1.
Riset Kelompok
1. Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) dapat didefinisikan suatu
perilaku yang disengaja, baik dengan tindakan atau penghapusan, yang menghasilkan laporan
keuangan yang menyesatkan (bias)
Penyebab :
Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya
yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
Representasi yang dalam atau penghilangan dari laporan keuangan, peristiwa, transaksi, atau
informasi signifikan.
Salah penerapan secara senngaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.
Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset (seringkali disebut
dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aset entitas yang
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
SAS No. 99 Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit
Dua tipe salah saji (misstatements) yang relevan dengan tanggung jawab auditor,
yaitu salah saji yang diakibatkan oleh fraudulent financial reporting dan salah saji yang
diakibatkan oleh penyalahgunaan asset (misappropriation of assets). Auditor independen
memiliki integritas (integrity) serta menggunakan kemahiran professional (professional
skepticism) melalui penilaian secara kritis (critical assessment) terhadap bukti audit (audit
evidence) yang dikumpulkan.
Beberapa tanda kecurangan potensial di PT. Maju Makmur yaitu :
a. Penerapan sistem bonus dan penggajian yang diterapkan perusahaan yang tidak sesuai.
Ketidaksesuaian ini mengakibatkan peluang terjadinya fraud semakin besar dalam
konteks pencapaian target penjualan atau labanya.
b. Akses terhadap pusat data pembantu piutang yang belum terperinci dan sesuai dengan
wewenangnya. Hal ini mengakibatkan kerahasiaan data yang tidak bisa lebih privasi.
c. Ketiadaan dasar dalam penjualan kredit yang jelas. Beberapa indikasi negatinya adalah
adanya missing link antara asisten presiden dan pemiliknya.
d. Penentuan estimasi piutang tak tertagih tidak mempunyai dasar yang jelas dalam
perhitungaanya sehingga menimbulkan kerancuan pula.
e. Perlakuan atas umur piutang yang juga rancu, antara yang muda dan yang tua.
f. Pengiriman tagihan ulang ini jelas tidak memberikan kesan bonafit sebagai sebuah
perusahaan sehingga memunculkan citra negatif hingga moral hazard.
g. Penurunan yang terjadi dalam hal terkait rasio-rasio keuangan perusahaan ini juga
memperlukan pertimbangan kembali mengenai penilaian dari auditor.
Berdasarkan hal-hal ini, dapat digunakan dasar PSA 70 (SA Seksi 316) mengenai
pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan. Kesesuaiannya dengan gambaran
dan karakteristik kecurangannya yaitu:
Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk
mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan keuangan dapat
menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:
a. Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya
yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan
b. Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan
peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan
c. Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali
disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas
yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan
dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau
tindakan yang menyebabkan entitas membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh
entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau dokumen
palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di antara
manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.
Kecurangan seringkali menyangkut hal berikut ini: (a) suatu tekanan atau suatu dorongan
untuk melakukan kecurangan, (b) suatu peluang yang dirasakan ada untuk melaksanakan
kecurangan. Meskipun tekanan dan peluang khusus untuk terjadinya kecurangan dalam
laporan keuangan dapat berbeda dari kecurangan melalui perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva, dua kondisi tersebut biasanya terjadi di kedua tipe kecurangan tersebut. Sebagai
contoh, kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat dilakukan karena manajemen berada di
bawah tekanan untuk mencapai target laba yang tidak realistik. Perlakuan tidak semestinya
terhadap aktiva dapat dilakukan karena individu yang terlibat hidup di luar batas
kemampuannya. Peluang dirasakan ada jika seorang individu yakin bahwa ia dapat
menghindari pengendalian intern.
Dalam kerkaitannya antara PSA ini dengan PT. Maju Makmur dijelaskan mengenai
beberapa faktor dalam salah saji yang timbul berdasarkan laporan keuangan mencakup
karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian (tercermin dari SPI
yang rendah), kondisi industri (industri yang mempunyai cabang dan pengelolaan yang masih
belum sepenuhnya professional), dan karakteristik operasi dan stabilitas keuangan
(operasional yang terpusat dengan rasio keuangan yang beelum sehat). Selanjuntnya, hal ini
akan berimbas pada berbagai kenyataan lapangan yang menjurus kepada praktek kecurangan
seperti tekanan, kesempatan, hingga rasionalisasi atau yang lebih disebut fraud triangle. Oleh
karena itu, beberapa hal di atas harus sangat diperhatikan dan diwaspadai auditor sebagai
awalan dalam proses auditnya.
2. Perbedaan paling mendasar mengenai pengujian pengendalian perusahaan publik dan non
publik adalah adanya audit integral bagi perusahaan publik sesuai dengan Sarbanes-Act Oxley
Section 404 Perbedaan audit integral dan audit keuangan terletak pada pengujian pengendalian
internal
Hal-hal yang baru dalam audit integral (Section 404)
Auditor harus menyatakan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan sekaligus
menyatakan pendapat atas atestasi manajemen terhadap pengendalian internal. Proses
pernyataan pendapat tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (audit
integral).
Pekerjaan dalam pemeriksaan untuk menyatakan kewajaran atas laporan keuangan maupun
pemeriksaan terhadap pengendalian internal harus saling terkait.
Standar yang ditetapkan oleh PCAOB merupakan standar yang integral, mencakup
pekerjaan yang diperlukan dalam audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal.
Audit integral akan menghasilkan tiga opini
Pendapat tentang keefektifan pengendalian internal terhadap penyusunan laporan keuangan.
Pendapat tentang keefektifan penilaian manajemen terhadap pengendalian internal.
Pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.
Karena PT. Maju Makmur telah berubah menjadi perusahaan publik, maka KAP AS&R
harus lebih memperluas scope audit dan prosedur-prosedur audit yang terkait di dalamnya.
Selain itu, KAP AS&R perlu memperhatikan peraturan-peraturan terkait audit perusahaan
publik seperti peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam VIII.A1 tentang Pendaftaran Akuntan
Yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal dan VIII.A2 tentang Independensi Akuntan Yang
Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal. KAP AS&R juga harus berpedoman pada Sarbanes-Act
Oxley Section 404 diatas tentang pelaksanaan audit integral.