beberapa macam saklar yakni:


a. Saklar tunggal.

Gambar 2.11 Saklar Tunggal.


Saklar tunggal atau satu arah digunakan sebagai pengatur suatu
rangkian hanya dari satu tempat atau hanya dari posisi ON dan OFF.
Saklar ini hanya mempunyai 1 Input dan 1 Output. Rangkaian penerangan
satu arah ini digunakan untuk ruangan yang kecil dengan satu pintu.

b. Saklar seri.

22
Gambar 2.12 Saklar Seri.
Saklar ini adalah suatu hubungan paralel dari dua buah saklar tunggal,
dimana dua saklar tunggal tersebut ini pemakaiannya secara kelompok,
maka dapat diatur secara terpisah, secara bersamaan pada suatu tempat
tertentu. Saklar ini mempunyai 1 Input dan 2 Output, dimana out put 1 dan
2 dapat melayani beban yang berbeda.

c. Saklar tukar.

Gambar 2.13 Saklar Tukar.


Saklar tukar atau yang dapat dikenal dengan nama saklar ganda satu
kutub.Saklar tukar mempunyai dua posisi pengoperasian yaitu hanya bisa
menyalakan salah satu lampu E1 dan E2 secara bergantian. Saklar tukar ini
juga digunakan untuk mengoperasikan dua pemakaian dengan sumber
tegangan yang sama atau dua tegangan yang berbeda atau dipasang pada
suatu tangga rumah atau gedung bertingkat.
d. Saklar silang
Saklar sering sekali dikombinasikan dengan dua buah saklar tukar.
Sistem pengaturan ini dipakai untuk melayani satu beban atau lebih,
dengan mengoperasikannya pada tiga tempat, biasanya pada lorong
lorong dan penerangan pada suatu tangga rumah atau gedung bertingkat.

Gambar 2.14 Simbol Saklar Silang.

e. Saklar tekan.

23
Gambar 2.15 Saklar Tekan.
Merupakan saklar yang dioperasikan dengan cara menekan, tombol
tekan terdiri dua jenis kontak, kontak NO dan juga kontak NC. Jika saklar
posisi NO dioperasikan maka akan menjadi NC, begitu juga halnya pada
saat saklar posisi NC maka akanakan menjadi NO. Sifat tombol tekan
menghubungkan sesaat saja, ketika ditekan tombol tekan beroperasi, dan
saat dilepas, tombol tekan akan kembali semula.

f. Saklar impuls.

Gambar 2.16 Saklar impuls.


Saklar impuls adalah saklar yang bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet, dimana posisi saklarnya akan berubah pada setiap impuls,
lamanya pengoperasian dari kotak tekan tidak mempengaruhi sistem
kerjanya, saklar impuls mempunyai dua posisi kontak yaitu : ON pada
pengoperasian impuls pertama dan kontak OFF untuk pengoperasian pada
lampu impuls kedua.

g. Saklar Staircase.
Timer staircase dapat memutuskan rangkaian secara otomatis dengan
batas waktu yang telah ditentukan. Pengoperasian timer bisa dilakukan
kembali walaupun batasan waktu belum habis. Penyambungan pada timer
staircase dapat dilakukan dengan sistem 3 kawat dan 4 kawat tergantung
kondisi penggunaan.

24
Gambar 2.17 Staircase.

h. Saklar selektor.

Gambar 2.18 Saklar Selektor.


Saklar selektor merupakan jenis saklar tertutup, susunan saklar ini
terdiri dari sejumlah piringan isolasi mekanik pengggerak. Pengoperasian
saklar ini dengan cara memutar. Pada tuas selektor terdapat pegas.
Mekanik penggerak derek selektor ini mempunyai pemutus sesaat,
konstruksi saklar ini diputar ke kiri atau ke kanan.

2. Kotak kontak.

Gambar 2.19 Kotak kontak.


Adalah suatu alat listrik yang dipasang untuk melayani peralatan
rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.

3. Lampu Tabung Fluoresen


lampu tabung fluoresen biasanya juga disebut lampu neon atau
lamu TL, pada lampu ini terdapat serbuk serbuk fluoresen pada bagian
sebelah dalam dari tabung sedangkan pada bagian ujung tabung terdapat
sebuah elektroda yang terdiri dari kawat pijar terbuat dari satu wolfram
dengan sebuah emeter untuk mempermudah emisi elektron.
Menggunakan rumus:

25
E. A
n= (1)
Q . nb

Dimana,
E: Kuat penerangan (lx) Q = Flux cahaya (lm)
A = Luas permukaan (m2) Nb = Faktor daya guna
Q 1
E= = ..(2)
A R2

Dimana,
E: Kuat penerangan (lx) Q = Flux cahaya (lm)
A = Luas permukaan (m2) I = Intentitas cahaya (cd)
R2 = Jarak (m)
4. Wiring Chanel.

Gambar 2.20 Wiring Chanel.


Wiring chanel adalah tempat jalanya atau alur penyambugan kabel
yang terbuat dari bahan campuran PVC yang berbentuk kotak persegi
panjang sehingga suatu rangkayan dapat terlihat rapi dan teratur.
5. Terminal.
Terminaladalah tempat penghubung kabel pada pengawatan dalam suatu
instalasi listrik.
Dapat diketahui beberapa macam dan jenis terminal:
a. Terminal Board.

Gambar 2.21 Terminal Board.


Terminal board adalah tempat penyambungan kabel pada
pengawatan dalam suatu instalasi listrik. Adapun cara
penyambungannya yaitu dari ujung-ujung kabel / penghantar yang
dihubungkan pada board sebelumnya dibuat mata itik terlebih
dahulu untuk kabel pejal sedangkan kabel serabut ujung

26
penghantarnya harus disolder terlebih dahulu dan dipasang sepatu
kabel.
b. Terminal Strip.

Gambar 2.22 Terminal Strip.


Terminal strip adalah suatu alat listrik yang terbuat dari bahan
campuran yang digunakan untuk menghubungkan kabel pada
instalasi listrik, pemasangan alat listrik ini manggunakan cara
sistem tertutup.
c. TerminalBlock.

Gambar 2.23 TerminalBlock.


Digunakan sebagai alat penghubung terhadap kabel. Untuk jenis
kabel berserabut atau pejal yang akan disambungkan harus
menggunakan sepatu kabel.

d. Line up Terminal.

Gambar 2.24 Line up Terminal.


Line up terminal adalah suatu alat listrik yang berfungsi sebagai
penghubung kabel penghantar dan untuk menghindari sentuhan
apapun yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan singkat.

6. Pertinax 300 x 100 x 5.

27
Gambar 2.25 Pertinax.
Kegunaannya adalah sebagai penghubung antar kabel, merupakan
bahan semikonduktor yang dapat menghantarkan arus listrik.

7. Pentanahan.
Kegunaannya adalah untuk menghindari dari gangguan tegangan
sentuh dan sangat membantu pada saat memperbaiki sistem. Ada beberapa
jenis pentanahan yang dapat anda kenal sebagai berikut:
a. Pentanahan sistem netral.
b. Pentanahan sistem peralatan.
Kegunaan sistem pentanahan netral yaitu:
Untuk menghindari dari gangguan tegangan sentuh.
Untuk memperbaiki sistem.
Pentanahan dibagi atas beberapa macam yaitu:
Pentanahan melalui elektif.
Pentanahan melalui reaktor.
Pentanahan tanpa impedansi.
Pentanahan tanpa reaktor.
Pentanahan dengan impedansi.
8. Pipa.

Gambar 2.26 Pipa.


Pipa adalah bahan listrik yang digunakan sebagai selubung dari
kabel atau penghantar suatu impedansi instalasi. Fungsinya adalah untuk
instalasi on plaster dimana tahanan mekanik sangat tinggi untuk konduktor
diperlukan dan untuk instalasi in plaster supaya menjamin pada waktu
pengawatan.

28
Peraturan peraturan untuk instalasi pipa:
1. Arah dari pipa harus mudah untuk dilalui untuk NYA atau
penghantar sejenis
2. Arah pipa harus tidak mengganggu untuk arah kabel.
3. Arah pipa harus sejajar dengan jalan vertikal dan horizontal.
4. Beberapa arah dari pipa yang arahnya harus bersamaan.
5. Bila lebih dari empat, sistem pengawatan yang lebih berbeda
akan lebih ekonomis.
6. Pipaharus terpasang dipermukaan dengan kuat jalan yang
dipercaya.
7. Arah pipa yang panjang dan lurus diselingi kotak kotak
terpisah.
Macam macam pipa sebagai berikut:
a. PVC.
PVC merupakan hasil dari polimerisasi dari vinil clorida pada proses
polimerisasi vinil, ikatan ganda yang terdapat pada molekul vinil
klorida diubahmenjadi ikatan tunggal. Ikatan yang menjadi beban
kemudian mengikat mengikat molekul dari makro panjang PVC pada
suhu kamar PVC ini agak keras dan rapuh agar dapat digunkan sebagai
bahan kabel, maka PVCdicampur dengan bahan pelunak. Bahan
pelunak yang dicampur 20 40 % dan hasil dari campuran ini disebut
komponen PVC. Karena bahan isolasi kabel memiliki sifat komponen
PVC yang dipengaruhi oleh sifat sifat bahan pelunak yang
digunakan. Salah satu kelemahan dari komponen PVC sangat besar
adalah ketahanannya terhadap daya tetap, jika ditekan cukup kuat dan
lama komponen PVC tidak dapat pulih kembali. Semakin tinggi dan
besar bahan pelunak, makin kurang tahanannya terhadap tekanan.Pvc
lebih mudah menyerap air jika dipakai ditempat besar tahanan
isolasinya akan menurun.
b. Polietilen.

Gambar 2.27 Polietilen


Polietilen merupakan hasil dari polietilen bahan etilen. Sifatnya lebih
baik dari pada PVC tetapi polietilen ini mudah terbakar, jka dibakar,

29
nyala apinya dibiarkan polietilen akan lebih mudah menjalan, bahan
ini lebih baik tidak digunakan arus kuat kecuali XLPE, penggunaan
dari polietilen banyak digunakan pada kabel kabel komunikasi.
9. Klem.

Gambar 2.28 Klem.


Klem adalah suatu alat listrik yang terbuat dari alumunium dan
plastik yang digunakan untuk mengklem pipa atau kabel agar tidak lepas
dan kelihatan rapi.

10. Busbar
Busbar berfungsi sebagai tempat pendistribusian sumber ke beban.
Pada busbar biasanya juga dilengkapi dengan frofil G yang berfungsi
sebagai tempat dudukannya dan untuk menghindari terdapatnya hubungan
netral dengan hantaran pentanahan.

Gambar 2.29 Busbar.

2.8 APP
2.8.1 APP Pasca Bayar
APP adalah alat ukur untuk mengakumulasikan pemakaian energi listrik
kedalam bentuk kilowatt per jam ( Kilo Watt Hours), Bagian utama dari sebuah
KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium,
magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan

30
magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana
medan magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat dari aluminium.
Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter digit sebagai tampilan
jumlah KWHnya.

Gambar 2.30 APP Analog

a. Medan magnet pada APP b. Model Fisik APP

Gambar 2.31KWH Meter Listrik

Gambar 2.31.a mengambarkan kepada kita bagaimana medan magnet


memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui kumparan arus
mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan

31
adanya medan di permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan
tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan
alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan alumunium dengan
medan magnet disekelilingnya. Dengan demikian maka piringan tersebut mulai
berputar dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik yang
melalui kumparan arus.
Gambar 2.31.b merupakan koneksi KWH Meter dimana ada empat buah
terminal yang terdiri dari dua buah terminal masukan dari jala jala listrik PLN
dan dua terminal lainnya merupkan terminal keluaran yang akan menyuplai tenaga
listrik ke rumah.
Dua terminal masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara parallel
dan antara terminal masukan dan keluaran dihubungkan ke kumparan arus.Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.32.
Pada kwh meter pasca bayar tiga fasa, dapat dilihat pada gambar 2.34.
dimana L1 masuk ke terminal kumparan K, kemudian keluar menjadi I 1 lalu
masuk ke pengaman (MCCB), kemudian masuk ke beban (konsumen), L 2 masuk
ke terminal kumparan K2, kemudian keluar menjadi I2, lalu masuk ke pengaman
(MCCB), kemudian masuk ke beban (konsumen), L 3 masuk ke terminal kumparan
K3, kemudian keluar menjadi I3, lalu masuk ke pengaman (MCCB), kemudian
masuk ke beban (konsumen), dan kabel netral langsung menuju pengaman
(MCCB), kemudian masuk ke beban (konsumen).

Gambar 2.32 Kwh Meter Pasca Bayar 3 fasa


2.8.2. Prinsip Kerja APP
Dari gambar 2.33 di bawah dapat dijelaskan bahwa arus beban I
menghasilkan fluks bolakbalik c, yang melewati piringan aluminium dan
menginduksinya, sehingga menimbulkan tegangan dan eddy current. Kumparan
tegangan Bp juga mengasilkan fluks bolak-balik p yang memintas arus If. Karena

32
itu piringan mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat piringan berputar.

Gambar 2.33 Prinsip Dasar KWH Meter


Torsi ini sebanding dengan fluks p dan arus IF serta harga cosinus dari
sudut antaranya. Karena p dan IF sebanding dengan tegangan E dan arus beban I,
maka torsi motor sebanding dengan EI cos , yaitu daya aktif yang diberikan ke
beban. Karena itu kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang
terpakai.Semakin besar daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar,
demikian pula sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di
bedakan menjadi tiga macam, yaitu :
Daya kompleks S(VA) = V.I
Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin
Daya aktif P(Watt) = V.I cos (2.1)
Hubungan dari ketiga daya diatas dapat dituliskan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
S =P2 . Q 2
S = (VI ) 2 . (sin 2 . cos2 )
S = V .I(2.2)
Dari ketiga daya diatas, yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif,
yang dinyatakan dengan satuan Watt.
2.8.3. Perhitungan Biaya APP
KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n
ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan
tercantum X putaran per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan
putaran sebanyak x kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 900 putaran
per KWH maka harus ada 900 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu

33
KWH.Jumlah KWH itu secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh
petugas besarnya pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik atau TDL
ditambah dengan biaya abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang
harus dibayarkan setiap bulannya.

2.8.4 KWH Meter Prabayar PLN


Kwh meter pbrabayar ini dirancang denngan menggunakan kwh meter
elektrik yangbaru. Sistem pembayaran atau pengisian rekening listrk adalah
dengan menggunakanaplikasi chip card.Aplikasi ini sangat memudahkan
masyarakat dan PLN dalam halproses pengisian rekening listrik yang efektif. Chip
card adalah suatu jenis kartu alat pembayaran yang semakin populer seiring
dengan kemajuan teknologi mikroelektronika serta semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap alatpembayaran yang praktis. Kehadiran chip card
tidak dapat dihindari dimanapenggunaannya semakin luas baik volume maupun
lingkup aplikasinya. Salah satukemungkinan aplikasi chip card adalah sebagai alat
bayar konsumsi energi listrik.

Gambar 2.34 Kwh Meter Prabayar

34
Gambar 2.35 Diagram Garis Kwh meter prabayar.

Pada gambar 2.33 dapat dilihat diagram dari Kwh meter prabayar satu fasa.
Sedangkan pada gambar 2.34 adalah gambar diagram garis Kwh meter prabayar,
dimana sumber fasa masuk ke terminal satu, keluar ke terminal dua kemudian
masuk ke pengaman (MCB), lalu menuju beban (konsumen). Kabel netral masuk
ke terminal tiga, kemudian keluar ke terminal 4, lalu menuju beban (konsumen).

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh Pengelola Gedung


daripenggunaan KWh meter pra-bayar di antaranya adalah:
Mendapatkan uang kas lebih awal sebelum listrik diproduksi dan
digunakan,sehingga dapat menambah likuiditas perusahaan ini.

Pengendalian transaksi lebih mudah sehingga mengurangi


kemungkinantagihan yang tidak terbayar dan pencurian listrik. Pemasaran
listrik prabayarini dapat juga diserahkan pada pihak ketiga.

Pengurangan overhead atau biaya yang diperlukan untuk


pengecekankonsumsi listrik ke rumah-rumah atau konsumen lainnya.

Sedangkan bagi konsumen, sistem ini juga dapat menguntungkan yaitu :


Pengendalian penggunaan listrik dapat lebih baik, karena pembayaran
yangdilakukan diawal dapat digunakan untuk membatasi konsumsi.

Perbaikan sistem pengukuran karena perangkat elektronik yang


digunakanadalah elektronis dengan ketelitian dan keamanan yang lebih
tinggi.

Mengurangi kesalahan penagihan yang disebabkan human error.

2.8.5. Prinsip Kerja Kwh Meter Prabayar Chip Card


Chip card dapat digunakan sebagai alat pembayaran rekening listrik
denganmengembangkan Kwh meter Elektronik Digital yang dilengkapi dengan

35
perangkat pembaca kartu serta perangkat transaksi lunak berbasis smart card. Kwh
meter akanberoperasi berdasarkan nilai kredit yang dimasukkan (download) dari
chip cardkedalam register Kwh, dan selanjutnya nilai kredit tersebut dijadikan
acuan untukmengontrol bekerjanya Kwh meter. Nilai kredit didalam register akan
dikurangisecara bertahap sebanding dengan nilai energi listrik yang telah
dikonsumsi(digunakan).

Jika isi register telah habis maka Kwh meter harus segera diisi
kembali(register sisa pulsa sama dengan 10%) maka ada alarm (LED ON), dan
jika setelahjangka waktu yang telah ditetapkan belum juga diisi nilai kreditnya
maka Kwh meterakan memutus saklar pemutus atau Internal Contactor sehingga
supply daya terputus.Pengisian pulsa listrik kedalam smart card menggunakan
Portable Terminal yangkoneksi dengan Perangkat Lunak Sinkronisasi Dan Billing
Sistem yang telah diinstaldi Komputer.

Kerugian Program Listrik Prabayar


Pencatat meter.
Tagihan tidak menentu.
Tunggakan rekening rumah kontrakan/kos.
Salah pemutusan.
Tagihan tidak sesuai dengan pemakaian

Keuntungan Program Listrik Prabayar


Pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap saat.
Pelanggan dapat mendisiplinkan diri sendiri untuk menggunakan listrik sesuai
dengan anggaran belanja.
Pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya listriknya
sehingga terhindar dari pemborosan.
Melakukan kontrol Penggunaan Listrik
Merubah perilaku hemat energi
Privacy (tidak perlu pencatatan meter/bln).

36
Pelanggan bisa membeli isi ulang energi listrik ( Token) di payment point dan
ATM dengan jaringan yang luas.
Privasi pelanggan tidak terganggu.
Pelanggan tidak perlu repot membukakan pintu rumah karena tidak akan
didatangi petugas pencatat meter.
Tidak akan ada kesalahan pencatatan meter.
Tidak ada istilah menunggak, sehingga tidak akan didatangi petugas penagihan.

2.8.6 Perbandingan Tarif Listrik Pra Bayar dan Listrik Pasca


BayarPerbandingan tarifnya mengacu ke Peraturanmenteri ESDM No. 7 Tahun
2010, sbb:
Dari sisi tarif, Listrik Pra Bayar untuk pelanggan dengan daya dibawah
1300 VA tidak dikenakan blok tarif, sementara di versi pasca bayar nya ada blok
tarif yang memungkinkan tagihan lebih murah jika penggunaan terkendali di
bloktarif terendah. Untuk pelanggan dengan daya 1300 VA ke atas tarif Listrik
Prabayar dengan Pasca bayar sama saja.

37
BAB III
INSTALASI PENERANGAN
GEDUNG LABORATORIUM & BENGKEL ELEKTRO

Pada gedung ini digunakan untuk laboratorium dan bengkel elektro yang
mencakup program studi teknik listrik, elektronika dan teknik telekomunikasi
yang mempunyai 3 lantai, terdiri dari :
3.1 Gambar Denah
3.1.1 Gambar Denah Lantai Dasar (Ruang Laboratorium dan Bengkel
Teknik Listrik)

38
3.1.2 Gambar Denah Lantai 1 (Laboratorium dan Bengkel Teknik
Elektronika)

39
3.1.3 Gambar Denah Lantai 2 (Laboratorium dan bengkel Teknik
Telekomunikasi)

40
3.2 SPESIFIKASI RUANGAN GEDUNG BENGKEL DAN LAB. ELEKTRO
3.2.1 Lantai Dasar ( Ruang Laboratorium dan Bengkel Teknik Listrik )

41
Lantai dasar Gedung Laboratorium dan Bengkel yang mempunyai 21
ruangan ( denah dapat dilihat di lampiran 2) yang terdiri dari :

1. Ruang Praktek Cubicle (TEE.001)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.001a
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 2,4 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Ukuran ruang TEE.001b
Panjang ruang (p) = 9,6 m
Lebar ruang (l) = 7,6 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek yang digunakan oleh
mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.

42
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

2. Ruang Laboratorium Instalasi Tenaga (TEE.002)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.002
Panjang ruang (p) = 7,6 m
Lebar ruang (l) = 5,2 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek instalasi tenaga yang
digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

43
3. Ruang Laboratorium Instalasi Penerangan (TEE.003)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.003a
Panjang ruang (p) = 12,5 m
Lebar ruang (l) = 10 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Ukuran ruang TEE.003b
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 2,4 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek instalasi penerangan yang
digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.

44
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

4. Ruang Gudang Bekas (TEE.004)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.004
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 3m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang.

Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

45
5. Ruang Dapur (TEE.005)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.005
Panjang ruang (p) = 3m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk membuat dan menyimpan makanan atau
minuman pada saat jam istirahat khusus utntuk para dosen teknisi.

Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

6. Ruang Instruktur (TEE.006)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.006
Panjang ruang (p) = 7,5 m

46
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang para dosen yang memiliki fungsi sebagai tempat
istirahat untuk para dosen saat selesai mengajar serta menyimpan berkas-berkas
hasil tugas dan ujian para mahasiswa.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

7. Ruang Teknisi (TEE.007 dan TEE.008)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.007 dan TEE.008
Panjang ruang (p) = 3,75 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja

47
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang khusus para teknisi yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat untuk para teknisi sehabis bekerja.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

8. Ruang Gudang Bahan (TEE.009)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.009
Panjang ruang (p) = 9m
Lebar ruang (l) = 7,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan bahan-bahan bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak rusak.

48
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

9. Ruang Teknisi (TEE.010)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.010
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang khusus para teknisi yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat untuk para teknisi sehabis bekerja.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.

49
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

10. Ruang Koridor


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang koridor 1
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 3,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

Ukuran ruang koridor 2


Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang koridor yaitu ruang pertama yang ditemui dari setiap
gedung sebelum memasuki ruangan tertentu.
Warna ruangan

50
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

11. Ruang Instruktur (TEE.011) dan Ruang Laboratorium Perancangan


Listrik (TEE.012)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.011 dan TEE.012
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang TEE.012
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek dalam merancang rangkaian
listrik yang digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.

51
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

12. Ruang Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik (TEE.013) dan Ruang


Laboratorium Mesin Listrik, Sistem Pengaturan (TEE.014)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.013 dan TEE.014
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 7,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang TEE.013 dan TEE.014
Ruang-ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek pengukuran dasar
listrik dan mesin listrik yang digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.

52
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

13. Ruang Laboratorium PLC Kendali Terprogram (TEE.015)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.015
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek dalam mengendalikan PLC
secara terprogram yang digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.
14. Ruang Laboratorium Sistem Pengukuran (TEE.016), Ruang
Laboratorium Elektro Daya Pengaman Peralatan (TEE.017), Ruang

53
Laboratorium Kendali Proses (TEE.018), dan Ruang Laboratorium
Pengukuran Listrik (TEE.019)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.016-TEE.019
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek tertentu sesuai dengan nama
ruangan yang telah tertulis diatas dan digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik
listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

15. Ruang Koridor 3


Ruangan ini memiliki :

54
Ukuran ruang koridor 3
Panjang ruang (p) = 20 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m

Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang koridor yaitu ruang pertama yang ditemui dari setiap
gedung sebelum memasuki ruangan tertentu.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

3.2.2 Lantai 1 (Ruang Laboratorium dan Bengkel Teknik Elektronika)


Lantai 1 Gedung Laboratorium dan Bengkel yang mempunyai 22 ruangan
( denah dapat dilihat di lampiran 3) yang terdiri dari :

1. Ruang Teknisi (TEE.101)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.101
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m

55
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang khusus para teknisi yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat untuk para teknisi sehabis bekerja.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

2. Ruang Lab Rekayasa & Elektronika EC/TC a (TEE.102)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.102
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 10 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang

56
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek rekayasa dan elektronika
EC/TC yang digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

3. Ruang Gudang Alat (TEE.103)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.103
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu

57
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

4. Ruang Gudang (TEE.104)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.104
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.

58
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

5. WC (TEE.105)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.105
Panjang ruang (p) = 2,5 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi Ruang
Ruang ini berfungsi sebagai tempat MCK.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

6. Ruang Dapur (TEE.106)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.106

59
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk membuat dan menyimpan makanan atau
minuman pada saat jam istirahat khusus utntuk para dosen teknisi.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

7. Ruang Realisasi Rancangan (TEE.107)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.107
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 7,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja

60
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek realisasi rancangan yang
digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

8. Ruang Bengkel Elektronika EC/TC (TEE.108)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.108
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 10 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek bengkel elektronika yang
digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.

61
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

9. Ruang PLC (TEE.109)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.109
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek PLC yang digunakan oleh
mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.

62
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

10. Ruang ADM Jurusan (TEE.110)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.110
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi sebagai tempat ADM jurusan yang digunakan oleh
mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

63
11. Darkroom (TEE.111)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.111
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang akan tetapi dalam kondisi yang
gelap.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

12. Ruang Alat (TEE.112)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.112
Panjang ruang (p) = 2,5 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m

64
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

13. Ruang Gudang (TEE.113)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.113
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

65
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

14. Ruang Lab Mikroposessor (TEE.114)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.114
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 7,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek bidang mikroposessor yang
digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu

66
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

15. Koridor a
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 17,5 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang koridor yaitu ruang pertama yang ditemui dari setiap
gedung sebelum memasuki ruangan tertentu.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.

67
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

16. Koridor b
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang koridor yaitu ruang pertama yang ditemui dari setiap
gedung sebelum memasuki ruangan tertentu.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

68
17. Ruang Teknisi (TEE.115)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.115
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang khusus para teknisi yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat untuk para teknisi sehabis bekerja.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

18. Ruang Lab Kontrol Otomatis (TEE.116)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.116
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 10 m
Tinggi ruang = 4m

69
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek kontrol otomatis yang
digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

19. Ruang Lab Analog dan Sistem Kendali (TEE.117), Lab Pemeliharaan dan
Perbaikan (TEE.118), Lab Pengukuran Listrik (TEE.119)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 7,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

70
Fungsi Ruangan
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek tertentu sesuai dengan nama
ruangan yang telah tertulis diatas dan digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik
listrik.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

20. Ruang Staff (TEE.120)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang TEE.120
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang khusus para staff yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat untuk para teknisi sehabis bekerja.
Warna ruangan

71
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna putih, warna putih memiliki
kemampuan sangat mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,7.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

3.2.3 Lantai 2 (Ruang Laboratorium dan Bengkel Telekomunikasi)


Lantai 2 Gedung Laboratorium dan Bengkel yang mempunyai 16 ruangan
( denah dapat dilihat di lampiran 4) yang terdiri dari :
1. Ruang Lab dan Gudang a (TEE.201, TEE.202, TEE.203, TEE.204,
TEE.209, TEE.210, TEE.211)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 6m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi Ruangan
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek tertentu sesuai dengan nama
ruangan yang telah tertulis diatas dan digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik
listrik.

72
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

2. Ruang Staff (TEE.205, TEE.206)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 6m
Lebar ruang (l) = 3,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang khusus para staff yang memiliki fungsi sebagai
tempat istirahat untuk para teknisi sehabis bekerja.

Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.

73
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

3. Ruang Bengkel Terbuka (TEE.200A)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 10 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi Ruangan
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek bengkel dalam kondisi
terbuka, tanpa pintu dan digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.

Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.

74
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

4. Ruang Bengkel Terbuka (TEE.200 B)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 5m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi Ruangan
Ruang ini memiliki fungsi untuk melakukan praktek bengkel dalam kondisi
terbuka, tanpa pintu dan digunakan oleh mahasiswa jurusan teknik listrik.

Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

75
5. WC dan Gudang (TEE.207, dan TEE.208)
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 7,5 m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m
Fungsi Ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang dan sekaligus tempat wc.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

6. Ruang Alat Pemancar dan Staff (TEE.212)


Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 5m
Lebar ruang (l) = 2,5 m
Tinggi ruang = 4m

76
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

Fungsi ruang
Ruang ini memiliki fungsi untuk menyimpan barang-barang bekas pakai dari
laboratorium maupun bengkel agar tidak hilang dan sekaligus tempat para staff.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

7. Koridor
Ruangan ini memiliki :
Ukuran ruang
Panjang ruang (p) = 15 m
Lebar ruang (l) = 2m
Tinggi ruang = 4m
Tinggi ruang bidang kerja = 0,8 m
Tinggi ruang langit-langit ke bidang kerja(h) = Tinggi ruang - Tinggi ruang
bidang kerja
= 4 m 0,8 m
= 3,2 m

77
Fungsi ruang
Ruang ini merupakan ruang koridor yaitu ruang pertama yang ditemui dari setiap
gedung sebelum memasuki ruangan tertentu.
Warna ruangan
Atap/ langit-langit ruangan perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki
kemampuan cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu
maupun dari cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna putih (rp) adalah
0,5.
Dinding ruang perpustakaan berwarna muda, warna muda memiliki kemampuan
cukup mudah memantulkan cahaya baik yang berasal dari lampu maupun dari
cahaya matahari. Faktor refleksinya untuk warna muda (rw) adalah 0,5.
Lantai ruang perpustakaan berwarna gelap, warna gelap memiliki kemampuan
cukup sulit memantulkan cahaya yang berasal dari lampu maupun dari cahaya
matahari. Faktor refleksinya untuk warna gelap (rm) adalah 0,1.

3.3 Jenis Armatur


Dalam laporan ini lampu yang digunakan adalah 2xTL 40 watt, dengan
armatur 2x3000 lumen sehingga total 6000 lumen.

Dengan menggunakan tabel :

78
Tabel 4 Efisiensi penerangan 2 x TL 40 watt

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN INSTALASI PENERANGAN
GEDUNG LABORATORIUM & BENGKEL ELEKTRO

4.1 HASIL
Adapun hasil yang didapat dari penelitian pemasangan instalasi gedung
laboratorium dan bengkel elektro.

DENAH RUANGAN
Pada gedung ini digunakan untuk jurusan teknik listrik yang mempunyai 2
lantai yang dapat dilihat pada lampiran 2 yang terdiri dari :

4.1.1 Lantai Dasar ( Ruang Laboratorium dan Bengkel Teknik Listrik )


Lantai dasar Gedung Laboratorium dan Bengkel yang mempunyai 21
ruangan (denah dapat dilihat di lampiran 2) dengan menggunakan data pada bab 3
dan persamaaan pada bab 2 maka di dapat hasil :

1. Ruang Praktek Cubicle (TEE.001)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan 2.2 pada bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:

79
Hasil Perhitungan TEE.001a
Indeks ruangan = 0,6
Efisiensi = 0,3
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3,5 Lebar = 0,8
Jarak antar lampu : Panjang = 2,8 Lebar = 2,8
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,9 Lebar = 1,9

Hasil Perhitungan TEE.001b


Indeks ruangan = 1,3
Efisiensi = 0,48
Jumlah armatur = 5 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2,75 Lebar = 2,18
Jarak antar lampu : Panjang = 2,8 Lebar = 2,8
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,9 Lebar = 1,9

2. Ruang Laboratorium Instalasi Tenaga (TEE.002)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:

Hasil Perhitungan TEE.002


Indeks ruangan = 0,9
Efisiensi = 0,4
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2,4 Lebar = 1,6
Jarak antar lampu : Panjang = 3,14 Lebar = 3,14
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,57 Lebar = 1,57

3. Ruang Laboratorium Instalasi Penerangan (TEE.003)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.003a
Indeks ruangan = 1,7
Efisiensi = 0,53
Jumlah armatur = 5 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5

Hasil Perhitungan TEE.003b


Indeks ruangan = 0,5
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,44 Lebar = 0,69
Jarak antar lampu : Panjang = 3,46 Lebar = 3,46

80
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,73 Lebar = 1,73

4. Ruang Gudang Bekas (TEE.004)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.004
Indeks ruangan = 0,6
Efisiensi = 0,3
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 0,77 Lebar = 1,29
Jarak antar lampu : Panjang = 3,8 Lebar = 3,8
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,9 Lebar = 1,9

5. Ruang Dapur (TEE.005)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.005
Indeks ruangan = 0,5
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,09 Lebar = 0,9
Jarak antar lampu : Panjang = 2,74 Lebar = 2,74
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,37 Lebar = 1,37

6. Ruang Instruktur (TEE.006)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.006
Indeks ruangan = 0,93
Efisiensi = 0,32
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,73 Lebar = 1,15
Jarak antar lampu : Panjang = 4,33 Lebar = 4,35
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,16 Lebar = 2,17

7. Ruang Teknisi (TEE.007 dan TEE.008)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.007 dan TEE.008
Indeks ruangan = 0,55
Efisiensi = 0,52
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,22 Lebar = 0,8
Jarak antar lampu : Panjang = 3,07 Lebar = 3,12
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,53 Lebar = 1,56

81
8. Ruang Gudang Bahan (TEE.009)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.009
Indeks ruangan = 1,27
Efisiensi = 0,309
Jumlah armatur = 5 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2,44 Lebar = 2,04
Jarak antar lampu : Panjang = 3,68 Lebar = 3,67
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,34 Lebar = 1,34

9. Ruang Teknisi (TEE.010)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.010
Indeks ruangan = 0,5
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,25 Lebar = 1,25

10. Ruang Koridor


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan koridor 1
Indeks ruangan = 0,8
Efisiensi = 0,38
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3,7 Lebar = 2,01
Jarak antar lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,85 Lebar = 1,23
Hasil Perhitungan koridor 2
Indeks ruangan = 0,6
Efisiensi = 0,3
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3,46 Lebar = 0,86
Jarak antar lampu : Panjang = 2,89 Lebar = 2,9
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,44 Lebar = 1,45

11. Ruang Instruktur (TEE.011) dan Ruang Laboratorium Perancangan


Listrik (TEE.012)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.011 dan TEE.012
Indeks ruangan = 1,04
Efisiensi = 0,438
Jumlah armatur = 5 armatur

82
Jumlah lampu : Panjang = 3 Lebar = 1,67
Jarak antar lampu : Panjang = 3 Lebar = 2
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,5 Lebar = 1

12. Ruang Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik (TEE.013) dan Ruang


Laboratorium Mesin Listrik, Sistem Pengaturan (TEE.014)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.013 dan TEE.014
Indeks ruangan = 1,33
Efisiensi = 0,487
Jumlah armatur = 6 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3 Lebar = 2
Jarak antar lampu : Panjang = 3 Lebar = 4
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,5 Lebar = 2

13. Ruang Laboratorium PLC Kendali Terprogram (TEE.015)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.015
Indeks ruangan = 1,04
Efisiensi = 0,438
Jumlah armatur = 5 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3 Lebar = 1,67
Jarak antar lampu : Panjang = 3 Lebar = 2
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,5 Lebar = 1

14. Ruang Laboratorium Sistem Pengukuran (TEE.016), Ruang


Laboratorium Elektro Daya Pengaman Peralatan (TEE.017), Ruang
Laboratorium Kendali Proses (TEE.018), dan Ruang Laboratorium
Pengukuran Listrik (TEE.019)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.016-TEE.019
Indeks ruangan = 0,9
Efisiensi = 0,405
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 2
Jarak antar lampu : Panjang = 4 Lebar = 2
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2 Lebar = 1

15. Ruang Koridor 3


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan koridor 3
Indeks ruangan = 0,55
Efisiensi = 0,28
Jumlah armatur = 8 armatur

83
Jumlah lampu : Panjang = 7 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 3 Lebar = 2
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,5 Lebar = 1

4.1.2 Lantai 1 (Ruang Laboratorium dan Bengkel Teknik Elektronika)


Lantai 1Gedung Laboratorium dan Bengkel yang mempunyai 22 ruangan (
denah dapat dilihat di lampiran 1) yang terdiri dari :

1. Ruang Teknisi (TEE.101)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.101
Indeks ruangan = 0,52
Efisiensi = 0,508
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 1,25

2. Ruang Lab Rekayasa & Elektronika EC/TC a(TEE.102)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.102
Indeks ruangan = 1,56
Efisiensi = 1,506
Jumlah armatur = 6 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 3
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 3,33
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 1,66

3. Ruang Gudang Alat (TEE.103)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.103
Indeks ruangan = 0,78
Efisiensi = 0,672
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1 Lebar = 2
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 1,25

4. Ruang Gudang (TEE.104)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2

84
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.104
Indeks ruangan = 0,94
Efisiensi = 0,82
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,7 Lebar = 1,17
Jarak antar lampu : Panjang = 4,41 Lebar = 4,27
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,21 Lebar = 2,13

5. WC (TEE.105)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.105
Indeks ruangan = 0,39
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,25 Lebar = 1,25

6. Ruang Dapur (TEE.106)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.106
Indeks ruangan = 0,52
Efisiensi = 0,502
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,25 Lebar = 1,25

7. Ruang Realisasi Rancangan (TEE.107)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.107
Indeks ruangan = 1,17
Efisiensi = 1,119
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 2
Jarak antar lampu : Panjang = 3,75 Lebar = 3,75
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,875 Lebar = 1,875

8. Ruang Bengkel Elektronika EC/TC(TEE.108)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.108
Indeks ruangan = 1,56
Efisiensi = 1,506

85
Jumlah armatur = 6 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 3
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 3,33
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 1,66

9. Ruang PLC (TEE.109)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.109
Indeks ruangan = 1,04
Efisiensi = 1,028
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5

10. Ruang ADM Jurusan (TEE.110)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.110
Indeks ruangan = 0,93
Efisiensi = 0,82
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 3,75 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,875 Lebar = 2

11. Darkroom (TEE.111)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.111
Indeks ruangan = 0,78
Efisiensi = 0,62
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,4 Lebar = 1,4
Jarak antar lampu : Panjang = 3,57 Lebar = 3,57
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,78 Lebar = 1,78

12. Ruang Alat (TEE.112)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.112
Indeks ruangan = 0,5
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 1 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,25 Lebar = 1,25

86
13. Ruang Gudang (TEE.113)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.113
Indeks ruangan = 0,94
Efisiensi = 0,82
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 1,7 Lebar = 1,17
Jarak antar lampu : Panjang = 4,41 Lebar = 4,27
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,21 Lebar = 2,13

14. Ruang Lab Mikroposessor (TEE.114)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.114
Indeks ruangan = 1,34
Efisiensi = 1,22
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 2
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5

15. Koridor a
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,54
Efisiensi = 0,516
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 5 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 3,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,75 Lebar = 1,25

16. Koridor b
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,5
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 4 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2,5 Lebar = 2,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,25 Lebar = 1,25

17. Ruang Teknisi (TEE.115)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:

87
Hasil Perhitungan TEE.115
Indeks ruangan = 0,52
Efisiensi = 0,26
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 2 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2 Lebar = 2
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1 Lebar = 1

18. Ruang Lab Kontrol Otomatis (TEE.116)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.116
Indeks ruangan = 1,56
Efisiensi = 0,516
Jumlah armatur = 8 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 3 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,5 Lebar = 2,5

19. Ruang Lab Analog dan Sistem Kendali (TEE.117), Lab Pemeliharaan dan
Perbaikan (TEE.118), Lab Pengukuran Listrik (TEE.119)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 1,33
Efisiensi = 0,487
Jumlah armatur = 6 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 3 Lebar = 4
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1,5 Lebar = 2

20. Ruang Staff (TEE.120)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan TEE.120
Indeks ruangan = 0,58
Efisiensi = 0,292
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 3 Lebar = 1
Jarak antar lampu : Panjang = 2 Lebar = 2
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1 Lebar = 1

4.1.3 Lantai 2 (Ruang Laboratorium dan Bengkel Telekomunikasi)


Lantai 2Gedung Laboratorium dan Bengkel yang mempunyai 16 ruangan (
denah dapat dilihat di lampiran 4) yang terdiri dari :

88
1. Ruang Lab dan Gudang a (TEE.201,TEE.202,TEE.203,TEE.204,TEE.209,
TEE.210,TEE.211)
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,85
Efisiensi = 0,34
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 4,8 Lebar = 0,83
Jarak antar lampu : Panjang = 1,25 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 0.625 Lebar = 2,5

2. Ruang Staff (TEE.205, TEE.206)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,72
Efisiensi = 0.302
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang =5,14 Lebar = 0,6
Jarak antar lampu : Panjang = 1,2 Lebar = 5,8
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 0,6 Lebar = 2,9

3. Ruang Bengkel Terbuka (TEE.200A)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 1,04
Efisiensi = 0.38
Jumlah armatur = 5 armatur
Jumlah lampu : Panjang =10 Lebar = 0,5
Jarak antar lampu : Panjang = 2 Lebar = 10
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 1 Lebar = 5

4. Ruang Bengkel Terbuka (TEE.200 B)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,94
Efisiensi = 0.365
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang =6 Lebar = 0,6
Jarak antar lampu : Panjang = 1,2 Lebar = 8,3
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 0,6 Lebar = 4,15

5. WC dan Gudang (TEE.207, dan TEE.208)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:

89
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,58
Efisiensi = 0.25
Jumlah armatur = 3 armatur
Jumlah lampu : Panjang =9 Lebar = 0,333
Jarak antar lampu : Panjang = 0,8 Lebar = 7,3
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 0,4 Lebar = 3,6

6. Ruang Alat Pemancar dan Staff (TEE.212)


Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada 2.2 bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,52
Efisiensi = 0.23
Jumlah armatur = 2 armatur
Jumlah lampu : Panjang = 4 Lebar = 0,5
Jarak antar lampu : Panjang = 1,2 Lebar = 5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 0,6 Lebar = 2,5

7. Koridor
Ruangan ini memiliki ketentuan seperti pada bab 3 dan persamaan pada bab 2
Maka di dapat perhitungannya sebagai berikut:
Hasil Perhitungan
Indeks ruangan = 0,43
Efisiensi = 0.22
Jumlah armatur = 4 armatur
Jumlah lampu : Panjang =3 Lebar = 1,3
Jarak antar lampu : Panjang = 5 Lebar = 1,5
Jarak lampu dari tembok : Panjang = 2,5 Lebar = 0,75

90
4.2 Perhitungan Diagram Distribusi

Dengan menggunakan data pada bab 3 dan persamaan pada sub bab 2.1 maka
didapat S.

Data data yang akan digunakan :

VA dari lampu 2 x 40 w

p 2 x 40 80
S= = = =94 VA
cos 0,85 0,85
VA AC 2 pk = 2 hp = 2 x 746 = 1492 watt

P 1492
S= = =1755,29=1755 VA
cos 0,85
Kotak-kontak tunggal 250 VA

S = 1 x 250 = 250 VA

91
Lantai Dasar Gedung Laboratorium dan Bengkel Listrik

1. Perhitungan Fasa R

1. Ruang 019
Fasa R1
Fungsi Ruangan : Lab.Pengukuran Listrik
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada R1 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 21.95 A 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

92
2. Ruang 018
Fasa R2
Fungsi Ruangan : Lab. Kendali Proses
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal ( 250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 376 VA + 1500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada R2 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 21,95 A 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3. Ruang 017
Fasa R3
Fungsi Ruangan : Lab. Elektro Daya Pengaman Peralatan
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 4(Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada R3 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 21,95 A 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

93
4. Ruang 016
Fasa R4
Fungsi Ruangan : Sistem Pengukuran
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah

S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2(kotak-kontak) + 1 (AC)


= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada R4 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 21,95 A 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

5. Ruang 015
Fasa R5
Fungsi Ruangan : Lab. PLC Kendali
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 5 (94 VA) + 3 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 470 VA + 750 VA + 1755 VA
= 2975 VA
Arus nominal pada R5 :
S 2975
- In = V = 220 =13,52 A

MCB = Inominal x C
= 13,52 A x 1,8
= 24,34 A 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2

94
5
Menggunakan pipa PVC berukuran inchi
8

2. Perhitungan Fasa S

1. Ruang 09

Fasa S1
Fungsi Ruangan : Gudang Bahan
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
S= 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3(kotak-kontak)
= 5 (94 VA) + 3 (250 VA)
= 470 VA + 750 VA
= 1220 VA
Arus nominal pada S1 :
S 1220
- In = V = 220 =5,54 A

MCB = Inominal x C
= 5,54 A x 1,8
= 9,98 A 10 A
Kabel yang digunakan untuk 10 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang 07
Fasa S2
Fungsi Ruangan : Ruang Teknisi I
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 376 VA + 500 VA
= 876 VA
Arus nominal pada S2 :
S 876
- In = V = 220 =3,98 A

MCB = Inominal x C
= 3,98 A x 1,8

95
= 7,16 A 8 A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3. Ruang 08
Fasa S3
Fungsi Ruangan : Ruang Teknisi II
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 376 VA + 500 VA
= 876 VA

Arus nominal pada S3 :


S 876
- In = V = 220 =3,98 A

MCB = Inominal x C
= 3,98 A x 1,8
= 7,16 A 8 A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
Menggunakan pipa PVC berukuran 1inchi

4. Ruang 10
Fasa S4
Fungsi Ruangan : Ruang teknisi III
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kontak-kontak tunggal)
= 4 (94 VA) +2 (250)
= 376 VA + 500 VA
Arus nominal pada S4 :
S 876
- In = V = 220 =3,98 A

MCB = Inominal x C
= 3,98 A x 1,8
=8A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2

96
5
Menggunakan pipa PVC berukuran inchi
8

5. Ruang 06
Fasa S5
o Fungsi Ruang : Ruang Instruktur I
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak tunggal)
= 4 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 376 VA + 250 VA
= 626 VA
Arus nominal pada S5 :
S 626
- In = V = 220 =2,84 A

MCB = Inominal x C
= 2,84 A x 1,8
=6A
Kabel yang digunakan untuk 6 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

6. Ruang 011
Fasa S6
o Fungsi Ruang : Ruang Instruktur II
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 3 Buah
- VA AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak tunggal) + 1755
= 5 (94 VA) + 3 (250 VA)+ 1755 VA
= 470 VA + 750 VA + 1755 VA
= 2975 VA
Arus nominal pada S6 :
S 2975
- In = V = 220 =13,52 A

MCB = Inominal x C
= 13,52 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

97
7. Ruang 012
Fasa S7
o Fungsi Ruang : Lab. Perancangan Listrik
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 3 Buah
- VA AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak tunggal) + 1755
= 5 (94 VA) + 3 (250 VA)+ 1755 VA
= 470 VA + 750 VA + 1755 VA
= 2975 VA
Arus nominal pada S7 :
S 2975
- In = V = 220 =13,52 A

MCB = Inominal x C
= 13,52 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

8. Ruang 013
Fasa S8
o Fungsi Ruang : Lab. Pengukuran dasar Listrik
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 3 Buah
- VA AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak tunggal) + 1755
= 6 (94 VA) + 3 (250 VA)+ 1755 VA
= 564 VA + 750 VA + 1755 VA
= 3069 VA
Arus nominal pada S8 :
S 3069
- In = V = 220 =13,95 A

MCB = Inominal x C
= 13,95 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

9. Ruang 014
Fasa S9

98
o Fungsi Ruang : Lab. Mesin Listrik
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 3 Buah
- VA AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak tunggal) + 1755
= 6 (94 VA) + 3 (250 VA)+ 1755 VA
= 564 VA + 750 VA + 1755 VA
= 3069 VA
Arus nominal pada S9 :
S 3069
- In = V = 220 =13,95 A

MCB = Inominal x C
= 13,95 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

10. Ruang 014


Fasa S10
o Fungsi Ruang : Koridor
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 14 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 14 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak tunggal)
= 14 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 1316 VA + 500 VA
= 1819 VA
Arus nominal pada S10 :
S 1819
- In = V = 220 =8,26 A

MCB = Inominal x C
= 8,26 A x 1,8
= 16 A
Kabel yang digunakan untuk 16 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3. Perhitungan Fasa T

1. Ruang 03

99
Fasa T1
o Fungsi Ruang : Lab.instalasi penerangan
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 4 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 4 (kotak-kontak tunggal)
= 6 (94 VA) + 4 (250 VA)
= 564 VA + 1000 VA
= 1564 VA
Arus nominal pada T1 :
S 1564
- In = V = 220 =7,10 A

MCB = Inominal x C
= 7,10 A x 1,8
= 14 A
Kabel yang digunakan untuk 14 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang 05
Fasa T2
Fungsi Ruang : Dapur
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 1 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 1 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak tunggal)
= 1 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 94 VA + 250 VA
= 119 VA
Arus nominal pada T2 :
S 119
- In = V = 220 =0,54 A

MCB = Inominal x C
= 0,54 A x 1,8
=2A
Kabel yang digunakan untuk 2 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

3. Ruang 04
Fasa T3
Fungsi Ruang : Gudang Barang Bekas

100
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 1 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 1 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak tunggal)
= 1 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 94 VA + 250 VA
= 119 VA
Arus nominal pada T3 :
S 119
- In = V = 220 =0,54 A

MCB = Inominal x C
= 0,54 A x 1,8
=2A
Kabel yang digunakan untuk 2 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

4. Ruang 02
Fasa T4
Fungsi Ruang : Lab. Instalasi Tenaga
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 3 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 3 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak tunggal)
= 3 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 282 VA + 500 VA
= 782 VA
Arus nominal pada T4 :
S 782
- In = V = 220 =3,56 A

MCB = Inominal x C
= 3,56 A x 1,8
=8A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

5. Ruang 01
Fasa T5
Fungsi Ruang : Praktek Cubicle
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak Tunggal (250 VA) : 5 Buah
S= 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 5 (kotak-kontak tunggal)

101
= 5 (94 VA) + 5 (250 VA)
= 470 VA + 1250 VA
= 1720 VA
Arus nominal pada T5 :
S 1720
- In = V = 220 =7,81 A

MCB = Inominal x C
= 7,81 A x 1,8
= 16 A
Kabel yang digunakan untuk 16 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran inchi
4

Total Daya Pada Lantai Dasar


1. Fasa R
S = 2631 VA + 2631 A + 2631 VA +2631 VA +2975 VA
= 13499 VA
2. Fasa S
S = 1220 VA + 876 VA + 876 VA+ 626 VA+ 2975 VA + 2975 VA+ 3069 VA +
3069 VA+1816 VA
= 18378 VA
3. Fasa T
S = 1564 VA + 119VA + 119 VA+ 782 VA +1720 VA
= 4304 VA

Stotal = 13499 VA + 18378 VA + 4304 VA


= 36181 VA

Karena Total daya pada lantai Dasar 36181 VA maka di gunakan Circuit Breaker
Ukuran 194 A dan penghantar kabel NYM 70mm2

Lantai 1 Gedung Laboratorium dan Bengkel Elektronika

1. Perhitungan Fasa R
1. Ruang 01

102
Fasa R1
Fungsi Ruang : Ruang Teknisi
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 3 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 3 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 3 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 282 VA + 500 VA
= 282 VA
Arus nominal pada R1 :
S 282
- In = V = 220 =1,28 A

MCB = Inominal x C
= 1,28 A x 1,8
=4A
Kabel yang digunakan untuk 4 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

2. Ruang 102
Fasa R2
Fungsi Ruangan : Lab.Rekayasa Elektronika
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3(kotak-kontak) + 1 (AC)
= 6 (94 VA) + 3 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 564 VA + 750 VA + 1755 VA
= 3069 VA
Arus nominal pada R2 :
S 3069
- In = V = 220 =13,95 A

MCB = Inominal x C
= 13,95 A x 1,8
= 25,11 A 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3. Ruang 103
Fasa R3
Ruang Gudang Alat

103
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) +2 (kotak-kontak)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 376 VA + 500 VA
=876 VA
Arus nominal pada R3 :
S 876
- In = V = 220 =3,98 A

MCB = Inominal x C
= 13,98 A x 1,8
= 7,11A 8 A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

4. Ruang 105
Fasa R4
Fungsi Ruangan : Wc
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 1 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 1 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak)
= 1 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 94 VA + 250 VA
= 119 VA
Arus nominal pada R4 :
S 119
- In = V = 220 =0,54 A

MCB = Inominal x C
= 0,54 A x 1,8
= 0,97 A 2 A
Kabel yang digunakan untuk 2 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

5. Ruang 106
Fasa R5
Fungsi Ruangan : Dapur
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 2 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 1 Buah

104
S= 2 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak)
= 2 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 188 VA + 250 VA
= 438 VA
Arus nominal pada R5 :
S 438
- In = V = 220 =1,99 A

MCB = Inominal x C
= 1,99 A x 1,8
= 3,58 VA 4 A
Kabel yang digunakan untuk 4 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

6. Ruang 108
Fasa R6
Fungsi Ruangan : Bengkel Elektronika
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
- VA AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak)+ 1755 VA
= 6 (94 VA) + 3 (250 VA) + 1755 VA
= 564 VA + 750 VA+ 1755 VA
= 3069 VA
Arus nominal pada R6 :
S 3069
- In = V = 220 =13,95 A

MCB = Inominal x C
= 13,95 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

7. Ruang 107
Fasa R7
Fungsi Ruangan : Lab.Realisasi Rancangan

105
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 376 VA + 500 VA
= 876 VA
Arus nominal pada R7 :
S 876
- In = V = 220 =3,98 A

MCB = Inominal x C
= 3,98 A x 1,8
=8A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

8. Ruang 109
Fasa R8
Fungsi Ruangan : Lab. PLC
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 2 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S= 2 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 2 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 188 VA + 500 VA
= 688 VA
Arus nominal pada R8 :
S 688
- In = V = 220 =3,44 A

MCB = Inominal x C
= 3,44 A x 1,8
=8A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Perhitungan Fasa S
1. Ruang 110
Fasa S1
Fungsi Ruangan : Adm. Jurusan
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 3 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah

106
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 3 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2(kotak-kontak) + 1 (AC)
= 3 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 188 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2537 VA
Arus nominal pada S1 :
S 2537
- In = V = 220 =11,53 A

MCB = Inominal x C
= 11,53 A x 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang 111
Fasa S2
Fungsi Ruangan : Gudang
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 2 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 2 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak)
= 2 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 188 VA + 250 VA
= 438 VA
Arus nominal pada S2 :
S 438
- In = V = 220 =1,99 A

MCB = Inominal x C
= 1,99 A x 1,8
=4A
Kabel yang digunakan untuk 4 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

3. Ruang 112
Fasa S3
Fungsi Ruangan : Lab.mikroprosesor
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 3 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 3 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak)
= 3 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 282 VA + 250 VA

107
= 782 VA
Arus nominal pada S3 :
S 782
- In = V = 220 =3,55 A

MCB = Inominal x C
= 3,55 A x 1,8
=8A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

4. Ruang 113
Fasa S4
Fungsi Ruangan : Ruang Teknisi
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 1 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 1 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak)
= 1 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 94 VA + 250 VA
= 119 VA
Arus nominal pada S4 :
S 119
- In = V = 220 =0,54 A

MCB = Inominal x C
= 0,54 A x 1,8
=2A
Kabel yang digunakan untuk 2 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

3. Perhitungan Fasa T
1. Ruang 114
Fasa T1
Fungsi Ruangan : Lab.Kontrol Otomatis Digital
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 7 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 7 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2(kotak-kontak) + AC
= 7 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 658 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2913 VA
Arus nominal pada T1 :

108
S 2613
- In = = =11,87 A
V 220
MCB = Inominal x C
= 11,87 A x 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang Koridor
Fasa T2
Fungsi Ruangan : Koridor
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 1 Buah
S= 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 1 (kotak-kontak)
= 4 (94 VA) + 1 (250 VA)
= 376 VA + 250 VA
= 686 VA
Arus nominal pada T2 :
S 686
- In = V = 220 =3,11 A

MCB = Inominal x C
= 3,11 A x 1,8
=6A
Kabel yang digunakan untuk 6 A adalah 2,5 mm2
3
Menggunakan pipa PVC berukuran 4 inchi

3. Ruang 117
Fasa T3
Fungsi Ruangan : Lab.Analog dan Sistem kendali
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3(kotak-kontak) + 1 (AC)
= 6 (94 VA) + 3 (250 VA) + 1755 VA
= 564 VA + 750 VA + 1755 VA
= 3069 VA
Arus nominal pada T3 :

109
S 3069
- In = = =13,95 A
V 220
MCB = Inominal x C
= 13,95 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

4. Ruang 118
Fasa T4
Fungsi Ruangan : Lab. Pemeliharaan dan perbaikan
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 6 (94 VA) + 3 (250 VA) + 1 (1755 VA)
= 564 VA + 750 VA + 1755 VA
= 3069 VA
Arus nominal pada T4 :
S 3069
- In = V = 220 =13,95 A

MCB = Inominal x C
= 13,95 A x 1,8
= 26 A
Kabel yang digunakan untuk 26 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

5. Ruang 119
Fasa T5
Fungsi Ruangan : Lab. Pengukuran Listrik EC
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 6 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S= 6 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)+ 1755
= 6 (94 VA) + 2 (250 VA)+ 1755 VA
= 564 + 500 + 1755
= 2819 VA
Arus nominal pada T5 :

110
S 2819
- In = = =12,81 A
V 220
MCB = Inominal x C
= 12,81 A x 1,8
= 24 A
Kabel yang digunakan untuk 24 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

Total Daya Pada Lantai 1


1. Fasa R
S = 282 VA + 3069VA + 876VA + 119VA + 438VA+3069 VA+876 VA+688 VA
= 9413 VA
2. Fasa S
S = 2537 VA + 438 VA + 782 VA + 119 VA
= 3876 VA

3. Fasa T
S = 2913 VA + 686VA + 686VA +3069VA +3069VA+2819VA
= 13242 VA

Stotal = 9413 VA + 3876 VA + 13242 VA


= 26531 VA

Karena Total daya pada lantai 1 26531VA maka di gunakan Circuit Breaker
Ukuran 140 A dan penghantar kabel NYM 70mm2

Lantai 2 Gedung Laboratorium dan Bengkel Telekomunikasi

1.Perhitungan Fasa R

1. Ruang 200
Fasa R1
Fungsi Ruangan : Lobby
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 3 Buah
S= 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 3 (kotak-kontak)
= 5 (94 VA) + 3 (250 VA)
= 470 VA + 750 VA

111
= 1220 VA
Arus nominal pada R1 :
S 1220
- In = V = 220 =5,54 A

MCB = Inominal x C
= 5,54 A x 1,8
= 9,98 A 10 A
Kabel yang digunakan untuk 10 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang 210
Fasa R2
Fungsi Ruangan : Lab. Bersama
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 5 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S = 5 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 5 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1755 VA
= 470 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2725 VA
Arus nominal pada R2 :
S 2725
- In = V = 220 =12,38 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 22,29 A 24 A
Kabel yang digunakan untuk 24 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3. Ruang 209
Fasa R3
Fungsi Ruangan : Ruang alat pemancar
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak) + 1 (AC)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1755 VA
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA

112
Arus nominal pada R3 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 21,52 A 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 2,5 mm
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2.Perhitungan Fasa S

1. Ruang 203
Fasa S1
Fungsi Ruangan : Ruang Staff
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- AC (1755 VA) : 1 Buah
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)+ 1 AC
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1755
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada S1 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 Ax 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang 204
Fasa S2
Fungsi Ruangan : Gudang
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah

113
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 376 VA + 500 VA
= 876 VA
Arus nominal pada S2 :
S 876
- In = V = 220 =3,98 A

MCB = Inominal x C
= 15,84 A x 1,1
=8A
Kabel yang digunakan untuk 8 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3. Ruang 206
Fasa S3
Fungsi Ruangan : Wc
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 2 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S = 2 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)
= 2 (94 VA) + 2 (250 VA)
= 188 VA + 500 VA
= 688 VA
Arus nominal pada S3 :
S 688
- In = V = 220 =3,12 A

MCB = Inominal x C
= 3,12 A x 1,8
=6A
Kabel yang digunakan untuk 6 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

4. Ruang 205
Fasa S4
Fungsi Ruangan : Gudang Bekas
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 1 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
S = 1 (Lampu TL 2 x 40 watt ) +2 (kotak-kontak)
= 1(94 VA) + 2 (250 VA)
= 94 VA + 500 VA
= 594 VA

114
Arus nominal pada S4 :
S 594
- In = V = 220 =2,7 A

MCB = Inominal x C
= 2,7 A x 1,8
=6A
Kabel yang digunakan untuk 6 A adalah 2,5 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

5. Ruang 207
Fasa S5
Fungsi Ruangan : Lab. Mikroprosesor
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- Ac (1755 VA) : 1 Buah
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)+ 1755 VA
= 4(94 VA) + 2 (250 VA) +1755 VA
= 376 VA + 500 VA+ 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada S5 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

6. Ruang 208
Fasa S6
Fungsi Ruangan : Lab. Komunikasi Data
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- Ac (1755 VA) : 1 Buah
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)+ 1755 VA
= 4(94 VA) + 2 (250 VA) +1755 VA
= 376 VA + 500 VA+ 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada S6 :

115
S 2631
- In = = =11,95 A
V 220
MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

3.Perhitungan Fasa T

1. Ruang 201
Fasa T1
Fungsi Ruangan : Lab.Transmisi
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- Ac (1755 VA) : 1 Buah
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)+ 1 AC
= 4 (94 VA) + 2 (500 VA) + 1755 VA
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada T1 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi

2. Ruang 202
Fasa T2
Fungsi Ruangan : Lab. Frekuensi
Jumlah komponen
- Lampu TL 2 X 40 watt : 4 Buah
- Kotak-kontak tunggal (250 VA) : 2 Buah
- Ac (1755 VA) : 1 Buah
S = 4 (Lampu TL 2 x 40 watt ) + 2 (kotak-kontak)+ 1 Ac
= 4 (94 VA) + 2 (250 VA) + 1 (1755 VA)

116
= 376 VA + 500 VA + 1755 VA
= 2631 VA
Arus nominal pada T2 :
S 2631
- In = V = 220 =11,95 A

MCB = Inominal x C
= 11,95 A x 1,8
= 22 A
Kabel yang digunakan untuk 22 A adalah 4 mm2
5
Menggunakan pipa PVC berukuran 8 inch

Total Daya Pada Lantai 2


1. Fasa R
S = 1220 VA + 2725 VA + 2631 VA
= 6576 VA
2. Fasa S
S = 2631 VA + 876 VA + 688VA +594 VA+ 2631 VA +2631 VA
= 10051 VA
3. Fasa T
S = 2631 VA + 2631 VA
= 5262 VA

Stotal = 6576 VA + 10051 VA + 5262 VA


= 21889 VA

Karena Total daya pada lantai 2 21889 VA maka gunakan Circuit Breaker Ukuran
118 A dan penghantar kabel NYM 70 mm2

Total Daya Gedung Laboratorium dan Bengkel Elektro

Stotal = SR total +SS total + ST total

= 36181 VA + 26531 VA + 21889 VA

= 84601 VA 250 KW

117
Karena Total daya pada Gedung Laboratorium dan Bengkel Elektro 250 KW
maka di gunakan Circuit Breaker Ukuran 500 A dan penghantar kabel NYM
150mm2

4.3 PEMBAHASAN

Adapun dari hasil yang didapat sesuai pada sub bab 4.1 diatas, maka dapat dilihat
suatu pembahasan sebagai berikut :

4.2.1 Ukuran Ruangan


Dengan hasil pengukuran setiap ruangan yang di dapat, dapat dilihat
terdapat beberapa macam jenis ukuran tertentu pada panjang dan lebar ruangan itu
yang bisa lihat dari lampiran Selain itu, dilampirkan tinggi setiap ruangan yang
ditentukan menjadi 3 tahap agar memperoleh tinggi maksimum, antara lain :
tinggi setiap ruangan ditentukan 4 meter, dan terdapat bidang kerja pada setiap
ruangan sehingga didapat tinggi bidang kerja 0.8 meter, kemudian dapat dilihat
tinggi langit-langit ke bidang kerja dengan hasil pengurangan antara tinggi
ruangan dan tinggi bidang kerja yang hasilnya 3,2 meter.
Namun pada ruangan koridor tertentu dapat dilihat tidak adanya suatu
bidang kerja yang dilihat sehingga pada ruangan ini mendapatkan tinggi yang
semula yaitu 4 meter. Setelah itu, baru kita dapat mengitung sebuah indek ruangan
pada masing-masing ruang sesuai ukuran yang telah dicatat.

4.2.2 Indek Ruangan


Indek ruangan merupakan tahap pertama dalam perhitungan untuk
menentukan jumlah armatur pada setiap ruangan. Dapat dilihat dari penjelasan
4.2.1 diatas, maka diperlukan panjang, lebar, dan tinggi ruangan masing-masing
untuk menghitung sebuah indek ruangan yang benar. Indeks ruang dihitung
berdasarkan dimensi ruangan yang akan diberi penerangan cahaya lampu. Nilai
k hasil perhitungan digunakan untukmenentukan nilai efisiensi penerangan lampu.
Pada tahap ini, tidak diperbolehkan membulatkan angka desimal di hasil
perhitungan karena akan kesulitan untuk menentukan sebuah efisiensi dari
masing-masing ruangan.

4.2.3 Efisiensi
Setelah mendapat hasil perhitungan indek ruangan yang dijelaskan pada
4.2.2 bahwa kita melihat angka dari hasil tersebut akan dicocokkan pada table
efesiensi yang kita pakai yaitu 2 TL 40 W. Karena efisiensi ini merupakan system

118
penerangan buatan yg telah ditentukan angkanya pada table, apabila angkanya
tidak tepat, cari angka yang mendekati dan hitung menggunakan rumus yang telah
tercantum pada bab 2 lampiran Untuk memperoleh efesiensi penerangan dalam
keadaan dipakai, nilai yang didapat dari tabel, masih harus dikalikan. Faktor
depresiensi ini dibagi menjadi tiga golongan utama yaitu : pengotoran ringan
(daerah yang hampir tidak berdebu), pengotoran biasa, dan pengotoran berat
(daerah banyak debu).

Sistem penerangan ini dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :

a) Sistem penerangan merata


Memberikan intensitas penerangan yang seragam pada seluruh ruangan,
penggunaannya pada ruang-ruang yang tidak memerlukan tempat untuk
mengerjakan pekerjaan visual khusus.

b) Sistem penerangan terarah


Cahaya diarahkan kejurusan tertentu dalam ruangan, digunakan
untuk mene-
rangi suatu objek tertentu agar kelihatan menonjol, misal pada penggung
atau
pada ruangan untuk pameran. Pada sistem ini dapat menggunakan lampu
dan
reflektor yang diarahkan atau spotlight dengan reflektor bersudut lebar.
c) Sistem penerangan setempat
Cahaya dikonsentrasikan pada tempat mengerjakan pekerjaan visual
khusus.

Tabel Efisiensi armartur langsung tak langsung

119
Faktor refleksi dinding / langit-langit untuk warna :
- WarnaPutih= 0,80
-Warna sangat muda =0.70
- Warnamuda= 0,50
- Warnasedang = 0.30
- Warna gelap = 0,10

4.2.4 Armatur dan Fluks


Besarnya fluks (F) total merupakan perkalian antara jumlah armatur
ataulampu dengan fluks cahaya tiap armatur atau lampu.
Jadi, F = na . Fa atau F = nL . FL
Keterangan :
F = Fluks cahaya total (lumen)
Fa = Fluks cahaya tiap armatur
FL = Fluks cahaya tiap lampu
na = Jumlah armatur
nL = Jumlah lampu
Dengan demikian untuk menentukan jumlah armatur atau jumlah lampu
dari suatu ruangan yang akan diberi penerangan buatan dapat dihitung dengan
rumus pada lampiran Pada hasil akhir perhitungan jumlah armatur,
diperbolehkan membulatkan angka untuk mempermudah saat menggambar di
denah.
Metode lumen adalah menghitung intensitas penerangan rata-rata pada
bidang kerja.Fluks cahaya diukur pada bidang kerja, yang secara
umum mempunyai tinggi
antara 75 90 cm diatas lantai. Besarnya intensitas penerangan (E) bergantung
dari jumlah fluks cahaya dari luas bidang kerja yang dinyatakan dalam lux (lx).
Keterangan :
E : Intensitas penerangan (lux)
F : Fluks cahaya (luman)
A : Luas bidang kerja (m2)

120
Tidak semua cahaya dari lampu mencapai bidang kerja, karena ada yang
di pantulkan (faktor refleksi = r), dan diserap (faktor absorpsi = a) oleh dinding,
plafon dan lantai. Faktor refleksi dinding (rw) dan faktor refleksi plafon (rp)
merupakanbagian cahaya yang dipantulkan oleh dinding dan langit-langit / plafon
yang kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi bidang kerja (rm)
ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi dinding antara bidang kerja dan lantai
secara umum, nilai rm = 0,10 (jika rm tidak diketahui, maka diambil nilai rm0,10)

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah kami lakukan mengenai instalasi listrik
gedung laboraturium & bengkel Elektro dari data yang telah kami peroleh, maka
dapat kami simpulkan bahwa :
Jumlah armatur pada lantai dasar adalah : 94 armatur

Jumlah armatur pada lantai 1 (satu) adalah : 70 armatur


Jumlah armatur pada lantai 2 (dua) adalah : 41 armatur
Jadi jumlah armatur pada gedung laboraturium & bengkel Elektro
adalah : 205 armatur

Jumlah kotak-kontak tunggal pada lantai dasar adalah : 50 buah

Jumlah kotak-kontak tunggal pada lantai 1 (satu) adalah : 33 buah


Jumlah kotak-kontak tunggal pada lantai 2 (dua) adalah : 23 buah

121
Jadi jumlah kotak-kontak tunggal pada gedung laboratorium &
bengkel Elektro adalah : 106 buah

Jumlah daya yang dibutuhkan lantai dasar adalah :

1. Fasa R : 13499 VA

2. Fasa S : 18378 VA

3. Fasa T : 4304 VA

4. Daya Total : 36181 VA = 193,48 A = 194 A

Jumlah daya yang dibutuhkan lantai 1 (satu) adalah :


1. Fasa R : 9413 VA

2. Fasa S : 3876 VA

3. Fasa T : 12556 VA

4. Daya Total : 25845 = 138,20 = 140 A

Jumlah daya yang dibutuhkan lantai 2 (dua) adalah :


1. Fasa R : 6482 VA

2. Fasa S : 9957 VA

3. Fasa T : 5262 VA

4. Daya Total : 21701 VA = 116,04 A = 116 A

Jadi total daya yang dibutuhkan oleh gedung laboraturium & bengkel
Elektro adalah :

1. Fasa R : 29394 VA

122
2. Fasa S : 32211 VA

3. Fasa T : 22122 VA

4. Daya Total : 83727 VA 447,73 A = 448 A

Cara pemasangan pipa pada perancangan instalasi listrik gedung


bertingkat, harus memperhatikan keindahan. Jika memasang pipa dengan
sembarangan dan tidak memperhatikan keindahan, maka dikhawatirkan
akan terjadi masalah seperti arus hubung singkat (short) sehingga akan
menyebabkan kebakaran.

Untuk menghindari kerusakan pada peralatan perlu dalam rangkaian


instalasi penerangan dan tenaga digunakan pengaman dan ditentukan
berapa besar rating atau kemampuan pengaman untuk menghindari
terjadinya hubung singkat antar phasa, antar phasa dengan netral, peralatan
juga bodi peralatan juga tegangan sentuh langsung.

Pembuatan diagram distribusi sangat penting dalam menentukan berapa


besarnya data pada tiap tiap group sehingga tidak terjadinya perbedaan
yang besar beban yang dapat membuat ketidakseimbangan tegangan atau
daya.

Dari hasil perencanaan instalasi penerangan dan distribusi daya pada


gedung laboratorium & bengel Elektro di Politeknik negeri Sriwijaya untuk
melatih pemahaman mahasiswa khususnya teknik listrik di bidang kelistrikan
maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Jumlah armatur atau lampu pada gedung laboratorium dan bengkel Elektro
telah sesuai dengan perhitungan faktor-faktor diantaranya : indeks ruang,
fluks cahaya, efisiensi ruang, intensitas penerangan dan lain sebagainya.

123
2. Pada gedunggedung laboratorium dan bengkel Elektro di Politeknik
Negeri Sriwijaya ini pada setiap ruang dibuat lebih satu fasa. Hal ini
dimaksudkan untuk mengatasi masalah yang timbul pada saat terjadi
gangguan sehingga jika terjadi kerusakan pada salah satu ruang tidak
mempengaruhi ruang lainnya.
3. Untuk menghindari kerusakan pada peralatan perlu dalam rangkaian
instalasi penerangan dan tenaga digunakan pengaman dan ditentukan
berapa besar rating atau kemampuan pengaman untuk menghindari
terjadinya hubung singkat antar phasa, antar phasa dengan netral, peralatan
juga bodi peralatan juga tegangan sentuh langsung.

4. Pembuatan diagram distribusi sangat penting dalam menentukan berapa


besarnya data pada tiap tiap group sehingga tidak terjadinya perbedaan
yang besar beban yang dapat membuat ketidakseimbangan tegangan atau
daya.

5. Pada praktek instalasi gedung bertingkat ini menitikberatkan pada instalasi


penerangan dan distribusi daya yang mana harus memperhatikan faktor
keandalan, keamanan, ketercapaian, keindahan dan faktor ekonomis.

5.2 Saran

Pada saat Mahasiswa mengerjakan perhitungan, diharapkan memakai alat


bantu, yaitu berupa kalkulator. Sehingga dapat lebih mempermudah dan
mempercepat perhitungan yang dilakukan.

Hendaknya terjalin kerja sama yang baik antara pembimbing dan


kelompok mahasiswa agar tidak takut untuk memberikan pendapat
mereka.

124
Dalam proses pengerjaan menggambar diharapkan lebih teliti dan hati-hati
agar hasil gambar yang dikerjakan maksimal.

Dalam pengambilan data-data juga perlu ketelitian agar hasil perhitungan


yang dilakukan tidak mengalami kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/bahaya-listrik.html , 05 Januari 2014


18:30.
http://abdiserver.blogspot.com/2012/05/pengamanan-instalasi-listrik_24.html,
05 Januari 2014 18:45.
http://teknologi.kompasiana.com/otomotif/2010/11/08/pengaman-listrik-
317918.html, 05 Januari 2014 19:00.

125
http://yulvindoteknik.blogspot.com/2011/10/alat-alat-pengaman-listrik-
rumah.html, 05 Januari 2014 19:30.
http://m-edukasi.net/online/2007/trafodanfuseps/fuse.html, 06 Januari 19:00.
http://kikiekhumaira.blogspot.com/2011/12/fuse.html, 06 Januari 2014 19:15
http://gudangli.blogspot.com/2012/01/mcb-dan-saklar.html, 06 Januari 2014 19:20
http://khoiri.web.id/2012/04/cara-memasang-mcb/, 06 Januari 2014 20:00.
http://tarn2007.blogspot.com/2009/03/hantaran-daleman.html,
06 Januari 2014 20:30.
http://sukrani3listrik1.blogspot.com/2012/02/pengertian-kontaktor-dan-tor.html ,
06 Januari 2014 20:45.
http://lionjogja.20m.com/relay.html, 06 Januari 2014 21:00.
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/12/mengenal-peralatan-instalasi-
listrik.html, 07 Januari 2014 20:00.
http://19design.wordpress.com/2012/11/21/mengenal-kelengkapan-instalasi-
listrik/, 07 Januari 2014 20:15.
http://id.shvoong.com/how-to/electronics-and-gadgets/2249562-jenis-pipa-
instalasi-listrik/#ixzz2I38k8OYg , 08 Januari 2014 20:00.
http://m-edukasi.net/online/2008/keselamatankerja/materi01.
html, 08 Januari 2014 20:15.
http://ivancad.wordpress.com/2011/02/08/macam-macam-jenis-lampu-listrik/ ,
16 Januari 2014 20:00.
file://localhost/C:/Users/Hp/Downloads/output/Originals/s_p1661 ,
17 Januari 2014 20:00.
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_p1661_811655_chapter2.pdf ,
17Januari 2014 20:15.

Harten Van P, Setiawan 1985, Instalasi arus kuat jilid 1 dan 2, Bima Cipta,
Bandung

Buku Instalasi Listrik, karangan Imam Syafi'i dkk, penerbit AMISSCO Jakarta.

Buku Cerdas memanfaatkan dan mengelola listik rumah tangga, karangan Juni
Handoko, penerbit KAWAHMedia Jakarta.

LAMPIRAN

Lampiran pada laporan berjumlaah 11 buah yang dimuat pada kertas A2


yaitu :

1. Lampiran denah lantai dasar gedung lab.& bengkel Elektro

2. Lampiran denah lantai I gedung lab.& bengkel Elektro

126
3. Lampiran denah lantai II gedung lab.& bengkel Elektro

4. Lampiran rancangan sistem penerangan lantai dasar gedung lab.&


bengkel Elektro

5. Lampiran rancangan sistem penerangan lantai I gedung lab.&


bengkel Elektro

6. Lampiran rancangan sistem penerangan lantai II gedung lab.&


bengkel Elektro

7. Lampiran diagram distribusi lab.& bengkel Elektro

8. Lampiran panel distribusi lantai dasar lab.& bengkel Elektro

9. Lampiran panel distribusi lantai I lab.& bengkel Elektro

10. Lampiran panel distribusi lantai II gedung lab.& bengkel Elektro

127

Anda mungkin juga menyukai