Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Susu dan produk susu sudah dinilai sebagai bahan makanan yang bergizi
tinggi. Sumber susu untuk manusia dapat berasal dari sapi dan kambing. Hewan
lain yang dapat dipergunakan sebagai sumber susu, antara lain adalah kerbau,
domba, unta dan kuda. Pada umumnya susu dari berbagai spesies hewan
mengandung komponen yang sama, tetapi komposisi dan sifatnya agak bervariasi.
Sebagian besar susu dan produk susu disuplai atau berasal dari susu sapi. Istilah
susu selalu dianggap sebagai susu sapi dan susu yang berasal dari spesies lain
pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai tukar dan daya guna
akan semakin banyak jenis produk susu yang dikenal. Hal ini sangat
Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun
1
nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan
Istilah es krim secara umum digunakan untuk menyebut makanan beku yang
dibuat dari adonan atau campuran produk susu (lemak susu dan padatan susu
bukan lemak) pada persentase tertentu bersama gula, flavoring, pewarna, dan
stabilizer, dengan atau tanpa telur, buah, kacang-kacangan, dan selalu dibuat
(Arbuckle, 1972).
produk olahan pangan (susu), salah satu untuk mengawetkan susu, meningkatkan
pembekuan sehingga terjadi over run yaitu terbentuknya unit kristal es dan
2
II TINJAUAN PUSTAKA
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan
udara. Sel-sel udara yang ada, berperanan untuk memberikan teksture lembut pada
es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu
Sel-sel udara yang ada, berperan untuk memberikan tekstur lembut pada
eskrim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu
dingin dan terlalu berlemak. Sebaliknya, jika kandungan udara dalam es krim
terlalu banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak
dimakan. Sedangkan, bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es
lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan
produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan
makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau
campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan
makanan lain yang diizinkan. Campuran bahan es krim diaduk ketika didinginkan
3
penurunan temperatur campuran dilakukan dengan cara mencelupkan campuran
Awalnya es krim terbuat dari es salju yang dicampur lemak susu, buah-
buahan dan diberi berbagai macam adonan sehingga lembut dan nikmat.Sejarah
dari Romawi di tahun 64 Masehi yang sudah menikmati "es krim" di zamannya, ia
menyantap salju halus bersama campuran buah-buahan dan madu. Ada juga yang
mengatakan es krim ditemukan oleh bangsa Cina sekitar 700 M. Hidangan dingin
ini dijadikan persembahan bagi Kaisar Tang dari Dinasti Shang. Kaisar Tang yang
seorang penggemar kuliner meminta para koki istana untuk membuat es krim dari
campuran salju. Kisah lain menceritakan, es krim datang ketika adanya hubungan
dagang atara Cina dan Italia. Marcopolo, sang penjelajah lautan membawa resep
dikombinasikan dengan sirup dan campuran es. Es krim ala Italiano inilah yang
dunia. Di Amerika, es krim baru populer pada abad ke-19, seiiring dengan
penemuan mesin pembuat es krim. Sebutan ice cream berasal dari para kolonis
Amerika, berasal dari fase iced cram (Marshall and Arbuckle, 1996).
Bahan penyusun es krim ialah air, lemak, padatan bukan lemak, pemanis,
4
III PEMBAHASAN
Pembahasan.
5
3.2. Pembahasan
menggunakan bahan utama susu murni, dan whipping cream, dengan bahan
tambahan berupa sukrosa, kuning telur, maizena, dan essens. Setiap bahan yang
1. Whipping Cream, atau krim adukan merupakan tahap pertama dalam agitasi
2. Gula, gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering
digunakan adalah kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk merubah rasa
dan keadaan makanan atau minuman. Gula tidak hanya berfungsi sebagai
pemberi rasa manis pada ice cream, tapi juga menurunkan titik beku adonan,
sehingga adonan tidak terlalu cepat membeku saat diproses. Ini penting agar
udara yang masuk kedalam adonan bisa lebih banyak sehingga tekstur menjadi
lebih lembut. Kadar gula dalam ice cream adalah 15% (Buckle et. al., 1987).
3. Telur, sifat fungsional telur didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari pangan
antara lain yaitu daya koagulasi, daya buih, daya emulsi, kontrol kristalisasi
6
5. Essence, essence pada pembuatan es krim digunakan untuk meningkatkan cita
rasa produk es krim. Berbagai flavor yang ditambahakan pada pembuatan ice
dissimpulkan bahwa pembuatan ice cream tidak bisa lepas dari bahan terpenting
seperti kuning telur. Apabila tidak ada penambahan kuning telur maka ice cream
yang dihasilkan teremulsi dan daya buih dari ice cream kurang. Apabila tidak
ditambahkan maizena maka tekstur ice cream tidak halus dan tidak lembut. Jika
gula yang ditambahkan berlebih maka akan mempengaruhi cita rasa ice cream
Emulsi adalah campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak
dapat bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi.
Kuning telur juga merupakan emulsi minyak dalam air. Kuning telur mengandung
bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol dan lesitoprotein.
(Muchtadi, 1992).
Bahan terpenting dari ice cream yaitu lemak susu. Sumber lemak susu
1. Lemak susu : berasal dari susu krim (sweat cream), krim beku, krim plastik,
7
2. Bahan pemanis : Gula, berbagai macam sirup, madu, dextrosa, laktosa, fruktosa
dan lain-lain.
3. Milk Solids Non Fat (MSNF) : Skim susu segar, sweat cream, buttermilk, susu
Beberapa contoh dari emulsifier dan stabiliser adalah mono atau digliserida, gum
Emulsifier berfungsi untuk membentuk ice cream yang halus, kaku dan kering.
1. Pencampuran
8
Prosedur yang biasa dilakukan dalam mencampurkan bahan-bahan es krim
yaitu dengan mencampurkan krim cair, susu atau produk susu cair yang lain
dalam wadah untuk pasteurisasi. Semua bahan harus tercampur merata sebelum
suhu pasteurisasi tercapai. Campuran bahan yang akan dibekukan menjadi es krim
2. Pemanasan
patogen pada campuran. Selain itu, pasteurisasi juga dapat mengurangi jumlah
3. Tempering
proses pemanasan dan ukur volumenya. Volume ini diukur sebagai Va. Bertujuan
4. Homogenisasi
Proses homogenisasi ditujukan untuk memecah ukuran globula-globula lemak
dalam fasa cair ketika homogenisasi karena pada fasa cair, efisiensi homogenisasi
9
akan lebih besar dan penghancuran gumpalan lemaknya menjadi lebih mudah.
memecah dan menyebar globula lemak, membuat tekstur lebih mengembang dan
sampai over run mencapai 2-3 kali volume semula. Lakukan pengukuran ice
cream. Volume ini diukur sebagai Vb. Bertujuan untuk mengetahui volume awal
adonan.
Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun
nabati, gula, dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan
Istilah es krim secara umum digunakan untuk menyebut makanan beku yang
dibuat dari adonan atau campuran produk susu (lemak susu dan padatan susu
bukan lemak) pada persentase tertentu bersama gula, flavoring, pewarna, dan
stabilizer, dengan atau tanpa telur, buah, kacang-kacangan, dan selalu dibuat
(Arbuckle, 1972).
biasanya mengandung 40-50% udara (v/v). Fase kontinyu dari buih tersusun oleh
kristal es, partikel padatan terlarut, dan koloidal (garam, protein, gula, dan
10
1. Bila terdapat rasa yang tidak diinginkan atau rasa tidak alamiah misalnya
menggunakan rasa atau aroma buatan tidak sama dengan rasa atau aroma yang
asli.
menutupi flavor.
3. Bila ice cream terasa asam terjadi karena menggunakan bahan yang asam atau
4. Rasa ice cream yang tidak enak, berasal dari alat dan susu dari peternakan atau
5. Rasa asin yang disebabkan terlalu tinggi persentase Milk Solids Non Fat
garam Ice cream tidak boleh melebihi 0,1% dari adonan. Rasa asin
7. Bau karena penyimpanan yang terlalu lama yaitu bau kardus, bau buah atau
8. Oxidized flavor terjadi bila adonan ice cream atau bahannya bersentuhan
matahari.
9. Bau akibat pemanasan yaitu bau gosong, bila terlalu lama dimasak atau
berhubungan dengan ketahanan untuk mencair bila ice cream dikonsumsi, hal ini
11
tergantung dari komposisi adonan dan jumlah udara selama pembekuan. Texture
dapat dijelaskan adalah kehalusan pada lidah bila ice cream dikonsumsi.
3. Bergetah (gummy).
(Saleh, 2004).
Tekstur kasar pada Ice cream merupakan kerusakan yang sangat serius, hal
rumah(Saleh, 2004).
1. Dessert Ice
2. Es Krim:
Es Krim biasa
a. Es krim dengan berbagai rasa
Vanila, cokelat, buah buahan, permen, dan lain lainnya dapat
12
Es krim ini umumnya adalah es krim vanila yang dipisah menjadii rasa
buah buahan yang tertinggi, serta warna yang baik. Tipe tipe es krim
ataupun tidak dan biasanya berisi telur dalam porsi yang umum.
b. Parfait
Adalah es krim yang berisi lemak susu, telur dan sejumlah buah
yang berwarna kuning emas, dapat berisi lemak susu pada es krim biasa
dan telur.
3. Milk Ice, adalah produk yang dingin yang dibuat dari kombinasi produk susu,
gula dan masih banyak lagi bahan bahan lain yang mirip dengan bahan
bahan yang biasa digunakan pada industri es krim. Es krim ini dibuat agar
berisi lemak cokelat yang lebih tinggi dari sherbets dan lebih rendah dari es
gula dan buah atau sari buah. Kadar lemak susunya biasanyatidak mencapai
2%. Jadi produk ini berbeda dengan susu, di beberapa negara prouk ini
13
5. Water ice, es krim jenis ini tak menggunakan lemak susu dan susu krim
(Armelia, 2012).
Overrun sebesar itu sulit dicapai oleh pembekuan secara partaian. Kapasitas yang
dapat dicapai dengan menggunakan proses parataian ini adalah antara 1 Lhingga
40 L (Marshall, 2003).
lapisan globula lemak dalam sistem emulsi. Tanpa adanya over run, maka es krim
akan berbentuk gumpalan masa yang berat dan tidak menarik untuk dimakan.
Over run dapat dihasilkan karena pengocokan yang dilakukan ketika proses
krim sehingga meningkatkan volume adonan es krim. Overrun yang baik berkisar
antara 60-100%. Es krim yang baik mempunyai over run 80% dengan kadar
lemak 12-14%.
Overrun mempunyai pengaruh besar pada tekstur dan body es krim yaitu
telalu banyak udara akan menghasilkan es krim seperti salju dan di mulut lebih
cepat terjadinya pencairan, dan terlalu sedikit udara menghasilkan produk yang
14
CCP (Critical Control Point) lainnya pada proses pembuatan ice cream
adalah pada saat proses penimbangan susu murni harus dilakukan secara steril
karena agar susu tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme, karena susu mudah
terkontaminasi oleh bakteri. CCP lainnya adalah pada proses pencampuran, dan
tampering harus berhati-hati karena dapat saja bahan terkontaminasi oleh hazard
yang bersifat fisik dari lingkungan. Berdasarkan sifat kimia susu segar terdapat
protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim dan beberapa mikroba.
Komposisi susu sangat beragam, bergantung pada beberapa faktor, antara lain
bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan, suhu dan umur sapi.
Umumnya susu mengandung air 87,1%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8%,
abu 0,72% dan beberapa vitamin yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D,
E dan K. dari komposisi susu dan sifat susu yang mudah rusak maka harus
ditangani dengan baik agar tidak mempengaruhi hasil pengolahan karena susu
15
IV KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan
tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula,
dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang
menggunakan bahan utama susu murni, dan whipping cream, dengan bahan
16
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, Bonita. 2010. Pangan Hewani (Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi).
Graha Ilmu. Bandung.
Arbuckle, W.S. 1972. Ice Cream, 2nd Edition. The AVI Publishing Company,
Inc.Wesport, Connectiscut.
Armelia, Rika. 2012. Nilai Gizi Es Krim dan Berbagai Jenis Es Krim.
http://previllege.blogspot.com/2012/12/nilai-gizi-es-krim-dan-berbagai-
jenis_4082.html. Diakses: 7 Februari 2017.
Berger, K.G. dan 1976. Ice Cream. Dalam Food Emulsion. Friberg, E. S., Marcel
Dekker. Inc. New York.
Buckle etal, (1987), Ilmu Pangan, edisi ke-2, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
17