kondisi sakit
NAMA KELOMPOK :
ANIS MARCHELA (145140013)
DINDA ASYIFA RAHMI (145140033)
IRMA WITA OKTAVIANI (145140231)
NIDIA NISA LANA (145140067)
SEPTY HERFINA (145140098)
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang
tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga
ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada
keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan, maka
disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan akan
informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan
kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa pertengahan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan internet, diskusi
kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 3 BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar teori dan konsep asuhan keperawatan pada klien
dengan keluarga dewasa.
BAB III : Kasus Asuhan Keperawatan pada keluarga dewasa
BAB IV : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikuti.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau
pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek,
nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau hari libur
saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.
9). Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-
barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak sudah
memisahkan diri.
3. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan
fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri
yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang
lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau
masyarakat.
2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi
afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga keretakan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi
afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
dengan keluaarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan,
tempat tinggal dan lain sebagainya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah.
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
b. Karakteristik penerima :
1) Siap mendengar.
2) Memberikan umpan balik.
3) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami atau istri atau anak.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah positif. Tipe
struktur kekuatan antara lain :
1) Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
2) Referent power
Seseorang yang ditiru.
3) Reword power
Pendapat ahli.
4) Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan.
5) Informational power
Pengaruh melalui persuasi.
6) Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
d. Nilai nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.
6. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat pencegahan,
yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan
tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit, juga tujuan tujuan yang
sesuai untuk masing masing tingkat. Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998). Ketiga
tingkatan tersebut adalah adalah :
1. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan preventif khusus
yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera.
2. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan pengobatan.
3. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk
meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya.
Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan keluarga. Tujuan
tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan
( Hanson, 1987 dalam Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting
dari keperawatan keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini, diagnosa dan
pengobatan merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan
pemulihan kesehatan secara khusus menjadi tujuan yang penting bagi keperawatan keluarga
saat ini, mengingat perkembangan keperawatan kesehatan dirumah dan pravelensi penyakit
penyakit kronis, serta ketidakberdayaan dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin
meningkat dan cepat (Friedman, 1998).
3. GENOGRAM
Ket :
: Perempuan : Laki laki
: Penderita :Hubungan perkawinan dan satu rumah
4. TYPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : keluarga The nuclear family
b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa sakit
sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
5. SUKU BANGSA
a. Asal Suku Bangsa : Tn. H bersuku banjar dan Ny. T bersuku melayu. Mereka bisa menerima
satu sama lain meskipun berbeda suku.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal hal yang
bertentangan dengan budaya.
6. AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Agama Tn. H adalah Islam, dan begitu pula dengan Ny.T. Tn. H dan Ny. T Mengatakan selalu
berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah kecuali jika
Tn. H tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan Ny. T jika Ny. T pergi pengajian, mereka
melakukan shalat sendiri-sendiri.
7. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya Tn. H, yang berkerja sebagai kuli
bangunan.
b. Penghasilan : Tidak ada
c. Upaya lain : Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.500.000
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : rumah, motor yamaha, kulkas, Tv,
kursi, serta lemari lemari.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan kebutuhan tiap bulan yang
dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan sehari hari saja, kurang lebih Rp.1.500.000
perbulan.
8. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan cucunya
berkunjung kerumahnya. Tetapi kadang kadang juga pergi jalan kerumah anak dan
keluarga.
b Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. H dan Ny. T jika dirinya sakit
biasanya berobat di puskesmas.
c Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. H : Klien mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan sakit asma dan 2 tahun
terakhir penglihatan sudah mulai kabur.
Ny. T : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah dioperasi dan klien
mengatakan biasanya klien merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang dibelikan
anaknya diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa, dirinya hanya berobat
kepuskesmas.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 7 x 12 meter
b. Type rumah : sederhana
c. Kepemilikan : pribadi
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela : Ada 10 ventilasi
yang terdapat di dalam rumah
e. Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 4 Kamar tidur.
f. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g. Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
h. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
i. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter
j. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga mengatakan
jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping rumah.
k. Keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.
l. Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi terbukti tidak ada sampah
yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang kecil dan sudah disemen
rapi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Kebiasaan : setiap minggu Ny. T melakukan pengajian dengan tetanga.
b. Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib lapor RT / RW
c. Budaya : didalam satu jalu klien semua suku ada dan kebanyakan orang melayu.
3. Mobilitas geografis keluarga :klien mengatakan dia hanya dirumah saja tetapi biasanya jika
ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan keluarganya.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan tiap bulan
klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan pengajian dengan tetanga.
5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam kesehatan,
hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling
pengertian.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. T dalam keluarganya berkomunikasi biasa
menggunakan bahasa melayu.
2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H dan Ny. T selalu
memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik. Perbedaan-perbedaan pendapat
yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara dengan baik- baik.
3. Struktur peran ( peran masing masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn. H sebagai
kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny. T.
4. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam
keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap suami
terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama setiap hari dari sarapan
sampai makan malam.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong menolong
dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak anak mereka.
2. Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga
besarnya mau pun kecil baik baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik,
terutama tetangga-tetangga terdekat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan pusing dan
persiapan tuanya.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami :
klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan antar suami isteri dan
minum obat.
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : klien
mengatakan biasanya keluarga hanya makan teratur dan olahraga yaitu jalan pagi setiap hari
minggu.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b. Akseptor : tidak
5. Keterangan lain : Ny. T mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun yang lalu Ny. T
tidak mengalami menstruasi lagi.
6. Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi anak
anaknya.
H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan
dimasakan lanjut usia.
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang datang bisa
berbagi pengetahuan.
F. PEMERIKSAAN FISIK
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Tn. H Ny. T
Fisik
1 Keadaan
Umum 85 kg 52 kg
BB 165 cm 150 cm
TB
2 Kepala :
Rambut Hitam tampak ubun Hitam sedikit uba,
disela sela rambut panjang dan keriting.
dan agak keriting.
Mata Konjungtiva pink, Konjungtiva pink,
sclera sclera pucat, dan
pucat.penglihatan penglihatan mulai
agak mulai menurun. menurun.
Hidung sinusitis (-),
polip (-), penciuman sinusitis (-),
baik. polip (-), penciuman
baik.
Mulut
Mulut bersih, mukosa Mulut bersih, mukosa
lembab, lidah bersih, lembab, lidah bersih,
gigi sudah rapuh. gigi sudah rapuh
Telinga .
Pendengaran baik. Pendengaran baik.
3 Leher
JVP Tidak ada Tidak ada pembesaran
pembesaran vena vena jugularis.
jugularis.
Kelenjar Tiroid Tidak ada
Tidak ada pembengkakan
pembengkakan.
4 Dada
Mamae
Inspeksi Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, pembengkakan,
simetris antara kiri simetris antara kiri dan
dan kanan. kanan.
Palpasi
Tidak ada Tidak ada
Inspeksi
Saat bernafas Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot
bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.
Palpasi
Tidak simetris Tidak ada kelainan.
penurunan antara kiri
dan kanan
Perkusi
Terdengar bunyi Tidak ada penimbunan
dalnes. cairan.
Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler,
Bunyi nafas ronchi, RR normal
RR normal
Jantung
Letak normal dan
Palpasi
Letak normal. Dan ukuran normal.
ukuran normal. Ictus cordis normal
Perkusi
Ictus cordis normal yaitu ics 5 dan 6
yaitu ics 5 dan 6. Irama teratur, sura
Auskultasi
Irama teratur, suara tambahan tidak ada
tambahan tidak ada TD : 130/80 mmHg
TD : 140/90 mmHg
5 Abdomen
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna
normal, asites (-) normal, asites (-)
M. DAFTAR MASALAH
N DATA PROBLEM ETIOLOGI
O
1. Ds : Kurang pengetahuan Keefektifan Manajemen
Keluaraga Kesehatan Diri.
mengatakan bahwa
dirinya kurang bisa
dalam mengatasi
masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
Keluarga tampak
binggung ketika
ditanya.
2.Ds : Kurang mengenal Gangguan pola nafas
Klien mengatakan masalah
bahwa biasanya kalau
kehabisan obat klien
merasakan sesak dan
ketika terkena debu
juga.
Do :
Klien tampak
terenggah terenggah
.
3. Kurang mengetahui Resiko kesepian
Klien mengatakan tugas perkembangan
merasa kesepian sejak dewasa pertengahan
ditinggalkan oleh anak-
anaknya.
Do:
Klien tampak sedih
ketika dikaji.
N. SKORING
1. Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan
KRITERIA S BOBOT Pembenaran
K
O
R
SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk
o Tidak sehat 3
ancaman karena jika tidak
o Ancaman 2
diberi pengetahuan
kesehatan 1
o Krisis atau keadaan keluarga tidak tahu dan
sejahtera tetap minum obat tiap hari
dan kita tahu efek yang
terjadi akibat terlalu banyak
minum obat streroid.
KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin
MASALAH DAPAT hanya sebagian dapat
DIUBAH 2 diubah karena melihat
o Dengan Mudah 1
0 kondisi keluarga yang
o Hanya Sebagian
o Tidak dapat ketergantungan dengan
obat.
PONTISIAL MASALAH 1 Potensial masalah dapat
DAPAT DICEGAH dicegah cukup, karena
o Tinggi 3 keluarga mengatakan
o Cukup 2
o Rendah 1 bahwa keluarga ingin
sembuh dari sakit.
MENONJOLNYA 1 Masalah ini merupakan
MASALAH 2 masalah berat, sehingga
o Masalah berat,
harus ditangi, sehingga
harus segera
keluarga tidak terlalu
ditangani 1
o Ada masalah, tapi tidak ketergantungan dengan
obat.
perlu segera ditangani 0
o Masalah tidak
dirasakan
2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3
2. Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenara
n
SIFAT MASALAH 1 Sifat
o Tidak sehat 3
masalah ini
o Ancaman kesehatan 2
o Krisis atau keadaan 1 sudah tidak
sejahtera sehat
karena
melihat
kondisi
klien.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Kemungkin
DAPAT DIUBAH 2 an masalah
o Dengan Mudah 1 dapat
o Hanya Sebagian 0
o Tidak dapat diubah
hanya
sebagian
karena
masalah ini
sudah
terlalu
berat.
PONTISIAL MASALAH DAPAT 1 Potensial
DICEGAH 3 masalah
o Tinggi 2 dapat
o Cukup 1
o Rendah dicegah
cukup,
karena
kemungkin
an hanya
tergantung
kondisi klin
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini
o Masalah berat, harus 2 berat dan
harus
segera ditangani 1 segera
o Ada masalah, tapi tidak perlu
ditangani,
segera ditangani 0 karena
o Masalah tidak dirasakan agar tidak
menimbulk
an
komplikasi
yang lebih
berat.
1+1+2/3+1 =3 2/3
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenar
an
SIFAT MASALAH 1 Sifat
o Tidak sehat 3
masalah
o Ancaman kesehatan 2
o Krisis atau keadaan 1 ini
sejahtera merupaka
n krisis
karena
kelurga
masih
bisa
mengatasi
masalah
tersebut.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Karena
DAPAT DIUBAH 2 menurut
o Dengan Mudah 1 pengkajia
o Hanya Sebagian 0
o Tidak dapat n yang
kami
lakukan
keluarga
mengatak
an bahwa
mungkin
memang
waktunya
kami
hidup
berdua
lagi.
PONTISIAL MASALAH DAPAT 1 Karena
DICEGAH 3 tindakan
o Tinggi 2 masalah
o Cukup 1
o Rendah yang
dihadapi
keluarga
wajar,
mungkin
beradapta
si dengan
keadaan.
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah
o Masalah berat, harus segera 2 ini tidak
ditangani perlu
1
o Ada masalah, tapi
ditangani
tidak perlu segera 0
karena
ditangani
klien baru
o Masalah tidak dirasakan
merasaka
n hal
tersebut.
2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6s
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
hasil keperawatan
1.
Gangguan Pola Gangguan yang 1. mengecek 1. untuk mengetahui
Nafas b.d terjadi berkurang atau mengkaji keadsaan umum
kurang kuyrun waktunya keadaan klien.
mengenal setelah dilakukan umum klien.
masalah 2. melakukan
tindakan selama
PENKES 2. untuk memberi
1 X 30 menit.
Dengan KH : berhubungan wawasan kepada
A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi
keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah
meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan
usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua
lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,
pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus,
modifikasi lingkungan.
B. Saran
1. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan
adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan simpati,
dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak usia dewasa
pertengahan.
2. Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu mengaplikasikannya kepada
masyarakat terutama pada keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
3. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia dewasa
pertengahan dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1.Jakarta : EGC
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2.Jakarta : EGC
Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC