Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kewarganegaraan

Nama : Daud Steven Ronaldo


NIM : 2015 050 333

Fakultas Hukum
Masalah Penyalahgunaan
Narkoba Di Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Permasalahan penyalahgunaan narkoba merupakan permasalahan serius. Permasalahan ini


tidak hanya menjadi masalah nasional dan beberapa negara saja. Akan tetapi permasalahan
penyalahgunaan narkoba sudah menjadi permasalahan dunia.Banyak kasus yang
menunjukkan akibat dari permasalahan tersebut telah banyak menyebabkan kerugian,baik
materi maupun non materi. Kejadian tersebut bisa saja seperti kasus perceraian, perampokan,
pembunuhan atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian.

Di Indonesia,Permasalahan penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini kian hari kian
meningkat saja, terbukti dengan semakin banyaknya pemberitaan-pemberitaan melalui media.
Baik itu di media massa maupun di media elektronik, yang hampir setiap hari memberitakan
tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan.Badan
Narkotika Nasional (BNN) yang menargetkan 100.000 pengguna narkoba menjalani
rehabilitasi selama tahun 2015.Data diperoleh dari bBadan Narkotika Nasional
(BNN),tercatat sebanyak 400.00 orang korban narkoba berasal dari berbagai kalangan,mulai
pelajar SD hingga pejabat pemegang kebijakan atau otoritas.Selain itu,tercatat sebanyak 4,6
juta orang Indonesia terlibat penyalahgunaan narkoba atau sekitar dua persen dari penduduk
Indonesia.kemudian, sebanyak 15.000 orang diantaranya setiap tahun meninggal dunia secara
sia-sia akibat menggunakan narkoba atau narkotika.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan penyalah gunaan narkoba?


2. Apa akibat penyalah gunaan narkoba?
3. Apakah usaha yang perlu di lakukan untuk mengurangi/menghindari penyalah gunaan
narkoba?
4. Dimana penyelenggaraan Rehabilitas Narkoba

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Untuk mengetahui tentang penyalahgunaan Narkoba


2. Untuk mengetahui akibat penyalahgunaan Narkoba
3. Mengetahui cara mencegah dan menangulangi penyalah gunaan Narkoba
4. Untuk mengetahui dimana penyelenggaraan Rehabilitas Narkoba
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Penyalahgunaan Narkoba

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,baik
sintensis maupun sumistensis,yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran,hilangnya rasa,mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,dan dapat
menimbulkan ketergantungan,yang di bedakan ke dalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalan undang undang ini (pasal 1 ayat[1]UU No.35 Tahun
2009 tentang Narkotika-UU Narkotika)

prekursor narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat di
gunakan dalam pembuatan narkotika yang diberikan dalam tabel sebagaimana terlapir
dalam Undang-Undang ini. (Pasal 1 ayat [2] UU Narkotika)
UU Narkotika tidak menjelaskan secara spesifik apa yang di maksud dengan
penyalahgunaan narkotika.Namun,kita dapat melihat pada pengaturan Pasal
penyalahgunaan narkotika.Namun,kita dapat melihat pada pengaturan Pasal 1 ayat
(15) UU Narkortika tanpa hak atau melawan hukum.Dengan demikian,dapat kita
artikan bahwa penyalahgunaan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.Dengan
yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum.Dengan
demikian,dapat kita artikan bahwa penyalahgunaan narkotika adalah penggunaan
narkotika tanpa hak atau melawan hukum.

Dalam hukum pidana,tanpa hak melawan hukum ini disebut juga dengan istilah
wederrechtelijk.menurut Drs.P.A.F. Lamintang,S.H., dalam bukunya Dasar-Dasar
hukum pidana indonesi(hal.345-355) wederrechtelijk ini meliputi pengertian pe
ngertian:
Bertentangan dengan hukun; atau
Bertentangan dengan orang lain; atau
Tanpa hak yang ada pada diri sendiri seseorang; atau
Tanpa kewarganegaraan

Sedangkan mengenai peredaran berat narkotika dan prekursor narkotika,merujuk


pada pasal 1 ayat (6) UU Narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaiam
kegiatan yang di lakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang di tetapkan
sebagaitindak pidana narkotika dan prekursor narkotika tersebut dianggap sebagai
peredaran gelap.

Dalam pasal 129 UU Narkotika dijabarkan lebih jauh perbuatan perbuatan yang
dapat di pidana dengan pidana penjara paling singkat empat tahun dan palingb
lama 20 tahun dan denda paling banyak rp5 miliar dalam hal ada orang yang tanpa
hak atau melawan hukum:
a. Memiliki,menyimpan,menguasai,atau menyediakan Prekursor Narkotika
atau perbuatan narkotika;
b. Memproduksi mengeskpor,atau menyalurkan prekursor narkotika untuk
pembuatan narkotika;
c. Menawarkan untuk dijual,menjual,membeli,menerima,menjadi perantara
dalam jual beli,menukar,atau menyerahkan prekursor narkotika untuk
pembuatan narkotika;
d. Membawa mengirimkan mengangkut atau mentransito prekursor narkotika
untuk pembuatan narkotika.

Sedangkan,pasal 111 sampai pasal 148 UU Narkotika,termasuk pasal 132 dan


pasal 137 yang anda sebutkan adalah mengatur pidana-pidana yang dapat di
jatuhkan terhadap para pelakukejahatan narkotika.baik terhada[p
percobaan/permufakatan(pasal137),serta perbuatan perbuatan lainnya yang
dapat anda lihat pada ketentuan-ketentuan tersebut.

2.2 Akibat penyalahgunaan narkoba


Selain merusak kesehatan organ tubuh, pengguna narkoba juga bisa terancam
hukuman dari aparat yang berwenang. Pasalnya, mereka (pengguna, red) kerapkali
mengganggu masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang pula mereka (pengguna narkoba,
red) mempengaruhi orang-orang di sekitarnya, untuk menjadi pecandu narkoba.
Selain itu, pengguna narkoba seringkali terlibat dalam tindakan-tindakan kriminalitas.
Soalnya, mereka (pengguna, red) selalu menghalalkan segala cara untuk memperoleh
uang
Oleh karena itu, tak heran apabila pihak yang berwajib memberikan sangksi yang
berat bagi pengguna, pengedar, dan pemroduksi narkoba. Hukuman-hukuman tersebut
dibagi menjadi tiga jenis, antara lain :

NARKOTIKA

Tanpa hak menanam atau memelihara tanaman penghasil narkotika (pasal 78 ayat
(1a) UU no. 22/1997 ttg narkotika), diancam hukuman 10 tahun + denda max Rp. 500
juta
Tanpa hak memproduksi narkotika (pasal 80 (1) a, b, c, UU no. 22/1997 ttg
Narkotika), diancam hukuman 7 tahun s.d pidana mati/seumur hidup + denda Rp. 200
juta s.d. Rp. 1 Milyar
Tanpa hak membawa atau mengirimkan narkotika (pasal 81 (1) a, b, c, UU no.
22/1997 ttg Narkotika), diancam hukuman 7 tahun s.d 15 tahun + denda Rp. 250 juta
s.d. Rp. 750 juta
Tanpa hak mengedarkan narkotika (pasal 84 a, b, c, UU no. 22/1997 ttg Narkotika),
diancam hukuman 5 tahun s.d 15 tahun + denda Rp. 250 juta s.d Rp. 750 juta
Tanpa hak menggunakan narkotika (pasal 85 a, b, c, UU no 22/1997 ttg Narkotika),
diancam hukuman 1 tahun s.d 4 tahun.
PSIKOTROPIKA

Masyarakat tidak melapor adanya penyalahgunaan psikotropika (pasal 65 UU no.


5/1997 ttg Psikotropika), diancam hukuman 1 tahun + denda max Rp. 20 juta
Tanpa hak memproduksi psikotropika (pasal 59 (1) b UU no 5/1997 ttg
Psikotropika), diancam hukuman 15 tahun + denda Rp. 200 juta
Tanpa hak mengedarkan psikotropika golongan I (pasal 59 (1) c UU no. 5/1997 ttg
Psikotropika), diancam hukuman min 4 tahun, max 15 tahun + denda min Rp. 150
juta, max Rp. 750 juta
Tanpa hak mengedarkan psikotropika golongan II s.d IV (pasal 60 (1) UU no.
5/1997 ttg Psikotropika), diancam hukuman 15 tahun + denda max Rp. 200 juta

2.3Cara mencegah dan Menangulangi Penyalahgunaan Narkoba

Penddikan pencenggahan adalah pendidikan yang di tunjukan terutama kepada


individual atau sekelompok masyarakat,umunya anak dan remaja yang mempunyai
resiko tinggi terkena pengaruh narkoba.

Ada beberapa jenis pendidikan pencegahan,yaitu:

1. Pendekatan informatif,yaitu pemberian informasi dengan menekankan dampak


buruk atau negatif pemakaian narkoba (scare tactics atau teknik menakut
nakuti).

2. Pendekatan efektif,yaitu menekankan pada kebutuhan mental emosional


dehingga dapat mengurangi alasan untuk memakai narkoba.

3. Pendidikan yang berorientasi pada situasi penawaran yaitu memberikan


pemahamman dan keterampilan kepada siswa untuk menghadapi
kemungkinan penawaran narkoba dan menolaknya.

2.4Penyelenggaraan Rehabilitas Narkoba

Untuk masalah rehabilitasi, sudah tercantum dalam Pasal 54 UU Nomor 35 Tahun


2009 tentang Narkotika, menindaklanjuti hal tersebut, dikeluarkan juga Surat Edaran
Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 4 Tahun 2010 tentang penempatan peyalahguna,
korban penyalahgunaan narkotika ke dalam lembaga medis dan sosial. Diperkuat
dengan dukungan pemerintah yang tak setengah-setengah maka dikeluarkan juga
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor
Pecandu Narkotika untuk mendapatkan layanan terapi dan rehabilitasi. Maka Menteri
Kesehatan RI mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor
1305/menkes/SK/VI/2011 yang menunjuk 131 IPWL di 33 Provinsi.

UU, SEMA dan PP tersebut sebagai langkah konkret pemerintah dalam upaya
menyelamatkan generasi penerus dari jeratan narkotika dan obat terlarang lainnya, agar
Bangsa Indonesia tak mengalami Lost Generation lebih dari itu, upaya ini dilakukan agar
korban penyalahgunaan narkoba dan pecandu memperoleh haknya untuk sembuh dan
menjalani kehidupannya kembali dengan normal dan bersosialisasi lagi bersama masyarakat
seperti sedia kala. Maka rehabilitasi secara medis dan sosial benar-benar ada wadahnya, bagi
residen yang mampu ataupun tidak mampu akan dilayani sama, sebagai bukti pelayanan yang
berperikemanusiaan dan keleuargaan.

Untuk langkah awal, agar dapat pelayanan rehabilitasi dari pemerintah, dikutip dari brosur
BNN tentang Rehabilitasi, residen wajib melaporkan diri, ada dua cara mekanisme pelaporan
IPWL BNN, diantaranya :

1. Sukarela, pecandu melaporkan dirinya atas kesadaran sendiri, pertama akan


menjalani asesmen dengan menjalani wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, psikis,
agar didapatkan informasi dan riwayat pecandu sebagai bahan pendukung untuk terapi
selanjutnya. Selesai asesmen, menjalani proses administrasi dan ditempatkan di pusat
terapi dan rehabilitasi yang telah disepakati tanpa melalui proses hukum.

2. Program Wajib Lapor Tersangka, Bagi pecandu yang sudah ditangani penyidik,
akan menjalani asesmen terlebih dahulu, jika terbukti berhubungan dengan jaringan
kriminalitas narkoba, maka akan diproses secara hukum.

Persyaratan Rehabilitasi sangat mudah untuk administrasinya, hanya diperlukan berkas


sebagai berikut :

1. Fotocopy Kartu Keluarga (KK)

2. Fotocopy KTP calon residen (Pasien Rehab) dan Orang Tua

3. Pas Foto 4 X 6 sebanyak dua lembar

4. Materai 6.000 dua lembar

5. Bagi residen dengan putusan pengadilan, wajib membawa lengkap berkas putusan
pengadilan.

Kriteria residen yang dapat direhabilitasi di UPT T&R BNN

Calon residen merupakan pengguna aktif dengan pemakaian terakhir kurang dari 12
bulan melalui tes urin positif, jika penggunaan terakhir kurang dari 3 bulan, wajib
melampirkan surat keterangan dari dokter yang menerangkan bahwa yang
bersangkutan adalah pengguna narkoba.

Berusia 15-40 Tahun, Jika kurang daroi 15 tahun hanya menjalani detoksiffikasi dan
entry unit.

Tidak sedang hamil (Bagi calon residen wanita)

Tidak menderita penyakir fisik (Diabetes Melitus, Stroke, Jantung) maupun psikis
yang kronis (Yang dapat mengganggu program)
Calon residen datang didampingi orangtua / wali

Jika terlibat urusan hukum, calon residen harus memiliki surat keputusan pengadilan.

Calon residen dari putusan pengadilan harus didampingi pihak pengadilan.

Ketentuan Rehabilitasi

1. Masa pembinaan residen selama 6 bulan meliputi detoksifikasi, entry unit, primary
program, re-entry. Sebelum keseluruhan program, residen tidak diperkenankan untuk
pulang ke rumahnya.

2. Selama di ruang detoksifikasi dan entry unit, residen tidak dapat dihubungi atau
dikunjungi. Komunikasi keluarga dan residen difasilitasi BNN.

3. Residen dapat dikunjungi jika sudah melalui fase primary dan re-entry

4. Apabila residen melarikan diri dari lembaga dan kembali ke keluarga, maka keluarga
wajib melapor kepada UPT T&R BNN dan mengantarkannya kembali untuk
menjalani proses rehabilitasi.

Kondisi tempat rehabilitasi yang disediakan pemerintah tentunya sangat nyaman dan bersih.
Suasana lokasi maupun petugasnya berkonsep seperti di rumah sendiri sebab mengusung
kekeluargaan.

Selain tempat rehabilitasi yang disediakan pemerintah, ada juga tempat rehabilitasi yang
didirikan oleh masyarakat secara swadaya, tempat rehabilitasi yang didirikan secara swadaya
oleh masyarakat biasanya mereka tergerak oleh keadaan di daerahnya yang sudah sangat
memprihatinkan dengan jumlah pengguna narkoba yang kian bertambah. Misalnya Panti
Rehabilitasi Narkoba Galilea yang didirikan oleh Dodi Sitepu di Kalimantan Tengah,
seorang eks user yang kini concern terhadap masalah narkoba.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, September 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

BAB I (PENDAHULUAN)...................................................................................... 1.1

LATAR BELAKANG.................................................................................. 1.1

RUMUSAN MASLAH................................................................................ 1.2

TUJUAN PEMBAHASAN.......................................................................... 1.3

BAB II (PEMBAHASAN)....................................................................................... 2.1

PENGERTIAN PENYALAH GUNAAN NARKOBA...............................2.1

AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA ...........................................2.2

CARA MENCEGAH DAN MENANGGULANGI NARKOBA...................2.3


PENYELENGGARAAN REHABILITASI NARKOBA...............................2.4

BAB III PENUTUP....................................................................................................3.1

KESIMPULAN..............................................................................................3.1

SARAN..........................................................................................................3.2

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah : Masalah penyalahgunaan narkoba atau nabza
khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya
dan suatu bangsa pada umunya.

Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa
merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba merupakan sumber
dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum. Dan dapat
menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun
psikologis. Pengaruh narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun
dampak social yang ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi
tugas dari sekelompok orang saja, melainkan juga menjadi tugas bersama.

Pengaruh narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya maupun dampak
social yang ditimbulkannya, pencegahan penyalahgunaan narkoba bukanlah menjadi tugas
dari sekelompok orang saja, melainkan juga menjadi tugas bersama. Peran orang tua dalam
keluarga dan juga dari peran pendidikan di sekolah sangatlah besar -engaruhnya untuk
pencegahan penagulangan narkoba. Dan perlunya peningkatan pengetahuan bahaya narkoba
bagi para remaja. Penanganan dini bagi para penggunaan narkoba sangatlah penting.

Peran orang tua dalam keluarga dan juga dari peran pendidikan di sekolah sangatlah besar
-engaruhnya untuk pencegahan penagulangan narkoba. Dan perlunya peningkatan
pengetahuan bahaya narkoba bagi para remaja. Penanganan dini bagi para penggunaan
narkoba sangatlah penting.

3.2 SARAN

saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena
keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri saya. Oleh karena itu saran dan kritikan akan
makalah dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan makalah ini.

Semoga kita senantiasa terhindar dari bahaya narkoba, mari kita isi waktu luang dengan
kegiatan bermanfaat yang dapat meningkatkan kualitas diri kita. Seperti berolahraga, aktif di
kegiatan majelis talim, belajar, dan lain sebgainya.

Dengan demikian berarti kita dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtua,
dengan senantiasa berusaha sekuat tenaga membahagiakan mereka. Dengan membahagiakan
mereka tanpa disadari kita telah membuka pintu kemudahan dan kesuksesan bagi diri kita
sendiri di masa yang akan datang. Salah satunya dengan cara tidak mencoba narkoba
walaupun itu hanya sedikit.

Perlunya peran dari orang tua yang harus memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus ke
dalam jurang narkoba. Disamping itu perlu kerja sama antar masyarakat dengan aparat untuk
memeberantas peredaran narkoba. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak
terjerumus pada penyalahgunaan narkoba itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai