Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN 3

1. PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI


1.1 Sejarah
Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara
berproduksi efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of
Nations (1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian
kerja (division of labor), yaitu:
1. Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang
itu mengerjakan pekerjaan
secara beruang ulang,
2. Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaandari
pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain,
3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan
satu macam pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan.

Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari


sistem produksi rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya
ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi
menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan
perkembangan tenaga kerja.
Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan
komponen yang dapat dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan
pengendalian mutu. Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat
untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena senjata tersebut
dibongkar pasang.
Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses
produksi barang terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal
pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On the Economy of
Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi diharapkan
ekonomis sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.
Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan "metode
kerja dengan pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal
dengan time and motions study. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok
manajemen, yaitu:
1. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar
ilmu) dengan metode ilmiah yang disebut motions
study untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil
maksimum.
2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh
atautenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan
sifat individualisdiantara para pekerja.
3. Mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara
buruh,pegawai, dan manajer.
4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan
majikan,sehingga jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.

Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka
terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses
pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan konsep baru pada
lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak. Carles Sonersen
menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik
Foord, saat yang lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.
Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi. Walter
shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan
pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan pengambilan
sampel untuk mengendalikan mutu.Perkembangan manajemen operasi dilanjutkan
kemudian dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini, terjadi
perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang
hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan
permintaan, peningkatan mutu produk dan forecasting sebagai dampak lanjut dari
kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
1. Mencari pasar yang strategis
2. Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi
3. Mempromosikan hasil-hasil produksi.

Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen


operasi mengarah ke penggunaan Scientific Management,ditandai oleh pengenalan
dan pengembangan Statistical Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan
pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang menemukan
prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu
kerja, yang dikenal denganstandard of delays.
W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen
harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu
menjadi lebih baik. Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan
dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science. Ilmu ini seiring
dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada
peningkatan produktivitas.
Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin
cepat, ditandai dengan ditemukannya metode Linear Programming, Waiting
Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai
digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi seperti Computer Aided
Design, dan Computer Models for Operating Management.
Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang
didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan
pada data untuk mendapatkan informasi. Ilmu informatika, internet, dan e-
commerce memberikan sumbangan dalam peningkatan produktivitas dan menyajikan
barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat.

1.2. Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan


Operasi
Pesatnya perkembangan manajemen produksi dan operasi disebabkan antara
lain oleh faktor di bawah ini:
1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.
2. Revolusi industry
3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup standardisasi parts
dan komponen serta penggunaan komputer.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup ilmiah , hubungan
antar manusia dan model keputusan.

1.3. Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan


Operasi
a. Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang berdasarkan ilmu
dan ngawur.
b. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta
mengembangka pekerja atau buruh secara ilmiah.
c. Manajemen harus mengembangkan semangat kerjasama yang erat
antara pekerja, buruh dan pegawai.
d. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau
pekerja dengan majikan atau manager.

TANTANGAN MASA DEPAN BAGI BIDANG MANAJEMEN OPERASI DAN


PRODUKSI
Manajemen operasi merupakan ilmu yang menarik untuk dipelajari karena
dihadapkan pada kondisi yang selalu berubah. Dinamika ini terjadi karena berbagai
tekanan dari globalisasi perdagangan dunia hingga transfer ide, produk dan uang
dengan kecepatan tinggi. Situasi dan kondisi yang ada selamanya tidak selalu
sama, demikian pula yang terjadi dalam dunia bisnis. Sehingga konsep manajemen
operasional juga harus beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi. Hal
tersebut dikarenakan berbagai macam tekanan, diantaranya perdagangan dunia
yang mengarah pada globalisasi sehingga berdampak pada pergeseran desain
produk, mutu, proses, kapasitas,strategi lokasi maupun layout, pemberdayaan
sumber daya manusia, integrasi kegiatan dalam dan di luar perusahaan, konsep
persedian, penjadwalan maupun pemeliharaan dan alasan yang ketiga mengenai
pemahaman dan pengertian yang benar tentang apa yang seharusnya dilakukan
manajer operasional. Maka proses manajemen operasional harus konsisten dengan
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan kegiatan
operasional. Berkaitan dengan hal tersebut, maka akan diperkenalkan beberapa
tantangan dinamis yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Daftar Tantangan Dinamis Dalam Manajemen Operasional

Anda mungkin juga menyukai