Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Gigi Anak II
Kelompok 1
Anggota:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas dan menyusun makalah ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan
kepada nabi besar Muhammad SAW. Allahumma Shalli alaa Muhammad Waalaa Alii Muhammad.
Makalah yang berjudul Indikasi dan Kontra Indikasi Pencabutan Gigi, dibuat sebagai tugas
kelompok yang merupakan salah satu syarat pemenuhan nilai mata kuliah Asuhan Keperawatan Gigi
Anak II di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada. Dengan segenap usaha maksimal
yang penulis curahkan, semoga dapat memberi berkah dan manfaat, bukan hanya kepada diri pribadi
penulis tetapi juga dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Masih banyak kekurangan dalam penyusunan, dan penyusun memohon maaf atas segala
kekhilafan dan keterbatasan yang ada selama penyusunan makalah ini. Kritik dan saran senantiasa
penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan pengetahuan penulis selanjutnya. Semoga
Allah SWT membalas segala budi baik yang telah kalian berikan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 5
DAFTAR PUSTAKA 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Usia
Usia perlu untuk mengetahui gigi tersebut tanggal atau diganti dengan gigi tetap.
Namun usia bukan satu satunya kriteria dalam menentukan apakah gigi sulung harus
dicabut atau tidak, misalnya pada pasien usia 11 12 tahun (kecuali ada indikasi
khusus : Orto). Beberapa pasien premolar dua akan erupsi pada usia 8 9 tahun,
sementara pada pasien lain gigi yang sama belum menunjukkan tanda erupsi. Gigi
sulung yang kuat dan utuh di dalam lengkung seharusnya tidak dicabut kecuali ada
evaluasi klinis dan radiografi.
2. Oklusi
3. Perkembangan Lengkung
4. Ukuran gigi
5. Resorpsi akar
6. Tingkat perkembangan benih gigi permanen di bawahnya
7. Gigi bersebelahan, gigi antagonis, gigi kontra lateral
8. Ada atau tidaknya infeksi (Hutabarat, 2012).
2
Indikasi pencabutan untuk gigi sulung pada anak antara lain:
a. Natal tooth (gigi yang sudah ada saat bayi lahir) dan neonatal tooth (gigi yang erupsi
1 sampai 30 hari kehidupan). Gigi ini dicabut bila mobiliti (goyang), mengiritasi yang
dapat menyebabkan ulserasi pada lidah, dan apabila mengganggu untuk menyusui.
b. Gigi dengan karies luas, karies telah mencapai bifurkasi dan tidak dapat direstorasi
sebaiknya dilakukan pencabutan, kemudian dibuatkan space maintainer.
c. Infeksi di periapikal atau di interradikulat dan tidak dapat disembuhkan kecuali
dengan pencabutan.
d. Gigi yang sudah waktunya tanggal dengan catatan bahwa gigi penggantinya sudah
akan erupsi.
e. Gigi sulung yang persistensi.
f. Gigi sulung yang mengalami impacted, karena dapat menghalangi pertumbuhan gigi
tetap.
g. Gigi yang mengalami ulkus dekubitus.
h. Untuk perawatan ortodonsi.
i. Supernumerary tooth.
j. Gigi penyebab abses dentoalveolar (Hutabarat, 2012).
Indikasi pencabutan Molar satu tetap pada anak, gigi permanen yang paling sering
dicabut pada anak adalah gigi M1, sebelum mencabut gigi M1 tersebut perlu diperhatikan
dengan seksama karena M1 merupakan kunci daripada oklusi. Jika M1 dicabut sebelum
M2 erupsi, maka M2 akan bergerak ke mesial dan mengisi tempat M1, masalah ortodonsi
akan kecil kemungkinan terjadi. Jika pencabutan M1 dilakukan setelah M2 erupsi, maka
M2 akan tilting ke mesial sehingga menyebabkan masalah ortodonsi. Jika tiga M1
permanen sudah indikasi pencabutan, sebaiknya M1 yang tinggal dicabut, agar susunan
M2 simetris, untuk mencegah terjadinya impacted dari M2 (Hutabarat, 2012).
3
2. Kontra Indikasi Lokal
a. Radang akut. Keradangan akut dengan cellulitis, terlebih dahulu keradangannya
harus dikontrol untuk mencegah penyebaran yang lebih luas
b. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya, misalnya acute infection
stomatitis, herpetic stomatitis. Infeksi ini di sembuhkan terlebih dahulu baru
dilakukan pencabutan.
c. Malignancy oral. Adanya keganasan (kanker, tumor) dikhawatirkan pencabutan
akan menyebabkan pertumbuhan lebih cepat dari keganasan itu. Sehingga luka
bekas ekstraksi gigi sulit sembuh.
d. Gigi yang masih dapat dirawat/dipertahankan dengan perawatan konservasi,
endodontik dan sebagainya (Salewe, 2012).
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan sebuah tindakan pencabutan pada
anak-anak, kita harus selalu mempertimbangkan faktor indikasi dan kontraindikasi. Hal
ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya kesalahan penanganan dalam prosedur
pencabutan agar tidak meninggalkan rasa trauma terhadap psikologis anak-anak.
4
DAFTAR PUSTAKA
Salewe, Y. 2012. Prevalensi Pencabutan Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG-UH
Periode 2005-2009. Makasar : Universitas Hasanuddin.
Tarigan, Malem Ukur.2015. Pencabutan Gigi pada Anak. Sumatera Utara: FKG USU.