Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FINANCE MANAGEMENT

CHAPTER 10 RISK AND RETURN

Disusun oleh :

Wanda Setia Permana 041524353036

Raki Ardi Ruhiyatman 041524353047

Bimo Wahju Wardojo 041524353064

Program Magister Manajemen

Universitas Airlangga

2016
CHAPTER 10
RISK AND RETURN

10.1 Pengembalian
Pengembalian Dollar
Pada dasarnya setiap investasi yang dilakukan pasti mengharapkan pengembalian,
misalnya seseorang melakukan investasi saham, mereka akan menginginkan adanya
pengembalian nilai investasi yang sudah dikeluarkan. Pengembalian ini dalam suatu
investasi bisa dalam dua bentuk;
Deviden yaitu pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya
saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang
tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang
adalah tujuan utama suatu bisnis.
Keuntungan Modal (Capital Gain), yaitu suatu keuntugnan atau laba yang diperoleh
dari investasi dalam bentuk surat berharga atau efek, seperti saham, dimana nilainya
melebihi harga pembelian.
Kerugian Modal (Capital Loss), yaitu kebalikan dari keuntungan modal, hal ini
disebabkan nilai jualnya lebih rendah dibandingkan nilai belinya.
Pengembalian dollar adalah kembalinya mata uang yang sebenarnya diperoleh dari
investasi. Rumus untuk mencari jumlah pengembalian dollar seperti berikut:

Harga Jual - Harga Beli + Dividen = Pengembalian Dollar

Persentase Pengembalian
Presentase peengembalian diperoleh dari perhitungan pengembalian Dollar terhadap
harga Pembelian awal. Rumus untuk persentase pengembalian:

(Harga Jual - Harga Beli + Dividen) / Harga Pembelian

10.2 Holding Periode Return


Holding periode return adalah tingkat pengembalian hasil investasi yang diperoleh
investor selama masa tertentu. Hal ini dicontohkan di beberapa perusahaan Amerika

2
yang memiliki sejarah nilai pengembalian; berdasarkan 5 instrument penting yang
terdapat pada neraca keuangan di Negara tersebut.
1. Large company common stock: Nilai portofolio saham ini didasarkan pada index
saham S&P. Hal ini dikarenakan terdapat 500 perusahaan terbesar di Amerika
yang tergabung dalam index saham S&P.
2. Small company common stock: Nilai portofolio saham yang diperjual belikan lima
terbawah di bursa saham New York.
3. Long term corporate bond: Nilai portofolio saham yang miliki qualitas tinggi
dengan masa kontrak 20 tahun.
4. Long-term U.S. Government bond: Nilai ini dihitung berdasarkan surat obligasi
Negara Amerika dengan masa 20 tahun
5. U.S. Treasury bill: Perhitungan keuangan Negara dengan masa satu bulan.
Tidak satupun nilai pengembalian tersebut diperhitungan untuk pajak atau biaya
transaksi. Terjadinya perbedaan nilai pengembalian dari tahun ke tahun didasarkan
pada indeks harga pelanggan yang diumumkan. Inilah yang menjadi dasar dalam
penentuan nilai Inflasi.

10.3 Statistik Pengembalian


Bahasan terkait sejarah pengembalian di pasar modal sangat kompleks. Hal ini
merupakan hal yang sulit untuk dipahami. Hal yang diperlukan untuk memahami
kompleksitas pasar modal, pertama yang harus dilakukan adalah mengatur cara
bagaimana menjabarkannya kemudian mempertimbangkan data detail menjadi suatu
laporan keuangan yang sederhana.
Pada perhitungan statistik ini, data yang disajikan akan berupa frekuensi distribusi
yang akan dihitungkan menggunakan rataan distribusi data. Perhitungan tersebut
menggunakan rumus sebagai berikut:
Mean = R = (R1 + . + RT)
T

10.4 Rataan Pengembalian Saham dan Pengembalian Tanpa Resiko


Setelah pengembalian nilai rataan diperoleh pada pasar saham, hal ini bisa
dibandingkan dengan nilai saham dari perusahaan sekuritas lainnya. Perbandingan
yang paling jelas adalah adanya variasi yang rendah pada pengembalian nilai obligasi

3
yang diterbitkan pemerintah. Nilai obligasi ini memiliki nilai perubahan yang sangat
stabil.
Perbandingan yang paling menarik adalah antara pengembalian resiko virtual pada
T-Bill dan sesuatu yang sangat beresiko pada pasar saham. Perbedaan resiko keduanya
sering disebut sebagai excess return on the risky asset. Hal ini merupakan sesuatu
yang bisa menghasilkan nilai positif dan negatif.

10.5 Statistik Resiko


Pada penentuan karakteristik distribusi nilai pengembalian saham yang harus
dilakukan selanjutnya adalah resiko pengembalian. Tidak ada bahasa global untuk
menerjemahkan makna resiko tersebut. Satu hal yang bisa diamati dari resiko
pengembalian adalah seperapa besar penyebaran frekuensi distribusi tersebut. Nilai
penyebaran ini dapat mempengaruhi seberapa banyak nilai pengembalian bisa tidak
sesuai dari nilai rataannya. Jika nilai distribusi sangat menyebar, maka nilai
pengembaliannya akan sangat tidak pasti. Perhitungan resiko ini akan dibahas
berdasarkan variance dan standart deviasinya.
Variance
Variance berhubungan erat dengan standart deviasi, yaitu digunakan untuk mengukur
dan megetahui seberapa jauh penyebaran data dalam distribusi data. Dengan kata lain
digunakan untk mengukur variabilitas data. Semakin tinggi nilai variance berarti
semakin bervariasi dan beragam suatu data. Secara numerik, variance merupakan
rataan dari kuadrat selisih data terhadap mean.
Standart Deviation
Standart deviasi ini merupakan salah satu dari beberapa ukuran penyebaran dalam
statistika. Standart deviasi diperoleh dari akar variance dan dihitung untuk mengukur
penyebaran data.
Distribusi Normal dan Dampaknya pada Standart Deviasi
Distribusi normal pada dasarnya adalah distribusi yang memiliki nilai rataan nol dan
simpangan baku satu. Distribusi ini juga biasa disebut kurva lonceng (bell-curve)
karena grafik fungsi kepekatan probabilitasnya mirip dengan bentuk lonceng.
Artinya jika nilai sebaran distribusinya normal maka grafik akan menampilkan bentuk
simetris yang bemakna data tersebut sangat bagus dan memiliki nilai standart deviasi
rendah. Akan tetapi jika nilai sebaran distribusinya tidak normal maka grafik akan

4
menampilkan bentuk miring (skewed) yang bermakna bahwa data tersebut tidak bagus
atau sangat menyebar dan memiliki nilai standart deviasi tinggi.

10.6 Macam Macam Average Returns


Rataan Pengembalian Geometrik & Aritmatik
Semisal kita melakukan pembelian saham senilai $100. Sayangnya, ditahun pertama
nilainya turun menjadi $50. Di tahun kedua, nilainya kembali menjadi $100, persis
saat awal kita membeli saham tersebut.
Dari contoh tersebut, umumnya kita mengatakan bahwa keuntungan yang kita dapat
adalah 0 karena kita membeli di awal dengan harga $100 dan ditahun terkahir menjadi
$100. Tetapi jika kita kalkulasi tahun per tahun, kita melihat bahwa kita rugi $50
ditahun pertama dan di tahun kedua kita berhasil menggadakan nilainya menjadi
$100. Maka, rata-rata yang didapatkan di periode kedua adalah (-50% + 100%)/ 2 =
25%.
Maka hasil 0 adalah disebut sebagai geometric average returns, dimana menjawab
jumlah rata-rata gabungan pendapatan per tahun dalam setiap periode. Dan hasil 25%
adalah arithmetic average returns dimana dapat menjawab jumlah pendapatan dalam
rata-rata tahun dalam periode tertentu.
Geometric average returns sangat berguna dalam mendiskripsikan pengalaman
investasi dalam suatu histori. The arithmetic average returns baik digunakan dalam
estimasi masa depan.

10.7 Resiko Pasar Modal Premium Amerika: Sejarah dan Sudut Pandang Internasional
Setiap kita menggunakan masa lalu untuk memprediksi masa depan, ada bahaya yang
dapat terjadi pada saat periode yang lalu bukanlah representasi dari apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang.
Dalam pasar global kita mengetahui bahwa Amerika menguasai pasar saham dunia
kurang dari setengahnya atau 36.4% dimiliki oleh Amerika. Di wilayah Asia Pasifik
sendiri berada dibawahnya. Di Asia saham global terbesar dimiliki Jepang, diikuti
Cina, Hong Kong dan India.
Jika dilihat berdasarkan Sharpe Ratio, negara yang memiliki performansi terbaik
adalah Amerika, kemudian Australia, Afrika Selatan dan Prancis. Kemudian
performansi terburuk ada di negara Belgia, Norwegia dan Denmark. Jerman, Jepang,

5
dan Itali mungkin adalah negara yang menarik karena mereka memiliki pendapatan
saham tertinggi tetapi juga risiko saham yang tertinggi.
The Standart Error (SE) digunakan dalam hal seberapa tingkat kepercayaan yang
dimiliki dalam rata-rata histori kita dalam 7.2%. SE adalah standart deviasi dari risiko
yang lalu dan dapat dihitung dalam formula berikut :

Historical Equity Risk Standard The Sharpe


Premiums (%) (I) Deviation (%) (II) Ratio (I) / (II)
Autralia 8.3 17.6 0.47
Belgium 5.5 24.7 0.22
Canada 5.6 17.2 0.33
Denmark 4.6 20.5 0.22
France 8.7 24.5 0.36
Germany 9.8 31.8 0.31
Ireland 5.3 21.5 0.25
Italy 9.8 32.0 0.31
Japan 9.0 27.7 0.32
Netherlands 6.5 22.8 0.29
Norway 5.9 26.5 0.22
South Africa 8.3 22.1 0.37
Spain 5.4 21.9 0.25
Switzerland 6.6 22.1 0.30
UK 5.1 18.9 0.27
US 7.2 19.8 0.36
Rataan 6.9 23.0 0.30
Annualized Equity Risk Premiums and Sharpe Ratios for 17 Countries, 1900-2010.

Seperti kita lihat diatas bahwa historical premium risk Amerika 7.2% dan standart
deviasi 19.8%. untuk itu 95.4 % dari risiko model premium seharusnya diantara
3.43% dan 10.97%.
Dengan kata lain, kita bias menjadi 95.4 % yang kita estimasi dari histori risiko modal
Amerika dalam rentan 3.43% sampai 10.97%.
Mengambil pendekatan yang sama seklai berbeda, Ivo Welch menanyakan opini
kepada 226 ahli finansial dan ekonomi berhubungan dengan perkiraan risiko modal
Amerika kedepan, dan rata-rata menyatakan 7%.

6
Tetapi apa yang diutarakan responden tersebut belum tentu benar karena bisa jadi
lebih rendah atau sebaliknya lebih tinggi dari 7%, yang terpenting dalam setiap
estimasi dari resiko modal masa yang akan dating akan melibatkan asumsi tentang
resiko lingkungan masa depan sama baiknya seperti besarnya resiko investor pada
masa yang akan datang.

10.8 2008 : A Year of Financial Crisis


2008 tercatat sebagai tahun terburuk bagi investor dalam pedagangan pasar saham di
Amerika S&P 500 Index yang yang memiliki total nilai pasar dari 500 perusahaan
terbesar di Amerika, mengalami penurun sebesar 37%. Dari 500 saham di Index, 485
sahamnya terjun bebas di tahun tersebut. Di tahun 2007 (pada saat penurunan mulai
terjadi) sampai januari 2009, S&P 500 kehilangan 45% dari nilainya. Sebagian besar
dari kemunduran tersebut terjadi pada saat yang buruk, dengan keadaan investor
mengalami kerugian hampir 17% hanya di bulan Oktober saja.
Keadaan harga saham yang memburuk ini telah menjadi fenomena global; dan banyak
dari pasar mayoritas dunia mengalami hal yang lebih buruk dibandingkan dengan
S&P. Cina, India dan Rusia contohnya, semuanya mengalami kemunduran lebih dari
50%. Negara di Islandia terpantau mengalami penurunan harga bahkan lebih dari 90%
per tahunnya.
Apakah surat-surat berharga menunjukkan performansi yang baik di tahun 2008?
Jawabannya adalah benar. Karena stock values menurun, nilai obligasi meningkat
khususnya surat obligasi Amerika. Faktanya, suku bunga jangka panjang naik 20%,
sedangkan bunga jangka pendek naik 13%. Bunga jangka panjang dengan kualitas
lebih baik mengalami kenaikan yang sedikit lebih baik. Inflasi yang terjadi pada saat
itu sangat ipresif, hampir mendekati 0.
Dan tentu saja harga saham dapat berubah-ubah dari berbagai sudut. Pada Maret 2009
sampai Februari 2011, harga saham S&P mulai berkembang pesat, yang dapat
dipelajari dari situasi yang telah dijelaskan adalah; kita harus paham bahwa saham
mempunyai risiko yang signifikan dan diversifikasi adalah sesuatu yang sangat
penting.

Anda mungkin juga menyukai