Anda di halaman 1dari 17

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)

Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Susu dan produk susu sudah dinilai sebagai bahan makanan yang bergizi

tinggi. Sumber susu untuk manusia dapat berasal dari sapi dan kambing. Hewan

lain yang dapat dipergunakan sebagai sumber susu, antara lain adalah kerbau,

domba, unta dan kuda. Pada umumnya susu dari berbagai spesies hewan

mengandung komponen yang sama, tetapi komposisi dan sifatnya agak bervariasi.

Sebagian besar susu dan produk susu disuplai atau berasal dari susu sapi. Istilah

susu selalu dianggap sebagai susu sapi dan susu yang berasal dari spesies lain

selalu disebut secara spesifik (Hadiwiyoto, 1994 dalam D.Lestari 2012).

Proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh susu yang beraneka

ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan simpan, mempermudah

pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya guna

bahan mentahnya. Proses pengolahan susu selalu berkembang sejalan dengan

berkembangnya ilmu dibidang tekologi pangan. Dengan demikian semakin lama

akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini sangat

menggembirakan dan merupakan langkah yang sangat tepat untuk mengimbangi

laju permintaan pasar (Eniza,2010).

Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara

pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun

1
nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan

yang diijinkan (SNI, 1995).

Istilah es krim secara umum digunakan untuk menyebut makanan beku yang

dibuat dari adonan atau campuran produk susu (lemak susu dan padatan susu

bukan lemak) pada persentase tertentu bersama gula, flavoring, pewarna, dan

stabilizer, dengan atau tanpa telur, buah, kacang-kacangan, dan selalu dibuat

lembut dengan cara pengembangan dan pengadukan selama proses pembekuan

(Arbuckle, 1972).

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan pembuatan ice cream adalah untuk diversifikasi

produk olahan pangan (susu), salah satu untuk mengawetkan susu, meningkatkan

nilai ekonomis dan untuk mengetahui cara pembuatan ice cream.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pembuatan ice cream adalah berdasarkan proses

homogenisasi lemak untuk memperkecil ukuran globula lemak dan proses

pembekuan sehingga terjadi over run yaitu terbentuknya unit kristal es dan

peningkatan volume ice cream.

2
II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Tinjauan Pustaka

2.1. Tinjauan Pustaka

Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan

udara. Sel-sel udara yang ada, berperanan untuk memberikan teksture lembut pada

es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu

dingin dan terlalu berlemak (Barraquia, 1998).

Sel-sel udara yang ada, berperan untuk memberikan tekstur lembut pada

eskrim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu

dingin dan terlalu berlemak. Sebaliknya, jika kandungan udara dalam es krim

terlalu banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak

dimakan. Sedangkan, bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es

lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan

stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak

susu dan memberi rasa lengket (Marshall and Arbuckle, 1996).

Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku yang dibuat dari

produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan

pemanis (sweetener). Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis

makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau

campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan

makanan lain yang diizinkan. Campuran bahan es krim diaduk ketika didinginkan

untuk mencegah pembentukan Kristal es yang besar. Secara tradisional,

3
penurunan temperatur campuran dilakukan dengan cara mencelupkan campuran

ke dalam campuran es dan garam (Arbuckle, 2000).

Awalnya es krim terbuat dari es salju yang dicampur lemak susu, buah-

buahan dan diberi berbagai macam adonan sehingga lembut dan nikmat.Sejarah

kemunculan es krim dipercaya berawal dari zaman kepemimpinan Kaisar Nero

dari Romawi di tahun 64 Masehi yang sudah menikmati "es krim" di zamannya, ia

menyantap salju halus bersama campuran buah-buahan dan madu. Ada juga yang

mengatakan es krim ditemukan oleh bangsa Cina sekitar 700 M. Hidangan dingin

ini dijadikan persembahan bagi Kaisar Tang dari Dinasti Shang. Kaisar Tang yang

seorang penggemar kuliner meminta para koki istana untuk membuat es krim dari

campuran salju. Kisah lain menceritakan, es krim datang ketika adanya hubungan

dagang atara Cina dan Italia. Marcopolo, sang penjelajah lautan membawa resep

es krim ke negaranya. Berbeda dengan resep aslinya, es krim Italia

dikombinasikan dengan sirup dan campuran es. Es krim ala Italiano inilah yang

kemudian dinikmati oleh Kaum Bangsawan Eropa dan menyebar ke seluruh

dunia. Di Amerika, es krim baru populer pada abad ke-19, seiiring dengan

penemuan mesin pembuat es krim. Sebutan ice cream berasal dari para kolonis

Amerika, berasal dari fase iced cram (Marshall and Arbuckle, 1996).

Bahan penyusun es krim ialah air, lemak, padatan bukan lemak, pemanis,

stabilizer atau emulsifier dan bahan flavor (Eckles, et.al, 1998).

4
III PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Metode Percobaan, (2)

Pembahasan.

3.1. Metode Percobaan

Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Es Krim

5
3.2. Pembahasan

Pada pembuatan es krim bahan bahan yang digunakan yaitu dengan

menggunakan bahan utama susu murni, dan whipping cream, dengan bahan

tambahan berupa sukrosa, kuning telur, maizena, dan essens. Setiap bahan yang

digunakan memiliki fungsi tersendiri, yaitu :

1. Whipping Cream, atau krim adukan merupakan tahap pertama dalam agitasi

mentega, di mana proses agitasi dihentikan sebelum emulsi terpecah dan

butiran lemak terpisah.Whipping Cream berfungsi sebagai penambah lemak

dan pembentuk susu menjadi lebih baik karena mengandung banyak

lemak(Buckle et. al., 1987).

2. Gula, gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering

digunakan adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa

dan keadaan makanan atau minuman. Gula tidak hanya berfungsi sebagai

pemberi rasa manis pada ice cream, tapi juga menurunkan titik beku adonan,

sehingga adonan tidak terlalu cepat membeku saat diproses. Ini penting agar

udara yang masuk kedalam adonan bisa lebih banyak sehingga tekstur menjadi

lebih lembut. Kadar gula dalam ice cream adalah 15% (Buckle et. al., 1987).

3. Telur, sifat fungsional telur didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari pangan

dan bahan pangan yang mempengaruhi penggunaannya. Sifat-sifat tersebut

antara lain yaitu daya koagulasi, daya buih, daya emulsi, kontrol kristalisasi

serta pewarna (Muchtadi, 1992).


4. Maizena, maizena berfungsi sebagai pemberi tekstur halus dan lembut pada

pembuatan ice cream (Saleh, 2004).

6
5. Essence, essence pada pembuatan es krim digunakan untuk meningkatkan cita

rasa produk es krim. Berbagai flavor yang ditambahakan pada pembuatan ice

cream, umumnya berasal dari buah-buahan atau tanaman hortikultura seperti

strawberry, cokelat, vanila, anggur dan lain-lain (Saleh, 2004).

Berdasarkan fungsi dari masing-masing bahan tersebut maka dapat

dissimpulkan bahwa pembuatan ice cream tidak bisa lepas dari bahan terpenting

seperti kuning telur. Apabila tidak ada penambahan kuning telur maka ice cream

yang dihasilkan teremulsi dan daya buih dari ice cream kurang. Apabila tidak

ditambahkan maizena maka tekstur ice cream tidak halus dan tidak lembut. Jika

gula yang ditambahkan berlebih maka akan mempengaruhi cita rasa ice cream

dimana ice cream akan terlalu manis akibat kelebihan gula.

Emulsi adalah campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak

dapat bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi.

Kuning telur juga merupakan emulsi minyak dalam air. Kuning telur mengandung

bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein.

Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan

kolesterol cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (w/o)

(Muchtadi, 1992).

Bahan terpenting dari ice cream yaitu lemak susu. Sumber lemak susu

adalah cream (Meyliana, 1996).

Unsur pokok pembentuk ice cream:

1. Lemak susu : berasal dari susu krim (sweat cream), krim beku, krim plastik,

mentega tidak mengandung garam atau minyak mentega.

7
2. Bahan pemanis : Gula, berbagai macam sirup, madu, dextrosa, laktosa, fruktosa

dan lain-lain.

3. Milk Solids Non Fat (MSNF) : Skim susu segar, sweat cream, buttermilk, susu

skim bubuk, susu skim manis kondensasidan whey padat.

4. Bahan penstabil (stabilizer).

5. Bahan pengemulsi (emulsifier).

6. Garam mineral : Ca atau Mg oksida, sodium citrate, disodium phosphate,

sodium tetrapyrophosphate dan sodium hexametaphosphat (Saleh, 2004).

Emulsifier dan stabiliser digunakan dalam jumlah kecil, sekitar 0.31.0%.

Beberapa contoh dari emulsifier dan stabiliser adalah mono atau digliserida, gum

selulosa,konsentrat protein whey, karagenan, gelatin dan polisorbat 80%.

Emulsifier berfungsi untuk membentuk ice cream yang halus, kaku dan kering.

Stabilizer berfungsi menghambat pembentukan kristal es berukuran besar dan

meningkatkan daya tahan terhadap leleh (IPTEK, 2009).

Pembuatan ice cream yang dilakukan menggunakan beberapa proses,

dimana masing-masing proses memiliki fungsi yaitu :

1. Pencampuran

Pencampuran ini bertujuan untuk mencampurkan susu murni dengan

whipping cream sehingga dihasilkan campuran yang homogen. Lalu dilakukan

pemanasan selama 30 menit. Pemanasan bertujuan untuk menghilangkan

mikroorganisme pathogen yang dapat merusak susu. Pencampuran II dilakukan

dengan mencampurkan gula dan kuning telur dengan campuran I. Tujuannya

untuk mencampurkan semua bahan sehingga dihasilkan adonan ice cream.

8
Prosedur yang biasa dilakukan dalam mencampurkan bahan-bahan es krim

yaitu dengan mencampurkan krim cair, susu atau produk susu cair yang lain

dalam wadah untuk pasteurisasi. Semua bahan harus tercampur merata sebelum

suhu pasteurisasi tercapai. Campuran bahan yang akan dibekukan menjadi es krim

disebut ICM (Idris, 2002).

2. Pemanasan

Setelah terbentuk campuran es krim (mix), campuran es krim kemudian

dilakukan pemansan atau pateurisasi. Pemanasan dilakukan selama 15 menit

sampai suhu 800C. Pasteurisasi merupakan titik control biologik (biological

control point) pada system yang bertujuan untuk menghancurkan bakteri-bakteri

patogen pada campuran. Selain itu, pasteurisasi juga dapat mengurangi jumlah

spoilage bacteria. Pasteurisasi memerlukan pemanasan dan pendinginan.

Temperatur minimal untuk melaksanakan pasteurisasi bergantung pada waktu

yang dibutuhkan untuk melakukan pasteurisasi (Idris, 2002).

3. Tempering

Tempering bertujuan untuk menurunkan suhu campuran es krim sehingga

memudahkan proses selanjutnya. Setelah semua bahan tercampur rata, hentikan

proses pemanasan dan ukur volumenya. Volume ini diukur sebagai Va. Bertujuan

untuk mengetahui volume awal adonan.

4. Homogenisasi
Proses homogenisasi ditujukan untuk memecah ukuran globula-globula lemak

yang akan menghasilkan tingkat dispersi lemak yang tinggi. Sebelum

homogenisasi, campuran harus telah dipanaskan terlebih dahulu agar berada

dalam fasa cair ketika homogenisasi karena pada fasa cair, efisiensi homogenisasi

9
akan lebih besar dan penghancuran gumpalan lemaknya menjadi lebih mudah.

Keuntungan homogenisasi adalah mengaduk semua bahan secara merata,

memecah dan menyebar globula lemak, membuat tekstur lebih mengembang dan

dapat menghasilkan produk yang lebih homogen (Destrosier, 1977).


Lakukan homogenisasi selama 5 jam dengan menggunakan ice cream maker

sampai over run mencapai 2-3 kali volume semula. Lakukan pengukuran ice

cream. Volume ini diukur sebagai Vb. Bertujuan untuk mengetahui volume awal

adonan.

Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara

pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun

nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan

yang diijinkan (SNI, 1995).

Istilah es krim secara umum digunakan untuk menyebut makanan beku yang

dibuat dari adonan atau campuran produk susu (lemak susu dan padatan susu

bukan lemak) pada persentase tertentu bersama gula, flavoring, pewarna, dan

stabilizer, dengan atau tanpa telur, buah, kacang-kacangan, dan selalu dibuat

lembut dengan cara pengembangan dan pengadukan selama proses pembekuan

(Arbuckle, 1972).

Es krim merupakan hasil pembekuan sebagian sistem buih (foam) yang

biasanya mengandung 40-50% udara (v/v). Fase kontinyu dari buih tersusun oleh

kristal es, partikel padatan terlarut, dan koloidal (garam, protein, gula, dan

stabilizer), serta lemak dalam bentuk emulsi (Berger, 1976).

Kerusakan flavor pada ice cream dapat dikategorikan sebagai berikut:

10
1. Bila terdapat rasa yang tidak diinginkan atau rasa tidak alamiah misalnya

menggunakan rasa atau aroma buatan tidak sama dengan rasa atau aroma yang

asli.

2. Menggunakan terlalu tinggi persentase sirup jagung yang mana cenderung

menutupi flavor.

3. Bila ice cream terasa asam terjadi karena menggunakan bahan yang asam atau

karena terbentuknya asam laktat dalam adonan.

4. Rasa ice cream yang tidak enak, berasal dari alat dan susu dari peternakan atau

bahan pembuat ice cream yang sudah lama.

5. Rasa asin yang disebabkan terlalu tinggi persentase Milk Solids Non Fat

(MSNF) atau menggunakan mentega yang mengandung garam. Kandungan

garam Ice cream tidak boleh melebihi 0,1% dari adonan. Rasa asin

mempertegas rasa pada ice cream.

6. Terlalu manis akibat kelebihan gula. Gula tidak boleh melebihi15%.

7. Bau karena penyimpanan yang terlalu lama yaitu bau kardus, bau buah atau

bau kacang yang apak pada eskrim.

8. Oxidized flavor terjadi bila adonan ice cream atau bahannya bersentuhan

langsung dengan aluminium teroksidasi seperti copper atau dengan sinar

matahari.

9. Bau akibat pemanasan yaitu bau gosong, bila terlalu lama dimasak atau

kurang pengadukan selama pemanasan (Saleh, 2004).

Kerusakan Penampilan dan tekstur (Body and texture defect): Body

berhubungan dengan ketahanan untuk mencair bila ice cream dikonsumsi, hal ini

11
tergantung dari komposisi adonan dan jumlah udara selama pembekuan. Texture

dapat dijelaskan adalah kehalusan pada lidah bila ice cream dikonsumsi.

Bodydefects dapat diklasifikasikan senagai berikut:

1. Encer (weak) atau ada benang halus (fluffy).

2. Lembek(soggy), tetapi ini bukan merupakan kerusakan yang serius karena

konsumen lebih suka body berat dengan overrun rendah.

3. Bergetah (gummy).

4. Rapuh/mudah hancur (crumbly), hal ini disebabkan kandungan gula rendah

(Saleh, 2004).

Tekstur kasar pada Ice cream merupakan kerusakan yang sangat serius, hal

ini disebabkan oleh:

1. Stabilisasi tidak benar.

2. Homogenisasi tidak benar.

3. Pembekuan lambat dengan membiarkan ice cream menunggu lama sebelum

dimasukkan ke freezer, fluktuasi suhu pada retail cabinet dan freezer di

rumah(Saleh, 2004).

Secara umum es krim dapat dibagi dalam 5 kelas yaitu :

1. Dessert Ice
2. Es Krim:
Es Krim biasa
a. Es krim dengan berbagai rasa
Vanila, cokelat, buah buahan, permen, dan lain lainnya dapat

digunakan untuk rasa es krim.


b. Es krim dengan bervariasi atau es krim yang bergelombang

12
Es krim ini umumnya adalah es krim vanila yang dipisah menjadii rasa

sirup dan buah atau kacang secara terpisah untuk menghasilkan

bermacam macam efek.


Es krim special, Es krim spesial memiliki kandungan lemak susu, telur atau

buah buahan yang tertinggi, serta warna yang baik. Tipe tipe es krim

spesial dapat diklasifikasikan menjadi:


a. Custard
Adalah es krim yang berwarna sangat baik dan bisa berisi lemak susu

ataupun tidak dan biasanya berisi telur dalam porsi yang umum.
b. Parfait
Adalah es krim yang berisi lemak susu, telur dan sejumlah buah

buahan atau kacang atau kombinasi semuanya.


c. Ice cream bisque
Adalah es krim yang biasanya kaya akan lemak susu dan berfalvor

makaroni, anggur, kacang atau biskuit.


d. Mausse
Adalah whipping krim yang dingin, biasanya berflavor tinggi. Es krim

yang berwarna kuning emas, dapat berisi lemak susu pada es krim biasa

dan telur.
3. Milk Ice, adalah produk yang dingin yang dibuat dari kombinasi produk susu,

gula dan masih banyak lagi bahan bahan lain yang mirip dengan bahan

bahan yang biasa digunakan pada industri es krim. Es krim ini dibuat agar

berisi lemak cokelat yang lebih tinggi dari sherbets dan lebih rendah dari es

krim biasa. Biasanya kadar lemak susunya antara 2 dan 6 %.


4. Sherbet ice, adalah produk yang terbuat dari susu yang ditambahkan dengan

gula dan buah atau sari buah. Kadar lemak susunya biasanyatidak mencapai

2%. Jadi produk ini berbeda dengan susu, di beberapa negara prouk ini

mengandung tidak kurang dari 0.4% asam.

13
5. Water ice, es krim jenis ini tak menggunakan lemak susu dan susu krim

melainkan hanya menggunakan jus buah dan gula serta penstabil

(Armelia, 2012).

Overrun adalah persentase pertambahan volume es krim yang dihasilkan

dibandingkan dengan volume campuran yang digunakan untuk memproduksi es

krim tersebut. Maksimum overrun yang diperbolehkan sebesar 100%,namun

Overrun sebesar itu sulit dicapai oleh pembekuan secara partaian. Kapasitas yang

dapat dicapai dengan menggunakan proses parataian ini adalah antara 1 Lhingga

40 L (Marshall, 2003).

Over run adalah jumlah peningkatan volume yang disebabkan karena

masuknya udara kedalam es krim mix. Gelembung-gelembung udara yang

terbentuk keberadaannya dapat dipertahankan karena diselubungi oleh lapisan-

lapisan globula lemak dalam sistem emulsi. Tanpa adanya over run, maka es krim

akan berbentuk gumpalan masa yang berat dan tidak menarik untuk dimakan.

Over run dapat dihasilkan karena pengocokan yang dilakukan ketika proses

pembekuan berlangsung. Karena pengocokan udara dapat masuk dalam mix es

krim sehingga meningkatkan volume adonan es krim. Overrun yang baik berkisar

antara 60-100%. Es krim yang baik mempunyai over run 80% dengan kadar

lemak 12-14%.

Overrun mempunyai pengaruh besar pada tekstur dan body es krim yaitu

telalu banyak udara akan menghasilkan es krim seperti salju dan di mulut lebih

cepat terjadinya pencairan, dan terlalu sedikit udara menghasilkan produk yang

kasar (Anjarsari, 2010).

14
CCP (Critical Control Point) lainnya pada proses pembuatan ice cream

adalah pada saat proses penimbangan susu murni harus dilakukan secara steril

karena agar susu tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme, karena susu mudah

terkontaminasi oleh bakteri. CCP lainnya adalah pada proses pencampuran, dan

tampering harus berhati-hati karena dapat saja bahan terkontaminasi oleh hazard

yang bersifat fisik dari lingkungan. Berdasarkan sifat kimia susu segar terdapat

protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim dan beberapa mikroba.

Komposisi susu sangat beragam, bergantung pada beberapa faktor, antara lain

bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi.

Umumnya susu mengandung air 87,1%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%,

abu 0,72% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D,

E dan K. dari komposisi susu dan sifat susu yang mudah rusak maka harus

ditangani dengan baik agar tidak mempengaruhi hasil pengolahan karena susu

yang dipakai rusak.

15
IV KESIMPULAN

Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan.

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan

tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula,

dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang

diijinkan (SNI, 1995).


2. Bahan bahan yang digunakan untuk pembuatan es krim yaitu dengan

menggunakan bahan utama susu murni, dan whipping cream, dengan bahan

tambahan berupa skim, sukrosa, kuning telur, maizena, dan essens.


3. Proses pembuatan es krim meliputi: Pencampuran, pemanasan atau

pasteurisasi, tempering atau penurunan suhu, pengukuran volume awal,

homogenisasi, dan pengukuran volume akhir

16
DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani (Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi).
Graha Ilmu. Bandung.

Arbuckle, W.S. 1972. Ice Cream, 2nd Edition. The AVI Publishing Company,
Inc.Wesport, Connectiscut.

Armelia, Rika. 2012. Nilai Gizi Es Krim dan Berbagai Jenis Es Krim.
http://previllege.blogspot.com/2012/12/nilai-gizi-es-krim-dan-berbagai-
jenis_4082.html. Diakses: 7 Februari 2017.

Berger, K.G. dan 1976. Ice Cream. Dalam Food Emulsion. Friberg, E. S., Marcel
Dekker. Inc. New York.

Buckle etal, (1987), Ilmu Pangan, edisi ke-2, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.

Eniza, 2010. Pengertian Susu. http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-


eniza2.pdf. Diakses: 2 FEbruari 2017.

Idris, S. 2002. Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Fakultas Peternakan


Universitas Brawijaya. Malang.
IPTEK, (2009), Nilai Gizi Susu, www.iptek.net, Akses : 17 Februari 2017.

Muchtadi, Tien.R., Sugiyono, 1992,Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, Institut


Pertanian Bogor, Bogor.
SNI, 1995. Es Krim. Dewan Standarisasi Nasional. SNI 01-3713-1995.

Saleh, E., 2004, Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan


Ternak , Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas
SumateraUtara.

17

Anda mungkin juga menyukai