Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini di Indonesia telah terjadi transisi penyebab kematian
yaitu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi lebih besar
berperan daripada penyakit lainnya. Penyakit yang tergolong
program PTM adalah Penyakit Jantung
Koroner(PJK),Stroke,Diabetes,Penyakit Ginjal Kronik,Kanker,Asma,
Penyakit Paru Obstruksi Kornik (PPOK),Cedera,Thalasemia dan Lupus.
Berdasarkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional) indikator Prevalensi tekanan darah tinggi tahun 2013 yaitu
25,8 % dan target tahun 2019 adalah 23,4%. Indikator prevalensi
obesitas pada penduduk usia 18 tahun ke atas tahun 2013 adalah
15,4% dan target 2019 adalah 15,4%. Prevalensi merokok penduduk
usia kurang dari 18 tahun pada tahun 2013 adalah 7,2% dengan
target tahun 2019 adalah 5,4%.
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian
utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang
terjadi di seluruh dunia, dan sekitar 29 juta (80%) terjadi di negara
yang sedang berkembang (WHO,2010). Dengan adanya pertumbuhan
penduduk dan peningkatan usia harapan hidup diproyeksikan akan
terjadi peningkatan PTM sebesar 15% ( 44 juta kematian).
Di Indonesia penyebab kematian akibat Penyakit Menular
mengalami penurunan dalam kurun waktu tahun 1995-2007 dari
44,2% menjadi 28,1% tetapi untuk Penyakit Tidak Menular
mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Tahun 2013 pada
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) menunjukkan
Prevalensi PTM seperti Stroke sebesar 12,1 per 1000,Penyakit Jantung
Koroner (PJK) 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus (DM) 6,9%,
Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Obstruktif
3,7% dan Cidera 8,2%. Pada Diabetes Melitus 69,6% dan pada
Hipertensi 63,2% masih belum terdiagnosa. (Kemenkes 2014).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 juga menunjukkan
prevalensi merokok 36,3%, 68,8% pada laki-laki dan 6,9% pada
perempuan, kurang aktifitas fisik 26,1%,kurang konsumsi sayur dan
buah 93,6%,asupan makanan yang berisiko PTM seperti makanan
manis 53,1%, makanan asin 26,2%,makanan tinggi lemak
40,7%,makanan berpenyedap 77,3% serta gangguan mental
emosional 6,0%. Obesitas umum 15,4 % dan obesitas sentral 26,6%.
(Kemenkes RI,2014a)
Dari data Program PTM UPT.Puskesmas Utara tahun 2014,
Kasus Diabetes Militus sebesar 24,4%, kasus Hipertensi sebesar
30,2%, Kasus PJK sebesar 11,3% dan Asma sebesar 23,4% dari Kasus
PTM yang berkunjung ke UPT. Puskesmas Kuta Utara.

1
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko seperti
merokok,diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi
alkohol. Pengetahuan tentang penyakit tidak menular perlu
ditingkatkan pada masyarakat dengan menyebarluaskan informasi
melalui Promosi Kesehatan.

1.2 Deskripsi Program


1.2.1 Gambaran Umum Program PTM
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Program Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(PPTM) merupakan bagian UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat)
Essensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Penanggung jawab Program PTM di Puskesmas adalah Kepala
Puskesmas dan Paramedis sebagai koordinator program dan
pelaksana program. Puskesmas melaksanakan dan
mengembangkan Program PTM ini melalui wadah kegiatan
yang disebut Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu). Kegiatan
yang dilaksanakan di Posbindu berupa deteksi dini terhadap
faktor risiko PTM,pemantauan dan tindak lanjut dini terhadap
penyakit PTM. Faktor resiko PTM adalah suatu keadaan yang
berpotensi menimbulkan suatu penyakit pada individu maupun
masyarakat. Jika faktor risiko ini tidak ditanggulangi maka
sesuai dengan perjalanan penyakit akan mencapai fase lanjut
seperti penyakit PJK (Penyakit Jantung Koroner), Stroke,
Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Ginjal Kronik, Kanker,
Asma, PPOK, Thalasemia dan Lupus, kanker. Kegiatan deteksi
dini berupa pemantauan faktor risiko PTM yaitu wawancara
untuk menggali faktor risiko seperti perilaku merokok,pola
konsumsi sayur dan buah,aktivitas fisik dan konsumsi alkohol.
Sasaran utama Posbindu adalah kelompok masyarakat
sehat yang berisiko, penyandang PTM berusia 15 tahun ke
atas. Pelaku kegiatan Posbindu adalah oleh petugas pelaksana
Posbindu PTM yang berasal dari
kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan Posbindu, yang dilatih secara khusus untuk
melaksanakan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing
kelompok. (Kemenkes RI,2014a)
Pengukuran secara berkala dilakukan terhadap Tinggi
Badan, Berat Badan dan penentuan Indeks Massa Tubuh,
Tekanan Darah, pemeriksaan gula darah, kolesterol dan asam
urat. Pemeriksaan IVA dan Pap Smear dilakukan secara berkala
di Puskesmas. Pembinaan mengenai pengendalian faktor risiko
yang ditemukan melalui penyuluhan dan konseling secara
individu selanjutnya bagi yang memerlukan penanganan lebih

2
lanjut akan dirujuk ke Puskesmas dan dilanjutkan ke Rumah
Sakit Rujukan jika memerlukan penanganan yang lebih
spesifik. (Kemenkes RI,2014d)

Bentuk Kegiatan Posbindu PTM yaitu:

Meja 1: Registrasi pemberian nomor kode/urut yang sama


serta Registrasi pemberian nomor kode/urut yang
sama serta pencatatan ulang hasil pengisian KMS
FR-PTM ke buku pencatatan kader.
Meja 2: Wawancara oleh kader.
Meja 3: Pengukuran TB, BB, IMT, lingkar perut, analisa
lemak tubuh.
Meja 4: Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol
total dan trigliserida, APE, IVA, dan lain-lain.
Meja 5: Identifikasi faktor risiko PTM Konseling/Edukasi,
serta tindak lanjut lainnya.

Kegiatan sebelum pemeriksaan bisa diawali dengan senam


bersama dan dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan sambil
mengisi lembar wawancara. Posbindu PTM dalam
pelaksanaannya dapat bersama-sama dengan program atau
pelayanan lainnya dalam rangka menarik minat dan
meningkatkan kepatuhan masyarakat seperti Posyandu Lansia
dan Puskesmas Keliling.
(Kemenkes RI ,2014b)
1.2.2 Tujuan Program
a. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko
PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu,rutin
dan periodik.
b. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
2. Terlaksananya pemantauan faktor risiko PTM
3. Terlaksananya tindak lanjut dini faktor risiko PTM

1.3 Pertanyaan Evaluasi


1.3.1 Input
a. Apakah anggaran PPTM sudah terealisasi sesuai dengan
perencanaan di UPT. Puskesmas Kuta Utara?
b. Apakah sarana logistik seperti buku pedoman,Buku register
pelayanan, Buku Pemantauan,alat dan stik
pemeriksaan,alat ukut tinggi badan, timbangan,speculum
formulir informed consent dan formulir rujukan sudah
tersedia di UPT. Puskesmas Kuta Utara?
c. Bagaimana ketersediaan jumlah dan kompetensi SDM yaitu
Dokter,bidan, perawat,analis kesehatan dalam memberikan
pelayanan di UPT. Puskesmas Kuta Utara

3
d. Bagaimana metode yang digunakan dalam Posbindu PTM di
UPT. Puskesmas Kuta Utara?
e. Siapa sasaran program Posbindu PTM di di UPT. Puskesmas
Kuta Utara?

1.3.2 Proses
a. Bagaimanakah perencanaan pelaksanaan Posbindu PTM
pada bulan januari sampai Oktober 2015?
b. Bagaimanakah pengorganisasian pelaksananaan Posbindu
PTM pada bulan januari sampai Oktober 2015?
c. Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan Posbindu PTM pada
bulan januari sampai Oktober 2015?
d. Bagaimanakah pelaksanaan penyuluhan berkelompok pada
bulan januari sampai Oktober 2015?
e. Bagaimanakah pelaksanaan rujukan dari Posbindu ke
Puskesmas pada bulan januari sampai Oktober 2015?
f. Bagaimanakah pelaksanaan rujukan dari Posbindu ke
Puskesmas pada bulan januari sampai Oktober 2015?
g. Bagaimana pengawasan dan pengendalian untuk
pelaksanaan Posbindu PTM di UPT. Puskesmas Kuta Utara?

1.3.3 Output
Berapakah persentase pencapaian untuk masing-masing
indikator proses periode bulan januari sampai Oktober 2015?

1.4 Tujuan Evaluasi

1.4.1 Tujuan Umum


Tujuan umum dari kegiatan Evaluasi ini adalah untuk
mendapatkan gambaran pencapaian dalam pelaksanaan
program Posbindu PTM di UPT.Puskesmas Kuta Utara.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi komponen input dari program Posbindu
PTM di UPT.Puskesmas Kuta Utara.
b. Mengidentifikasi komponen proses dari program Posbindu
PTM di UPT.Puskesmas Kuta Utara.
c. Mengidentifikasi komponen output dari program Posbindu
PTM di UPT.Puskesmas Kuta Utara

4
1.5 Logical Framework

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME IMPACT

Sumber Perencanaan pelaksanaan


dana dan alokasi
Persentase
Posbindu Posbindu
Pelaksanaan PTMMeningkatnya
pelayanan Posbindupelayanan
PTM Posbindu PTM yang berkualitas
Pengorganisasian
Kertersedian sarana pelaksananaan
Persentase penyuluhanPosbindu
dan prasarana PTM
berkelompok
Meningkatnya deteksi dini faktor risiko PTM
Pelaksanaan
Ketersediaan pelayanan
SDM Persentase
yang Posbindu Ke
sesuaiKunjungan
kompentensiPTMPosbindu
Tertanggulangi
PTM secara dini faktor risiko PTM
Sasaran Pelaksanaan
Posbindu PTM penyuluhan
Persentase berkelompok
Faktor Risiko Yang Terjadi pada Pasien Yang Berkunjung Ke Posbindu
Pelaksanaan
Metode yang rujukan
digunakan
Persentase
dalamdari Posbindu
Rujukan
PosbinduDari
PTMke Puskesmas
Posbindu ke Puskesmas
Sasaran Pelaksanaan
Posbindu PTM rujukan dari
Persentase Posbindu
Rujukan ke Puskesmas
dari Puskesmas ke Rumah Sakit Rujukan
pengawasan dan pengendalian untuk pelaksanaan Posbindu PTM

5
1.6 Rancangan Evaluasi
Penentuan rancangan dalam kegiatan monitoring sangat
penting karena rancangan yang tepat dapat menunjukkan kondisi
dan kenyataan pelaksanaan program yang sebenarnya sehingga
dapat menghindari terjadinya bias dalam kegiatan monitoring.
Rancangan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah rancangan
deskriptif yang merupakan rancangan evaluasi proses (input,proses
dan output). Hal tersebut sesuai dengan dengan tujuan evaluasi di
UPT.Puskesmas Kuta Utara yaitu untuk mendapatkan gambaran
komponen input (dana,tenaga,sarana dan prasarana,metoda dan
sasaran program), komponen proses ( waktu,tempat dan
pelaksanaan kegiatan) dan output ( kunjungan,hasil pengukuran,
hasil wawancara, hasil pemeriksaan dan tindak lanjut kegiatan)
dalam Posbindu PPTM. Evaluasi PPTM ini pertama kali dilakukan di
UPT.Puskesmas Kuta Utara sejak terbentuknya Posbindu tahun
2013,sehingga rancangan deskriptif sangat tepat untuk
menggambarkan pelaksanaan kegiatan dan mengidentifikasi masalah
yang timbul untuk perbaikan program. Selain itu karena keterbatasan
waktu dan sumber daya rancangan deskriptif yang paling
memungkinkan untuk digunakan. Rancangan deskriptif bertujuan
memberikan gambaran atau tentang keadaan secara objektif
(Aditya,2009).

1.7 Manfaat Penyelengaraan dan Penggunaan Hasil Evaluasi


a. Bagi Puskesmas
Manfaat bagi Puskesmas evaluasi ini adalah memberikan
gambaran mengenai Posbindu PPTM ini baik dari komponen
input,proses dan output sehingga apa yang teridentifikasi
hambatan dan masalah dapat disusun rencana tindak lanjut dan
prioritas rencana program untuk upaya perbaikan pelaksanaan
program.
b. Bagi Pemegang Program
Manfaat bagi pemegang program adalah mengetahui pencapaian
program PTM secara rutin sehingga pencapaian program dapat
ditingkatkan dan pelaksanaan program dilaksanakan secara
periodik.
c. Bagi Pemangku Kepentingan
Manfaat bagi pemangku kepentingan seperti Kepala
Lingkungan,Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat adalah mengetahui
gambaran permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya sehingga
dapat dilaksanakan perencanaan dan koordinasi pelaksanaan
pelayanan kesehatan dengan UPT.Puskesmas Kuta Utara yang
dibutuhkan oleh masyarakat serta diusulkan untuk dana
pendukung yang ada di Desa.
d. Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat adalah mendeteksi penyakit dan
melakukan tindakan penanggulangan secara dini terhadap
penyakit tidak menular. Selain itu dapat meningkatkan

6
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pola hidup sehat yang
dapat mencegah timbulnya penyakit sehingga masyarakat mampu
untuk hidup sehat secara mandiri.

1.8 Metode Pengumpulan Data


Metoda pengumpulan data dalam evaluasi ini menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif melalui berbagai cara yaitu:
a. Dokument review
Dokument review adalah cara pengumpulan data dengan
meninjau dokumen yang tersedia (CDC,2009a). Langkah
pengumpulan data dengan cara ini yaitu memilih dan menentukan
dokumen yang sesuai dengan tujuan evaluasi program PTM yang
selanjutnya meninjau dan memahami tentang apa yang tertuang
dalam dokumen tersebut. Dalam hal ini dokumen yang memuat
tentang pelaksanaan program PTM di UPT.Puskesmas Kuta Utara
adalah dokumen laporan PTM setiap bulan,laporan kinerja tahun
2014 dan Laporan Tahuanan tahun 2014. Metode Dokument
review dipilih karena tidak memerlukan waktu yang lama dan
relatif murah.
b. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengamati
perilaku,peristiwa, atau mencatat karakteristik fisik dalam
pengaturan yang ada ( CDC,2008). Evaluasi di UPT. Puskesmas
Kuta Utara dengan cara observasi untuk mendapatkan data
sarana dan prasarana yang tersedia yang mendukung
pelaksanaan pelayanan.
c. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kuantitatif atau kualitatif
secara lisan dari informan kunci (CDC,2009b). Informasi yang
digali melalui wawancara dalam evaluasi adalah informasi
mengenai apa yang tertuang di laporan yang harus ditelaah ulang
dengan pemegang program,informasi yang harus dikaji lebih
mendalam tentang pelaksanaan program.

1.9 Analisis Data


Analisa data adalah kegiatan yang menghasilkan suatu informasi dari
data yang dikumpulkan untuk menarik suatu kesimpulan yang
bermanfaat. Analisis data hasil evaluasi hendaknya diawali dengan
analisis yang sederhana agar dapat mengenal dengan baik data yang
dihadapi kemudian bila perlu dilanjutkan dengan analisis yang lebih
kompleks sesuai dengan tujuan evaluasi. Analisa data ini digunakan
untuk mengolah data hasil pengumpulan data evaluasi agar lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan sehingga menjadi suatu
informasi yang bermakna bagi yang berkepentingan. Setelah data

7
terkumpul dilakukan tabulasi data dan diolah untuk menganalisa hasil
masing-masing indikator proses.

1.10 Etika Evaluasi


Evaluasi yang baik hendaknya mempertimbangkan etika dalam
pelaksanaannya agar tidak melanggar peraturan dan norma yang
ada. Dalam evaluasi terkait pelaksanaan Posbindu di UPT Puskesmas
Kuta Utara ada beberapa pertimbanan etik yang perlu dilakukan
yaitu:
a. Melakukan infomed Consent dengan baik kepada Kepala
b. Puskesmas,Kusubag.TU,pemegang program PPTM, tentang tujuan,
batasan,metode yang akan digunakan serta publikasi hasil
evaluasi .
c. Menjelaskan evaluasi pelaksanaan dengan melakukan komunikasi
yang efektif serta menghindari terjadinya kesalahpahaman
terhadap evaluasi yang dilakukan
d. Dalam melaksanakan evaluasi hendaknya menghormati waktu
dan kesempatan orang-orang yang terlibat dalam program di
Puskesmas yang kita butuhkan untuk kita libatkan dalam evaluasi
ini.
e. Dalam melaksanakan evaluasi ini juga harus menghormat kondisi
sosial budaya di masyarakat setempat.

1.11 Tempat dan Timeline


Kegiatan evaluasi Posbindu PPTM ini dilaksanakan di
UPT.Puskesmas Kuta Utara yang terletak di Jalan Raya Kesambi No.1
Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Bali. Waktu pelaksanaan evaluasi
Posbindu ini adalah Nopember 2015 dengan mengevaluasi
pelaksanaan program selama Triwulan I,II dan III ( dari bulan Januari
sampai bulan Oktober 2015). Penentuan waktu pelaksanaan ini
berdasarkan pertimbangan untuk mendapatkan data terbaru dan
mengetahui capaian program dalam tiga triwulan yang tentunya akan
mempermudah merancang perencanaan tingkat puskesmas tahun
berikutnya.

8
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum UPT.Puskesmas Kuta Utara


UPT. Puskesmas Kuta Utara terletak di wilayah Banjar Kesambi
Kelurahan Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Luas
wilayah seluruhnya 34 km 2. UPT. Puskesmas Kuta Utara memiliki
lima buah Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu Pustu Kerobokan Kelod,
Pustu Kerobokan Kaja, Pustu Dalung, Pustu Tibubeneng, Pustu
Canggu.Wilayah kerja UPT. Puskesmas Kuta Utara meliputi tiga desa
yaitu Desa Dalung, Desa Tibubeneng, Desa Canggu dan tiga
kelurahan yaitu Kelurahan Kerobokan, Kelurahan Kerobokan,
Kelurahan Kerobokan Kaja.
UPT Puskesmas Kuta Utara memiliki batas batas wilayah
yaitu sebelah utara dibatasi oleh kelurahan Sempidi, sebelah selatan
kelurahan Legian, sebelah timur Kelurahan Padang Sambian dan di
sebelah barat Desa Buduk.

2.2 Hasil Pengkajian


2.2.1 Input
a. Realisasi Anggaran Posbindu PTM
Dari hasi kajian data dan wawancara dengan pemegang
program PTM anggaran untuk pelaksanaan Posbindu PTM di
UPT. Puskesmas Kuta Utara dialokasikan dari APBD
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Badung), BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan
alokasi pengadaan sarana dana JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional). Dari dana APBD direalisasikan berupa
pengadaan PTM Kit. Dari BOK dialokasikan transport
petugas dalam pelaksanaan Posbindu PTM. Dari dana
sarana JKN dialokasikan untuk pengadaan bahan habis
pakai untuk menunjang kegiatan pemeriksaan.
b. Sarana Posbindu PTM seperti buku pedoman,Buku register
pelayanan, Buku Pemantauan,alat dan stik
pemeriksaan,alat ukut tinggi badan, timbangan,speculum
formulir informed consent dan formulir rujukan sudah

9
tersedia yang pengadaannya dari realisasi APBD Kabupaten
Badung.

Tabel 2.1 Ketersediaan Sarana Prasarana Posbindu


PTM di UPT.Puskesmas Kuta Utara Tahun 2015

NO Nama Alat / Barang Jumlah Satua


. n
Sarana Standar Minimal
1 Buku pedoman 9 Buah
2 Buku Register Pelayanan 20 Buah
3 Buku Pemantauan 500 Buah
4 Formulir infomed consent 500 Lemba
r
5 Formulir rujukan 1000 Lemba
r
6 Alat ukur Tinggi Badan 15 Buah
7 Speculum 75 Buah
8 Meja Kursi 5 Buah
9 Timbangan Berat Badan 15 Buah
10 Pita Pengukur Lingkar Perut 15 Buah
11 Tensimeter 10 Buah
12 Alat ukur analisa lemak badan - -
13 Buku Pintar kader tentang petunjuk - -
pengukuran faktor risiko
14 Media Bantu edukasi 5 Buah
Sarana Standar Lengkap
1 Alat ukur kadar gula darah 20 Buah
2 Alat Ukur Kadar Kolesterol 20 Buah
3 Alat Ukur Kadar pernafasan alkohol 1 Buah
4 Tes Amfetamin Urin kit 1 Buah
5 IVA Kit 30 Buah
Sarana Prasarana Lainnya
1 Ruang Khusus deteksi dini kanker 1 Ruang
rahim (IVA dan Pap semear)
2 Edukasi dan Konseling dengan media 1 Ruang
KIE
Sumber: Data Logistik UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

10
c. Ketersediaan Jumlah dan Kompetensi SDM Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara

Tabel 2.2 Ketersediaan dan Kompetensi SDM


Posbindu PTM
di UPT.Puskesmas Kuta Utara

No Jenis Tenaga Kesehatan Pendidikan Jumlah(Orang)


1 Dokter Umum S1 Kedokteran 5
2 Sarjana Kesehatan S1 Kesmas 1
Masyarakat
3 Bidan D4 Kebidanan 2
D3 Kebidanan 12
D1 Kebidanan 3
4 Perawat S1 1
Keperawatan
D3 5
Keperawatan
D1 5
Keperawatan
5 Promosi Kesehatan S1 Kesmas 1
6 Sanitarian 1
7 Nutrisionis D3 Gizi 1
8 Asisten Apoteker 2
9 Kader Lansia SMA 5
Sumber: Data Kepegawaian UPT,Puskesmas Kuta Utara
Tahun 2015

11
2.2.2 Proses
a. Perencanaan Pelaksanaan Posbindu PTM dituangkan dalam
Perencanaan Tahunan berupa Perencanaan Tingkat
Puskesmas yang disusun setiap tahun. Perencanaan
pelaksanaan bulanan dan penyusunan jadwal direncanakan
dalam Minilokakarya Bulanan yang rutin dilaksanakan
setiap bulan. Berdasarkan jadwal yang tersusun
dikoordinasikan dengan Prajuru Banjar tempat dilaksanakan
kegiatan serta bersurat pemberitahuan kegiatan ke
Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten badung.

Tabel 2.3 Perencanaan Posbindu Bulan Januari


sampai Oktober 2015 di UPT.Puskesmas Kuta Utara

No Tempat Perencanaan Waktu Frekuensi


Kegiatan Kegiatan Kegiatan
1 Br.Tuka Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
2 Br.Campuan Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
3 Br. Kesambi Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
4 Br.Gadon Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
5 Br. Kayu Tulang Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
6 Br.Dukuh Sari Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
7 Br.Canggu Permai Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
8 Br. Dama Januari- 1x per bulan
Oktober 2015
9 Peguyuban Sekar Januari- 1x per bulan

12
Sandat Kuta Utara Oktober 2015
10 Peguyuban Sekar Jepun Januari- 1x per bulan
Kuta Utara Oktober 2015
Sumber: Laporan Minilokakarya Bulanan UPT.Puskesmas Kuta
UtaraTahun 2015

b. Pengorganisasian pelaksananaan Posbindu PTM dituangkan


dalam pembagian tim pelaksana yang disusun setiap bulan
dengan mempertimbangkan kondisi SDM yang ada pada
bulan tersebut, karena harus menyesuaikan dengan jadwal
program dan kegiatan lainnya sehingga tidak terjadi
benturan jadwal untuk masing-masing staf. Setiap kegiatan
Posbindu dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari 1 Orang
Dokter Umum, 2 Orang perawat, 1 orang administrasi.

Tabel 2.4 Pengorganisasian SDM Posbindu di


UPT.Puskesmas Kuta Utara

No Pelaksana Kegiatan Uraian Tugas


1 Dokter Umum Penyuluhan,pemeriksaan dan
rujukan pasien
2 Perawat Anamnesa,pengukuran tensi dan
pemeriksaan gula darah,asam
urat dan kolesterol
3 Bidan IVA dan Pap smear
4 Promosi Kesehatan Penyuluhan dan konseling
5 Sanitarian Penyuluhan
6 Nutrisionis Penyuluhan dan konseling
7 Asisten apoteker Memberikan obat
8 Kader Lansia Pengukuran Berat badan, Tinggi
badan dan lingkar perut
Sumber: Kumpulan SK Kepala UPT.Puskesmas Kuta Utara
Tahun 2015

c. Pelaksanaan pelayanan Posbindu PTM pada bulan januari


sampai Oktober 2015

13
Tabel 2.5 Kegiatan Posbindu Yang Terlaksana Dari
Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di
UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Tempat Jumlah Jumlah Kegiatan
Perencanaan Kegiatan yang
Kegiatan direncanak Terlaksana(kali)
an (kali)
1 Br.Tuka 10 9
2 Br.Campuan 10 10
3 Br. Kesambi 10 10
4 Br.Gadon 10 9
5 Br. Kayu Tulang 10 10
6 Br.Dukuh Sari 10 9
7 Br.Canggu 10 10
Permai
8 Br. Dama 10 7
9 Peguyuban Sekar 10 10
Sandat Kuta
Utara
10 Peguyuban Sekar 10 10
Jepun Kuta Utara
Total Kegiatan 100 94
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

d. Pelaksanaan penyuluhan berkelompok pada bulan januari


sampai Oktober 2015

Tabel 2.6 Frekuensi Penyuluhan Kelompok Bulan


Januari Sampai Oktober 2015 di Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Tempat Kegiatan Frekuensi Frekuensi
penyuluhan Penyuluhan
kelompok yang
yang terlaksana
direncanakan (kali)
(kali)
1 Br.Tuka 10 9
2 Br.Campuan 10 10
3 Br. Kesambi 10 10
4 Br.Gadon 10 9
5 Br. Kayu Tulang 10 10
6 Br.Dukuh Sari 10 9
7 Br.Canggu Permai 10 10
8 Br. Dama 10 7
9 Peguyuban Sekar 10 10
Sandat Kuta Utara
10 Peguyuban Sekar 10 10
Jepun Kuta Utara

14
Total Kegiatan 100 94
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

e. Pelaksanaan wawancara tentang faktor risiko PTM dari


pasien kunjungan lama dan kunjungan baru.

Tabel 2.7 Hasil wawancara Faktor Risiko PTM Bulan


Januari Sampai Oktober 2015 di Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Faktor Resiko Kunjunga Kunjungan
n Pasien Pasien
Lama Baru
TOTAL KUNJUNGAN 2311 370
1 Merokok 367 25
2 Minum-minuman alkohol 58 20
3 Makan-makanan asin (1x/hari) 356 58
4 Makan-makanan tinggi lemak 467 68
(1x/hari)
5 Makan dan minum manis-manis 128 32
(1x/hari)
6 Kurang sayur (<2x (porsi)/hari) 579 22
7 Kurang Buah (<2x (porsi)/hari) 667 43
8 Kurang aktivitas fisik (min 30 1020 45
menit/hari 3-4 hari/minggu)
9 Stress (tegang/cemas/panik) 989 155
1x/hari
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

Tabel 2.8 Tabel Hasil Pengukuran Faktor Risiko PTM


Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara
Faktor Resiko Kunjunga Kunjungan
No n Pasien Pasien
Lama Baru
TOTAL KUNJUNGAN 2311 370
1 BB lebih (IMT = 25-27 kg/m2) 256 65
2 Obesitas (IMT > 27 kg/m2) 123 45
3 Obesitas sentral (LP 90 cm (L) 287 67
dan 80 cm (P)
4 Hipertensi (TD 140/90 mmHg) 345 243
5 Kolesterol Total ( 190 mm/dL) 267 122
6 Gula Darah Sewaktu (200 459 223
mg/dL)
7 Kelainan pada Payudara 2 0
8 IVA positif 4 0
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

15
f. Pelaksanaan Kunjungan Pasien Pada Bulan Januari Sampai
Oktober 2015

Tabel 2.9 Tabel Kunjungan Pasien Bulan Januari Sampai


Oktober 2015 di Posbindu UPT.Puskesmas Kuta Utara
N Bulan Kunjungan Kunjungan Total
o Pasien lama Pasien baru Kunjungan

1 Januari 234 54 288


2 Februari 188 24 212
3 Maret 198 18 216
4 April 204 24 228
5 Mei 211 45 256
6 Juni 168 40 208
7 Juli 288 36 324
8 Agustus 368 38 406
9 Setember 254 52 306
1 Oktober 198 39 237
0
2311 370 2681
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

g. Pelaksanaan Rujukan Dari Posbindu ke Puskesmas Pada


Bulan Januari Sampai Oktober 2015

Tabel 2.10 Tabel Rujukan Pasien ke Puskesmas Bulan


Januari Sampai Oktober 2015 di Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Bulan Jumlah Rujukan ke
puskesmas
1 Januari 4
2 Februari 6
3 Maret 5
4 April 6
5 Mei 5
6 Juni 8
7 Juli 6
8 Agustus 10
9 Setember 11

16
10 Oktober 9
Total 70
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

h. Pelaksanaan rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit


Rujukan Pada Bulan januari Sampai Oktober 2015

Tabel 2.11 Tabel Rujukan Pasien ke Rumah Sakit


Rujukan Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di
Posbindu UPT.Puskesmas Kuta Utara
Bulan Jumlah Rujukan ke RS
Rujukan
1 Januari 3
2 Februari 5
3 Maret 5
4 April 5
5 Mei 3
6 Juni 6
7 Juli 5
8 Agustus 4
9 Setember 7
10 Oktober 5
Total 48
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015

2.2.3 Output
a. Persentase Pelaksanaan Pelayanan Posbindu PTM Pada Bulan
Januari Sampai Oktober 2015

Tabel 2.12 Tabel Persentase Terlaksananya Kegiatan


Posbindu Bulan Januari Sampai Okober 2015 di
UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Tempat Frekuensi Frekuensi Persentase
Perencanaan Kegiatan Kegiatan yang Terlaksananya
Kegiatan direncanak Terlaksana(kali) Kegiatan Dalam
an (kali) 10 Bulan (%)
1 Br.Tuka 10 9 90
2 Br.Campuan 10 10 100
3 Br. Kesambi 10 10 100
4 Br.Gadon 10 9 90
5 Br. Kayu 10 10 100
Tulang
6 Br.Dukuh Sari 10 9 90

17
7 Br.Canggu 10 10 100
Permai
8 Br. Dama 10 7 70
9 Peguyuban 10 10 100
Sekar Sandat
Kuta Utara
10 Peguyuban 10 10 100
Sekar Jepun
Kuta Utara
Total Kegiatan 100 94 94 (persentase
rata-rata)
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.1 Diagram Persentase Terlaksananya


Kegiatan Posbindu Bulan Januari Sampai Okober
2015 di UPT.Puskesmas Kuta Utara

Sumber: Analisis 2015

18
b. Persentase Penyuluhan Berkelompok Pada Bulan Januari
Sampai Oktober 2015

Tabel 2.13 Tabel Persentase Terlaksananya Kegiatan


Penyuluhan Bulan Januari Sampai Okober 2015 di
Posbindu UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Tempat Frekuensi Frekuensi Persentase
Kegiatan penyuluhan Penyuluhan Terlaksananya
kelompok yang Kegiatan Dalam
yang terlaksana 10 Bulan (%)
direncanak (kali)
an (kali)
1 Br.Tuka 10 9 90
2 Br.Campuan 10 10 100
3 Br. Kesambi 10 10 100
4 Br.Gadon 10 9 90
5 Br. Kayu 10 10 100
Tulang
6 Br.Dukuh Sari 10 9 90
7 Br.Canggu 10 10 100
Permai
8 Br. Dama 10 7 70
9 Peguyuban 10 10 100
Sekar Sandat
Kuta Utara
10 Peguyuban 10 10 100
Sekar Jepun
Kuta Utara
Total Kegiatan 100 94 94 (persentase
rata-rata)
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.2 Diagram Persentase Terlaksananya Kegiatan


Penyuluhan Bulan Januari Sampai Okober 2015 di Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara

19
c. Per

d. Persentase Kunjungan Pada Bulan Januari Sampai Oktober


2015

Tabel 2.14 Tabel Persentase Kunjungan Bulan Januari


Sampai Okober 2015 di Posbindu UPT.Puskesmas Kuta
Utara
N Bulan Kunjungan Kunjunga Total Persentas
o Pasien n Pasien Kunjunga e
lama baru n Kunjungan
per bulan
1 Januari 234 54 288 10,74
2 Februar 188 24 212 7,91
i
3 Maret 198 18 216 8,06
4 April 204 24 228 8,50
5 Mei 211 45 256 9,55
6 Juni 288 36 324 12,09
7 Juli 168 40 208 7,76
8 Agustu 368 38 406 15,14
s
9 Setemb 254 52 306 11,41
er
1 Oktobe 198 39 237 8,84
0 r
2311 370 2681 100
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.3 Diagram Persentase Kunjungan Bulan


Januari Sampai Okober 2015 di Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara

20
SSumber: Analisis 2015

e. Persentase Masing-Masing Faktor Risiko Pada Pasien


Posbindu

Tabel 2.15 Persentase Hasil Wawancara Sederhana Faktor


Risiko PTM Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di Posbindu
UPT. Puskesmas Kuta Utara
N Faktor Resiko Kunjunga Kunjung Total
o n Pasien an f %
Lama Pasien
Baru
TOTAL KUNJUNGAN 2311 370 268
1
1 Merokok 367 25 392 14,62
2 Minum-minuman alkohol 58 20 78 2,91
3 Makan-makanan asin 356 58 414 15,44
(1x/hari)
4 Makan-makanan tinggi 467 68 535 19,96
lemak (1x/hari)
5 Makan dan minum 128 32 160 5,97
manis-manis (1x/hari)
6 Kurang sayur (<2x 579 22 601 22,42
(porsi)/hari)
7 Kurang Buah (<2x 667 43 710 26,48
(porsi)/hari)
8 Kurang aktivitas fisik 1020 45 106 39,72
(min 30 menit/hari 3-4 5
hari/minggu)
9 Stress 204 77 284 10,59

21
(tegang/cemas/panik)
1x/hari
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.4 Diagram Persentase Hasil Wawancara


Sederhana Faktor Risiko PTM Bulan Januari Sampai Oktober
2015 di Posbindu UPT. Puskesmas Kuta Utara

Sumber: Analisis 2015

f. Persentase Faktor Resiko PTM Berdasarkan Hasil


Pengukuran

Tabel 2.16 Persentase Hasil Pengukuran Faktor


Risiko PTM Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di
Posbindu UPT. Puskesmas Kuta Utara

22
N Faktor Resiko Kunjung Kunjung Total
o an an f %
Pasien Pasien
Lama Baru
TOTAL KUNJUNGAN 2311 370 2681
1 BB lebih (IMT = 25-27 256 65 321 11,97
kg/m2)
2 Obesitas (IMT > 27 287 67 354 13,20
kg/m2)
3 Obesitas sentral (LP 90 123 45 168 6,26
cm (L) dan 80 cm (P)
4 Hipertensi (TD 140/90 345 243 588 21,93
mmHg)
5 Kolesterol Total ( 190 267 122 389 14,51
mm/dL)
6 Gula Darah Sewaktu 459 223 682 25,44
(200 mg/dL)
7 Kelainan pada Payudara 2 0 2 0,07
8 IVA positif 4 0 4 0,15
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.5 Diagram Persentase Hasil Pengukuran


Faktor Risiko PTM Bulan Januari Sampai Oktober
2015 di Posbindu UPT. Puskesmas Kuta Utara

23
SuSS

Sumber: Analisis 2015

g. Persentase Rujukan dari Posbindu ke Puskesmas Pada


Bulan Januari Sampai Oktober 2015

Tabel 2.17 Persentase Rujukan dari Posbindu ke


Puskesmas Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di
Posbindu UPT. Puskesmas Kuta Utara
N Bulan Jumlah Persentase Rujukan Ke
o Rujukan ke Puskesmas per
puskesmas bulan(%)
1 Januari 4 5,71
2 Februari 6 8,57
3 Maret 5 7,14
4 April 6 8,57
5 Mei 5 7,14
6 Juni 8 11,43
7 Juli 6 8,57
8 Agustus 10 14,29
9 Setember 11 15,71
1 Oktober 9 12,86
0
Total 70 100
Total 2,61(dari total
Kunjungan kunjungan)
2681
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.6 Diagram Persentase Rujukan dari


Posbindu ke Puskesmas Bulan Januari Sampai
Oktober 2015 di Posbindu UPT. Puskesmas Kuta
Utara

24
Sumber: Analisis 2015

h. Persentase Rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit pada


Bulan januari Sampai Oktober 2015

Tabel 2.18 Persentase Rujukan dari Puskesmas ke


Rumah Sakit Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di
Posbindu UPT. Puskesmas Kuta Utara
Bulan Jumlah Rujukan Persentase Rujukan Ke
ke RS Rujukan RS Rujukan per bulan
(%)
1 Januari 3 6,25
2 Februari 5 10,42
3 Maret 5 10,42
4 April 5 10,42
5 Mei 3 6,25
6 Juni 6 12,50
7 Juli 5 10,42
8 Agustus 4 8,33
9 Setember 7 14,58
10 Oktober 5 10,42
Total 48 100
Total 1,79 (dari total
Kunjungan kunjungan)
2681
Sumber: Analisis 2015

Gambar 2.6 Diagram Persentase Rujukan dari


Puskesmas ke Rumah Sakit Bulan Januari Sampai
Oktober 2015 di Posbindu UPT. Puskesmas Kuta
Utara

25
Sumber: Analisis 2015

2.3 Pembahasan
2.3.1 Komponen Input
Komponen input yang meliputi tenaga,dana,sarana dan
prasarana,metode dan sasaran program, berdasarkan data dan
informasi yang didapat hasil wawancara dengan pemegang
program bahwa dari segi tenaga atau SDM yang ada sudah
tercukupi secara kuantitas dalam pelaksanaan Posbindu PTM
yang tersusun dalam tim namun secara kompetensi masih
mengalami kendala seperti tidak adanya tenaga analis yang
dapat ditugaskan untuk pemeriksaan Laboratorium. Untuk saat
ini pemeriksaan Laoratorium di UPT.Puskesmas Kuta Utara
masih dikerjakan oleh Perawat atau Bidan. Selain itu kendala
yang ada adalah tenaga kader masih menggunakan kader
Posyandu Lansia hal ini karena belum terbentuknya kader

26
Posbindu PTM dan insentif kader belum memadai. Insentif
merupakan daya tarik orang terjun dalam organisasi artinya
sistem pengkajian dan pelaksanaan perlu dikembangkan
sedemikian rupa agar sistem perangsang adil dan berbuat
lebih baik bukan hanya sekedar upah. (Sondang,2008).
Penyelenggaraan Posbindu dilakukan oleh petugas
pelaksana posbindu PTM yang berasal dari kader kesehatan
yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing
kelompok/organisasi/lembaga /tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM yang dilatih secara
khusus,dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan
faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasi.
(Kemenkes RI,2014c)
Kurangnya tenaga yang terlatih menyebabkan beberapa
pemeriksaan belum bisa dilakukan seperti pemeriksaan Tes
alkohol, Tes Amphetamin dan pengukuran Peak Flow. Tenaga
yang terlatih baru 1 orang yaitu pemegang program PTM saja
yang tentunya tidak memungkinkan pemegang program ini
bisa ikut setiap kegiatan Posbindu karena pemegang program
ini juga memegang program lainnya.
Pendanaan Posbindu ini bersumber APBD Kabupaten
Badung, BOK yang sampai bulan Oktober tercapai baru 80%
dan Dana dari Jasa Sarana JKN baru terealisasi 80% juga.
Sasaran utama posbindu PTM adalah masyarakat
sehat,masyarakat berisiko dan masyarakat dengan PTM
berusia mulai dari 15 tahun ke atas. Namun kenyataannya
sebagian besar masyarakat yang ikut kegiatan Posbindu PTM
adalah masyarakat tergolong Pra Lansia dan Lansia. Hal ini
menjadi suatu permasalahan bagaimana ke depannya agar
Program PTM ini menyentuh para remaja sehingga cakupan
Posbindu PTM dapat ditingkatkan.(Kemenkes RI,2014d)
Cakupan Posbindu tidak bisa dihitung karena tidak
tersedianya data secara lengkap pada kitir pelayanan sehingga
pada register pelayanan juga tidak ada. Hal ini perlu dikaji
lebih lanjut apakah permasalahan ini karena petugas yang
kurang atau karena disiplin petugas kurang tidak menulis
identitas peserta secara lengkap. Selain itu data jumlah
penduduk berdasarkan umur belum tersedia tahun ini di
Kantor Kecamatan karena penghitungan data demografi Bulan
Desember.

2.3.2. Komponen Proses


Pelaksanaan Posbindu PTM meliputi kegiatan
wawancara,pengukuran,pemeriksaan dan tindak lanjut dini.
Wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor risiko perilaku
seperti merokok,konsumsi sayur dan buah,aktivitas
fisik,konsumsi alkohol dan strss. Pengukuran Berat
Badan,Tinggi Badan ,Indeks Massa Tubuh (IMT),Lingkar perut,

27
dan Tekanan Darah.Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula
darah sewaktu,kolesterol,Trigliserida,pemeriksaan klinik
payudara,arus puncak ekspirasi,lesi pra kanker (Inspeksi Visual
Asam Asetat/IVA positif),kadar alkohol dalam darah dan tes
amfetamin. (Kemenkes RI,2014e)
Kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan berdasarkan jadwal
yang tersusun dan pembagian tim yang bertugas serta
berdasarkan situasi dan kesepakatan bersama. Kunjungan
pada pasien lama dan pasien baru per bulan pada masing-
masing Posbindu bervariasi jumlahnya. Hal ini menjadi kendala
dalam pendeteksian secara rutin karena 1 orang pasien bisa
saja tidak datang secara rutin sehingga menyulitkan dalam
penentuan tindak lanjut yang harus dilakukan.
Pembagian Tugas dalam pelayanan Posbindu PTM sesuai
dengan Tahapan Proses Posbindu dapat dilaksanakan berkat
dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Dalam
pelaksanaan tahap 1 yaitu registrasi dilaksanakan oleh kader
posyandu, Tahapan kedua yaitu wawancara oleh petugas
perawat puskesmas disini digali informasi tentang faktor risiko
PTM. Tahap 3 yaitu pengukuran TB,BB,IMT dan lingkar perut ini
dapat dilaksanakan oleh perawat dan dibantu oleh kader.
Tahapan 4 dilaksanakan oleh perawat yaitu pengukuran
Tekanan Darah, Gula darah dan Kolesterol total. Tahapan 5
yaitu Konseling dan tindak lanjut dilaksanakan oleh Dokter ,
Promkes, Sanitarian dan Nutrisionis.
Posbindu PTM di UPT. Puskesmas Kuta Utara
dilaksanakan rutin setiap bulan namun dalam pelaksanaannya
tentu ada kendala yaitu batalnya kegiatan Posbindu secara
mendadak karena di masyarakat ada acara adat atau
Keagamaan sedangkan jadwal yang tersusun sudah tidak bisa
berubah karena terbentur dengan kegiatan yang lainnya.
Dalam pencatatan dan pelaporan menggunakan buku
register pelayanan, kitir layanan dan semua pemantauan
ditulis dalam buku Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular (KMS-FR-PTM) buku catatan khusus untuk
rujukan dan tindak lanjut.

2.3.3. Komponen Output


a. Persentase terlaksananya Posbindu PTM dari frekuensi
kegiatan yang direncanakan.
Dari Hasil Pengkajian informasi dan data yang diperoleh
dapat disimpulkan 94 % kegiatan Posbindu PTM dapat
dilaksanakan dari perencanaan kegiatan. Berdasarkan
wawancara dengan pemegang program , tidak tercapainya
100% karena situasi dan kondisi di masyarakat tidak dapat
diprediksi jika ada kegiatan adat atau keaagamaan yang
mendadak sehingga semua masyarakat yang ada di

28
wilayah tersebut ikut dan terlibat dalam kegiatan tersebut
yang mengakibatkan kegiatan Posbindu tidak dapat
dilaksanakan. Dari data diatas Br.Dama yang mencapai
70% kegiatan karena Posbindu disini merupakan Posbindu
yang menyasar anggota Subak yang sebagian besar
bekerja di sawah pada pagi hari. UPT.Puskesmas Kuta Utara
membuat inovasi untuk mendekatkan pelayanan ke
masyarakat, tetapi kegiatan ini menemukan kendala
berupa kurangnya kader dan tenaga untuk
mensosialisasikan jadwal kegiatan ke anggota Subak.

b. Persentase Penyuluhan Kelompok yang dapat dilaksanakan


Persentase Penyuluhan kelompok yang dilaksanakan adalah
94%, hasil ini sama dengan hasil persentase pelaksanaan
dari perencanaan kegiatan. Hal ini terjadi karena
penyuluhan dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
pelayanan Posbindu. Lemahnya kegiatan penyuluhan ini
dalam penyampaian informasi ke masyarakat tidak
mencapai seluruh masyarakat sasaran karena yang datang
ke Posbindu sebagian besar Pralansia dan Lansia.
Posbindu merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko
PTM serta tindak lanjut dini, dilaksanakan secara
terpadu,rutin dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM
diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri
masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga
peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat
yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan tidak hanya pada saat sakit,melainkan juga
pada saat sehat.(Kemenkes,2014)
Dengan adanya kendala penyampaian penyuluhan ke
masyarakat khususnya masyarakat remaja dan usia
produktif tentunya UPT.Puskesmas Kuta Utara harus
meningkatkan cakupan sasaran Posbindu PTM dengan
menyasar kelompok Sekaa Teruna Teruni (STT) dan Kepala
Keluarga. Kegiatan Posbindu dapat dilaksanakan pada rapat
STT, rapat anggota banjar dan rapat Ibu-ibu anggota
banjar.

c. Persentase Kunjungan Ke Posbindu PTM Berdasarkan Bulan


Output dari kunjungan pasien dalam Posbindu PTM selama
10 bulan 2681 kunjungan,yaitu 2311 (86%) kunjungan
pasien lama dan 370 (16%) kunjungan pasien baru.
Rendahnya kunjungan pasien baru menunjukkan suatu
masalah yang memerlukan pengkajian lebih lanjut tentang
faktor-faktor penyebab rendahnya kunjungan pasien baru
ke Posbindu PTM.

29
Output dari kunjungan per bulan tertinggi pada bulan
Agustus yaitu 15,14% dan terendah pada bulan Juli yaitu
7,76%. Hal ini secara umum dapat dijelaskan karena pada
bulan Juli di Bali ada perayaan Hari Raya Galungan
sehingga masyarakat sedikit yang berkesempatan datang
untuk ikut kegiatan Posbindu. Pada bulan Agustus
kunjungan tertinggi kemungkinan karena masyarakat bulan
Juli banyak yang tidak bisa hadir ikut kegiatan berkaitan
dengan perayaan Hari Raya Galungan jadi keinginan untuk
periksa lebih tinggi.

d. Persentase Faktor Risiko Yang Terjadi dari Pasien Yang


Berkunjung Ke Posbindu dari hasil wawancara pada saat
pasien pertama kali periksa dan kedatangan rutin
selanjutnya didapat faktor resiko yang tertinggi yaitu
kurangnya aktivitas fisik (min 30 menit/hari sebanyak 3-4
hari per minggu yaitu 39,72%. Pada pengukuran IMT
persentase tertinggi pada tingkat obesitas yaitu golongan
obesitas 13,20% dan selebihnya yaitu BB lebih 11,97% dan
Obesitas sentral yaitu 6,26%. Pada faktor resiko yang diukur
yang tertinggi lainnya yang tertinggi yaitu Gula Darah
Sewaktu yang melebihi normal sebanyak 25,44 %
selebihnya Hipertensi 21,93%, Kolesterol total 14,51%,
Kelaianan payudara 0,07% dan IVA positif sebanyak 0,15%.

e. Persentase Rujukan Dari Posbindu ke Puskesmas


Persentase rujukan dari Posbindu ke Puskesmas tertinggi
pada bulan September 15,71% dan terendah pada bulan
Januari yaitu 5,71%. Adapun Rujukan yang dilakukan ke
Puskesmas dari pelayanan Posbindu jika dalam
pemeriksaan ditemukan 3 kali berturut-turut dalam
pengukuran faktor risiko melebihi nilai batas normal
pengukuran. Pada saat dirujuk ke Puskesmas akan
diperiksa lagi dan dipertimbangkan oleh Dokter apakah
akan dirujuk langsung ke Rumah Sakit Rujukan atau dapat
ditangani lebih lanjut di Puskesmas. Adapun rujukan ke
Puskesmas bertujuan untuk mendeteksi dan
mengendalikan faktor risiko secara dini yang ditemukan di
layanan Posbindu PTM.

f. Persentase Rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit Rujukan


Persentase Rujukan dari Puskesmas ke Rumah sakit
Rujukan tertinggi pada bulan September yaitu 14,58% dan
terendah pada bulan Januari dan Mei yaitu 6,25% . Dokter
Puskesmas memutuskan merujuk pasien jika sarana di
Puskesmas tidak memenuhi untuk pemeriksaan dan
memerlukan penanganan spesialistik. Pada saat merujuk
pasien diberikan surat rujukan dan Jika keadaan pasien

30
gawat darurat dapat diantar dengan Ambulans disertai
petugas Dokter atau Paramedis. Pelaksanaan rujukan
merupakan rangkaian kegiatan Posbindu PTM dengan
tujuan faktor risiko yang ditemukan saat kunjungan
mendapatkan penanganan yang lebih baik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Terlaksananya Posbindu di UPT.Puskesmas Kuta Utara juga
berkat dukungan dari semua pihak dimana tenaga kesehatan,kader
dan pimpinan masyarakat sudah berperan aktif namun sosialisasi
tetap harus ditingkatkan agar kepedulian masyarakat terhadap risiko
PTM meningkat. Kegiatan Posbindu di UPT.Puskesmas Kuta Utara
bersumber dana dari APBD Kabupaten Badung, Dana BOK dan Dana
Sarana JKN. Sarana dan prasarana sebagian besar sudah terpenuhi
baik sarana standar PTM maupun Sarana Prasarana kriteria lengkap.
Tersedianya SDM di UPT. Puskesmas Kuta Utara sudah sebagian besar
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga pelaksana
Posbindu PTM, tetapi analis kesehatan dan kader kesehatan yang
khusus menangani Posbindu PTM belum ada.
Proses kegiatan Posbindu berjalan dengan baik terlaksananya
kegiatan dari kegiatan yang direncanakan dan penyuluhan
berkelompok berjalan 94% dari perencanaan,Kunjungan kasus paling
besar terjadi di Bulan Agustus sebesar 15,14% dan terendah pada
bulan Juli yaitu 7,76%. Dari hasil wawancara faktor risiko yang paling
tinggi terjadi pada kurangnya aktifitas fisik sebesar 39,72 % dan dari
hasil pengukuran faktor risiko yang paling besar terjadi pada hasil
pemeriksaan gula darah yang melebihi nilai normal sebesar 25,44%.
Tindak lanjut dari hasil deteksi dini faktor risiko jika 3 kali penilaian
atau pengukuran tidak ada perubahan atau tetap belum mencapai
nilai normal akan dirujuk dari Posbindu ke Puskesmas dan kejadian ini
selama bulan Januari sampai Oktober 2015 tertinggi angka rujukan
pada bulan September yaitu 12,86% dan 2,61% dari kunjungan yang
ditangani di Posbindu dirujuk ke Puskesmas. Rujukan dari Puskesmas
ke Rumah Sakit Rujukan tertinggi pada Bulan September juga yaitu
sebesar 14,58 % dan 1,79% dari kunjungan pasien yang ditangani
dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan.
Dari hasil pengkajian ada beberapa hal yang menjadi
hambatan dalam proses pelaksanaan Posbindu yaitu kurangnya
tenaga analis, kegiatan kadang-kadang tidak terlaksana karena di

31
masyarakat ada Upacara Adat atau Agama, Kunjungan ke Posbindu
hanya sebagian besar masyarakat Pra lansia dan Lansia belum
mencakup masyarakat usia 15 tahun sampai usia 40 tahun,
Kurangnya tenaga terlatih untuk pengukuran fungsi paru dengan
peakflowmeter,tes amphetamin dan tes alkohol sehingga belum
dapat terlaksana di Posbindu UPT.Puskesmas Kuta Utara. Cakupan
Posbindu tidak bisa dihitung karena tidak tersedianya data secara
lengkap pada kitir pelayanan sehingga pada register pelayanan juga
tidak ada. Selain itu data jumlah penduduk berdasarkan umur belum
tersedia tahun ini di Kantor Kecamatan karena penghitungan data
demografi Bulan Desember.

3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan agar kegiatan dapat berjalan dengan
optimal di Posbindu PTM, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a. Memanfaatkan sumber-sumber dana yang lain seperti APBDES
untuk menunjang kegiatan Posbindu.
b. Meningkatkan serapan dana dari anggaran APBD dan JKN.
c. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan SDM melalui
pengajuan anggaran ke Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
d. Meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam
mendukung dan menggerakkan masyarakat.
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar sadar dan peduli
terhadap faktor risiko PTM yang mengancam melalui sosialisasi
kegiatan,pemasangan poster dan pembagian brosur.

32
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, D. (2009). Penelitian Deskriptif. Surakarta.

CDC. (2008). Evaluation Briefs No. 167 December 2008 Data Collection Methods for
Program Evaluation: Observation. Evaluation Eta, (No. 16).

CDC. (2009a). Evaluation Briefs No. 18 January 2009 Data Collection Methods for
Evaluation: Document Review. Evaluation Eta, (No. 18).

CDC. (2009b). Evaluation Briefs No. 17 January 2009 Data Collection Methods for
Program Evaluation: Interviews. Evaluation Eta, (No. 17).

Kemenkes RI. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional
2013. Jakarta.

Kemenkes RI. (2014a). Pedoman Umum Penyelenggaraan Posbindu PTM . Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2014b). Buku Pintar Posbindu PTM: Penyakit Tidak Menular Dan
Faktor Risiko.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2014c). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posbindu PTM. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2014d). Pengukuran Faktor Risiko PTM. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2014e). Upaya Pengendalian Faktor Risiko PTM. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Puskesmas Kuta Utara. (2014). Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Kuta Utara Tahun
2014

Puskesmas Kuta Utara (2014) Laporan Kinerja UPT. Puskesmas Kuta Utara Tahun
2014

Sondang, P. S. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

33
34

Anda mungkin juga menyukai