Anda di halaman 1dari 18

URAIAN TUGAS (JOB DESCRIPTION)

PIMPINAN CABANG LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF


NAHDLATUL ULAMA
KABUPATEN TEGAL
Masa Khidmat 2011-2016

A. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG


Pengurus Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Maarif NU Kabupaten Tegal
memiliki tugas dan wewenang untuk:
1. Menetapkan kebijakan serta melakukan usaha ke arah tercapainya maksud dan
tujuan Lembaga Pendidikan Maarif NU sesuai keputusan Rapat Kerja PC LP
Maarif NU Kabupaten Tegal;
2. Melakukan supervisi kepada Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU dan
satuan pendidikan binaan LP Maarif NU;
3. Menetapkan, mengesahkan dan atau menghentikan inbstitusi pendidikan binaan
LP Maarif NU;
4. Mengukuhkan kepengurusan Pimpinan MWC LP Maarif NU Kecamatan.
5. Mengatur, mengelola dan memberdayakan aset-aset milik LP Maarif NU untuk
pengembangan pendidikan di lingkungan NU;
6. Menetapkan ketentuan administrasikeuangan dan persuratan.
7. Melakukan konsultasi dan konsolidasi dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
dalam melaksanakan program LP Maarif NU Kabupaten Tegal;
8. Melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan dan non pendidikan dalam
pengembangan pendidikan di lingkungan LP Maarif NU;
9. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan setahun sekali
kepada Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama;

B. URAIAN PEKERJAAN

1. KETUA
a. Memimpin organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Nahdlatul Ulama dan Tata Kerja LP Maarif NU;
b. Bersama Sekretaris dan Bendahara bertanggung jawab atas jalannya kegiatan
dan bertindak ke luar serta ke dalam untuk dan atas nama Pimpinan Cabang
LP Maarif NU sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul
Ulama dan Tata Kerja LP Maarif NU;
c. Menyelenggarakan Rapat Kerja Tahunan sebagai forum penyusunan
perencanaan, evaluasi dan pengembangan program kerja Pimpinan Cabang
LP Maarif NU;
d. Membuat laporan kegiatan tahunan Pimpinan Cabang LP Maarif NU dan
diinformasikan kepada PCNU, dewan penasehat dan pengurus MWC LP
Maarif NU;
e. Bersama sekretaris dan bendahara serta wakil ketua melakukan konsolidasi
dan koordinasi serta kerja sama kepada lembaga-lembaga dan badan-badan
baik pemerintah maupun swasta;

2. WAKIL KETUA
a. Bersama ketua menjalankan tugas-tugas kepengurusan dan mewakili ketua
bila berhalangan sesuai dengan wilayah binaannya;
b. Mengkoordinasikan dan memimpin pelaksanaan program pembinaan wilayah;
c. Bersama Bendahara dan wakil bendahara mengusahakan tersedianya dan
untuk operasional dan pengembangan program LP Maarif NU;
d. Bersama dengan pengurus bidang membuat rencana kerja jangka pendek
tahunan dan jangka panjang satu periode kepengurusan;
e. Melakukan komunikasi, kooordinasi dan konsolidasi dengan instansi terkait
baik pemerintah maupun swasta;

3. SEKRETARIS
a. Bertanggung jawab dalam bidang administrasi dan kesekretariatan;
b. Membuat dan bersama ketua menandatangani surat ke dalam dan keluar;
c. Bersama ketua mengkoordinir pelaksanaan rapat kerja;
d. Bersama ketua membuat laporan tahunan kegiatan;
e. Bersama ketua dan Bendahara menyelenggarakan rapat bidang, rapat pleno
dan rapat kerja cabang;
f. Bersama wakil sekretaris mengadministrasi rapat-rapat pertemuan pengurus;
g. Bersama Ketua dan Bendahara melakukan konsolidasi kepada lembaga-
lembaga dan badan-badan pemerintah maupun swasta yang terkait.

4. WAKIL SEKRETARIS
a. Bersama sekretaris bertanggung jawab dalam bidang administrasi dan
kesekretariatan;
b. Bersama sekretaris membuat surat ke dalam dan ke luar;
c. Bersama sekretaris mempersiapkan pelaksanaan rapat bidang-bidang dan
rapat-rapat pleno Pimpinan Cabang LP Maarif NU.
d. Bersama bidang-bidang membuat rencana kerja jangka pendek dan jangka
panjang;
e. Bersama sekretaris dan pengurus bidang, menyelenggarakan musyawarah
untuk berbagai keperluan organisasi;
f. Bersama sekretaris melakukan konsolidasi kepada lembaga-lembaga dan
badan-badan pendidikan terkait;

5. BENDAHARA
a. Bertanggung jawab dalam mengusahakan tersedianya uang dan dana
kegiatan;
b. Bersama bendahara bertanggung jawab dalam pemasukan dan pengeluaran
Uang;
c. Membuat pembukuan keuangan resmi dan sesuai standar baku keuangan;
d. Membuat dan bersama ketua menandatangani surat bukti keluar dan masuk
uang;
e. Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan Pimpinan Cabang LP
Maarif NU;
f. Bersama ketua dan sekretaris melakukan konsolidasi kepada lembaga-
lembaga dan badan-badan terkait.

6. WAKIL BENDAHARA
a. Bersama bendahara bertanggung jawab dalam mengusahakan tersedianya
uang dan dana kegiatan;
b. Bersama bendahara bertanggung jawab dalam pemasukan dan pengeluaran
uang;
c. Bersama bendahara membuat pembukuan keuangan resmi dan sesuai
standar buku keuangan;
d. Bersama bendahara membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan.

7. PENGURUS BIDANG
e. Pengurus Bidang masing-masing terdiri dari (3) tiga orang;
f. Pengurus Bidang bersama ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris
mengadakan musyawarah untuk berbagai kepentingan organisasi;
g. Antar bidang dapat mengembangkan kerjasama untuk melaksanakan program
organisasi;
h. Setiap bidang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan programmnya.

8. TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN


1. Ketua
a. Dibantu sekretaris bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan pembinaan
Pimpinan MWC LP Maarif NU Kecamatan dan Lembaga-lembaga Pendidikan di
bawah binaan LP Maarif NU.
b. Melakukan pembinaan Pimpinan MWC LP Maarif NU dan Lembaga-lembaga
pendidikan di bawah binaan LP Maarif NU.
2. Wakil Ketua
a. Dibantu sekretaris dan pengurus bidang melakukan pembinaan wilayah;
1. Wakil Ketua I, melakukan pembinaan Wilayah Eks. Kawedanan Tegal;
2. Wakil Ketua II, melakukan pembinaan Wilayah Eks. Kawedanan Karangampel;
3. Wakil Ketua III, melakukan pembinaan Wilayah Eks. Kawedanan Jatibarang;
4. Wakil Ketua IV, melakukan pembinaan Wilayah Eks. Kawedanan Losarang;
5. Wakil Ketua V, melakukan pembinaan Wilayah Eks. Kawedanan Kandanghaur;
6. Wakil Ketua I, melakukan pembinaan Wilayah Eks. Kawedanan Haurgeulis;

Uraian Tugas ini diputuskan dalam Rapat Kerja 1 PC LP Maarif NU Kabupaten Tegal
Ditetapkan di : GEDUNG PUSAT DAKWAH NU TEGAL
Tanggal : 8 April 2012
TATA KERJA LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NAHDLATUL ULAMA

TATA KERJA
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NAHDLATUL ULAMA
MASA KHIDMAT 1999-2004

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Tata Kerja Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama adalah ketentuan tentang
aturan kerja dalam pelaksanaan tugas dan wewenang kepengurusan di lingkungan
Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.
Tata Kerja Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama ini merupakan landasan
hukum organisasi yang berlaku di lingkungan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama.

BAB II
KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK
Pasal 2

1. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, selanjutnya disingkat LP Maarif NU


adalah salah satu departementasi organisasi Nahdlatul Ulama pada setiap jenjang
kepengurusan.
2. LP Maarif NU bertugas melaksankan kebijakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) di bidang pendidikan dan pengajaran, baik formal maupun non-formal, selain
pondok pesantren.

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 3

1. LP Maarif NU mempunyai susunan organisasi sebagai berikut:


a. Pimpinan Pusat, berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia dan
merupakan perangkat departementasi organisasi Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU).
b. Pimpinan Wilayah, berkedudukan di ibukota propinsi dan merupakan
perangkat departementasi oraganisasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
(PWNU).
c. Pimpinan Cabang, berkedudukan di kabupaten atau kota dan merupakan
perangkat departementasi organisasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
(PCNU).
d. Pimpinan Majelis Wakil Cabang, berkedudukan di kota kecamatan dan
merupakan perangkat departementasi organisasi Majelis Wakil Cabang
Nahdlatul Ulama (MWCNU).
2. Pola hubungan organisasi antara Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan
Cabang, serta Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU bersifat koordinatif dan
konsolidatif.

BAB IV
KEPENGURUSAN DAN PENGESAHAN
Pasal 4
Pimpinan Pusat

1. Penyusunan dan perubahan kepengurusan Pimpinan Pusat LP Maarif NU dilakukan


oleh Tim 7 (tujuh) beranggotakan tujuh orang dengan komposisi Rais Aam atau Wakil
Rais Aam yang ditugaskan, Katib Aam atau Katib, Ketua Umum atau Ketua, Sekjen
atau Wakil Sekjen yang ditugaskan, Ketua Bidang Organisasi, dan dua orang dari
unsur Pimpinan Pusat LP Maarif NU yang dipilih melalui Rapat Kerja Nasional LP
Maarif NU.
2. Struktur kepengurusan Pimpinan Pusat LP Maarif NU terdiri dari atas:
a. Penasehat, terdiri dari unsur PBNU yang membawahi bidang pendidikan dan
perorangan yang memiliki keahlian, pengalaman, dan kepedulian dalam bidang
pendidikan dengan jumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
b. Pimpinan Harian, terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara.
c. Bidang-Bidang dan atau Badan yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan
dipimpin oleh seorang Koordinator.
3. Kepengurusan Pimpinan Pusat LP Maarif NU disusun dan disahkan oleh PBNU.

Pasal 5
Pimpinan Wilayah

1. Penyusunan dan perubahan kepengurusan Pimpinan Wilayah LP Maarif NU


dilakukan oleh Tim 5 (lima) beranggotakan lima orang dengan komposisi Rais, Katib,
Ketua, Sekretaris dan satu orang dari unsur Pimpinan Wilayah LP Maarif NU yang
dipilih melalui Rapat Kerja Wilayah LP Maarif NU.
2. Struktur kepengurusan Pimpinan Wilayah LP Maarif NU terdiri atas:
a. Penasehat, terdiri dari unsur PWNU yang membawahi bidang pendidikan dan
perorangan yang memiliki keahlian, pengalaman dan kepedulian di bidang
pendidikan dengan jumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
b. Pimpinan Harian, terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara.
c. Bidang-Bidang dan atau Badan yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan
dipimpin oleh seorang Koordinator.
3. Kepengurusan Pimpinan Wilayah LP Maarif NU disusun dan disahkan oleh PWNU
dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat LP Maarif NU.
Pasal 6
Pimpinan Cabang

1. Penyusunan dan perubahan kepengurusan Pimpinan Cabang LP Maarif NU dilakukan


oleh Tim 5 (lima) beranggotakan lima orang dengan komposisi Rais, Katib, Ketua,
Sekretaris dan seorang dari unsur Pimpinan Cabang LP Maarif NU yang dipilih melalui
Rapat Kerja Cabang LP Maarif NU.
2. Struktur kepengurusan Pimpinan Cabang LP Maarif NU terdiri atas:
a. Penasehat, terdiri dari unsur PCNU yang membawahi bidang pendidikan dan
perorangan yang memiliki keahlian, pengalaman dan kepedulian di bidang
pendidikan dengan jumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
b. Pimpinan Harian, terdiri atas seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara
c. Bidang-Bidang dan atau Badan yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan
dipimpin oleh seorang Koordinator.
3. Kepengurusan Pimpinan Cabang LP Maarif NU disusun dan disahkan oleh PCNU dan
dikukuhkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Wilayah LP Maarif NU.

Pasal 7
Pimpinan Majelis Wakil Cabang

1. Penyusunan dan perubahan kepengurusan Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif


NU dilakukan oleh Tim 5 (lima) beranggotakan lima orang dengan komposisi Rais,
Katib, Ketua, Sekretaris dan satu orang dari unsur Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP
Maarif NU yang dipilih melalui Rapat Kerja Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU.
2. Struktur kepengurusan Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU terdiri atas:
a. Penasehat, terdiri dari unsur Pengurus MWCNU yang membawahi bidang
pendidikan dan perorangan yang memiliki keahlian, pengalaman dan kepedulian di
bidang pendidikan dengan jumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
b. Pimpinan Harian, terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil Bendahara.
c. Bidang-bidang dan atau Badan yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan
dipimpin oleh seorang Koordinator.
3. Kepengurusan Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU disusun dan disahkan
oleh Pengurus MWCNU dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Cabang
LP Maarif NU.

BAB V
TUGAS DAN WEWENANG KEPENGURUSAN
Pasal 8
Pimpinan Pusat

Pimpinan Pusat LP Maarif NU memiliki tugas dan wewenang untuk:


1. Menetapkan kebijakan serta melakukan usaha ke arah tercapainya maksud dan
tujuan LP Maarif NU sesuai dengan keputusan Rapat Kerja Nasional LP Maarif NU.
2. Melakukan supervisi kepada setiap jenjang kepengurusan dan institusi pendidikan
binaan LP Maarif NU.
3. Menetapkan, mengesahkan dan atau menghentikan institusi pendidikan binaan LP
Maarif NU.
4. Mengukuhkan kepengurusan Pimpinan Wilayah LP Maarif NU.
5. Mengatur, mengelola dan memberdayagunakan aset-aset milik LP Maarif NU untuk
pengembangan pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama.
6. Menetapkan ketentuan administrasi keuangan dan persuratan.
7. Melakukan konsultasi dan konsolidasi dengan PBNU dalam dalam melaksanakan
program LP Maarif NU.
8. Melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan dan non-pendidikan lain dalam
pengembangan pendidikan di lingkungan LP Maarif NU.
9. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan setahun sekali kepada
PBNU.

Pasal 9
Pimpinan Wilayah

Pimpinan Wilayah LP Maarif NU memiliki tugas dan wewenang untuk:


1. Melaksanakan program LP Maarif NU di propinsi sesuai dengan kebijakan Pimpinan
Pusat serta keputusan Rapat Kerja Wilayah LP Maarif NU.
2. Melakukan supervisi kepada jenjang kepengurusan Pimpinan Cabang dan Pimpinan
Majelis Wakil Cabang yang ada di wilayah dalam pelaksanaan program-program LP
Maarif NU.
3. Mengukuhkan Kepengurusan Pimpinan Cabang LP Maarif NU.
4. Membantu PP LP Maarif NU dalam mengelola dan memberdayagunakan aset-aset
milik LP Maarif NU untuk pengembangan pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama.
5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat tentang institusi
pendidikan binaan LP Maarif NU.
6. Melakukan konsultasi, koordinasi dan konsolidasi dengan PWNU dalam pelaksanaan
program LP Maarif NU.
7. Melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan dan non-pendidikan lain dalam
pengembangan pendidikan di lingkungan LP Maarif NU.
8. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan setahun sekali kepada
Pimpinan Pusat LP Maarif NU dan PWNU.

Pasal 10
Pimpinan Cabang

Pimpinan Cabang LP Maarif NU memiliki tugas dan wewenang untuk:


1. Melaksanakan program LP Maarif NU di kabupaten/kota sesuai dengan kebijakan
Pimpinan Pusat serta keputusan Rapat Kerja Cabang LP Maarif NU.
2. Melakukan supervisi kepada jenjang kepengurusan Pimpinan Majelis Wakil Cabang di
daerahnya dalam pelaksanaan program-program LP Maarif NU.
3. Mengkoordinasi, mengelola dan mengembangkan institusi pendidikan LP Maarif NU.
4. Mengukuhkan Kepengurusan Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU.
5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah
tentang institusi pendidikan binaan LP Maarif NU.
6. Melakukan konsultasi, koordinasi dan konsolidasi dengan PCNU dalam pelaksanaan
sprogram LP Maarif NU.
7. Melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan dan non-pendidikan lain dalam
pengembangan pendidikan di lingkungan LP Maarif NU.
8. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan setahun sekali kepada
Pimpinan Wilayah LP Maarif NU dan PCNU.
Pasal 11
Kewajiban Binaan

Institusi pendidikan binaan LP Maarif NU berkewajiban:


1. Mentaati segala peraturan dan keputusan yang berlaku dalam LP Maarif NU.
2. Membayar uang pangkal dan uang binaan.
3. Memupuk dan memelihara hubungan fungsional antara sesama binaan, badan
penyelenggara pendidikan dan institusi pemerintah.

BAB VI
RAPAT-RAPAT
Pasal 12
Jenis Rapat Kerja

LP Maarif NU mempunyai bentuk-bentuk permusyawaratan dan rapat-rapat sebagai


berikut:
1. Rapat Kerja, terdiri dari:
a. Rapat Kerja Nasional, disingkat Rakernas.
b. Rapat Kerja Wilayah, disingkat Rakerwil.
c. Rapat Kerja Cabaang, disingkat Rakercab.
d. Rapat Kerja Majelis Wakil Cabang, disingkat Raker MWC.
2. Rapat Pengurus
Pasal 13
Rapat Kerja Nasional

1. Rakernas adalah forum tertinggi dalam LP Maarif NU.


2. Peserta Rakernas terdiri atas Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan
Cabang LP Maarif NU.
3. Bila karena situasi dan kondisi ketentuan dalam pasal 13 ayat 2 tidak terpenuhi,
Rakernas diselenggarakan dengan peserta yang ditentukan oleh Pimpinan Pusat LP
Maarif NU. Keputusan-keputusan yang diambil oleh Rekernas sesuai dengan pasal
13 ayat 3 ini adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum.
4. Rakernas sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separoh lebih satu dari
jumlah peserta yang diundang.
5. Rakernas diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun untuk:
a. Mengevaluasi laporan program dan perkembangan LP Maarif NU selama lima
tahun.
b. Menetapkan program lima tahunan LP Maarif NU.
c. Menetapkan Tata Kerja LP Maarif NU.
d. Merumuskan langkah-langkah penyelesaian terhadap masalah sosial
kemasyarakatan yang terkait dengan dunia pendidikan.
e. Memilih nama-nama untuk diajukan kepada PBNU sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun kepengurusan Pimpinan Pusat LP Maarif NU
periode berikutnya.

Pasal 14
Rapat Kerja Wilayah
1. Rapat Kerja Wilayah merupakan forum tertinggi di tingkat Pimpinan Wilayah LP
Maarif NU.
2. Peserta Rapat Kerja Wilayah terdiri atas Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang LP
Maarif NU.
3. Rapat Kerja Wilayah sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya separoh lebih satu dari
jumlah peserta yang diundang.
4. Rakerwil diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun untuk:
a. Mengevaluasi laporan program dan perkembangan LP Maarif NU selama lima
tahun.
b. Menetapkan program kerja Wilayah LP Maarif NU.
c. Memilih nama-nama untuk diajukan kepada PWNU sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun kepengurusan Pimpinan Wilayah LP Maarif NU periode
berikutnya.

Pasal 15
Rapat Kerja Cabang

1. Rapat Kerja Cabang merupakan forum tertinggi di tingkat Pimpinan Cabang LP Maarif
NU.
2. Peserta Rapat Kerja Cabang terdiri atas Pimpinan Cabang, utusan Pimpinan Majelis
Wakil Cabang dan utusan institusi pendidikana binaan LP Maarif NU yang
direkomendasikan oleh Pimpinan Cabang LP Maarif NU.
3. Rapat Kerja Cabang sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya separoh lebih satu dari
jumlah peserta yang diundang.
4. Rakercab diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun untuk:
a. Menyampaikan laporan kerja Cabang.
b. Menetapkan program kerja Cabang.
c. Membahas masalah-masalah khusus dalam pelaksanaan program dan masalah-
masalah sosial lain yang terkait dengan pendidikan.
d. Memilih nama-nama untuk diajukan kepada PCNU sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun kepengurusan Pimpinan Cabang LP Maarif NU periode
berikutnya.

Pasal 16
Rapat Kerja Majelis Wakil Cabang

1. Rapat Kerja Majelis Wakil Cabang merupakan forum tertinggi di tingkat Majelis Wakil
Cabang LP Maarif NU.
2. Peserta Rapat Kerja Majelis Wakil Cabang terdiri atas Pimpinan Majelis Wakil Cabang
dan utusan institusi pendidikan binaan LP Maarif NU.
3. Rapat Kerja sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya separoh lebih satu dari jumlah
peserta yang diundang.
4. Raker Majelis Wakil Cabang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima)
tahun untuk:
a. Menyampaikan laporan kerja Majelis Wakil Cabang.
b. Menetapkan program kerja Majelis Wakil Cabang.
c. Membahas masalah-masalah khusus dalam pelaksanaan program dan masalah-
masalah sosial lain yang terkait dengan pendidikan.
d. Memilih nama-nama untuk diajukan kepada Pengurus MWCNU sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun kepengurusan Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP
Maarif NU periode berikutnya.

Pasal 17
Peninjau

Rapat Kerja pada setiap tingkatannya dapat dihadiri peninjau atas undangan Pimpinan
pada tingkat bersangkutan.

Pasal 18
Tata Tertib dan Acara
Tata Tertib dan Acara Rapat Kerja disusun oleh Pimpinan pada setiap tingkat
bersangkutan dan disahkan oleh forum Rapat Kerja.

Pasal 19
Penyelenggara Rapat Kerja

Untuk kelancaran penyelenggaraan Rapat Kerja pada setiap tingkatannya, dibentuk


panitia yang bertanggung jawab kepada Pimpinan LP Maarif NU yang bersangkutan.

Pasal 20
Rapat-Rapat Pimpinan

1. Rapat Pimpinan meliputi:


a. Rapat Pleno Pimpinan
b. Rapat Pimpinan Harian
c. Rapat Koordinasi
d. Rapat Khusus
2. Peserta Rapat Pleno adalah Pimpinan Harian dan Bidang-Bidang pada setiap
tingkat kepengurusan untuk membahas masalah-masalah umum dalam
pelaksanaan program LP Maarif NU pada setiap tingkat kepengurusan.
3. Peserta Rapat Pimpinan Harian adalah Ketua, Wakil-Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-
Wakil Sekretaris, Bendahara dan Wakil-Wakil Bendahara untuk membahas masalah-
masalah yang terkait dengan tugas kepengurusan pada setiap tingkatan.
4. Peserta Rapat Koordinasi adalah Pimpinan Harian, Bidang-Bidang, institusi terkait
dan institusi pendidikan di dalam dan di luar LP Maarif NU.
5. Peserta Rapat Khusus adalah Ketua, Sekretaris, dan atau Bidang pada setiap
tingkat kepengurusan untuk membahas masalah-masalah khusus dalam
pelaksanaan program.
6. Rapat-rapat dapat dihadiri oleh pihak lain atas undangan Pimpinan LP Maarif NU
pada tingkat yang bersangkutan.
7. Rapat dipimpin oleh Ketua atau Wakil Ketua atau yang lainnya dalam kepengurusan
yang disepakati forum apabila Ketua/Wakil Ketua berhalangan.
Pasal 21
Pengambilan Keputusan

1. Setiap peserta rapat mempunyai hak bicara dan hak suara.


2. Keputusan dalam rapat diambil dengan dasar musyawarah mufakat.
3. Apabila tidak dapat diambil dengan musyawarah mufakat, keputusan dapat diambil
dengan pemungutan suara.

BAB VII
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 22
Jenis Institusi Binaan

1. Institusi pendidikan yang menjadi binaan LP Maarif NU terdiri atas:


a. Institusi pendidikan yang didirikan oleh LP Maarif NU.
b. Institusi pendidikan yang bernaung di bawah binaan LP Maarif NU.
2. Institusi pendidikan lain pada ayat 1point b yang bernaung di bawah binaan LP
Maarif NU tidak serta merta mengubah kedudukan badan hukum serta ketentuan
yang berlaku di dalamnya.

Pasal 23
Penerimaan Binaan

1. Permintaan menjadi binaan LP Maarif NU disampaikan secara tertulis kepada


Pimpinan Pusat LP Maarif NU oleh badan penyelenggara pendidikan melalui
Pimpinan Cabang LP Maarif NU dengan tembusan kepada Pimpinan Wilayah LP
Maarif NU dengan disertai:
a. Catatan tentang status, dasar hukum, susunan pengurus serta jumlah, jenis
dan tempat penyelenggara pendidikan.
b. Pernyataan kesanggupan untuk mentaati segala ketentuan yang berlaku di
lingkungan LP Maarif NU.
2. Permintaan untuk menjadi binaan dapat ditolak bila asas badan termaksud pada ayat
1 tidak sejalan dengan asas LP Maarif NU.

Pasal 24
Pemberhentian Binaan

1. Institusi pendidikan binaan LP Maarif NU berhenti apabila:


a. Badan penyelenggara pendidikan bubar.
b. Keluar dari binaan LP Maarif NU atas permintaan sendiri.
c. Dikeluarkan dari binaan LP Maarif NU.
2. Pembubaran dilakukan berdasar pada Tata Kerja LP Maarif NU atau peraturan yang
berlaku bagi badan penyelenggara pendidikan itu sendiri.
3. Binaan LP Maarif NU dapat dikeluarkan apabila:
a. Terbukti melakukan kegiatan yang menyimpang dari Tata Kerja LP Maarif NU.
b. Terbukti tidak memenuhi ketentuan yang berlaku dalam LP Maarif NU.
4. Permintaan keluar dari binaan LP Maarif NU disampaikan secara tertulis kepada
Pimpinan Pusat LP Maarif NU melalui Pimpinan Cabang LP Maarif NU dengan
tembusan kepada Pimpinan Wilayah LP Maarif NU.
5. Penetapan pengeluaran dari binaan LP Maarif NU dilakukan setelah diadakan
konsultasi secukupnya dengan pihak-pihak yang terkait.

Pasal 25
Kewajiban Binaan
Institusi pendidikan binaan LP Maarif NU berkewajiban:
1. Mentaati segala peraturan dan keputusan yang berlaku dalam LP Maarif NU.
2. Membayar uang pangkal dan uang binaan.
3. Memupuk dan memelihara hubungan fungsional antara sesama binaan, badan
penyelenggara pendidikan dan institusi pemerintah.

Pasal 26
Hak-Hak Binaan

Institusi pendidikan binaan LP Maarif NU berhak untuk:


1. Mendapat bimbingan, pembinaan, pelayanan dan pembelaan dalam semua kegiatan
LP Maarif NU.
2. Mendapat bantuan sarana pra sarana bagi peningkatan penyelenggaraan pendidikan
yang dapat diusahakan oleh LP Maarif NU.
3. Mengikuti musyawarah yang diselenggarakan oleh LP Maarif NU atau institusi lain
yang berkepentingan dengan LP Maarif NU.
4. Menyampaikan saran dan pendapat kepada LP Maarif NU.

BAB VIII
K E K AY AAN
Pasal 27
Bentuk dan Sumber Kekayaan

1. Kekayaan LP Maarif NU adalah akumulasi aset-aset material yang dimiliki organisasi


untuk membiayai setiap kegiatan yang diselenggarakan LP Maarif NU.
2. Kekayaann LP Maarif NU berbentuk tanah, sarana fisik, lahan usaha, dana yang
terkumpul serta bentuk-bentuk lain yang produktif.
3. Kekayaan LP Maarif NU diperoleh dari sumber yang halal melalui wakaf, hibah, infak,
sadaqah, hasil pembelian, sumbangan pemerintah/swasta dan sumbangan institusi
binaan LP Maarif NU.

Pasal 28
Pengelolaan dan Pemanfaatan Kekayaan
1. Mekanisme pengelolaan kekayaan LP Maarif NU dilakukan oleh sebuah unit yang
dibentuk oleh LP Maarif NU pada setiap jenjang kepengurusan. Unit tersebut
bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan LP Maarif NU dan melaporkan
kegiatannya paling sedikit satu kali dalam satu tahun.
2. Kekayaan LP Maarif NU dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pembangunan
pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama.
3. Ketentuan tentang perimbangan pemanfaatan kekayaan LP Maarif NU diatur oleh
Pimpinan Pusat LP Maarif NU.

Pasal 29
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban atas pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan LP Maarif NU
dilaporkan oleh Pimpinan LP Maarif NU kepada Pengurus Nahdlatul Ulama sesuai
dengan jenjang kepengurusannya.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
Penyesuaian Status

Selambat-lambatnya dalam tempo enam tahun sejak ditetapkannya, Tata Kerja baru ini
susunan kepengurusan Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, dan
Pimpinan Majelis Wakil Cabang LP Maarif NU harus segera disesuaikan dengan Tata
Kerja ini.

BAB X
PENUTUP

1. Ketentuan-ketentuan yang isinya bertentangan dengan Tata Kerja ini dinyatakan tidak
berlaku lagi.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Kerja LP Maarif NU ini akan diatur lebih lanjut
oleh Pimpinan Pusat.
3. Tata Kerja ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA
PENDIDIKAN MAARIF NAHDLATUL ULAMA

PEDOMAN UMUM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN
LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NAHDLATUL ULAMA

Bismillahirrahmanirrahim
PENDAHULUAN

a. Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan


bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang bermartabat dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur, dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana pri-kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
b. Dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia, sehingga dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa tersebut, sistem pendidikan nasional harus meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, serta akhlak mulia.
c. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU) mempunyai
taggungjawab dan mengemban tugas mulia untuk mengembangkan pendidikan Islam
yang berhaluan Ahlussunnah Waljamaah dengan mengikuti salah satu dari madzhab
empat; Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali.
d. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor: 27, 28, 29 30 Tahun 1990 dan
Nomor: 73 Tahun 1991, maka pendidikan nasional Indonesia telah mempunyai
kerangka landasan yang akan menjadi penyangga dan sekaligus juga acuan bagi
perkembangan pendidikan nasional selanjutnya.
e. Dengan berpedoman kepada Tata Kerja Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama
Nomor: 216/A.II.04.d/4/2001, maka dengan memohonkan taufik dan hidayah Allah
SWT, Rapat Kerja (RAKER) Lambaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama Tahun
2002 yang diselenggarakan tanggal 22-24 Agustus 2002 di Malang Jawa Timur,
menetapkan Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Di Lingkungan Lembaga
Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Semua bentuk satuan dan kegiatan pendidikan dari semua jenis, jenjang dan jalur
pendidikan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama,
lembaga, lajnah, badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama, maupun oleh yayasan
atau perhimpunan di luar struktur kepengurusan NU, dilaksanakan dalam satu sistem
oleh Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.
(2) Pembinaan dilaksanakan secara otonom pada masing-masing lembaga pendidikan
yang bersangkutan.

BAB II
PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama dibentuk pada setiap jenjang susunan
organisasi Nahdlatul Ulama.
(2) Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama berkedudukan di Jakarta dengan
tugas koordinasi dan konsolidasi terhadap Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang,
Pimpinan Majelis Wakil Cabang.

BAB III
ASAS DAN AQIDAH
Pasal 3
(1) Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama berasaskan Pancasila.
(2) Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama berakidah Islam menurut paham
Ahlussunnah Waljamaah dan mengikuti salah satu madzhab empat; Hanafi, Maliki,
Syafii, Hambali.

BAB IV
VISI, MISI DAN TUJUAN
Pasal 4
Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama mempunyai visi-visi sebagai berikut:
a. Menjadikan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama sebagai penentu kebijakan
pendidikan NU dan menjadi organisasi yang solid dalam memberikan pelayanan
organisatoris, baik terhadap Pimpinan Wilayah, Cabang, Majelis Wakil Cabang
maupun lembaga, lajnah, badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama yang
menyelenggarakan pendidikan.
b. Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang
bertaggungjawab terhadap pembinaan berbagai pendidikan di lingkungan Nahdlatul
Ulama.
c. Menjadikan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama sebagai lembaga yang
terpercaya dan mampu menjadi perekat masyarakat Nahdliyyin dalam
penyelenggaraan pendidikan.
d. Menjadikan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama sebagai pengendali dan
pelaksana supervisi dalam akuntabilitas penyelenggaraan dan lulusan pendidikan dari
setiap satuan pendidikan yang diselenggarakan.

Pasal 5
Atas dasar visi tersebut, Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama mempunyai misi:
a. Menyelenggarakan pendidikan, baik pada jalur formal maupunn non-formal.
b. Melakukan standarisasi mutu pendidikan melalui pelayanan supervisi, pengembangan
quality control dan akreditasi pendidikan.
c. Memberikan pelayanan konsultasi dan advokasi pendidikan dalam mewujudkan
lembaga pendidikan yang berkualitas di lingkungan Nahdlatul Ulama.
d. Mengkoordinasikan semua penyelenggara pendidikan yang diselenggarakan oleh
lembaga, lajnah dan badan otonom Nahdlatul Ulama.
e. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan tugas Lembaga Pendidikan
Maarif Nahdlatul Ulama di tingkat Wilayah, Cabang, Majelis Wakil Cabang, Perguruan
Tinggi NU dan pengelolaan setiap pendidikan (formal, non-formal) yang
diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama.

Pasal 6
Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
umat Islam dalam melaksanakan tugas pendidikan guna membentuk manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, cerdas dan terampil
serta melaksanakan paham Ahlussunnah Waljamaah dan bertaggungjawab akan
kelangsungan hidup bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB V
FUNGSI ORGANISASI
Pasal 7
Dalam mencapai tujuan dan melaksanakan usaha seperti yang diatur dalam Tata Kerja
Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, maka fungsi Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama adalah:
a. Membantu masyarakat dalam usaha melaksanakan program pembangunan di bidang
pendidikan dan kebudayaan serta pembangunan di bidang agama.
b. Membantu masyarakat dalam upaya pemerataan dan pelayanan pendidikan.
c. Memberikan bimbingan, pembinaan dan pelayanan dalam pengelolaan satuan dan
kegiatan pendidikan yang mengembangkan upaya penyelenggaraan pendidikan yang
sesuai dengan ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
d. Sebagai wadah kegiatan dan wahana yang mengembangkan ilmu dan teknologi serta
keterampilan yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 8
Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama mempunyai susunan organisasi seperti
organisasi Nahdatul Ulama, yaitu:
a. Pimpinan Pusat berkedudukan di Ibukota Negara
b. Pimpinan Wilayah berkedudukan di Ibukota Propinsi
c. Pimpinan Cabang berkedudukan di Kabupaten/Kota
d. Pimpinan Majelis Wakil Cabang, berkedudukan di Kecamatan.

BAB VII
TUGAS DAN WEWENANG SATUAN ORGANISASI
DALAM HUBUNGAN KEGIATAN PENDIDIKAN
Pasal 9
Wewenang Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama adalah:
a. Menentukan garis-garis kebijaksanaan kegiatan Pimpinan Pusat dalam usaha
mencapai maksud dan tujuannya, sesuai dengan kebijaksanaan yang diputuskan
oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
b. Melindungi, membina dan melakukan pengawasan atas seluruh aktivitas
organisasi.

Pasal 10
Segala sesuatu mengenai kebijaksanaan penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama yang berhubungan dengan instansi pemerintah di pusat menjadi urusan
dan tanggungjawab Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.

Pasal 11
(1) Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama dari tingkat RA/TK, MI/SD, MTS/SLTP,
MA/SMA, TPQ dan Madrasah Diniyah non-Pesantren dan yang sederajat diurus dan
menjadi taggungjawab Pimpinan Wilayah LP Maarif NU dan/atau Pimpinan Cabang
LP Maarif NU.
(2) Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama tingkat perguruan tinggi menjadi
tanggungjawab Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.

BAB VIII
PENYELENGGARAN PENDIDIKAN MAARIF
NAHDLATUL ULAMA
Pasal 12
(1) Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama mengemban 3 (tiga) acuan dasar
sebagai berikut:
a. Ibadah, dan pengabdian kepada masyarakat dalam usaha pemerataan dan
perluasan pendidikan.
b. Pengembangan dan peningkatan mutu professional kependidikan.
c. Inovasi pendidikan dengan berusaha agar Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul
Ulama benar-benar efektif dan relevan dengan segala usaha pendidikan dan
pembangunan.
(2) Di dalam pelaksanaan acuan dasar tersebut, Institusi kependidikan Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama wajib melaksanakan ajaran Ahlussunnah Waljamaah sebagai jati diri
pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.

BAB IX
STATUS INSTITUSI KEPENDIDIKAN
Pasal 13
(1) Institusi kependidikan di lingkungan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama
terdiri atas:
a. Institusi kependidikan yang didirikan langsung oleh Pimpinan Lembaga Pendidikan
Maarif Nahdlatul Ulama.
b. Institusi kependidikan yang bernaung di dalam lingkungan Lembaga Pendidikan
Maarif Nahdlatul Ulama.
c. Institusi kependidikan yang bermitra dengan Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama
(2) Lembaga pendidikan yang didirikan pimpinan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama, maupun yang bernaung di dalam lingkungan Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama berhak memperoleh pelayanan supervisi dan pembinaan.
BAB X
IDENTITAS KELEMBAGAAN
Pasal 14
(1) Semua institusi kependidikan yang didirikan oleh Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama, wajib menggunakan dan mencantumkan nama Maarif Nahdlatul
Ulama.
(2) Semua institusi kependidikan yang diselenggarakan oleh lembaga, lajnah atau badan
otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama atau lembaga kepengurusan lain,
diperbolehkan menggunakan nama identitas masing-masing dengan menambahkan
Nahdlatul Ulama.

BAB XI
TUGAS LP MAARIF NAHDLATUL ULAMA
Pasal 15
(1) Pada setiap Pimpinan Majelis Wakil Cabang Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama, sekurang-kurangnya harus mempunyai sebuah Taman Pendidikan Al-Quran
(TPQ), sebuah pengajian anak-anak dan sebuah MI dan/atau SD.
(2) Pada setiap Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama,
sekurang-kurangnya, harus mempunyai sebuah pendidikan dasar/madrasah,
ibtidaiyah/sekolah dasar atau MTs/SMP dan MA/SMA.
(3) Pada setiap Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, harus
mempunyai satu lembaga terpadu SD, SLTP, SMA, atau MI, MTs, dan MA serta
Perguruan Tinggi Islam Nahdlatul Ulama.
(4) Pada tingkat Pimpinan Pusat, harus mempunyai sebuah unit lengkap pendidikan
Maarif Nahdlatul Ulama sebagai percontohan dan unggulan.

BAB XII
TUGAS KEPALA SEKOLAH/GURU
Pasal 16
(1) Kepala Sekolah/Madrasah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama bertugas:
a. Memimpin institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama, baik teknik edukatif
maupun teknis administratif dengan dibantu guru-guru dan tenaga tata usaha.
b. Memimpin pelaksanaan segala peraturan lembaga pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama maupun yang ditetapkan oleh instansi pemerintah yang
bersangkutan.
c. Mengirimkan laporan institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama secara teratur
kepada Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama serta
instansi yang terkait.
d. Menggalang kerjasama sebaik-baiknya dengan orang tua murid dan masyarakat
umum.
(2) Dewan Guru institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama bertugas:
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada institusi kependidikan Maarif
Nahdlatul Ulama.
b. Memberikan saran dan gagasan berdasarkan pengalaman untuk penyempurnaan
dan perbaikan program pendidikan pada institusi kependidikan Maarif Nahdlatul
Ulama dan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.

BAB XIII
TATA CARA PENDIRIAN LEMBAGA PENDIDIKAN
Pasal 17
Persyaratan pendirian:
(1) Syarat-syarat pendirian institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama adalah:
a. Mempunyai jaminan kelangsungan hidup.
b. Didukung oleh sarana dan fasilitas yang ada secara maksimal berdasarkan prinsip
kolektif koperatif.
c. Melaksanakan kurikulum yang berlaku pada setiap jenjang/jenis pendidikan yang
bersangkutan.
d. Melaksanakan ajaran Ahlussunnah Waljamaah sebagai jatidiri pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama.
e. Adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah setempat.
f. Telah ada sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi persyaratan yang
segera dapat dipergunakan.
g. Tersedia tenaga pengajar yang memenuhi syarat.
h. Ada rekomendasi positif dari instansi yang terkait.
(2) Prosedur pengesahan lembaga pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama adalah:
a. Usul pengesahan institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama dilakukan oleh
Pimpinan Cabang Maarif Nahdlatul Ulama setempat.
b. Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama, secara resmi dianggap sah apabila
sudah ada surat keputusan dan piagam pengesahan dari Pimpinan
Pusat/Wilayah/Cabang Lembaga Maarif Nahdlatul Ulama sesuai dengan
tingkatannya masing-masing.
(3) Piagam Pengesahan masing-masing dilakukan oleh:
a. Piagam Pengesahan pada tingkat MI/SD dan MTs/SMP dilakukan oleh Pimpinan
Cabang.
b. Piagam Pengesahan pada tingkat MA/SMA dilakukan oleh Pimpinan Wilayah.
c. Piagam Pengesahan pada tingkat perguruan tinggi dilakukan oleh Pimpinan
Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.

BAB XIV
LAPORAN
Pasal 18
(1) Pimpinan Majelis Wakil Cabang Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama tiap
semester dalam satu tahun ajaran yang bersangkutan, mengirimkan laporan tertulis
tentang keadaan/perkembangan institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama yang
ada di wilayahnya kepada Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama.
(2) Pimpinan Cabang Lembaga Maarif Nahdlatul Ulama tiap semester dalam satu tahun
ajaran yang bersangkutan, mengirimkan laporan tertulis tentang
keadaan/perkembangan intitusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama yang ada di
wilayahnya kepada Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama
dengan tembusan kepada Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama.
(3) Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama tiap semester dalam
satu tahun ajaran, yang bersangkutan mengirimkan laporan tertulis tentang
keadaan/perkembangan institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama kepada
Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama.
(4) Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, tiap akhir tahun ajaran,
mengirimkan laporan tertulis tentang keadaan/perkembangan sekolah/madrasah
Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama yang menjadi taggungjawabnya kepada
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama disertai dengan usul dan saran seperlunya.
(5) Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama, wajib mengirimkan laporan berkala
(laporan bulanan, semester, tahunan) sebagaimana ditentukan oleh pemerintah
kepada pihak-pihak yang berwenang dengan tembusan kepada Pimpinan Cabang
Maarif Nahdlatul Ulama.
(6) Institusi kependidikan Maarif Nahdlatul Ulama, wajib memberikan laporan tentang hal-
hal yang khusus mengenai kasus tertentu kepada Pimpinan Cabang Maarif Nahdlatul
Ulama dengan tembusan kepada Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Maarif
Nahdlatul Ulama.

BAB XV
PENGAWASAN
Pasal 19
(1) Untuk mencapai tujuan organisasi Lambaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama
secara hirarki, wajib melaksanakan pengawasan dan bimbingan serta pembinaan
terhadap semua aparatnya secara terus-menerus.
(2) Apabila dipaksakan, Pimpinan Wilayah/Cabang Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul
Ulama dapat membentuk Tim Advokasi atau Tim Supervisi yang memberikan
bimbingan administrasi dan teknis.
(3) Jadwal pengawasan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
(4) Laporan hasil pengawasan disampaikan secara hirarkis.

BAB XVI
LAIN-LAIN DAN PENUTUP
Pasal 20
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan di
lingkungan Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama ini akan diatur lebih lanjut
oleh Pimpinan Pusat Maarif Nahdlatul Ulama.
(2) Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan di lingkungan Lembaga Pendidikan
Maarif Nahdlatul Ulama ini disahkan sebagai Keputusan Rapat Kerja Lembaga
Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama, tanggal 22-24 Agustus 2002 di Malang Jawa
Timur.

Ditetapkan di : Malang Jawa Timur


Tanggal : 24 Agustus 2002

PIMPINAN SIDANG RAPAT KERJA


LEMBAGA PENDIDIKAN MAARIF NAHDLATUL ULAMA
TAHUN 2002

ttd. ttd.

Drs. H. Abdurrahman Saleh, APU H. A. Humaedi


Ketua Sekretaris

Anda mungkin juga menyukai