Anda di halaman 1dari 2

LKM KEKERASAN BERBASIS GENDER

Ana Masfurotin Ni'mah 15-260


Upaya yang sudah dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut.
a.Dibentuknya Undang-Undang mengenai KDRT
Dengan banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga,akhirnya Pemerintah Indonesia
pada tahun 2004 telah menerbitkan/ mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Tepatnya pada tanggal 22 September 2004. undang-undang ini merupakan hasil kerja
yang cukup panjang dari berbagai elemen bangsa baik dari pemerintah, parlemen dan
dari masyarakat luas yang dalam hal ini diwakili oleh lembaga-lembaga yang mempunyai
kepedulian terhadap penyelesaian KDRT dan Pembangunan Hukum yang adil bagi seluruh
lapisan masyarakat.Dengan terbentuknya UU Penghapusan KDRT, pemerintah berharap
kasus KDRT di Indonesia dapat menurun persentasenya dan ada landasan hukum untuk
melakukan penindakan kasus KDRT.

b.Pembentukan Komnas HAM


Berdirinya Komnas HAM bertujuan untuk melindungi dan mendampingi korban yang
mengalami kasus pelanggaran HAM. Komnas HAM biasan para korban KDRT dalam
pendampingan bantuan hukum sehingga kasus KDRT dapat diatasi dengan baik.

c. Pembentukan Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan


Dengan pembentukan komnas anti kekerasan terhadap perempuan maka fungsi lembaga ini adalah
mekanisme nasional untuk menghapuskan Kekerasan terhadap Perempuan.Tujuan Komnas Perempuan:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia perempuan di Indonesia; 2. Meningkatkan upaya
pencegahan dan penanggulangan segal bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-
hak asasi perempuan.
Mandat dan Kewenangan Komnas Perempuan: 1. Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan Indonesia dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan, serta
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; 2. Melaksanakan pengkajian dan penelitian
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta berbagai instrumen internasional
yang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi perempuan; 3. Melaksanakan pemantauan, termasuk
pencarian fakta dan pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran HAM
perempuan, serta penyebarluasan hasil pemantauan kepada publik dan pengambilan langkah-langkah
yang mendorong pertanggungjawaban dan penanganan; 4. Memberi saran dan pertimbangan kepada
pemerintah, lembaga legislative, dan yudikatif, serta organisasi-organisasi masyarakat guna mendorong
penyusuanan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung upaya-upaya
pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, serta perlindungan,
penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan.; 5. Mengembangkan kerja sama regional dan
internasional guna meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan Indonesia, serta perlindungan, penegakan dan pemajuan hak-hak asasi
perempuan.
Salah satu aksi nyata dari komnas anti kekerasan pada perempuan adalah kampanye 16 hari anti
kekerasan terhadap perempuan yang diperingati tanggal 25 November yang merupakan hari
internasional anti kekerasan terhadap perempuan hingga tanggal 10 desember yang diharapkan mampu
membuka pengetahuan masyarakat tentang kesamaan gender dan mengurangi angka KDRT pada
perempuan.
d. Pembentukanforum komunikasi pemberdayaan perempuan dan pusat pelayanan terpadu
pemberdayaan perempuan (P2TP2).
Wadah semacam forum komunikasi pemberdayaan permpuan forum ini merupakan wadah untuk
berurun

Anda mungkin juga menyukai