Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
K3LH adalah singkatan dari Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup yaitu mengenai program kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan
hidup pada suatu perusahaan atau pada suatu instansi lain yang mempunyai
banyak tenaga kerja/karyawan. Atau definisi k3LH yang lainnya adalah suatu
upaya perlindungan agar karyawan/tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat kerja termasuk juga orang lain
yang memasuki tempat kerja maupun proses produk dapat secara aman dalam
produksinya

Dapat disimpulkan Tujuan k3LH yaitu:


Melindungi tenaga kerja/karyawan atas hak keselamatannya, ketika
melakukan pekerjaan nya untuk kesejahteraan hidup maupun meningkatkan
produksi dan produktivitas nasional.
Pemeliharaan sumber produksi, agar bisa digunakan secara aman dan juga
efisien.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

Dari pemahaman di atas sasaran K3LH, yaitu:


Mencegah terjadi kecelakaan saat bekerja.
Mencegah penyakit di tempat pekerjaan.
Mencegah terjadinya kematian.
Mencegah atau mengurangi cacat tetap/permanen.
Mengamankan material konstruksi pemakaian berbagai macam alat kerja dan
lain-lain.
Meningkatkan kondisitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan juga
menjamin kehidupan produktifnya.

1
Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat ataupun sumber-sumber
produksi yang lainnya.
Menjamin tempat berkerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan semangat ketika kerja.
Memperlancar, meningkatkan, mengamankan produksi industri dan
pembangunan.
Dari sasaran diatas tadi maka keselamatan kerja di bagi kedalam 3 (tiga) bagian
diantaranya: manusia, benda dan lingkungan.
Itulah diatas mengenai pengertian K3LH dan tujuannya semoga artikel ini dapat
bermanfaat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian K3
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja, biasa disingkat K3 adalah suatu
upaya guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat tempat
kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan,
kesehatan, dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
Melalui Pelaksanaan K3LH ini diharapkan tercipta tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Jadi, pelaksanaan K3 dapat
meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Kerja.

Adapun pengertiannya dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu


Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan
makmur.
Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Berdasarkan Pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan mengenal peran


K3. Peran K3 ini antara lain sebagai berikut :
1. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktifitas nasional.
2. Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu terjamin keselamatannya

3
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
4. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan
antisipasi dari perusahaan.

K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara tersirat tertera dalam
undang undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya
dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.

Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja
meliputi beberapa hal sebagai berikut :
HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat
menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat
kemampuan pekerja yang ada
DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi
bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.
RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak
diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi
yang melebihi ambang batas badan/struktur
ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau
kerugian (manusia/benda)
Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja
2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran dari K3 adalah :
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain

4
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar
Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat
menjamin keselamatan pekerja.
Dasar hukum k3 :
1. UU No.1 tahun 1970
2. UU No.21 tahun 2003
3. UU No.13 tahun 2003
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-5/MEN/1996

Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja


1. Pengendalian teknik
Contoh:
Mengganti prosedur kerja
Menutup atau mengisolasi bahan bahaya
Menggunakan otomatisasi pekerja
Ventilasi sebaga pengganti udara yang cukup
1. Pengendaan administrasi
Contoh:
Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan istirahat
Menyusun peraturan k3
Memasang tanda-tanda peringatan
Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman
Mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan darurat

Standart keselamatan kerja


Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja.
1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.
2. Perlindungan mesin.
3. Pengamanan listrik yang harus mengadakan pengecekan berkala.

5
4. Pengamanan ruangan , meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran,
penerangan yang cukup, ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang khusus.

> Alat pelindung diri


Adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko
kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiridan orang di sekelilingnya.
Adapun bentuk peralatan dari alat pelindung:
Safety helmet
Berfungsi: sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai
kepala.
Safety belt
Berfungsi: sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat trasportasi.
Penutup telinga
Berfungsi: sebagai penutu telinga ketika bekerja di tempat yang bising.
Kaca mata pengamanan
Berfungsi: sebagai pengamanan mata ketika bekerja dari percikan.
Pelindung wajah
Berfungsi: sebagai pelindung wajah ketika bekerja.
Masker
Berfungsi: sebagai penyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya
kurang bagus.

Jadi, berdasarkan syarat syarat keselamatan kerja diatas dapat disimpulkan


bahwa tujuan K3 antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya baik buruh,
petani, nelayan, pegawai negeri, maupun pekerja pekerja bebas.
2. Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan kecelakaan
akibat kerja perlu memelihara dan meningkatkan kesehatan efisiensi dan
daya produktivitas kerja serta meningkatkan kegairahan dan kenikmatan
kerja.

6
Setiap melakukan suatu pekerjaan kita harus memperhatikan K3LH agar tidak
terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal. Selain itu kita harus memperhatikan
kebersihan yang ada pada lingkungan kerja agar dapat menciptakan suasana yang
nyaman dan sehat. Sehat artinya bahwa lingkungan itu telah benar-benar bersih.
Nyaman memiliki arti yang menunjukan bahwa tempat itu memang rapi dan indah
serta enak untuk dipandang

B. Keselamatan Kerja
Yaitu usaha untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman
dan sehat untuk mencegah kecelakaan,cacat dan kematian sebagai akibat
kecelakaan kerja pada setiap karyawan dan untukmelindungi sumber daya
manusia.

Faktor-faktor pendukung keselamatan kerja yaitu:


1. Pengaturan jam kerja dengan memperhatikan kondisi fit untuk pekerja
2. Pengaturan jam istirahat yang memadai untuk menjaga kestabilan untuk
bekerja
3. Pengaturan Penggunaan peralatan kantor yang menjamin kesehatan kerja
pekerja
4. Pengaturan Sikap tubuh dan anggota badan yang efektif yang tidak
menimbulkan gangguan ketika bekerja
5. Penyediaan sarana untuk melindungi keselamatan kerja pekerja
6. Kedisiplinan pekerja untuk mentaati ketentuan penggunaan peralatan kerja
dan perlindungan keselamatan kerja yang telah disediakan dan diatur dengan
SOP (Standard Operating Prosedur) yang telah ditetapkan

C. Kesehatan Kerja

7
Yaitu Suatu kondisi yang optimal/ maksimal dengan menunjukkan keadaan yang
fit untuk mendukung terlaksananya kegiatan kerja dalam rangka menyelesaikan
proses penyelesaian pekerjaan secara efektif.

Faktor-faktor pendukung kesehatan kerja yaitu:


1. Pola makan yang sehat dan bergizi
2. Pola pengaturan jam kerja yang tidak menganggu kesehatan pekerja
3. Pola pengaturan istirahat yang cukup pada pekerja/ profesiona
4. Pola pengaturan tata cara sikap bekerja secara ergonomic
5. Pola pengaturan lingkungan yang harmonis yang tidak mengganggu kejiwaan
6. Pola pengaturan tata ruang kerja sehat
7. Pola pengaturan tata warna dinding dan perabotan yang tidak ganggu kesehatan
8. Pola pengaturan penerangan ruang kerja yang memadai
9. Pola perlindungan atas penggunaan peralatan yang menimbulkan gangguan
kesehatan

D. Dasar Hukum K3
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun
di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

E. Tujuan K3
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas
nasional
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
3. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien

F. Kebijakan dan Prosedur K3


a) Unsur manusia :

8
Merupakan upaya preventif agar tidak terjadi kecelakaan atau paling tidak
untuk menekan timbulnya kecelakaan menjadi seminimal mungkin (mengurangi
terjadinya kecelakaan). Mencegah atau paling tidak mengurangi timbulnya
cidera, penyakit, cacat bahkan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja.
Menyediakan tempat kerja dan fasilitas kerja yang aman, nyaman dan terjamin
sehingga etos kerja tinggi, produktifitas kerja meningkat. Penerapan metode kerja
dan metode keselamatan kerja yang baik sehingga para pekerja dapat bekerja
secara efektif dan efisien. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.

b) Unsur pekerjaan :
Mengamankan tempat kerja, peralatan kerja, material (bahan-bahan),
konstruksi, instalasi pekerjaan dan berbagai sumber daya lainnya. Meningkatkan
produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungan produksinya. Terwujudnya
tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin kelangsungannya. Terwujudnya
pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu dengan hasil yang baik dan
memuaskan.

c) Unsur perusahaan :
Menekan beaya operasional pekerjaan sehingga keuntungan menjadi lebih
besar, perusahaan bisa lebih berkembang dan kesejahteraan karyawan dapat
ditingkatkan.
Mewujudkan kepuasan pelanggan (pemberi kerja) sehingga kesempatan
perusahaan untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lebih banyak.
Terwujudnya perusahaan yang sehat
Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan
karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang
mengalaminya.

Penyebab Kecelakaan

9
a) Faktor Internal
1. Kecenderungan seseorang untuk mendapatkan kecelakaan, apabila sedang
melaksanakan pekerjaan tertentu.
2. Kemampuan dan kecakapan seseorang yang terbatas dan tidak berimbang
dengan pekerjaan yang ditangani.
3. Sikap dan perilaku yang tidak baik dalam melaksanakan pekerjaan misalnya
merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda, tidak
mematuhi peraturan keselamatan kerja dsb.
b) Faktor External
1. Pendelegasian dan pembagian tugas kepada para pekerja yang tidak
proporsional dan kurang jelas.
2. Jenis pekerjaan yang ditangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi
(rentan).
3. Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai.
4. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
5. Timbulnya gejolak sosial, ekonomi dan politik yang mengakibatkan munculnya
keresahan pada para pekerja.
6. Lingkungan dan peralatan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan
kerja, misalnya lantai berair dan licin, ruangan kerja berdebu, ruangan kerja
bersuhu tinggi, mesin-mesin yang tidak dilindungi, kondisi hujan, peralatan
kerja rusak dsb.

Akibat Kecelakaan 5K ,yaitu :


1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian

Klasifikasi Kecelakaan
a) Menurut jenis kecelakaan ( Terjatuh)
Tertimpa benda jatuh

10
Tertumbuk atau terkena benda
Terjepit oleh benda
Pengaruh suhu tinggi
Terkena sengatan arus listrik
Tersambar petir
b) Menurut sumber kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat erbahaya dan radiasi
d. Lingkungan kerja
c) Menurut Sifat Luka atau Kelainan

Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca
Keadaan yang tergolong Berbahaya:
1. Peralatan kerja yang rusak dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Mesin-mesin yang tidak terlindungi dengan baik.
3. Tempat kerja yang membahayakan (berdebu, licin, becek, berminyak, panas,
berbau menyengat, terlalu dingin dsb).
4. Konstruksi atau instalasi pekerjaan yang tidak memenuhi syarat

Perbuatan yang Berbahaya :


1. Bekerja sembarangan tanpa mengindahkan ketentuan dan peraturan
keselamatan kerja.
2. Bekerja tanpa menggunakan baju atau menggunakan baju yang kedodoran.
3. Bekerja sambil bersendau gurau, merokok
4. Membuka dengan sengaja perlengkapan pelindung mesin dan instalasi
pekerjaan yang membahayakan.

Pencegahan Kecelakaan:
1. Mempersiapkan pekerja untuk dapat bekerja dengan aman dengan cara :
a. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
b. Memberikan penjelasan dan contoh bagaimana suatu pekerjaan harus
dikerjakan dengan aman.

11
c. Menjelaskan peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja yang dipakai,
termasuk cara penggunaannya.
d. Menjelaskan tentang tempat dan jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat
bahaya tinggi dan menjelaskan upaya penanganan serta pencegahannya agar
tidak timbul kecelakaan.
e. Memberikan buku pedoman keselamatan kerja.
f. Memasang poster, slogan, spanduk dll di tempat tertentu dan di tempat kerja.
g. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja.
Penaggulangan kecelakaan akibat kebakaran
1. Jangan membuang puntung rokok ke tempat yang mudah terbakar
2. Hindari sumber-sumber menyala di tempat terbuka
3. Hindari peralatan yang mudah meledak
Perlengkapan pemadam kebakaran
Terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Alat pemadam yang dipasang di tempat. Contohnya yaitu air otomatis,pipa
air,pompa air dan selang untuk aliran listrik.
2. Alat pemadam yang dapat di bawa yaitu alat pemadam kebakaran dan bahan
kering CO2 atau busa.
Kebakaran akibat instalasi listrik dan petir:
1. Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan
2. Gunakan sekring/MCB sesuai ukuran
3. Gunakan kabel standart yang baik
4. Hindari percabangan antar rumah
5. Ganti kabel dan instalasi yang telah usang
Kecelakaan terhadap zat berbahaya
a) Bahan eksplosif yaitu bahan yang mudah meledak. Contoh: garam logam yg
dapat meledak krn oksidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar.
b) Bahan-bahan yang mengoksidasi yaitu bahan ini kaya O2, sehingga resiko
kebakaran sangat tinggi
c) Bahan-bahan yg mudah terbakar yaitu tingkat bahaya bahan-bahan ini
ditentukan oleh titik bakarnya, makin rendah titik bakarnya,makin berbahaya.
d) Bahan beracun

12
e) Bahan korosif meliputi asan alkali, atau bahan lain yg menyebabkan kebakaran
pd kulit yang tersentuh
f) Bahan radioaktif yaitu meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yg
mengandung bahan radioaktif.

G. Undang-undang yang mengatur K3:


1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
1. Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban
pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan
keselamatan kerja.
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Undang-
4. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal,
cuti sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja
6. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81
Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana
disahkan 19 Juli 1947). Saat ini, telah 137 negara (lebih dari 70%)
Anggota ILO meratifikasi (menyetujui dan memberikan sanksi formal) ke
dalam Undang-Undang, termasuk Indonesia (sumber: ILO.o). Ada 4
alasan Indonesia meratifikasi ILO Convention No. 81 ini, salah satunya
adalah point 3 yaitu baik UU No. 3 Tahun 1951 dan UU No. 1 Tahun 1970
keduanya secara eksplisit belum mengatur Kemandirian profesi Pengawas
Ketenagakerjaan serta Supervisi tingkat pusat (yang diatur dalam pasal 4

13
dan pasal 6 Konvensi tersebut) sumber dari Tambahan Lembaran Negara
RI No. 4309.
7. Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja,
disana terdapat Ruang Lingkup Pelaksanaan, Syarat Keselamatan Kerja,
Pengawasan, Pembinaan, Panitia Pembina K-3, Tentang Kecelakaan,
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja, Kewajiban Memasuki Tempat Kerja,
Kewajiban Pengurus dan Ketentuan Penutup (Ancaman Pidana). Inti dari
UU ini adalah, Ruang lingkup pelaksanaan K-3 ditentukan oleh 3
unsur:Adanya Tempat Kerja untuk keperluan suatu usaha, Adanya Tenaga
Kerja yang bekerja di sana Adanya bahaya kerja. Dalam Penjelasan UU
No. 1 tahun 1970 pasal 1 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2918, tidak hanya bidang Usaha bermotif Ekonomi tetapi Usaha
yang bermotif sosial pun (usaha Rekreasi, Rumah Sakit, dll) yang
menggunakan Instalasi Listrik dan atau Mekanik, juga terdapat bahaya
(potensi bahaya tersetrum, korsleting dan kebakaran dari Listrik dan
peralatan Mesin lainnya).
8. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan yaitu undang-
Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru,
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga
berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar
serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
9. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya Paragraf 5
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat
1berbunyi: Setiap Pekerja/ Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh
perlindungan atas (a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Aspek
Ekonominya adalah Pasal 86 ayat 2: Untuk melindungi keselamatan
Pekerja/ Buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

14
Sedangkan Kewajiban penerapannya ada dalam pasal 87: Setiap
Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen
Perusahaan.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3. Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12
pasal ini, berfungsi sebagai Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K-3
(SMK3), mirip OHSAS 18001 di Amerika atau BS 8800 di Inggris.
BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang
membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini.
Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat
yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.

Dan kami juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan
bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya
membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat mendalam.

Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=sim.gurupembelajaran.id&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b#q=K3
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-dan-
definisi-k3-keselamatan.html

16

Anda mungkin juga menyukai