Anda di halaman 1dari 6

Industri

1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah eceng gondok (Eichornia crassipes)
2 Proses transformasi
Proses transformasi jamur tiram putih menjadi bakso membutuhkan bahan-
bahan lain selain bahan baku, yaitu garam, lada, putih telur, tepung sagu,
dan minyak barbeque.
Sedangkan proses transformasi/pembuatan bakso jamur, adalah:
a Menghaluskan jamur yang telah dikukus dan peras airnya. Jika
teksturnya ingin lebih kasar, cukup cincang jamur yang telah dikukus /
direbus
b menambahkan putih telur, mengaduk rata. Memasukan tepung sagu,
garam, lada dan minyak barbeque, kemudian diaduk.
c Setelah semua adonan menyatu, buat bulat-bulat kecil menjadi bentuk
bakso
d Memasukkan sagu secukupnya (1 kg kaki jamur, kira-kira 2 ons sagu)
e Bila adonan sudah licin atau menyatu, bulatkan bakso menggunakan
tangan atau bantuan sendok.
f Setelah terbuat bulat-bulat, bakso ditim selama kira-kira 15 menit
sampe berubah warna
3 Produk
Produk yang dihasilkan berupa bakso jamur.
4 Limbah
Limbah yang dihasilkan dari pembuatan bakso jamur hanya berupa baglog
yang sudah tidak terpakai saat proses pembibitan jamur tiram. Baglog
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan cacing tanah,
pupuk organik tanaman, starter dalam budidaya lele untuk mengundang
plankton sebagai pakan lele.
5 Kontrol kualitas
Kramer dan Twigg (1983 Prawira, 2010) mengklasifikasikan karakteristik mutu
bahan pangan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Karakteristik fisik atau tampak, meliputi penampilan yaitu warna, ukuran,
bentuk dan cacat fisik; kinestika yaitu tekstur, kekentalan dan konsistensi;
flavor yaitu sensasi dari kombinasi bau dan cicip, dan
2) Karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan keamanan mikrobiologis.
Berdasarkan karakteristik tersebut, profil produk pangan umumnya
ditentukan oleh ciri organoleptik kritis, misalnya kekenyalan pada bakso.
Namun, ciri organoleptik lainnya seperti bau, aroma, rasa dan warna juga ikut
menentukan. Pada produk pangan, pemenuhan spesifikasi dan fungsi produk
yang bersangkutan dilakukan menurut standar estetika (warna, rasa, bau,
dan kejernihan), kimiawi (mineral, logamlogam berat dan bahan kimia yang
ada dalam bahan pangan), dan mikrobiologi ( tidak mengandung bakteri
Eschericia coli dan patogen) (Prawira, 2010).
Untuk mendapatkan kualitas produk yang sesuai dengan standar, dalam
proses produksi digunakan bahan-bahan yang bermutu dan memiliki kualitas
terbaik, tidak menggunakan pengawet, pewarna, pengenyal makanan
(boraks), dan penyedap rasa (MSG). Proses produksi juga mengedepankan
higenitas. selain untuk mecegah adanya mikroba-mikroba berbahaya, namun
juga untuk menambah lama masa penyimpanan produk.
Kadarisman (1996) berpendapat bahwa mutu harus dirancang dan dibentuk
ke dalam produk. Kesadaran mutu harus dimulai pada tahap sangat awal,
yaitu gagasan konsep produk, setelah persyaratanpersyaratan konsumen
diidentifikasi. Kesadaran upaya membangun mutu ini harus dilanjutkan
melalui berbagai tahap pengembangan dan produksi, bahkan setelah
pengiriman produk kepada konsumen untuk memperoleh umpan balik. Hal ini
karena upayaupaya perusahaan terhadap peningkatan mutu produk lebih
sering mengarah kepada kegiatankegiatan inspeksi serta memperbaiki cacat
dan kegagalan selama proses produksi (Prawira, 2010).
6 Distribusi
Karena trend makanan sehat yang sangat popular akhir-akhir ini serta
maraknya orang yang beralih menjadi vegetarian, sekarang banyak terdapat
rumah makan yang hanya menyediakan makanan untuk vegetarian. Serta
sudah banyak supermarket yang melihat peluang tersebut untuk mulai
menjual makanan vegetarian yang mempunyai cita rasa seperti makanan
non vegetarian (misalnya: daging). Oleh karena itu, produk dapat
didistribusikan ke rumah makan khusus vegetarian, rumah makan olahan
jamur, dan supermarket.
Data :

Proses Produksi (Budidaya) Jamur Tiram Langkah-langkah produksi jamur


tiram adalah sebagai berikut: Pengumpulan Bahan-Bahan dan Peralatan.
Bahan-bahan: serbuk kayu, dedak padi/bekatul, tepung jagung,
dolomit/kapur, gips dan air. Peralatan: plastik baglog, cincin paralon, tali
plastik, kapas, plastik penutup baglog, cangkul, sekop, ayakan, plastik terpal,
dan sterilizer. Pengayakan Serbuk Kayu Pencampuran Bahan-Bahan
Pengomposan (1-3 hari) Pembuatan Baglog Sterilisasi Baglog Pendinginan
Baglog Penanaman (inokulasi) Bibit Jamur Inkubasi Baglog Pembukaan Baglog
Pemanenan Jamur Pengemasan Produk
Vemale.com - Jamur adalah bahan makanan yang menjadi pilihan bagi
vegetarian. Rasanya yang kenyal dan gurih dianggap dapat menggantikan
daging sapi dalam pembuatan bakso. Yuk cobain resep bakso jamur yang
dapat Anda buat sendiri di rumah, berikut ini:

Bahan Bakso:
500 gram jamur tiram
Garam (secukupnya)
Lada (secukupnya)
1 butir putih telur
1 ons tepung sagu
Minyak barbeque (secukupnya)

Bahan Kuah:
2 batang daun bawang
Garam dan lada (secukupnya)
4 siung bawang merah
3 siung bawang putih

Cara Membuat:
1. Bakso: Haluskan jamur yang telah dikukus dan peras airnya. Jika
teksturnya ingin lebih kasar, cukup cincang jamur yang telah dikukus /
direbus
2. Tambahkan putih telur, aduk rata. Masukan tepung sagu, garam, lada
dan minyak barbeque, aduk rata
3. Setelah semua adonan menyatu, buat bulat-bulat kecil menjadi bentuk
bakso. atau belum
4. Masukkan sagu secukupnya (1 kg kaki jamur, kira 2 ons sagu)
5. Bila adonan sudah licin atau menyatu, bulatkan bakso menggunakan
tangan atau bantuan sendok.
6. Setelah terbuat bulat-bulat, bakso ditim selama kira-kira 15 menit
sampe berubah warna
7. Kuah: Masak air dalam panci. Haluskan bawang merah, bawang putih,
dan daun bawang. Masukan dalam air rebusan
8. Tambahkan garam dan lada secukupnya. Biarkan mendidih
9. Masukan bakso jamur yang sudah dibentuk. Didihkan.
10. Sajikan selagi hangat bersama bahan pelengkap.
http://www.vemale.com/kuliner/resep-makanan/70132-resep-bakso-jamur-
vegetarian.html

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ajuskoto/jamur-tiram-
karakteristik-potensi-bisnis-dan-proses-
produksi_5518c7dd813311cb669df152
LIMBAH BAGLOG JAMUR TIRAM DENGAN BERAGAM MANFAAT
Limbah budidaya jamur tiram memang dapat merepotkan. Tidak jauh
berbeda dengan memindah limbah dari pemotongan kayu ke lingkungan
anda, malah ditambah dengan limbah plastik. Limbah jamur tiram berupa
media tanam baglog yang telah tidak produktif sebenarnya, masih bias
diambil manfaatnya. Serbuk gergaji yang telah lapuk ini dimanfaatkan
sebagai media cacing lumbricus, pupuk organik tanaman atau budidaya lele.
Media Cacing Tanah (Cacing lumbricus rubellus)
Cacing sangat suka hidup di media yang berasal dari media organik. Serbuk
gergaji yang telah lunak memiliki pH netral dan kelembapan cukup untuk
pertumbuhan cacing.
Anda dapat sekaligus budidaya cacing atau untuk membuat pupuk organik
dari kotoran cacing (cascing). Pakan cacing tanah pun berasal dari bahan
organik seperti sayuran yang tidak terpakai. Cara memberi makan cacing
sangat mudah, gali sedikit media cacing lalu masukkan sayur-sayuran dan
tutup kembali.
Berikut beberapa manfaat dari cacing lumbricus:
Karena mengandung protein yang tinggi, cacing paling umum digunakan
sebagai bahan makan / pakan hewan ternak atau hewan budidaya seperti
jenis burung/unggas, perikanan/ikan, kodok, udang dan sebagainya.
Cacing juga dapat diolah sebagai bahan baku pembuatan kosmetik.
Cacing lumbricus ini sekarang juga sudah dikembangkan sebagai salah
satu bahan obat karena dapat menurunkan tekanan darah. Fungsi paling
umumnya adalah dapat menurunkan penyakit demam/panas dan meredakan
penyakit tipus. Untuk ini biasanya cacing dikeringkan lalu di ekstrak dalam
bentuk kapsul.
Kemudian, bagaimana cara membudidayakan cacing ini? Untuk menjawab
ini, kita harus memahami dulu bagaimana kondisi yang terbaik untuk
perkembangan cacing. yaitu:
Tanah sebagai media rumahnya harus mengandung banyak bahan organik,
ini nantinya yang akan kita ganti dengan media gergajian dari baglog
buangan. cacing menyukai bahan yang mudah membusuk karena mudah
dicerna oleh tubuhnya.
Cacing menyukai kondisi dengan ph sedikit asam dan netral yang kurang
lebih 6-7. Pada kondisi ini bakteri dalam tubuh cacing dapat bekerja optimal
untuk melakukan pembusukan dan fermentasi. Kondisi ini harus benar-benar
diperhatikan, karena jika pada gergajian terjadi fermentasi berlebihan dan
panas, maka justru dapat membunuh cacing itu.
Kelembaban optimal di kisaran 30%
Suhu yang disukai oleh cacing karena dapat memicu pertumbuhan cacing
dan perkembangbiakannya adalah sekitar 15-25 derajat C, untuk ini tempat
budidaya cacing sebaiknya terlindung dari sinar matahari langsung. Kalau
bisa dibuatkan semacam rumah atau naungan sederhana sehingga terjaga
suhu dan kelembabannya.
Untuk melakukan budidaya cacing, kita harus terlebih dahulu memahami
kondisi yang disenangi oleh cacing tersebut. Pada awalnya budidaya cacing,
secara umum diletakkan pada kotak-kotak dalam jumlah banyak, selanjutnya
cacing dikembangbiakkan di tempat tersebut.
Pupuk Organik Tanaman
Media serbuk gergaji dapat anda campur dengan pupuk kandang ternak atau
ayam petelur. Pengomposan akan lebih bagus dan cepat apabila dibantu oleh
mikroorganisme starter seperti EM4.
Selain itu limbah jamur tiram ini dapat anda campur dengan tanah kebun
atau arang sekam menjadi media tanam yang berdrainasi baik dan cukup
memiliki kelembapan.
Pemanfaatan pupuk organik ini dapat anda pakai untuk tanaman sayur dan
buah dalam pot atau pemupukan tanaman di pekarangan. Pekarangan selain
lebih indah juga dapat menghasilkan manfaat.
Pupuk organik yang saya buat dari campuran kotoran ternak dan limbah
baglog jamur menggunakan teknik bokhasi, yaitu menggunakan EM4 atau
effective microorganisme untuk mempercepat proses pengomposan bahan
pupuk tersebut. Caranya adalah sebagai berikut :
Bahan Baku :
Kotoran ternak 100 kg
Limbah baglog 250 kg
EM4 350 ml
Gula 1/4 kg
Dedak 10 kg
Air secukupnya.
Cara Pembuatan :
1. Gula dilarutkan dalam air kemudian campurkan dengan EM4
2. Bahan - bahan (kotoran ternak, dedak dan limbah baglog) dicampur
sampai merata
3. campurkan larutan EM4 ke campuran bahan tersebut dan aduk hingga
tercampur sempurna. Untuk menentukan tingkat kadar air dapat di cek
dengan cara mengepal campuran tersebut dan jika tidak ada air yang
menetes saat dikepal dan bahan tetap menggumpal, berarti kadar air sudah
cukup.
4. setelah tercampur merata, campuran ditumpuk menyerupai gunungan
dengan ketinggian 1 meter.
5. tutup dengan terpal atau penutup lainnya. setiap hari campuran
tersebut diaduk untuk mendinginkan panas yang dihasilkan dari proses
fermentasi, kemudian ditumpuk lagi.
6. proses fermentasi hingga pupuk matang selama 7 - 10 hari.
7. jika sudah dingin pupuk sudah dapat digunakan.
Budidaya lele
Budidaya lele identik dengan kolam keruh dan berlumpur. nah, media tanam
ini dapat dimanfaatkan sebagai starter bersama pupuk kandang untuk
mengundang plankton sebagai pakan alami ikan.
Ketika ingin membuat kolam, pupuk kandang dan serbuk gergaji ditabur ke
dalam kolam kering. setelah pengomposan terjadi, kolam diisi air dan
dibiarkan hingga 1 minggu agar plankton tubuh dan berkembang. setelah itu
bibit lele dapat ditebar pada kolam yang telah ditambahkan limbah jamur
tiram itu.

Anda mungkin juga menyukai