I. DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan
konsentrasi dari suatu larutan menggunakan larutan lain yang telah
distandarisasi atau larutan yang konsentrasinya telah diketahui. Proses titrasi
digunakan dalam penentuan analitis banyak, termasuk melibatkan reaksi
asam-basa. Suatu larutan standar adalah larutan yang mengandung reagensia
dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu suatu larutan.
Larutan standar primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat
langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume
yang terjadi. Awalnya konsentrasi larutan standar ditentukan dari jumlah yang
ditimbang dari sebuah standar primer, bahkan kimia referensi yang sangat
dimurnikan.
1
Rentang pH indikator, indikator tidak berubah warna dengan sangat
mencolok pada satu pH tertentu (diberikan oleh harga pK ind-nya). Terjadi
perubahan kecil yang berangsur-angsur dari satu warna menjadi warna yang
lain, menempati rentang pH.
II. TUJUAN
B. Reagensia
1. Asam Klorida pekat (HCl) 0,1000 N
2. Natrium Tetra Boraks (Na2B4O7.10H2O)
3. Amonium Hidroksida (NH4OH) pekat dengan etiket 25%
4. Indikator Methyl Orange
5. Aquadest
2
V. CARA KERJA
A. Pembuatan Larutan Natrium Tetra Boraks.5H 2O (Baku Primer) Sebanyak
500,0 ml
1. Ditimbang secara seksama Natrium Tetra Boraks.5H2O 9,4 gram.
2. Dimasukkan ke dalam labu ukur volume 500,0 ml dengan menggunakan
corong.
3. Bilas sisa zat kemudian masukkan bilasan ke dalam labu ukur.
4. Ditambahkan dengan aquadest hingga larut.
5. Diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas volume labu ukur.
N 1 V 1
N2 HCl = Vt
Keterangan: N1 : Normalitas larutan baku primer (Na2B4O7.5H2O)
V1 : Volume larutan baku primer (Na2B4O7.5H2O)
N2 : Normalitas baku sekunder (HCl)
Vt : Volume titrasi
3. Kadar Amoniak
A. Data Penimbangan
Dari hasil penimbangan, ditemukan massa boraks yang akan diencerkan adalah
9,4035 gram dan massa larutan amoniak yang akan diencerkan adalah 8,0010 gram.
B. Data Titrasi
B.1 Data titrasi pada saat standarisasi
4
No Volume Bp dipipet (ml) Pembacaan buret (ml) Volume Titrasi (ml)
1 10,0 00,008,80 8,80
2 10,0 00,008,80 8,80
3 10,0 00,008,90 8,80
VIII. PERHITUNGAN
A. Diketahui: w = 9,4035 gram
BE = 17
V0 = 500,0 ml
Ditanya: NBp = .?
w
Jawab: NBp = BE V 0
9,4035
= 190,7 0,5
= 0,0986 N
= 0,1120 N
N 1 V 1
2) N2 = Vt 2
5
0,0986 10,0
= 8,80
= 0,1120 N
N 1 V 1
3) N2 = Vt
0,0986 10,0
= 8,90
= 0,1107 N
= 0,0920 N
= 15,94 %
Vt N HCl Vbp BE 100
2) % amoniak = w ( mg ) V 2
= 15,79 %
Vt N HCl Vbp BE 100
3) % amoniak = w ( mg ) V 2
6
18,70 0,09021000,0 17 100
= 8001 25,0
= 14,33 %
Data 1+ Data 2+ Data3
% Amoniak rata-rata = 3
15,94 +15,79 + 14,33
= 3
= 15,35 %
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa normalitas HCl yang diperoleh
adalah 0,0902 N dan kadar amoniak sebenarnya adalah 15,35 %.
B. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada saat end point titrat
berubah warna dari tidak kuning menjadi warna jingga. Dari hasil perhitungan
dapat diketahui bahwa kadar amoniak sebenarnya adalah 15,35 %.
X. PEMBAHASAN
7
pH untuk metil orange adalah 3,1 4,8. Setelah penambahan 3-5 tetes
indikator metil orange ke dalam larutan borax dan dititrasi dengan HCl terjadi
perubahan warna dari kuning menjadi orange kemerahan.Perubahan ini
disebabkan karena semua ion borax telah habis bereaksi dengan HCl.
Sehingga ion H+ dari HCl bereaksi dengan indicator dan perubahan ini
menandai titik akhir titrasi .Titik akhir titrasi ini ialah titik dimana setelah
penambahan setetes demi setetes larutan ke larutan lain, tepat berubah warna
ketika diaduk/digoyang-goyangkan.
Penambahan titran ke dalam titrat dilakukan hingga tercapainya titik
ekuivalen dimana akan terjadi perubahan warna dari larutan indicator Methyl
Orange yang mulanya kuning menjadi jingga.
Dari data-data yang ada, dapat dihitung normalitas dari larutan HCl yaitu 0,0902
N dan kadar amoniak sebenarnya adalah 15,35 %. Sehingga kadar amoniak 15,35 % <
20 %.
10