Anda di halaman 1dari 21

TUGAS II

PERALATAN FLUIDA TERMAL


O

AGA AGUSTIO SUHADA

1410911049

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan teknologi di negara-negara maju yang kian hari kian
meningkat hingga memaksa kita untuk terus aktif dalam mencari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan kita. Seiring dengan itu persaingan untuk
mendapatkan kerja dibidang industripun semankin ketat, hal ini dikarenakan
minimnya lapangan kerja dibanding dengan jumlah tenaga kerja yang mencari
pekerjaan. Agar kelak nantinya kita mampu bersaing dengan orang lain untuk
memasuki dunia kerja, maka kita harus memiliki kemampuan dibidang kita
masing-masing.
Untuk itulah mahasiswa/i di Jurusan Teknik Mesin dibekali ilmu
pengetahuan dan keterampilan dibidang teknik, agar nantinya mampu bersaing
didunia kerja. Dalam hal ini kita dibekali ilmu pengetahuan pada Pompa
Sentrifugal baik secara teori maupun praktik.
Pompa Sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi
mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan
fluida yang ada di pompa. Pompa Sentrifugal merupakan alat mekanik yang
mampu memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ketempat lain. Dalam
industri-industri Pompa Sentrifugal kerap sekali digunakan, seperti industri
pertambangan, migas dan lain-lain. Karena Pompa Sentrifugal banyak digunakan
di industri-industri maka kitapun dibekali ilmu pengetahuan tentang Pompa
Sentrifugal.
1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktik Pompa Sentrifugal ini adalah:

1. Dapat mengetahui pengertian Pompa Sentrifugal


2. Dapat Prinsip kerja Pompa Sentrifugal
3. Dapat mengetahui Komponen-komponen utama Pompa Sentrifugal
4. Mengetahui Klasifikasi Pompa Sentrifugal

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Konstruksi dan Pemasangan Instalasi Pompa Sentriugal

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan
dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan,
perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.

Gambar 2.1. Konstruksi Pompa

2.2. Kavitasi

Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair yang sedang
mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya.
Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah sisi hisap pompa.
Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100
derajat celcius.

Tetapi jika tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur
yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih
pada suhu kamar.

Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair.
Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun
didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan
tinggi di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya
pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi
isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah.
Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung
sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik.
Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah
yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada
daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock
pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang
terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan
tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada
pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng.
Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan
gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.

Dalam pembahasan mesin-mesin hidrolik termasuk pompa ada suatu gejala pada
proses aliran zat cair yang cenderung mengurangi unjuk kerja atau efesiensi dari pompa,
gejala tersebut adalah kavitasi. Gejala kavitasi terjadi karena menguapnya zat cair yang
sedang mengalir didalam pompa atau diluar pompa, karena tekanannya berkurang sampai
dibawah tekanan uap jenuhnya. Air pada kondisi biasa akan mendidih dan menguap pada
tekanan 1 atm pada suhu 1000 C, apabila tekanan berkurang sampai cukup rendah, air
pada suhu udara lingkungan yaitu sekitar 200 C-330 C akan mendidih dan menguap.

Penguapan akan menghasilkan gelembung gelembung uap. Tempat-tempat


bertekanan rendah atau berkecepatan tinggi mudah terjadi kavitasi, terutama pada sisi
isap pompa. Kavitasi akan timbul apabila tekanannya terlalu rendah.

Gejala kavitasi yang timbul pada pompa biasanya ada suara berisik dan getaran,
unjuk kerjanya mejadi turun, kalau dioperasikan dalam jangka waktu lama akan terjadi
kerusakan pada permukaan dinding saluran. Permukaan dinding saluran akan berlubang-
lubang karena erosi kavitasi sebagai akibat tumbukan gelembung gelembung yang pecah
pada dinding secara terus menerus [gambar 4.12]
Pencegahan kavitasi

Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang
instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang
diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehingga nilainya
lebih besar dari NPSH yang diperlukan. Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk
instalasi pompa :

Ketinggihan letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat
serendah mungkin agar head isap statis lebih rendah pula. Pipa Isap harus dibuat
sependek mungkin. JIka terpaksa dipakai pipa isap yang panjang, sebaiknya
diambil pipa yang berdiameter satu nomer lebih besar untuk mengurangi
kerugian gesek.

Tidak dibenarkan untuk mengurangi laju aliran dengan menghambat aliran disisi
isap.
Head total pompa harus ditentukan sedemikian hingga sesuai dengan yang
diperlukan pada kondisi operasi yang sesungguhnya.

Jika head pompa sangat berfluktuasi, maka pada keadaan head terendah harus
diadakan pengamanan terhadap terjadinya kavitasi. Dalam beberapa hal
terjadinya kavitasi tidak dapat dihindari dan tidak mempengarui performa pompa,
sehingga perlu dipilih bahan impeler yang tahan erosi karena kavitasi.

2.3. Cara Pemilihan Pompa

Pada saat pemilihan pompa, ada beberapa hal yang sangat penting harus kita
perhatikan, antara lain :

1. KAPASITAS

Dinyatakan dalam satuan isi per waktu. Misalnya : m3/jam, m3/detik,


liter/detik, USGPM dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan kapasitas pada
suatu pompa adalah kemampuan pompa tersebut untuk
mengalirkan/memindahkan sejumlah cairan/fluida dalam satuan kapasitas.
Kebocoran cairan/fluida pada packing perapat porors atau air balik tidak
diperhitungkan sebagai kapasitas pompa.

2. TOTAL HEAD / TEKANAN

Total head di nyatakan dalam satuan jarak. Misalnya : meter, feet dan laian-
lain. Tekanan dinyatakan dalam satuan tekanan. Misalnya : kg/cm2, bar, dan lain-
lain. Total head dan tekanan ini sangat penting dan saling berhubungan satu
dengan lainnya untuk pemilihan pompa dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Head dari sebuah pompa adalah energi mekanik yang dipakai dan diteruskan ke
media yang di tangani, yang berhubungan dengan berat media, dinyatakan dalam
satuan panjang. Head ini tidak tergantung dari berat jenis media, dengan kata lain
sebuah pompa pompa sentrifugal dapat menimbulkan head yang sama untuk jenis
cairan. Tetapi berat jenis media akan menyebabkan tekanan pada pompa tersebut.
Total head dari suatu sistim (Ha) dapat dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar 1
dan gambar 2) :

Gambar 2.2. Head Pompa


Pa : Tekanan pada tangki tertutup pada bagian tekan

Pe : Tekanan pada tangki tertutup pada bagian hisap

Va : Kecepatan aliran pada tangki tekan

Ve : Kecepatan aliran pada tangki hisap

EHv : Jumlah semua kerugian tekanan head pada sistim (gesekan pipa, gesekan
katup, fitting danlain-lain pada bagian hisap dan bagia tekan).

p : Berat jenis

g. Konstanta grafitasi = 9.81 meter/detik2.

Demikian sistim head (ha) =

Dalam prakteknya perbedaan kecepatan pada tangki bagian hisap dantangki


bagian tekan diabaikan sehingga untuk sistim tangki tertutp menjadi =

Dan untuk tangki terbuka menjadi =


3. JENIS DAN DATA-DATA CAIRAN

Jenis dan data cairan sangatlah perlu dalam menentukan pemilihan pompa.
Hal ini karena setiap cairan mempunyai berat jenis yang berbeda-beda yang akan
berhubungan langsung dengan kebutuhan daya dari penggerak mula. Selain hal
tersebut diatas, kit ajuga harus menentukan material dari pompa yang sesuai
dengan cairan yang dipompakan terutama untuk cairan yang bersifat korosi.
Cairan yang di pompakan juga mempunyai viscositas yang berbeda-beda yang
akan mempengaruhi kurva pompa. Makin tinggi viscositas suatu cairan (cairan
yang kental/viscous liquid? makan akan mengakibatkan :

a. Kapasitas pompa menurun

b. Total head pompa menurun

c. Effesiensi pompa menurun

d. Daya yang dibutuhkan naik

4. PENGGERAK MULA

Dalam pemilihan penggerak mula dari pompa tersebut maka keadaan


setempat dan tersedianya sumber energi sangat mempengaruhi, dengan kata lain
jika suatu daerah tidak terdapat sumber listrik dan tidak memungkinkan untuk
diadakan sumber listriknya maka tidaklah mungkin kita memilih motor listrik
sebagai penggerak mulanya. Sebagai contoh ditengah perkebunan yang luas maka
kita dapat memilih motor diesel sebagai penggerak mulanya.

a. Motor Listrik

b. Motor Diesel

Kecepatan putaran yang sering dipakai adalah berkisar antara : 580 - 3500
rpm.
c. Turbine
Kecepatan putaran yang sering dipakai adalah berkisar antara : 1750 -
8000 rpm. Perubahan kecepatan putaran pada penggerak mula akan
mempengaruhi garis kurva pompa. Jika nilai kapasitas (Q1), total head
(H1) dan daya (P1) telah diketahui apda kecepatan putaran (n1), maka
nilai baru untuk putaran = n2 adalah sebagai berikut :

Daya yang harus tersedia oleh penggerak mula harus mencukupi/lebih besar
dari daya yang di butuhkan oleh pompa.

Daya yang di butuhkan oleh pompa sebagai berikut :

2.4. Kurva Karakteristik dan Perormance Pompa

Karakteristik dari pompa sentrifugal merupakan sebuah cara dimana tinggi


tekan tekanan diferensial bervariasi dengan keluaran (output) pada kecepatan
konstan. Karakteristik dapat juga menyertakan kurva efisiensi dan harga brake
horse power- nya. Kurva kapasitas tinggi tekan (Gambar 2.8) ditunjukkan sebagai
kapasitas peningkatan total tinggi tekan, dimana tinggi tekan pompa mampu untuk
dinaikkan atau dikurangi.Umumnya sebuah pompa sentrifugal akan menaikkan
tinggi tekan terbesarnya pada suatu titik, dimana tidak ada aliran yang sering
dianggap sebagai shut off head. Jika shut off head kurang dari harga maksimum
tinggi tekan, pompa menjadi tidak stabil dan dibawah beberapa kondisi dapat
memperbesar daya dan kecepatan fluktuasi yang menyebabkan getaran mekanis
yang besar pada sistem pemipaan.

Gambar 2.2. Karakteristik dan Perormance Pompa

2.5. Hukum Kesebangunan dan Afinitas Pompa

1. Hukum Kesebangunan

Pompa menambahkan energi ke liquid sehingga liquid mampu dipindahkan dari


tempat/pressure yang lebih rendah ke tempat/pressure yang lebih tinggi. Pada
pompa jenis kinetic (berputar) energi ditambahkan dengan cara memutar liquid
memakai impeller.

Flowrate/capacity pompa dapat diubah dengan mengubah speed (rpm) pompa.


Menaikkan speed impeller pompa akan ikut menaikkan flow-nya. Bayangkan
kipas angin, dengan kecepatan putar yang semakin meningkat, angin yang
berhembus juga semakin banyak. Dalam aplikasi di lapangan mengubah speed
terkadang tidak praktis terutama bila penggeraknya motor listrik karena
dipengaruhi frekwensi generatornya.

Diffuser/Casing/Bowl suatu pompa dapat dipakai untuk berbagai macam impeller


sejenis dengan diameter luar yang berbeda-beda. Misal vertical turbine pump
model VIC-T, 6 stage, impeller 10 AHC dapat memakai impeller dengan diameter
5.75 in, 6.625 in, dan 6.688 in dengan bowl yang sama. Misal suatu field ingin
menaikkan produksi menjadi sekian ribu barrel, pompa saat ini memakai impeller
dengan diameter 6.625 in, dengan mengganti impeller yang lebih besar (6.688 in)
apakah pompa mampu mengirimkan sesuai target yang dikehendaki? Hal ini dapat
diprediksikan dengan Similarity Laws atau Hukum kesebangunan pompa yang
akan diterangkan dibawah ini.

Note : karena pompa meng-handle liquid (cairan) yang bersifat incompressible


(tidak dapat dimampatkan) maka hanya 1 jenis impeller dengan diameter yang
sama yang dapat dipakai pada tiap stage (dari stage pertama sampai ke enam
impellernya sama semua, jenis dan diameternya). Berbeda dengan compressor,
karena menghandle udara /gas yang bersifat compressible (dapat dimampatkan)
maka semakin tinggi stage-nya, housing diikuti impellernya semakin mengecil
untuk memampatkan udara/gas tersebut.

Point Pertama :

Perhatikan gambar 2 impeller yang berbeda diameternya dibawah ini :


Impeller B mempunyai diameter lebih besar, maka kelilingnya pun tentu juga
lebih besar. Sembarang titik pada bagian terluar impeller B akan menempuh jarak
yang lebih panjang daripada titik terluar impeller A. Jika kedua impeller tersebut
berputar pada rpm yang sama maka titik terluar B akan mempunyai kecepatan
yang lebih tinggi dibanding titik terluar A ( Karena titik terluar B akan menempuh
jarak yang lebih panjang tetapi jangka waktu yang sama dengan A) .Kecepatan
titik terluar impeller ini disebut Tangential Velocity, dan dirumuskan dengan :

Dengan diketahuinya tangential


velocity suatu impeller dapat dicari Head yang dihasilkan impeller tersebut.
Jadi semakin tinggi tangential velocitynya maka Head yang dihasilkan pompa
semakin besar. Dapat dikatakan juga diffuser/bowl akan mengubah ke pressure
lebih tinggi bila tangential velocity nya impeller semakin tinggi.

Dari kedua rumus diatas maka didapat

maka, Bila ada 2 pompa yang secara geometris sama dan sebangun maka didapat
perbandingan :

Similarity Law diatas digunakan untuk memprediksi Head baru atau pressure
yang mampu dikeluarkan pompa bila ada perubahan speed N dan/atau diameter
impellernya.

Point kedua

Masih dengan analogi kipas angin, pada kecepatan yang sama, baling-baling yang
besar akan menghasilkan hembusan angin yang lebih banyak dibandingkan
dengan baling-baling yang kecil. Demikian pula pada pompa, impeller yang
mempunyai diameter lebih besar akan menghasilkan flowrate/capacity yang lebih
banyak.

Flowrate merupakan volume yang dapat dikirimkan pompa dalam putaran


tertentu. Jadi flowrate berbanding lurus dengan putaran pompa (n) dan juga
volume yang dihasilkan sekali putar. Volume berbanding lurus dengan r ^3 atau
juga diameter^ 3 (ingat rumus volume)
Jadi, jika ada 2 pompa sentrifugal yang secara geometris sama tetapi berbeda
impellernya, maka untuk kondisi aliran yang sebangun berlaku hukum sebagai
berikut :

Dengan Q = flow rate

n = putaran pompa (rpm)

D = diameter impeller

Aplikasi rumus diatas di lapangan adalah untuk memprediksi flowrate yang dapat
dikirim pompa bila putaran dan diameter impellernya berubah.

Point ketiga

Dengan berubahnya diameter impeller maka flowrate dan Head akan berubah.
Beban yang harus ditanggung pompa (Hydraulic Horse Power/whp) dan Motor
(Brake Horse Power/bhp) pun akan berubah.

Hydraulic Horsepoweratau output pompa atau whp adalah Tenaga yang


digunakan pompa untuk mengirimkan liquid (liquid Horsepower).

Angka konstanta 3960 diatas didapat dari besaran foot pounds untuk 1 hp
(33.000) dibagi dengan berat 1 gallon air (8,33 pounds)

Sedangkan Brake Horsepower atau input pompa atau bhp adalah horsepower
actual yang digunakan oleh penggerak (motor listrik atau engine) untuk
menggerakkan pompa.
Dari similarity law pada point pertama dan kedua :

Maka bila kita masukkan Q dan H pada rumus whp/bhp (kita sebut saja P atau
power) akan didapat hubungan :

Bila kita buat perbandingan antara 2 pompa yang sebangun akan didapatkan :

Aplikasi rumus diatas di lapangan adalah untuk memprediksi horsepower pompa


dan penggeraknya bila putaran pompa dan diameter impellernya berubah.

Kesimpulannya :

ada 3 similarity laws pompa yang dapat digunakan untuk memprediksi flowrate,
Head, dan Horsepower pompa bila putaran dan diameter impeller berubah.

2. Hukum Afinitas Pompa

Hukum Affinity

Kinerja atau performance dari sebuah pompa sentrifugal dipengaruhi oleh


perubahan kecepatan atau diameter impeller-nya.
Q = Kapasitas (GPM)

D = Diameter Impeller

H Total Dynamic Head = (Feet)

BHP = Brake Horsepower

N = Kecepatan (RPM)

Hukum afinitas untuk pompa sentrifugal dengan diameter impeller tetap konstan
dan kecepatan berubah:

Flow:

o Q1 / Q2 = N1 / N2

o Example: 100 / Q2 = 1750/3500

o Q2 = 200 GPM

Head:

o H1/H2 = (N1) x (N1) / (N2) x (N2)

o Example: 100 /H2 = 1750 x 1750 / 3500 x 3500

o H2 = 400 Ft

Horsepower(BHP):

o BHP1 / BHP2 = (N1) x (N1) x (N1) / (N2) x (N2) x (N2)

o Example: 5/BHP2 = 1750 x 1750 x 1750 / 3500 x 3500 x 3500

o BHP2 = 40

Hukum afinitas untuk pompa sentrifugal dengan kecepatan tetap konstan dan
diameter impeller berubah:

Flow:

o Q1 / Q2 = D1 / D2

o Example: 100 / Q2 = 8/6

o Q2 = 75 GPM
Head:

o H1/H2 = (D1) x (D1) / (D2) x (D2)

o Example: 100 /H2 = 8 x 8 / 6 x 6

o H2 = 56.25 Ft

Horsepower(BHP):

o BHP1 / BHP2 = (D1) x (D1) x (D1) / (D2) x (D2) x (D2)

o Example: 5/BHP2 = 8 x 8 x 8 / 6 x 6 x 6

o BHP2 = 2.1

Brake Horsepower

o BHP = Flow(GPM) X TDH(FT) x SG /3960xEFFICIENCY(%)

o Example: BHP = (100 GPM) x (95 Ft) x (1.0) / 3960 x .6

o BHP = 4.0

2.6. Pemeliharaan Pompa

Skema Pompa

Rumusan Masalah

Pengertian pompa ?
Prinsip kerja pompa ?

Bagaimana perawatannya ?

Pompa

Suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus.

Mensirkulasikan/penyaluran suatu sistem (misalnya air pendingin atau pelumas


yang melewati mesin-mesin dan peralatan).

Keunggulan

Konstruksinya sederhana dan kuat.


Operasinya handal.

Keausan yang terjadi cukup kecil.

Kapasitasnya besar.

Jalannya tenang.

Dapat digunakan untuk suhu tinggi.

Aliran zat cair tidak terputus- putus.

Tidak ada

mekanisme

Kelemahan

Kurang cocok untuk

mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume yang kecil.

Tidak cocok untuk kapasitas yang kecil.

Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak
dapat

memompakan

udara).

Sumber:blog@esparindo.com, Putra 20 Gambar tindakan perawatan


pompa

Perawatan Pompa

Lanjutan

Pemeriksaan kebersihan dan jumlahnya minyak pelumas pada bantalan


(bearing), dan penggantian minyak pelumas pada rumah bantalan dilakukan tiap 3
bulan sekali.

Pemeriksaan kebocoran dari kotak packing.

Jika pompa berhenti karena listrik padam pada waktu beropersi, sakelar listrik
harus dibuka (dimatikan) dan pada saat bersamaan, katup keluar ditutup.

Jika pompa tidak akan dioperasikan dalam jangka waktu lama, zat cair di dalam
pompa harus dibuang dan pompa dikeringkan.

Anda mungkin juga menyukai