Anti Bio Tika
Anti Bio Tika
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses
infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit
infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau
memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda
dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan
lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine,
antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya.
Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan
setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada
antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya
lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
mencapai lokasi tersebut.
Antibiotika oral (yang dimakan) mudah digunakan bila efektif, dan antibiotika intravena (melalui
infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan
setempat, seperti tetes mata dan salep.
Daftar isi
1 Riwayat singkat penemuan antibiotika modern
2 Macam-macam antibiotika
3 Penggunaan antibiotika
4 Referensi
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh peneliti-peneliti
dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui oleh
lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.'
Macam-macam antibiotika
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika[1] dilihat dari target atau sasaran kerjanya:
Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penisilin, Polipeptida dan
Sefalosporin, misalnya ampisilin, penisilin G;
Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Makrolida, Aminoglikosida, dan Tetrasiklin, misalnya gentamisin, kloramfenikol,
kanamisin, streptomisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, eritromisin, azitromisin;
Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya
oligomisin, tunikamisin; dan
Penggunaan antibiotika
Karena biasanya antibiotika bekerja sangat spesifik pada suatu proses, mutasi yang mungkin
terjadi pada bakteri memungkinkan munculnya strain bakteri yang 'kebal' terhadap antibiotika.
Itulah sebabnya, pemberian antibiotika biasanya diberikan dalam dosis yang menyebabkan
bakteri segera mati dan dalam jangka waktu yang agak panjang agar mutasi tidak terjadi.
Penggunaan antibiotika yang 'tanggung' hanya membuka peluang munculnya tipe bakteri yang
'kebal'. Oleh karena itu satu dosis lengkap atau satu cure antibiotika harus dihabiskan semuanya,
walaupun kadang-kadang baru setengah cure saja tampaknya sudah sembuh. Bakteri tertentu
pada orang tertentu kadang-kadang sulit disembuhkan, karena bakteri tersebut kadang-kadang
sudah mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotika tertentu, oleh karenanya perlu
dilakukan Kultur di Laboratorium Klinik terhadap specimen (air seni, darah, faeces, dahak, ingus
atau secret lainnya) untuk mengetahui jenis bakterinya dan juga antibiotika apa yang masih
mempan terhadap bakteri tersebut. Pada infeksi saluran kemih kadang-kadang dijumpai lebih
dari satu bakteri sekaligus.
Referensi
1. ^ Table of Antibiotics dari SERVA Electrophoresis
[sembunyikan]