Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban

manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat

termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan

berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun-temurun dan mengakar kuat

di masyarakat. Tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisonal tersebut

tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.1

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran

dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk

pengobatan.2 Salah satu penggunaan obat tradisional adalah dalam mengatasi

masalah gangguan tidur. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa

mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius. 3

Beragam obat sedatif dapat digunakan untuk mengatasi insomnia, akan tetapi

banyak diantara obat tersebut yang dilaporkan bersifat toksik dan menyebabkan

kematian.4
2

Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat

dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan

lainnya.5 Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini

juga sesuai dengan peningkatan usia. Menurut Kaplan dan Sadock kurang lebih

40-50 % dari populasi usia lanjut menderita gangguan tidur. 15-20 % gangguan

tidur disebabkan oleh gangguan psikiatri, ketergantungan obat dan alkohol.6

Keluhan insomnia mencakup jenis masalah tidur yang luas, yaitu kesulitan

jatuh tertidur, sering terbangun, masa tidur yang singkat, dan tidur yang tidak

menyegarkan. Insomnia adalah suatu keluhan yang serius yang meminta evaluasi

dalam menenemukan kemungkinan penyebabnya (organik, psikologi, situasional,

dan sebagainya) yang mungkin dapat diatasi tanpa menggunakan obat-obat

hipnotik.7

Menurut Mevrouw J. Kloppenburg-Versteegh menulis penggunaan pala

dan kangkung sebagai obat insomnia. Menurutnya, orang Indonesia telah

menggunakan pengobatan itu secara turun temurun. Salah satu tanaman yang

banyak dimanfaatkan oleh orang Indonesia untuk keperluan sayuran adalah

tanaman kangkung darat. Beberapa orang yang telah mengkonsumsi sayuran

kangkung darat tersebut mengaku merasakan kantuk. Berdasarkan literatur, dalam

100 gram tanaman kangkung mengandung 458 mg kalium dan 49 mg natrium,

dimana kalium dan natrium ini merupakan persenyawaan garam bromida.8

Namun demikian dalam perkembangannya sering dijumpai ketidaktepatan

penggunaan obat tradisional karena kesalahan informasi maupun anggapan keliru

terhadap obat tradisional dan cara penggunaannya. Dari segi efek samping
3

memang diakui bahwa obat alam memiliki efek samping relatif kecil

dibandingkan obat modern, tetapi perlu diperhatikan bila ditinjau dari kepastian

bahan aktif dan konsistensinya yang belum dijamin terutama untuk penggunaan

secara rutin. 9

Uji toksisitas akut adalah salah satu uji pra-klinik. Uji ini dirancang untuk

mengukur derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi dalam waktu singkat,

yaitu 24 jam setelah pemberiannya dalam dosis tunggal. Tolak ukur kuantitatif

yang paling sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal atau toksik

adalah dosis letal tengah (LD50). 25,28

Penelitian yang dilakukan oleh Ranu Anggara10 dengan metode eksperimental

dengan rancangan Post Test Only Group design, menyebutkan bahwa ekstrak

kangkung darat mempunyai efek sedatif pada mencit BALB/C. Akan tetapi, masih

diperlukan penelitian-penelitian lanjutan untuk lebih menguatkan pembuktian

adanya pengaruh sedatif dari ekstrak kangkung darat. Oleh karena itu peneliti

tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh sedatif dan efek toksik yang

ditimbulkan oleh ekstrak kangkung darat. Pada penelitian ini metode yang

dipakai yaitu uji metode Platform (pengamatan perilaku) dan uji kuantitatif

sebagai perbandingan dari penelitian sebelumnya. Kekurangan peneliti

sebelumnya adalah dosis yang dipakai kurang bervariatif, selain itu juga peneliti

sebelumnya tidak melakukan penelitian mengenai uji toksisitas dari kangkung

darat, baik secara toksisitas akut, sub kronis maupun kronis dengan berbagai

dosis.

B. Rumusan Masalah
4

Apakah ada pengaruh efek sedasi dan efek toksisitas akut ekstrak

kangkung darat (Ipomea reptans Poir) terhadap mencit jantan (Mus musculus

Linn) galur DDY pada beberapa tingkatan dosis di Laboratorium Kimia Organik

FMIPA Universitas Lampung, tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui efek sedasi dan toksisitas

akut ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir) terhadap mencit

jantan (Mus musculus L) galur DDY pada beberapa tingkatan dosis di

Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Lampung, tahun

2012.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui terjadinya efek sedasi pada mencit jantan (Mus

musculus Linn) galur DDY.

b. Membandingkan mencit yang diberi ekstrak kangkung darat

(Ipomea reptans poir) dosis bertingkat dengan kelompok kontrol

positif (fenobarbital) dan kontrol negatif yang hanya diberi

Aquadest.
5

c. Mengetahui potensi toksisitas ekstrak kangkung darat (Ipomea

reptans poir) terhadap mencit jantan (Mus musculus Linn) galur

DDY.

d. Menentukan nilai LD50 mencit jantan (Mus musculus Linn) galur

DDY setelah pemberian ekstrak kangkung darat (Ipomea

reptans poir) dengan dosis bertingkat berdasarkan klasifikasi

toksisitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah

mengenai penggunaan kangkung darat sebagai alternatif dalam

mengatasi insomnia.

2. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai efek sedasi yang dimiliki oleh tanaman

kangkung darat.

3. Bagi Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan dapat dijadikan dasar untuk mengolah kangkung

darat untuk dijadikan obat yang dapat menyebabkan sedasi.


6

4. Bagi Instansi Kesehatan dan Keilmuan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana informasi bagi

peningkatan kesehatan baik didalam ataupun luar negeri untuk dikaji

kembali perihal obat-obat tradisional.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk ke dalam ruang lingkup Ilmu Patologi klinik dan

Farmakologi. Dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas

Lampung pada bulan Oktober tahun 2012 sampai dengan selesai, dengan tujuan

mengetahui efek sedasi dan efek toksisitas akut ekstrak kangkung darat (Ipomea

reptans Poir) terhadap mencit jantan (Mus musculus Linn) galur DDY. Subjek

penelitian ini adalah mencit jantan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara

random dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi yang diberikan perlakuan

terlebih dahulu yaitu mencit jantan yang diberikan ekstrak kangkung darat dengan

mencit jantan (Mus musculus Linn) yang diberikan fenobarbital sebagai kontrol

positif dan mencit jantan yang hanya Aquadest sebagai kontrol negatif. Setelah itu

mencit jantan (Mus musculus Linn) di lihat aktivitas motoriknya dengan uji

metode Platform yaitu pengamatan tingkah laku dari mulai timbulnya efek sedasi

sampai hilangnya efek sedasi, selanjutnya untuk mengukur efek toksik dari

kangkung darat menggunakan metode kuantitatif yaitu jumlah hewan yang mati

setelah pemberian ekstrak dalam dosis tunggal yang diamati selama 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai