PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan laju pertumbuhan nasional, pembangunan sektor transportasi
juga menjadi bidang yang terus dibenahi dan dikembangkan. Pembangunan
transportasi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi.
Pembangunan transportasi meliputi penyediaan sarana jalan yang cukup, penyediaan
terminal yang representative , jumlah dan kualitas kendaraan yang layak serta sarana
pendukung transportasi termasuk tempat untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar
kendaraan bermotor dengan sistem distribusinya dikelola oleh pemerintah dalam hal
ini adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam hal ini Pertamina.
Pemenuhan sarana transportasi bagi masyarakat tersebut merupakan tersebut
merupakan keharusan dan kewajiban pemerintah untuk memfasilitasinya.
Stasiun Pengisisan Bahan Bakar umum (SPBU) merupakan partisipasi
langsung dunia usaha dalam rangka mewujudkan peningkatan pelyanan jasa
transportasi dalam hal pemenuhan bagi masyarakat sekitar akan kebutuhan bahan
bakar kendaraan bermotor yang melintasi jalur jalan. Dengan pembagunan SPBU ini
akan sangat membantu untuk melancarkan distribusi BBM. Pertamina atau nama
resminya PT. Pertamina (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bertugas untuk mengelola penambangan minyak dan gas bumi di
Indonesia.
Desa Noelbaki dengan luas wilayah 17,70 Km2, jarak desa dengan Ibukota
Kecamatan yaitu 1 Km sedangkan jarak dengan Ibukota Kabupaten 16 Km dan
terletak pada ketinggian 10 mdpl. Jumlah penduduk 6.637 jiwa pada tahun 2016 telah
memiliki prasarana transportasi yaitu terminal yang cukup memadai.
Disadari bawasanya SPBU/Pertamina merupakan salah satu unit penting
dalam pelayanan transportasi , sehingga tindakan lebih lanjut, diperlukan
Pertamina/SPBU untuk mendukung kelancaran transportasi.
Penanggung Jawab :
Nama : Abdul Syukur, ST. M, Eng
Jabatan : Kepala Dinas Perhubungan
Alamat : Jl. Kolhua
Tlp/Fax : 085347253563
Email : abdulsyukur@gmail.com
Pendukung
Operasional Genset
A. Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara
Pencemaran udara diindikasikan oleh adanya satu atau lebih kontaminan
atau kombinasinya di dalam atmosfir seperti debu, uap air, gas, bau, asap dan
uap lainnya yang dalam kuantitas, sifat dan lama waktu keberadaannya dapat
menyebabkan gangguan kesehatan manusia, hewan, maupun tumbuhan serta
benda-benda yang ada di sekitar lokasi kegiatan.
Gambaran umum tingkat kualitas udara di wilayah sekitar lokasi
kegiatan, dalam hal ini pembangunan SPBU/Pertamina Noelbaki masih baik.
Hal itu didasarkan atas data sekunder dari hasil pengukuran kualitas udara yang
telah dilakukan sebelumnya di sekitar lokasi yaitu masih dalam ambang batas
yang wajar baik dari kualitas udara maupun dari tingkat kebisingan di lokasi
kegiatan.
Dilihat dari kualitas udara di sekitar lokasi kegiatan yang dipengaruhi
oleh adanya peningkatan konsetrasi kadar karbon monoksida (CO) yang
B. Komponen Biologi
1. Flora
Berdasarkan fungsi lahan, wilayah sekitar termasuk wilayah lahan basah
yang produktif dengan banyak digunakan sebagai persawahan, pertanian dan juga
daerah irigasi. Selain itu juga terdapat tipe komunitas vegetasi budidaya di areal
sekitar rancana kegiatan berupa persawahan, kebun campur, pekarangan dan juga
banyak ditumbuhi pohon di sektara areal tersebut. Selain itu juga diseberang
lokasi pembangunan terdapat pemukiman warga sekitar.
Analisis Mngenai Damapak Lingkungan Pembangunan SPBU/Pertamina 21
Noelbaki, Jl. Timor Raya, Desa Noelbaki, Kec. Kupang Tengah, Kab. Kupang,
NTT.
2. Fauna
Ada beberapa jenis fauna yang teridentifikasi di Desa Noelbaki
diantaranya berbagai jenis mamalia (sapi, kambing, babi), ayam, burung-
burung, kupu-kupu, kodok dan katak.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
Umur Jenis kelamin Jumlah
No
(Tahun) Laki-laki Perempuan (Jiwa)
1. 01 2.102 111 2.213
2. 25 292 278 570
3. 67 142 137 279
4. 89 119 142 261
5. 10 12 202 198 400
6. 13 16 239 251 490
7. 17 25 438 707 1.145
8. 26 55 136 877 1.1013
9. 55 + 144 122 266
Jumlah 3.814 2.823 6.673
Sumber: Profil Masyarakat Desa Noelbaki
Tabel 4.1 menunjukan 9 dampak penting hipotetik pada tahap konstruksi dan
3 dampak penting pada tahap operasional SPBU/Pertamina. Secara singkat proses-
proses identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak serta klasifikasi dan prioritas
dampak penting hipotetik pembangunan SPBU/Pertamina Noelbaki disajikan dalam
gambar 4.1sampai 4.3
RENCANA KEGIATAN
TAHAP
PRAKONSTRUKSI
1. Pengurusan Izin
2. Sosialisasi Rencana
Kerja
DAMPAK DAMPAK PRIORITAS
POTENSIAL PENTING DAMPAK
1. Meningkatnya HIPOTETIK PENTING
1. Rona Lingkungan
PAD
Awal
Disebelah utara 2. Munculnya Tidak ada dampak Tidak Ada dampak
persepdsi dan negative penting negative penting
terdapat jalan
penghubung sikap negative
Kabupaten Kupang masyrakat
dan Kabupaten
Timor Tengah
Selatan.
2. Kegiatan disekitar IDENTIFIKSI EVALUASI KLASIFIKASI
lokasi didominasi DAMPAK DAMPAK
DAMPAK
ole kegiatan
pertanian yaitu
persawahan dan
pemukiman.
3. Saran atau
tanggapan
masyarakat terkait
pencemaran dari
limbah dari MCK
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKA
IDENTIFIKASI EVALUASI KLASIFIKASI
SIDAMPAK
DAMPAK
DAMPAK DAMPAK DAMPAK
13 Kesehatan x x x x x
masyarakat
14 Kecelakaan kerja x x x x
15 Bahaya kebakaran x x
Transportasi
16. Lalu lintas x
Keterangan:
Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional
3. Perekrutan tenaga kerja 10. Perekrutan tenaga kerja
1. Perijinan 4. Pembersihan lahan dan 11. Operasional
2. Sosialisasi rencana pengalian tanah SPBU/Pertamina
kegiatan 5. Pembangunan dan 12. Operasional Fasilitas
operasional basecamp, penunjang
gudang dan bengkel 13. Pemeliharaan taman
6. Mobilisasi peralatan
dan material
7. Konstruksi fisik
bagunan utama dan
faslitas penunjang
8. Penataan lingkungan
9. Pengembalian tenaga
kerja dan peralatan
Tahap
Pra Konstruksi
Pengadaan Munculnya
Tenaga Kerja Peluang Kerja
dan Berusaha
Pembersihan
lahan dan Menurunnya
penggalian tanah Kualitas Udara
Persepsi dan
Sikap
Pembangunan Meningkatnya Negatif
dan Operasional Kebisingan dan Masyarakat
Basecamp, Getaran
Gudang dan
Bengkel
Pembangunan
SPBU/Pertamina Menurunnya
Estetika
Mobilisasi
Peralatan dan Terganggunya
Material Kesehatan
Menurunnya Masyarakat
Kualitas Air
Terganggunya
Penataan Keamanan
Lingkungan Gangguan Lalu dan
Lintas Ketertiban
Masyarakat
Pengembalian
Tenaga Kerja Munculnya
dan Peralatan Persepsi dan
Sikap Negatif
Masyarakat
Munculnya
Peluang Kerja
dan Berusaha
Perekrutan
Tenaga Kerja Meningkatnya
Biodeversitas
Flora Darat
Terganggunya
Keamanan
Persepsi dan dan
Sikap Negatif Ketertiban
Masyarakat Masyarakat
Operasional
SPBU/
Pertamina
Pembangunan Meningkatnya
SPBU/Pertamina
PAD
Meningkatnya
Operasional
Fasilitas Estetika
Tahap Penunjang
Konstruksi
Menurunnya
Kualitas Air
Terganggunya
Pemeriharaan Kesehatan
Terjadinya
Tanaman Masyarakat
Kecelakaan
Kerja
Gangguan
Lalu Lintas
B. Tahap Konstruksi
1. Menurunnya Kualitas Udara
a. Pembersihan lahan dan penggalian tanah
Sebelum dilakukan pembangunan fisik bangunan utama dan fasilitas
penunjang SPBU/Pertamina , terlebih dahulu akan dilakukan pembersihan
lahan dannpenggalian tanah. Pembersihan lahan dilakukan untuk
membersihkan dan meratakan lahan dari berbagai material, semak-semak, dan
Analisis Mngenai Damapak Lingkungan Pembangunan SPBU/Pertamina 63
Noelbaki, Jl. Timor Raya, Desa Noelbaki, Kec. Kupang Tengah, Kab. Kupang,
NTT.
pohon-pohon yang ada di dalam areal rencana pembangunan gedung.
Aktivitas tersebut diprakirakan akan berdampak pada menurunnya kualitas
udara seperti meningkatnya kadar debu yang melampaui baku mutu.
Bila ditinjau dari segi dampak lingkungan berupa menurunnya kualitas
udara akibat kegiatan pembersihan lahan dan penggalian tanah pembangunan
SPBU/Pertamina Noelbaki adalah bersifat negatif (-) karena dengan adanya
dampak ini dapat mengganggu dan menurunkan kualitas kesehatan
lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya kesehatan
masyarakat yang ada di sekitar rencana kegiatan.
Dampak menurunnya kualitas udara akibat dari kegiatan ini akan
terjadi di lokasi kegiatan, dan akan menyebar ke daerah sekitarnya. Kegiatan
ini memiliki dampak yang besar karena adanya partikel debu dan polutan di
udara dapat menyebar dengan radius kurang lebih 500 m dari tapak rencana
kegiatan. menurunnya kualitas udara akan menyebabkan menurunnya
kesehatan masyarakat, terlebih di sekeliling tapak proyek merupakan kawasan
permukiman dan jalan penghubung antara Kabupaten Kupang dan kabupaten
Timor Tengah Selatan.
Jika dikaitkan dengan kriteria pentingnya dampak, prakiraan dampak
atas menurunnya kualitas udara adalah sebagai berikut:
1) Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak akibat terjadinya
menurunnya kualitas udara yang disebabkan oleh kegiatan pembersihan
lahan dan penggalian tanah adalah para pekerja dan masyarakat yang
bermukim di sekitar lokasi kegiatan. Selain itu, masyarakat umum yang
melintas pada jalan di sekitar lokasi kegiatan juga turut merasakan
dampaknya. Dampak ini akan terjadi setiap hari selama proses
pembersihan dan penggalian tanah berlangsung. Oleh karenanya, dilihat
dari segi jumlah manusia yang terkena dampak, kegiatan ini bernilai
penting (P).
2) Luas wilayah persebaran dampak
Dampak berupa menurunnya kualitas udara akibat kegiatan
pembersihan lahan dan penggalian tanah dalam kegiatan pembangunan
Analisis Mngenai Damapak Lingkungan Pembangunan SPBU/Pertamina 64
Noelbaki, Jl. Timor Raya, Desa Noelbaki, Kec. Kupang Tengah, Kab. Kupang,
NTT.
SPBU/Pertamina ini yaitu: meliputi seluruh areal di lokasi kegiatan dan
sekitar lokasi dengan radius sekitar 500 m. Luas dan arah sebarannya
dipengaruhi arah angin. Dengan demikian, debu dan polutan yang ada di
udara akan menyebar ke areal permukiman yang berada di sebelah utara,
barat daya, dan timur lokasi kegiatan. Melihat luas sebarannya, dampak
tersebut tergolong penting (P).
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak tergolong kecil dan terjadi setiap hari selama
proses pembersihan lahan dan penggalian tanah.. Oleh karenanya,
dampak ini bersifat tidak penting (TP).
4) Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak
Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat
menurunnya kualitas udara, adalah komponen kesehatan masyarakat yaitu
menurunnya kesehatan masyarakat., sehingga dampak bernilai penting
(P).
5) Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa menurunnya kualitas udara ini bersifat kumulatif,
karena kadar debu di udara baru akan menurun setelah kegiatan
pembersihan dan penggalian tanah selesai, sehingga bernilait penting (P).
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Dampak berupa menurunnya kualitas udara merupakan dampak
yang dapat berbalik karena terjadi selama kegiatan pembersihan lahan
dan penggalian tanah. Dampak berupa penurunan kualitas udara ini
bernilai tidak penting (TP).
Berdasarkan uraian di atas maka dampak menurunnya kualitas udara
yang diakibatkan dari kegiatan pembersihan lahan dan penggalian tanah
adalah negative penting (-P).
b. Konstruksi fisik bangunan utama dan fasilitas penunjang
Konstruksi fisik bangunan utama dan fasilitas penunjangnya
merupakan kegiatan utama dari kegiatan pada tahap konstruksi.
Pembangunan SPBU/Pertamina ini diprakirakan akan banyak terlepas
partikel-pertikel material yang mudah diterpa angin seperti; semen, pasir, dan
Keterangan:
Tahap Prakonstruksi Tahap Konstruksi Tahap Operasional
16. Perekrutan tenaga kerja 23. Perekrutan tenaga kerja
14. Perijinan 17. Pembersihan lahan dan 24. Operasional
15. Sosialisasi rencana pengalian tanah SPBU/Pertamina
kegiatan 18. Pembangunan dan 25. Operasional Fasilitas
operasional basecamp, penunjang
gudang dan bengkel 26. Pemeliharaan taman
19. Mobilisasi peralatan
dan material
20. Konstruksi fisik
bagunan utama dan
faslitas penunjang
21. Penataan lingkungan
22. Pengembalian tenaga
kerja dan peralatan
3. Pendekatan manfaat
Keberadaan SPBU/Pertamina Noelbaki akan memberikan berbagai
manfaat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila
dilakukan komparasi terhadap dampak negatif dan manfaat dari pembangunan
SPBU/Pertamina , nilai manfaat lebih banyak dibandingkan dengan dampak
negatif yang terjadi. Manfaat dari pembangunan SPBU/Pertamina Noelbaki
adalah sebagai berikut:
Tersedianya fasilitas pendukung transportasi;
Meningkatkan rasio ketersediaan sarana pendukungan dengan jumlah
kendaraan di Kabu. Kupang, yang pada akhirnya berdampak pada
meningkatnya perekonomian masyarakat Kab. Kupang;