Irhas Aulia Marna PDF
Irhas Aulia Marna PDF
Oleh:
Irhas Aulia Marna
NIM 2013/1307617
Data Diri :
i
KATA PENGANTAR
Penulisan proyek akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik bantuan moral maupun materil. Pada kesempatan ini penilis
mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta serta segenap anggota
keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya kepada
penulis. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
ii
Penulis menyadari bahwa penulisan proyek akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, namun hal ini merupakan langkah awal bagi penulis
dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini.Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang membangun demi kesempurnaan proyek akhir ini sangat
penulis harapkan.Namun penulis mengharapkan semoga proyek akhir ini berguna
bagi semua pembaca khususnya untuk penulis sendiri.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BIODATA
RINGKASAN .................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
iv
1. Air .............................................................................................. 6
2. Semen ......................................................................................... 6
3. Pasir ............................................................................................ 6
4. AgregatKasar .............................................................................. 6
5. BahanTambahan.. ... 6
C. Agregat ........................................................................................... 7
1. Pengertian Agregat ..................................................................... 7
2. Jenis-Jenis Agregat ..................................................................... 7
3. Golongan Agregat Berdasarkan Berat ........................................ 8
4. GolonganAgregatBerdasarkanUkuran ........................................9
D. Semen ............................................................................................ 10
1. Pengertian Semen ....................................................................... 10
2. Macam-Macam Semen ............................................................... 10
E. Air .................................................................................................. 12
F. Faktor Air Semen .......................................................................... 12
G. BahanCampuran .............................................................................. 12
H. PerencanaanCampuranBeton(Mix Design) ..................................... 13
I. LidiKelapa ....................................................................................... 14
J. Pengujian Material .......................................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
v
A. Pengujian Karakteristik Agregat Halus dan Kasar .......................... 25
B. PerencanaanCampuranBeton(Mix Design) ..................................... 40
C. PemeriksaanBeratBeton .................................................................. 42
D. HasilPengujianKuatTekanBeton ..................................................... 43
E. Pembahasan ..................................................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 51
B. Saran ............................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 52
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 29.KuatTekanBetondenganPencampuranLidiKelapa 10% ..............................44
Tabel 30.KuatTekanBetondenganPencampuranLidiKelapa15% ...............................44
Tabel31.KuatTekanBetonKontrol ..............................................................................45
Tabel32.HasilKuatTekan rata-rata Umur 28 Hari ......................................................45
Tabel33.HasilTrent %KuatTekan Rata-Rata Umur 28 Hari ......................................46
Tabel34.HasilTrent %BeratBeton Rata-Rata Umur 28 Hari ......................................47
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beton adalah campuran antara semen atau hidraulik yang lain, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa tambahan yang membentuk
masa padat (SNI - 03 - 2847 - 2002). Pemakaian beton semakin besar
penggunaannya seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat,
namun bahan penyusun yang digunakan semakin mahal dan terbatas.
Para peneliti telah banyak melakukan inovasi-inovasi bahan
percampuran kontruksi untuk diuji coba agar bahan penyusunnya menjadi
lebih ringan, kuat dan ekonomis. Dengan demikian munculah gagasan untuk
memanfaatkan material oganik sebagai bahan penyusun maupun bahan
tambahan yaitu dengan menambahkan komposit lidi kelapa di bawah 20%
sebagai bahan pengganti agregat pada beton
Lidi kelapa termasuk kedalam jenis kayu yang mengandung sifat kimia
seperti selulosa,lignin, dan zan lain (termasuk zat gula). Menurut Fengel
(1995) Selulosa adalah suatu bahan yang tidak begitu asing lagi bagi manusia
meskipun merupakan karbohidat dan selulosa merupakan bahan kristalin
untuk membangun dinding-dinding sel, sedangkan lignin menurut Haygreen
(1993) adalah suatu campuran zat-zat organik yang terdiri dari zat karbon, zat
air, serta hydrogen atau oksigen. Lidi kelapa yang memiliki sifat selulosa,
lignin dan zat ekstrak kayu lainnya yang membuat kayu tidak akan lapuk
dengan kondisi temperature udaranya yang tetap atau stabil .
Menurut salah seorang pedagang penjual lidi kelapa, nilai ekonomis
lidi kelapa ini amat rendah, yakni 1 (satu) ikat lidi kelapa hanya dijual seharga
Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah), setara dengan US$ 0.40 (empat puluh sen
dollar AS) saja, adapun lidi kelapa yang tidak terpakai akan menjadikan
tumpukan sampah yang banyak ditemukan dimana-mana. Oleh karena itu
penulis memiliki inovasi baru untuk memanfaatkan lidi kelapa sebagai bahan
campuran agregat pada beton dikarenakan harganya yang terjangkau, sangan
1
2
mudah ditemukan dimana-mana, dan memiliki sifat kimia seperti kayu yaitu
selulosa, lignin dan zat ekstraktif kayu.
Pemanfaatan lidi kelapa sebagai bahan pengganti agregat adalah salah
satu usaha untuk mereduksi kuat tekan dari beton ringan (non kontruksi) dan
juga untuk meningkatkan nilai jual lidi kelapa. Berdasarkan permasalahan di
atas, maka penulis tertarik mengangkat proyek akhir yang berjudul
Pemanfaatan Lidi Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Pada Beton.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terdahulu,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Salah satu upaya untuk meningkatkan kuat tekan beton dengan mengganti
agregat beton dengan bahan organik dari lidi kelapa.
2. Meningkatkan nilai ekonomis lidi kelapa.
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup masalah yang diteliti agar penulis
dapat terarah, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pembuatan beton normal dan beton dengan pencampuran lidi kelapa
berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
sebanyak 12 sampel.
2. Pencampuran komposit Lidi kelapa yang digunakan bervariasi sebanyak
5%, 10%, dan 15% untuk masing-masing sampel.
3. Pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari.
4. Mutu beton yang direncanakan adalah K-225.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang akan dibahas pada proyek
akhir ini adalah sebagai beikut:
1. Dapatkah meningkatkan kuat tekan beton bila mencampurkan lidi kelapa
sebagai bahan pengganti agregat pada beton?
3
2. Berapa berat isi yang dapat dihasilkan jika agregat diganti dengan lidi
kelapa?
E. Tujuan Penelitian
Setelah melakukan variasi campuran tambahan material lidi kelapa pada
pembuatan beton, maka penelitian bertujuan untuk:
1. Mengetahui kuat tekan beton dengan pencampuran lidi kelapa sebagai
pengganti agregat.
2. Mengetahui berapa berat isi yang yang dihasilkan jika agregat diganti
dengan lidi kelapa.
F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Penulis dapat mendeskripsikan berapa kuat tekan dan berat isi beton
dengan lidi kelapa sebagai bahan pengganti agregat pada beton.
2. Masyarakat tidak hanya memanfaatkan lidi sebagai sapu lidi atau kerajinan
saja akan tetapi dapat memanfaatkannya sebagai pengganti agregat dalam
pembuatan beton ringan sehingga nilai ekonomis pada lidi kelapa akan
meningkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Beton
1. Pengertian Beton
Menurut G. Rani (2009 : 116) Beton adalah bahan yang diperoleh
dengan cara mencampurkan agregat (pasir dan kerikil), air dan semen atau
bahan perekat hidrolis lainnya yang sejenis dengan atau tanpa bahan
tambah. Adapun menurut (SNI-03-2847-2002) Beton adalah campuran
antara semen atau hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa tambahan yang membentuk masa padat.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari
bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air
dan bahan tambah (admixture atau additive). Untuk Mengetahui dan
mempelajari prilaku elemen gabungan (bahan-bahan penusun beton) kita
memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik masing-masing
komponen. Beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari
material pembentuknya. Dengan demikian, masing-masing komponen
tersebut perlu dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan
Nawy (1985: 8).
Perencana (engineer) dapat mengembangkan pemilihan material
yang layak komposisinya sehingga diperoleh beton yang efisien,
memenuhi kekuatan batas yang disyaratkan oleh perencana dan memenuhi
serviceability yang dapat diartikan juga sebagai pelayanan yang handal
dengan memenuhi kriteria ekonomi. Masalah yang dihadapi oleh
perencana adalah bagaimana perencana merencanakan komposisi dari
bahan-bahan penyusun beton tersebut agar dapat memenuhi spesifikasi
teknik yang ditentukan sesuai spesifikasi teknik dalam kontrak atau
pemilik (Try Molyono, 2003: 3).
4
5
2. Keunggulan Beton
Tri Mulyono (2003: 4) mendefinisikan keunggulan beton dalam
keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan
tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk,
sehingga dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau untuk
tujuan dekoratif. Berikut secara umum kelebihan beton yaitu:
a) Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
b) Mampu memikul beban yang berat
c) Tahan terhadap temperatur yang tinggi
d) Tahan terhadap serangan api dan korosi
e) Biaya pemeliharaan yang kecil
3. Kelemahan Beton
Kelemahan beton secara umum yaitu:
a) Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
b) Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
c) Berat
d) Daya pantul suara yang besar
e) Kuat tarik yang kecil
Sebagian besar bahan pembuat beton adalah bahan lokal (kecuali
semen portland atau bahan tambah kimia), sehingga sangat
menguntungkan secara ekonomi. Namun, pembuatan beton akan menjadi
mahal jika perencana tidak memahami karakteristik bahan-bahan penyusun
beton yang harus disesuaikan dengan perilaku struktur yang akan dibuat
(Try Molyono, 2003: 3).
1. Air
Air untuk pembuatan beton sabaiknya digunakan air bersih
yang dapat di minum. Air yang diambil dari dalam tanah atau air
berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM), pada umumnya cukup
baik bila dipakai untuk pembuatan beton (Ali Asroni, 2010: 3)
2. Semen
Menurut SII 0031-81 (Tjokrodimuljo, 1996), semen porlandt
yang digunakan untuk pembuatan beton, yaitu semen yang berbutir
halus. Kehalusan butir semen ini dapat diraba/dirasakan dengan
tangan. Semen yang tercamur atau mengandung gumpalan-gumpalan
(meskipun kecil), tidak baik untuk pembutan beton.
3. Pasir
Pasir merupakan agregat halus yang mempunyai ukuran
diameter 1 mm - 5 mm. Pasir yang digunakan sebagai bahan beton,
harus memenuhi syarat seperti berbutir tajam dan keras, tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya, dan tidak
boleh digunakan pasir laut (kecuali dengan petunjuk staf ahli) karena
air pasir laut banyak mengandung garam yang dapat merusak
beton/baja tulangan
4. Agregat kasar (kerikil)
Kerikil merupakan agregat kasar yang mempunyai ukuran
diameter 5 mm - 40 mm. sebagai pengganti kerikil dapat pula dipakai
batu pecah atau bahan organik lainnya.
5. Bahan tambahan organik
Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang
relative sedikit, dan harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak
berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton.
7
C. Agregat
1. Pengertian Agregat
Agregat adalah butitan mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran. Agregat dalam adukan beton menempati volume yang
terbesar yaitu 60-80%. Oleh karena itu mutu agregat sangat penting
diketahui, karena agregat yang dipakai dalam campuran beton sangat
mempengaruhi kekuatan betonnya. Agregat berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton, dengan tujuan untuk memberikan nilai
ekonomis dalam pekerjaan beton, sebab harga agregat jauh lebih murah
dari harga semen, disamping itu agregat banyak memberikan keuntungan
ditinjau secara teknis beton, karena dengan agregat akan didapatkan mutu
beton yang lebih stabil, dan lebih tahan lama dibandingkan dengan sifat
dari pasta semennya (G. Rani, 2009: 34).
d) Penyerapan
Penyerapan berpengaruh pada berat jenis.
e) Kadar air permukaan agregat
Kadar air permukaan agregat berpengaruh pada penggunaan
air saat pencampuran.
12.5 0 0 90-100
Sumber: Mulyono, Tri (2005) Teknologi Beton
10 10-35 25-55 40-85
b) Agregat Halus
4.8 0-5 0-10 0-10
Agregat halus (pasir) adalah agregat yang memiliki ukuran 1
mm - 5 mm.
Tabel 2. Batas Gradasi Agregat Halus
Lubang Ukuran butir maks 10mm
Ayakan (mm) 1 2 3 4
9.6 100 100 100 100
4.8 30 45 60 75
2.4 20 33 46 60
1.2 16 26 37 46
0.6 12 19 28 34
0.3 4 8 14 20
0.15 0-10 1 3 6
Sumber: SNI-03-2834-200
10
9.5 100
4.75 95-100
2.36 80-100
1.18 50-85
Sumber: Mulyono, Tri (2005) Teknolog Beton
0.6 25-60
0.3 10-30
D. Semen
0.15 2-10
1. Pengertian Semen
Menurut Iskandar G. Rani (2009: 1) Semen adalah hasil industri
yang paduan dari berbagi bahan baku antara lain: batu kapur atau gamping
sebagai bahan utama, lempung atau tanah liat, dan bahan pengganti
lainnya dengan hasil akhir berupa bubuk (bulk) yang dapat mengeras atau
membatu pada pencampuran dengan air.
2. Macam-Macam Semen
Menurut Tri Mulyono (2004: 25) Macam-macam semen hidrolis antara
lain:
a. Semen Pozollan
Semen pozollan adalah sejenis bahan yang mengandung silisium
atau aluminium, yang tidak mempunyai sifat penyemenan. Semen
pozollan adalah bahan ikat yang mengandung silica amorf, yang
apabila dicampur dengan kapur akan membentuk benda padat yang
keras. Bahan yang mengandung pozollan adalah teras, semen merah,
abu terbang, dan bubukan terak tanur tinggi (SK.SNI T-15-1990-03:2).
11
b. Semen Terak
Semen terak adalah semen hidraulik yang sebagian besar terdiri
dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur
tinggi dan kapur tohor. Jenis semen terak ada dua, yaitu:
1) Bahan yang dapat digunakan sebagai kombinasi Portland
semen dalam pembuatan beton dan sebagau kombinasi
kapur dalam pembuatan adukan tembok.
2) Bahan yang mengandung bahan pembantu berupa udara,
yang digunakan seperti halnya jenis pertama.
c. Semen Alam
Semen alam dihasilkan melalui pembakaran batu kapur yang
mengandung lempung pada suhu lebih rendah dari suhu
pengerasan.
Semen alam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Semen alam yang digunakan bersama-sama dengan Portland
sement dalam suatu konstruksi.
2) Semen alam yang telah dibubuhi bahan pembantu, yaitu udara
yang fungsinya sama dengan jenis pertama.
d. Semen Portland
Menurut Standar Industri Indonesia, SII 0013-1981, Semen
portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis bersama bahan-bahan yang biasa
digunakan, yaitu gypsum.
12
E. Air
G. Bahan Campuran
Bahan campuran berkisar pada campuran bahan kimia sampai pada
penggunaan bahan buangan atau bahan organic yang dianggap
potensial.penggunaannya untuk beton telah dikenal hamper bersamaan
waktunya penemuan semen.
Penggunaan bahan campuran seharusnya hanya dipertimbangkan, bila
beton keras atau yang belum mengeras diinginkan untuk dirubah sifatnya
karena alas an tertentu maupun yang tak dapat dimodifikasi dengan perubahan
proporsi dari komposisi campuran beton normalnya (Murdock, 1981: 85).
12
13
I. Lidi Kelapa
Lidi kelapa termasuk kedalam jenis kayu yang mengandung sifat kimia
seperti selulosa,lignin, dan zan lain (termasuk zat gula). Selulosa adalah suatu
bahan yang tidak begitu asing lagi bagi manusia meskipun merupakan
karbohidat dan selulosa merupakan bahan kristalin untuk membangun dinding-
dinding sel, sedangkan lignin adalah suatu campuran zat-zat organic yang terdiri
dari zat karbon, zat air, dan hydrogen serta oksigen. Lidi kelapa mengandung
komponen seperti selulosa, lignin, dan zat ekstraktif kayu. Oleh karena itu lidi
kelapa tidak akan lapuk jika temperature udaranya tetap.
akan tetapi bila lidi itu digabungkan dengan beberapa lidi lainnya maka akan
kuat. Artinya lidi memiliki sifat kuat jika banyak dan juga memiliki sifat ringan.
J. Pengujian Material
Pengujian ini dilakukan agar material yang digunakan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Adapun tahap pengujian material sebagai
berikut:
1. Pengujian Kadar Air
Menurut Tri Mulyono (2004: 89) kadar air adalah banyaknya air yang
terkandung dalam satu agregat. Kadar air biasanya dalam persen dan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(AB)
Kadar air agregat = x 100% - (1)
B
Pengujian berat isi gembur dan berat isi padat pasir dan kerikil
menggunakan rumus:
A
Berat isi = - (5)
B
Keterangan: A = Berat agregat
B = Volume literan
Keterangan:
b = Kuat tekan beton (kg/cm2)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian pada proyek akhir ini termasuk jenis eksperimen serta
mengumpulkan dan mencari referensi yang berkaitan dengan pembahasan
proyek akhir ini. Referensi dapat berupa buku-buku serta mengumpulkan
berbagai informasi tentang kelayakan pembuatan beton dan peraturan-peraturan
dalam SNI yang berlaku dalam pembuatan beton.
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang akan dilakukan di Laboratorium Bahan
Bangunan Teknik Sipil Universitas Negeri Padang.
C. Sampel Penelitian
Cara menentukan komposisi pencampuran beton K-225 dengan
mencampurkan lidi kelapa dengan persentase 5%, 10% dan 15% sebagai
pengganti agregat. Agregat yang diganti adalah agregat halus dan agregat kasar,
karena lidi akan dipotong sepanjang 2 cm yang termasuk kedalam ukuran
agregat kasar yaitu >3 mm dan diameter lidi kelapa masuk ke dalam ukuran
agregat halus yaitu <3 mm.
Tabel 4. Sampel Penelitian
Persentase Jumlah Sampel Ukuran Sampel
Penambahan Kubus
LidiKelapa
Beton Kontrol 3 buah 15cm x 15 cm x 15 cm
5% 3 buah 15 cm x 15 cm x 15 cm
10% 3 buah 15cm x 15 cm x 15 cm
15% 3 buah 15cm x 15 cm x 15 cm
20
21
Keterangan:
5% 2,5% agregat halus dan 2,5% agregat kasar
10% 5% agregathalusdan 5% agregatkasar
15% 7,5% agregathalusdan 7,5% agregatkasar
d. LidiKelapa
e. Air
G. Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji (Curing time) dilakukan sampai umur rencana
pengujian kuat tekan beton (28 hari). Perawatan beton dilakukan dengan
meletakkan benda uji di tempat yang lembab (tidak terkena matahari langsung
dan hujan).
I. Analisis Data
Analisis Data yaitu pengolahan data dari beberapa pengujian yang telah
dilakukan di Labor Bahan Bangunan FT UNP.
24
J. Prosedur Penelitin
Studi Literatur
Perawatan Beton
EvaluasiMutuBeton
Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasir SSD
Rumus:
100berat kering tetap
Kadar air = berat kering tetap
x 100%
25
26
10092,08
1) x 100% = 8,60%
92,08
10092,23
2) x 100% = 8,43%
92,23
10092,31
3) x 100% =8,33%
92,31
8,60+8,43+8,33
Rata-rata = = 8,45%
3
Pasir SSD
10097,73
1) x 100% =2,27 %
97,73
10097,68
2) x 100% = 2,32%
97,68
10098,04
3) x 100% = 1,99%
98,04
2,27+2,32+1,99
Rata-rata = = 2,22%
3
Rumus:
250be rat kering tetap
Kadar air = berat kering tetap
x 100%
27
250245,61
4) x 100% = 1,78%
245,61
250242,84
5) x 100% = 2,9%
242,84
250243,72
6) x 100% = 2,57%
243,72
1,78+2,9+2,57
Rata-rata = = 2,4%
3
Pasir SSD
250244,57
4) x 100% = 2,22%
244,57
250243,35
5) x 100% = 2,73%
243,35
250244,31
6) x 100% = 2,32%
244,31
2,22+2,73+2,32
Rata-rata = = 2,42%
3
Rumus:
100berat kering tetap
Kadar lumpur = berat kering tetap
x 100%
28
10097,58
1) x 100% = 2,4%
97,58
10098,20
2) x 100% = 1,83%
98,20
10097,21
3) x 100% = 2,87%
97,21
2,4+1,83+2,87
Rata-rata = = 2,3%
3
Data:
Tabel 8.Hasil Pengujian Kadar Lumpur Kerikil
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
Rumus:
250berat kering tetap
Kadar lumpur = x 100%
berat kering tetap
250247,03
4) x 100% = 1,2%
247,03
250254,93
5) x 100% = 1,65%
245,93
250246,51
6) x 100% = 1,4%
246,51
1,2+1,65+1,4
Rata-rata = = 1,41%
3
29
Rumus:
100
Berat jenis = BA (CA100)
100
1) = 2,30
829,34195,50 (885,76195,50100)
100
2) =2,31
823,15195,50 (879.79195,50100)
100
3) =2,31
825,35195,50 (895,93195,50100)
2,30+2,31+2,31
Rata-rata = = 2,3
3
Data:
Tabel 10.Hasil Pengujian Berat Jenis kerikil
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
IBerat Kerikil SSD 250 250 250
IIBerat tabung gelas kosong 292,85 292,85 292,85
(A)
III Berat tabung gelas+air (B) 1480,89 1478,15 1485,17
IV Berat tabung 1631,66 1645,12 1650,07
gelas+air+kerikil (C)
Berat jenis kerikil 2,51 3,01 2,94
Berat Jenis Kerikil Rata-rata 2,84
Rumus:
250
Berat jenis = BA (CA250)
250
1) = 2,51
1480 ,89292,85 (1631 ,66292,85250)
250
2) = 3,01
1478 ,15292,85 (1645 ,12292,85250)
250
3) = 2,94
1485 ,17292,85 (1650 ,07292,85250)
2,51+3,01+2,94
Rata-rata = = 2,84
3
31
Rumus:
50
Berat jenis = BA (CA50)
50
4) = 1,00
800,11196,31 (808,28196,3150)
50
5) =1,03
823,06196,31 (824.74196,3150)
50
6) =1,01
815,65196,31 (815,93196,3150)
1+1,03+1,01
Rata-rata = = 1,01
3
Rumus:
BA (Berat pasir )
Berat isi =
1202 ,67
1) = 1,20 gram/cm3 = 1,40 kg/l
1000
1185 ,95
2) = 1,186 gram/cm3 = 1,186 kg/l
1000
1180 ,06
3) = 1,18 gram/cm3 = 1,18 kg/l
1000
1,20+1,186+1,18
Rata-rata = = 1,18 kg/l
3
Rumus:
BA (Berat pasir )
Berat isipasir = Volume literan
1443 ,09
1) = 1,44 gram/cm3 = 1,44 kg/l
1000
1411 ,47
2) = 1,41 gram/cm3 = 1,41 kg/l
1000
1437 ,22
3) = 1,44 gram/cm3 = 1,44 kg/l
1000
1,44+1,41+1,44
Rata-rata = = 1,43 kg/l
3
33
Data:
Tabel 14. Data Berat Isi Gembur Kerikil
Pengujian (gr)
Jenis Perlakuan
I II III
Berat literan (A) 863 863 863
Berat literan+kerikil(B) 8070 7867 7810
Berat kerikil 7207 7004 6947
Volume literan 5 liter 5 liter 5 liter
Berat isi kerikil (kg/l) 1,44 1,40 1,38
Berat Isi Kerikil Rata-rata 1,40kg/l
Rumus:
BA (Berat kerikil )
Berat isipasir = Volume literan
7207
1) = 1,44 gram/cm3 = 1,44 kg/l
5000
7004
2) = 1,40 gram/cm3 = 1,40 kg/l
5000
6947
3) = 1,38 gram/cm3 = 1,38 kg/l
5000
1,44+1,40+1,38
Rata-rata = = 1,40 kg/l
3
Tabel 15. Data Berat Isi Padat Kerikil
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
I Berat literan (A) 863 863 863
II Berat literan+kerikil 8180 8257 8300
yang dipadatkan (B)
III Berat kerikil 7317 7394 7437
IV Volume literan 5 liter 5 liter 5 liter
Berat isi kerikil (kg/l) 1,54 1,57 1,56
Berat Isi Kerikil Rata-rata 1,47 kg/l
Rumus:
BA (Berat pasir )
Berat isipasir = Volume literan
34
7317
4) = 1,46 gram/cm3 = 1,46kg/l
5000
7394
5) = 1,47 gram/cm3 = 1,47 kg/l
5000
7437
6) = 1,49 gram/cm3 = 1,49 kg/l
5000
1,46+1,47+1,49
Rata-rata = = 1,47 kg/l
3
Rumus:
AB
Daya serap pasir = x 100%
B
AC
Daya serap pasir SSD = x 100%
C
AB
1) Daya serap pasir = x 100%
B
600574,30
= x 100% = 4,47 %
574,30
AC
2) Daya serap pasir SSD = x 100%
C
600587,82
= x 100% = 2,17%
587,82
35
Rumus:
AB
Daya serap pasir = x 100%
B
AC
Daya serap pasir SSD = x 100%
C
AB
3) Daya serap kerikil = x 100%
B
1000 957,93
= x 100% = 4,39 %
957,93
AC
4) Daya serap kerikil SSD = x 100%
C
1000 986,63
= x 100% = 1,35%
986,63
Rumus:
AB
Daya serap pasir = x 100%
B
AC
Daya serap pasir SSD = x 100%
C
36
AB
5) Daya serap pasir = x 100%
B
5048,76
= x 100% = 2,54 %
48,76
AC
6) Daya serap pasir SSD = x 100%
C
5060,24
= x 100% = 0,16%
60,24
80
Tabel 21.Susunan Butiran Contoh yang Diuji, Jumlah Bola Baja dan
Jumlah Putaran Mesin
Ayakan
Berat Contoh yang Diuji
(mm)
Terti Te 1 2 3a 3b 4 5 6
ngga mb
l us
63 75 2500+5
0
50 63 2500+5
0
37,5 50 5000+5 5000+5
0 0
25 37,5 5000+2 5000+2 1250
5 5 +25
19 25 5000+2 1250
5 +25
12,5 19 1250 2500
+10 +10
9,5 12,5 1250 2500
+10 +10
6,3 9,5 2500
+10
4,8 6,3 2500
+10
2,4 4,8 5000
+10
Jumlah 10.000 10.000 10.000 5.000 5.000 5.000 5.000
contoh +100 +75 +50 +10 +10 +10 +10
diuji
Jumlah 12 12 12 12 11 8 8
bola baja Butir butir Butir butir butir butir butir
Jumlah 1000x 1000x 1000x 500x 500x 500x 500x
putaran
bejana
Referensi: Buku Manual Mesin Los Angeles
Berdasarkan hasil dari analisa ayak kerikil maka didapat
penggunaan bola baja sebanyak 11 butir. Hasil pengujian dengan alat
Los Angeles Test yaitu sebagai berikut:
39
A = 5000 gram
B = 3340,5 gram
Kekerasan Agregat (C) = x 100%
5000 3340 ,5
= x 100%
5000
= 33,19 %
Modulus
1 2,16 1,5 - 3,8 SII.0052
Kehalusan
Kandungan Zat SNI-03-
2 Warna Standar
Organik No.2 2816-1992
Max. No.3
SNI-1970-
4 Berat Jenis 2,3 - Min. 2,3
1990-F
5 Kadar lumpur 2,3 % Max. 5% SII.0052
Penyerapan Air
4,06
Nyata SNI-1970-
6 % Max 5%
Penyerapan air 1990-F
2,17
SSD
40
SPESIFIKASI
No PARAMETER HASIL SATUAN METODE
MAX/MIN
Modulus
1 7,41 SII.0052
Kehalusan
Berat Isi Gembur 1,40 kg/l PB-0204-
2
Min. 1,2 kg/l 76
Berat Isi Padat 1,47 kg/l
SNI-1970-
3 Berat Jenis 2,84 - Min. 2,3
1990-F
4 Kadar lumpur 1,41 % Max. 5% SII.0052
Max. 27% )
5 Keausan 33,19 % 27-30% ) PUBI 1982
40-50% )
Penyerapan Air
4,39
Nyata SNI-1970-
6 % Max 5%
Penyerapan Air 1990-F
1,35
SSD
NO URAIAN NILAI
1 Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 18,675 Mpa
hari
2 Nilai tambah (m) 7,0
3 Kuat tekan rata-rata perlu (fcr=fc+m) 25,675 Mpa
4 Jenis semen PCC
5 Jenis Agregat
Alami
a. Jenis agregat halus
b. Jenis agregat kasar Batu Pecah
Persen Lidi Semen Air Agr. Agr. Berat persen Berat persen
Kelapa yang (kg) penambahan penambahan
(kg) halus kasar
ditambahka Lidi Kelapa Lidi Kelapa
n (kg) (kg) (kg) untuk (kg) untuk
agr.halus agr.kasar
6000
Berat
4000
2000
0
5.00% 10.00% 15.00% beton
normal
Sampel Beton
2 - - -
Rata-rata 98,37
Keterangan: () = Rusak
95,61+101,2
Rata-rata= = 98,73 kgf/cm
2
2 - - -
Rata-rata 91,32
Keterangan: () = Rusak
90,89+91,75
Rata-rata= = 91,32 kgf/cm
2
1 - - -
Rata-rata 41,07
Keterangan: () = Rusak
40,87+41,26
Rata-rata= = 41,07 kgf/cm
2
45
1 - - -
Rata-rata 222,1
. Keterangan: () = Rusak
224,9+219,3
Rata-rata= = 222,1 kgf/cm
2
1 5% 98,37
2 10% 91,32
3 15% 41,07
4 Beton Kontrol 222,1
46
Chart Title
250
222,10
200
Persentase
150 Pencampuran Lidi
98,37 91,32 Kelapa
100
Hasil Kuat Tekan Rata-
41,07 Rata pada Umur 28
50
0 hari (Kgf/cm2)
5,0% 10,0% 15,0%
0
1 2 3 4 5 6
1 5% 98,37 44,29
Rumus:
benda uji
Trent (%) = beton 100
kontrol
47
98,37
1. Lidi Kelapa5% = 222,1 100 = 44,29%
91,32
2. Lidi Kelapa10% = 222,1 100 = 41,11%
41,01
3. Lidi Kelapa 15% = 222,1 100 = 18,49%
222,1
4. Beton Kontrol = 222,1
100 = 100%
Dari data tersebut mendapatkan hasil trent (%) kuat tekan paling
tinggi pada pencampuran Lidi Kelapa 5% yaitu 44,29%, berikut grafik
trent (%) kuat tekan beton:
Chart Title
120
100 100,00 Persentase
Pencampuran Lidi
80
Kelapa
60 44,29 41,11
40 Hasil trent % Kuat
18,49 Tekan Rata-Rata pada
20
0 5,0% 10,0% 15,0% Umur 28 hari
0
(Kgf/cm2)
1 2 3 4 5 6
1 5% 7,53 95,56
Rumus:
benda uji
Trent (%) = beton 100
kontrol
7,53
1. Lidi Kelapa 5% = 7,88 100 = 95,56%
7,40
2. Lidi Kelapa10% = 7,88 100 = 93,91%
6,42
3. Lidi Kelapa 15% = 7,88 100 = 81,47%
7,88
4. Beton Kontrol = 7,88
100 = 100%
Dari data tersebut mendapatkan hasil trent (%) berat beton paling
berat pada pencampuran Lidi Kelapa 5% yaitu 95,56%, berikut grafik
dari trent (%) berat beton:
Chart Title
120
100,00
100 95,56
93,91
80 81,47 Persentase
Pencampuran Lidi
60 Kelapa
40 Hasil Trent (%)
20 Berat Beton
0 5,0% 10,0% 15,0%
0
1 2 3 4 5 6
E. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pengujian kuat tekanbeton dengan
pencampuran Lidi Kelapa 28, didapat variasi hasil dari 3 benda uji yang
berbeda. Hasil kuat tekan tersebut memperoleh hasil yang kurang baik,
dikarenakan dari hasil penelitian didapat penambahan lidi kelapa sebagai
bahan tambahan agregat pada beton menurunkan kuat tekan beton.Adapun
berat yang didapat lebih ringan dari beton normal.
Dalam pengujian ini, sebelum pembuatan benda uji terlebih dahulu
dilakukan pengujian terhadap material yang digunakan. Material yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu split, pasir, dan Lidi Kelapa..
Hasil pengujian berat jenis pasir 2,3%,dan kerikil adalah 2,84%.
Hasil tersebut memenuhi syarat minimal 2,3 menurut SNI-1970-1990-F.
Untuk Pengujian kadar lumpur pasir 2,3%,dan kerikil adalah 1,41%. Hasil
tersebut memenuhi syarat maximum 5% menurut SII.0052.Untuk
pengujian daya serap kering nyata pasir memperoleh nilai 4,06%,
sedangkan daya serap SSD hasilnya yaitu 2,17%. Untuk daya serap kering
nyata kerikil memperoleh nilai 4,39%, sedangkan daya serap SSD kasilnya
yaitu 1,34%. Syarat standar maksimum untuk daya serap adalah 5%
menurut SNI-1970-1990-F. Keausan agregat dengan mesin Los Angeless
menunjukkan hasil 33,19%. Hasil memenuhi standar keausan agregat
<40%. Maka material yang telah diuji dapat dipergunakan sebagai material
campuran pembuatan beton karena memenuhi syarat dari standar yang
telah ditetapkan didalam SNI.
Setelah dilakukan pemeriksaan material, selanjutnya dilakukan
pembuatan benda uji. Kuat tekan beton dilakukan setelah beton berumur
28 hari. Berdasarkan hasil kuat tekan beton dengan kadar pencampuran
Lidi Kelapa 5%,10%, dan 15% memiliki kuat tekan lebih rendah dari
beton normal. Pada persentase pencampuran5% didapat kuat tekan 98,37
kgf/cm dengan trent (%) kuat tekan betonsebesar 44,29%, sedangkan
pada persentase pencampuran 10% didapat kuat tekan 91,32
kgf/cmdengan trent (%) kuat tekan sebesar 41,11% , sedangkan kuat
50
tekan rata-rata paling rendah pada persentase 15% yaitu 41,07 Kg/cm
dengan trent (%) kuat beton sebesar 18,49%. Berat rata-rata benda uji
beton paling tinggi pada pencampuran lidi kelapa pada 5% yaitu 7,53 kg
dengan trent (%) berat betonpada pencampuran lidi kelapa 5% yaitu
95,56%,dan rata-rata berat benda uji paling rendah pada pencampuran lidi
kelapa15% yaitu 6,41 kg dengan trent (%) berat beton pada pencampuran
Lidi Kelapa 15% yaitu 81,47%,. Jika beton kontrol dibandingkan dengan
beton kadarpencampuran Lidi Kelapa maka dapat dilihat terjadi
penurunankuat tekan dari212,27Kg/cm2 keangka 37,33Kg/cm2 pada
pencampuran Lidi Kelapa 15%yang merupakan penurunan kuat tekan
yang paling rendah. Semua benda uji tidak mampu melebihi mutu rencana
yaitu 225 Kgf/cm2. Dengan demikian pencampuran lidi kelapa sebagai
bahan tambah pada beton tidak baik untuk digunakan sebagai beton
kontruksi bangunan dikarenakan lidi kelapa dapat menurutkan kuat beton,
akan tetapi setelah dilakukan pengujian terdapat daya ikat lidi
mendapatkan daya ikat lidi kelapa sangat kuat terhadap semen dan lidi
kelapa tidak lapuk setelah perendaman selama 27 hari di bak air.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian beton dengan pencampuran lidi kelapa,
maka pengaruh pencampuran lidi kelapa sebagai bahan pengganti pada
campuran beton dengan persentase 5%, 10%, dan 15% diperoleh berat beton
paling rendah pada persentase pencampuran lidi kelapa 15% yaitu 6,42 kg
yang merupakan beton yang paling ringan,akan tetapi pada pengujian kuat
tekan beton terjadi penurunan pada semua benda uji dengan pencampuran lidi
kelapa. Kuat tekan beton paling rendah terjadi pada persentase pencampuran
lidikelapa 15% yaitu 41,07Kg/cm2. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan pencampuran lidi kelapa sebagai bahan tambah pada beton tidak
baik untuk digunakan sebagai beton kontruksi bangunan dikarenakan lidi
kelapa dapat menurutkan kuat beton.
B. Saran
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, penguji menyarankan
bahwa untuk membuat beton konstruksi lebih baik tambahkan campuran yang
bersifat menambah kuat tekan beton, tidak mengganti dari agregat tersebut.
Penggunaan bahan campuran lidi kelapa sebagai bahan pengganti ini tidak
bagus untuk dijadikan beton kontruksi dikarenakan lidi kelapa membuat nilai
kuat tekan beton berkurang, karena banyaknya pori pada beton dapat
menyebabkan rendahnya mutu beton. Sehingga diharapkan pada penelitian
selanjutnya bias menfaatkan lidi kelapa sebagai bahan penambah agregat
pada beton. Penambahan bahan organic lidi kelapa sebaiknya dibawah 5%
dari berat saja dan jika memotong lidi kelapa 2 cm sebaiknya hanya bahan
penambah agregat kasar saja bukan bahan pengganti.
51
DAFTAR PUSTAKA
Kemala, Muthia. (2015) Uji Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Pantai
Sunur Pariaman. Padang: PA UNP
Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.
Rani, Iskandar G. (2009).Teknologi Beton Teori dan Praktik. Padang: UNP Press.
52
53
LAMPIRAN 1
54
LAMPIRAN 2
55
LAMPIRAN 3
56
57
LAMPIRAN 4
PengujianZatOrganikPasir
58
PengujianBeratJenisPasirdanKerikil
PengujianSlumpBeton
LAMPIRAN 5
63
LAMPIRAN 6
64
65