Anda di halaman 1dari 20

Format Pengkajian Anak

I. Pengkajian

A. Identitas Data
1. Nama : An. R.M.
2. Tempat/tgl lahir : Samarinda,5 september 2011
3. Usia : 18 hari
4. Nama Ayah/Ibu ; Tn.R
5. Pekerjaan Ayah : Swasta ( buruh pembuat batu bata)
6. Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
7. Pendidikan Ayah : SD
8. Pendidikan Ibu : SD
9. Agama : Islam
10. Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
11. Alamat : Jl. Ampera Palaran samarinda

B. Keluhan Utama

Sesak nafas dan kadang kejang 3-4x sehari

C. Riwayat Keluhan Saat Ini


Orang tua mengatakan anak sesak nafas dan sering timbul kejang dengan

mulut mecucu dan tangan mengepal 3-4 x sehari, dan bila dipegang dan

dengar suara yang nyaring anak sering mengalami kejang, badan panas

temp 38 C, tidak bisa nangis dan tidak bisa menyusu.

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu:


1.Prenatal

Ibu mengatakan, pada saat hamil keadaan ibu sehat, dan vaksin saat hamil

tidak lengkap, kontrol hamil ke bidan praktek tapi tidak rutin.

1. Intranatal
Anak lahir cukup bulan,BB lahir: 3500 gram dengan PG: 48 cm
Anak lahir di bidan praktek spontan langsung menangis, perawatan tali

pusat oleh bidan 2 hari.


2. Postnatal
Saat dibawa pulang tali pusat belum lepas dan perawatan tali pusat

dilanjutkan dirumah oleh ibunya dengan cara tradisional yaitu

menggunakan bedak campur daun dihaluskan ditempelkan pada tali pusat.

E. Riwayat Masa Lalu


1. Penyakit waktu kecil
Klien saat lahir sehat baru setelah 5 hari sakit sampai sekarang (tanggal

pengkajian 23 sept 2011


2. Pernah dirawat di RS
Sejak lahir anak tidak pernah dirawat di rumah sakit
3. Obat-obatan yang digunakan
Klien sebelumnya belum pernah mendapatkan obat-obatan .
4. Tindakan (operasi)
Tidak pernah dilakukan operasi kecuali saat pemotongan tali pusat
5. Alergi
Tidak diemukan ada alergi terhadap obat-obatan dan makanan.
6. Kecelakaan
Tidak pernah mengalami kecelakaan.
7. Imunisasi

Klien saat pulang dari bidan telah mendapat imunisasi dasar yaitu

DPT. I dan BCG I.

F. Riwayat Pertumbuhan
Saat sehat klien baru bisa menangis
Lingkar kepala = 34 cm
Panjang badan = 50 cm
Berat badan = 3,5 kg

G. Riwayat Sosial
Yang mengasuh: anak diasuh oleh ayah dan ibunya.
Orang tuanya sangat menyayangi anaknya
. Hubungan dengan teman belum bisa dinilai

H. Riwayat Keluarga
1. Sosial ekonomi
Ayah bekerja sebagai buruh pembuat batu bata dengan penghasilan yang

hanya cukup untuk makan sehari-hari saja


Biaya anak saat ini menggunakan Jampersal (jaminan perslinan

2. Lingkungan Rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah sarana dari bosnya dengan

ukuran 3 x 4 cm. Terdiri kamar tidur, ruang tamu dan dapur menjadi satu
Ruangan tempat mandi di sumur diluar rumah untuk keperluan MCK

menggunakan air sumur.


3. Penyakit Keluarga
Menurut orang tua klien dari pihak ibu dan ayah, tidak ada yang

menderita sakit seperti yang dialami oleh anaknya saat ini.

4. Genogram


Keterangan : = yang tinggal serumah, tanda = klien
= perempuan = laki laki

I. Pengkajian Tingkat perkembangan saat ini


Saat sehat klien baru bisa menangis dengan aktif menggerakan kaki dan

tangannya, dan sekarang tidak bisa menangis


J. Pengkajian Pola Kesehatan Saat Ini
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Orang tua mengatakan bahwa anaknya dikira sakit panas hingga step

biasa saja, dan tidak mngerti kalau anaknya sakit tetanus


Orang tua akan tetap berusaha untuk kesembuhan anaknya.
2. Nutrisi
Di rumah, saat sehat klien minum asi 5-6 kali sehari
Di rumah sakit: klien untuk pemenuhan nutrisinya dengan asi melalui

NGT 20 cc/ jam

3. Cairan
Di rumah: klien munim asi .
Di rumah sakit: anak minum ASI tapi melalui NGT karena anak tidak

bisa menyusu,infus dengan D10 :Nacl 8tpm.


4. Aktivitas
Anak sehat anak aktif gerakannya, tapi setelah sakit klien hanya baring

di tempat tidur terus karena kalau gerak bisa timbul kejang


5. Tidur dan Istirahat
Saat di rumah sehat klien banyak tidur banguan jika BAB / BAK, dan me-
Nyusu, di rumah sakit klien tidur terus.

6. Eliminasi
Saat di rumah klien BAB 2-3 kali perhari dan BAK 3-4 kali perhari, di

rumah sakit 3-4 kali perhari

7. Pola hubungan
Hubungan orangtua dengan anak sangat dekat. Ayah dan ibunya sangat

sayang dengan anaknya.dengan teman sebaya belum bisa dinilai

8. Koping atau tempramen dan disiplin yang diterapkan

Orangtua dapat menggunakan koping yang baik, kedua orangtua sangat

baik dan lemah lembut saat brbicara dengan anaknya.


9. Kognitif dan persepsi
Orang tua klien tidak mengerti jika anaknya menderita penyakit tetanus

mereka beranggapan anaknya sakit panas dan step biasa saja

. 10 .Konsep diri

Klien saat ini hanya baring saja menangispun tidak bisa


11. Seksual dan menstruasi
Anak berjenis kelamin laki-laki.
12. Nilai
Orang tua tidak menganut suatu nilai tertentu, orangtua mengatakan hanya

percaya pada satu agama.yaitu islam dan selama di Rumah sakit tidak bisa

ibadah karena sarana, tapi mereka tetap percaya bahwa semua ini sudah

ditentukan oleh Tuhan dan manusia hanya menjalaninya saja.


K. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Lemah. Kesadaran delirium dengan GCS.....
2. Kulit
Warna kulit merah muda, turgor kulit baik
3. Kepala
Bentuk simetris: rambut lebat, kulit kepala bersih, lingkar kepala 34 cm.
4. Mata
sklera mata: bening dan warna putih konjungtiva: pink kemerahan,tidak ada

anemis
5. Telinga
Simetris kiri kanan, telinga berada pada garis sejajar.
6. Hidung
Tidak terdapt pengeluaran secret, tidak ada polip.terpasang NGT
7. Mulut
Mukosa oral lembab,belum tumbuh gigi dan bila kejang mulut mecucu.
8. Leher
Tidak teraba adanya masa pada leher, vena jugularis jelas terlihat
9. Dada
- Bentuk simetris kiri kanan, saat bernapas menggunakan otot bantu

pernapasan
- Ictus cordis teraba di ICS 4 dan 5
10. Paru
Nafas vesikuler tidak terdapat suara ronci/weezing,menggunakan otot bantu

pernapasan, bernafas bantu dengan 02 liter


11. Jantung
Ictus cordis teraba di ICS 5
irama jantung teratur, tidak terdapat elevasi gelombang ST.
12. Abdomen
Inspeksi: bentuk abdomen datar dan ada noda kehitaman di pusat
Auskultasi: bising usus 20x /menit
Palpasi: tidak teraba masa,tidak ada pembesaran dari hepar.
Perkusi:tympani pada area sisi kiri seluruh abdomen
13. Genetalia
Daerah genetalia bersih tidak ada luka lecet
14. Anus dan Rectum
Lubang anus ada dan tidak terdapat kelainant bawaan.
15. Muskuloskeletal

Tidak ada kelainan pada muskuloskeletal

16. Neorologi
Tidak bisa di nilai karena bila di sentuh bisa timbul kejang

L. Pemeriksaan Diagnostik lainnya


a.Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 17/9/11
WBC = 10,4 4,0 12,0
LMT = 7,1 4,0 5,0
MLO = 2,2 0,1 1,0
GRAM = 9,1 2,0 0.0
LVM = 38,4 25,0 50,0
MLO % = 12,2 2.0 10.0
GRAM % = 49,1 50,0 80,0
RBC = 4,60 4,0 6,20
HGB = 15,2 11,0 17,0
HCT = 43,1 35,0 55,0
MCV = 93,6 90,0 100,0
MCH = 33,0 28,0 34,0
MCHC = 86,3 81,0 85,5
RDW = 35,8 10,0 16,0
PLT = 110 150 400
LPU = 8,0 7,0 11,0
GDS = 91 60 150
b. Pemeriksaan Rontgen : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Informasi lainnya

BB : 3,5 kg

TB : 50 cm

SB : 38 derajat celcius

Nadi : 120 x / menit

RR : 60 x / menit

d. Progam terapi dan cairan


Infus Dextrose10% : Nacl 0,9% 50 cc / 3 jam
Diazepam 4 mg / 30 cc
TP 100.000 UI / gram / h
PCT 3 x 3 gl
ASI 6 x 30 cc ( NGT )
II. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS : Pola napas tidak Spasme otot pernapasan
DO :
efektif bagian atas
Suhu badan 38 c, RR
60x/menit, Nadi 150 x /
menit, terpasang O2, Suara
gargle (+)
2 DS : Hipertermia Reaksi eksotoksin
Orang tua klien
menyampaikan suhu badan
panas terus
DO :
Suhu badan 38 c
Klien tampak di kompres
pada dahi dan ketiak
3 DS : Resiko cedera Serangan kejang yang
DO :
fisik berulang.
Kejang 3 4 x sehari
Setiap kali disentuh klien
kejang
4 DS :
Orang tua klien mengatakan Kurang Kurang informasi
tali pusat klien dirawat pengetahuan
dengan cara tradisional,
daun daun.
DO :
Keluarga bertanya dengan
perawat tentang perawatan
bayinya.
III. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tak efektif b/d Spasme otot pernapasan bagian atas
2. Hipertermi b/d reaksi tubuh terhadap toksin
3. Resiko terjadinya cedera fisik b/d serangan kejang yang berulang.
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang penanganan penyakit b/d kurang

informasi
IV. Perencanan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional


1 Pola napas tak efektif b/d Setelah dilakukan tindakan 1.1. Kaji pola napas klien 1.1. Untuk mengetahui sejauh mana
1.2. Kaji tingkat kejang klien
spasme otot pernapasan keperawatan selama 1x30 1.3. Lakukan suction bila mungkin sesak klien
1.4. Berikan O2 dengan volume 1.2. Dengan mengetahui kejang kita
bagian atas menit jalan napas akan
L lebih berhati-hati
adekuat denga KH : 1.5. Pantau tanda-tanda vital 1.3. Untuk mengeluarkan skret
- Napas longgar 1.6. Laksanakan terapi sesuai 1.4. Untuk kebutuhan O2
- Tidak ada sesak 1.5. Mengetahui perkembangan
- Frekuensi nafas program medis
40-60x/menit klien
1.6. Memberikan tindakan bila

serangan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional


2 Hipertermi b/d reaksi Setelah dilakukan tindakan 2.1. Kaji pengetahuan keluarga 2.1. Untuk mengetahui tingkat
tubuh terhadap toksin keperawatan selama 2 jam tentang hipertermi pemahaman keluarga
2.2. Berikan penjelasan kepada 2.2. Agar keluarga mengetahui
suhu bada kembali normal
dengan KH : keluarga tentang peningkatan penyebeb dari peningkatan suhu
- Suhu badan dalam batas
suhu tubuh tubuh
normal (36 37 c) 2.3. Observasi tanda-tanda vital 2.3. Tanda vital merupakan acuan
- Badan klien tidak teraba 2.4. Anjurkan keluarga untuk
dalam mengetahui keadaan klien
panas member banyak minum 2.4. Peningkatan suhu tubuh
- Orang tua klien 2.5. Anjurkan keluarga
meningkatan penguapan tubuh
mengatakan anaknya menggunakan pakaian tipis
sehingga perlu diimbangi asupan
tidak panas lagi. dan menyerap keringat
cairan yang cukup
2.6. Beri kompres dingin dan tepid
2.5. Untuk menjaga agar klien merasa
sponge water
nyaman
2.7. Beri obat anti piretik sesuai
2.6. Untuk menurunkan suhu tubuh
indikasi 2.7. Obat anti piretik membantu
2.8. Beri antibiotic sesuai program
menurunkan demam
2.8. Obat antibiotik mengurangi infeksi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional


3 Resiko terjadinya cedera Setelah dilakukan tindakan 3.1 Kaji tingkat/frekuensi kejang 3.1 Untuk mengetahui intensitas
fisik b/d terjadinya keperawatan dalam jangka klien kejang
3.2 Kurangi factor pencetus kejang
kejang berulang waktu 1x24 jam cedera fisik 3.2. Agar kejang tak sering terjadi
3.3 Ciptakan lingkungan yang aman
tidak terjadi dengan KH : 3.3. Agar klien bisa istirahat cukup
dan nyaman
- Kejang berkurang
3.4 Anjurkan klien untuk banyak
- Tidak terjadi cedera
istirahat 3.4. Mempercepat penyembuhan
sebagai akibat kejang 3.5 Monitor/catat tanda-tanda vital
3.6 Observasi klien setelah serangan
3.5. Tanda-tanda vital bisa
kejang
memberikan gambaran
3.7 Laksanakan terapi sesuai order
kesehatan klien
medis
3.6. Mengetahui efek kejang
3.7. Mengurangi/penghilang kejang

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional


4 Kurang pengetahuan Stelah dilakukan penkes 4.1.Kaji tingkat pengetahuan 4.1. Untuk mengetahui tingkat
keluarga tentang dalam jangka waktu 1x30 keluarga klien pengetahuan keluarga.
4.2. Agar keluarga mengerti tentang
penanganan penyakit b/d menit, keluarga klien dapat 4.2 Jelaskan kepada keluarga klien
penyakit anaknya.
keterbatasan informasi mengetahui tentang apa yang sedang dialami
yang didapat penanganan penyakit anaknya 4.3. Agar anaknya tidak lebih
anaknya dengan KH : 4.3. Jelaskan kepada keluarga klien berbahaya dan mengerti
- Pernyataan paham dari
tentang apa yang bisa dilakukan penyebab kejang.
keluarga
untuk anaknya kejang dan apa
- Tidak bertanya lagi 4.4. Agar keluarga klien lebih
yang menyebabkan kejang.
tentang penyakit mengerti.
anaknya 4.4. Berikan kesempatan keluarga 4.5. Obat anti kejang membuat klien
- Orang tua tampak rileks /
untuk bertanya. tidur terus.
tidak tegang 4.6. Personal hygiene tetap terjaga.
4.5. Jelaskan tentang efek samping
dari pemberian obat.
4.6. Jaga kebersihan mulut klien.

V. Implementasi

Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi


Jumat Pola napas tak efektif b/d 1.1. Mengkaji pola napas klien 1.1. Napas tampak cepat dan dangkal
23/9/2011 1.2. Mengkaji tingkat kejang klien
spasme otot pernapasan RR 68 x / menit.
Jam 10.00 1.3. Melakukan suction pada klien (bila mungkin)
1.2. Klien kejang 3-4 kali / hari, setiap
bagian atas 1.4. Memberikan O2 dengan volume L
1.5. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital kali disentuh klien kejang
1.6. Melaksanakan program terapi sesuai 1.3. Suction dilakukan bila perlu pada
program medis. saat terjadi penumpukan secret.
1.7. Mengkaji ulang pola napas klien setelah 1.4. O2 terpasang liter / menit
1.5. Suhu tubuh 38 c, RR 68x/menit,
dilakukan tindakan keperawatan selama 30
Nadi 120x/menit
menit.
1.6. Terapi sudah diberikan sesuai
program (Diazepam drip dalam
infus D10% )
1.7. Pasien tampak lebih tenang
setelah kejang berhenti, RR: 48x/
menit.

Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi


Jumat 2. Hipertermi b/d reaksi 2.1 Mengkaji pengetahuan keluraga klien tentang 2.1 keluarga mengatakan demam
23/9/2011 tubuh terhadap toksin hipertemia . anakanya belum sembuh.
Jam 10.00 2.2 Memberi penjelasan secara singkat kepada 2.2 ibu mengatakan mengerti tentang
keluarga klien tentang peningkatan suhu tubuh penjelasan dari perawat dan sambil
adalah akibat dari reaksi toxin. menganggukkan kepala.
2.3 Memantau tanda-tanda vital. 2.3 suhu; 38 C, RR: 68x/mnt, nadi;
2.4 Menganjurkan keluarga untuk memberi
120x/mnt.
minum banyak dengan klien.
2.4 klien minum melalui NGT 20 cc/
2.5 Memakaikan pakaian yang tipis dan menyerap
jam
keringat dengan klien.
2.6 Memberi kompres dingin dan menyeka klien. 2.5.klien tampak menggunakan pakaian
2.7 Memberi obat antiperetik sesuai program. tipis dari bahan yang menyerap
2.8 Memantau tanda-tanda vital setelah 2 jam keringat.
diberikan tindakan keperawatan. 2.6. kompres terpasang pada dahi,
daerah ketiak, dan lipatan paha klien.
2.7 klien telah mendapatkan obat
paracetamol sirup.
2.8. suhu; 37,3, nadi: 120x/menit, RR;
48x/mnt.

Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi


Jumat Resiko terjadinya cedera 2.1. Mengkaji tingkat/frekuensi kejang klien 2.1 klien tampak kejang setiap kali di
2.2. Mengurangi factor pencetus kejang
23/9/2011 fisik b/d terjadinya kejang sentuh 3-4x/hari.
2.3. Menciptakan lingkungan yang aman dan
2.2 klien dirawat di ruang tersendiri.
Jam 11.00 berulang
nyaman 2.3 klien dirawat di ruang yang
2.4. Mengnjurkan klien untuk banyak istirahat
terhindar dari cahaya dan suasana yang
setelah kejang
sepi ruangan di tutup dengan kain.
2.5. Memonitor/catat tanda-tanda vital
2.4 klien hanya bisa istirahat tidur
2.6. Mengobservasi klien setelah serangan kejang
2.7. Melaksanakan program terapi sesuai program sebentar saja (10 menit), pada saat tidak
medis terjadi kejang.
2.5. suhu: 38x/mnt, nadi;120x/mnt RR;
60x/mnt.
2.6. setelah terjadi serangan kejang
tidak terjadi cedera fisik.
2.7. infuse dextrose 10%: nacl 0,9% 50
cc/ 3 jam
Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi
Jumat Kurang pengetahuan 3.1. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga klien 3.1 keluarga klien mengatakan belum
23/9/2011 keluarga tentang 3.2. Menjelaskan kepada keluarga klien apa yang mengerti tentang penykit anaknya.
3.2 Perawat menjelaskan bahwa
Jam 15.00 penanganan penyakit b/d sedang dialami anaknya
penyakit yang dialami anaknya saat
keterbatasan informasi yang 3.3. Menjelaskan kepada keluarga klien tentang
ini adalah tetanus.
didapat apa yang bisa dilakukan untuk anaknya saat
3.3 Perawat menjelaskan pada saat
kejang dan apa yang menyebabkan kejang.
anak kejang hindari terjadinya
3.4. Memberikan kesempatan keluarga untuk
cedera dan keluarga mengerti apa
bertanya.
yang dijelaskan perawat
3.5. Menjelaskan tentang efek samping dari 3.4 Keluarga klien bertanya kepada
pemberian obat. perawat kapan anaknya bisa
3.6. Menjaga kebersihan mulut klien. sembuh.
3.5 Efek samping obat yang terjadi
adalah anak tampak tidur terus
3.6 Mulut klien tampak bersih dan di
basahi dengan madu, gigi belum
tumbuh.
Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi
Sabtu Pola napas tak efektif b/d 1.1. Mengkaji pola napas klien 1.1 Napas tampak cepat dan dangkal
1.2. Mengkaji tingkat kejang klien
24/9/2011 spasme otot pernapasan 1.3. Melakukan suction pada klien (bila RR 68 x / menit
1.2 Klien kejang 3-4 kali / hari, setiap
Jam 10.00 bagian atas mungkin)
1.4. Memberikan O2 dengan volume L kali disentuh klien kejang
1.5. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital 1.3 Suction dilakukan bila perlu pada
1.6. Melaksanakan program terapi sesuai order
saat terjadi penumpukan secret.
medis 1.4 O2 terpasang liter / menit
1.5 Suhu tubuh 38 c, RR 68x/menit,

Nadi 120x/menit
1.6 Terapi sudah diberikan sesuai

Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi


Sabtu 3. Hipertermi b/d reaksi 2.9 Mengkaji pengetahuan keluraga klien tentang 2.1 keluarga mengatakan demam
24/9/2011 tubuh terhadap toksin hipertemia . anakanya belum sembuh.
Jam 10.00 2.10 Memberi penjelasan secara singkat kepada 2.2 ibu mengatakan mengerti tentang
keluarga klien tentang peningkatan suhu tubuh penjelasan dari perawat dan sambil
adalah akibat dari reaksi toxin. menganggukkan kepala.
2.11 Memantau tanda-tanda vital. 2.3 suhu; 38 C, RR: 68x/mnt, nadi;
2.12 Menganjurkan keluarga untuk memberi
120x/mnt.
minum banyak dengan klien. 2.4 klien minum melalui NGT 20 cc/
2.13 Memakaikan pakaian yang tipis dan jam
menyerap keringat dengan klien. 2.5.klien tampak menggunakan pakaian
2.14 Memberi kompres dingin dan menyeka tipis dari bahan yang menyerap
klien. keringat.
2.15 Memberi obat antiperetik sesuai program.
2.6. kompres terpasang pada dahi,
2.16 Memantau tanda-tanda vital setelah 2 jam
daerah ketiak, dan lipatan paha klien.
diberikan tindakan keperawatan.
2.7 klien telah mendapatkan obat
paracetamol sirup.
2.8. suhu; 37,3, nadi: 120x/menit, RR;
48x/mnt.

Tgl/Waktu Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi


Sabtu Resiko terjadinya cedera 2.1. Mengkaji tingkat/frekuensi kejang klien 2.1 klien tampak kejang setiap kali di
2.2. Mengurangi factor pencetus kejang
24/9/2011 fisik b/d terjadinya kejang sentuh 3-4x/hari.
2.3. Menciptakan lingkungan yang aman dan
2.2 klien dirawat di ruang tersendiri.
Jam 11.00 berulang
nyaman 2.3 klien dirawat di ruang yang
2.4. Mengnjurkan klien untuk banyak istirahat
terhindar dari cahaya dan suasana yang
setelah kejang
sepi.
2.5. Memonitor/catat tanda-tanda vital
2.4 klien hanya bisa istirahat tidur
2.6. Mengobservasi klien setelah serangan kejang sebentar saja (10 menit), pada saat tidak
2.7. Melaksanakan program terapi sesuai order
terjadi kejang.
medis 2.5. suhu: 38x/mnt, nadi;120x/mnt RR;
60x/mnt.
2.6. setelah terjadi serangan kejang
tidak terjadi cedera fisik.
2.7. infuse dextrose 10%: nacl 0,9% 50
cc/ 3 jam.
VI. Evaluasi

Hari / tanggal Diagnose keperawatan Evaluasi SOAP


Jumat Pola napas tak efektif S : orang tua klien mengatakan sesak napas
23/9/2011 b/d spasme otot anaknya sudah mulai berkurang
pernapasan bagian atas O : Pernapasan 60 x / menit, tampak retraksi
Hipertermi b/d reaksi dinding dada, nadi; 120 x/mnt, 02 masih
tubuh terhadap toksin terpasang liter/menit.
A: masalah pola napas tidak efektif belum
teratasi untuk sementara,
P: intervensi keperawatan dilanjutkan dari
no 1 s/d no 5.

Jumat Hipertermi b/d reaksi S; orang tua klien mengatakan setelah diberi
23/9/2011 tubuh terhadap toksin kompres dan diberi minum obat melalui
selang, panas anak turun, namun setelah itu
anak panas lagi.
O; Suhu badan 37,3 c ,nadi 120 x / menit
RR 60 x / menit ,
A; masalah hipertermi teratasi sementara,
namun belum optimal karena demam anak
masih naik turun.
P; intervensi keperawatan di tertahankan
dan dilanjutkan karena demam anak masih
naik turun .
Sabtu Resiko terjadinya S; orang tua klien mengatakan anaknya
24/9/2011 cedera fisik b/d masih sering kejang terutama pada saat di
terjadinya kejang sentuh.
berulang. O; setelah terjadi kejang tidak terjadi cedera
pada klien, dan klien bisa terlihat tenang.
A; masalah resiko cedera fisik akibat kejang
berulang tidak terjadi.
P; intervensi dipertahankan/ ditingkatkan
pengawasan terhadap klien selama klien
masih sering kejang.

Jumat Kurang pengetahuan S; orang tua mengatakan setelah dijelaskan


23/9/2011 keluarga tentang oleh perawat bahwa anaknya mengalami
penanganan penyakit penyakit tetanus sekarang sudah tau
b/d keterbatasan penyakit anaknya.
informasi yang didapat O; orang tua tampak berhati-hati saat
menyentuh anaknya setelah paham bila
sering disentuh anaknya terjadi kejang
berulang.
A; masalah kurang pengetahuan keluarga
tentang penanganan penyakit anaknya sudah
teratasi setelah diberikan penkes selama 30
menit.
P; intervensi dihentikan dan dilanjutkan bila
keluarga masih belum mengerti dan minta
penjelasan ulang dari petugas.

Anda mungkin juga menyukai