Anggota :
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang .......................................................................................... 1
II. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
III. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
I. Biografi Albert Bandura ........................................................................... 3
II. Eksperimen Albert bandura ...................................................................... 4
III. Teori Albert Bandura ................................................................................ 5
IV. Kelebihan dan Kelemahan Teori Albert Bandura ..................................... 12
BAB V PENUTUP
I. Simpulan ................................................................................................... 13
II. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Salah satu tokoh aliran behavior adalah Albert Bandura. Dia sangat terkenal
dengan teori pembelajaran sosial, konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan
pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi
yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri.
Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan
anakanak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif sosial.
Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga
faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling
berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi
perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif
mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif
terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan
peranan penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-
efficasy atau efikasi diri. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi
diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak
merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan
dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan
mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain
sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku
manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif,
perilaku dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya
dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain
judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
II. Rumusan masalah
1
1. Bagaimana biografi Albert Bandura?
2. Bagaimana eksperimen yang dilakukan oleh Albert Bandura?
3. Apasaja teori Albert Bandura?
4. Apa kelebihan dan kelemahan teori Albert Bandura?
III. Tujuan
1. Mengetahui biografi Albert Bandura
2. Mengetahui eksperimen yang dilakukan oleh Albert Bandura
3. Mengetahui teori Albert Bandura
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan teori Albert Bandura
BAB II
PEMBAHASAN
2
I. Biografi Albert Bandura
Albert Bandura merupakan salah satu tokoh aliran behaviorisme. Dia
dilahirkan pada 04 Desember 1925 di Mundare, Alberta, Kanada. Ia adalah anak
bungsu dari enam bersaudara dalam keluarga keturunan Eropa Timur. Bandura
menyelesaikan SD dan SMA di salah satu sekolah di kota, yang kurang dari guru dan
sumber daya. Pada tahun 1949 beliau mendapat gelar sarjana muda di University of
British Columbia dalam bidang psikologi. Ia Memperoleh gelar PhD dalam psikologi
klinis dari University of Iowa pada tahun 1952, dan setahun kemudian ia bergabung
mengajar dengan fakultas di Universitas Stanford.
Albert Bandura adalah salah seorang behavioris yang meneliti beberapa kasus,
salah satunya adalah kenakalan remaja. Menurutnya lingkungan membentuk perilaku
dan perilaku membentuk lingkungan. Selain itu, menurutnya kepribadian merupakan
hasil dari interaksi tiga hal, yaitu lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang.
Bandura dan rekan-rekannya merintis pekerjaan di bidang modeling sosial dan
menunjukkan bahwa pemodelan adalah proses yang kuat yang menjelaskan beragam
bentuk pembelajaran (lihat Bandura 1971a, 1971b; Bandura & Walters, 1963). Dalam
program penelitian di Stanford University, Bandura dan rekan-rekannya
mengembangkan teori pembelajaran sosial dan peran menonjol dari pembelajaran
observasional dan pemodelan sosial pada motivasi, pemikiran, dan tindakan manusia.
Pada pertengahan 1980-an Bandura mengganti nama teorinya menjadi social cognitive
theory, yang menjelaskan bagaimana kita berfungsi sebagai pengorganisir diri,
proaktif, self-reflektif, dan makhluk pengatur diri sendiri (lihat Bandura, 1986).
Gagasan ini menyatakan kita tidak hanya organisme reaktif yang dibentuk oleh
kekuatan lingkungan atau didorong oleh impuls batin yang mewakili pergeseran
dramatis dalam pengembangan terapi behavior. Bandura memperluas ruang lingkup
terapi behavior dengan mengembangkan kekuatan kognitif-afektif batin yang
memotivasi perilaku manusia.
Ada beberapa kualitas eksistensial yang melekat dalam teori kognitif sosial
Bandura. Bandura telah menghasilkan banyak bukti empiris yang menunjukkan
pilihan hidup yang kita miliki dalam semua aspek kehidupan kita. Self-Efficacy:
Latihan Kontrol (Bandura, 1997), Bandura menunjukkan aplikasi yang komprehensif
dari teori self-efficacy untuk bidang-bidang seperti pembangunan manusia, psikologi,
3
psikiatri, pendidikan, kedokteran dan kesehatan, atletik, bisnis, sosial dan perubahan
politik, dan hubungan internasional.
Bandura telah berkonsentrasi pada empat bidang penelitian: (1) kekuatan
pemodelan psikologis dalam membentuk pikiran, emosi, dan tindakan; (2) mekanisme
lembaga manusia, atau cara orang mempengaruhi motivasi dan perilaku mereka
sendiri melalui pilihan; (3) persepsi masyarakat tentang keberhasilan mereka lebih
dipengaruhi kegiatan latihan yang mempengaruhi kehidupan mereka; dan (4)
bagaimana reaksi stres dan depresi disebabkan. Bandura telah menciptakan salah satu
dari mega teori beberapa yang masih berkembang pada awal abad ke-21. Dia telah
menunjukkan bahwa orang perlu rasa self-efficacy dan ketahanan untuk menciptakan
kehidupan yang sukses dan untuk memenuhi hambatan yang tak terelakkan dan
tantangan yang mereka hadapi.
Sampai saat ini Bandura telah menulis sembilan buku, banyak yang telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Pada tahun 2004 ia menerima penghargaan
Psikologi Outstanding Lifetime Contribution dari American Psychological
Association. Pada tahun 80-an awal, Bandura melanjutkan mengajar dan melakukan
penelitian di Stanford University dan melakukan penjelajahan ke seluruh dunia. Dia
masih meluagkan waktu untuk mendaki, opera, bekumpul bersama keluarganya, dan
mencicipi anggur di Napa dan lembah Sonoma.
4
sebagai percobaan dengan boneka bobo doll. Bandura memposisikan anak pertama
pada satu ruangan yang telah tersedia satu buah boneka besar yang telah diikat oleh
Bandura.
Begitu juga dengan anak yang kedua ditempatkan pada ruangan dengan
kondisi yang sama. Kemudian anak pertama diberikan tontonan film action(film laga),
sedangkan anak yang kedua tidak diberi tontonan film action tsb. Setelah perlakuan
tersebut, kedua anak itu dibiarkan berada pada ruangannya masingmasing dengan
boneka yang telah disiapkan sebelumnya.
Sesaat kemudian, anak yang pertama menirukan segala perilaku atau tindakan
yang ada pada film yang telah ia tonton sebelumnya. Sedangkan anak yang kedua,
hanya diam dan memperhatikan boneka yang ada dihadapannya tanpa melakukan hal
hal yang bersifat action seperti pada anak yang pertama. Boleh dikatakan bahwa anak
yang pertama lebih agresif dibandingkan anak yang kedua. Pola belajar yang
dilakukan oleh anak tersebut disebut dengan modeling (peniruan). Dimana terlihat
jelas bahwa anak yang pertama meniru segala gerakan atau aksi yang dilakukan oleh
pemainpemain film action yang ia tonton dan kemudian ia terapkan kepada boneka
bobo doll yang ada dihadapannya. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai cara belajar
dengan modeling.
5
menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh
orang lain (observational opportunity).
Proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model
merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam
konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh
pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan
dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain
judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Tujuan teori ini untuk menjelaskan bagaimana seseorang belajar dalam
keadaan atau lingkungan sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah
laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada pelajar yang mempengaruhi
persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh atau
berkaitan. menurut Albert Bandura lagi, tingkah laku sering dievaluasi, yaitu bebas
dari timbal balik sehingga boleh mengubah kesan-kesan personal seseorang.
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu.
Jadi teori belajar sosial bandura ini menjelaskan mengenai tentang
hubungan kepribadian, lingkungan, dan tingkah laku manusia merupakan hasil
interaksi timbal balik yang terus menerus antara faktor-faktor penentu yaitu: faktor
internal seperti, kognisi, persepsi, dan faktor lainnya yang mempengaruhi kegiatan
manusia) dan ada juga faktor eksternal yaitu lingkungan. Proses ini di sebut dengan
reciprocal determinism dimana manusia mempengaruhinasibnya dengan
mengontrol kekuatan lingkungan, tetapi mereka juga dikontrol oleh kekuatan-
kekuatan lingkungan tersebut. Dalam hal ini, Bandura menyetujui keyakinan dasar
behaviorisme yang mempercayai bahwa kepribadian dibentuk melalui belajar.
Namun dia berpendapat bahwa conditioning bukan proses yang mekanis,
manusia menjadi partisipan yang pasif. Sebaliknya, manusia itu aktif mencari dan
memproses informasi tentang lingkungan, agar dapat memaksimalkan hasil yang
menyenangkan.
6
Bandura (1986, 2003) yakin bahwa pembelajaran dengan mengamati jauh
lebih efisien dari pada pembelajaran dengan mengalami langsung. Dengan
mengamati orang lain, manusia mempelajari respons mana yang diikuti hukuman
atau yang mana yang tidak mendapat penguatan. Contohnya, Anak-anak mengamati
karakter di televisi contohnya, dan mengulangi lagi apa yang didengar atau dilihat,
jadi mereka tidak perlu melakukan sendiri beragam perilaku secara acak dan
berharap mengetahui mana yang akan dihargai mana yang tidak.
Ada dua Pembelajaran melalui pengamatan (Observation Learning)
adalah: Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi
yang dialami orang lain atau vicarious conditioning. Contohnya, seorang pelajar
melihat temannya dipuji atau ditegur oleh gurunya kerana perbuatannya, maka ia
kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh
gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang
dialami orang lain atau vicarious reinforcement
Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku suatu model
meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan atau pelemahan pada saat
pengamat itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang
ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau
penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak
harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga
menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M.
1998a:43).
Bandura menjelaskan mengenai keterlibatan empat fase dalam
pembelajaran ini melalui pengamatan, yaitu:
1. Fase Atensi / perhatian
Fase pertama dalam pembelajaran pengamatan ialah memberikan
perhatian pada orang/model yang ditiru. Keinginan untuk meniru orang/model
karena orang/model tersebut mempunyai sifat dan kualitas hebat,berkuasa dan
sifat-sifat lainnya. Dan keinginan memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan-
kebutuhan dan minat pribadi. Semakin ada hubungannya dengan kebutuhan dan
minatnya,semakin mudah tertarik perhatiannya.
7
Agar dapat mengambil manfaat dari perilaku orang lain yang telah
diamati, seorang pengamat harus dapat mengingat apa yang telah dilihatnya.
Setelah memperhatikan tingkah laku yang sama dengan model tersebut, maka
anak akan melakukan proses retensi atau mengingat denga menyimpan memori
menganai model yang dia lihat dalam bentuk simbol-simbol dan kemudian
menyimpan dalam ingatannya.
3. Memproduksi gerak motorik
Komponen ketiga dalam proses peniruan adalah mengubah ide
gambaran, atau ingatan menjadi tindakan dan ini juga meliputi kekuatan fisik.
Contoh : seorang anak mengamati ayahnya yang sedang mencangkul di ladang.
Agar anak ini dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah
cukup kuat untuk mengangkat cangkul dan melakukan gerakan seperti ayahnya.
4. Fase Motivasi
Fase terakhir dalam proses pembelajaran pengamatan ialah motivasi.
Orang tidak akan memperagakan atau melaksanakan setiap hal yang
dipelajarinya lewat proses pengamatan, bergantung pada kemauan atau motivasi
yang ada. Misalnya karena ada hadiah, maka anak akan melakukan hal itu,
begitu juga sebaliknya.
8
D. Teori Peniruan (Modeling)
Eksperimen tentang peniruan oleh Albert Bandura dan Richard Walters
(1959, 1963)10, mendapati, peniruan boleh berlaku hanya melalui pengamatan
terhadap perilaku model (orang yang ditiru) meskipun tanpa sebarang peneguhan.
Proses belajar ini disebut "observational learning" atau pembelajaran melalui
pengamatan. Bandura, menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki
memandangkan teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan
perilaku tanpa memberi pertimbangan terhadap proses mental seseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam
diri (kognitif) dan persekitaran. Bagi menjelaskan pandangan ini, beliau telah
mengemukakan teori pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah
menjalankan kajian bersama Walter (1963) ke atas kesan perlakuan kanak-kanak
apabila mereka menonton orang dewasa memukul, mengetuk dengan tukul besi dan
menumbuk sambil menjerit-jerit dalam video. Setelah menonton video kanak-kanak
ini diarah bermain di bilik permainan dan terdapat patung seperti yang ditayangkan
dalam video. Setelah kanak-kanak tersebut melihat patung tersebut, mereka meniru
aksi-aksi yang dilakukan oleh orang yang mereka tonton dalam video (Ramlah
Jantan & Mahani Razali 2004).
Unsur Utama Dalam Peniruan
Untuk pembelajaran pemerhatian wujudnya dalah penting untuk individu
berkenaan berbuat demikian:
1. Tumpuan ('Attention')
Subjek harus memberi tumpuan kepada tingkah laku model untuk
membolehkannya mempelajarinya. Sama ada subjek memberi perhatian atau
tumpuan tertakluk kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki.
Contohnya, seorang pemain musik yang tidak yakin diri mungkin meniru tingkah
laku pemain musik terkenal sehingga tidak mewujudkan stailnya yang tersendiri.
2. Penyimpanan ('Retention')
Subjek yang memerhati harus mengekod peristiwa itu dalam sistem
ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila
diperlukan atau diinginkan.
3. Penghasilan ('Reproduction')
9
Setelah mengetahui atau mempelajarai sesuatu tingkahlaku, subjek juga
mesti mempunyai kebolehan mewujudkan atau menghasilkan apa yang disimpan
dalam bentuk tingkahlaku. Contohnya, memandu kereta, bermain tenis. Bagi
sesetengah tingkahlaku kemahiran motor diperlukan untuk mewujudkan
komponen-komponen tingkahlaku yang telah diperhatikan.
4. Motivasi
Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura kerana ia
adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.
Ciri-Ciri Teori Peniruan
1. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan.
2. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain -lain
3. Pelajar meniru sesuatu kemahiran daripada kece kapan demontrasi guru sebagai
model.
10
3. Peniruan gabungan.
Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang
berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contoh: pelajar meniru
gaya gurunya melukis dan cara mewarna daripada buku yang dibacanya.
4. Peniruan sekat laluan
Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu sahaja.
contoh: Tiru fesyen pakaian di TV, tapi tidak boleh dipakai di sekolah.
5. Peniruan tak sekat laluan
Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam apa-apa situasi.
Contoh: pelajar meniru gaya berbudi bahasa gurunya.
Faktor-faktor Penting dalam Pembelajaran Melalui Pemerhatian.
Mengamati orang lain melakukan sesuatu tidak mesti diakibatkan oleh
pembelajaran, karena pembelajaran melalui pemerhatian memerlukan beberapa
faktor. Menurut Bandura, ada empat proses yang penting agar pembelajaran melalui
pemerhatian dapat terjadi, yakni:
1. Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus
dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat
dengan modelnya, sifat model yang menarik, dan arti penting tingkah laku yang
diamati bagi si pengamat.
2. Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru, harus
disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam
bentuk gambaran/imaginasi. Representasi verbal memungkinkan orang
mengevaluasi secara verbal tingkah laku yang diamati, dan menent ukan mana
yang dibuang dan mana yang akan cuba dilakukan. Representasi imaginasi
memungkinkan dapat dilakukannya latihan secara simbolik dalam fikiran, tanpa
benar-benar melakukannya secara fisik.
3. Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah mengamati
dengan penuh perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan.
4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): Pembelajaran
melalui pengamatan menjadi efektif kalau pembelajaran memiliki motivasi
tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Pemerhatian memudahkan
untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak ada,
proses daripada tingkah laku yang dihukum tidak akan berlaku. Imitasi tetap
terjadi walaupun model tidak diberi ganjaran, sepanjang pengamatan melihat
11
model mendapat ciri -ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang
berhasil, sehingga diyakini model umumnya akan diberi ganjaran.
BAB III
12
PENUTUP
A. Simpulan
Albert Bandura adalah seorang ahli psikologi pendidikan dari Stanford
University,USA. Teorinya dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang
mengalami pembelajaran dalam lingkungan sekitarnya. Bandura (1977)
menghipotesiskan bahwa tingkah laku lingkungan dan kejadiankejadian internal pada
pembelajaran yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan
yang saling berpengaruh.
Belajar merupakan interaksi segitiga yang saling berpengaruh dan mengikat
antara lingkungan, faktor-faktor personal dan tingkah laku yang meliputi proses-proses
kognitif belajar. Dalam perencanaan pembelajaran skill yang kompleks, disamping
pembelajaran-pembelajaran komponen-komponen skill itu sendiri, perlu ditumbuhkan
sense of efficacy dan self regulatory pembelajar. Dalam proses pembelajaran,
pembelajar sebaiknya diberi kesempatan yang cukup untuk latihan secara mental
sebelum latihan fisik, dan reinforcement dan hindari punishment yang tidak perlu.
Bandura memandang tingkah laku merupakan reaksi yang timbul akibat
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan
teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan
merespon) dan imitation (peniruan).
B. Saran
Peribahasa mengatakan tak ada gading yang tak retak. Semuanya tidak ada
yang sempurna. Sebaik-baiknya teori manusia pasti memiliki kecacatan. Seperti
halnya Teori Albert Bandura yang memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kita
sebagai mahasiswa harus bijak dalam menerapkan teorinya.
Kami sebagai penyusun juga penulis berharap para pembaca memberikan
kritik maupun saran agar kecacatan atau kurang sempurna makalah ini menjadi
berkurang. Kami berharap semoga makalah ini memberikan kemanfaatan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
13
Anggraeni, Nesha Fitrya. 2014. Makalah Teori Pembelajaran Albert Bandura.
http://m-belajar.blogspot.com/2014/06/sosial-kognitif-albert-bandura-dan.html.
Di akses pada tanggal 28 Juni 2016.
14