dipelajari?
hardware, danlogika sebagai software. Namun yang banyak kita lihat saat ini bahwa
kebanyakan manusiamenjalani hidup dengan tidak menggunakan otak dan hati sehingga
hidupnya terprogram (oleh diri masing-masing) baik lahir, maupun batinnya yang bisa
berpikir sesuai dengan program/terprogram. Setiap orang harus paham akan adanya
perbedaan di dunia ini yangsebenarnya membuat hidup menjadi indah. Juga pada kenyataan
bahwa jaman terus berjalan dan berkembang, manusia harus menyesuaikan keadaan tersebut.
Manusia harus berusaha bertahanhidup dengan cara yang benar pada jaman dimana dia hidup
Thales berasal dari Miletus, ia mendapat gelar Bapak Filsafat karena dialah orang yang
bermula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat
mendasar yang jarang dipertanyakan orang, juga orang pada zaman sekarang, yaitu mengenai
Apa sebenarnya asal-usul alam semesta ini?, pertanyaan ini sangat mendasar, terlepas
apapun jawabannya. Namun yang penting adalah pertanyaan itu dijawabnya dengan
pendekatan rasional, bukan dengan pendekatan mitos atau kepercayaan. Ia mengatakan asal
alam adalah air, karena air adalah unsur terpenting bagi setiap makhluk hidup. Air dapat
berubah menjadi benda gas dan padat seperti uap dan es, dan bumi ini juga berada di atas air.
Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak
terbatas, dan meliputi segalanya. Dia tidak setuju unsur pertama alam adalah salah satu dari
unsur-unsur yang ada, seperti air atau tanah. Unsur utama alam adalah harus mencakup
segalanya dan di atas segalanya, yang dinamakan apeiron. Ia adalah air, maka air harus
meliputi segalanya, termasuk api yang merupakan lawannya. Padahal tidak mungkin air
menyingkirkan anasir api. Karena itu, Anaximandros tidak puas dengan menunjukkan salah
satu anasir sebagai prinsip alam, tetapi dia mencari yang lebih dalam yaitu zat yang tidak
cikal bakal humanisme. Pertanyaan yang muncul adalah apakah yang dimaksudnya itu
manusia individu atau manusia pada umumnya. Memang dua hal itu yang menimbulkan
konsekuensi yang sungguh berbeda. Namun tidak ada jawaban yang pasti, mana yang
dimaksud oleh Protagoras. Yang jelas ialah, bahwa ia menyatakan kebenaran itu bersifat
subyektif dan relative. Akibatnya tidak akan ada ukuran yang absolute dalam etika,
Ia datang ke Athena pada tahun 427 SM dari Leontini. Menurut dia ada tiga proposisi:
pertama; tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Pemikiran lebih
baik tidak menyatakan apa-apa tentang realitas. Kedua; bila sesuatu itu ada ia tidak akan
dapat diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu
sumber ilusi. Akal juga tidak mampu meyakinkan kita bahwa alam semesta ini karena akal
kita telah diperdaya oleh dilemma subjektifitas. Kita berpikir sesuai dengan kemauan ide kita,
yang kita terapkan pada fenomena. Proses ini tidak akan menghasilkan kebenaran. Ketiga;
sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang
lain. Sikap Gorgias ini dipandang oleh sebagian filosof sebagai pandangan nihilisme, yakni
kebenaran itu tadak ada. Jadi dia lebih extrim dibandingkan dengan Protagoras.
Socrates adalah anak seorang pemahat yang bernama Sophoniscos dan seorang bidang
yang bernama Phainarete. Ia meninggal karena dihukum minum racun. Socrates berpendapat
bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri
sendiri.
Plato adalah salah seorang murid dan teman Socrates, ia memperkuat pendapat
gurunya dengan cara menulis ide-ide Socrates. Menurutnya, esensi itu mempunyai realitas
dan realitasnya ada di alam idea. Kebenaran umum itu ada bukan dibuat-buat bahkan sudah
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles. Aristoteles adalah
murid Plato dan penasihat serta guru Iskandar Agung. Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di
Stagira, sebuah kota di Thrace. Ayahnya meninggal tatkala ia masih sangat muda. Ia diambil
oleh Proxenus, dan orang ini memberikan pendidikan yang istimewa kepadanya. Tatkala
menggunakan sikap aninquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu
secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptve
attitude mind (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan
subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme)
di bawah pimpinan Iskandar Agung(356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah
seorang murid Aristoteles. Pada abad ke- 0 M, perkembangan ilmu mulai mendapat
hambatan. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Kristen. Pada abad pertama sampai abad ke- 2 M
mulai ada pembagian wilayah perkembangan ilmu. Wilayah pertama berpusat di Athena,
Alexandria, yang fukos pada bidang empiris. Setelah Alexandria di kuasai oleh Roma yang
tertarik dengan hal-hal abstrak, pada abad ke- 4dan ke- 5 M ilmu pengetahuan pegetahuan
benar-benar beku. Hal ini di sebabkan oleh tiga pokok penting : Penguasa Roma yang
menekan kebebasan berfikir, Ajaran Kristen tidak disangkal dan Kerjasama gereja dan
penguasa sebagai otoritas kebenaran. Walaupun begitu, pada abad ke-2 M sempat ada Galen
(bidang kedokteran) dan tokoh aljabar, Poppus dan Diopanthus yang berperan dalam
perkembangan pengetahuan.
Berbeda dengan zaman Yunani kuno, pada zaman Romawi ini, ilmu pengetahuan
(terutama ilmu kenegaraan) tidak dapat berkembang dengan baik. Walaupun demikian kita
tidak boleh meremehkan jasa-jasa dari zaman Romawi Kuno, karena walaupun sistem
Meskipun bangsa Romawi dalam beberapa hal hanya mewarisi dan kebudayaan dan
peradaban bangsa Yunani, karena Yunani di taklukkan oleh Romawi pada tahun 146 sM,
Pada zaman Romawi ini pengetahuan tidak dapat berkembang pesat, karena bangsa
Romawi lebih menitikberatkan soal-soal praktis daripada berpikir secara teoretis. Sedangkan
bangsa Yunani suka berpikir tentang negara dan hukum, sehingga banyak menghasilkan ahli-
ahli filsafat. Dengan demikian maka kensepsi-konsepsi tentang negara dan hukum bangsa
Romawi hanya dapat dilihat dalam praktek-praktek ketatanegaraannya saja. Sedangkan dalam
Semula kerajaan Romawi dalam keadaan kacau, terpecah belah setelah mengalami
peperangan maka keadaan Romawi mengalami perubahan. Perubahan yang penting yaitu
negara yang bersifat polis (negara kota) atau city state, menjadi imperium (kerajaan dunia)
Sedangkan pada zaman Yunani kuno, negara dimulai dengan kesatuan nasional yang kompak,
tetapi kemudian jatuh karena terpecah belah yang tidak dapat dikuasai lagi untuk
dipersatukan kembali.
Bentuk pemerintahan yang pertama kali di Romawi adalah Monarki, yang meliputi
berbagai suku bangsa. Pemerintahan monarki ini didampingi oleh sebuah badan perwakilan
yang anggota-anggotanya terdiri kaum ningrat (kaum patricia) Dalam pemerintahan tersebut
pernah terjadi pertentangan antara kaum Patricia dengan kaum Plebeia (kaum gembel rakyat
Undang-undang 12 meja. Kemudian pemeritahannya dipegang oleh dua orang utusan yang
Romawi sampai kepuncaknya yaitu suatu imperium (kerajaan dunia) yang dalam
ajaran dari kaum stoa ini memungkin kan romawi dapat menjadi suatu kerajaan dunia.
Karena ajaran kaum stoa tadi bersifat universalisme, yang tidak terbatas pada city state saja
seperti bangsa yunani, tetapi universalisme dari kaum stoa tadi meliputi seluruh dunia dan
bersifat kejiwaan, sedangkan universalisme dari bangsa romawi meskipun juga meliputi
Pada zaman Romawi kuno orang atau warga negara itu dipisahkan dari negara yang
keadaannya masing-masing diatur oleh hukum yang berlainan. Hubungan antara warga
negara yang satu dengan yang lainnya diatur oleh hukum privaat (perdata), sehingga mereka
merasa adanya kepastian hukum, karena persengketaan anatara mereka akan diadili
negara diatur oleh hukum publik. Selain itu juga bangsa romawi juga telah melahirkan cara
berpikir yang bersifat yuridis murni dan praktis. Hukum dengan kesusilaan dipisahkan benar-
benar, juga antara negara dengan masyarakat. Negara dipandang sebagai bentuk pengertian
Ilmu pengetahuan yang pernah ditorehkan oleh Bangsa Romawi tidak bisa dilepaskan
dari bangunan ilmu pengetahuan yang telah disumbangkan oleh bangsa Yunani. Di dalam
banyak literatur yang ada, disebutkan bahwa bangsa Romawi merupakan bangsa yang
pertama kali mengaplikasikan teori-teori yang pernah dirumuskan oleh bangsa Yunani,
sehingga mata rantai kelimuan yang mulai memudar yang seolah-olah putus dalam sejarah
perkambangan ilmu pengetahuan bangsa Yunani menjadi tumbuh kembali. Sehingga di dalam
lapangan inovasi ilmu pengetahuan, bangsa Romawi tidak banyak melahirkan para pemikir
yang ulung, konseptor yang handal, dan perumus teori dalam rangka melebarkan sayap ilmu
pengetahuan. Dengan kata lain, bangsa ini tidak menekankan soal-soal praktis dan
mengabaikan teori ilmiah, sehingga pada masa ini tidak muncul ilmuwan yang terkemuka.
Memang ada dua ilmuan yang sangat besar yang hidup selama pemerintahan Marcus Aurelius
Namun yang perlu dicatat bahwa bangsa Romawi membuat pemikiran spekulatif
Kendati demikian, bangsa Romawi bukan berarti tidak memiliki kontribusi dalam
Sumbangan terbesar bangsa Romawai kepada peradaban manusia terutama dalam bidang
pemikiran sistem hukum dan lembaga-lembaga politik, ada tiga bentuk pemikiran hukum
Romawi yang banyak diadopsi para pemikir Barat, antara lain : Ius Civile, Ius Gentium, Ius
Naturale. Dari segi pemikiran ilmu politik, Romawi memberikan pemahaman tentang teori
imperium, antara lain : Kekuasaan dan otoritas Negara, equal rights (Persamaan hak politik),
pengembangan ilmu. Ada yang mencoba melihat perbudakan yang menghambat dorongan
1. Polybius (204-122sM)
Dia adalah ahli sejarah yang mencoba menulis tentang negara dan pengaruh berpikir
sejarah terlihat dari teorinya yang terkenal dengan perubahan bentuk negara. Yang kemudian
negara secara psikologis sangay bertalian dengan sifat-sifat manusia jadi tiada bentuk negara
yang abadi, karena sudah terkandung benih-benih pengerusakan seperti pemberontakan ,
2. Cicero
Cicero adalah seorang ahli pikir terbesar tentang negara dan hukum dari bangsa
romawi. Ia hidup pada tahun 106-43sM. Bukunya yang terkenal adalah De Republica
meniru ajaran PLATO dan ajaran kaum STOA. Negara menurut Cicero adanya itu merupakan
suatu keharusan, dan yang harus didasarkan atas ratio manusia. Ratio yaitu yang didasarkan
atau menurut hukum alam kodrat. Sedangkan menurut cicero hukum adalah satu-satunya
ikatan dalam negara. Sedangkan keadilan itu hanya dapat dicari melulu untuk keperluan
3. Saneca
Saneca pernah menjadi guru kaisar Nero, ia meninggal 65 tahun sesudah masehi. Pada
waktu hidupnya romawi telah mengalami kebobrokan. Kekuasaan negara hanya tinggal pada
Sedangkan orang hanya mempunyai kemungkinan menarik diri kealam kebatinannya sendiri.
Orang-orang mulai menjauhkan diri dari urusan dari kenegaraan dan mendalami kebatinan.
mundur?
Setengah abad berikutnya di Eropa sering disebut Abad Gelap. Di Eropa Barat yang
diperintah bangsa Roma, kebudayaan melek huruf hidup terus hanya di biara-biara. Usaha-
usaha menghidupkan kembali keilmuan hanya sesekali dilakukan oleh raja-raja besar seperti
Alferd dan Charlemagne. Sebaliknya, dalam kerajaan Timur yang diperintah oleh
Constantinopel, berlangsung suatu masyarakat yang beradap, walaupun dalam segenap
sejarahnya selama 1000 tahun Byzantium hanya sedikit menghasilkan ilmuwan yang patut
dicatat. Sebagai masyarakat yang baru, suatu bentuk masyarakat yang lebih biadab sedang
berbentuk di Barat. Pada waktu itu ada pekerjaan besar yang mempelopori penebangan hutan
dan pengeringan rawa-rawa untuk tempat tinggal, dan ada beberapa penemuan penting
(pelana kuda, sangurdi, bajak, kincir angin dan kincir air) yang ditemukan sendiri atau ditiru.
Diawal abad ke-11 sebagian besar orang terpelajar mengenal dan memahami ilmu
kuno dalam cuplikan-cuplikan yang segelintir dan tercabik-cabik, namun setelah itu terjadi
kemajuan pesat. Pada abad ke-12 dialami suatu renaissance yang sebagian disebabkan oleh
pergaulan dengan peradaban Islam yang lebih tinggi yang terdapat di Spanyol dan Palestina
dan sebagian lagi disebabkan perkembangan berbagai kota dengan kelas atasnya yang melek
huruf. Dari periode ini muncullah karangan-karangan spekulatif perdana tentang filsafat
pengetahuan skolastik. Thomas Aquinas, seorang teolog terkemuka dan Roger Bacon,
penganjur metode eksperimental, termasuk dalam zaman ini. Akan tetapi dalam tahun 1350-
an Eropa dilanda oleh bencana ekonomi dan sosial dalam bentuk keruntuhan finansial dan
Maut Hitam (penyakit pes). Meskipun perdebatan filosofis, termasuk minat terhadap
spekulasi matematis, masih terjadi namun secara ilmiah pada eriode belakangan telah steril.
Abad Pertengahan yaitu periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah
bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat. Abad ini muncul setelah zaman Yunani Kuno
kira-kira pada abad ke 5 sampai awal abad ke-17. Banyak pendapat mengatakan bahwa pada
abad pertengahan ini disebut abad gelap, yaitu pemikiran filsafat pada abad pertengahan
didominasi oleh agama, pemecahan segala macam persoalan sehari-hari selalu didasarkan
atas aturan-aturan agama, dalam hal ini gereja yang diberikan wewenang khusus, sehingga
corak pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris. Ada dua sifat yang tidak sesuai dengan
pemikiran para ahli pada zaman Yunani Kuno. Yang pertama adalah pemikiran kaum Yunani
merupakan pemikiran orang kafir karena tida mengakui adanya wahyu. Yang kedua adalah
filsafat Yunani mengatakan karena manusia itu ciptaan Tuhan maka kebijaksanaan manusia
berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai
kebenaran sejati. Oleh karena itu, akal dapat dibantu oleh wahyu. Para ahli fikir filsafat pada
abad pertengahan saat itu tidak memiliki banyak kebebasan untuk berfikir dan mengeluarkan
gagasan seperti yang ada di zaman Yunani Kuno. Apabila para ahli tersebut memiliki
pemikiran-pemikiran atau gagasan yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka ahli fikir
pada agama. Kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan larangan dapat
melaksanakan penyelidikan terhadap agama dibawah aturan yang sudah ditentukan oleh
gereja. Sebaliknya dengan orang yang akan melaksanakan penyelidikan tidak berdasarkan
aturan gereja akan dianggap murtad. Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai
masa yang penuh dengan upaya-upaya membawa manusia kedalam kehidupan atau sistem
kepercayaan yang fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta yang sifatnya
dipaksa. Karena itu perkembangan ilmu pengatahuan menjadi terhambat. Secara garis besar,
filsafat pada abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu Periode scholastic
islam (zaman skolastik timur) yang diwarnai situasi dalam komunitas Islam di Timur Tengah,
abad 8 s/d 12 M dan Periode scholastic kristen yang diwarnai oleh perkembangan di Eropa
1. Platinus (204-207)
Plotinus lahir tahun 204 di Mesir. Pada tahun 232 ia pergi ke Alexandria untuk belajar
filsafat pada seorang guru bernama Animonius Saccas selama 11 tahun. Pada umur 40 tahun
ia pergi ke Roma. Di sana dia menjadi pemikir terkenal. Dia meninggal tahun 270 di
berjumlah 54 karangan. Karangan itu dikelompokkan menjadi 6 set, tiap set ada 9 karangan,
membedakan dengan tegas tubuh dan jiwa, jiwa tidak dapat diterjemahkan kedalam ukuran-
ukuran badaniah, fakta alam harus dipahami sesuai dengan tendensi spiritualnya.
2. Augustinus (354-430)
adalah seorang dewan kota yang kurang taat beragama hingga menjelang akhir hayatnya.
Augustinus dididik dan dibesarkan secara Kristen kendatipun karena adat istiadat yang
berlaku pada masa itu, ia tidak dibaptiskan ketika masih bayi. Augustinus menganggap
filsafat sebagai suatu aktivitas, yang meliputi teknik-teknik penalaran, dan juga suatu