Makalah Amdal
Makalah Amdal
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan umum adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan tata kerja dari
AMDAL terhadap lingkungan pasar PAL. Sedangkan tujuan khususnya, untuk mengetahui variabel
mana yang paling dominan dalam mempengaruhi kualitas AMDAL pada pengelolaan lingkungan hidup
di pasar PAL.
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Peraturan Pemerintah
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN
LINGKUNGAN
4. Peraturan Gubernur
Menimbang :
a. Bahwa pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan yang wajib dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah sejalan dengan berlakunya otonomi daerah;
b. Bahwa sehubungan dengan huruf a diatas perlu ditetapkan jenis kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dengan keputusan Gubernur.
Mengingat :
1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 (BN no. 5000 hal 1B-12B) tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
2) Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 (BN No. 5326 hal 5B-10B dst) tentang Penataan Ruang;
3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 (BN No. 6066 hal 14 B-20B dst) tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 (BN No. 6336 hal 8B-15b dst) tentang Pemerintahan Daerah;
5) Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 (BN No. 6372 hal 5B-8B) tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta;
6) Peraturan Pemrintah Nomor 27 Tahun 1999 (BN No. 6436 hal 1B-9B) tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 (BN No. 6468 hal 1B-9B) tentang Kewenangan Pemerinytah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi;
8) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-12/MENLH/ 3/94 (BN No. 5556 hal 3B-5B) tentang
Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERTAMA :
Jenis usaha /kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) di Propinsi Jawa Barat.
KEDUA :
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sebagaimana dimaksud pada
diktum PERTAMA dilakukan bersama oleh instansi pemberi izin operasional, Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup daerah Propinsi Jawa Barat, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kotamadya/ Kabupaten Administrasi
setempat, dan instansi terkait lainnya.
KETIGA :
Pengawasan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
dilakukan bersama oleh instansi pemberi izin operasional, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Propinsi Jawa Barat, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kotamadya/ Kabupaten Administrasi setempat, dan
instansi terkait lainnya.
KEEMPAT :
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (uPl) Proyek
Pemerintah di Propinsi Jawa Barat disusun oleh instansi yang membidangi kegiatan melalui pemimpin proyek
yang bersangkutan.
KELIMA :
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya , memerintahkan pengundangan Keputusan ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat.
2.2. AMDAL
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan
kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan
digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara lain adalah
aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap
studi kelayakan suatu rencana usaha atau kegiatan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha
atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan,
pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara
jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan
wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL
digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau
kegiatan.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-AMDAL).
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) .
Tiga dokumen (AMDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai
AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah
dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar
kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun
2006.
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002.
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO.
08/2006.
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008.
4.1 Wawancara
Pasar PAL merupakan sebuah pasar tradisional yang berlokasi di sekitar Jl Raya Bogor Mekarsari,
Depok. Pasar PAL terdiri dari beberapa kios yang menjual kebutuhan sehari-hari. Mulai dari
perlengkapan pangan dan sandang. lokasi pasar yang terletak disekitar pemukiman warga memiliki
dampak positif, seperti tersedianya lapangan kerja baru, dan memudahkan warga dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Namun dikarenakan kios yang terdapat di pasar PAL memiliki tata letak yang
tidak teratur, sehingga sedikit banyak menimbulkan gangguan lalu lintas bagi pengendara yang
melewati jalan raya tersebut. Untuk mengetahui dampak spesifik pada warga sekitar, kami
mengadakan wawancara terhadap 6 warga sekitar pasar sebagai narasumber. Berikut pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dalam wawancara.
1. Siapa nama dan sudah berapa lama Anda tinggal di sekitar pasar PAL?
a. Muhtar. Sudah 51 tahun saya tinggal disini.
b. Eddy. Sudah 25 tahun saya tinggal disini.
c. Ai Maimunah. Saya tinggal sekitar 22-25 tahun disini.
d. Nina. 40 tahun saya dan keluarga tinggal disini.
e. Santi. Sudah 30 tahun saya tinggal disini.
f. Joko. Tinggal disini sudah lama, sekitar 51 tahun.
2. Apakah ketika Anda tinggal disini, pasar PAL sudah berdiri?
a. Belum didirikan. Masih sepi dan hanya ada jalan.
b. Seingat saya,,, belum ada apa-apa disini. Pasar baru berdiri setelah beberapa tahun saya tinggal disini.
c. Belum ada.
d. Belum berdiri pasar disini waktu itu.
e. Belum ada.
f. Seingat saya belum ada pasar disini.
3. Apa perbedaan yang Anda rasakan sebelum dan sesudah Pasar PAL berdiri?
a. Awalnya saya tidak setuju ketika pasar PAL mau didirikan apalagi dekat dengan pemukiman warga.
Saya membayangkan rumah saya akan terkena polusi bau setiap harinya dan tidak nyaman. Tetapi,
Pasar PAL pada akhirnya berdiri karena banyak warga yang menyetujui hal itu. Sebelum Pasar PAL
tidak berdiri, sekitar rumah saya sepi. Hanya ramai karena dilalui oleh beberapa mobil yang rumahnya
sekitar sini dan angkutan umum yang memang jalurnya disnini. Tetapi, setelah pasar PAL berdiri,
kondisi di sekitar lingkungan rumah saya menjadi lebih ramai, karena banyak orang yang lalu lalang
membawa kendaraan motor dan mobil, sehingga jalan lebih sering. Umumnya, ketika melewati pasar,
akan tercium bau yang sangat menyengat. Tetapi, pasar hanya bau di tempat penampungan sampah
atau dekat parkiran motor saja, sedangkan saat memasuki pasar, pasar tidak sekotor pasar-pasar pada
umumnya dan tidak berbau semenyengat di pasar-pasar lainnya.
b. Sebelum ada pasar PAL, jalanan hanya dilalui oleh angkutan umum dan kendaraan-kendaraan warga
yang tinggal di sekitar pasar. Tetapi sekarang lebih ramai lagi karena dilalui oleh kendaraan-kendaraan
yang datang ke pasar. Kelebihannya dari adanya pasar, Saya jadi lebih mudah berbelanja kebutuhan
sehari-hari. Tidak perlu menunggu gerobak sayur lewat dulu, dan di pasar barang-barangnya lebih
fresh dan lengkap, sedangkan kalau menunggu gerobak sayur, barang-barangnya sudah sisa-sisa dan
tidak sesegar di pasar.
c. Yang saya rasakan sebelum ada pasar PAL, sepi. Setelah pasar PAL ada, jalanan jadi lebih cepat rusak
karena sering dilewati truk-truk besar. Tapi, dengan adanya Pasar PAL, saya tidak hanya menjadi ibu
rumah tangga tapi saya juga mempunyai penghasilan berdagang di Pasar PAL. Jadi, pasar PAL
memberikan lapangan pekerjaan juga untuk saya dan warga-warga disini.
d. Pas belum ada pasar, lingkungan lebih bersih. Setelah ada pasar, lebih banyak produksi pasar tetapi
sampah yang dihasilkan tidak tersebar dimana-dimana. Pihak pasar tetap melakukan pembersihan
tetapi, pembuangannya ditampung di pinggir jalan dekat kali dan itu memang mengganggu ketika
melewatinya.
e. Kalau dulu suasanya tenang. Hanya ada mobil lalu lalang, tapi sekarang berisik, dimana-mana ada
orang. Mau berangkat kerja ada orang dimana-mana. Saya malas bertemu banyak orang apalagi yang
tidak dikenal.
f. Saya lebih suka suasana dulu. Karena, lebih fresh udaranya ketika masih pagi-pagi buta. Tetapi sekarang
saya lebih suka dengan adanya pasar PAL disini karena lebih dekat dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari karena saya sekarang hanya tinggal bersama istri saya dan kami juga sudah tua.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penutup ini berisikan solusi yang diberikan dan diharapkan mampu membantu memberikan
perbaikan terhadap pasar PAL agar memenuhi standar lingkungan hidup.
1. Memperbaiki tata letak kios-kios yang terdapat di pasar PAL.
2. Memperbaiki pengelolaan sampah. Sampah-sampah organik dapat dikumpulkan dan diolah menjadi
kompos yang berguna sebagai pendapatan tambahan sedangkan sampah-sampah non organik diolah
menjadi kerajinan tangan.