Berdasarkan tata letak wilayah DAS secara geografis, Kota Palu hanya dilalui satu DAS yaitu Daerah
Aliran Sungai Palu, dengan luas 301.495,68 Ha.
Sungai ini sepanjang tahun tidak pernah mengalami kekeringan karena pada sungai tersebut bermuara
16 anak sungai dan sungai sungai lainnya seperti sungai Paneki, Sungai Miu dan Sungai Bambanua serta
Sungai Wuno yang memiliki Hulu pada Kabupaten Donggala (lihat Gambar 2.1). Sungai ini amat potensial
untuk dimanfaatkan sebagai sumber air bersih, pertanian, dan industri. Debit air sungai yang dapat
dimanfaatkan diperkirakan 200 liter per detik.
Di Kota Palu secara hidrologis terdapat air tanah bebas yang tersimpan pada lapisan akuifer yang
tersusun dari kerakal, kerikil, pasir kasar sampai pasir halus. Air tanah beba s ini terdiri dari air tanah
dangkal dan air tanah dalam.
Secara keseluruhan ketersediaan air tanah di Kota Palu tidak merata karena sangat tergantung pada
faktor iklim, geologi, morfologi, vegetasi dan tata guna lahan.
1
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Tabel 2.1.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Sulawesi Tengah
Mata air di Kota Palu tersebar di beberapa lokasi dan sebagian besar telah dimanfaatkan sebagai sumber
air bersih, antara lain :
1. Mata air Pria dan Wanita, terdapat di Kelurahan Duyu pada ketinggian sekitar 40 meter dari
permukaan laut dengan kapasitas aliran masing-masing 1,5 liter per Detik dan saat ini sudah
dimanfaatkan oleh PDAM.
2. Mata air Yoega, terdapat di Kelurahan Donggala Kodi pada ketinggian sekitar 98 meter dari
permukaan laut dengan kapasitas 1 liter per Detik dan sudah pernah dikelola oleh PDAM.
3. Mata air Koeloe, terdapat di Kelurahan Donggala Kodi pada ketinggian sekitar 32 meter dari
permukaan laut dengan kapasitas 1 liter per Detik dan sudah pernah dikelola oleh PDAM.
4. Mata air Watutela, terdapat di Kelurahan Tondo pada ketinggian sekitar 350 meter dari permukaan
laut dengan kapasitas 5 liter per Detik dan sudah pernah dikelola oleh PDAM.
5. Mata air Owo, terdapat di Kelurahan Pantoloan dengan kapasitas 5 liter per Detik dan sudah
dimanfaatkan untuk kebutuhan Pelabuhan Pantoloan.
2
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Peta 2 .1.
Peta Daerah Aliran Sungai di W ila yah K ota Palu
3
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
a. Kondisi Iklim
Sebagai daerah tropis maka Kota Palu memiliki dua musim yang berpengaruh secara tetap yaitu musim
kemarau (musim Timur) pada bulan April sampai dengan bulan September dan musim hujan (musim
Barat) pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, curah hujan berkisar antara 400 -1250 mm per
tahun. Kedudukan Kota Palu yang diapit oleh bukit-bukit dan pantai sehingga Kota Palu dapat
dikategorikan sebagai Kota Lembah.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka suhu udara dipengaruhi oleh udara pegunungan dan udara
pantai yang berakibat pada terdapatnya perbedaan suhu antar wilayah yang dipengaruhi oleh suhu
pegunungan berkisar antara 25 0 C-31 0 C, sedangkan wilayah yang dipengaruhi oleh suhu pantai berkisar
antara 31 0 C37 0 C dengan kelembaban berkisar antara 70 86%.
Berbeda dengan daerah daerah lain di Indonesia yang mempunyai dua musim, Kota Palu memiliki
karakteristik yang spesifik, dikarenakan Kota Palu tidak dapat digolongkan sebagai daerah musim atau
disebut sebagai Non Zona Musim.
Pada tahun 2012, ratarata suhu udara di Kota Palu yang tercatat pada Stasiun Udara Mutiara Palu
adalah 27,7C Suhu terendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 26,4C, sedangkan bulanbulan
lainnya suhu udara berkisar antara 27,1C 28,8C. Kelembaban udara ratarata tertinggi terjadi pada
bulan Juli yang mencapai 82 persen, sedangkan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Oktober
yaitu 72 persen.
4
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Curah hujan tertinggi yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Mutiara Palu tahun 2012 terjadi pada bulan
Juli yaitu 166,0 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan September yaitu 15,0 mm.
Sementara itu kecepatan angin pada tahun 2012 ratarata 3,8 knots. Arah angin pada tahun 2012
masih berada pada posisi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu datang dari posisi utara.
Berdasarkan topografinya, wilayah Kota Palu dapat diklasifikasikan ke dalam tiga zona ketinggian
permukaan bumi dari permukaan laut, yaitu :
1 Topografi dataran rendah/pantai dengan ketinggian antara 0100 m di atas permukaan laut yang
memanjang dari arah Utara ke Selatan dan bagian Timur ke arah Utara.
2 Topografi perbukitan dengan ketinggian antara 100500 m di atas permukaan laut yang terletak di
bagian Barat sisi Barat dan Selatan, kawasan bagian Timur ke arah Selatan dan bagian Utara ke
arah Timur.
3 Pegunungan dengan ketinggian lebih dari 500 m sampai dengan 700m di atas permukaan laut.
Wilayah dengan tingkat kemiringan tanah yaitu 0-5 % hingga 540 % merupakan yang paling luas yaitu
376,68 Ha (95,34%), sedangkan ketinggian diatas 500 meter dari permukaan laut yang paling luas yaitu
18,38 Ha (4,66%).
Luas wilayah Kota Palu adalah 395,06 Km 2 atau 39.506 Ha, yang terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan
45 kelurahan.
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banawa dan Tawaili Kabupaten Donggala
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tawaili Kabupaten Donggala dan Kecamatan Parigi
Kabupaten Parigi-Moutong.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Marawola dan Banawa Kabupaten Donggala
5
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Tabel 2.2.
Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2013
Luas Wilayah
Jumlah
No Kecamatan
Kelurahan Administrasi Terbangun
(Ha) % Ha % ThdapTotal
1. Palu Barat 6 828 2,10 69,97 5,00
2 Tatanga 6 1495 3,78 352,45 2,56
3 Ulujadi 6 4025 10,19 316,67 3,05
4 Palu Selatan 5 2738 6,93 274,00 5,50
5 Palu Timur 5 771 1,95 197,06 5,78
6 Mantikulore 7 20680 52,35 116,20 4,84
7 Palu Utara 5 2994 7,58 48,47 1,83
8 Tawaeli 5 5975 15,12 22,93 1,64
Total 45 39506 100 1398 30,22
Sumber : Kota Palu Dalam Angka Tahun 2013, Hasil Olahan Pokja
Pada kurun waktu 2011 -2012, terjadi pemekaran beberapa wi layah kec amatan dan wilayah
kelurahan di Kota Pal u. Kecamatan yang semula berjumlah 4 Kec amatan , menj adi 8
kecamatan, dan kelurahan yang awalnya berjuml ah 43 kelurahan, menjadi 45 kelurahan .
6
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Peta 2.2.
Peta Administrasi Kota Palu
7
2.2 KONDISI DEMOGRAFI
Dalam perencanaan wil ayah, ruang adalah tempat hidup manusia dan tempat manusia
melakukan aktivi tas hidupnya serta tempat yang dapat mensejahterakan hidup manusia,
sehingga dikenal dua k awasan, y akni kawasan budidaya dan non -budi daya. Berdasark an
pertimbangan ini , potensi dan permas alahan kependudukan pada suatu wil ayah
perencanaan merupakan variabel -variabel utama dalam penataan s truktur dan pola
pemanfaatan ruang pada wilayah tersebut.
Dari hasil pendataan penduduk akhir tahun 2011 menunjukkan bahwa juml ah penduduk Kota
Palu mencapai 342.754 j iwa, yang terdi ri dari penduduk laki -laki sebanyak 173.019 ji wa dan
penduduk perempuan sebanyak 169.735 ji wa.
Ditinjau dari jenis kelami n penduduk Kota Palu pada tahun 2012 yang berjenis kelamin laki -
laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan, yaitu 173 ri bu berbanding 169 ribu ji wa
dengan rasio jenis kel amin sebesar 102, yang berarti bahwa di antara 100 penduduk
perempuan terdapat 102 penduduk laki -laki. Demikian juga terjadi pada ti ngkat kecamatan,
jumlah laki-laki lebih banyak dari pada jumlah perempuan.
Pada tahun 2013, jumlah penduduk Kota Palu sebesar 347,856 jiwa y ang tersebar di 8
wilayah kecamatan dan 4 5 Kelurahan. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan
Palu Timur s ebesar 67.85 jiwa atau 36,27% dari jumlah penduduk Kota Palu, diikuti oleh
Kecamatan Pal u Selatan sebesar 64,113 ji wa (29,47% ), dan Kecamatan Palu Barat sebesar
58,306 ji wa (22,46% ).
Jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Tawaeli, yakni sebesar 19.105 ji wa
atau sebesar 11,80% dari total penduduk di Kota Palu. Untuk lebi h jelasny a mengenai jumlah
penduduk Kota Palu tahun 20 13 dapat dilihat pada tabel 3.29.
Jumlah penduduk Kota Palu setiap tahunnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,15%
(menurut SP 2000). Pertumbuhan penduduk nya cukup tinggi ini dipengaruhi oleh
perkembangan penduduk secara alami ah, seperti kelahiran, kematian, dan migrasi.
8
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK Kepadatan pddk
Pertumbuhan
Nama
Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Palu barat 57455 58306 59170 11140 14577 19074 0,01 0,01 0,01 6939 7042 7146
Tatanga 35038 35562 36094 9285 11109 13291 0,01 0,01 0,01 2344 2379 2414
Ulujadi 24688 25057 25432 5755 6264 6818 0,01 0,01 0,01 613 623 632
Palu Selatan 53550 64113 76760 13566 2738 553 0,20 0,20 0,20 1956 2342 2803
Palu Timur 57479 67385 78998 12614 16846 22498 0,17 0,17 0,17 7455 8740 10246
Mantikulore 57044 61770 66888 15826 14261 12851 0,08 0,08 0,08 2758 2987 3234
Palu Utara 20965 21284 21608 4081 4878 5831 0,02 0,02 0,02 700 711 722
Tawaeli 18832 19105 19382 4427 4769 5137 0,01 0,01 0,01 315 320 324
TOTAL 325051 352582 384330 76694 75442 86053 23080 25142 27522
Sumber : Badan Pusat Statistik; Olahan Pokja Sanitasi tahun 2014
Pada lima tahun bel akang, pertumbuhan penduduk Kota Palu mengalami peningkatan secara
signifikan, yang tersebar di kelurahan-kelurahan yang menjadi pus at aktiv itas Kota Palu dan
disepanjang Teluk Palu. Pertambahan penduduk i ni disebabkan oleh migrasi masuk menuju
Kota Palu. Oleh karena belum memperoleh data penduduk terkait migrasi masuk dalam
kurun waku 3-5 tahun belakangan.
Maka dalam menghi tung proyeksi penduduk untuk 3 tahun kedepan, masih menggunakan
rumus pe rtumbuhan penduduk geometrik . Laju pertumbuhan penduduk geometrik
menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk s ama setiap tahunnya. Rumus laju
pertumbuhan penduduk geometrik adalah sebagai berikut:
atau
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
t = jangka waktu
r = laju pertumbuhan penduduk
Jika nilai r > 0, artiny a terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun s ebelumnya. Jika r <
0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan juml ah penduduk dari
tahun sebel umnya.
9
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Palu barat 59.170 60.046 60.935 61.838 62.754 63.683 19.074 19.357 19.644 42.737 55.922 73.176 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 7.146 7.252 7.359 7.468 7.579 7.691
Tatanga 36094 36634 37181 37.738 38.302 38.875 13.291 13.490 13.692 10.919 11.279 11.651 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 2.414 2.450 2.487 2.524 2.562 2.600
Ulujadi 25432 25812 26197 26.589 26.986 27.390 6.818 6.920 7.023 8.792 9.569 10.416 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 632 641 651 661 670 680
Palu Selatan 76760 91901 110029 131.732 157.717 188.828 553 662 792 31.231 36.899 43.596 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 2.803 3.356 4.019 4.811 5.760 6.897
Palu Timur 78998 92613 108574 127.286 149.222 174.939 22.498 26.375 30.921 53.589 71.568 95.579 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 10.246 12.012 14.082 16.509 19.354 22.690
Mantikulore 66888 72429 78430 84.927 91.964 99.583 12.851 13.915 15.068 9.403 8.473 7.635 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 3.234 3.502 3.793 4.107 4.447 4.815
Palu Utara 21608 21937 22270 22.609 22.953 23.303 5.831 5.919 6.009 11.105 13.348 16.043 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 722 733 744 755 767 778
Tawaeli 19382 19663 19948 20.237 20.531 20.828 5.137 5.212 5.287 8.959 10.485 12.270 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 324 329 334 339 344 349
Total 384330 421034 463565 512956 570429 384330 86053 91850 98437 176735 217543 270365 27522 30276 33468 37174 41483 46501
1
0
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Perekonomi an Kota Palu mengalami perkembangan setiap tahunnya dengan kegiatan utama
meliputi indus tri, perdagangan, dan jasa. Terlepas dari kegiatan perek onomian
tersebut,pemerintah juga banyak mengalami permasalahan -permasalahan seperti kapasitas
sumber daya alam, pemasaran, dis tribusi dan tek nologi yang tentuny a membutuhkan sumber
daya manusia terampil, baik dari aspek manaj erial maupun tek nologi. Oleh karena itu
pemerintah selain mendapatkan pemasukan juga melakukan pengel uaran guna mengimbangi
atau menu tupi permasal ahan permasalahan tersebut.
Dari hasil perhi tungan pendapatan daerahdalam kurun waktu li ma tahun, tingkat
pertumbuhan pendapatan Kota Pal u mengalami kenaikan sebesar 54, 29 % , dengan posisi
total pendapatan daerah pada tahun 2014 sebesar 1,070,562,241,395.00 rupiah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5
Kapasitas Fiskal adalah gambaran kema mpuan keuangan masi ngmasing daerah yang
dicerminkan melalui penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Bel anja Daerah (tidak
termasuk dana alokasi k husus, dana darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain yang
penggunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluaran tertentu) untuk me mbiayai tugas
pemerintahan setelah di kurangi belanja pegawai dan dikaitkan d engan jumlah penduduk
miskin.
Pada praktek nya, is tilah kapasitas fisk al sering j uga dijumpai dalam perhitungan DAK, DAU
dan dana l ainnya. Sehi ngga berdasarkan pendekatan dari aspek huk um (UU, PP dan
peraturan lainnya) dapat di lihat beberapa jenis fiskal, yaitu :
1. Kapasitas Fiskal untuk DAU didasark an pada Pasal 27 (3) dan 28 (3) UU No 33 Tahun
2004 dan PP No55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan .
Dana Al okasi Umum (DAU) dalam sistem perimbangan keuangan yang di atur dalam UU
No33 Tahun 2004 yang mengamanatka n bahwa DAU suatu daerah dial okasikan atas
dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Selanjutny a terminologi Kapasitas Fiskal dimuat
dalam 2 pasal sebagai berikut:
Pasal 27 (3) Celah Fi skal adalah kebutuhan fi skal dikurangi dengan k apasitas fiskal
daerah
Pasal 28 (3) Kapasi tas Fiskal daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang
berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil
11
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Kapasitas fiskal Kota Palu untuk Dana Alok asi Umum pada tahun 2014 sebesar
183,984,930,478 rupiah.
2. Kemampuan Keuangan Daerah untuk perhitung an DAK dimuat dalam Pasal 40 (2) UU
no33 Tahun 2004 dan Penjel asannya dan PP no55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan
Dalam perhitungan DAK dikenal menggunakan 3 (tiga) k riteri a yaitu Kriteria Umum,
Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis . Kapasitas Fi skal un tuk keperluan perhitungan DAK
per daerah digunakan dalam hubungannya dengan penentuan Kri teria Umum (KU)*. KU
adalah penjumlahan dari PAD, DAU, DBH Pajak , dan DBH SDA dikurangi DBH Dana
Reboisasi, dikurangi Bel anja Pegawai .
(1) Pemeri ntah menetapkan kriteria DAK yang meliputi k riteria umum, kri teria khusus,
dan kriteria teknis.
3. Kapasitas Fiskal yang di gu nakan dalam pinj amkan daerah didasarkan pada Pasal 1 PMK
Nomor 73/PMK.02/2006 tentang Peta Kapasitas Fiskal Dal am Rangka Penerusan
Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Kepada Daerah Dalam Bentuk Hi bah.
Kapasitas Fiskal untuk Pinjaman Daerah adalah rasio antara penjuml ahan PAD, DBH,
DAU, l ain-lain Pendapatan Daerah dikurangi Bel anja Pegawai dengan j umlah penduduk
miskin, dengan formul a :
KF (untuk Pinjaman Daerah) = {PAD + DBH + DAU + Lain -lain Pendapatan) Belanja
Pegawai Daerah} : Juml ah Penduduk Miskin.
12
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Tabel 2.5
Rekapitulasi Realisasi APBD Kota Palu Tahun 20 09-2013
TAHUN RATA
RATA
NO REALISASI ANGGARAN
PERUB
2009 2010 2011 2012 2013 AHAN
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 646.258.461.635.00 735.338.631.259.13 845.661.963.115.00 976.511.324.533.00 1.070.562.241.395.00 54.29%
a.1 Pendapatan AsIi Daerah (PAD) 68.565.047.152.00 87.309.794.660.13 111.133.074.974.00 125.745.710.807.00 151.724.642.947.00 -23.93%
a.1.1 Pajak daerah 19.640.642.000.00 25.134.491.000.00 40.778.366.312.00 47.780.000.000.00 55.535.000.000.00 -25.10%
a.1.2 Retribusi daerah 44.268.517.723.00 57.073.057.660.13 11.964.855.448.00 16.267.753.875.00 18.101.305.338.00 -29.21%
Hasil pengolahan kekayaan
a.1.3 daerah yang dipisahkan 280.000.000.00 1.061.500.000.00 1.411.500.000.00 2.261.500.000.00 1.500.000.000.00 -88.18%
Lain-lain pendapatan daerah yang
a.1.4 sah 4.375.887.429.00 4.040.746.000.00 56.978.353.214.00 59.436.456.932.00 76.588.337.609.00 8.67%
a.2 Dana perimbangan (Transfer) 432.951.512.489.00 495.903.510.226.00 580.809.760.528.00 650.073.278.258.00 731.335.945.531.00 -14.09%
a.2.1 Dana bagi hasil 25.528.997.489.00 34.305.353.226.00 25.623.286.528.00 29.795.600.258.00 32.260.287.531.00 -29.08%
a.2.2 Dana Alokasi Umum 380.493.015.000.00 422.397.157.000.00 512.824.174.00 575.235.328.000.00 637.378.278.000.00 -100.00%
a.2.3 Dana Alokasi Khusus 26.929.500.000.00 39.201.000.000.00 42.362.300.000.00 45.042.350.000.00 61.697.380.000.00 -32.92%
a.3 Lain lain Pendapatan yang Sah 144.741.901.994.00 152.125.326.373.00 153.719.127.613.00 200.692.335.468.00 187.501.652.917.00 -6.29%
a.3.1 Hibah 20.738.295.000.00 14.188.500.000.00 22.820.879.000.00 28.460.512.000.00 27.588.057.000.00 60.54%
a.3.2 Dana darurat 15.899.360.873.00
Dana bagi hasil pajak dari provinsi
a.3.3 kepada kota palu 20.756.290.000.00 21.128.808.600.00 36.471.957.013.00 36.101.340.868.00 44.793.890.917.00 -1.75%
Dana Penyesuaian dan dana
a.3.4 otonomi khusus 97.844.876.494.00 71.194.716.400.00 88.327.070.600.00 115.119.705.000.00 115.119.705.000.00 51.35%
Bantuan keuangan dari provinsi /
a.3.5 pemerintah daerah lainya 5.402.440.500.00 29.713.940.500.00 6.099.221.000.00 21.010.777.600.00 -99.72%
B Belanja (b.1 + b.2) 665.877.018.827.00 757.888.787.998.04 882.483.097.571.25 1.136.893.446.548.00 1.089.134.317.575.00 -15.36%
b.1 Belanja Tidak Langsung 412.337.323.993.00 448.532.042.566.04 537.843.664.840.25 582.694.583.579.00 612.304.302.258.00 -8.71%
b.1.1 Belanja pegawai 382.809.234.993.00 418.394.717.566.04 513.905.433.378.25 548.137.083.579.00 585.454.505.026.00 -9.05%
b.1.2 Bunga 3.000.000.000.00 6.000.000.000.00
13
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
TAHUN RATA
RATA
NO REALISASI ANGGARAN
PERUB
2009 2010 2011 2012 2013 AHAN
b.1.3 Subsidi
b.1.4 Hibah 22.569.975.000.00 18.402.325.000.00 11.159.500.000.00 16.837.500.000.00 13.629.797.232.00 36.07%
b.1.5 Bantuan sosial 6.197.641.500.00 11.235.000.000.00 7.008.731.462.00 7.200.000.000.00 5.450.000.000.00 -45.72%
b.1.6 belanja bagi hasil 1.500.000.000.00 1.500.000.000.00
b.1.7 Bantuan keuangan 560.472.500.00 770.000.000.00 770.000.000.00 770.000.000.00
b.1.8 Belanja tidak terduga 200.000.000.00 500.000.000.00 3.500.000.000.00 5.250.000.000.00 1.000.000.000.00 -74.70%
b.2 Belanja langsung 253.539.694.834.00 309.356.745.435.00 344.639.432.731.00 554.198.862.969.00 476.830.015.317.00 -27.38%
b.2.1 belanja Pegawai 36.249.157.797.00 50.724.803.200.00 63.626.843.624.00 67.873.818.501.00 61.099.858.728.00 -30.12%
b.2.2 Belanja barang dan jasa 94.681.548.542.00 127.058.190.872.00 136.793.097.066.00 192.048.866.823.00 216.600.622.166.00 -33.83%
b.2.3 Belanja modal 122.608.988.495.00 131.573.751.360.00 144.219.492.041.00 294.276.177.645.00 199.129.534.423.00 -13.41%
C Pembiayaan 19.618.557.192.00 22.550.156.738.91 36.821.134.456.25 160.382.122.015.00 18.572.076.180.00 -45.48%
Surplus/ Defisit 19.618.557.192.00 22.550.156.738.91 36.821.134.456.25 160.382.122.015.00 18.572.076.180.00 -45.48%
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 - 2013
Untuk belanja modal sanitasi daerah tiap SKPD, peningkatan dari tahun ke tahun berkisar antara 1 -2 persen pertahun. Alokasi dana ini
banyak terserap pada dinas Kebersihan dan Pertamanan, diikuti dinas Tata Ruang & Permukiman, kemudian Dinas Pu, dan Bappeda.
Peningkatan realisasi belanja sanitasi yang konstan setiap tahunnya adalah Dinas Kesehatan dan Di nas Kebersihan & Pertamanan.
Tabel 2.6
14
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Tahun
No SKPD Rata2 pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
1 PU-CK 0 0 0 0 308.852.250
1.a Investasi 4.616.808.100
1.b operasional/pemeliharaan (OM) -
Dinas Tata Ruang , Perumahan &
3 1.110.542.575 461.639.850 0 2.489.360.400 308.852.250 -0,2
Permukiman
3.a Investasi 1.110.542.575 461.639.850 2.489.360.400 308.852.250 -0,2
3.b operasional/pemeliharaan (OM)
4 Dinkes 19.685.400 58.828.550 94.346.700 106.702.099 326.951.950 2,3
4.a Investasi 19.685.400 58.828.550 94.346.700 106.702.099 326.951.950 2,3
4.b operasional/pemeliharaan (OM)
5 Bappeda 0 0 0 234.548.000 176.394.000 #DIV/0!
5.a Investasi 234.548.000 176.394.000 #DIV/0!
5.b operasional/pemeliharaan (OM)
6 Dinas Kebersihan & Pertamanan 3.229.938.260 3.613.304.860 5.811.079.050 6.474.459.196 12.415.450.950 1,2
6.a Investasi 2.939.005.675 3.359.360.525 4.931.932.975 5.592.101.340 7.017.338.950 0,5
6.b operasional/pemeliharaan (OM) 290.932.585 253.944.335 879.146.075 882.357.856 5.398.112.000 10,1
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 4.360.166.235 4.133.773.260 5.905.425.750 9.305.069.695 13.536.501.400 1,1
Pendanaan investasi sanitasi Total
9 4069.233.650 3.879.828.925 5.026.279.675 8.316.009.740 12.119.393.300 1,1
(1a+2a+3a+na)
10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb) 290.932.585 253.944.335 879.146.075 882.357.856 5.398.112.000 10,1
11 Belanja Langsung 8.720.332.470 8.267.546.520 11.810.851.500 18.503.437.291 31.054.006.700 1,4
Proporsi Belanja Sanitasi Belanja
12 0,5 1 1 1 0
Langsung(8/11)
Proporsi Investasi Sanitasi Total
13 1 1 1 1 1
Belanja Sanitasi (9/8)
Proporsi OM Sanitasi Total Belanja
14 0 0 0 0 0
Sanitasi (10/8)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 -2014, diolah Pokja Sanitasi Kota Palu
15
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu
Tabel 2.7
Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2009 2013
Belanja Sanitasi (Rp) Rata-rata
No Uraian
Pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
Belanja
1 Sanitasi ( 1.1 + 4.360.166.235 4.133.773.260 5.905.425.750 9.070.521.695 17.359.211.000
1.2 + 1.3 + 1.4 )
Air Limbah
1,1 159.649.635 130.992.635 139.649.675 204.895.000 170.147.500
Domestik
Sampah rumah
1,2 3.070.288.625 3.482.312.225 5.671.429.375 6.269.564.196 12.245.303.450
tangga
Drainase
1,3 1.110.542.575 461.639.850 0 2.489.360.400 4.616.808.100
perkotaan
1,4 PHBS 19.685.400 58.828.550 94.346.700 106.702.099 326.951.950
Dana Alokasi
2 Khusus ( 2.1 +
2.2 + 2.3 )
2,1 DAK Sanitasi
DAK Lingkungan
2,2
Hidup
DAK Perumahan
2,3 dan
Permukiman
Pinjaman/Hibah
3
untuk Sanitasi
Bantuan
Keuangan
4
Provinsi untuk
Sanitasi
Belanja APBD murni
4.360.166.235 4.133.773.260 5.905.425.750 9.070.521.695 17.359.211.000
untuk Sanitasi (1-2-3)
Total Belanja
253.539.694.834 309.356.745.435 344.639.432.731 554.198.862.969 476.830.015.317.00
Langsung
% APBD murni
terhadap Belanja 2 2 2 3 3 2
Langsung
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 2013, diolah Pokja Sanitasi
16
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kota Palu Tahun 2010 - 2014
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Total Belanja Sanitasi Kota Palu 4.360.166.235 4.133.773.260 5.905.425.750 9.070.521.695 17.359.211.000 8.165.819.588
Berdasarkan tabel diatas, rata -rata total belanj a sanitasi Kota Palu dari tahun 2009 -2013
berkisar Rp.8.165.819.588. Peningkatan secara signifikan terlihat antara kurun wak tu 2
tahun belakang (tahun 2012 dan tahun 2013), dimana peningkatan total belanja drainase
meningkat hampir 2 k ali lipat dari tahun sebelumnya.
Tabel 2.9
Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan
No SKPD
2009 2010 2011 2012 2013 (%)
Retribusi Air
1 187.435.500 217.211.000 248.664.000 471.015.000 471.960.000
Limbah
Realisasi
1.a 72.539.500 102.315.000 133.768.000 155.835.000 156.780.000
retribusi
1.b Potensi retribusi 114.896.000 114.896.000 114.896.000 315.180.000 315.180.000
Retribusi
2
Sampah 1.615.177.000 1.785.299.500 1.802.688.000 2.772.990.000 3.024.951.500
Realisasi
2.a 533.497.000 699.119.500 600.756.000 1.098.450.000 1.321.995.500
retribusi
2.b Potensi retribusi 1.081.680.000 1.086.180.000 1.201.932.000 1.674.540.000 1.702.956.000
Retribusi
3
Drainase
Realisasi
3.a 0 0 0 0 0
retribusi
3.b Potensi retribusi
Total Realisasi
Retribusi
4 606.036.500 801.434.500 734.524.000 1.254.285.000 1.478.775.500
Sanitasi
(1a+2a+3a)
Total Potensi
Retribusi
5 1.196.576.000 1.201.076.000 1.316.828.000 1.989.720.000 2.018.136.000
Sanitasi
(1b+2b+3b)
Proporsi Total
Realisasi
6 Potensi 0,50647556 0,66726377 0,557797981 0,630382667 0,732743234
Retribusi
Sanitasi (4/5)
Sumber : Realisasi APBD tahun 2009 2013, diolah Pokja Sanitasi Tahun 2014
17
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Untuk realisasi retri busi sektor sani tasi di Kota Palu, retri busi terbesar berasal dari sektor
persampahan , diikuti ai r limbah dan kemudian sektor drai nase. Retri busi persampahan
berasal dari pelay anan pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS
Tabel 2.10
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2013
Tahun
No Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2.546.303 2.755.931 3.016.139 3.305.959 3.623.628
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 15.126.936 17.064.663 19.579.196 22.410.052 24.563.428
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,59 8,23 9,44 9,61 9,86
Sumber : Kota Palu Dalam Angka, diolah Pokja Sanitasi, tahun 2014
18
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
19
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
II.3. Rencana Jaringan Pelayanan lalulintas dan Angkutan Jalan yang meliputi:
a. Jaringan trayek angkutan penumpang;
a.Pantoloan (terminal Pasar Vinase)-Terminal Mamboro-Terminal Kota;
b. Watusampu-Terminal Tipo-Terminal Kota;
c. Terminal Bulili Petobo - Terminal Kota;
d. Kawatuna - Terminal Lasoani - Terminal Kota;
e. Palupi - Pasar Tavanjuka - Terminal kota;
f. Terminal Manonda - Terminal Kota;
g. Gawalise - Terminal Manonda - Terminal kota;
h. Karaja Lemba - Masomba - Terminal Kota; dan
i. Poboya - Talise - Terminal Kota.
b. Jaringan lintas angkutan barangditetapkan melalui jalan lingkar luar Kota Palu.
II.6. Rencana jaringan jalur transportasi kereta api di Kota Palu ditujukan untuk mendukung sistem
transportasi regional lintas Sulawesi yang melalui Bitung, Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju,
Pare-Pare, Makassar, Kolaka, dan Kendari.
Jaringan jalur kereta api dan stasiun selanjutnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
20
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
B. Transportasi Laut
II.7. Rencana sistem jaringan transportasi laut di Kota Palu ditujukan untuk mendukung
tujuanpengembangan kota dan fungsi Kota Palu sebagai PKN.
II.8. Rencana ruang pelabuhan untuk pelayaran sebagaimana dimaksud pada pasalterdiri atas:
a. Ruang yang dipergunakan langsung untuk kegiatan pelabuhan laut; dan
b. Ruang pelabuhan disekitar bandar pelabuhan yang ditetapkan sebagai jalur
pelayaran.
II.9. Pelabuhan laut meliputi ruang untuk kegiatan pelabuhan yang fungsinyasebagai pelabuhan
penumpang dan peti kemas di Kelurahan Pantoloan,Kecamatan Palu Utara.
II.10. Rencana sistem jaringan transportasi laut meliputi:
a. Pengembangan Pelabuhan Pantoloan di Kecamatan Palu Utara sebagai pelabuhan
internasional/ utama sekunder; dan
b. Alur pelayaran Kota Palu adalah perairan Teluk Palu.
C. Transportasi Udara
II.11. Rencana sistem jaringan transportasi udara di Kota Palu sebagaimanadimaksud dalam Pasal
14 ayat (1) huruf c ditujukan untuk mendukung fungsikota Palu sebagai PKN.
II.12. Rencana pengembangan bandara udara adalah pengembangan Bandara Mutiara sebagai
bandarudara pusat penyebaran sekunder yang terletak di Kecamatan Palu Selatan.
II.13. Rencana ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:
a. Ruang udara di atas bandar udara meliputi ruang udara yang dipergunakanlangsung
untuk kegiatan bandar udara (ketentuan keselamatan yangditetapkan dalam Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP));dan
b. Ruang udara di sekitar bandar udara yang ditetapkan sebagai jalurpenerbangan.
II.14. Bandar udara Mutiara meliputi ruang untuk kegiatan kebandarudaraan yangfungsinya sebagai
bandara penumpang dan kargo di Kelurahan Kawatuna danKelurahan Petobo, Kecamatan
Palu Selatan.
21
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
ii. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun
Salena, Kecamatan Palu Barat;
iii. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kelurahan
Mpanau, Kecamatan Palu Utara; dan
iv. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kelurahan
Layana, Kecamatan Palu Timur.
b. Rencana pengembangan gardu induk distribusi terletak di Kelurahan Talise Kecamatan
Palu Timur.
c. Rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik terletak di Kecamatan Palu Utara
dan Kecamatan Palu Timur.
22
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
23
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
24
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
II.23. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki;
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kakibertujuan untuk
menunjang keamanan dankeselamatan pejalan kaki,yang ditetapkan di pusat pelayanan kota,kawasan
perkantoran Jl. Prof. Muhammad Yamin di Kecamatan Palu Selatan,dan pusat pelayanan pariwisata.
II.24. Jalur Evakuasi Bencana;
Jalur evakuasi bencana bertujuan sebagai penyediaan ruang yang dapat digunakan sebagai tempat
keselamatan danruang untuk berlindung jika terjadi bencana. Jalur evakuasi bencana ditetapkan
baikdalam skala kota, kawasan, maupun lingkungan.
Rencana jalan khusus jalur evakuasi bencana dapat dibagi berdasarkan 4 wilayah Kecamatan, yaitu
:
a. Kecamatan Palu Utara meliputi ruas Jl. Jaelangkara (Palu-kebun Kopi)dengan tujuan akhir
Kawasan Industri Palu;
b. Kecamatan Palu Timur meliputi ruas Jl. Soekarno Hatta dengan tujuanakhir Lokasi Eks MTQ di
bukit Jabal Nur;
c. Kecamatan Palu Selatan meliputi ruas Jl. Muhammad Yamin dengantujuan Lapangan Watulemo;
dan
d. Kecamatan Palu Barat meliputi ruas Jl. Munif Rahman, Jl. Gawalise,dengan tujuan akhir Stadion
Gawalise.
25
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
II.25. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan sepeda
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan sepeda bertujuan untuk
mengakomodasi pengguna sepeda supaya terjadi keamanan dan keselamatan.
Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan sepeda sebagaimana ditetapkan
di pusat pelayanan kota dan pusat pelayanan pariwisata Kota Palu, dan ruas Jl. Dr. Moh. Yamin - Jl.
R.A.Kartini - Jl. Monginsidi - Jl. Hasanudin - Jl. Sudirman Jl. MohammadHatta-Jl.Juanda di
Kecamatan Palu Selatan sebagai bagian dari kelengkapanprasarana jalan.
Penyediaan prasarana dan sarana pemadam kebakaran bertujuan untuk memberikan pelayanan yang
tercepat dan terdekat apabila terjadi kebakaran,yang meliputi :
a. Penyediaan sumber air berupa hydran umum, bak air, dan sungai, yang meliputi:
Pembangunan hydran umum pada tiap-tiap pusat pelayanan kota baik itu pada skala
pelayanan kota, sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan yang telah ditetapkan;
Pembangunan hydran umum pada unit-unit pemukiman yang tersebar di empat kecamatan
Kota Palu yaitu Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Selatan dan
Kecamatan Palu Utara;
Pembangunan hydran umum baru di Kawasan Industri Palu di Kecamatan Palu Utara;
Pembangunan bak air yang telah ada di pusat perkantoran Walikota Palu, Kantor Kecamatan
Palu Utara, bak air Kantor Kecamatan Palu Barat dan bak air di Sungai Pantoloan di
Kecamatan Palu Utara;
Pembangunan bak air baru di Kelurahan Watusampu, Kecamatan Palu Barat dan bak air di
Kelurahan Poboya Kecamatan Palu Timur, dan bak air di Kelurahan Tatura Selatan
Kecamatan Palu Selatan.
26
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
27
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
I. Kawasan Lindung
Kawasan lindungseluas kurang lebih 22.290 hektar atau 56,42 persen dariluas wilayah Kota Palu.
a. Hutan lindung;
c. Kawasan sempadan jurang, yaitu kawasan di kiri-kanan jurang yang lebarnya ditetapkan secara
proporsional, memiliki fungsi diantaranya mencegah longsor dan perlindungan bentuk alam.
Kawasan sekitar cekungan air tanah adalah kawasan yang berbentuk cekungan memanjang
dengan lebar proporsional yang berfungsi mengalirkan air hujan.
RTH publik meliputi kawasan seluas kurang lebih 1.833 hektar atausekitar kurang lebih 4,64
persen dari luas wilayah Kota Palu
RTH privat, yang meliputi pekarangan rumah tinggal dan halaman perkantoran.
Rencana pengembangan RTH Kota Palu untuk mencapai 30,10 persen dariluas wilayah kota
yaitu seluas 11.889,74 hektar, yang terdiri dari 20,00persen RTH Publik dan 10,10 persen
RTH Privat.
28
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Kawasan rawan banjir yang terdapat pada wilayah Kota Palu adalah kawasan-awasan yang
dilalui jalur Sungai Palu.
Kawasan rawan bencana alam geologi di wilayah Kota Palu berupa kawasan yang terletak pada
zona patahan aktif yang meliputi:
1) patahan vertikal di sebelah timur kota melewati jalur perbukitan di Kecamatan Palu
Timur;
2) patahan vertikal di bagian tengah kota, melewati Kelurahan Tondo dan Kelurahan Talise
di Kecamatan Palu Timur; dan
3) patahan vertikal di sebelah barat kota melewati Kelurahan Buluri dan Kelurahan
Watusampu di Kecamatan Palu Barat.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah meliputi kawasan imbuhan air tanah.
Rencana pengembangan kawasan budi daya meliputi kawasan budi daya wilayah darat dengan luas
kurang lebih 17.246 hektar atau 43,58 persen dari luas wilayah Kota Palu dan kawasan peruntukan
perikanan dengan luas kurang lebih 10.460 hektar, yang terdiri atas :
a. Kawasan perumahan;
Kawasan perdagangan dan jasa bertujuan untuk menyediakan ruang bagi pengembangan sektor
ekonomi melalui lapangan usaha perdagangan dan jasa, yang terdiri atas :
29
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
c. Kawasan perkantoran;
d. Kawasan industri;
e. Kawasan Pariwisata;
Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan kolektor primer ;
Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi masyarakat umum
maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis bagi pengguna tersebut ;
Ruang terbuka yang diperuntukkan sebagai jalur sirkulasi, tempat/lapangan upacara bagi
instansi khususnya instansi pemeritah provinsi/kota ; dan
Ruang terbuka yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi
perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya.
Kawasan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud bertujuan untuk memberikan ruang
terbuka yang aman daribencana alam sebagai tempat berlindung dan penampungan
penduduksementara dari suatu bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan tsunami.
30
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Kawasan peruntukan ruang bagi sektor informal sebagaimana dimaksud bertujuan untuk
memberikan ruang yang khusus disediakan untuk menampung pedagang kaki lima ( PKL) di
pusat-pusat perdagangan (pasar) atau keramaian dengan lokasi yang sesuai dengan
karakteristik PKL.
berupa pelataran dan ruang-ruang berupa lahan untuk kios pedagang PKL yang
pengelolaannya oleh Pemerintah Kota.
Kawasan pertanian;
Kawasan pertambangan;
Kawasan pergudangan;
31
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
32
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
2.5.1. Pendidikan
Pada Tahun 2012 jumlah Taman Kanak kanak (TK) sebanyak 144 unit dengan murid
sebanyak 6.428 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 11,66 persen dari tahun
sebelumnya.
Untuk tingk at Sekolah Dasar (SD) terdapat 1 94 unit pada tahun 2012, yang terdi ri dari
177 unit s ekolah negeri, 18 unit Min/Mis
Jumlah sekolah dasar terbanyak terdapat di kecamatan Palu Barat sebany ak 40 unit. Seki tar
16,22 persen dari sekolah yang ada adalah sekol ah swasta. Jumlah murid SD yang terca tat
pada tahun 2012 adalah 41.616 orang, atau mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen
dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) terdapat 50 unit sekolah dengan
19.666 murid dan 1.260 guru, dengan rasio antara m urid terhadap guru sebesar 1 6
murid untuk setiap guru
Partisipasi pihak s wasta dalam dunia pendidikan SLTP sampai saat ini nampaknya masi h
mempunyai andil y ang cukup besar. Sekitar 54,17 persen dari juml ah unit sekolah SLTP
yang ada merupakan s ekolah SLTP swasta, dengan jumlah murid s ebanyak 4.665 orang,
Sebagaimana halnya dengan SLTP, pada tahun 201 3 pada jenj ang pendidikan SMA j uga
nampak peranan swasta sangat besar yang ditunjukkan oleh jumlah sek olah swasta yang
mencapai 62,50 persen, namun daya tampung murid dan keberadaan tenaga guru jauh di
bawah sek olah sekolah SMA negeri .
Hal yang sama juga terj adi pada SMK, hampir 66,67 persen dari total SMK yang ada
adalah SMK s wasta. Pada Tahun 2012 jumlah murid SMK sebanyak 8.856 orang, dengan
jumlah guru 483 orang,.
Tabel 2.11.
Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kota Palu Tahun 2013
Jumlah Fasilitas Pendidikan
No Nama Kecamatan
Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1 Palu barat 35 14 3 8 5 5 2
2 Tatanga 16 3 2 2 2 20 -
3 Ulujadi 14 4 1 - - 1 -
33
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
5 Palu Timur 30 12 8 7 2 3 1
6 Mantikulore 24 5 4 6 2 5 3
7 Palu Utara 19 4 2 2 4 3 2
8 Tawaeli 19 3 2 1 2 2 1
TOTAL 177 50 23 29 18 43 9
Sumber: Kota Palu Dalam Angka 2013
2.5.2. Kemiskinan
Berdasarkan data kemiskinan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan sebesar 9,24%
(tahun 2011) jumlah penduduk miskin di Kota Palu. Kota Palu dinilai memiliki data yang cukup
komprehensif mengenai penduduk miskin. Pada tahun 2012, data yang bersumber dari Unit Penetapan
Sasaran Penanggulangan Kemiskinan (UPSK) Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K), jumlah penduduk miskin di Kota Palu sebanyak 74.165 jiwa yang terdiri atas 15.196 kepala
keluarga. Dari jumlah penduduk miskin tersebut, proporsi terbesar berada di Palu Barat yang
mencapai 23.192 jiwa, disusul oleh Kecamatan Palu Selatan mencapai 20.440 jiwa, Kecamatan Palu
Utara mencapai 17.793 jiwa,dan Kecamatan Palu Timur mencapai 12.740 jiwa.
Tabel 2.12.
Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)
2. Tatanga 1,501
3. Ulujadi 1,806
6. Mantikulore 2,134
8. Tawaeli 1591
TOTAL 13,673
Sumber: TN2PK Kota Palu Tahun 2014
34
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Menurut data warga yang dirilis BPS pada tahun 2012, penduduk miskin yang tidak bekerja mencapai
51.542 jiwa yang proporsinya mencapai 69,50% dari penduduk miskin. Inilah yang menjadi titik
sentral, karena orang miskin penganggur dapat menjadi masalah utama Kota Palu seperti rawan
konflik, rawan kriminalitas, dan masalah sosial lainnya.
Di Kota Palu, terdapat 2.696 RT yang dikepalai oleh perempuan atau 17,74%. Dari jumlah tersebut,
proporsi perempuan sebagai kepala RT berada di Kecamatan Palu Barat sebanyak 852 Kepala RT
perempuan (31,60%), diikuti oleh kepala RT perempuan di Kecamatan Palu Selatan yang mencapai
792 kepala RT (29,38%).
Di Kota Palu, dari 74.165 jiwa penduduk miskin, 36.055 jiwa berada pada usia 15 sampai di bawah 45
tahun atau proporsinya mencapai 48,61% dari keseluruhan penduduk miskin. Sedangkan, proporsi
kedua ditempati oleh penduduk miskin usia 6 tahun sampai dengan usia di bawah 15 ta hun, atau usia
anak-anak SD dan SMP yang jumlahnya mencapai 16.812 jiwa atau proporsinya mencapai 22,69%.
Di Kota Palu, terdapat 16.721 anak dari keluarga miskin yang masih duduk di bangku sekolah atau
proporsinya mencapai 86,93% dari jumlah total anak keluarga miskin yang bersekolah dan tidak
bersekolah. Masih terdapat 2.514 jiwa anak penduduk miskin yang tidak bersekolah dari 19.235 anak
penduduk miskin, atau proporsinya mencapai 13,07%. Ini seharus menjadi tanggungjawab Dinas
Pendidikan Kota Palu yang mendatanya dan menyekolahnya melalui Sistem Pendidikan Berbasis
Partisipasi Masyarakat. Di Kecamatan Palu Barat, jumlah anak yang tidak bersekolah dari keluarga
miskin menempati urutan teratas yang mencapai 968 anak atau proporsinya 38,50%. Jumlah tersebut
diikuti oleh anak asal keluarga miskin yang tidak bersekolah di kecamatan Palu Selatan dan Palu
Utara yang masing-masing mencapai 580 anak dan 577 anak.
Proporsi anak asal keluarga miskin yang bersekolah pada jenjang pendidikan SD/MI sederajat
mencapai 12.288 anak atau proporsinya 63,88%. Jumlah tersebut diikuti oleh anak dari penduduk
miskin yang mengenyam pendidikan SMP sederajat mencapai 4.101 anak atau proporsinya mencapai
21,32%. Sedangkan anak asal keluarga miskin yang duduk di bangku SMA sederajat dan melanjutkan
pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi masing-masing mencapai 2.641 anak dan 493 anak atau
proporsinya 13,73% dan 2,56%.
35
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Penduduk miskin Kota Palu yang mengidap penyakit kronis seperti hipertensi dan persendian, dll
mencapai 3.119 jiwa yang tersebar di Kecamatan Palu Barat sebanyak 1.062 jiwa dan proporsi
terendah di Kecamatan Palu Utara sebanyak 558 jiwa.
Proporsi Penduduk miskin Kota Palu yang bekerja mencapai 22.623 jiwa. Dari jumlah tersebut,
penduduk miskin yang bekerja di Sektor Bangunan/Konstruksi merupakan proporsi terbesar yang
mencapai 5.368 jiwa atau proporsi 23,73%. Lalu diikuti oleh penduduk miskin yang bekerja di sektor
jasa mencapai 3.517 jiwa atau proporsinya 15,55%. Sedangkan penduduk miskin yang bekerja di
sektor pertambangan/penggalian hanya mencapai 753 jiwa atau proporsi 3,33% dari total penduduk
miskin yang bekerja atau 1,02% dari penduduk miskin. Penduduk miskin Kota Palu paling sedikit
bekerja di sektor perikanan budidaya yang jumlahnya hanya mencapai 26 jiwa.
Jumlah kepala RT miskin yang bekerja menurut pekerjaan utama kepala RT didominasi oleh kep ala
RT yang bekerja di Sektor Bangunan/Konstruksi yang mencapai 3.766 jiwa atau proporsinya mencapai
27,92% dari kepala RT miskin total yang bekerja. Proporsi kedua ditempati oleh kepala RT miskin
yang bekerja di sektor transportasi dan pergudangan yang mencapai 1.914 jiwa atau proporsinya
14,19% dari kepala RT miskin total yang bekerja. Jumlah kepala RT miskin yang bekerja di sektor
perikanan budidaya merupakan proporsi tersedikit yang hanya mencapai 12 jiwa.
Dari 15.196 RT miskin, 9.595 memiliki tempat tinggal milik sendiri atau proporsinya mencapai 63,14%.
Terdapat 5.471 RT miskin masih mengontrak rumah orang lain atau proporsinya mencapai 36,03%.
Proporsi terbesar RT miskin yang hidup mengontrak rumah berada di Kecamatan Palu Selatan
sebanyak 1.897 RT atau proporsi mencapai 34,67%. Sedangkan proporsi terbesar kedua di
Kecamatan Palu Barat yang mencapai 1.723 RT.Terdapat 6.770 rumah tangga atau 44,55% rumah
tangga miskin menggunakan sumber air yang tidak terlindungi. Sisanya menggunakan air kemasan,
air ledeng, sumber air terlindungi.
RT miskin yang menggunakan sumber penerangan utama yang bersumber dari PLN mencapai 14.083
RT atau proporsinya terhadap RT miskin di Kota Palu mencapai 92,68%. Dari jumlah tersebut, proporsi
terbesar berada di Kecamatan Palu Barat yang mencapai 4.266 RT, RT di kecamatan Palu Selatan
mencapai 4.104 RT. Sebaliknya, RT miskin yang menggunakan sumber penerangan utama non PLN
mencapai 433 RT atau proporsinya mencapai 2,85% dan RT miskin yang tidak mempunyai sumber
penerangan utama listrik sebanyak 680 RT atau proporsinya 4,47% dari total RT miskin di Kota Palu.
Jumlah RT miskin yang menggunakan bahan bakar utama untuk memasak seperti listrik/gas/elpiji
hanya mencapai 146 KK atau proporsinya hanya mencapai 0,96%. Sedangkan RT miskin yang
36
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
menggunakan bahan bakar utama selain listrik/gas/elpiji mencapai 15.050 KK atau proporsinya
99,04%.
Jumlah RT miskin yang memiliki fasilitas tempat buang air besar mencapai 5.800 RT atau proporsinya
mencapai 38,17% yang dominan berada di Kecamatan Palu Selatan. Sedangkan RT miskin yang
menggunakan fasilitas WC bersama/umum mencapai 5.936 RT. Jumlah RT miskin yang sama sekali
tidak mempunyai fasilitas WC mencapai 3.451 RT atau proporsinya mencapai 22,71% yang dominan
merupakan RT miskin yang berada di Kecamatan Palu Utara yaitu sebanyak 1.525 RT. Oleh karena
itu, benar adanya bahwa sungai-sungai di Kota Palu menjadi WC umum terpanjang saban pagi karena
dipenuhi oleh penduduk yang membuang hajat.
Jumlah penduduk miskin di Kota Palu yang menggunakan tempat pembuangan air tinja menggunakan
tangki/SPAL mencapai 10.080 RT atau proporsi mencapai 66,33% yang dominan berada di Kecamatan
Palu Selatan sebanyak 3.259 RT. Sedangkan RT miskin yang menggunakan tempat pembuangan air
tinja lainnya sebanyak 5.116 RT atau prorporsinya mencapai 33,67% yang dominan berada di
Kecamatan Palu Utara sebanyak 1.704 RT.
2.5.3. Perumahan
Data jumlah bangunan yang ada di Kota Palu tahun 2006 menurut jenisnya yaitu rumah permanen,
semi permanen dan rumah sederhana. Data hasil proyeksi kebutuhan jumlah rumah Kecamatan Palu
Utara dan Kecamatan Palu Timur pada tahun 2006 dan data eksisting jumlah rumah Kecamatan Palu
Barat dan Kecamatan Palu Selatan tahun 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 2.13.
Jumlah Rumah Per Kecamatan Kota Palu
1 Ulujadi 4955
2 Tatanga 7235
3 Palu Selatan 14876
4 Palu Timur 12033
5 Mantikulore 9088
6 Palu Barat 9766
7 Palu Utara 4635
8 Tawaeli 3144
37
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Dengan lahirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi
dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah memberikan peluang yang besar kepada daerah -daerah
untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan sampai pada level terendah tanpa mencederai
konstitusi. Pemerintah daerah diberikan kewenangan melalui asas desentralisasi untuk mengatur
rumah tangganya sendiri menurut potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah, juga desa
sebagai unit pemerintahan terendah.
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 daerah diberikan otonomi yang seluas -luasnya untuk
mengurus semua penyelenggaraan pemerintah diluar kewenangan pemerintah pusat untuk membuat
kebijakan daerah yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat,
serta otonomi yang nyata dan bertanggung jawab.
Nyata artinya, melaksanakan apa yang menjadi urusannya berdasarkan kewenangan yang diberikan
dan karakteristik dari suatu wilayah sedangkan bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus sejalan dengan maksud dan tujuan pemberian otonomi yaitu memajukan
daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Undang-undang tersebut di atas menunjukkan bahwa Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah. Namun dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala
daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan se luruh urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah.
Itu pula didasarkan pada Pasal 128 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, Susunan dan Pengendalian Organisasi Perangkat Daerah dilakukan
dengan berpedoman pada peraturan pemerintah.
38
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Palu
39
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Selain itu terdapat instansi lain yang bertanggungjawab tentang dampak dan analisa terkait aktivitas
sektor sanitasi, yaitu Badan Lingkungan Hidup, serta Dinas Kesehatan yang melakukan pembinaan
terhadap perilaku masyarakat seputar sanitasi, melalui serangkaian program terkait Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
Terkait dengan operasional IPLT dan TPA di Kota Palu, maka pengelolaannya langsung ditangani
oleh Bidang Pengelolaan Sampah dan UPTD IPLT. Khusus untuk masalah limbah yang dimaksud di
atas adalah limbah cair domestik (hasil dari aktivitas mandi, cuci, dan WC).
Dinas kesehatan melalui UPTD yang berbentuk Puskesmas-Puskesmas yang ada pada masing-
masing kecamatan di Kota Palu melakukan pemantauan berkaitan ketersediaan bak sampah dan
apakah sudah memenuhi syarat kesehatan atau belum, sanitasi dasar yang meliputi ketersediaan
jamban dan air bersih serta pembuaangan limbah domestik ke saluran drainase atau badan air yang
lain. Fokus dari tugas pokok Dinas Kesehatan terkait masalah PLP adalah dampak dari sampah,
limbah, dan pembuangan air terhadap kesehatan masyarakat (waterborne diseases).
40
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Gambar 2.2
Struktur SKPD yangTerkait dalam Pembangunan Sanitasi Kota Palu
Walikota
41
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Di Kota Palu, kegiatan komunikasi terkait sanitasi belum menjadi sebuah agenda utama bagi instansi-
instansi terkait. Dari hasil wawancara, hanya dua instansi yang melakukan kegiatan komunikasi terkait
sanitasi, yaitu Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan bidang persampahan.
Adapun media komunikasi yang digunakan adalah pertemuan formal (penyuluhan) yang dibarengi
dengan pemberian media kit berupa stiker, leaflet ataupun poster kepada peserta.
Tabel 2.14.
Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Dinas Khalayak
No Kegiatan Tahun Tujuan Kegiatan Pesan Kunci Pembelajaran
Pelaksana Sasaran
1 Kampanye 3R di 2013 Dinas
Sekolah-sekolah Kebersihan
&
Pertamanan
2
3.
Sumber Dinas Kesehatan, Dinas Kebersihan & Pertamanan, Analisis Pokja SanitasiTahun 2014
Tabel 2.15.
Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas
No
a) b) c) d) e) f)
Kesehatan,
APBD, Spot Berita
Interaktif (masy
1. Koran Lokal Umum gratis (mitra kegiatan,Kondisi
bertanya, Bappeda
kerja) /permasalahan aktual
menjawab)
Musim penyakit
Upaya pencegahan
2. Radio Umum Mitra kerja tertentu (DBD,
penyakit
Diare, dsb)
Promosi Kegiatan, Hasil kegiatan dan
3. Televisi Umum Mitra Kerja
Dialog Interaktif manfaat
Ruang Terbuka Tanggapan terhadap
Sosial Media Hijau, Cukup
4. Umum Gratis kebijakan-kebijakan
(Online) Persampahan, efektif
pemerintah
Daur Ulang
42
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Palu 2014
Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas
No
a) b) c) d) e) f)
Sampah, Kondisi
Faktual
Pertemuan Warga Program Sesuai tema Sesuai tema
5. cukup
Warga Kelurahan tertentu program program
Sumber : Bappeda, Dinas Kebersihan & Pertamanan dan Badan Lingkungan Hidup
43