OLEH :
1435 H / 2014 M
Kata Pengantar
Dalam menyusun skripsi ini, penulis tidak akan melupakan jasa-jasa dari
berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
petunjuk, bimbingan, nasihat-nasihat serta semangat yang sangat berguna bagi
penulis. Sehubungan dengan itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, SpAnd selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter
3. dr. Femmy Nurul Akbar, SpPD-KGEH selaku pembimbing pertama, yang
banyak memberikan pengarahan dan masukan baik yang berhubungan dengan
penelitian maupun berbagi ilmu kepada penulis selama mengerjakan
penelitian ini.
4. dr. Dede Moeswir, SpPD-KKV selaku pembimbing kedua, yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, dan banyak
pengarahan serta berbagai ilmu yang telah diberikan.
5. dr. Hadianti, SpPD selaku penguji sidang yang banyak memberikan
pengarahan dan masukan baik yang berhubungan dengan penelitian kepada
penulis.
6. dr. Marita Fadhilah, Ph.D selaku penguji sidang yang banyak memberikan
pengarahan dan masukan baik yang berhubungan dengan penelitian kepada
penulis.
v
7. Kedua Orang tua penulis Mudjito S.sos dan Siti Zulaikah yang senantiasa
mendoakan dan memberikan semangat dalam hidup dalam menjalankan
pendidikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
8. Kakak penulis Mulyo Aris Wibowo S.S.T.Pel dan kakak ipar Dwi Astuti
Wulansari S.I.Kom yang selalu mendukung, memberi dorongan dan semangat
sehingga penulis berhasil menyelesaikan penelitian ini.
9. Adik penulis Ayunia Heritawati atas segala kasih sayang, bantuan, dukungan,
semangat dan doa yang tidak ternilai selama ini.
10. Dosen dan staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu kelancaran dalam
pendidikan dan penelitian.
11. Kelompok riset penulis Aditya Bagus Wicaksono, Andika Prasdipta Hidayat,
Debtia Rahmah, Puspita Muntiyarso, dan Vania Utami Putri yang telah
berjuang menyelesaikan penelitian ini bersama-sama.
12. Sahabat sejawat penulis Asmie Utamy Asfar, Feby Wulandari, Nurzaki
Hanifah, dan Rona Qurratul Aina Rosidin yang selalu memberikan semangat,
bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
13. Rekan-rekan seperjuangan PSPD 2011 yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu yang selalu membantu memberi semangat dan berbagi ilmu selama
pendidikan maupun penelitian.
Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna untuk pihak-pihak lain
yang memerlukan. Namun penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kemajuan wawasan ilmu pengetahuan.
Penulis
vi
ABSTRAK
Siska Hestu Wahyuni. Program Studi Pendidikan Dokter. Usia, Jenis Kelamin
Dan Riwayat Keluarga Penyakit Jantung Koroner Sebagai Faktor Prediktor
Terjadinya Major Adverse Cardiac Events Pada Pasien Sindrom Koroner Akut.
2014
Latar belakang: MACE (major adverse cardiac events) adalah hasil luaran
penyebab utama meningkatnya morbiditas dan mortalitas pada kejadian sindrom
koroner akut (SKA). Usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan faktor prediktor terjadinya MACE. Tujuan : Untuk
mengetahui usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga PJK sebagai faktor prediktor
terjadinya MACE pada pasien SKA selama masa perawatan. Metode: Dilakukan
penelitian kohort retrospektif pada 732 subyek pasien SKA yang dirawat di ICCU
RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam periode waktu Januari 2011 Desember
2013. Dilakukan evaluasi terhadap faktor risiko usia, jenis kelamin, dan riwayat
keluarga PJK. Kemudian dilakukan analisis data bivariat menggunakan Chi-
square. Hasil: Usia merupakan faktor prediktor terjadinya MACE (RR 1,60; IK
95% 1,04-2,64; p=0,03) sedangkan jenis kelamin (RR 1,49; IK 95% 0,98-2,28;
p=0,06) dan riwayat keluarga PJK (RR 0,60; IK 95% 0,30-1.23; p=0,15) bukan
faktor prediktor terjadinya MACE. Kesimpulan: Usia >65 tahun merupakan
faktor prediktor terjadinya MACE pada pasien SKA.
Kata kunci : Major Adverse Cardiac Events, sindrom koroner akut, usia, jenis
kelamin, riwayat keluarga penyakit jantung koroner.
ABSTRACT
Siska Hestu Wahyuni. Medical Education Study Programme. Age, Sex, and
Family Hstory of Coronary Heart Disease as Perdicting Factors of Major
Adverse Cardiac Events in Acute Coronary Syndrome Patients. 2014.
Keywords: Major Adverse Cardiac Events, acute coronary syndrome, age, sex,
family history of coronary heart disease.
vii
Daftar Isi
viii
2.2.5.Revaskularisasi Intervensi Koroner Perkutan Berulang .......................... 10
2.3.Faktor Prediktor Terjadinya Major Adverse Cardiac Events ............................. 10
2.2.1.Usia ......................................................................................................... 12
2.2.2.Jenis Kelamin .......................................................................................... 13
2.2.3.Riwayat Keluarga Penyakit Jantung Koroner ......................................... 15
2.4.Kerangka Teori..................................................................................................... 17
2.5.Kerangka Konsep ................................................................................................. 18
2.6.Definisi Operasional............................................................................................. 18
Bab 3 : Metode Penelitian ....................................................................................... 22
3.1.Desain Penelitian.................................................................................................. 22
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 22
3.3.Populasi dan Subjek Penelitian ........................................................................... 22
3.3.1.Populasi Target ........................................................................................ 22
3.3.2.Populasi Terjangkau ................................................................................ 22
3.4.Perkiraan Besar Sampel ....................................................................................... 22
3.5.Teknik Pemilihan Sampel .................................................................................... 23
3.6.Kriteria Inklusi dan Eksklusi Subjek Penelitian................................................... 24
3.6.1.Kriteria Inklusi ......................................................................................... 24
3.6.2.Kriteria Eksklusi ...................................................................................... 24
3.7.Cara Kerja Penelitian ........................................................................................... 24
3.8.Alur Penelitian ..................................................................................................... 25
3.9.Rencana Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 25
3.10.Etika Penelitian ................................................................................................. 26
Bab 4 : Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 27
4.1.Hasil Penelitian .................................................................................................... 27
4.1.1.Karakteristik Subjek Penelitian dan Analisis Univariat .......................... 27
4.1.2.Analisis Bivariat antara Usia, Jenis Kelamin dan Riwayat Keluarga
PJK .......................................................................................................... 28
4.2.Pembahasan .......................................................................................................... 30
ix
4.2.1.Karakteristik Subyek Penelitian .............................................................. 30
4.2.2.Hubungan Usia dengan Kejadian MACE ............................................... 31
4.2.3.Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian MACE ............................... 31
4.2.4.Hubungan Riwayat Keluarga Penyakit Jantung Koroner dengan
Kejadian MACE ...................................................................................... 32
4.3.Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 33
Bab 5 : Kesimpulan dan Saran ............................................................................... 34
5.1.Kesimpulan .......................................................................................................... 34
5.2.Saran ..................................................................................................................... 34
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 35
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Hubungan antara kelompok usia yang di peroleh dengan Chi-square ......28
Tabel 4.3 Hubungan antara kelompok jenis kelamin yang di peroleh dengan Chi-
square ........................................................................................................29
Tabel 4.4 Hubungan antara kelompok riwayat keluarga PJK yang di peroleh
dengan Chi-square.....................................................................................30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
6
myocardial infarction). Ketiga gangguan ini disebut sindrom koroner akut
karena gejala awal serta manajemen awal sering serupa.
Secara garis besar, faktor risiko SKA dapat dibagi dua. Pertama
adalah faktor risiko yang dapat diperbaiki (reversible) atau bisa diubah
(modifiable), yaitu: hipertensi, kolesterol, merokok, obesitas, diabetes
mellitus, hiperurisemia, aktivitas fisik kurang, stress, dan gaya hidup (life
style). Kedua adalah faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat
keluarga penyakit jantung koroner adalah faktor-faktor yang tidak dapat
diperbaiki.7,8
SKA masih tetap menjadi penyakit yang memiliki angka mortalitas
dan morbiditas yang tinggi. Menurut American Heart Association (AHA),
pada usia 40 tahun sekitar 18% pria dan 23% wanita akan meninggal dalam
1 tahun setelah pertama kali didiagnosis mengalami infark miokard dan
sekitar 20% pasien SKA dirawat kembali di rumah sakit dalam 1 tahun
pertama diagnosis. Peran kunci dalam penanganan pada SKA yang efisien,
aman dan biaya yang efektif dilakukan dengan mengevaluasi prediktor dari
terapi yang optimal dan mortalitas pasca rawat inap.9
MACE (major adverse cardiac events) merupakan gabungan dari
kejadian klinis dan biasanya mencakup outcome.10 Kejadian MACE terdiri
dari kematian kardiovaskular dan nonkardiovaskular, infark miokard
berulang, stroke serta revaskularisasi intervensi koroner perkutan
berulang.11 Dari penelitian Christopher dkk penelitian populasi untuk
kejadian MACE didapatkan 11.389 pasien dengan SKA di 509 rumah
sakit. Status mortalitas pasien SKA di rumah sakit pada tahun 1999-2001
sebanyak 98,1% individu. Dengan kejadian MACE sebesar 4,6% pada
study sample.12
Pada penelitian Tadros GM dkk mengenai prediktor klinis cardiac
events 30 hari pada pasien SKA didapatkan bahwa 120 dari 383 pasien
dengan SKA mengalami coronary events dalam waktu 30 hari. Terdapat
variabel yang signifikan secara statistik dengan hal tersebut yaitu usia
lanjut, jenis kelamin, riwayat keluarga pada penyakit arteri koroner, diabetes
3
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
2.2.4 STROKE
Stroke didefinisikan sebagai episode akut dari disfungsi neurologikal
yang disebabkan oleh sistem saraf fokal maupun global, spinal cord atau
cedera vascular retina. Stroke terbagi menjadi stroke iskemik, stroke
hemoragik, dan stroke undetermined.24
Stroke iskemik disebabkan adanya infark pada jaringan sistem saraf
pusat. Stroke hemoragik disebabkan perdarahan intraventrikular
subarakhnoid. Sedangkan stroke undetermined merupakan bagian dari
stroke iskemik dan stroke hemoragik.24
Sedangkan usia yang lebih tua pada pasien SKA memiliki angka
mortalitas yang lebih tinggi, didapatkan dari laporan penelitian
Radovanovic dkk pada studinya mendapatkan usia merupakan prediktor
independen untuk terjadinya MACE dengan OR 1,08 per tahun ( IK 95%
1,07-1,09).15
Jenis kelamin pada penelitian Jeffrey dkk mendapatkan bahwa
mortalitas pasien SKA terjadi 9,6% pada wanita lebih tinggi dan 5,3%
pada pria (OR 1.91;IK 95% 1,832,00).17
Riwayat keluarga penyakit jantung koroner pada penelitian
Choongki Kim dkk, didapatkan untuk terjadinya MACE adalah OR 1,41;
IK 95% 1,09-1,82; p=0,009.19
Pada pasien SKA yang mengalami syok kardiogenik memiliki RR
6,73;IK 95%; 4,66-9,70; p<0,001.27
2.2.1 USIA
jantung dan syok kardiogenik saat dirawat dirumah sakit. Kejadian iskemia
dan infark berulang juga lebih sering dijumpai pada usia lanjut, fungsi
sistolik ventrikel kiri juga mengalami penurunan yang bermakna pada
pasien SKA usia lanjut. 30
Pengaruh usia lanjut pada pasien menjadi lebih berat dua kali lipat.
Penjelasan dalam hal ini karena perubahan fungsi endotel vaskular dan
thrombogenesis. Pada orang tua ditandai dengan peningkatan sirkulasi
fibrinogen dan faktor VII. Kerusakan fungsi ginjal pada orangtua juga
dapat berkontribusi untuk meningkatkan thrombogenesis melalui efek
rusaknya fungsi endotel dengan konskuensi terganggunya aktivitas
fibrinolitik dan respon vasodilator koroner.14
Data dari Amerika Serikat (Heart Disease and Stroke Statistics 2005
Update), menunjukkan bahwa mortalitas kardiovaskular pada pria selama
dua puluh tahun terakhir telah mengalami penurunan, namun pada wanita
cenderung menetap bahkan meningkat.31
Penelitian oleh Vaccarino dkk tentang hubungan antara jenis
kelamin dan usia dalam hal prognosis pasca infark miokard akut (IMA).
Pada kelompok pasien berusia kurang dari 50 tahun, angka mortalitas
dalam rumah sakit pada wanita hampir dua kali lipat angka pada pria
dengan usia sama.16
Perbedaan jenis kelamin dari hasil bukti yang dikumpulkan selama
beberapa dekade terakhir pengobatan dan hasil dari penyakit arteri
koroner yang menjelaskan kesenjangan yang berhubungan dengan jenis
kelamin.16 Wanita usia muda, yang sebagian besar masih dalam efek
proteksi estrogen umumnya terlindungi dari kejadian kardiovaskular.32 Hal
ini menunjukkan bahwa estrogen mempengaruhi stabilisasi plak.33
Pada penelitian Ruiz dkk bahwa perbedaan jenis kelamin pada
perempuan dan laki-laki sangat spesifik. Komposisi pada plak koroner
terjadi pada pasien perempuan usia <65tahun (bukan >65tahun).29
14
Wanita usia muda, yang sebagian besar masih dalam efek proteksi
estrogen umumnya terlindungi dari kejadian kardiovaskular. Namun jika
faktor risiko lain mendominasi sehingga terjadi suatu plak atherosklerosis
pada usia muda, adanya estrogen justru dapat meningkatkan kemungkinan
ruptur plak. Estrogen menimbulkan up-regulation kelompok enzim matrix
metalloproteinase (MMP), antara lain MMP-9. MMP mendegradasi
matriks ekstraselular di dalam dinding arteri. Pada arteri yang relatif sehat,
proses up-regulation ini tidak menimbulkan konsekuensi buruk, namun
pada pembuluh darah dengan lesi atherosklerotik, peningkatan ekspresi
MMP-9 di daerah plak dapat menimbulkan risiko ruptur dan terjadinya
SKA.32
Pada literatur yang berkembang dan studi klinis mengenai
perempuan, memiliki dokumentasi tingginya kematian setelah terserang
infark miokard akut.16,34 Pasien wanita dengan penyakit arteri koroner
memiliki prevalensi faktor resiko lebih tinggi dan memiliki status
fungsional yang lebih rendah dari pada pria. Ada bukti bahwa hormon seks
berperan dalam patofisiologi penyakit vaskular. Dimana selama hidup
wanita, vaskularisasinya mengalami fluktuasi yang bermakna dalam
pengaruh hormonal. Sumber dominan estrogen sebelum monopause adalah
estradiol. Setelah monopause, tingkat estrogen lebih rendah terutama
dihasilkan dari konversi androgen menjadi estrone di jaringan adiposa.34,35
Variasi ini berimplikasi pada perbedaan penyakit jantung iskemik antara
jenis kelamin yang terjadi setelah monopause. Didukung oleh fakta bahwa
wanita muda dengan defisiensi endogen estrogen memiliki peningkatan 7
kali lipat terjadinya rusaknya arteri koroner.34,36
Menurut Sheifer SE dkk bukti yang menjelaskan akibat variasi pada
penyakit arteri koroner adalah perbedaan jenis kelamin dalam struktur
pembuluh darah. Wanita memiliki tipe pembuluh darah yang lebih kecil
dan perbedaan diameter saluran pembuluh darah dengan pria. Hal ini juga
dipengaruhi pada tinggi tekanan darah.34
15
120 pasien yang mengalami coronary events dalam 30 hari (OR 3,56; IK
95% 1,25-6,57; p=0,01;n=383). Ada beberapa variabel yang terkait dengan
statistik secara signifikan dengan hal tersebut, yaitu usia lanjut, jenis
kelamin laki-laki, riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner,
diabetes mellitus, penyalahgunaan rokok, memiliki riwayat gagal jantung
kongestif, memiliki riwayat infark miokard, dan memiliki riwayat penyakit
arteri koroner. Riwayat keluarga merupakan salah satu variabel yang
terkait dengan statistik secara signifikan dalam kejadian coronary events
30 hari pasien SKA pada penelitian ini.11
17
Menurunnya
jumlah estrogen
Penurunan Peningkatan
HDL LDL
Peningkatan
trombogenesis
Gangguan perfusi ke
pembuluh darah koroner
Usia
Jenis kelamin Major Adverse Cardiac Events
Riwayat keluarga penyakit jantung koroner
22
23
Rumus :
(10)
=
(103)
= = 652 subjek
4,6%
Keterangan :
N = Besar sampel
Data dasar pasien termasuk alamat lengkap dan nomor telepon yang
bisa dihubungi.
Anamnesis meliputi riwayat nyeri dada khas, riwayat diabetes, riwayat
keluarga penyakit jantung koroner, riwayat penyakit sebelumnya, dan
obat-obatan yang dikonsumsi.
Pemeriksaan fisik meliputi kesadaran, tanda vital, berat badan,
tekanan vena jugularis, jantung, paru, abdomen, dan ekstremitas.
Pemeriksaan elektrokardiografi.
27
28
4.1.2 Analisis Bivariat antara usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga
penyakit jantung koroner
Tabel 4.2 Hubungan antara kelompok usia yang di peroleh dengan Chi-
square
MACE P RR (IK
Iya Tidak 95%)
n % n %
Kelompok >65 30 14,4 178 85,6 0,03 1,60 (1,04-
Usia tahun 2,64)
<65 47 9,0 477 91,0
tahun
4.2 Pembahasan
yang lebih besar untuk kejadian penyakit jantung koroner dan kematian
terutama pada perempuan.25
5.1 Kesimpulan
1. Usia dapat dijadikan faktor prediktor MACE selama perawatan di rumah
sakit pada pasien sindrom koroner akut
2. Jenis kelamin dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner tidak dapat
dijadikan faktor prediktor MACE selama perawatan di rumah sakit pada
pasien sindrom koroner akut.
5.2 Saran
1. Untuk usia >65 tahun dapat diberikan penatalaksanaan lebih awal dan
adekuat, disertai penatalaksanaan yang agresif dan stratifikasi lebih awal
pada pasien sindrom koroner akut.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
21. A Jhon Camm, Thomas F.Luscher, Patrick W.Serruys. The ESC textbook of
Cardiovascular Medicine. European Society of Cardiology. 2006
22. O, Bonow Robert. Et all. Braunwalds Heart Diseases.Philadelphia,:Elsevier
Saunders. Vol1. 2012.
23. Fuster V, Badimon L, Badimon JJ, Cheseboro JH. The pathogenesis of
coronary artery disease and the acute coronary syndromes. N Engl J Med
1992; 326:310-318
24. Hicks KA, Hung HMJ, Mahaffey KW, Mehran R, Nissen SE, Stockbridge
NL, et al. Standardized Definitions for End Point Events in Cardiovascular
Trials. Circulation 2010;20:1-37
25. Anil JM, Martin EE, David LB. Pathophysiology of acute coronary syndrome:
Plaque rupture and atherothrombosis. In Allen Jeremis, David LB, editors.
Cardiac Intensive Care. Second edition. Sanders Elsevier. 2010;73-86
26. Cannon CP, Brindis RG, Chaitman BR, et al. 2013 ACCF/AHA Key data
elements and definitions for measuring the clinical management and outcomes
of patients with acute coronary syndromes and coronary artery disease.
Circulation 2013;127:1052-1089
27. Pitsavos C, Panagiotakos D, Zombolos S, Mantas Y, Antonoulas A,
Stravopodis P, et al. Systolic Blood Pressure on Admission Predicts In-
Hospital Mortality Among Patients Presenting With Acute Coronary
Syndromes: The Greek Study of Acute Coronary Syndromes. J Clin
Hypertens (Greenwich). 2008;10:362-366
28. Alexnder, Karen P. Acute Coronary Care in the Elderly, Part I : Non-ST-
Segment-Elevation Acute Coronary Syndromes: A Scientific Statement for
Healthcare Professionals From the American Heart Association Council on
Clinical Cardiology: In Collaboration With the Society of Geriatric
Cardioogy : Circulation Journal of the American Hart Association. 2007
29. Ruiz-Garcie J, et all. Age and gender related changes in plaque composition
in patients with acute coronary syndrome : the prospect study.
Eurointervention. 2012 Dec 20: 8(8):929-38. Doi: 10.4244/EIJV818A142.
30. Backus BE, Six AJ, Kelder JH, Gibler, Moll FL, Doevendans PA. Risk
scores for patients with chest pain: Evaluation in the emergency department.
Current cardiology Reviews 2011;7,2-8
38
31. Ford ES, Capewell S. Coronary heart disease mortality among young adults
in the U.S. from 1980 through 2002: Concealed leveling of mortality rates.
Journal of American College of Cardiology. 2007;50:2128-2132.
32. Siska Suridanda Danny, Poppy S. Roebiono, Amiliana Mardiani Soesanto,
Manoefris Kasim. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Kardiovaskular Mayor pada Wanita Pasca Infark Miokard Akut.
JurnalKardiologi Indonesia, J Kardiol Indones. 2009; 30:3-12. ISSN
0126/3773
33. Annika Rosengrena, Lars Wallentinb, Anselm K Gittc, Solomon Behard,
Alexander Battlere,f, David Hasdaie,f. Sex, age, and clinical presentation of
acute coronary syndromes. European Heart Journal (2004) 25, 663670
34. Anderson, R.David an Carl J.Pepine. Gender Differences in the Treatment
for Acute Myocardial Infarction : Bias or Biology? . Circulation.
2007;115:823-826
35. Orshal JM, Khalil RA. Gender, sex hormones, and vascular tone. Am J
Physiol Regul Integr Comp Physiol. 2004;286:R233R249.
36. Bairey Merz CN, Johnson BD, Sharaf BL, Bittner V, Berga SL, Braunstein
GD, Hodgson TK, Matthews KA, Pepine CJ, Reis SE, Reichek N, Rogers
WJ, Pohost GM, Kelsey SF, Sopko G. Hypoestrogenemia of hypothalamic
origin and coronary artery disease in premenopausal women: a report from
the NHLBI-sponsored WISE study. J Am Coll Cardiol. 2003;41:413 419.
39