KABUPATEN CIAMIS
TENTANG
Menimban : a. Bahwa sebagai pelaksanaan Permendagri No 113 tentang Pembangunan Desa , untuk
g segala pungutan baik berupa benda dan atau barang yang sifatnya membebani
masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
b. Bahwa Pendapatan Asli Desa/ Pungutan Desa merupakan salah satu sumber
pendapatan dan merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat desa, maka
dalam rangka meningkatkan dan pembinaan masyarakat secara berdaya guna dan
berhasil guna, maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Desa.
c. Dalam menunjang suksesnya pembangunan di desa perlu adanya penggalian sumber-
sumber potensi swadaya masyarakat yang diatur dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
perlu menetapkan Pendapatan Asli Desa berupa Besaran Pungutan Desa dengan
Peraturan Desa.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 yang telah di ubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1
Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Bersekala Desa;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2015 tentang Pedoman, Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor : 6 Tahun 2006 Tentang Badan
Permusyawaratan Desa atau BPD
10. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 6 Tahun 2006, tentang Badan
Permusyawaratan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten CiamisTahun 2006 Nomor 6
Seri D );
11. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 7 Tahun 2007, tentang Perangkat Desa
( Lembaran Daerah Kabupaten Ciamis Tanun 2007 Nomor 7 Seri D );
Memperha : Berita Acara Hasil Musyawarah Desa 2015 yang diselenggarakan pada tanggal .. Januari
tikan 2017 mengenai Pembahasan Pendapatan Asli Desa/ Besaran Pungutan Desa, Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa) dan Sasaran Alokasi Dana Desa Dan Penetapan Lokasi
Dana Desa Tahun Anggaran 2017.
Dengan Persetujuan Bersama
dan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1) Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
2) Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa.
3) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.
4) Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga legislasi
dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
5) Bendaharawan desa selanjutnya disebut Bendaharawan adalah seseorang yang ditugaskan
untuk menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan uang, surat-surat berharga dan
barang-barang milik desa serta mempertanggungjawabkannya.
6) Sumber Pendapatan Desa adalah pendapatan asli desa, pendapatan yang berasal dari
pemberian pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan pemerintah daerah serta lain-lain
pendapatan yang sah.
7) Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan dari dan bagi desa yang
bersangkutan.
8) Swadaya adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan
inisiatif sendiri mengadakan usaha kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun
jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.
9) Partisipasi masyarakat adalah peran serta masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri
untuk melakukan suatu kegiatan.
10) Gotong royong adalah bentuk kerja sama yang spontan dan sudah melembaga serta
mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat suka rela antar warga desa dan atau
warga desa dengan pemerintah desa untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan
kesejahteraan bersama.
11) Peraturan Desa adalah semua keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa.
12) Pungutan Desa adalah segala Pungutan berupa uang maupun barang, atau benda yang
dilakukan Pemerintah Desa terhadap masyarakat desa berdasarkan pertimbangan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa yang ditetapkan melalui Peraturan Desa.
13) Pologoro adalah salah satu jenis pungutan yang dibebankan masyarakat dari pemindahan
hak atas tanah.
BAB II
JENIS PUNGUTAN DESA
Pasal 2
Jenis Pungutan Desa yang dapat dipungut oleh pemerintah desa antara lain :
1) Pungutan yang berasal dari badan/perusahaan yang berada di desa sesuai dengan
klasifikasi.
2) Pungutan Pologoro atau pungutan perjanjian jual beli tanah.
3) Penyewaaan Alat Kelengkapan Kantor untuk Urusan Sosial Budaya Masyarakat Desa.
Pasal 3
Selain jenis-jenis pungutan sebagaimana dimaksud pasal (2) Peraturan desa ini dapat dilakukan
Pungutan Desa untuk kegiatan sosial tertentu yang bersifat mendesak dengan Keputusan Kepala
Desa atas Persetujuan BPD.
BAB III
NAMA OBYEK DAN SUBYEK
Pasal 4
BAB IV
KEWENANGAN PELAKSANAAN PUNGUTAN DESA
Pasal 5
BAB V
PENETAPAN DAN PERSETUJUAN PUNGUTAN DESA
Pasal 6
1) Ketentuan besarnya pungutan Desa dan pelaksanaan penarikan pungutan desa dimaksud
pasal (2) merupakan satu kesatuan yang terlampir dalam lampiran peraturan desa ini
2) Ketentuan besarnya pungutan Desa dan pelaksanaan penarikan pungutan desa dimaksud
pasal (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
3) Peraturan Desa mengenai pungutan desa dimaksud pasal ini berlaku untuk satu tahun
anggaran atau lebih sesuai dengan situasi dan kondisi desa.
4) Peraturan desa tentang pungutan desa dimaksud ayat (1) pasal ini berlaku setelah
ditetapkan oleh Kepala Desa dan telah mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan
Desa.
BAB VI
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN PUNGUTAN DESA
Pasal 7
BAB VII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 8
BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 9
Dalam hal wajib pungutan tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan
sanksi administrasi berupa bunga 1 (satu) persen setiap bulan dari pungutan yang terhitung atau
kurang dibayar.
Pasal 10
Untuk penagihan sanksi administrasi dimaksud pasal 9, dilakukan dengan menggunakan Surat
Tagihan Pungutan Desa yang selanjutnya disebut STPD yang dikeluarkan oleh Kepala Desa selaku
Penanggungjawab Operasioanal Kegiatan Pungutan yang selanjutnya disebut PjOK.
BAB IX
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Hasil temuan dilaporkan secara jelas dan lengkap kepada pimpinan BPD untuk diteruskan kepada
Kepala Desa sebagai dasar untuk memberikan sanksi administrasi terhadap pelanggaran tersebut
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 14
Apabila pelaku tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa adalah Bendaharawan
Desa, maka dilakukan tindakan tuntutan perbendaharaan.
Pasal 15
Apabila pelaku tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa adalah Perangkat Desa
atau pegawai Desa lainnya yang bukan Bendaharawan Desa, maka dilakukan tindakan tuntutan
ganti rugi.
Pasal 16
(1) Apabila tuntutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 tidak dapat dipenuhi oleh pelaku
tindak pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa, maka dikeluarkan perintah penyitaan
barang senilai kerugian yang dikeluarkan oleh Kepala Desa setelah mendapat persetujuan BPD.
(2) Tata cara, bentuk dan isi perintah penyitaan serta hal lain mengenai tuntutan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1 diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
BAB X
PENUTUP
Pasal 17
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 18
Peraturan desa ini berlaku mulai sejak tanggal ditetapkan. Dan memiki daya surut sejak tanggal 01
Januari 2015. Agar setiap warga masyarakat mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan
peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.
DITETAPKAN DI : BANJAR
PADA TANGGAL : 25 MEI 2015
S YAI F U L
DITETAPKAN DI : BANJAR
PADA TANGGAL : 25 MEI 2015
AHMAD SUIRYO
TENTANG
PERSETUJUAN PENETAPAN PENDAPATAN ASLI DESA/
BESARAN PUNGUTAN DESA
M E M U T U S K AN
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan memiliki daya
laku surut sejak tanggal 01 Januari 2015.
Ditetapkan di : Banjar
Pada Tanggal : 25 Mei 2015
Ketua BPD
H. SYAHID
S YAI F U L
TENTANG
DISUSUN OLEH :
2015