Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2015 Vol.

20 (3): 265271
ISSN 0853-4217 http://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI
EISSN 2443-3462 DOI: 10.18343/jipi.20.3.265

Efektivitas Penggunaan Bakteri Untuk Perbaikan Kualitas Air Media Budi


Daya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Super Intensif
(Effectiveness on the Use of Bacteria for Improvement of
White Shrimp (Litopenaeus vannamei) Super Intensive Culture Media)
Lufisari Herdianti1, Kadarwan Soewardi2, Sigid Hariyadi2

(Diterima Juni 2015/Disetujui November 2015)

ABSTRAK
Kegiatan akuakultur di pesisir berpotensi menghasilkan limbah dan mencemari lingkungan perairan. Upaya
untuk memperkecil pencemaran dilakukan dengan aplikasi bakteri pengurai yang menguntungkan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas bakteri komersil SN, SB, dan kombinasi keduanya terhadap
peningkatan kualitas air media budi daya super intensif udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini
dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk menentukan waktu penambahan
bakteri berdasarkan jumlah total koloni bakteri dan penelitian utama. Penelitian utama terdiri dari 4 perlakuan, yaitu
(a) SN 1 ml/l; (b) SB 1 ml/l; (c) Kombinasi SN 0,5 ml/l dan SB 0,5 ml; dan (d) Kontrol. Masing-masing perlakuan
mempunyai 3 ulangan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa SN dan SB mencapai jumlah
maksimum koloni pada hari ke-2. Hasil penelitian pendahuluan ini digunakan sebagai dasar dalam peneltian utama.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah penambahan kombinasi SN dan SB ke
dalam media kultur udang vaname super intensif karena mampu menurunkan kadar ammonia-N, nitrit-N, dan COD
masing-masing sebesar 96, 83, dan 42.

Kata kunci: bakteri, kualitas air, super intensif

ABSTRACT
Aquaculture activities in coastal area potentially produced wastes which leads water pollution. In order to
reduce pollution, the use of several bacteria is very promising. This study was aimed to determine the effectivity of
commercial bacterial inocculants to reduce pollution in cultured water. Bacterial inocculant tested in this study was
SN, SB, and the combination of both inocculants for water quality improvements in white shrimp (Litopenaeus
vannamei) super intensive culture media. This study was conducting in two steps, namely (i) preliminary study and
(ii) primary study. The preliminary study was aimed to determine the time required to add bacteria based on the
total number of bacterial colonies. The result showed that total colonies number of media treated with addition of
SN and SB were reached maximum within 2 days. The result of primary study showed that the combination of
SN and SB showed best effect in maintaining water quality of the culture media. This combination are proven
reduces ammonia by 96, nitrite-N by 83, and COD by 42%.

Keywords: bacteria, super intensive, water quality

PENDAHULUAN yang tinggi dan produktivitas tinggi (Wasielesky et al.


2013). Konsekuensi sistem budi daya intensif adalah
Udang merupakan salah satu komoditas ekspor meningkatnya limbah akuakultur berupa bahan
sub sektor perikanan yang memiliki nilai ekonomi organik, sisa pakan, feses, peningkatan densitas
tinggi. Di dunia, budi daya udang merupakan salah fitoplankton, meningkatnya senyawa toksik seperti
satu industri besar dengan estimasi produksi sebesar NH3 dan H2S (Sharmila et al. 1996), dan dapat
1.090 juta ton/tahun (FAO 2000). Tingginya per- meningkatkan penularan penyakit pada biota budi
mintaan udang mendorong pembudidaya untuk me- daya (Pattukumar et al. 2010).
ningkatkan produksi antara lain dengan penyempur- Kualitas air yang baik menjadi prioritas utama
naan teknik budi daya. Budi daya udang vaname dalam budi daya dengan pola super intensif. Salah
dengan pola super intensif merupakan sistem budi satu usaha yang dilakukan untuk menciptakan
daya masa depan dengan antara lain padat tebar kualitas air budi daya yang baik adalah dengan
1 aplikasi bakteri. Penerapan mikroorganisme seperti
Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Perairan, bakteri menguntungkan mampu mendegradasi bahan
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Kampus
IPB Darmaga, Bogor 16680.
organik, mereduksi penyakit, dan membantu mem-
2
Departemen Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas percepat proses siklus nutrien (Moriarty 1984). Selain
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, itu, pemberian konsorsium bakteri nitrifikasi dan
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. denitrifikasi berpengaruh positif terhadap perbaikan
* Penulis Korespondensi: E-mail: luffiherdianti@gmail.com kondisi kualitas air tambak, pertumbuhan, dan
266 JIPI, Vol. 20 (3): 265271

produksi udang windu (Badjoeri & Widiyanto 2008). Pertumbuhan total koloni bakteri diamati setiap hari
Foon (2004) menyatakan bahwa Bacillus spp. mampu selama 5 hari berturut-turut. Waktu puncak per-
menurunkan amonia dan meningkatkan kualitas air tumbuhan bakteri yang didapatkan dari penelitian
pada budi daya udang dan menghambat per- pendahuluan ini digunakan sebagai acuan dalam
tumbuhan Vibrio spp. (Devaraja et al. 2013). Jenis- penambahan bakteri pada penelitian utama.
jenis bakteri yang sering digunakan dalam media budi Penelitian utama dilakukan selama 42 hari. Umur
daya udang secara intensif antara lain adalah postlarva udang vaname yang digunakan adalah PL 22.
Saccharomyces, Lactobacillus, Bacillus, Clostridium, Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak
Enterococcus, Shewanella, Leuconostoc, Lactococ- Lengkap (Widiharih 2001) dengan 4 perlakuan
cus, Carnobacterium, Aeromonas, dan beberapa dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah
spesies lainnya (De Rodriganez et al. 2009). Prinsip (i) SN 1 ml/l, (ii) SB 1 ml/l, (iii) SN 0,5 ml/l dan
penggunaan bakteri ini adalah untuk mengkonversi SB 0,5 ml/l, dan (iv) Kontrol (Tabel 2). Setiap
bahan organik menjadi biological flocks yang dapat perlakuan mempunyai 3 ulangan. Penambahan
dikonsumsi oleh udang vaname. Untuk mempercepat konsorsium bakteri waktunya disesuaikan dengan
proses dekomposisi bahan organik, bakteri memerlu- hasil penelitian pendahuluan untuk menjaga agar
kan karbon dan oksigen. Pada umumnya karbon populasi bakteri pada media tetap optimal.
diberikan dalam bentuk tetes (molases). Sedangkan Parameter kualitas air (suhu, salinitas, pH,
oksigen terlarut berasal dari aerasi. Dalam penelitian dissolved oxygen, kandungan NH3, NO2-N, NO3-N,
ini bakteri yang digunakan adalah konsorsium dan COD) diamati setiap 7 hari. Kandungan NH3,
Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., Bacillus sp., serta NO2-N diukur menggunakan spektrofotometer dengan
Lactobacilus plantarum. metode (APHA 2012), sedangkan NO3-N diukur
menggunakan metode (APHA 2005). Amonia bebas
dihitung dari nilai NH3 menggunakan metode
METODE PENELITIAN (Strickland & Parsone 1972) di mana keberadaanya
dipengaruhi pH dan suhu saat pengambilan sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan air. Perkembangan koloni bakteri diamati teknik
FebruariMaret 2015 di Laboratorium Produktivitas cawan tuang. Kemudian dihitung menggunakan
dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Quebec Colony Counter. (Tabel 3). Parameter
Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelangsungan hidup udang, panjang udang, dan
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. biomassa udang diamati pada akhir pengamatan dan
Tahap persiapan meliputi penyiapan sarana. digunakan sebagai data pendukung penelitian.
Sarana yg disiapkan adalah tangki volume 19 l. Media Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan
budi daya yang digunakan adalah air asin (2023 ppt) deskriptif. Analisis statistik dilakukan pada parameter
yang telah disaring dan disterilkan menggunakan kualitas air (amonia bebas, nitrit-N, nitrat-N, dan
kaporit dengan dosis 20 mg/l. Sebelum digunakan, air COD), sedangkan analisis deskriptif dilakukan pada
tersebut diaerasi selama 3 hari. Setiap tangki diisi pH, suhu, salinitas, dan DO dan jumlah total koloni
dengan air asin sebanyak 15 l. Setelah terlihat adanya bakteri. Parameter kualitas air dianalisis meng-
pertumbuhan fitoplankton, udang (PL 10) dimasukkan gunakan ANOVA, jika terdapat perbedaan nyata antar
ke dalam media dengan kepadatan 15 ekor/tangki perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan
(Atjo 2013). Postlarva udang diadaptasikan selama 7 (Mattjik & Sumertajaya 2002).
hari sebelum digunakan dalam penelitian pen-
dahuluan, pakan yang diberikan adalah pellet dengan
metode pemberian blind feeding. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan dilakukan selama 5 hari
menggunakan PL17. Tujuannya adalah untuk me- Penentuan Waktu Penambahan Bakteri
ngetahui waktu penambahan bakteri yang tepat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah
Perlakuan pada penelitian pendahuluan adalah koloni bakteri SB mencapai jumlah tertinggi pada
penambahan SN, SB, dan Kontrol (Tabel 1). hari ke-1 (2,8 x 103 CFU/ml) kemudian menurun pada
Masing-masing perlakuan diberikan 1 ml/l cairan yang hari ke-2 menjadi 1,3 x 103 CFU/ml. Konsorsium
mengandung konsorsium bakteri. Dalam perlakuan
Kontrol tidak ada penambahan konsorsium bakteri. Tabel 2 Perlakuan pada penelitian utama

Tabel 1 Perlakuan pada penelitian pendahuluan Perlakuan Label Keterangan


Kontrol Kontrol Tanpa perlakuan
Perlakuan Keterangan SN SN Penambahan 1 ml/l konsorsium
Kontrol Tanpa perlakuan bakteri Nitrosomonas sp.,
SN Perlakuan penambahan 1 ml/l konsorsium Nitrobacter sp., dan Bacillus sp.
bakteri Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp., SB SB Penambahan 1 ml/l konsorsium
dan Bacillus sp. bakteri Lactobacillus plantarum
SB Perlakuan penambahan 1 ml/l konsorsium dan Bacillus sp.
bakteri Lactobacillus plantarum dan Bacillus SN+SB SN+SB Perlakuan penambahan 0,5 ml/l
sp. SN dan 0,5 ml/l SB
JIPI, Vol. 20 (3): 265271 267

bakteri SN mencapai jumlah tertinggi pada hari ke-2 perlakuan SN, SB, dan kombinasi SN dan SB
(7,9 x 102 CFU/ml) kemudian turun pada hari ke-3 tidak berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan dengan
(Gambar 1). Dari hasil tersebut digunakan sebagai perlakuan kontrol. Hal tersebut diduga bahwa
acuan waktu penambahan bakteri selama penelitian penambahan konsorsium bakteri pada awal pe-
utama, di mana penambahan bakteri dilakukan setiap meliharaan sudah mampu menurunkan kandungan
2 hari sekali untuk menjaga populasi bakteri pada nitrit-nitrogen dan menjaga konsentrasinya berada di
media. bawah baku mutu.
Nitrat merupakan hasil akhir proses nitrifikasi.
Kualitas Air Nitrat merupakan senyawa yang dimanfaatkan oleh
Kisaran nilai pH, yaitu 6,08,5, suhu 2729 C, fitoplankton untuk pertumbuhannya. Perubahan
oksigen terlarut 46 mg/l, dan salinitas 2023 ppt konsentrasi senyawa nitrat disajikan dalam Gambar 4.
(Tabel 4). Kisaran ini masih termasuk dalam kategori Konsentrasi nitrat selama pemeliharaan menunjukkan
normal untuk pertumbuhan udang vaname (Tabel 5). adanya peningkatan pada semua perlakuan. Keempat
Peningkatan amonia pada semua perlakuan terjadi
pada hari ke-14. Hal tersebut diduga karena bakteri Tabel 3 Parameter lingkungan selama penelitian
yang diaplikasikan masih dalam masa adaptasi Perlakuan
sehingga proses oksidasi ammonia-nitrogen belum Parameter
SN SB SN+SB Kontrol
optimal (Gambar 2). Semua perlakuan memberikan pH 6,08,5 6,08,0 6,08,5 7,08,5
pengaruh pada penurunan amonia dan antar Suhu (C) 2729 2729 2729 2729
perlakuan menunjukkan beberapa perbedaan di mana Oksigen 46 46 46 46
perlakuan SN, SB, kombinasi SN dan SB, dan terlarut (mg/l)
kontrol mampu menurunkan amonia sebesar 82, 97, Salinitas (ppt) 20 20 23 20
96, dan 82 (p<0,05). Dari keempat perlakuan
menunjukkan bahwa SN, kombinasi SN dan SB, 3000
Jumlah koloni (CFU/mL)

dan kontrol tidak menunjukkan perbedaan nyata. 2500


Penambahan SB ke dalam media budi daya
membuktikan bahwa perlakuan ini paling efektif dalam 2000
menurunkan senyawa amonia-nitrogen. Kehadiran 1500
bakteri Nitrobacter sp. dan Nitrosomonas sp. Ber-
1000
pengaruh positif terhadap konsentrasi amonia-
nitrogen dan oksigen terlarut (Browdy et al. 2001). 500
Devaraja et al. (2013) mengemukakan bahwa Bacillus 0
sp. tidak bersifat patogenik dan ia mampu menurun- 0 1 2 3 4 5
kan kandungan amonia-nitrogen. Selain itu, Bacillus
Hari ke-
sp. mempunyai keunggulan lain, yaitu bahwa ia dapat
tumbuh pada rentang pH, suhu, salinitas, dan mampu Kontrol SN SB
mensekresikan enzim ekstraselular seperti protease,
amilase, dan lipase yang membantu dapat mem- Gambar 1 Pertumbuhan bakteri pada penelitian pen-
percepat proses degradasi bahan organik pada dahuluan.
ekosistem perairan (Karigar & Rao 2011).
Penurunan senyawa nitrit-nitrogen terjadi setelah Tabel 4 Kisaran nilai optimum pada media budi daya udang
vaname (Litopenaeus vannamei)
aplikasi bakteri pada semua perlakuan (Gambar 3).
Perlakuan SN, SB, dan kombinasi SN dan SB Parameter air Satuan Nilai optimum
mampu menurunkan kadar nitrit-nitrogen masing- pH - 7,58,5
masing sebesar 96, 96, dan 83 dalam waktu 7 hari. Suhu (C) 28,531,5
Meskipun dalam proses penurunan nitrit-nitrogen Oksigen terlarut (mg/l) 3,57,0
terdapat perbedaan pada setiap perlakuan, namun Salinitas (ppt) 1525

Tabel 5 Parameter yang diukur selama penelitian (Strickland & Parson 1972; APHA 2005; APHA 2012)
Parameter Satuan Alat/metode
A. Fisika
Suhu C Thermometer/probe elektroda
Salinitas ppt Salino meter ATAGO
B. Kimia
Oksigen terlarut mg/l DO-meter Lutron DO-5510/probe elektroda
pH - pH universal Merck
-
Amonia (NH3 ) mg/l Persentase unionized ammonia
Nitrat (NO3-N) mg/l Spektrofotometer/Brucine
Nitrit (NO2-N) mg/l Spektrofotometer/Colorimetric
COD mg/l Spektrofotometer/Refluks tertutup
C. Biologi
Jumlah total bakteri CFU/ml Quebec Colony Counter/Total Plate Count
268 JIPI, Vol. 20 (3): 265271

perlakuan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang Kandungan bahan organik dapat diukur dengan
nyata (p>0,05). parameter COD karena menggambarkan jumlah total
Dalam perlakuan SN, Nitrosomonas sp. dan oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
Nitrobacter sp. merupakan bakteri yang mengoksidasi organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi
amonia menjadi senyawa nitrit dan dirubah menjadi secara biologis maupun yang sukar didegradasi
senyawa nitrat. Menurut Altschul et al. (1997) dalam secara biologis menjadi CO2 dan H2O. Perubahan
Sombatjinda et al. (2011) bakteri pengoksidasi nilai COD selama penelitian menunjukkan bahwa
amonia terdiri dari lima genera, yaitu: Nitrosomonas, perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang
Nitrosovibrio, Nitrosococcus, Nitrsolobus, dan signifikan (p<0,05) dengan perlakuan kombinasi SN
Nitrospira, sedangkan bakteri pengoksidasi nitrit terdiri dan SB merupakan perlakuan terbaik karena
dari tiga genera, yaitu: Nitrobacter, Nitrococcus, dan mampu menurunkan COD hingga 56,5 mg/l (Gambar
Nitrospira. 5). Selain itu, kombinasi SN dan SB memberikan
Perlakuan SB yang merupakan bakteri asam rata-rata nilai COD paling rendah dari ketiga
laktat yang dapat menguraikan karbohidrat menjadi perlakuan lainnya.
asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan dapat Perlakuan kombinasi SN dan SB sebagai
menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. perlakuan terbaik juga ditunjukkan dari tingkat
Lactobacillus menghasilkan enzim laktase yang kelangsungan hidup udang (Tabel 6) serta biomassa
memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. udang (Tabel 7). Perlakuan kombinasi SN dan SB
Selanjutnya glukosa digunakan dalam proses memiliki tingkat kelangsungan hidup dan biomassa
fermentasi asam laktat untuk menghasilkan asam udang paling tinggi dari ketiga perlakuan lain. Tingkat
laktat dan energi (Martoharsono 2006). kelangsungan hidup dan biomassa udang pada
Asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacilus perlakuan SN adalah 77,8 dan 91,90 g, SB 80
plantarum berpotensi untuk pembentukan probiotik. dan 89,53 g, kombinasi SN dan SB 84,4 dan
Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup 102,47 g, serta kontrol adalah 64,44 dan 71,17 g.
yang memberikan manfaat untuk kesehatan apabila Tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan kom-
diberikan dalam jumlah yang cukup (Balcazar et al. binasi SN dan SB tinggi karena pada perlakuan
2008). Berdasarkan penelitian Rengpipat et al. (1998) tersebut memiliki kualitas air paling baik dari ketiga
dan Prabhu et al. (1999) probiotik mampu meningkat- perlakuan lain. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
kan pertumbuhan udang dan memelihara kualitas air. budi daya udang dengan kepadatan tinggi dapat

1 2,5
Amonia bebas (mg/L)

2
Nitrat (mg/L)

1,5
0,5
1

0,5
0
0
7 14 21 28 35 42
7 14 21 28 35 42
Hari ke-
Hari ke-
SN SB SN+SB KONTROL SN SB SN+SB KONTROL
Gambar 2 Perubahan nitrat selama penelitian. Gambar 4 Perubahan amonia selama penelitian.

1 150

0,8
COD (mg/L)
Nitrit (mg/L)

100
0,6

0,4
50
0,2

0 0
7 14 21 28 35 42 7 14 21 28 35 42
Hari ke- Hari ke-
SN SB SN+SB KONTROL SN SB SN+SB KONTROL
Gambar 3 Perubahan COD selama penelitian. Gambar 5 Perubahan nitrit selama penelitian.
.
JIPI, Vol. 20 (3): 265271 269

Tabel 6 Tingkat kelangsungan hidup udang pada penelitian


Populasi (ekor)
Perlakuan Ulangan SR () Rata-rata ()
Awal Akhir
1 15 11 73,33
SN 2 15 12 80,00 77,78
3 15 12 80,00
1 15 12 80,00
SB 2 15 11 73,33 80,00
3 15 13 86,67
1 15 14 93,33
SN+SB 2 15 12 80,00 84,44
3 15 12 80,00
1 15 10 66,67
Kontrol 2 15 9 60,00 64,44
3 15 10 66,67

Tabel 7 Biomassa udang pada penelitian


Awal (PL 22) Akhir (PL 64)
Rata-Rata
Rata-rata Rata-rata
Perlakuan Ulangan Biomassa Biomassa biomassa
bobot/ekor bobot/ekor
(g) (g) (g)
(g) (g)
SN 1 1,6 24 7,5 82,5
2 1,5 22,5 7,8 93,6 91,90
3 1,6 24 8,3 99,6
SB 1 1,6 24 7,4 88,8
2 1,5 22,5 7,6 83,6 89,53
3 1,5 22,5 7,4 96,2
SN+SB 1 1,5 22,5 7,9 110,6
2 1,6 24 8,1 97,2 102,47
3 1,6 24 8,3 99,6
Kontrol 1 1,5 22,5 7,3 73
2 1,5 22,5 7,5 67,5 71,17
3 1,6 24 7,3 73

dilakukan apabila disertai dengan adanya pengelola- 250000


Jumlah koloni (CFU/mL)

an kualitas air yang baik.


Kandungan bahan organik selama penelitian relatif 200000
tinggi. Kondisi ini tercermin dari tingginya nilai COD.
Tingginya bahan organik dalam media juga tercermin 150000
dari jumlah total koloni bakteri yang relatif tinggi. Putra
100000
et al. (2014) menyebutkan bahwa terdapat hubungan
positif antara total bahan organik dengan total bakteri. 50000
Sampai batas tertentu, semakin besar nilai bahan
organik, semakin besar total bakteri. Bahan organik 0
dimanfaatkan oleh bakteri sebagai sumber energi 7 14 21 28 35 42
untuk pertumbuhannya. Hari ke-

SN SB SN+SB KONTROL
Koloni Bakteri
Penambahan konsorsium bakteri mampu me- Gambar 6 Perubahan jumlah koloni bakteri selama
ningkatkan kualitas air pada media pemeliharaan. pengamatan.
Pertumbuhan jumlah koloni bakteri selama penelitian
disajikan pada Gambar 6. Pada akhir pengamatan menjaga kualitas air budi daya, mereduksi populasi
bakteri SN yang terdiri dari Nitrobacter sp., Vibrio sp., menurunkan penyakit dan penyebab stres,
Nitrosomonas sp., dan Bacillus sp., memiliki jumlah serta mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan
total koloni paling banyak dari perlakuan lainnya, yaitu survival rate. Perlakuan SN memiliki jumlah total
sebesar 2,5 x 105 CFU/ml. Sedangkan jumlah total koloni tertinggi dari perlakuan lainya, yaitu sebesar
koloni pada perlakuan SB, Kombinasi SN dan 2,5 x 105 CFU/ml. Menurut Moriarty (1984) Bacillus
SB, dan Kontrol masing-masing adalah 1,2 x 105, sp. dengan kepadatan 104105 CFU/ml mampu
6,0 x 104, dan 3,8 x104 CFU/ml. mendesak populasi Vibrio sp. karena Bacillus sp.
Pattukumar et al. 2010 menyatakan bahwa dapat memproduksi antibiotik yang mampu
tingginya populasi bakteri menguntungkan dapat menghambat pertumbuhan Vibrio sp.
270 JIPI, Vol. 20 (3): 265271

KESIMPULAN Devaraja T, Banerjee S, Yusoff F, Shariff M, Khatoon


H. 2013. A holistic approach for selection of
Kombinasi konsorsium SN (Nitrosomonas sp., Bacillus sp. As a bioremediator for shrimp
Nitrobacter sp., dan Bacillus sp.) dan SB postlarvae culture. Turkish Journal of Biology. 37:
(Lactobacillus plantarum dan Bacillus sp.) menunjuk- 92100.
kan pengaruh terbaik dalam menjaga kualitas air [FAO] Food and Agriculture Organization. 2000.
tambak budi daya super intensif. Kombinasi Super- Yearbook of fisheries statistics. Rome (IT): FAO.
Nit dan SuperBac terbukti mampu menurunkan
kadar amonia, nitrit, dan COD paling optimal dari Foon NGC. 2004. Effectiveness of Bacillus spp. on
ketiga perlakuan lain. Ammonia reduction and Improvement of Water
Quality in Shrimp Hatchery. [Thesis]. Serdang
(MY): Universiti Putra Malaysia. hal.4
DAFTAR PUSTAKA Karigar CS, Rao SS. 2011. Role of microbial
enzymes in bioremediation of pollutans: A
Altschul SF, Madden TL, Schaffer AA, Zhang J,
Zhang Z, Miller W, Lipman DJ. 1997. Gapped review. Enzyme Research. 2011: 111.
BLAST and PSI-BLAST: a new generation of http://doi.org/bt8kvp
protein database programs. Nucleic Acids Martoharsono S. 2006. Biokimia 2. Yogyakarta (ID):
Research. 25(7): 33893402. http://doi.org/d8t8f7 Gadjah Mada University Press.
[APHA] American Public Health Association. 2005. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan
Standard Method For The Examination Of Water Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab Jilid
And Waste Water: Water Pollution Control I. Edisi kedua. Bogor (ID): IPB-Press. Hal.86.
Federation. Port City (US): APHA.
Moriarty DJW. 1984. Role of bacteria and meiofauna
[APHA] American Public Health Association. 2012. in the productivity of prawn aquaculture ponds.
Standard Method For The Examination Of Water Proc.1st Internat.Conf. on the Culture of Penaeid
And Waste Water: Water Pollution Control Prawns/Shrimps, Dec. 47, Aquacul. Dept.,
Federation. Port City (US): APHA. California (US), pp: 4764.
Atjo H. 2013. Budi daya udang vaname supra-intensif Pattukumar V, Sahu MK, Murugan M, Sethubathi GV,
Indonesia. Dipresentasikan pada Launching Budi Sivakumar K, Arul V. 2010. Population of Vibrio
Daya Udang Vaname Super Intensif Indonesia. parahaemolyticus (pathogen) and Bacillus
Barru, 24 Okt 2013. MAI-SCI Sulawesi Selatan (beneficial bacteria) in Penaeus monodon
(ID). 4 hal. (Fabricus 1798) culture. Journal of Biological
Badjoeri M, Widiyanto T. 2008. Penggunaan bakteri Sciences.10(4): 142150.
nitrifikasi untuk bioremediasi dan pengaruhnya Prabhu S, Lobelle-Rich PA, Levy LS. 1999. The
terhadap konsentrasi amonia dan nitrit di tambak FeLV-945 LTR confers a replicative advantage
udang. Oseanografi dan Limnologi di Indonesia. dependent on presence of tandem triplication.
34(2): 261278. Virology. 263(2): 460470. http://doi.org/c226fq
Balcazar JL, Venderell D, de Blas I, Ruiz-Zarzuela I, Putra SJW, Nitisupardjo M, Widyorini N. 2014.
Muzquiz JL, Girones O. 2008. Chaacterization of Analisis hubungan bahan organik dengan total
probiotic properties of lactic acid bacteria isolated bakteri pada tambak udang intensif sistem bioflok
from intestinal microbiota of fish. Aquaculture. di BBPBAP Jepara. Diponegoro Journal of
278(14): 188191. http://doi.org/b4wwfx Maquares. 3(3): 121129.
Browdy CL, Bratvold D, Hopkins JS, Stokes AD, Rengpipat S, Phianphak W, Piyatiratitivorakul S,
Sandifer PA. 2001. Emerging technologies for Menasveta P. 1998. Effect of probiotics on Black
mitigation of environmental impact associated with Tiger Shrimp (Penaeus monodon) survival and
shrimp aquaculture pond effluents. Asian Fisheries growth. Aquaculture. 167(34): 301313.
Science. 14: 255265. http://doi.org/b2m5fd
De Rodriganez MAS, Diaz-Rosales P, Chabrillon M, Sharmila R, Abraham TJ, Sundararaj J. 1996.
Smidt H, Arijo S, Leon-Rubio JM, Alarcon FJ, Bacterial flora of semi-intensive pond reared
Balebona MC, Morinigo MA, Cara JB, Moyano FJ. Penaeus indicus and the environtment. Journal of
2009. Effect of dietary administration of probiotics Aquaculture in the Tropics. 11: 193203.
on growth and intestine functionality of juvenile
Senegal sole (Solea senegalensis, Kaup (1858). Sombatjinda S, Boonapatcharoen N,
Aquaculture Nutrition. 15(2): 177185. Ruengjitchatchawalya M, Wantawin C,
http://doi.org/c424z2 Withyachumnamkul B, Techkamjanaruk S. 2011.
Dynamic of microbial communities in an Eathern
shrimp pnd during the shrimp growing period.
JIPI, Vol. 20 (3): 265271 271

Environment and Natural Resources Research. vannamei reared in a biofloc system: the effect of
1(1): 171180. http://doi.org/b2tn4w stocking densities and compensatory growth.
Journal of Shellfish Research. 32(3): 799806.
Strickland JDH, Parson TR. 1972. A Practical
http://doi.org/86b
Handbook of Seawater Analysis. Ottawa (CA):
Fisheries Research Board of Canada. Widiharih T. 2001. Analisis ragam multivariat untuk
rancangan acak lengkap dengan pengamatan
Wasielesky WJr, Froes C, Foes G, Krummenauer D,
berulang. Jurnal Matematika dan Komputer. 4(3):
Lara G, Poersch L. 2013. Nursery of Litopenaeus
139150.

Anda mungkin juga menyukai