PENDAHULUAN
1
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko seperti
merokok,diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi
alkohol. Pengetahuan tentang penyakit tidak menular perlu
ditingkatkan pada masyarakat dengan menyebarluaskan informasi
melalui Promosi Kesehatan.
2
lanjut akan dirujuk ke Puskesmas dan dilanjutkan ke Rumah
Sakit Rujukan jika memerlukan penanganan yang lebih
spesifik. (Kemenkes RI,2014d)
3
d. Bagaimana metode yang digunakan dalam Posbindu PTM di
UPT. Puskesmas Kuta Utara?
e. Siapa sasaran program Posbindu PTM di di UPT. Puskesmas
Kuta Utara?
1.3.2 Proses
a. Bagaimanakah perencanaan pelaksanaan Posbindu PTM
pada bulan januari sampai Oktober 2015?
b. Bagaimanakah pengorganisasian pelaksananaan Posbindu
PTM pada bulan januari sampai Oktober 2015?
c. Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan Posbindu PTM pada
bulan januari sampai Oktober 2015?
d. Bagaimanakah pelaksanaan penyuluhan berkelompok pada
bulan januari sampai Oktober 2015?
e. Bagaimanakah pelaksanaan rujukan dari Posbindu ke
Puskesmas pada bulan januari sampai Oktober 2015?
f. Bagaimanakah pelaksanaan rujukan dari Posbindu ke
Puskesmas pada bulan januari sampai Oktober 2015?
g. Bagaimana pengawasan dan pengendalian untuk
pelaksanaan Posbindu PTM di UPT. Puskesmas Kuta Utara?
1.3.3 Output
Berapakah persentase pencapaian untuk masing-masing
indikator proses periode bulan januari sampai Oktober 2015?
4
1.5 Logical Framework
5
1.6 Rancangan Evaluasi
Penentuan rancangan dalam kegiatan monitoring sangat
penting karena rancangan yang tepat dapat menunjukkan kondisi
dan kenyataan pelaksanaan program yang sebenarnya sehingga
dapat menghindari terjadinya bias dalam kegiatan monitoring.
Rancangan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah rancangan
deskriptif yang merupakan rancangan evaluasi proses (input,proses
dan output). Hal tersebut sesuai dengan dengan tujuan evaluasi di
UPT.Puskesmas Kuta Utara yaitu untuk mendapatkan gambaran
komponen input (dana,tenaga,sarana dan prasarana,metoda dan
sasaran program), komponen proses ( waktu,tempat dan
pelaksanaan kegiatan) dan output ( kunjungan,hasil pengukuran,
hasil wawancara, hasil pemeriksaan dan tindak lanjut kegiatan)
dalam Posbindu PPTM. Evaluasi PPTM ini pertama kali dilakukan di
UPT.Puskesmas Kuta Utara sejak terbentuknya Posbindu tahun
2013,sehingga rancangan deskriptif sangat tepat untuk
menggambarkan pelaksanaan kegiatan dan mengidentifikasi masalah
yang timbul untuk perbaikan program. Selain itu karena keterbatasan
waktu dan sumber daya rancangan deskriptif yang paling
memungkinkan untuk digunakan. Rancangan deskriptif bertujuan
memberikan gambaran atau tentang keadaan secara objektif
(Aditya,2009).
6
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang pola hidup sehat yang
dapat mencegah timbulnya penyakit sehingga masyarakat mampu
untuk hidup sehat secara mandiri.
7
terkumpul dilakukan tabulasi data dan diolah untuk menganalisa hasil
masing-masing indikator proses.
8
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
tersedia yang pengadaannya dari realisasi APBD Kabupaten
Badung.
10
c. Ketersediaan Jumlah dan Kompetensi SDM Posbindu
UPT.Puskesmas Kuta Utara
11
2.2.2 Proses
a. Perencanaan Pelaksanaan Posbindu PTM dituangkan dalam
Perencanaan Tahunan berupa Perencanaan Tingkat
Puskesmas yang disusun setiap tahun. Perencanaan
pelaksanaan bulanan dan penyusunan jadwal direncanakan
dalam Minilokakarya Bulanan yang rutin dilaksanakan
setiap bulan. Berdasarkan jadwal yang tersusun
dikoordinasikan dengan Prajuru Banjar tempat dilaksanakan
kegiatan serta bersurat pemberitahuan kegiatan ke
Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten badung.
12
Sandat Kuta Utara Oktober 2015
10 Peguyuban Sekar Jepun Januari- 1x per bulan
Kuta Utara Oktober 2015
Sumber: Laporan Minilokakarya Bulanan UPT.Puskesmas Kuta
UtaraTahun 2015
13
Tabel 2.5 Kegiatan Posbindu Yang Terlaksana Dari
Bulan Januari Sampai Oktober 2015 di
UPT.Puskesmas Kuta Utara
No Tempat Jumlah Jumlah Kegiatan
Perencanaan Kegiatan yang
Kegiatan direncanak Terlaksana(kali)
an (kali)
1 Br.Tuka 10 9
2 Br.Campuan 10 10
3 Br. Kesambi 10 10
4 Br.Gadon 10 9
5 Br. Kayu Tulang 10 10
6 Br.Dukuh Sari 10 9
7 Br.Canggu 10 10
Permai
8 Br. Dama 10 7
9 Peguyuban Sekar 10 10
Sandat Kuta
Utara
10 Peguyuban Sekar 10 10
Jepun Kuta Utara
Total Kegiatan 100 94
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015
14
Total Kegiatan 100 94
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015
15
f. Pelaksanaan Kunjungan Pasien Pada Bulan Januari Sampai
Oktober 2015
16
10 Oktober 9
Total 70
Sumber: Laporan PPTM UPT.Puskesmas Kuta Utara 2015
2.2.3 Output
a. Persentase Pelaksanaan Pelayanan Posbindu PTM Pada Bulan
Januari Sampai Oktober 2015
17
7 Br.Canggu 10 10 100
Permai
8 Br. Dama 10 7 70
9 Peguyuban 10 10 100
Sekar Sandat
Kuta Utara
10 Peguyuban 10 10 100
Sekar Jepun
Kuta Utara
Total Kegiatan 100 94 94 (persentase
rata-rata)
Sumber: Analisis 2015
18
b. Persentase Penyuluhan Berkelompok Pada Bulan Januari
Sampai Oktober 2015
19
c. Per
20
SSumber: Analisis 2015
21
(tegang/cemas/panik)
1x/hari
Sumber: Analisis 2015
22
N Faktor Resiko Kunjung Kunjung Total
o an an f %
Pasien Pasien
Lama Baru
TOTAL KUNJUNGAN 2311 370 2681
1 BB lebih (IMT = 25-27 256 65 321 11,97
kg/m2)
2 Obesitas (IMT > 27 287 67 354 13,20
kg/m2)
3 Obesitas sentral (LP 90 123 45 168 6,26
cm (L) dan 80 cm (P)
4 Hipertensi (TD 140/90 345 243 588 21,93
mmHg)
5 Kolesterol Total ( 190 267 122 389 14,51
mm/dL)
6 Gula Darah Sewaktu 459 223 682 25,44
(200 mg/dL)
7 Kelainan pada Payudara 2 0 2 0,07
8 IVA positif 4 0 4 0,15
Sumber: Analisis 2015
23
SuSS
24
Sumber: Analisis 2015
25
Sumber: Analisis 2015
2.3 Pembahasan
2.3.1 Komponen Input
Komponen input yang meliputi tenaga,dana,sarana dan
prasarana,metode dan sasaran program, berdasarkan data dan
informasi yang didapat hasil wawancara dengan pemegang
program bahwa dari segi tenaga atau SDM yang ada sudah
tercukupi secara kuantitas dalam pelaksanaan Posbindu PTM
yang tersusun dalam tim namun secara kompetensi masih
mengalami kendala seperti tidak adanya tenaga analis yang
dapat ditugaskan untuk pemeriksaan Laboratorium. Untuk saat
ini pemeriksaan Laoratorium di UPT.Puskesmas Kuta Utara
masih dikerjakan oleh Perawat atau Bidan. Selain itu kendala
yang ada adalah tenaga kader masih menggunakan kader
Posyandu Lansia hal ini karena belum terbentuknya kader
26
Posbindu PTM dan insentif kader belum memadai. Insentif
merupakan daya tarik orang terjun dalam organisasi artinya
sistem pengkajian dan pelaksanaan perlu dikembangkan
sedemikian rupa agar sistem perangsang adil dan berbuat
lebih baik bukan hanya sekedar upah. (Sondang,2008).
Penyelenggaraan Posbindu dilakukan oleh petugas
pelaksana posbindu PTM yang berasal dari kader kesehatan
yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing
kelompok/organisasi/lembaga /tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM yang dilatih secara
khusus,dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan
faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasi.
(Kemenkes RI,2014c)
Kurangnya tenaga yang terlatih menyebabkan beberapa
pemeriksaan belum bisa dilakukan seperti pemeriksaan Tes
alkohol, Tes Amphetamin dan pengukuran Peak Flow. Tenaga
yang terlatih baru 1 orang yaitu pemegang program PTM saja
yang tentunya tidak memungkinkan pemegang program ini
bisa ikut setiap kegiatan Posbindu karena pemegang program
ini juga memegang program lainnya.
Pendanaan Posbindu ini bersumber APBD Kabupaten
Badung, BOK yang sampai bulan Oktober tercapai baru 80%
dan Dana dari Jasa Sarana JKN baru terealisasi 80% juga.
Sasaran utama posbindu PTM adalah masyarakat
sehat,masyarakat berisiko dan masyarakat dengan PTM
berusia mulai dari 15 tahun ke atas. Namun kenyataannya
sebagian besar masyarakat yang ikut kegiatan Posbindu PTM
adalah masyarakat tergolong Pra Lansia dan Lansia. Hal ini
menjadi suatu permasalahan bagaimana ke depannya agar
Program PTM ini menyentuh para remaja sehingga cakupan
Posbindu PTM dapat ditingkatkan.(Kemenkes RI,2014d)
Cakupan Posbindu tidak bisa dihitung karena tidak
tersedianya data secara lengkap pada kitir pelayanan sehingga
pada register pelayanan juga tidak ada. Hal ini perlu dikaji
lebih lanjut apakah permasalahan ini karena petugas yang
kurang atau karena disiplin petugas kurang tidak menulis
identitas peserta secara lengkap. Selain itu data jumlah
penduduk berdasarkan umur belum tersedia tahun ini di
Kantor Kecamatan karena penghitungan data demografi Bulan
Desember.
27
dan Tekanan Darah.Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula
darah sewaktu,kolesterol,Trigliserida,pemeriksaan klinik
payudara,arus puncak ekspirasi,lesi pra kanker (Inspeksi Visual
Asam Asetat/IVA positif),kadar alkohol dalam darah dan tes
amfetamin. (Kemenkes RI,2014e)
Kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan berdasarkan jadwal
yang tersusun dan pembagian tim yang bertugas serta
berdasarkan situasi dan kesepakatan bersama. Kunjungan
pada pasien lama dan pasien baru per bulan pada masing-
masing Posbindu bervariasi jumlahnya. Hal ini menjadi kendala
dalam pendeteksian secara rutin karena 1 orang pasien bisa
saja tidak datang secara rutin sehingga menyulitkan dalam
penentuan tindak lanjut yang harus dilakukan.
Pembagian Tugas dalam pelayanan Posbindu PTM sesuai
dengan Tahapan Proses Posbindu dapat dilaksanakan berkat
dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Dalam
pelaksanaan tahap 1 yaitu registrasi dilaksanakan oleh kader
posyandu, Tahapan kedua yaitu wawancara oleh petugas
perawat puskesmas disini digali informasi tentang faktor risiko
PTM. Tahap 3 yaitu pengukuran TB,BB,IMT dan lingkar perut ini
dapat dilaksanakan oleh perawat dan dibantu oleh kader.
Tahapan 4 dilaksanakan oleh perawat yaitu pengukuran
Tekanan Darah, Gula darah dan Kolesterol total. Tahapan 5
yaitu Konseling dan tindak lanjut dilaksanakan oleh Dokter ,
Promkes, Sanitarian dan Nutrisionis.
Posbindu PTM di UPT. Puskesmas Kuta Utara
dilaksanakan rutin setiap bulan namun dalam pelaksanaannya
tentu ada kendala yaitu batalnya kegiatan Posbindu secara
mendadak karena di masyarakat ada acara adat atau
Keagamaan sedangkan jadwal yang tersusun sudah tidak bisa
berubah karena terbentur dengan kegiatan yang lainnya.
Dalam pencatatan dan pelaporan menggunakan buku
register pelayanan, kitir layanan dan semua pemantauan
ditulis dalam buku Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular (KMS-FR-PTM) buku catatan khusus untuk
rujukan dan tindak lanjut.
28
wilayah tersebut ikut dan terlibat dalam kegiatan tersebut
yang mengakibatkan kegiatan Posbindu tidak dapat
dilaksanakan. Dari data diatas Br.Dama yang mencapai
70% kegiatan karena Posbindu disini merupakan Posbindu
yang menyasar anggota Subak yang sebagian besar
bekerja di sawah pada pagi hari. UPT.Puskesmas Kuta Utara
membuat inovasi untuk mendekatkan pelayanan ke
masyarakat, tetapi kegiatan ini menemukan kendala
berupa kurangnya kader dan tenaga untuk
mensosialisasikan jadwal kegiatan ke anggota Subak.
29
Output dari kunjungan per bulan tertinggi pada bulan
Agustus yaitu 15,14% dan terendah pada bulan Juli yaitu
7,76%. Hal ini secara umum dapat dijelaskan karena pada
bulan Juli di Bali ada perayaan Hari Raya Galungan
sehingga masyarakat sedikit yang berkesempatan datang
untuk ikut kegiatan Posbindu. Pada bulan Agustus
kunjungan tertinggi kemungkinan karena masyarakat bulan
Juli banyak yang tidak bisa hadir ikut kegiatan berkaitan
dengan perayaan Hari Raya Galungan jadi keinginan untuk
periksa lebih tinggi.
30
gawat darurat dapat diantar dengan Ambulans disertai
petugas Dokter atau Paramedis. Pelaksanaan rujukan
merupakan rangkaian kegiatan Posbindu PTM dengan
tujuan faktor risiko yang ditemukan saat kunjungan
mendapatkan penanganan yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Terlaksananya Posbindu di UPT.Puskesmas Kuta Utara juga
berkat dukungan dari semua pihak dimana tenaga kesehatan,kader
dan pimpinan masyarakat sudah berperan aktif namun sosialisasi
tetap harus ditingkatkan agar kepedulian masyarakat terhadap risiko
PTM meningkat. Kegiatan Posbindu di UPT.Puskesmas Kuta Utara
bersumber dana dari APBD Kabupaten Badung, Dana BOK dan Dana
Sarana JKN. Sarana dan prasarana sebagian besar sudah terpenuhi
baik sarana standar PTM maupun Sarana Prasarana kriteria lengkap.
Tersedianya SDM di UPT. Puskesmas Kuta Utara sudah sebagian besar
sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga pelaksana
Posbindu PTM, tetapi analis kesehatan dan kader kesehatan yang
khusus menangani Posbindu PTM belum ada.
Proses kegiatan Posbindu berjalan dengan baik terlaksananya
kegiatan dari kegiatan yang direncanakan dan penyuluhan
berkelompok berjalan 94% dari perencanaan,Kunjungan kasus paling
besar terjadi di Bulan Agustus sebesar 15,14% dan terendah pada
bulan Juli yaitu 7,76%. Dari hasil wawancara faktor risiko yang paling
tinggi terjadi pada kurangnya aktifitas fisik sebesar 39,72 % dan dari
hasil pengukuran faktor risiko yang paling besar terjadi pada hasil
pemeriksaan gula darah yang melebihi nilai normal sebesar 25,44%.
Tindak lanjut dari hasil deteksi dini faktor risiko jika 3 kali penilaian
atau pengukuran tidak ada perubahan atau tetap belum mencapai
nilai normal akan dirujuk dari Posbindu ke Puskesmas dan kejadian ini
selama bulan Januari sampai Oktober 2015 tertinggi angka rujukan
pada bulan September yaitu 12,86% dan 2,61% dari kunjungan yang
ditangani di Posbindu dirujuk ke Puskesmas. Rujukan dari Puskesmas
ke Rumah Sakit Rujukan tertinggi pada Bulan September juga yaitu
sebesar 14,58 % dan 1,79% dari kunjungan pasien yang ditangani
dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan.
Dari hasil pengkajian ada beberapa hal yang menjadi
hambatan dalam proses pelaksanaan Posbindu yaitu kurangnya
tenaga analis, kegiatan kadang-kadang tidak terlaksana karena di
31
masyarakat ada Upacara Adat atau Agama, Kunjungan ke Posbindu
hanya sebagian besar masyarakat Pra lansia dan Lansia belum
mencakup masyarakat usia 15 tahun sampai usia 40 tahun,
Kurangnya tenaga terlatih untuk pengukuran fungsi paru dengan
peakflowmeter,tes amphetamin dan tes alkohol sehingga belum
dapat terlaksana di Posbindu UPT.Puskesmas Kuta Utara. Cakupan
Posbindu tidak bisa dihitung karena tidak tersedianya data secara
lengkap pada kitir pelayanan sehingga pada register pelayanan juga
tidak ada. Selain itu data jumlah penduduk berdasarkan umur belum
tersedia tahun ini di Kantor Kecamatan karena penghitungan data
demografi Bulan Desember.
3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan agar kegiatan dapat berjalan dengan
optimal di Posbindu PTM, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
a. Memanfaatkan sumber-sumber dana yang lain seperti APBDES
untuk menunjang kegiatan Posbindu.
b. Meningkatkan serapan dana dari anggaran APBD dan JKN.
c. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan SDM melalui
pengajuan anggaran ke Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
d. Meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan dalam
mendukung dan menggerakkan masyarakat.
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat agar sadar dan peduli
terhadap faktor risiko PTM yang mengancam melalui sosialisasi
kegiatan,pemasangan poster dan pembagian brosur.
32
DAFTAR PUSTAKA
CDC. (2008). Evaluation Briefs No. 167 December 2008 Data Collection Methods for
Program Evaluation: Observation. Evaluation Eta, (No. 16).
CDC. (2009a). Evaluation Briefs No. 18 January 2009 Data Collection Methods for
Evaluation: Document Review. Evaluation Eta, (No. 18).
CDC. (2009b). Evaluation Briefs No. 17 January 2009 Data Collection Methods for
Program Evaluation: Interviews. Evaluation Eta, (No. 17).
Kemenkes RI. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional
2013. Jakarta.
Kemenkes RI. (2014b). Buku Pintar Posbindu PTM: Penyakit Tidak Menular Dan
Faktor Risiko.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2014e). Upaya Pengendalian Faktor Risiko PTM. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Puskesmas Kuta Utara. (2014). Laporan Tahunan UPT.Puskesmas Kuta Utara Tahun
2014
Puskesmas Kuta Utara (2014) Laporan Kinerja UPT. Puskesmas Kuta Utara Tahun
2014
33
34