Upaya yang sudah dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut. a.Dibentuknya Undang-Undang mengenai KDRT Dengan banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga,akhirnya Pemerintah Indonesia pada tahun 2004 telah menerbitkan/ mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT). Tepatnya pada tanggal 22 September 2004. undang-undang ini merupakan hasil kerja yang cukup panjang dari berbagai elemen bangsa baik dari pemerintah, parlemen dan dari masyarakat luas yang dalam hal ini diwakili oleh lembaga-lembaga yang mempunyai kepedulian terhadap penyelesaian KDRT dan Pembangunan Hukum yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat.Dengan terbentuknya UU Penghapusan KDRT, pemerintah berharap kasus KDRT di Indonesia dapat menurun persentasenya dan ada landasan hukum untuk melakukan penindakan kasus KDRT.
b.Pembentukan Komnas HAM
Berdirinya Komnas HAM bertujuan untuk melindungi dan mendampingi korban yang mengalami kasus pelanggaran HAM. Komnas HAM biasan para korban KDRT dalam pendampingan bantuan hukum sehingga kasus KDRT dapat diatasi dengan baik.
c. Pembentukan Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Dengan pembentukan komnas anti kekerasan terhadap perempuan maka fungsi lembaga ini adalah mekanisme nasional untuk menghapuskan Kekerasan terhadap Perempuan.Tujuan Komnas Perempuan: 1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia perempuan di Indonesia; 2. Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segal bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak- hak asasi perempuan. Mandat dan Kewenangan Komnas Perempuan: 1. Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan, serta penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; 2. Melaksanakan pengkajian dan penelitian terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta berbagai instrumen internasional yang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi perempuan; 3. Melaksanakan pemantauan, termasuk pencarian fakta dan pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran HAM perempuan, serta penyebarluasan hasil pemantauan kepada publik dan pengambilan langkah-langkah yang mendorong pertanggungjawaban dan penanganan; 4. Memberi saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislative, dan yudikatif, serta organisasi-organisasi masyarakat guna mendorong penyusuanan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang mendukung upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, serta perlindungan, penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan.; 5. Mengembangkan kerja sama regional dan internasional guna meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia, serta perlindungan, penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan. Salah satu aksi nyata dari komnas anti kekerasan pada perempuan adalah kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang diperingati tanggal 25 November yang merupakan hari internasional anti kekerasan terhadap perempuan hingga tanggal 10 desember yang diharapkan mampu membuka pengetahuan masyarakat tentang kesamaan gender dan mengurangi angka KDRT pada perempuan. d. Pembentukanforum komunikasi pemberdayaan perempuan dan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan (P2TP2). Wadah semacam forum komunikasi pemberdayaan permpuan forum ini merupakan wadah untuk berurun