Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN DESA SAGULING

KABUPATEN CIAMIS

NOMOR : ---- TAHUN 2017

TENTANG

PENDAPATAN ASLI DESA/ PUNGUTAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SAGULING ,

Menimban : a. Bahwa sebagai pelaksanaan Permendagri No 113 tentang Pembangunan Desa , untuk
g segala pungutan baik berupa benda dan atau barang yang sifatnya membebani
masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa.
b. Bahwa Pendapatan Asli Desa/ Pungutan Desa merupakan salah satu sumber
pendapatan dan merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat desa, maka
dalam rangka meningkatkan dan pembinaan masyarakat secara berdaya guna dan
berhasil guna, maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Desa.
c. Dalam menunjang suksesnya pembangunan di desa perlu adanya penggalian sumber-
sumber potensi swadaya masyarakat yang diatur dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
perlu menetapkan Pendapatan Asli Desa berupa Besaran Pungutan Desa dengan
Peraturan Desa.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 yang telah di ubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1
Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan
Kewenangan Lokal Bersekala Desa;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2
Tahun 2015 tentang Pedoman, Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5
Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor : 6 Tahun 2006 Tentang Badan
Permusyawaratan Desa atau BPD
10. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 6 Tahun 2006, tentang Badan
Permusyawaratan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten CiamisTahun 2006 Nomor 6
Seri D );
11. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 7 Tahun 2007, tentang Perangkat Desa
( Lembaran Daerah Kabupaten Ciamis Tanun 2007 Nomor 7 Seri D );

Memperha : Berita Acara Hasil Musyawarah Desa 2015 yang diselenggarakan pada tanggal .. Januari
tikan 2017 mengenai Pembahasan Pendapatan Asli Desa/ Besaran Pungutan Desa, Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa) dan Sasaran Alokasi Dana Desa Dan Penetapan Lokasi
Dana Desa Tahun Anggaran 2017.
Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAR

dan

KEPALA DESA BANJAR

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1) Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dalam sistem Pemerintah Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
2) Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa.
3) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.
4) Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga legislasi
dan pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
5) Bendaharawan desa selanjutnya disebut Bendaharawan adalah seseorang yang ditugaskan
untuk menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan uang, surat-surat berharga dan
barang-barang milik desa serta mempertanggungjawabkannya.
6) Sumber Pendapatan Desa adalah pendapatan asli desa, pendapatan yang berasal dari
pemberian pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan pemerintah daerah serta lain-lain
pendapatan yang sah.
7) Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan sumber penghasilan dari dan bagi desa yang
bersangkutan.
8) Swadaya adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan
inisiatif sendiri mengadakan usaha kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun
jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu.
9) Partisipasi masyarakat adalah peran serta masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri
untuk melakukan suatu kegiatan.
10) Gotong royong adalah bentuk kerja sama yang spontan dan sudah melembaga serta
mengandung unsur-unsur timbal balik yang bersifat suka rela antar warga desa dan atau
warga desa dengan pemerintah desa untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan
kesejahteraan bersama.
11) Peraturan Desa adalah semua keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan Desa.
12) Pungutan Desa adalah segala Pungutan berupa uang maupun barang, atau benda yang
dilakukan Pemerintah Desa terhadap masyarakat desa berdasarkan pertimbangan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa yang ditetapkan melalui Peraturan Desa.
13) Pologoro adalah salah satu jenis pungutan yang dibebankan masyarakat dari pemindahan
hak atas tanah.

BAB II
JENIS PUNGUTAN DESA
Pasal 2
Jenis Pungutan Desa yang dapat dipungut oleh pemerintah desa antara lain :
1) Pungutan yang berasal dari badan/perusahaan yang berada di desa sesuai dengan
klasifikasi.
2) Pungutan Pologoro atau pungutan perjanjian jual beli tanah.
3) Penyewaaan Alat Kelengkapan Kantor untuk Urusan Sosial Budaya Masyarakat Desa.

Pasal 3

Selain jenis-jenis pungutan sebagaimana dimaksud pasal (2) Peraturan desa ini dapat dilakukan
Pungutan Desa untuk kegiatan sosial tertentu yang bersifat mendesak dengan Keputusan Kepala
Desa atas Persetujuan BPD.

BAB III
NAMA OBYEK DAN SUBYEK
Pasal 4

(1) Nama Pungutan adalah Pungutan Administrasi Penyewaan Alat Desa.


(2) Obyek pungutan adalah setiap warga desa dan warga luar desa yang menggunakan jasa
pelayanan administrasi, melakukan aktifitas/ kegiatan di desa serta menggunakan sarana
dan prasarana desa
(3) Subyek pungutan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan Sarana dan
Prasarana Desa dalam melakukan aktifitas/ kegiatan di desa.

BAB IV
KEWENANGAN PELAKSANAAN PUNGUTAN DESA
Pasal 5

1) Pemerintah Desa mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan pungutan desa sesuai


dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pungutan desa yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilaksanakan oleh Kepala Desa
dibantu oleh perangkat desa yang ditunjuk.
3) Pungutan Desa yang telah ditarik oleh Pemerintah Desa tidak dapat diminta kembali.

BAB V
PENETAPAN DAN PERSETUJUAN PUNGUTAN DESA
Pasal 6

1) Ketentuan besarnya pungutan Desa dan pelaksanaan penarikan pungutan desa dimaksud
pasal (2) merupakan satu kesatuan yang terlampir dalam lampiran peraturan desa ini
2) Ketentuan besarnya pungutan Desa dan pelaksanaan penarikan pungutan desa dimaksud
pasal (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
3) Peraturan Desa mengenai pungutan desa dimaksud pasal ini berlaku untuk satu tahun
anggaran atau lebih sesuai dengan situasi dan kondisi desa.
4) Peraturan desa tentang pungutan desa dimaksud ayat (1) pasal ini berlaku setelah
ditetapkan oleh Kepala Desa dan telah mendapat persetujuan Badan Permusyawaratan
Desa.

BAB VI
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN PUNGUTAN DESA
Pasal 7

1) Perencanaan Penggunaan dalam pengurusan dan pengelolaan pungutan desa dimaksud


pasal (3) peraturan desa ini ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes).
2) Semua pendapatan yang berasal dari pungutan desa dimaksud ayat (1) pasal ini dimasukan
dalam Kas Desa dan oleh Bendaharawan Desa dicatat dalam buku administrasi keuangan
desa.
3) Pungutan dimaksud pasal (3) Peraturan desa ini tidak dibenarkan digunakan untuk
membiayai kegiatan lain dari rencana yang telah ditetapkan.
4) Hasil pungutan desa dipergunakan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan ditingkat desa.
5) Khusus pungutan dari surat keterangan perjanjian jual beli tanah (pologoro) ditetapkan 1 %
(satu porsen) dari nilai jual tanah yang penggunaannya 40 % untuk kas Desa dan 60 %
untuk kesejahteraan Perangkat Desa yang terakumulasi dengan iuran/ jasa pengukuran dan
kesaksian transaksi.

BAB VII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 8

(1) Pelaksanaan pungutan tidak dapat diborongkan


(2) Penanggungjawab Operasioanal Kegiatan Pungutan yang selanjutnya disebut PjOK
adalah perangkat desa yang ditunjuk dengan Keputusan Kepala Desa
(3) Penanggungjawab Administrasi Kegiatan Pungutan yang selanjutnya disebut PjAK
adalah perangkat desa yang ditunjuk dengan Keputusan Kepala Desa
(4) Penanggungjawab Keuangan Pungutan yang selanjutnya disebut PjKU adalah perangkat
desa yang ditunjuk dengan Keputusan Kepala Desa
(5) Untuk pungutan jenis tertentu dapat dilaksanakan oleh Kolektor Lapangan yang
penunjukannya melalui Keputusan Kepala Desa
(6) Khusus Pungutan yang menggunakan jasa pelayanan administrasi di Kantor Desa
langsung dipungut pada waktu pelayanan berlangsung
(7) Pembayaran Pungutan terhutang harus dilunasi sekaligus
(8) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran diatur lebih lanjut dalam
Keputusan Kepala Desa.

BAB VIII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 9

Dalam hal wajib pungutan tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan
sanksi administrasi berupa bunga 1 (satu) persen setiap bulan dari pungutan yang terhitung atau
kurang dibayar.
Pasal 10

Untuk penagihan sanksi administrasi dimaksud pasal 9, dilakukan dengan menggunakan Surat
Tagihan Pungutan Desa yang selanjutnya disebut STPD yang dikeluarkan oleh Kepala Desa selaku
Penanggungjawab Operasioanal Kegiatan Pungutan yang selanjutnya disebut PjOK.

BAB IX
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGAWASAN
Pasal 11

1) Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan pendapatan desa yang berasal dari pungutan


desa sesuai dengan ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
dan disampaikan dalam laporan pertanggungjawaban Kepala Desa.
2) Pengawasan terhadap pelaksanaan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan oleh Bupati
atau pejabat lainnya yang ditunjuk serta pengawasan oleh BPD.
3) Komisi 1 BPD memiliki kewenangan sebagai pengawas untuk melakukan penyidikan atas
tindak pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa berdasarkan Surat Perintah Tugas
Penyidikan yang dikeluarkan oleh pimpinan BPD.

Pasal 12

Wewenang pengawas sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 meliputi :


1) Menerima, mencari dan meliput keterangan atau laporan sehubungan dengan adanya
tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa agar keterangan tersebut
menjadi jelas dan lengkap
2) Menerima keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi dan atau badan, sehubungan
dengan tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa
3) Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen laporan lain sehubungan
dengan tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa
4) Memanggil orang untuk didengar keterangannya sebagai saksi atau tersangka atas tindak
pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa
5) Melakukan tindakan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran proses pemeriksaan
tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa.

Pasal 13

Hasil temuan dilaporkan secara jelas dan lengkap kepada pimpinan BPD untuk diteruskan kepada
Kepala Desa sebagai dasar untuk memberikan sanksi administrasi terhadap pelanggaran tersebut
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14

Apabila pelaku tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa adalah Bendaharawan
Desa, maka dilakukan tindakan tuntutan perbendaharaan.

Pasal 15

Apabila pelaku tindakan pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa adalah Perangkat Desa
atau pegawai Desa lainnya yang bukan Bendaharawan Desa, maka dilakukan tindakan tuntutan
ganti rugi.

Pasal 16

(1) Apabila tuntutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 tidak dapat dipenuhi oleh pelaku
tindak pelanggaran terhadap pelaksanaan pungutan desa, maka dikeluarkan perintah penyitaan
barang senilai kerugian yang dikeluarkan oleh Kepala Desa setelah mendapat persetujuan BPD.
(2) Tata cara, bentuk dan isi perintah penyitaan serta hal lain mengenai tuntutan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1 diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB X
PENUTUP
Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 18

Peraturan desa ini berlaku mulai sejak tanggal ditetapkan. Dan memiki daya surut sejak tanggal 01
Januari 2015. Agar setiap warga masyarakat mengetahuinya dan memerintahkan pengundangan
peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.

DITETAPKAN DI : BANJAR
PADA TANGGAL : 25 MEI 2015

KEPALA DESA BANJAR

S YAI F U L
DITETAPKAN DI : BANJAR
PADA TANGGAL : 25 MEI 2015

SEKRETARIS DESA BANJAR

AHMAD SUIRYO

LEMBARAN DESA BANJAR KECAMATAN TALIWANG NOMOR 03 TAHUN 2015


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAR
KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAR


NOMOR 03 TAHUN 2015

TENTANG
PERSETUJUAN PENETAPAN PENDAPATAN ASLI DESA/
BESARAN PUNGUTAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAR

Menimban a.: bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 34 Peraturan Pemerintah


g Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Kepala Desa
Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat mengajukan
Pendapatan Asli Desa Penetapan Besaran Pungutan Desa kepada
Badan Permusyawaratan Desa Banjar Kecamatan Taliwang
Kabupaten Sumbawa Barat untuk memperoleh persetujuan bersama;
b. bahwa Penetapan Besaran Pungutan Desa yang diajukan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, merupakan Rencana Kerja Pemerintah Desa
dalam jangka waktu 1 (Satu) Tahun Anggaran yang diformulasikan ke
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, dipandang perlu
menetapkan Peraturan Desa Banjar Kecamatan Taliwang Kabupaten
Sumbawa Barat Tahun Anggaran 2015.
Mengingat 1.: Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lebaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (Lembaran Negera
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Bersekala Desa;
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman, Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2015;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Tahun
2009 Nomor 93);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Anggaran dan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2015;
12. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Sumbawa Barat;
13. Peraturan Bupati Sumbawa Barat Nomor 67 Tahun 2014 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015.

M E M U T U S K AN

Menetapkan : Keputusan Badan Permusyawaratan Desa Banjar Tentang Persetujuan


Penetapan Besaran Pungutan Desa.
KESATU : Memberikan persetujuan penetapan Besaran Pungutan Desa

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan memiliki daya
laku surut sejak tanggal 01 Januari 2015.

Ditetapkan di : Banjar
Pada Tanggal : 25 Mei 2015
Ketua BPD
H. SYAHID

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


1. Bupati Sumbawa Barat di Taliwang ;
2. Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang ;
3. Kepala BAPPEDA Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang ;
4. Inspektur Inspektorat Daerah Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang ;
5. Kepala DPPKD Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang ;
6. Kepala BPMPD Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang ;
7. Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Sumbawa
Barat di Taliwang ;
8. Camat Taliwang di Taliwang ;
9. Kepala Desa Banjar di Banjar ;
10. Arsip.

LAMPIRAN I : PENDAPATAN ASLI DESA/ PUNGUTAN ADMINISTRASI DESA


NOMOR : 01 TAHUN 2015
TANGGAL : 01 MARET 2015

PEDOMAN PUNGUTAN ADMINISTRASI DESA

NO. URAIAN JUMLAH KETERANGAN


1 2 3 4
1. Penyewaan Kursi Desa Rp. 20.000,-
2. Penyewaan Gong-Genang Rp. 20.000,-

BANJAR, 25 MEI 2015


KEPALA DESA BANJAR

S YAI F U L

PERATURAN DESA BANJAR

KECAMATAN TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT

NOMOR : 03 TAHUN 2015

TENTANG

PENDAPATAN ASLI DESA/

PUNGUTAN ADMINISTRASI DESA


TAHUN ANGGARAN 2015

DISUSUN OLEH :

PEMERINTAH DESA BANJAR

KECAMATAN TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT

2015

Anda mungkin juga menyukai