Anda di halaman 1dari 53

KOMUNITAS

PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama


-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
LAMPAH ANDANA : KERJA-CINTA-AMAL

Rindukutemu
Oleh: Da Andana
Saat kita tengadah bersama rasa
Engkau tertunduk menahan rindu
Dibiarkannya jemarimu di ujung jalinan benang
Tenang, sunyi menjemput kenang
Ah..hujan terasa menahan langkah
Menemu dua matamu yang nanar sisa gerimis
Sudahkan kau tumpahkan seluruhnya
Seperti rindu daun pada panjang batang
Atau rindu tanah pada hujan
_GO-DA_29/11/2016

Narasi Pena
Oleh: Da Andana
Pernahkah kau pikir sehabis aku kering
Pernahkah kau rasa saat kutulis keresahanmu
Pernahkah kau sapa sejak kudiam di mejamu
Akulah sang pengantarmu menjadi
Aku hyang pengabdimu kala kau menuju
Akulah hamba saksi perjuangan langkahmu
Akulah qalam yang mengikuti nalar akalmu
Akulah sang pengasah hemisfer kanan kirimu
Dan kau biarkan aku tergeletak
Di ujung ruang kosong
Di tinggal langkah gagah betis-betis indah
Sepi sesepi-sepinya
_GO-DA_ 29/11/2016: 13:58

Celoteh Centil
Oleh: Da Andana

Celoteh daun bibirmu melekat di tembok gelap


KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Tanpa cahaya lampu neon
Kegilaanku pada pucuk muda daun
Menawarkan aroma crispy
Di sisi-sisi kursi yang menjaja paha terbuka
Ah..malam menjadi bau kemiri hangus
Yang lupa diangkat nenek dari tungku
Lalu engkau hembuskan asap A-Mild
Menambah pekat gelap tatap
Malam merambati dengus nafas bau bakau
Engkau lunglai menggelayuti sebelah tangan
Dan aku tahu kemarin malam
Engkau tergeletak dibasahi darah di pertigaan pasar malam
Di koran kubaca namamu
Dijuduli rest in peace
_DA_180914

Di Sisi Senyummu
Oleh: Da Andana
Tiga langkah yang kunamai jarak
Telah menunda jejak keletihan
Akan sampaikah pada tujuan?
Hanya waktu dan sisa senjaku
Yang kuharap jadi rindunya kamu
Aku belajar mencintai-Mu
_DA_180914

Puja
Oleh: Da Andana
Simpan saja semua mimpimu
Atau lambungkan menuju benih sanubari
Simpan saja semua khayalmu
Atau tebarkan di kuduk-kuduk para penakut
Timbang saja semua tindak lakumu
Atau kobarkan jadi api di hati yang embun
Pandang saja semua bara dada
Atau hanguskan belukar jadi ladang petani
Hapus saja semua cita
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Atau tuliskan jadi jadi cinta terpahat
Hingga lupa duka petaka jadi puja
_DA_ 180914

NESTAL: Negeri Satu Jatinunggal_Nyunda-


SHIBA : Sebarkan Hikmah dan Berkah
TISUK: Tiga Impian Sukses: Terdidik-Terpuji-Terhormat
KACTUS : Kami Anak Cerdas Terampil Unggul dan Sukses
CRISPY : Children Reform Intelectual Personal Young

Sahida Palestina
Oleh: Da Andana
Jika hari ini perjuangan
Hari esok entahlah karena air mata terkuras melelh
Di sudut sesak keserakahan menindas
Dan mendarahi tanah-tanah berdebu

Rudal yang menjantung


Menepikan zikir langit pada kabut
Menjelang taubat di pintu menggeret terbuka
Sahida sahidi sahidullah
Melukis senyum di layar-layar kaca
Tanpa air mata
Kami di sini hanya bersenandung
Menatap lara duka dalam doa
Keniscayaan menjadi harap
Engkau berpeluk rahmat Sang Mahasegala
Dalam ujian sepanjang sejarah peradaban
Mengolah tanah dibasahi darah suhada
Anak-anak tanpa dosa dalam pelukan runtuhan sunyi
Menemui kesucian puji subhanalloh allohu Akbar
Sirami mereka dengan kepastian janjimu Ya Rabb
_DA_19-07-2014; 13:34
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

AL-AKRAM (dalam bahasa)


2012
A = Allah tujuan segala upaya
usaha membangun umat
L = Lakukan saja semua hal
yang bermanfaat
A = Agama ahlak Islam jadikan
pegangan amal
K = Kasihi orang-orang kecil
tarik hikmah dari
kehidupannya
R = Rasulullah saw agungkanlah
dalam derap langkah
A = Amalkan kebermanfaatan
apapun yang dimiliki jangan
pelit
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

M = Muliakanlah kedua orang


tua, guru-gurumu, dan segala
manusia

Mewar Di Mejaku
Mawar merah yang kau simpan di meja tanpa taplak
Menggodaku untuk membaca
Ringan senyummu yang dingin menghapus kepul pagi pada kopi
Yang tak sempat disajikan sang istri
Kering tubuhmu dilapisi aduk pasir
Menyisakan tumpah kata
Kau masih memerah lelah menghijau daun
Tak ada harum di tubuhmu
300114_DA
Membaca Mata
Mengeja Jejak*

Ruang sunyi hanya mata mengeja abjad


Muka-muka tertunduk ditutupi hijab hitam
Mengadu laku menata asa
Mengusir khawatir terpinggir
dan mata esok melepas tantangan
lihat jari-jari lentik menarikan pena zamannya
menutup muka dengan kertas buram berirama desah hujan
mengharap jawaban kawan
lupa paha tersingkap hingga mata melelap
menanam tanda pada nama tercecer di putih kertas
Segera selesai, Nak, ibu menanti!
di kali-kali saja mengeja jejak

(sas, 270114)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Suara Itu *
Suara itu membelah sunyi; mengumandang bersama tasbih angin
Daun jatuh mengering sendiri; bersimpuh luluh pada tumpukan jarak
Suara itu, Nak. Coba pasang jaring nadi!
Mengumpulkan jejak
Menoleh dusta dalam emuk kealpaan
Semua kembali sepi

(sas, 270114)

Pandang Lelap
Mata redup kaca berkabut
Melelehkan desah gerimis berbaris lurus
Mengabur pandang hiilang
Saat kita merapat padat tubuh-tubuh
menggetar sayap-sayap kumbang
mendiamkan nafas menggenang; membiarkan jelajah panas
tak ada suara
dan mata berpandang lelap
hujan mereda di ujung senja; petang mengundang pulang

(sas, 270114)

Rasa Purba*
Nafsu kuumbar
Segala kusambar
Kata melena
Segala merana
Cinta kubuka
Semua membuta
Duka kusiram
Semua seram
Rindu kuketuk
Jangan mengutuk
Harap kudapat
Engkau merapat
Aku menghilang
Jangan meradang
Rasa kubina
Awas terhina
Lelah kusimpan
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Engkau terdiam
Suka kupaksa
Suka
Su ka
suka
Semoga tak ada luka

(sas, 270114)

Membaca Bulu Mata

Nasihat Bijak Para Sahabat saat Andana dalam Ruang Hampa


1; Setiap cucuran keringat lelahmu adalah ibadah...met berjuang
semoga apih sukses! (Siti Rohayani)
2; Bacalah dengan menyebut nama Allah agar terlindungi setiap
langkah hambanya. Ingat perjuangan Siti Hajar. (Rojiun)
3; Waktu boleh berlalu. Zaman bisa berganti, tapi persaudaraan
dan persahabatan tidak boleh pudar. Indah dunia hanya
sementara. Indah cinta hanya seketika. Indah mimpi tak pernah
pasti. Tapi indah persaudaraan dan persahabatan akan selalu
abadi. Selamat tahun baru Islam, 1 Muharram 1435. (Mas Didik
Semarang_MMAS)
4; Aku lilinmu saat gelap datang. Aku bintang pada malam yang
mendung. Aku api saat kau dingin. Aku matahari saat kabut
menggumpal. (Bu Iin Lindawati-Batam)
5; Sahabt itu seperti bintang; walau jauh dia bercahaya meski
kadang menghilang dia tetap ada, tak mungkin dimiliki, tak bisa
pula dilupakan (Rahmat Saleh Yogyakarta_MMAS)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
6; Ketika melihat siswa-siswi menjengkelkan dan melelahkan maka
hadirkanlah gambaran bahwa di antara sari dari mereka kelak
akan menarik tangan kita menuju surga. Kebahagiaan kita
adalah saat menyadari siswa kita adalah butiran tasbih
pengabdian kita kepadaNya (Mas Didik Semarang_MMAS)
7; Mencintai mengajarkan kita tentang keberanian; dicintai
mengajarkan kita tentang kesabaran (my husband_Isye Sriwulan)
8; Setiap kesabaran akan digantikan dengan kemenangan; setiap
kedukaan akan digantikan dengan kebahagiaan; setiap
perpisahan akan digantikan dengan pertemuan; setiap yang
berakhir akan bertukar dengan permulaan; setiap kejadian pasti
ada hikmah yang Allah berikan (Komalasari Agustin)
9; Lima hal dalam hidup jangan sampai hilang: keimanan,
keikhlasan, kehormatan, kejujuran, dan harapan (H. Ahmad
Ruhyat_Karawang)
10; Hidup itu pengayakan, seperti penambang yang sebelum
mendapatkan emasnya harus mengayak batu, tanah, hingga
muncul butir-butir emas. Mengayak murid, mengayaknya hingga
ada yang menjadi guru, politikus, sastrawan, agamawan dll.
Mengayak perilaku pribadi dengan iman mana yang harus dan
tidak boleh dilakukan agar mendapatkan intan permata Tuhan.
Ayaklah, kalau ada emas pasti akan ditemui, bila ada intan
kehidupan pasti akan didapatkan. Jangan biarkan emas dalam
hidupmu hanya terpendam sepanjang masa. (Windu
Mandela_Sumedang).
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Sajak Andana
Refleksi Akhir 2013

Kembang-kembang api yang merekah bercahaya


menghampar harapan kecerahan
senyum simpulmu membuka aura makna
aku masih sempat mengenang baikmu di riuh suara-suara
mengguruh sukmaku
menepi kembali di tepian losari yang memuncratkan
serpihan-serpihan bintang kecil di angkasa
Riuh suara host-host di setiap stasiun
membakar rasa menabur kekosongan
tak ada makna baru yang terjalin di setiap kocak
congkak kelakar-kelakar nakal
mata terpatah di steek dentum musim
dan pantat-pantat sintal menggoyang syahwat
berteriak memuja dewa bencana
keceriaan malam pun menumpuk sunyi
jauh marifat mendekat maksiat
indah kala menutup mata buta
musik hanya mengusik selarik puisi yang menelisik batin terhempas
terasing dari riuh buluh yang kautiupkan di selangkang
paha terbuka
hidup hanyalah mengayak usia
(Salam_DA_10114)

TANAH AIR BUMI KITA (TABIK)


KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
CURUK ANJEUN HILEUDEUN
dina tungtung taun anjeun nunjukan lalakon
mapaykeun lengkah hayang merenah
dumeh cenah jalan sorangeun taringgul ku batu nyungcung
pedah moal hamo dileyekan sanajan tungtung suku rincug
dibalur getih beureum jeung cimata bela
sugan hujan aya raatna, manawi tanjakan aya mudunna
kembang aya ligarna, panas aya tiisna
uing ngahileud tapi moal ngahihileudanan
hileud nu ku anjeun diceuceuban rek ngabeuntakeun soca anjeun
nguntun rupa jadi jangjang kukupu
ngapakkeun sagala kahayang
anjeun malah ngacungkeun cinggir
dina tungtung daun hileud mungkus awak ku kepongpong
anjeun beuki teu mirosea
dina tungtung pucuk kukupu mirupa
anjeun ngagupaykeun curuk nu hileudeun
(Des 2013)

JIKA

Jika ada satu kata yang kita perjuangkan adalah hidup


jika ada satu kata yang kita ingkari adalah waktu
jika ada satu kata yang kita idamkan adalah setia
jika ada satu kata yang kita zikirkan adalah rahmat
jika hidup mengukur waktu setia mengunggah rahmat
jadi hidup hanyalah satu kata saja
(Nov 2013)

Bilang yang Hilang


Mana yang kutulis tadi desahku pada gelap
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

De. Andana
MENUJU UJUNG WAKTU*
mana puisiku yang tadi kutulis di maya
aku jadi hilang kata tak bisa menyusun frasa apalagi klausa
yang dulu pernah kau ajariku
mana puisiku yang menajam lara bayi-bayi dibungkus kresek bercap toserba dari
wanita-wanita yang lupa celana. Siswa-siswa tertawa kecil mengusil minta isi pulsa
sambil sedikit-sedikit membuka paha di ujung meja. Ah khayal berlagu lama
mengumbar lara dari setetes bercak di bulu-bulu yang menyita waktu. Luka lara
ataukah luka sukakah?
aku lari pada penyair menghamili puisi. Merenda senja menyulam kelam.
aku lari pada petani menggauli tanah-tanah basah melahirkan padi murah
aku lari pada dokter membuka setiap selangkang melahirkan orok
aku lari pada guru mencumbu cucu-cucu memahat kata-kata cinta
di ujung pelarianku aku lari pada ibu menyeru kembali ke qalbu: sambil meniup
ubun-ubun akalku; menanam rasa di dada, dan melangkah paha kaki dalam laku
terus menuju ujung waktu
151213

MENCARI*
saat kau kirim gelap dalam rayap tanganku
tak sempat juga kupegang sekarat detak
mata yang kutarik mengerling detik
tetap tak menjelma cahaya
dan mata membasah di tatap wajah sajadah
kubur kubur kubur
telah kugali sendiri
Tuhan jadikan saksi
bulu mataku
151213

Ranum Tak Terpetik


dingin dingin dan dingin
menjalari setiap pori kulitku
menawari diri untuk kau sentuh dengan hangat dekap lilin sekalipun
dan luka yang kemarin kau torehkan menjadi api sepi ini
meski kidung tak lagi menjadi selimut
kehausan dalam hujan
ku hanya kenang dalam segala hampa
sambari menggigit manis buah-buah ranum di hatimu
yang entah tersadap atau tidak
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
aku ingin tetap menjadi kekasihmu
derai gerimis membasuh sepi luka
semoga tak terhina
131213

Jika Ada
(buat Dianty)
jika ada rasa yang tersirami lalu tumbuh
adalah rasa sayang aku ibumu dan ayahmu
jika ada tetesan bening mengaliri dua lembut pipimu
adalah keterbatasan kita menafsirkan arti sayang mereka
jika ada kecupan dan lirih kata yang juga mengalirkan rasa teduh
adalah ketenangan kita berada di sisi mereka
jika ada senyum mengembang dan dada melebar
adalah kesukaan saat semuanya menghampiri dengan kasih dan sayangnya
_Adan_7122013

Geura Petakeun nu 9 dina 7*


(keur Ema uing)
ngan sakocepat cai emuk orot diserot lamunan
dina panangan padudan ngebul ngaduruk bako mole ngagulung waktu
bari ngitung lampah 43 taun [mun seug di recah 4+3= 7]
geuning balik deui kasapopoena matihahan 7 ayat anjeunNa
cenah mah tambah angkana padahal ngurangan jatahna
emuk ukur nyesakeun gegedoh enteh
teuing enya teuing bohong bari rada cangcaya
pedah ceuk ema kuring ngaborojol dina 7121970 =27 [2+7=9]
"Sing geura bisa metakeun nu 9 perkara dina poe nu 7"
Papat kalima pancer
soanten anjeun masih keneh can lesot waktos anjeun ngukuyan sangu
bekeleun abdi mios ka sakola
duka teuing indung uing emutan henteuna mah
ngan kanyaahna sabudeur buih lautan
satiis ibun isuk nu ku uing sok diteangan dina tungtung jukut
bari ngahuapkeun sangu di jalanan satapak {emamna bari mapah}
waktu uing olo leho di lembur netean angka 123456
_adan_7122013
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Puisi Guru : Bekti Patria Dwi


Hastuti, S.S.
DOA 2
Ya Allah..
Engkaulah penguasa alam semesta
Engkaulah pemilik segala-galanya
Engkau Dzat yang Maha Berkehendak atas segala kejadian
Jadikan semua kejadian
menambah semakin yakinnya kami kepada-Mu
Wahai Dzat yang Maha Melihat
Sesungguhnya Engkau Maha Melihat segala-galanya
yang nampak atau pun yang tidak nampak
Tiada kesanggupan bagi kami untuk sembunyi dari-Mu
Wahai Dzat yang Maha Mendengar
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui yang kami perlukan,
lebih tahu daripada kami sendiri
Tiada keraguan sama sekali
bahwa sikap-Mu senantiasa sempurna dan bijaksana
Ya Allah
Takdirkanlah sebaik-baik takdir bagi kami
dan berikan kesanggupan kepada kami
untuk memahami setiap keputusan-Mu
Amin

Pekenanankan Aku
Perkenankan aku mengingatmu seperti ini
Menuliskan dalam larik-larik sajaku
Meski impian telah dikecewakan kenyataan
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Perkenankan aku mengingatmu seperti ini
Membingkaimu dalam garis-garis pelangi
Meski warna musim terus saja berganti
Perkenankan aku mengingatmu seperti ini
Menyebut-nyebut nama-namamu dalam kesendirianku
Meski suaraku tidak pernah sampai kepadamu
Perkenankan aku mengingatmu seperti ini
Sebab kerinduanku masih saja selalu datang
Meski jarak dan waktu telah menjadi usang

GURU
Dalam temaram sinar lampu minyak
Dari kesabaranmu aku mengenal alif
meski terbata-bata harus kulafazhkan
Dari kebersahajaanmu aku mengenal alif
sebagai langkah awal perjalanan
Dari kebeningan jiwamu aku mengenal alif
untuk bekal belajar memaknai kehidupan
Guru
Alifmu kini telah mengantarku untuk mengenal
Sang Maha Guru
Karya : Bekti Patria Dwi Hastuti, S.S.
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Madiun (sumber :
http://bektipatria.wordpress.com)
Tagged with: Puisi Guru

Membaca Zaman

Ada banyak suara di luar sana


Riuh tak berujung
Ada banyak gonjang ganjing yang tak penting
Memalingkan kepastian
Aku perlu keyakinan dan kepastian
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Karena hidup adalah keyakainan dan tindakan
Yang dibumbui lada hitam dan putih bawang mengawang
Aku tertegun dipintumu yang membatu
Dan jendela-jendela menjadi karang
Aku hanya punya satu pintu langit yang terbuka
Mengangakan harap pada setiap yang berharap
Yang suaranya menyayat merindu kabul atas janjiNya
Kudengar suaramu
La tahzan
Qum faanzdir
Kun fayakun
Man zadda wa zadda
Aku terkelupas dihempas kompas pergacoan
Sang pencalo

27032013

Nu Kakara
(rasa haariwang ka sumedang)
teu acan lami salira murunkeun rasa seja bebela
hujan kiwari geus mupus laku ningalkeun sirung
nu can kapuluk kembangna
dalah dikumaha dalang geus muragkeun ragana kana kotak
sanajan dangiangna ngagalindengkeun sinom
boa enya maskumambang nyangkaruk di Sumedang
neang dangdanggula nu pinuh ku cimata keusik
aki kuring nu geus imut reueus bet ngalemberehkeun getih
paneja boa jadi bala teu kasungsi ku jangji diri
nu gaduhna tos calik imut di alamna
sirung gunung dicarabutan ku budak angon
numpak munding bule niupan empet-empetan tina jarami
sesa pare panen beurit
nyempret laku maneh nu kaambeu di tungtung
curuk bapa uing
(2013)_06122013

Hiliwir di sisi Damis


(anjeun nu soleh)
imbit hoream indit kabeungkeut ku teuteup haleungheum
ngan panon kerung ret kaluar matapoe luhureun sirah
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
mencrong siga nu sono
orok ngoar menta susu indung nu peuting miketan mayit
hawar-hawar renghap anjeun dijurung angin
niup leutik sisi damis nyambuangkeun harum farfum
nu can pernah kabeuli
"A, dinten jumaah, waktosnya sumerah!"
beuheung muter leutik 42 darajat
kasturi anjeun napel dina tungtung irung
nangkeup handeueul sapeuting teu bisa eling
beuheung muter deui 38 darajet
ngok jonghok jeung damis ipis kulimis
kutapak nyaah lambey satengah buleudan baham bayi
"nuhun geulis!"
(20131206)

Selasa membuka cakrawala


Aku menunggu di sela waktumu

Puisi Deandana

Satin Putih
Aku bukanlah pengantinmu yang menunggu saat malam renta
Di atas satin putih
Terhampar mengumbar segala
Kujelajahi dalam malam larut
Mengekalkan sunyi pada jari-jari
menelisik birahi tak terpenuhi
Aku pecintamu yang menunggu tanpa batas waktu
(smd, 241113)

Tak Mungkin Dimiliki


Sahabat adalah bintang
Walau jauh bercahaya kadang menghilang
Tetap ada
tak mungkin dimiliki
Tak bisa pula dilupakan
Kala terang menyayang
Kala gelap memanjat doa
Pada bibir Ilahi
(Axo, papa, 241113)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Sekejap Saja Tak Apa

Hanya sekejap kuberdiri mengepul kabut


menyapa sisa hujan pada kaca-kaca samar
puntung masih belum mengujung
saat bulan tak memanjakan awan berarak
kau sapa aku dengan ciuman angin puncak
kukabarkan pula kepadamu tentang sajak
saat kau lepaskan senyum kecemasan
bayang di dasar kolam
membalik pandang pada pulang
Poencer' 2013
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Sajak Akram Danandana

Nu Mencrong Diacuk Beureum

anjeun nu anteng mantengkeun lamunan


ngambah raga ngumbah rasa nu kungsi kasungsi
di luhur poencer
sanajan tiis nyiriwik ngulisikeun nu cicing
teuteup anjeun nyangsaya dina juru meja
imut leutik nu cicing dina piring sesa urang ngalungkeun
deudeuh bulan kaisuknakeun
baeu..matapoe moal eureun babagi rasa
tiis, haneut, panas moreret moal suda pedah
anjeun simpe disisimbut ibun di sisi talaga
kiceup anjeun muterkeun uteuk

Nyawang tepang deui

teuing iraha
(Poencer Papa, 2013)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Tuur Nu Nyorodcod

poe geus nyerelekeun hordeng bodasna nu ngumpul di sisi


rapi siga meunang nilepan sakapeung ting garupay ditiupan
angin tiis camewek nyisir kulit ipis
bari nangkubkeun awak nu lungse kareret anjeun
maledogkeun teuteup nyingraykeun jandela-jandela dina tungtung

reueuk angkeub..boa ayeuna urang nyecepkeun kadeudeuh


tapi ketang can tangtu sabab angin can mere harewosna
kolenyay cahaya herang mencrong kana beungeut nu lusuh can
karuru
sabab waktu ukur dibawa diuk muter-,muter pakewuh
ah..moal era rek menta beja ka gunung sugan aya keneh puhu
daun nu pageuh katinggang hujan
dagoan kuring rek maseuhan heula tikoro
bari mageuhkeun heula tuur nu nyorodcod ningali paha
ngaboleklak dina tembok laleumpang mamawa eunteung
(Lembang, 2013)

Puisi De Andana
Kubaca Lagi

Kubaca lagi ratusan nuansa hati


Yang pernah kukabarkan padamu.
Aku kembali ke masa masa itu.
Masa ketika musim semi memekarkan
kelopak mawar ungu.
Masa ketika nuansa hati berwarna
Hitam, putih, abu-abu.
Masa ketika aku mengakui betapa
Aku mencintaimu
(mdl, 231113)

Ujung Embun
Akram Deana
Semua bergayut embun
Kusentuh dan kuletakkan di ujung telunjuk
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Kutelisikan pada lututnya yang gemetar
dan kucium asin air matanya
melirihkan nada perhentian
saat peluit zaman berseruan
aku masih meneteskan embun
pada tanah mengepul
berserikat dengan butiran
air matamu
(Mja, 231113)

Sungguh, Aku Suka


Akram Deana
Aku sayangi kamu karena kasih
Aku cintai kamu karena rasa
Aku rasai kamu karena suka
Aku sukai kamu karena rela
Aku rela karena aku ada
Ada rasa
Ada suka
Ada rela
Ada kasih
Ada
(mj, 231113)

Jika I
Akram Deana
Jika kau kenal aku dan terluka
Maafkan aku
Jika kau kenal aku tersisih
Tinggalkan aku
Jika kau kenal aku kau tumbuh
Boleh cumbu aku dengan daun-daunmu
Atau tinggalkan buah rindumu
Jika kau dan aku rindu
Ukirlah setiamu sendiri
(Lembah, 211113)

Jika II
Jika bukan karena cinta untuk apa kaubakar hutan itu.
Bukankah engkau yang melukis api
Saat puteri malu mendesah sesak
Risau pisau yang mengiris miris tatapanmu
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Engkau menjaga cinta
Walau menjelma gergaji membelah tatap kita
(Lembah, 221113)

Ujung Sepi
Rindu mengalirkan butiran penantian
saat awan menunggu hujan
hari sepi membatas pertemuan mata lembutmu
dan matahari meredup berawan tipis
di ujung sepi kukulum lembut sang birahi
mengakhiri pertemuan pasang mata
tanpa air mata
lalu sepuluh buluh rindukupun
kutumpahkan di lembut
bibirmu yang sempat tercium
(Da, 211113)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Gerimis
Langkah terus kukayuhkan
saat mentari memelototi kaca-kaca lajuku
saat tenggelam mengeja senja
kusapa satu-satu tetesan air bening mataku
saat gerimis menghiasi kaca film helmku
saat butiran hujan menjadi lelah di jas-jas tubuhku
menghitam tak terpahami dirimu
menggeramkan kepal
mengaumkan hentakkan dada
bacalah aku
2013

Bunga Ternoda
Tak jemu kubaca dal za ha
hingga perih mata melelehkan butiran angan
tak ragu kugaruk dengan cakarku
kepongahan yang kautaburkan di pusara-pusara masa lalu
hingga kemboja tumbuh di ubun-ubunku
menyuarakan lagu kusuma ternoda
menyisakan elegi kemunafikan
haram jaddah
(2013)

SATU KATA SAJA


KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Jika ada satu kata yang kita perjuangkan adalah hidup
jika ada satu kata yang kita ingkari adalah waktu
jika ada satu kata yang kita idamkan adalah setia
jika ada satu kata yang kita zikirkan adalah rahmat
jika hidup mengukur waktu setia mengunggah rahmat
jadi hidup hanyalah satu kata saja
(BMI, 2013)

Sepenggal Jejak
Pasir putih masih menyisakan tapak-tapak kaki dan
bebatuan mengasuh air pantai. Pohon meranting menasbih langit
dan hujan mengugurkan bunga pada tanah basah
dahan menyebar kabar pada diam angin pembujuk awan
duduk kita merapat paha berbaris mengimami waktu
membisukan sunyi pada hijau daun
dan tangan kita melepas lambat
jari kita ranting patah di arah jalan
dan hujan masih menggerimisi pasir
aku kau menghampiri senja
di bulan akhir november
kau jatuhkan hati pada hampar samudra
angin masih mengelus luluh
butiran kata yang kuabadikan
(Tangkuban Parahu, 2013)

MENULIS PUISI YU!


Dadan Andana
Sampai saat ini, berjuta puisi telah dituliskan, baik yang dipublikasikan di buku, di
koran, di internet maupun yang masih tetap mengendap di tangan penulis atau
bahkan sudah hilang, entah ke mana rimbanya. Berbagai ragam tema bahasan juga
pernah diungkapkan lewat puisi, mulai dari kehidupan sehari-hari, budaya, sains,
politik dan tentu saja tentang cinta yang banyak sekali ditemukan, khususnya puisi
yang dituliskan oleh kaum remaja. Tentu, puisi-puisi ini dilahirkan dari berbagai
macam proses kelahiran. Sebenarnya, jika dicermati, menurut pengalaman, puisi itu
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
merupakan ungkapan kata bermakna yang dihasilkan dari berbagai macam proses
kelahiran masing-masing.
Dalam kesempatan ini penulis ingin berbagi pengalaman berkaitan dengan proses
menulis kreatif puisi. Ternyata, proses kelahiran puisi itu juga bertahap; ada
pembukaan satu, dua, tiga, sampai melahirkan hehehe.
Proses kelahiran ini ada beberapa tahap, antara lain :
1; TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA DIRI
Puisi pada tahap ini, biasanya lahir berdasarkan observasi pada sekitar diri
sendiri, terutama pada faktor fisik. Misalnya pada saat berkaca, akan lahir puisi :
Lelaki ganteng
kau memang ganteng
berkulit legam bukan berarti hitam
berambut ikal
bukan berarti tak bisa diluruskan
bisa, walau tak terlalu lama

2; TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA DIRI

Pada tahap ini akan lahir puisi yang mampu mengungkapkan


rasa atau perasaan diri sendiri atas obyek yang bersinggungan atau
berinteraksi. Perasaan yang terungkap bisa berupa sedih,
senang, benci, cinta, patah hati, dan lain-lain, misalnya, tatkala melihat meja,
akan bisa lahir puisi:

Mejaku sayang
kakimu menghunjam, luruh rapuh termakan usia,
tak mampu kuganti yang baru,
ribuan puisi telah lahir
dari dadamu ku kan selalu sayang pada mu,
sahabatku

3; TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA OBYEK LAIN

Pada tahap ini puisi dilahirkan berdasarkan fakta-fakta di luar


diri dan dituliskan begitu saja apa adanya, tanpa tambahan kata bersayap atau
metafora, misalnya tatkala melihat meja, kemudian muncul gagasan untuk
menulis puisi :
Meja tulis,
kakimu empat,
tanpa kuping tanpa mata.
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
hanya kayu persegi empat
Tatkala mendengar lagu, akan terlulis puisi :
Nyanyian Rindu,
lagu yang bagus,
suara yang merdu
penyanyinya muda belia
4; TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA OBYEK LAIN
Pada tahap ini penulis puisi mencoba berusaha mengungkapkan
perasaan suatu obyek, baik perasaan orang lain maupun benda-
benda di sekitarnya yang seolah-olah menjelma menjadi manusia.
Misalnya tatkala melihat orang muda bersandar di bawah pohon
rindang, dapat terlahir puisi seperti di bawah ini.
Semilir Damai
sepoi kantuk memberat
kekar tangan berpeluh
kering ranting menjuntai
gembira ria
menghibur yang berdamai santai
mengembara terlena mimpi yang fana

5; TAHAP MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN YANG BELUM HADIR


Pada tahap ini puisi sudah merupakan hasil kristalisasi yang
sangat mendalam atas segala fakta, rasa dan analisa menuju
jangkauan yang bersifat lintas ruang dan waktu,
menuju kejadian di masa depan.
Mengungkapkan Kehadiran yang belum hadir artinya melalui media puisi, puisi
dipandang mampu untuk menyampaikan gagasan dalam
menghadirkan yang belum hadir, yaitu sesuatu hal yang pengungkapannya
hanya bisa melalui puisi, tidak dengan yang lain. Misalnya cita-cita anak
manusia, budaya dan gaya hidup masyarakat di masa depan, dan lain-lain.
Salah satu contoh yang menarik adalah ahirnya puisi paling tegas dari para
pemuda Indonesia, tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, atas prakarsa
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), dalam :
SOEMPAH PEMUDA
PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Begitulah kira-kira bunyi sumpah pemuda kala itu. Saat Sumpah pemuda yang
berbentuk puisi ini diikrarkan, bangsa Indonesia masih tersekat-sekat dalam
kebanggaan masing-masing suku, ras dan bahasa serta masih dijajah oleh kolonial
Belanda. Melalui Puisi Sumpah Pemuda, lambat laun terjadi pencerahan pada
seluruh komponen bangsa akan pentingnya persatuan, sehingga jiwa persatuan itu
sanggup dihadirkan di dalam setiap individu angsa Indonesia, meskipun
kemerdekaan dan persatuan belum terwujud.
Dan menunggu sampai dengan di raihnya kemerdekaan Republik Indonesia 17
agustus 1945.
Begitulah kira-kira tahapan proses lahirnya puisi, Dan puisi kita sudah sampai pada
tahap yang mana ?
wallahu alam.
------
Rumpin, 06 Agustus 2008. Diunduh tgl 30 Desember 2010
http://www.kapasitor.net/community/post/1577
-------

Puisi-Puisi Facebook Dadan Ragoeng Andana


KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Rindu Batu
Kupeluk embun berharap gerimis
jangan iris kesempurnaan sunyi ini
Dengan angin mataku yang kabut
Pada langkah rindu batu
Kabari aku dengan sukamu
Bawa aku dalam dukamu
(BMI, 2013)

Kau Tahu
Kau tahu akulah pejalan larut
Yang tak kenal dunia malam-malammu
Kau tahu akulah sepi yang menusuk bulan tanpa awan
Kau tahu akulah dupa
Penghembus khayal pesakitan
Akulah gerimis pelepas dahaga sahaja
Akulah sunyi yang mengintip
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Jari-jarimu melingkari hari
(Ciwok, 2013)

Bukan Duniaku
Malamku beku
Pintu menghantu
Sediakan rokok kan kubuat peluru
Yang membunuh sunyi
Nyalakan aku api kan kukukus segala rakus
Sediakan aku kopi kan kulumuri tubuhmu untuk penjaja jaga
Sediakan aku permen kankukulum mulut-mulut bau cerutu
Sediakan aku pahat kan kubuat patung bisu
dengan senyum palsu, wajah-wajah palsu, batu-batu palsu,
kecuali sepi-sepiku memburu waktu
(Ciwok, 2013)

Akulah ban yang kauputar mengasing gelincir rayu


mendekap angan di ujung kerudung di sela parfum yang tak pernah kukenal

Renta Bulan
Buat Agusti Dediant
Cicit burung pagi dalam sangkar
Bernyanyi pada rumput tanpa embun
Tapi mataku hanya menatap sisa bulan di balik awan yang diam
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Burung gereja mengepak di atas atap
Mengabar renta bulan
Di langit pagi hati terpaut menunggu sambut
Mungkinkah rinduku masih milikku
Bulan renta di sisa malam memucat wajah mayat
Menanti matahari
07112013
Cubit Aja Kalo Dia Nakal

Tuhan titip papahku yang paling kusayang


Tuntunlah dia ke jalan yang benar
Cubit aja kalo dia nakal
Tapi jangan biarkan air mata jatuh
di pipinya yang manis itu
Ya..
Karena sebagian semangatku ada di dirinya
Sembunyikan segala keburukannya dengan cahaya rahmatMu
Sirami jiwanya dengan kelembutan firmanMu
Dediant (06112013)

Surat untuk Bintang


Tidak pernah aku rasakan sebelumnya rasa ini hadir setelah aku mengenalmu.
Rasa mencintai dan memiliki kini hanya mimpi indah dalam hidupku dan
Indah dunia hanya sementara
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Indah cinta hanya seketika
Indah mimpi tak pernah pasti
Indah persaudaraan selalu abadi
Aku hanya menuruti kata hatiku. Mungkin hanya hati yang bisa merasakannya. Tidak
dengan teman, saudara dan orang lain. Saat ini hanya luka yang kupunya
Terkadang apa yang kita harapkan tidak selalu menjadi kenyataan. Mungkin apa yang aku
takuti ini telah terjadi. Aku akan kehilangan kasih sayang dari orang yang sangat aku
sayangi. Dia menjauhiku, meninggalkanku, membiarkanku, berpaling dengan kasih yang
lain. Mungkin ini jalan hatimu. Aku mohon jangan jauhi aku. Jangan benci aku. Maafkan
segala salahku. Yang aku inginkan kita tetap seperti dulu, tidak ada yang menjauh di antara
kita.
Malam berkabut. Air mataku menetes untuk kesekian kalinya. Dalam diam aku menyesal.
Rasa kecewa tak sempat terungkap. Sakitnya hati saat melihatmu bersama dia.
Agusti (04112013)

Anak papah yang bungsu bangun tidur langsung teriak,


Hore papah pulang maghrib!

Bijak Kata Ala Agusti

Cinta itu tidak melihat dari apanya, siapa pun dia menurut orang yang mencintainya
sempurna

Putih bersinar cinta suciku mengharapkan indahnya mencintaimu

Lautan asmara dalam tasbih cinta

Bisakah aku tetap mencintaimu walaupun cintamu tak lagi bersamaku

Kusentuh kalbumu dengan jari-jari merindu

Rinduku terhalang waktu dan jarak memisahkan cinta

Dibalik kesuksesan langkah suami ada kesabaran seorang istri maka


sayangilah..hargailah
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Celoteh Rasa
(untuk Dedianti)

Di dalam dinding hatiku telah kuukir satu nama yang akan selalu kuindahkan
dan tak akan pernah redup lentera cintaku menerangi ruang di hatimu.
Kerinduan ini kubawa dalam setiap mimpiku yang tak akan nyata.
Perasaan cinta ini tak bisa dibohongi lagi.
Perasaan hati memang tak bisa ditepati
Walaupun cintaku tak bisa memiliki
kuharap di sana terdapat kasih yang abadi
Namun getir rasa ini gelisah
Selalu terdiam dalam sembilu?
Kuingin kau mengerti ku masih di sini hanya menanti
Satu hati yang tak pernah teringkari

12 Nov 2013
04:46:58am

Bunga Hilang Warna


Cinta adalah mawar
batang penuh duri tapi indah dan bunga pada bunga
Semua tercipta jika cinta itu sempurna
Bisa menjaga
Ketika bunga gugur duri tetap menegak di tempatnya
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Saat seorang ditinggalkan tetap setia pada satu hati yang dicinta
Jika duri itu berbalik menusuk dan merusak indahanya bunga
Adalah penghianatan dan menyakiti indahnya cinta
Hingga bunga itu hilang warna dan busuk pada tangkainya
11112013
08:38:29

Rindu
Terangnya cahaya rembulan
Menemani sebuah rindu
menuju labuhan peristirahatan
disambut mentari di pagi hari
dan rindu ini tak pernah lepas
walau angin badai menghantam
rindu melekat erat di hati
08112013
07:42:15
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Dumadak
Dak dumadak anjeun ngontak deui
dina sora nu haroshos
ngebrehkeun deui rasa kadeudeuh teuing kasumpek
dina jaman nu ngahawu nyundut lahang ladang ninggur leungeun kawung
kolepat deui sajorelatan anjeun nyusup
dina sofa nu nyangsayakeun rasa urang
waktu panto dibuka dak dumadak ku bapa nu jangkung badag
kacipta anjeun luncat mawa hanaang
kuring ukur bisa metot ramo nu dicoo samemehna
gelenyu anjeun imut ngebrehkeun rasa suka
ngan gumpalan lambak malikeun parahu kalebuh di selat sunda
baeu teuing mulang rasa mulang raga
21*03*13

PUISI Andana
Kerling matamu yang kukecup
Menaburkan biji-biji patrakomala
tersulam dalam kerudung putihmu
Pandang tajammu pada yang ada
mengetarkan-getaran nada seruni
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Menghinggapi muara cinta di detak nadimu
Yang kususupi di sela jeda nafasmu
Di ujung sepi
Kulum lembut sang birahi
mengakhiri pertemuan pasang mata
Tanpa air mata

(BMI, 11112013. 06:44:15)

Rindu Puisi
Telah kulekatkan segala harap
Pada angin basah, pada jalanan lembap
pada gerimis hujan, pada putih kabut,
pada manja anak dara
adakah getar rasa ini tiba di bilik jantungmu
buka buku jarimu
kutulisi beribu rindu dalam puisi
(BMI, 11112013. 03:25:23)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Semua Kan Berakhir Indah

Dingin pagi pegunungan Lembang mengembang


sayap-sayap terlipat
melayangkan angan pada ibu pertiwi yang terjaga
di sisi pintu jendela menyibak embun
senyum tipis sumnringah wajah bibir basah
menyapa ikhlas kupu-kupu menunggu cahaya
terpaku di daun-daun berembun
dan kita tenggelam dalam dekapan bulan
menggetarkan seluruh sendi menetesi penantian purba
dan lalu mengisi sunyi yang kita ciptakan
semua berakhir indah
menepis lelah
melelapkan
(BMI, 2013)

Putih piring menyisakan harap


Bisa dibersihkembalikan
Di ujung waktu pengabdian
(BMI, 11112013, 12:27:49)

*
Malam-malam Basah
Untuk Dedianti
Kabut menggelayuti malam-malam basah
Berpaut padaku menggelar mimbar
Seperti saat kau sipu aku dengan curian mata
Di ujung meja pertemuan
Sesaat setelah kau kirimkam dinding hati ke ruang batinku
Kau tersesnyum dalam cermin tanpa uap
Luluh dalam buaian waktu
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Rindu mengalirkan butiran penantian
Saat hujan mencemburui kemarau
Mata kita beradu sendu
(BMI, 11112013)

Di Tepi Piring
Putih telur yang tak habis kulumat
Menyisakan sepi di tepi piring bertisu
Iringan bunyi beradu gelas bening
Mengingatkan dua bola mataku yang sempat kujenguk
Dalam keberduaan senja
Tertulis namamu dipanggil jatah waktu
mendekap malam berdaun basah
(BMI, 11112013, 07:12:28am)
PUISI Andana

Sesaat Setelah Kau Pergi


untuk Hanjuang Sumedang "HES"

Senandung itu mengalun lembut dari kerinduanmu pada kota kelahiran kita
langkahmu yang mantap ke depan menelusuri sisi-sisi tersisih
mengumandangkan burung beker yang merayap di sela jarami
sisa panen padi petani
aku membaca semangatmu
dalam parau senja di pasir-pasir mengkrikil
saat kami masih menaiki sawo polo
saat kami memanen pisitan di sisi ruang kampus
saat kepulan-kepulan rokok memenuhi reot saung di tepi kebun
Engkau sapa kami dengan kidung pembuka
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
engkau sambut kami dengan dangdanggula dan mijil

dalam riuh gamelan yang tak akan lagi kau sentuh


Aku kelu dalam perjalanan pulang
saat kabar itu adalah kenyataan
aku tak sempat mengangkat takbir di ujung waktumu
dalam perjalanan pulang rantau
kupastikan segalanya nyata
kudengar suaramu dalam lirih lelahmu
"Telah kutitipkan segala rasa dahaga
pada batang-batang jerami yang menopang pundi-pundi padi,
hanjuang jadi perlambang"
langkahmu pasti dalam kegelisahan kami
dan melati yang kau tabur tumbuh di bukit-bukit sunyi
fadzkuruni adzkurkum wasykurruli wala taqfurun
..poencer..2013

Menanti Senja
alun kinanti di gunung Kecapi
dan maskumambang di sisi-sisi Tampomas
sendu mengiris matahari
saat kita setengah hari bersua indah
dan kini matahari mengerling di ubun-ubun memisah langkah
sepi menyeruak raga tapi apa harus dikata
sua hanyalah kesementaraan
dan berpisah kelana bukanlah ujung penantian
kita larut dalam waktu berisi butir-butir rindu
sepekan pulang sepekan datang
aku menanti senja tanpa pelangi tanpa gerimis
Peundeuy,07112013

Bahagiaku telah hilang karena sebagian kebahagiaanku ada di dirimu


(Agusti, 81113)
Aku sukaa caramu cemburu
Dan kudapati serpihan-serpihan mimpiku dulu ada di sisi lembut kecupmu
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Saat sisa bulan tertinggal di ufuk utara memucat
Tak perlu menganyam gairah dendam (Seka)
Kepak burung gereja menelisik tubuhnya menikmat cahaya
Dan senyummu yang sempat kuhirup di setengah hari tempo hari
Membunyikan rindu tak terbatas
Kuingin gambar keceriaan di halus pipimu biar kutegap melangkahi hari bersama
jiwamu di sini

PUISI
Oleh Dadan Andana 06 Februari 2011 jam 12.07

Ngecom
Bae...
bapa..ema...abah...ambu..guru..
anjeun nu neundeun kadeudeuh
anjeun nu ngucurkeun pangaweruh pinuh pakewuh
najan jauh tetep pengkuh maseuk sarakan
mageuhkeun duriat dina sela-sela kelas
muntangkeun amanah dina sisi-sisi pilemburan,
dina sungapan-sungapan harepan..teu baha ku bala

Baeu ....
bapa...ema...abah..ambu..guru..
natrat dina kelas darajat anjeun wiwaha
najan peunteun ukur jadi eunteung..najan ijazah ngalayah payah
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
kuring miguru miwula ka salira
sanaos anjeun tos ngaleos tina teuteupan
sanajan salira tos ngambah sagara udagan
bapa...ema..ambu..guru
geura tempatkeun abi di sisi ridho ilahi
dijejeran ku pangbakti pangabdian diri anjeun
geura cindekeun ieu lelembutan
dina zaman nu beuki edan

hujan bet ngacak-ngacak rasa


ngarakacak mawa ebar hampa rasa
nya kamana ngaliarkeun guligah
bet salira ngudar manah ngantep karep paneuteup
nu anger nompo hayang jonghok
di luar panto molongo

Duka kumaha poe nyerelek mere ceudeum


haleungheum sanajan diigelan ku barongsai
ditambih keupeulan angpaw
teu narik poe nu jempe
budak lisung siga ngarungun caricing na kurungan hawu
jarami diarantep da teu beuki
pare hideung teu kapoe
kalah ngakar ngacambah embungeun paeh
poe nyerelek mere rehe
kamana atuh kamana nya meuli lilin
tamaha-tamaha nya teh elin!!!!!
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Nu Numpuk
Nu numpuk ukur buku jeung lebu
modul ngumpul pinuh kebul
makalah ngalayah tara kacabak
pangedulan ngoreh berekat kuliah
asa bruy bray deui cimata bungah
ngan hanjakal leungeun jadi deungeun-deungeun
poho maca poho ngeja komo ka ngaji alif jeung rasa
asa geus teu butuh padahal rapuh
alesan pinuh karipuh da puguh teu boga suluh
barudak ukur sina ngakak dina HP jeung fesbuk
tara maca, tara nulis..
ka mana guru nulis? ka mana guru maca?
singhoreng nyenghel dina tumpukan sertifikat
nyumput dina jukut pipir balong bari ngalong
jadi guru nguseup..jadi guru remot..jadi guru lemot
nya saha kuring?

Generasi Lisung
oleh Dadan Andana pada 06 Januari 2011 jam 12:08

Kita adalah penjaja makna dalam hidangan arah


menggulirkan wacana dan kisah buana
memancangkan pasak pada tunas-tunas berserakan
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
memancarkan bara pada sengketa masa kini dan lalu
kitakah kini pewaris durjana?
bukankah kita telah ikrarkan di rahim ibu
"Aku generasi Unggul" teriak deretan sperma dulu
"we born to win!" seru anak-anak Lisung
yang hilang dilupakan tumbukan deru kekuasaan
tanpa kearifan

Lisungmu tak lagi menyanyikan gondang


alu-alu tinggal terlelap dalam kealfaannya sendiri
melantunkan kerinduan masa lalu
mengisahkan duka nestapa dan cinta
Lisungmu jadi buruan budaya baru
menuntutmu ada kembali dalam bingkai pagar ayu
Kita memang rindu Gondang
sayang gondang hilang meradang

Untuk Ce Moh. Hafidz


oleh Dadan Andana pada 06 Januari 2011 jam 11:49

Embun itu tetap membaluri jiwaku


cahaya itu membumihangatkan seleraku
petuah itu menggelorakan nafasku
meski tinggal tumpukan kertas di ruang kerja
tergantung menempel lekat dalam jendela anak-anak kita
"knowlegde is power" lirihmu

Kartu-kartu ilmumu tertebarkan dalam mataku


alun suaramu menyiratkan kesahajaan mutlak
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
depa aku di sujud-sujud duhamu

nadiku berdenyut ikut menyucikan lantunan ayat-ayatmu


yang kau kupas dalam keseharian gerak
sibuk agendamu tak menidurkanmu dari lelah
sedang aku meredupkan angan dalam bilik kajianmu
menyantap subuh di belakang sajadahmu
aku rindu petuah kalbumu

Hasratkuhapus
oleh Dadan Andana pada 06 Januari 2011 jam 11:27

Sms kirimanmu belum kuhapus


Saat kapinis menorehkan abu langit
Tentang mufakat pertemuan hasrat
Menggelisahkan jadwal padat
Mencabik resah hati
Waktu terus mengakali janji
Entah bila hasrat muncrat
Entah bila pandang meradang
Entah bila juang hilang
Huruf demi huruf kulesapkan
Kapinis menorehkan abu langit
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Rindu Kidung
oleh Dadan Andana pada 05 Januari 2011 jam 16:42
jalan tanah itu masih tetap berkisah
tentang sawah, rawa, sungai Cibuntu, Cipanas
tentang rumput, pohon kelapa, jambu monyet, dan nenas pagar
tentang ema, bapak, abah
tentang lumpur, jerami dan kerocok bebek mencocor butiran sisa panen
tentang ikan gabus, paray, kawawo, betok, dan sepat
tentang burung kuntul, beker dan puyuh rawa
Tapi ema...
lahan itu bukan lagi milik kita
kini bergemuruh tergerus buldozer dan ledakaan dinamit
menjelma tebing tembok kokoh
gedung julang pendatang urban di vila-vila sawah kita
sawah kita mak...
meratap terhimpit tumpukan aduk coran berkoral
kita kalah mengolah mengeluh peluh
tak ada lagi anak-anak kita berkejaran di pematang
mengejar jangkrik-jangkrik kecil yang kini terpenjara
tak ada lagi lenguh lembu berirama bajak
tak ada lagi ibu-ibu memanen gaang di belakang bajak
hilang kidung memurba dan lumpur menjadi barang luhur dijualbelikan
melatih anak di sawah dalam outbond
Ema ...
kawihkan aku kidung asmarandana, dangdanggula dan mijil
yang tak lekat lagi di jiwa anak-anakku

Eksplorasi
oleh Dadan Andana pada 05 Januari 2011 jam 16:28
Masih kudengar lirih suaramu di pundakku
"aku kan tetap di sisimu siapapun pemilikmu!"
gerak berat makin merapatkan dekapan
titik-titik lelehan hangat bergelayut di pipi merah
mengisahkan keterasingan, mengelupaskan kenangan
pertemuan-pertemuan jadi kaca langka
lenyap dalam riuh gemuruh pengejaran
hilang dalam kesan lintasan kupu-kupu
aku menunggu di kelambu rindu
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
meski pencarian terus kuburu di sekecil dunia maya,
di rentetan banyak nama-namamu
rindu masih kuselipkan di bilik-bilik jantungku
mengenduskan pasir parangteritis
yang sempat kita injak
dan kita tuliskan
kita pasti berjumpa pula

Lirik untuk Ibeng BRS


oleh Dadan Andana pada 04 Januari 2011 jam 21:33
Kita sama pejantan
kita sama pendaur ulang
Kita sama pencinta betina
kita sama pecandu shutle cock
kita sama penjaga malam-malam dinas di kantor
kita pengisah masa lalu yang kadang kita hilapi
aku peretas jalan nurani birahi
engkau penghitung angka asmara dalam kubus
busur jarak penentu bilangan UAS
kau larut dalam buai birahi retasanku
angka jadi bencana
sastra jadi asmara
ibeng...ibeng..aday....aday...adora
birahi membawa mati
jangka menarik garis kodrati
kau terpisah dalam kedekatan rasa binasa
aku jauh dalam sauh yang terus kutempuh
aku air kau arus
dan ikan-ikan kecil itu menggelepar di desahmu
aku suara di lirih dekapan istri-istrimu

Pena-Tuts
oleh Dadan Andana pada 04 Januari 2011 jam 21:16
selamat malam pena
kau tajam sering disakiti
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
terasah, dililit serutan dan c
kau utamakan isimu tak apa ragamu luka
kau tebarkan ayat-ayat indahmu
meski kadang keras menelanjangi siapa pun
yang kau sorot
entah knapa...kau hening buntu laku
hanya memelototi tuts-tuts lembut
kau tergeletak tak runcing lagi
kau jihad dalam dunia anak-anak desa saja
akupun larut dalam tuts keyboard
bukan berpaling darimu
tapi nyanyian keyboard lebih merangsang
tapi kau telah bisa mengubah dunia
alam pikiran anak anak bangsa adam
kau teguh, kau tetap ada
tetap lurus tegar tegas membisikan
"aku tidak kalah, tapi memosisikan diri
dalam pendidikan dasar anak bangsa
yang makin cerdas, kreatif, dan bebal secuil!"

SAJAK BERANG
oleh Dadan Andana pada 04 Januari 2011 jam 20:07
Kita pejalan larut memuncaki bukit pasir yang makin mengerdil
melaharkan hasrat bara lupa angka usia lupa raga binasa
kadang lupa perjalanan sendiri yang kian dekat menepi
pasir-pasir mengendap tak bicara lagi kota beludru
tercecer di julang gedung menara jasa melempari serakah penghuni bumi
menghujaninya dengan amanat ayat-ayat bencana
menorehkan kematian menyakitkan
doa-doa tinggal catatan, guru-guru ditalaqqi, murid jadi hilang sanad
keberkahan lenyap dalam medan kepalsuan yang dibiarkan disoraki sahwat-
sahwat purba dan ilmu jadi keraguan dalam gegap rupiah
selamat berjaya kebohongan
kelahiran bumi melenyap alam sekarat pasir gunung menyerbu
selamat datang utang-piutang
bayi-bayi sujud dalam endusan tandus lahan

**

bundar bola kebanggaan toserba mengelus diskon bulan tua


pasar kaget-warung tegal santapan berirama gusuran
berlomba dalam zaman kedustaan yang diamini penjaja kuasa
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
mereka menebar harga gula merana,kami meneriakan lada dan garam
anak-anak bersandal instan meneriakan kebolongan
kami tetap membajak, memahat, mengajar, mengeja, mengaji
meski ruang kosong dari pahatan kalam

Kisahkita
oleh Dadan Andana pada 02 Januari 2011 jam 21:09
Narasi Amplop 15
Amplop?
Putih bertuliskan namaku....
Lima belas ribu rupiah?
Haha..ko bisa?
Bayar kebohongan portomu?
Hi..hi..hi
Buncah membuncah kedustaan disengaja merambah segala sahwat
Tawa tertawa menggoda-goda dalam tong-tong kebohongan dan
kamuflase
Citra?
Ah persetan
Lugumu tak lagi jadi lagu rindu dalam kalbuku
Tulang? Daging? Kulit? Itu janjimu dulu
Tulangku, dagingku, kulitku, dagingmu, tulangmu, kulitmu
He He maaf
telah busuk dimulutmu sendiri
menyangga kebanggaan harkat
tanpa martabat?
ha..ha.. kau bolong...kosong....gosong?
Jangan berlari!!! Letakkan saja malumu di amplopku
Compu F105\23:30\
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Risalah File
Masih tersisa cerita lama di komputerku
Folder dan file-filemu meneriakkan pemakzulan
asyik mendekat merapat erat padaku
Mengadu cerita di ujung waktu
Padahal itu telah kulemparkan jadi milikmu
Memberkas di fakultas yang tak jelas
Compu F105\23:45\

Perjalanan

Tujuh tahun telah kueja


alif ba ta barisan abjad berkata bermakna

Sebelas tahun telah kubaca


cerita-cerita sahaja

Dua belas tahun telah kupeluk


asa kehidupan baru

Empat belas tahun telah kusinggahi


Dalam belantara sukma suka-duka
Pada pematang panjang dan sungai kelok Cibuntu
Pada ladang,rawa, sawah, kerbau, dan domba
Pada butiran-butiran peluh dalam guruh gilingan padi majikan
Pada iringan wanita-wanita perkasa desa
Pada surat-surat pesona dara-dara di meja kelas

Tujuh belas tahun telah kunaiki


Bukit-bukit pasir pasak Tampomas
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Menumbuhkan harap tanpa cemas
Merenda cerita cinta remaja di pasir gurun
Memuncaki bukit cita citra guru bangsa
Meski kini Tampomas memelas dan diperas

Dua puluh tahun telah kujelajahi


sawah-sawah mengalah pada beton-beton bertingkat
genderang perang peradaban menyeruak ke ruang sastra
bahasa hanya sempat mengunyah kata-kata
larut dalam aroma peniscayaan
guru kejaran citaku entah!

Dua puluh lima tahun telah kuselami


tenggelam dalam muara asmara tanpa cinta
merayapi sendi-sendi birahi
mengikatkan syahwat yang gawat
menyatukan watak-watak yang kadang keparat
melemparkan khayal-impian sesaat
pada tangga-tangga zaman kenabian
buah asmara menebar suka ceria sejiwa

Tiga puluh Sembilan telah kupuncaki


Dalam belantara nafkah, kerja, dosa, dan kemunafikan
Dalam lembar pengembaraan hayat-marifat
Belum apa-apa meski ada
Compu F106/23:20

Dadan Ragoeng Andana lahir di Lembah Tampomas, 7


Desember 1970. Sedang belajar tulis menulis. Dia Juga
membina Mading Jerami di sekolahnya. Pernah aktif di
kegiatan oratorium dan visualisasi puisi semasa jadi
mahasiswa. Dia belum berani menulis di media massa
belum PeDe katanaya. Konpensasinya dia aktif nulis di
Fbnya dan di buletin Medal gaweannya Forum MGMP
Sumedang.
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Saat Tak Bersapa

Tanganmu mengetuk janji kejujuran


Meski malam larut
Selimut kusut mengerut dalam kening kegundahan
Menyapa tenaga yang habis di perjalanan

Bongkahan nafsu menyerbu kalbu


Hingar dalam kedalaman hati
Tak mau menepi menelikung kecongkakan
Dusta beruntun dusta menenggelamkan kata-kata
Tak mau disapa tak ada lagi pelita
Aku baja yang mengoyak riak congkak tabirmu
Durjana .
Compu F105\23:26\

Siapa Sangka?
Tak ada kata yang sempat kau ucapkan
Tak ada sapa yang menyunggingkan senyum keakraban
Taka ada pujangga yang kuat menjaga dara asmara
Harta wanita dan dusta
Bukan malapetaka?
Rasamu rasaku rasa risau
Lakumu sukamu dukaku duka bangsa
Senyummu sapamu siapa sangka
Menikam membunuhku dengan kepalsuan
Enyahlah wahai nestapa
Bawa duka-lukaku pengharap mulia adaku
Compu F105\23:26\
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Sebatas Kata

Naik bendi ke cipadung


Kau panik hati bingung

Perjalanan kita makin senja


Anak-anak kita makin dewasa untuk berkaca
Mengeja membaca menerka meraba (jangan menerawang)
Siapa yang gila?
Siapa sang Naga?
Siapa sang Raja?

Beli nanas dari Subang


Hati panas berebut uang

Pipi kempot gigi ompong


Nyalimu peot karena bohong

Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian


Bersakit-sakit dahulu, senangnya hanya impian

Karmina itu menjadi nyanyianku


Mengamenkan lirik-lirik pemakzulan
Di ruang-ruang tempat anak-anak kita diberi obral janji
Padamu negeri jiwa raga kami
Terdengar sayup dinyanyikan dalam hati bocah tak lincah
Kesunyian jadi penghasut untuk mulut-mulut terkutuk
Compu F105\24:10\

Bunda Wina 1

Masih terngiang lembut tulus dalam kalbuku


Doa-doa khusuk dalam sujud malam-malammu
Nasihat-nasihat petuahmu hadapi hidup
Tak habis nafas dan langkahmu
Mengepakkan sayap-sayapku yang hampir patah
Mengikatnya dengan jalinan kasih tanpa pamrih

Bunda
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
Harum tanah tubuhmu
Dengus nafas peluh tulusmu
Langkah terpapah panjang derajat wanitamu
membuatku tak lumpuh, tak mengeluh
menempuh berpuluh tangga martabat

Bunda
Tulusmu tak bisa kutempuh
Ikhlasmu tak mungkin terbalas
Meski waktu memperpanjang zaman
Meski hari memberi arti mati
Compu F106/21:35

Bunda Wina 2
Jalan itu masih tetap kukenal
Petak-petak sawah dan pematang menyisakan mata
Meski kini bukan milik kita

Lantunan tilawahmu masih tetap kuresapi


Dalam bilik-bilik kamar senjamu
Meski rumah itu tak kita tinggali

Belaian itu masih meluluhkan rasa


dalam lunjuran dua kakimu di pintu teras terbuka
Meski jarak mengisahkan bulan

Jeritan itu masih tetap kuingat


Dalam rintihan tangis keyakinanmu dan bentakan bapak
Meski kini tak bersamamu

Lirih doa-doamu masih terus mengaliri pori-pori jiwaku


Dalam setiap perjumpaan dan malam-malamNya
Aku masih ingin bersamamu
Compu F106/22:10

Hasratku Kuhapus
SMS kirimanmu belum sempat kuhapus
saat kapinis menorehkan abu langit
tentang mufakat pertemuan hasrat
menggelisahkan jadwal padat
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)
mencabik resah hati
dan waktu terus mengakali janji
entah bila hasrat muncrat
entah bila pandang meradang
entah bila juang hilang
huruf demi huruf kulepaskan
kapinis menorehkan abu langit
(06 Januari 2011)

Generasi Lisung
Kita adalah penjaja makna dalam hidangan arah
menggulirkan wacana dan kisah buana
memancang pasak pada tunas-tunas berserakan
memancarkan bara pada sengketa masa kini dan lalu
kitakah kini pewaris durjana?
Bukankah kita telah ikrarkan di rahim ibu
Aku generasi unggul! teriak deretan sperma dulu
We born to win! seru anak-anak lisung
Kini hilang terlelap dalam tumbukan deru kekuasaan
Tanpa kearifan
Lisungmu tak lagi mengawihkan gondang
alu-alu tinggal terlelap dalam kealfaannya sendiri
mengheningkan kerinduan masa lalu
mengisahkan duka nestapa dan cinta
lisungmu jadi buruan mata-mata baru
menuntutmu kembali ada dalam bingkai pagar ayu
aku rindu gondang
gondang sayang hilang meradang
(06 Januari 2011)
KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)KOMUNITAS
PUCUK DAUN (Panceg Upaya-Cinta Umat-Kreatif -Dalami Agama
-Ubah Nasib)

Anda mungkin juga menyukai