Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kata dyspepsia berasal dari bahasa yunani yang berarti pencernaan yang abnormal atau
adanya gangguan pada sistem pencernaan, biasanya dikenal sebagai sakit perut. Kondisi ini
mengacu pada gangguan pencernaan, gangguan pencernaan adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan nyeri kronis atau nyeri berulang pada bagian atas perut. Begah dah merasa
kenyang lebih awal dari yang dibutuhkan ketika makan, hal ini juga disertai dengan rasa
kembung, bersendawa, mual dan mulas. Dyspepsia ialah masalah umum dan sering terjadi akibat
penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam sebuah minoritas kecil
mungkin merupakan gejala pertama dari ulkus peptikum ( tukak lambung dari lambung ke
duodenum ). (SUDARSWONO, 2010)
Dari berbagai sumber banyak juga angka yang mengatakan bahwa ada yang
menyebutkan 2 dari 10 orang terkena dyspepsia, namun ada juga yang mengatakan sekitar 35%
dari setiap lingkungan hidup. Menurut data tahun 2011 wanita lebih dominan terkena penyakit
ini dari pada pria. Penyakit ini tidak mengenal batas usia baik muda maupun tua bisa saja terkena
penyakit ini. Di Indonesia atas survei yang telah dilakukan oleh dr. Ari F Syam dari FKUI pada
tahun 2012 menembus angka hampir mendekati 50% dari 90 pasien yang ditelitinya. Bahkan
tidak hanya di indonesia saja diluar negeri juga. Menurut sumber dari internet, banyak orang
yang tidak terlalu menganggap serius tentang penyakit ini. Mereka merasakan ada yang tidak
nyaman pada perut atau lambung mereka, tetapi mereka beranggapan hal itu tidak perlu untuk
segera memeriksakan diri ke dokter. ( Nanda nic noc askep dyspepsia )
Namun, menurut penelitian masih dari luar negeri ditemukan bahwa dari sekian orang
yang memeriksakan diri ke dokter 1dari 4 yang tidak memiliki ulkus ( borok )pada lambungnya
atau dyspepsia non-ulkus. Di Indonesia sendiri penyebab dyspepsia mencapai angka 80%
dyspepsia fungsional, dan 10% ulkus dan 2% disebabkan oleh kanker lambung. Di Indonesia
sendiri dyspepsia berada pada peringkat ke 10 dengan proporsi 1.5% dari kategori 10 penyakit
terbesar pada pasien rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia. ( menurut Depkes, 2011)
Pada tahun 2013 dyspepsia menempati urutan 20 dari daftar 50 penyakit dengan pasien
rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3% dan menempati urutan ke-35 dari 50
penyakit penyebab kematian. Survey yang dilakukan dr. Ari F. Syam dari FKUI pada tahun 2012
dari 90 pasien yang diteliti hampir 50% mengalami dyspepsia. Berdasarkan data dari RSUD.
Lubuk pakam tahun 2014 didapatkan bahwa angka kejadian rawat inap atas kasus dyspepsia di
ruang seroja berjumlah 35 pasien dan untuk periode bulan juli hingga bulan oktober 2015
terdapat 47 pasien dengan persentase 3%.
Tentang masalah kesehatan diatas menjadi menarik minat para peneliti untuk menulis
makalah oleh karena itu masalah tersebut harus ditanggulangi untuk mengurangi dan mencegah
komplikasi- komplikasi yang lebih berat lagi. Dan untuk mengatasi masalah-masalah yang lazim
tersebut, diperlukan asuhan keperawatan yang komperensif ditujukan untuk mencegah,
mengatasi, dan memulihkan kesehatan dengan memepergunakan pendekatan proses
keperawatan.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah tentang penelitian ini adalah : Bagaimana pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Ny. D dengan kasus dyspepsia di R.seroja RSUD. Lubuk pakam.

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum

Untuk memperoleh dan meningkatkan pengalaman juga pengetahuan tentang penerapan


asuhan keperawatan pada Ny. D dengan kasus dyspepsia di R.seroja RSUD. Lubuk pakam.

2. Tujuan khusus

1) Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan pada Ny. D dengan kasus dyspepsia
di R.seroja RSUD. Lubuk pakam.
2) Mampu melakukan tahapan diagnosa asuhan keperawatan pada Ny. D dengan kasus dyspepsia di
R. seroja RSUD. Lubuk pakam.
3) Mampu melaksanakan intervensi asuhan keperawatan pada Ny. D dengan kasus dyspepsia di
R.seroja RSUD. Lubuk pakam.
4) Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan pada Ny.D dengan kasus dyspepsia di
R.seroja RSUD. Lubuk pakam.
5) Mampu melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada Ny.D dengan kasus dyspepsia di R.seroja
RSUD. Lubuk pakam.
6) Mampu melakukan catatan perkembangan asuhan keperawatan pada Ny.D dengan kasus
dyspepsia di R.seroja RSUD. Lubuk pakam.
D. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan
menggambarkan data secara objektif dimulai dari pengumpulan data, pengelolah sampai evaluasi
dan selanjutnya menyajikan dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan makalah ini penulis
memperoleh data melalui :
Mengobservasi yaitu dengan cara mengamati langsung klien pada saat melakukan asuhan
keperawatan.
Pengkajian fisik pada klien sebelum melakukan perencanaan dan tindakan keperawatan.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFENISI
Adapun beberapa definisi tentang penyakit dyspepsia yang diartikan meurut :
Dyspepsia merupakan symtom/gejala atau sindrom yang terdiri dari keluhan nyeri ulu hati,
perut kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut terasa penuh/begah dan rasa
panas didada /epigastrium.
Dyspepsia ialah kumpulan keluhan/gejala klinis dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian
atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan gastroesofagus klasik berupa rasa
panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dyspepsia.
(Mansjoer, Arif Edisi III,2012 hal :488)
B. KLASIFIKASI
Adapun penggolongan dyspepsia di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Dyspepsia organic
Dyspepsia yang penyebabnya telah di ketahui adanya kelainan organic dalam organ
tubuhnya. Misalnya, tukak (luka) lambung, radang pancreas, radang empedu, dan lain
sebagainya.
2. Dyspepsia non-organic
Dyspepsia yang penyebabnya bukan dari kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan
pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, endoskopi (teropong saluran pencernaan).

C. ETIOLOGI
Adapun berbagai penyebab dyspepsia berdasarkan penggolongannya yaitu :

1. Dyspepsia organic
Pengaruh tumor atau kanker saluran pencernaan
Regurgitasi ( alir balik, refluks ) asam lambung
Iritasi lambung (gastritis)
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, dan
Peradangan kandung empedu (kolesistisis)
2. Dyspepsia non-organik
Perubahan pola makan
Pengaruh konsumsi obat-obatan yang berlebihan tanpa sesuai takaran dosis
Alcohol dan nikotin
D. PATOFISIOLOGIS
Adapun bagaimana cara proses penyebaran penyakit ini :
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin
dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga
lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada bagian lambung
akibat gesekan-gesekan antar dinding-dinding lambung,kondisi seperti ini dapat mengakibatkan
peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung,
sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa implus muntah sehingga intake tidak
adekuat baik makanan maupun cairan.

E. MANIFESTASI KLINIS
Adapun beberapa gejala yang sering muncul yaitu sebagai berikut :
Rasa nyeri pada ulu hati
Mual, muntah
Perut kembung
Rasa lebih cepat kenyang
Perut terasa begah/penuh
Rasa panas pada daerah dada atau epigastrium
Nafsu makan menurun

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukkan menurut (H. Harjono, 2010 )
Pemeriksaan diagnostic
Anamnesis akurat : untuk menilai apakah keluhan itu local atau berdasarkan gangguan sistemik.
Pemeriksaan fisis : untuk mengidentifikasi kelainan intralumen organomegali.
Pemeriksaan laboratorium : untuk mengidentifikasi adanya faktor infeksi seperti :
Leukositorium
Pancreatitis ( amylase/lipase )
Keganasan ( CEA, CA, 19, 9, AFP )
Cek KGD ( kadar gula darah )
Cek WIDAL
Tubex sallmonella
Cek darah rutin
Cek urinalis : warna kuning jernih

Pemeriksaan Endoskopi : mengidentifikasi kelainan organic intra lumen seperti tukak, tumor, lesi
inflamasi, adanya obstruksi saluran cerna.
pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk seera dikerjakan bila dyspepsia tersebut disertai pula
oleh adanya anemia, berat badan menurun, muntah hebat, dugaan adanya obstruksi, muntah
darah atau keluhan sudah lama dan terjadi pada usia > 45 tahun. Keadaan ini disebut sebagai
alarm symptom karena sangat dicurigai sebagai suatu keadaan gangguan organic terutama
keganasan.

G. KOMPLIKASI
Adapula komplikasi yang di timbulkan yaitu :
Perdarahan
Kanker lambung
Muntah darah
Ulkus peptikum

H. PENCEGAHAN
Adapun beberapa cara yang dapat mencegah atau menghambat penyebaran dyspepsia yaitu :
Menjaga pola makan yang normal dan teratur
Pilihlah makanan yang seimbang dengan kebutuhan tubuh.
Sebaiknya, kurangin mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi.
Hindari kebiasaan merokok dan minuman yang berakohol
Biasakan membaca indikasi dan kontra indikasi pada suatu obat terutama obat bebas ( obat
warung )
Gunakan obat sesuai takaran dosis,

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Harrison, 2010 yaitu :
Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
mengatur pola makan
menghindari resiko obat-obatan, alcohol, dan kebiasaan merokok.
J. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
Adapun beberapa thyrapy obat yang diberikan yaitu :
Antibiotic
Ceftriaxone
Cefoperazon
Ampicilin
Ceftazidine

Antagonis reseptor H2
Semitidin
Ranitidine
Famotidin
Roksatidin
Antasida
Omeprazole
Prokinetik
Metolocopramide
Donperidon
Cisapride.

K. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. DATA DASAR PENGKAJIAN
A. Identitas
a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, hubungan dengan
pasien, alamat.
B.Alasan utama datang ke rumah sakit
C.Keluhan utama
D.Riwayat kesehatan sekarang
E.Riwayat kesehatan dahulu
F.Riwayat kesehatan keluarga
G.Riwayat pengobatan dan alergi
H.Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lainlain.
2. Data sistemik
a) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu, peraba, dan lain- lain
b) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis, kelopak mata,
konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan lain-lain.
c) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan lain-lain.
d) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan, pengisian
kapiler, edema, dan lain-lain.
e) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi tempat, orientasi orang,
dan lain-lain.
f) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual dan tenggorokan,
kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan
lain-lain.
g) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan, kemampuan memenuhi
aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
h) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lain-lain.
i) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat, payudara, dan lain
lain.
j) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika urinaria.
3. Data penunjang
4. Terapi yang diberikan
5. Pengkajian masalah psiko-sosial-budaya-dan spiritual
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan mukosa, submukosa, dan
lapisan otot lambung
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia, esofagitis dan anorexia.
c. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan gastroenteritis
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan :
Menurun atau hilangnya rasa nyeri.
Kriteria hasil:
Klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang atau hilang.
INTERVENSI
1. Kaji tingkat nyeri, Skala nyeri 2
2. Atur posisi klien
3. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan nyeri /asam lambung
4. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya.
5. Observasi TTV
6. Ajarkan teknik relaksasi
7. Kolaborasi pemberian obat terkontrol analgesic.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, esofagitis dan
anoreksia.
Tujuan :
Memenuhi kebutuhan nutrisi
Kriteria hasil:
Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah
INTERVENSI
1. Berikan makanan sedikit tapi sering
2. Catat status nutrisi pasien
3. Kaji pola diet klien yang disukai/tidak tepat
4. Monitor intake dan output secara periodic
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah
Tujuan :
Mengurangi atau menghilangkan gejala mual, muntah
Kriteria hasil:
Klien mengatakan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang atau menghilang
INTERVENSI
1. Awasi tekanan darah dan nadi, Indikator keadekuatan volume sirkulasi
2. Awasi jumlah dan tipe haluaran urine.
3. Ajarkan strategi muntah.
4. Identifikasi dampak kehilangan cairan lanjut.
5. Berikan/awasi hiperalimentasi IV

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


Tujuan:
Mengurangi atau menghilangkan kelemahan fisik
Kriteria hasil:
Klien mengatakan sudah dapat mulai beraktivitas secara mandiri
INTERVENSI
1. kaji kemampuan klien untuk melakukan Untuk aktivitas dan catat laporan kelelahan.
2. awasi vital sign: TD, nadi, pernapasan Untuk mengetahui kondisi klien sebelum dan sesudah
aktivitas.
3. beri bantuan dalam melakukan aktivitas
4. Menjaga keamanan klien, dan menghemat energi klien

4. IMPLEMENTASI
A. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan :
Menurunnya atau hilangnya rasa nyeri.
Kriteria hasil:
Klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang atau hilang.
IMPLEMENTASI
1. Mengkaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0-10). Skala nyeri 2
2. Mengatur posisi klien
3. Mengnjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan nyeri /asam lambung
4. Mengajurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya.
5. Mengkaji TTV
6. Mengajarkan teknik relaksasi
7. Mengkolaborasi pemberian obat terkontrol analgesic.
B. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, esofagitis dan
anoreksia.
Tujuan :
Memenuhi kebutuhan nutrisi
Kriteria hasil:
Klien mengatakan nafsu makan mulai bertambah
IMPLEMENTASI
1. memberikan makanan sedikit tapi sering
2. mengkaji sistatus nutrisi pasien
3. mengkaji pola diet klien yang disukai/tidak tepat
4. memantau monitor intake dan output secara periodic
C. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah dan
diare
Tujuan :
Mengurangi atau menghilangkan gejala mual, muntah
Kriteria hasil:
Klien mengatakan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang atau menghilang
IMPLEMENTASI
1. Mengawasi tekanan darah dan nadi, Indikator keadekuatan volume sirkulasi
2. mengawasi jumlah dan tipe haluaran urine.
3. mengkaji strategi muntah.
4. mengidentifikasi dampak kehilangan cairan lanjut.
5. memberikan/mengawasi hiperalimentasi IV

D. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


Tujuan:
Mengurangi kelemahan fisik
Kriteria hasil:
Klien mengatakan sudah dapat mulai beraktivitas secara mandiri
IMPLEMENTASI
1.Meng kaji kemampuan klien untuk melakukan Untuk aktivitas dan catat laporan
kelelahan.
2. mengawasi vital sign: TD, nadi, pernapasan Untuk mengetahui kondisi klien sebelum dan
sesudah aktivitas.
3. memberikan bantuan dalam melakukan aktivitas
4. Menjaga keamanan klien, dan menghemat energi klien

5. EVALUASI
1. Klien mengatakan tidak nyeri
2. Klien mengatakan
3. Klien mengatakan sudah nafsu makan
4. Klien mengatakan sudah tidak mual
5. Observasi vital sign normal
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN DISPEPSIA
I. PENGKAJIAN

1. A. IDENTITAS

IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. D
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 48 tahun
Alamat : Ds. Wonosari Tg. Morawa
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 15 OKTOBER 2015
Tanggal Pengkajian : 15 OKTOBER 2015
Diagnosa Masuk : Dispepsia Ukerlike + Febris + Susp. Thypoid Faver
No. RM : 17 19 71
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. H
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tg. morawa
Hubungan dengan klien : Anak kandung
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tanggal 15 OKTOBER 2015, klien mengeluh nyeri pada abdomen atas dan
merasa demam dan mual.
2. Riwayat Kesehatan/ penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan sebelum kien masuk rumah sakit pada tanggal 14 OKTOBER 2015,
klien sering terlambat makan, klien langsung
3. Riwayat Kesehatan/ penyakit Dahulu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya juga pernah mengalami nyeri pada
abdomennya, namun tidak terlalu lama dan tidak sampai dibawa ke Rumah Sakit.
4.Riwayat Kesehatan/ penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan ibu klien juga pernah mengalami hal seperti apa yang dirasakan
klien, tapi tidak sampai masuk Rumah Sakit dan tidak separah klien.
C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Kilen tampak lemah dan terbaring ditenpat tidur, tingkat kesadran klien Composmentis dengan
GCS 4, 5, 6.
Ket : 4 (Respon membuka mata spontan)
5 (Respon verbal orientasi baik)
6 (Respon motorik mengikuti perintah)
Hail TTV klien :
TD : 120/ 70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S : 39,2C

Data Antropmetrik :

BB : 40 kg
TB : 154 cm
LLA : 23 cm
BBI : 58.5 kg
2. Kulit
Tekstur kulit tampak simetris, kebersihan kulit baik, kulit teraba agak lembab, tidak terdapat lesi
atau luka pada kulit, turor kulit kembali 2 detik, kulit teraba hagat dengan suhu 39,2C, warna
kulit kuning langasat.
3. Kepala dan Leher
Tekstur kepala dan leher tampak simetris, kebersihan kulit kepala baik tidak terapat ketombe,
persebaran rambut merata, warna rambut hitam, tidak ada benjolan pada kepala, pada leher tidak
ada pembeasran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, leher dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri.
4. Penglihatan dan Mata
Struktur mata tampak simetris, kebersiahn mata baik (tidak ada secret yang menempel pada
mata), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada kelainan pada mata seperti
strabismus (juling), mata dapat digerakan kesegala arah, tidak ada kelainan dalam penglihatan,
kilen tidak menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata
5. Penciuman dan Hidung
Struktur hidung tampak simetris, kebersihan hidung baik, tidak ada secret didalam hidung, tidak
ada peradangan, perdarahan, dan nyeri, fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau minyak
kayu putih dengan alkohol)
6. Pendengaran dan Telinga
Struktur telinga simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga baik, tidak ada serum yang keluar,
tidak ada peradangan, perdarahan, dan nyeri, klien mengtakan telinganya tidak berdengun, fungsi
pendengaran baik(kilen dapat menjawab pertanyaan dengan baik tanpa harus mengulang
pertanyaan), klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
7. Mulut dan Gigi
Struktur mulut dan gigi tampak simetris, mukosa bibir tampak kering, kebersihan mulut dan gigi
cukup baik, tidak terdapat peradangan dan perdarahan pada gusi, lidah tampak bersih dan klien
tidak meggunakan gigi palsu.
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 22x/menit, tidak ada nyeri tekan pada dada, klien bernafas
melalui hidung, tidak ada terdengar bunyi nafas tambahan seperti wheezing atau ronchi, CRT
kembali 3 detik.
9. Abdomen
Struktur abdomen simetris, abdomen tampak datar(tidak ada benjolan), saat diperkusi terdenagr
bunyi hipertimpani. Klien mengatakan perutnya terasa kembung, saat dipalpasi terdapat nyeri
tekan, klien mengatakan nyeri didaerah abdomen pada bagian atas. Klien mengatakn skala
nyerinya 3 dan seperi disuk-tusuk, serta nyerinya bisa berjam-jam.
10. Genetalia dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan klien tidak ada keluhan atau gangguan pada sistem
reproduksi.
11. Ekstremitas Atas dan Bawah
Struktur ekstermitas atas dan bawah (kiri dan kanan) simetris, tidak ada kelainan bentuk, pada
tangan kiri terpasang infus RL 30 gtt/menit, klien tampak lemah, skala kekuatan otot
Ket :
0 : Parlisis total
1 : Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 : Gerakan otot penuh menantang gravitasi dengan sokongan
3 : Gerakan normal penuh menantang gravitasi dengan sedikit tahanan
4 : Gerakan noramal penuh menantang gravitasi dengan sediikt tahanan
5 : Gerakan normal penuh menantang gravitasi dengan tahanan.
Skala aktivitas 2
Ket :
0 : Ketidak tergantungan secara keseluruhan
1 : Membutuhkan penggunaan alat bantu
2 : Membutuhkan bantuan minimal
3 : Membutuhkan bantuan atau beberapa pengawasan
4 : Membutuhkan pengawasan total
5 : membutuhka bantuan total

D. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL

1. Aktivitas dan Istirahat

Dirumah : klien mengatakan sebelum sakit melakukan aktivitas sehari-hari yaitu sebagai
ibu rumah tangga. Klien mengatakan tidur siang dan tidur malamnya 8 jam. Saat klien tidur
siang 1 jam dan tidur malamnya 7 jam.
Di RS : Klien tampak lemah dan hanya berbaring ditempat tidur. Klien mengatakan
tidurnya sangat jarang dan hanya dapat tidur 1 jam kadang-kadang, serta tidurnya tidak puas.
2. Personal Hygiene
Di rumah : Klien mengatakan mandinya 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, dan memotong
kuku apabila panjang.
Di RS : Klien mengatakan tidak menggosok gigi tapi hanya berkumur-kumur saja di
pagi hari.
3. Nutrisi
Dirumah : Klien mengatakan makan 3x sehari dan klien mengatakan minumnya 6-7 gelas
sehari
Di RS : Klien megatakan makannya sangat jarang dan tidak nafsu, klien hanya dapat
makan 5 sendok makan, klien mengatakan merasa mual dan minum jarang 5-6 gelas sehari.
4. Eliminasi (BAB dan BAK)
Dirumah : Klien mengatakan BAB lancar dan BAK tidak menentu, feses klien padat dan
lembek.
Di RS : klien mengatakan tidak ada BAB dan BAK 2x kali,
6. Seksulitas
Klien mengatakan sudah menikah dan mempunyai anak.
7. Psikososial
Psikologi klien tampak ramah dan sopan, hubungan klien dengan keluarga, perawat, dokter dan
tim medis lainnya baik
8. Spiritual
Klien beragama Islam dan klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

E. DATA FOKUS
a. Data Subjektif

Klien mengatakan demam

Klien mengatakan hanya menghabiskan 5 sendok makan

Klien mengatakan mual

Klien mengatakan badannya hangat

b. Data Objektif
Inspeksi :

Klien tampak demam dengan suhu 39,2C

Mukosa bibir klien tampak kering


Auskultasi :
TD : 120/70 mmHg
Perkusi :

Abdomen terdengar hipertimpani


Palpasi :

Kulit klien teraba hangat dengan suhu 39,2C

Nadi : 84x / menit

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium.
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujuk
HEMATOLOGI
Darah Lengkap *11,3
Hemoglobin *33 g/dL 12,0 ~ 16,
Hematokrit *19,3 % 36 ~ 48
Leukosit 375 ribu/L 3,5 ~ 10,0
Trombosit *3,8 ribu/L 150 ~ 390
Eritrosit 86 juta/L 4~5
MCV 29,7 fL 80 ~ 97
MCH 34,5 pg 26,5 ~ 33,
MCHC g/dL 31,5 ~ 35,
Hitung Jenis 0,1
Basofil *0,3 % 0~1
Eosinofil *88,9 % 1~4
Neutrofil *6,6 % 50 ~ 70
Limposit 4,1 % 25 ~ 40
Monosit *25 % 2~8
Laju Endap Darah mm/jam 0 ~ 20

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1. DS : Ketidakseimbangan nutrisi Anoreksia


kurang dari kebutuhan tubuh
Klien mengatakan tidak nafsu makan

Klien mengatakan hanya menghabiskan 5


sendok makan

Klien mengatakan mual


DO :

Mukosa bibir klien tampak kering

Abdomen terdengar hipertimpani

Data Antropometrik
BB : 40 kg
TB : 154 cm
LLA : 23 cm
2. DS : Hipertermia Proses penyakit/infeksi

Keluarga klien mengatakan klien demam


DO :
Kien demam dengan temp : 39,2C
Prioritas Masalah:

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit/injeksi.


tujuan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia.

NO DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATA
N
1. Hipertermia MANDIRI 1. Mengkaji vital sign S : klien
berhubungan 1. Kaji Vital sign 2. Menganjurkan mengatakan
dengan proses keluarga untuk badannya hangat
penyakit/infeksi2.kompres pasien pada mengkompres pasien
ditandai dengan lipatan paha dan aksila pada lipatan paha dan O: klien demam
3. anjurkan asupan cairan aksila temp 39,2 C
klien oral 3. Menganjurkan klien
mengata4. untuk banyak minum A: masalah
anjurkan lepaskan
kan 4. Menganjurkan kepada hipertermia belum
pakaian yang berlebihan
badanny pasien untuk tidak teratasi
KOLABORASI
a hangat. memakai selimut
Beri terapi obat
5. Memberi obat sesuai P: intervensi
- inj. Ceftriaxone 1 gr/h
Keluarg - inj. Ranitidine 1 terapi dokter dilanjutkan
a amp/12
mengata inj. Sotatic 1 amp/12
kan jam
klien X:D, 2:1 (K/P)
menggig -Ulsafat syr 3 x CI
i -antasida tab 3 x 1
Pct tab 3 x 1
2. Beri obat antipiretik jika
perlu.
Beri terapi cairan
melalui IV . - Rl 20
gtt/menit k/p 40
gtt/menit
2 Ketidakseimban MANDIRI 1. mengkaji status nutrisi S : klien
gan nutrisi Kaji status nutrisi 2. mengobservasi mengatakan hanya
kurang dari penyebab tidak nafsu dapat
kebutuhan Timbang BB tiap hari makan menghabiskan 5
tubuh b.d 3. Ajarkan makan 3. menganjurkan makan sendok makan
Anoreksia sedikit tapi sering sedikit tapi sering
ditandai dengan4. kaji sejauh mana ketidak
4. mengkaji tugor kulit O : Masalah
klien adekuatan nutrisi nutrisi belum
mengatakan 5. kaji tugor kulit teratasi
tidak nafsu
makan A: masalah
KOLABORASI
Klien Ketidakseimbanga
1. Kolaborasi dengan ahli n nutrisi kurang
mengatakan gizi untuk menentukan
hanya dari kebutuhan
jumlah kalori dan nutrisi tubuh belum
menghabiskan 5 yang dibutuhkan pasien.
sendok makan teratasi
P : Intervensi
Klien dilanjutkan
mengatakan
mual
Mukosa bibir
klien tampak
kering
Abdomen
terdengar
hipertemi

DAFTAR PUSTAKA
1) Mansjoer, Arief et all, 2012, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi III, Jakarta : Media
Aesculapius.
2) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2012, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid 2 Edisi 3, Jakarta : FKUI.
3) Smeltzer, Suzanne C, 2010, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth,
Edisi 8 Vol 2, Jakarta : EGC.
4) Menurut SUDARSWONO, 2010
5) Munurut H. Harjono, 2010
6) Menurut Harrison, 2010
7) Mansjoer, Arief et all, 2012, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi II hal 488, Jakarta :
Media Aesculapius.

Anda mungkin juga menyukai