LANDASAN TEORI
Perancangan mesin pemisah padi ini ada beberapa elemen dan teori dasar
yang akan digunakan, antara lain, poros, bantalan gelinding, transmisi sabuk
(belt),
dan motor listrik. Landasan teori ini memuat uraian sistematis tentang
mesin pemisah padi . Secara garis besar landasan teori tersebut adalah sebagai
berikut :
II-1
II-2
II-3
II-4
pemoles tanpa dipisahkan dahulu antara padi dengan beras pecah kulit, dan hasil
akhirnya akan menyebabakan beras pecah kulit bersatu dengan padi, untuk
mengatasi
masalah tersebut digunakan mesin pemisah (separator).
Mesin ini disimpan setelah proses pemecahan kulit padi agar hasil akhir
dari proses tersebut mengeluarkan beras pecah kulit bersih tanpa ada padi yang
tersisa.
Pemoles (polisher)
Pemecah kulit kedua
Gambar 2.4 Proses Penggilingan Padi dengan Dua Kali Proses
II-5
2.5.2. Proses Pengilingan Padi dengan Satu Kali Pengilingan
Pemecahan kulit dilakukan hanya satu kali, pada proses kedua diganti
dengan menggunakan alat pemisah agar antara beras pecah kulit dengan padi
terpisah.
Padi dimasukan
Pemecah kulit
60%
Polisher (pembersih)
II-6
Gambar 2.6 dibawah merupakan padi yang telah dikeringkan dengan cara
II-7
Gambar 2.8 Beras Pecah Kulit Bersih
2.6. Poros
a) Poros Transmisi
Poros ini dikhususkan penggunaannya bila poros yang difungsikan akan
menerima beban puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini
melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain.
b) Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.
II-8
c) Gandar (Axle)
Poros jenis ini banyak diaplikasikan di kendaraan beroda seperti pada
mobil. Poros ini bersifat fixed dan tidak ikut berputar bersama dengan
roda. Gandar hanya mendapat beban lentur.
a) Kekuatan Poros
b) Kekakuan Poros
Poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-telitian (pada mesin
perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan gearbox).
c) Putaran Kritis
Putaran suatu mesin bila dinaikan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik dan
lain-lain yang dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian
lainnya.
d) Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa
bila terjadi kontak langsung dengan fluida yang bersifat korosif,
demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi dan poros mesin
yang sering berhenti lama.
II-9
e) Bahan Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat
pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya
2.6.3.
Rumus Perhitungan Poros
1) .......................................................................................(1)
2) ......................................................................................(2)
3) T = 9,74.105 ..............................................................................(3)
= Daya rencana
II-10
4) Penentuan diameter poros:
1/ 3
10,2
( poros berongga) : do . Kt . Km . M .............(5)
a . 1 k
4
1/ 3
5,1
( poros berongga) : do . Kt . Cb . T ................(7)
a . 1 k
4
Untuk beban puntir dan lentur
(poros pejal) :
{ ( ) ( ) } ......................................................(8)
(poros berongga) :
{ ( ) ( ) } .........................................(9)
( )
II-11
12 = Tumbukan ringan
2.7. Bantalan
II-12
Secara prinsip, berdasarkan tipe elemen yang berputar, bantalan gelinding dapat
dibedakan menjadi :
II-13
Nama- nama bagian bantalan gelinding dapat dilihat pada gambar yaitu :
Keuntungan :
a) Keausan kurang.
b) Panas yang ditimbulkan kurang.
c) Gesekan konstan pada setiap putaran.
d) Pemakaian pelumas minimum.
e) Ukuran lebarnya kecil
f) Mudah untuk mengganti
g) Elemen standar dapat didapat dimana-mana.
Kerugian :
II-14
2.7.2 Tipe-Tipe Bantalan Gelinding dan Penerapannya
Bantalan yang dapat digunakan ada beberapa macam dan bentuk yang
masing-masing memiliki sifat-sifat yang khusus.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam pemilihan dan pemasangan bantalan
a) Bantalan bola alur dalam baris tunggal ( single row groove ball
bearings )
b) Bantalan bola mampu mapan sendiri baris ganda( double row self
aligning ball bearings )
II-15
i) Bantalan bola aksial arah ganda ( double direction thrust ball
bearings )
j) Bantalan bola dan sendi ( ball and socket bearing )
variasi-variasi tersebut disebutkan dalam nomor kode bantalan yang dibuat oleh
pabrik
dan dicantumkan dalam buku katalog atau catalog electronic. Variasi
dalam
bantalan gelinding yaitu :
a) Diameter poros
b) Lubang bantalan cincin dalam ( silinder atau kerucut )
c) Lebar bantalan
d) Sil atau perapat
e) Pemasangan dengan adaptor luncur
a) Dimensi :
1. Diameter cincin dalam
2. Diameter cincin luar
3. Lebar bantalan
b) Sil
Standar atau kode bantalan biasanya mencantumkan pabrik pembuat atau
merk dagang berikut kode awalan (prefix), ukuran dan jenis serta kode akhiran
(suffix).
II-16
Contoh :
SKF 6 0 12
II-17
j) Angka 51, menunjukkan bantalan bola aksial ( thrust ball bearing )
II-18
Awalan dan Akhiran ( Prefix dan Suffix )
ring luar
d) WS, pengunci poros dari bantalan gelinding silinder
II-19
fw = Faktor beban
2. Beban rencana
Beban radial Fr = Wr.fw
Beban aksial Fa = Wa.fw
Beban ekivalen dinamis Pr = x. v. Fr. + y. Fa
(data dapat dilihat pada tabel)
3. Faktor kecepatan
4. Faktor umur
1/ 3
Ball bearing Lh ..............(12)
fh
500 .
3 / 10
Lh .............(13)
fh
Roll bearing 500
fn . C 10 / 3 .............................................................(15)
Lh 500
Pr
II-20
2.8 Sistem Transmisi Sabuk
Sabuk dapat digunakan untuk memindahkan tenaga dari poros yang satu
dengan yang lain, dimana posisi poros sejajar dan jarak relatif jauh. Pemindahan
tenaga
efektif dapat digunakan roda gigi, tetapi untuk jarak poros yang relatif jauh
a) Terjadi slip
b) Dalam kondisi terbuka, keselamatan kerja kurang.
c) Kapasitas terbatas
a) Kulit
b) Ayaman benang
c) Karet
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan
transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran
atau daya yang lain dapat diterapkan, di mana sebuah sabuk luwes dibelitkan pada
puli yang terpasang pada poros. Transmisi belt dapat dibagi 3 jenis, yaitu :
II-21
a) Sabuk Datar (Flat Belt)
Salah satu dari beberapa sabuk yang berbentuk rata dan biasanya
sabuk ini digunakan untuk pemindahan daya kecil dan putaran yang
lebih rendah dari pada sabuk yang lainnya. ( Sularso, 1991)[4].
b) Sabuk-V (V-belt)
1. Perbandingan putaran
i = ..........................................................................................(16)
II-22
2. Daya rencana (kW)
...................................................................................(17)
3. Kecepatan sabuk (m/s)
...............................................................................(18)
7. Panjang sabuk
L 2.c Dp dp 1 Dp dp 2 .......(21)
2 4.c
II-23
Aplikasi ke dalam pembuatan alat ini, jenis motor yang digunakan adalah
motor AC.
b) Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana,
murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya
AC.
II-24
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama
(Parekh, 2003)[6] :
a) Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan
stator, memiliki sebuah rotor kandang tupai, Sampai sekarang, motor
b) Motor induksi tiga fase. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di