Anda di halaman 1dari 25

PERAN FILSAFAT ILMU BAGI PENGEMBANGAN PSIKOLOGI

(SUATU TINJAUAN MENURUT ALIRAN PSIKOLOGI MODERN)


Anna Febrianty Setianingtyas*

Abstrak: Tulisan ini menekankan pada topik Peranan Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Psikologi.
Pengulasan topik didasarkan pada penganalisaan pemahaman terhadap landasan filosofik yang digunakan
dalam perkembangan Psikologi. Awal pembahasan dalam tulisan ini dimulai dengan sejarah psikologi sebagai
bagian dari ilmu filsafat. Dalam perkembangannya, psikologi kemudian memisahkan diri dari filsafat. Sekalipun
demikian, perkembangan psikologi dari dulu hingga kini tetap tidak terlepas dari pengaruh filsafat.
Perkembangan psikologi sejak berinduk pada filsafat hingga perkembangannya kini memunculkan banyak
aliran. Pembuka pintu bagi kemunculan banyak aliran dalam dunia Psikologi dimulai dengan jasa Wilhelm
Wundt yang terkenal dengan strukturalismenya. Aliran-aliran psikologi modern yang kemudian muncul adalah
behaviorisme dengan tokohnya John Watson, Gestalt dengan tokohnya Max Wertheimer, humanisme dengan
tokohnya Maslow, kognitif dengan tokohnya George Miller, dan psikoanalitik dengan tokohnya Freud. Aktualitas
filsafat ilmu dalam perkembangan psikologi sejak awal hingga kini diletakkan penulis pada landasan filosofik,
dalam kaitannya pada perkembangan psikologi secara umum, khususnya masing-masing aliran psikologi,
serta beberapa bentuk terapan psikologi. Benang merah yang tampil adalah perkembangan psikologi dari
awal hingga kini tetap diwarnai filsafat ilmu, terutama dalam penelusuran bidang-bidang kajian psikologi
yang lebih baru.

Kata kunci : filsafat ilmu, aliran-aliran psikologi, terapan psikologi.

PENDAHULUAN dan upayanya manusia ingin memperoleh jawaban


yang dirasakan paling sesuai dengan jiwanya
Filsafat ilmu saat ini mendapat perhatian yang
sangat besar dari para ilmuwan. Perkembangannya walaupun jawaban itu pada akhirnya sering berada
dalam kawasan spekulatif dan non empirik (Wibisono,
yang demikian pesat membuat individu semakin kritis
2001).
terhadap metode-metode dari ilmu tersebut. Bukan
hanya bidang ilmu psikologi saja yang dalam sejarah Berpangkal dari pertanyaan tentang suatu
perkembangannya banyak dipengaruhi pola-pola fenomena yang muncul dalam kehidupan sehari-hari
pemikiran dari filsafat akan tetapi juga dari bidang dimulailah filsafat itu. Pengalaman hidup menjadi
ilmu lainnya yang saling terkait. sumber inspirasi dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Keterlibatan umat manusia dengan dunia Sumber-sumber pertanyaan tersebut memang terkesan
sederhana memang apabila diamati dengan benar dan
filsafat sudah ada sejak manusia mulai bertanya dan
cermat maka semua ilmu pengetahuan berasalah sari
mengagumi apa arti makna sesuatu beserta asal
pertanyaan yang berkenaan dengan fenomena yang
mulanya yang ultimate. Setelah itu dengan segala cara
muncul dari pengalaman kehidupan.

* .........................................................................

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 87


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Thales (624 546 SM) orang Yunani pertama 1. Bidang ontology mempermasalahkan
yang menggunakan akal secara serius dalam
a. Apakah hakikat yang ada (being, sein)
mempersoalkan sesuatu masalah yang digelari Bapak
b. Apakah yang ada itu sesuatu yang tetap,
Filsafat (tafsir, 1993). Pertanyaan yang diajukan
abadi atau terus menerus berubah
beliau sebanarnya terkesan sederhana yaitu apakah
sebenarnya bahan alam semestra itu? Beliau sendiri c. Apakah yang ada itu sesuatu yang abstrak-
menjawab air. Setelah itu rangsangan pertanyaan- universal atau yang konkrit individual.
pertanyaan banru muncul. Semakin lama persoalan 2. Bidang epistemoligo mempermasalahkan :
yang dipikirkan oleh manusia semakin luas dan
a. Apakah sarananya dan bagaimana caranya
semakin rumit juga pemecahannya. Pertanyaan-
untuk mempergunakan sarana itu guna
pertanyaan yang muncul semakin kompleks seiring
mencapai pengetahuan, kebenaran atau
berkembangnya jaman. Setiap era memiliki para ahli
kenyataan (akal, akal budi, atau
pemikir yang memiliki konstribusi besar terhadap
kombinasinya).
pemecahan masalah yang muncul di zamannya.
b. Apakah tolak ukur bagi sesuatu yang
Sama halnya dengan perkembangan cabang
dinyatakan sebagai yang benar dan yang
ilmu psikologi. Akar dari psikologi modern dapat
nyata yang terus menerus dicari oleh ilmu
ditelusuri keabad kelima dan keempat sebelum
pengatahuan.
masehi. Para ahli filsafat Yunani seperti Socrates,
Plato, dan Aristoteles mengajukan suatu pertanyaan 3. Bidang aksiologi mempermasalahkan :
dasar tentang kehidupan mental (Atkinson, et al. a. Nilai dan norma
1983). Pertanyaan dasar tersebut sampai sekarang b. Apa makna dan tujuan hidup ini dan nilai-
masih menjadi kajian yang sepertinya tidak akan nilai mana yang secara imperatif harus
pernah berakhir. Pertanyaan-pertanyaan yang dipenuhi.
berkaitan dengan tubuh (body) dan pikiran (mind) atau
psyche muncul lebih dari dua ribu tahun yang lalu Dengan perbedaan tersebut filsafat mencoba
hingga kini. Peristiwa penting dalam sejarah psikologi menunjukkan bagaimana upaya manusia yang tidak
melibatkan banyak ahli filsafat terkenal Dario abad pernah menyerah untuk menentukan kebenaran atau
tujuh belas dan delapan belas seperti Locke, Hobbes, kenyataan secara kritis, mendasar dan integral karena
Kant, dan Hume (Sarwono, 1983). Pada dasarnya itu dalam filsafat proses yang dilalui merupakan suatu
filsafat dapat dibagi menjadi tiga garis besar yaitu refleksi, kontemplasi, abstraksi, dialog, evaluasi
teori pengetahuan (epostemologi), teori hakikat menuju suatu sintesa permasalahan.
(ontology), dan teori nilai (aksiologi), (tafsir, 1993). Penegasan tersebut dapat dipahami karena ilmu
Menurut Wibisono (2001) ketiga bidang pengetahuan dalam penerapannya mengenakan
filsafat tersebut secara terperinci dapat dibagi lagi ukuran. Ukuran pertama adalah dimensi fenomenal
berdasarkan pembahasannya yaitu : yaitu ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai
masyarakat sebagai proses dan sebagai produk.

88 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Kaidah yang melandasinya adalah universalisme, diantaranya adalah: (a) kerajinan, (b) kebenaran
komunalisme, dis-interestedness dan skepsisme yang pertama, (c) pengetahuan yang luas, (d) kebajikan
terarah dan teratur. Ukuran kedua adalah dimensi intektual, (e) pertimbangan yang sehat, (f) kecerdikan
strukturalnya yaitu bahwa ilmu pengetahuan harus dalam memutuskan hal-hal praktis (Mudhofir, 2001).
terstruktur atas komponen-komponen, objek sasaran Sebagai bahan pertimbangan, alangkah baiknya
yang hendak diteliti yang sedang diteliti atau kalau kita juga sedikit mengetahui mengenai
dipertanyakan tanpa mengenal titik henti atas darar pengertian filsafat dari beberapa filsuf yaitu (Rapar,
motif dan tata cara tertentu, sedang hasil temuannya 1996):
diletakkan dalam satu kesatuan system.
1. Plato

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang


PENGENALAN SECARA UMUM FILSAFAT berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni.
DAN FILSAFAT ILMU Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat
adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan
Filsafat
asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu
Filsafat sebagai bagian dari kebudayaan yang ada.
manusia yang amat menakjubkan, lahir di Yunani dan
2. Aristoteles
dikembangkan sejak awal abad ke-6 SM (Rapar,
1996). Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
paling luas cakupannya, oleh karena itu titik tolak senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan
untuk memahami dan mengerti filsafat adalah penyebab-penyebab dari realitas yang ada. Ia pun
meninjau dari segi etimologi. Filsafat secara mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu
etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu pengetahuan yang berupaya mempelajari peri
Philosophia, Philos artinya suka, cinta atau ada selaku peri ada (being as being) atau peri
kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia ada sebagaimana adanya (being as such).
berarti kebijaksanaan. Dengan demikian secara 3. Rene Descartes
sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau
Merupakan filsuf Perancis yang terkenal
kecenderungan pada kebijaksanaan (Muntansyir &
dengan argumennya cogito ergo sum (saya
Munir, 2002).
berpikir maka saya ada), mengatakan bahwa
Menurut sejarah, Pythagoras (572-497 SM) filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan
adalah orang yang pertama kali memakai kata yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai
philosophia. Ketika beliau ditanya apakah ia sebagai
Tuhan, alam dan manusia.
seorang yang bijaksana, maka pythagoras dengan
rendah hati menyebut dirinya sebagai philosophos, 4. William James
yakni pencinta kebijaksanaan (lover of wisdom). Filsuf Amerika yang terkenal sebagai
Banyak sumber yang menegaskan bahwa sophia tokoh pragmatisme dan pluralisme mengatakan
mengandung arti yang lebih luas dari kebijaksanaan, bahwa filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa
hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 89


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

5. R.F Beerling metode pemikiran yang dilakukan oleh ilmu-


ilmu khusus.
Filsafat adalah mengajukan pertanyaan
tentang kenyataan seluruhnya atau tentang c. Fisafat Sebagai Kelompok Persoalan
hakikat, asas, prinsip dari kenyataan. Beerling
Banyak persoalan abadi (perennial
juga mengatakan bahwa filsafat adalah suatu
problem) yang dihadapi manusia dan para
usaha untuk mencapai radix atau akar kenyataan filsuf berusaha memikirkan dan
dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri menjawabnya. Beberapa pertanyaan yang
sendiri.
diajukan pada masa lampau telah dijawab
Pemahaman tentang filsafat dapat kita lihat secara memuaskan. Misalanya pertanyaan
dari berbagai sisi diantaranya adalah (Mudhofir, mengenai ide-ide bawaan (innate idea) telah
2001): dijawab oleh John Lock pada abad ke-17.
a. Filsafat Sebagai Suatu Sikap Namun masih banyak pertanyaan lain yang
dijawab sementara. Disamping itu juga
Filsafat adalah suatu sikap terhadap
masih banyak problem-problem yang
kehidupan dan alam semesta. Apabila
jawabannya masih diperdebatkan ataupun
seseorang dalam keadaan krisi atau
diseminarkan sampai hari ini, dan bahkan
menghadapi problem yang sulit, maka
masih ada yang belum terpecahkan.
problem-problem tersebut harus ditinjau
secara luas, tenang dan mendalam. d. Filsafat Sebagai Sekelompok Teori atau
Tanggapan semacam itu menumbuhkan Sistem Pemikiran
sikap ketenangan, keseimbangan pribadi, Sejarah filsafat ditandai dengan
mengendalikan diri dan tidak emosional. pemunculan teori-teori atau sistem-sistem
Sikap dewasa secara filsafat adalah sikap pemikiran yang terlekat pada nama-nama
menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran filsuf besar seperti Socrates, Plato,
dan selalu bersedia meninjau sesuatu Aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza,
problem dari semua sudut pandang. Hegel, Karl Marx, Auguste Compte, dan
b. Filsafat Sebagai Suatu Metode lain-lain. Teori atau sistem filsafati itu
dimunculkan oleh masing-masing filsuf
Filsafat sebagai metode artinya
untuk menjawab masalah-masalah.
berfikir secara reflektif (mendalam),
Besarnya subyektifitas seorang filsuf dalam
penyelidikan yang menggunakan alasan,
menjawab masalah-masalah itu menjadikan
berfikir secara hati-hati dan teliti. Filsafat
kita sulit untuk menentukan teori atau sistem
berusaha memikirkan seluruh pengalaman
pemikiran yang baku dalam filsafat.
manusia secara mendalam dan jelas. Metode
berfikir semacam ini bersifat inclusive
(mencakup secara luas) dan synoptic (secara
garis besar), oleh karena itu berbeda dengan

90 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

e. Fisafat sebagai Analisa Logis tentang dengan cara ini dapat diperoleh beberapa
Bahasa dan Penjelasan Makna Istilah kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar
alam semesta, kedudukan manusia
Kebanyakan filsuf memakai metode
didalamnya serta pandangan-pandangan
analisis untuk menjelaskan arti suatu istilah
kedepan.
dan pemakaian bahasa. Beberapa filsuf
mengatakan bahwa analisis tentang arti Menurut Muntansyir & Munir (2002)
bahasa merupakan tugas pokok filsafat dan menyatakan bahwa ada beberapa definisi
tugas analisis konsep sebagai satu-satunya filsafat yang telah diklasifikasikan
fungsi filsafat. Para filsuf analitika berdasarkan watak dan fungsinya yaitu:
berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
menyingkirkan kekaburan-kekaburan kepercayaan terhadap kehidupan dan
dengan cara menjelaskan arti istilah atau alam yang biasanya diterima secara
ungkapan yang dipakai dalam ilmu tidak kritis (arti formal).
pengetahuan dan dipakai dalam kehidupan 2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau
sehari-hari. Mereka berpendirian bahwa pemikiran terhadap kepercayaan dan
bahasa merupakan laboratorium para filsuf, sikap yang sangat kita junjung tinggi
yaitu tempat menyemai dan (arti formal).
mengembangkan ide-ide.
3. filsafat adalah usaha untuk
f. Fisafat Merupakan Usaha Untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Memperoleh Pandangan yang Menyeluruh Artinya filsafat berusaha untuk
mengkombinasikan hasil bermacam-
Filsafat mencoba menggabungkan
macam sains dan pengalaman
kesimpulan-kesimpulan dari berbagai ilmu
kemanusiaan sehingga menjadi
dan pengalaman manusia menjadi suatu
pandangan yang konsisten tentang alam
pandangan dunia yang konsisten. Para filsuf
(arti spekulatif).
berhasrat meninjau kehidupan tidak dengan
sudut pandang yang khusus sebagaimana 4. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa
dilakukan oleh ilmuan. Para filsuf memakai serta penjelasan tentang arti kata dan
pandangan secara menyeluruh terhadap konsep. Corak filsafat yang demikian
kehidupan sebagai suatu totalitas. Menurut ini dinamakan juga logo sentrisme.
para ahli filsafat spekulatif dengan salah satu 5. Filsafat adalah sekumpulan problema
tokohnya adalah C.D. Broad menyatakan yang langsung, yang mendapat
bahwa tujuan filsafat adalah mengambil alih perhatian dari manusia dan yang
hasil-hasil pengalaman manusia dalam dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli
bidang keagamaan, etika dan ilmu filsafat.
pengetahuan, kemudian hasil-hasil tersebut
direnungkan secara menyeluruh. Diharapkan

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 91


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Filsafat Ilmu Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud


yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana
Filsafat ilmu sebenarnya baru dikenal pada
hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap
awal abad ke-20 dimana Francis Bacon sebagai
manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera)
peletak dasar filsafat ilmu dalam khasanah bidang
yang membuahkan pengetahuan? (Pertanyaan ini
filsafat secara umum. Ada berbagai definisi mengenai
yang disebut sebagai landasan ontologis).
filsafat ilmu yang telah dihimpun oleh The Liang Gie
(dalam Muntansyir & Munir, 2002) yang dianggap Bagaimana proses yang memungkinkan
cukup represantatif yaitu: ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus
1. Robert Ackermann menyatakan bahwa filsafat
diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang
ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang
benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendir? Apa
pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang
kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu
dibandingkan dengan pendapat-pendapat
kita mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
terdahulu yang telah dibuktikan.
(Pertanyaan ini disebut sebagai landasan
2. Lewis White Beck menyatakan bahwa filsafat
epistemologi).
ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
metode pemikiran ilmiah, serta mencoba
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
sebagai suatu keseluruhan.
Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah
3. Cornelius Benjamin menyatkan bahwa filsafat
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan
ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati
antara teknik prosedural yang merupakan
yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan
moral/profesional? (Pertanyaan ini disebut sebagai
praanggapan-praanggapannya, serta letaknya
landasan aksiologis).
dalam kerangka umum dari cabang pengetahuan
Menurut Poespoprodjo (1997) filsafat ilmu
intelektual.
adalah filsafat. Filsafat adalah refleksi yang mengakar
4. May Brodbeck menyatakan bahwa filsafat ilmu
terhadap prinsip-prinsip. Maka filsafat ilmu adalah
itu sebagai analisis yang netral secara etis dan
refleksi yang mengakar terhadap prinsip-prinsip ilmu.
filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa filsafat ilmu
landasan-landasan ilmu.
bukan bahan hafalan. Filsafat ilmu adalah usaha terus
Menurut Suriasumantri (1995) menyatakan menerus untuk memperoleh pandangan yang
bahwa filsafat ilmu merupakan bagian dari mendalam dan mendasar tentang ilmu.
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara Filsafat ilmu ialah penyelidikan tentang ciri-
spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). ciri pengetahuan ilmiah dengan cara-cara tertentu
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa filsafat ilmu untuk memperolehnya. Dengan kata lain, filsafat ilmu
merupakan telaah secara filsafat yang ingin menjawab sesungguhnya merupakan suatu penyelidikan
beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu itu lanjutan, karena apabila para penyelenggara pelbagai
diantaranya yaitu:

92 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

ilmu melakukan penyelidikan terhadap objek-objek lanjut ke ethik obyektif universal (realisme),
serta masalah-masalah yang berjenis khusus dari kemudian berkembang lebih lanjut ke ethik
masing-masing ilmu itu mandiri, maka orang pun asimetris karena multiple membership
dapat melakukan (Beerling., et al, 1985). (postmodernisme).
2. Filsafat science tumbuh dari confirmatory
theories (positivisme) ke confirmatory theories
FILSAFAT ILMU DAN SUMBANGSIH-NYA
dan theories of explanation (postpositivisme) dan
DALAM PENGEMBANGAN ILMU
lebih lanjut ke theories of explanation
PENGETAHUAN
(postmodernisme). Yang pertama berupaya
Filsafat Ilmu Dalam Perkembangannya mendeskripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi, sedangkan yang kedua berupaya
Dari tahun 1960-1995 filsafat ilmu berkembang
menjelaskan bagaimana phenomena kecil atau
sangat pesat. Sementara beberapa ahli menunjuk
besar secara sederhana.
peristiwa tersebut sebagai indikator matinya
3. Filsafat teknologi telah bergeser dari means ends-
positivisme logik. Perkembangan tersebut sebenarnya
means end menjadi means secara berkelanjutan.
lebih menumbuhkan upaya telaah dari pengukuran
Temuan personal computer menumbuhkan
kuantitatif ke meta-science. Pada era mutakhir sampai
pertanyaan apa lagi pekerjaan perpustakaan
tahun-tahun sekarang, filsafat ilmu berkembang dalam
yang dapat dikerjakan. Teknologi bukan lagi
konteks postmodernisme dimana konstruk, struktur
dilihat sebagai ends melainkan dilihat sebagai
dan paradigma menjadi berkembang dan
kepanjangan ide manusia.
berkelakjutan. Perkembangannya selalu terjadi
rekonstruksi berkelanjutan, dekonstruksi, berkembang 4. Filsafat seni atau filsafat esthetik mutakhir
pemikiran poststruktural dan postparadigmatik, dan mendudukkan produk seni atau keindahan
logika standar berkembang menjadi nonstandard logic sebagai salah satu tripartit kebudayaan. Dua
(Muhadjir, 2001). lainnya adalah produk domein kognitif dan
produk alasan praktis. Produk domein kognitif
Muhadjir (2001) memberikan penjabaran
murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar dan
mengenai filsafat dan perkembangannya dalam
logis. Bila etik dimasukkan maka perlu ditambah
beberapa area ilmu pengetahuan yaitu:
koheren dengan moral. Produk alasan praktis
1. Filsafat ilmu-ilmu sosial berkembang dalam tiga
tampil memenuhi kriteria: operasional, efisien
ragam yaitu: metaideologi, metaphisik, dan
dan produktif. Bila etik dimasukkan maka perlu
metodologi disiplin ilmu mensucikan batin
ditambah: human, tidak mengeksploitasi orang
manusia. Arti meta telah mengalami
lain, atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak
perkembangan dari yang transeden (spekulatif)
merusak lingkungan. Produk seni tampil
keteori (positivistik) dan sekarang berkembang
memenuhi kriteria: kreatif, indah dan harmonis.
ke ethik (metaphisik). Sedangkan arti normatif
Bila etik dimasukkan, perlu ditambah dengan
yang moral (spekulatif) telah berkembang kearti
mensucikan batin manusia.
obligatif (positivistik), dan berkembang lebih

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 93


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa Kant), positifisme (Auguste Comte), fenomenologi
perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat (Husserl), konstruktivisme (Feyerabend) dan lain
ilmu mulai mengedepan tatkala ilmu pengetahuan dan sebagainya yang muncul sebagai pembaharuan.
teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat Lahirnya filsafat ilmu karena pengetahuan ilmiah atau
pesat. Kekhawatiran mulai timbul dikalangan para ilmu merupakan a higher level of knowledge sebagai
ilmuan dan filsuf, termasuk juga kalangan agamawan, penerusan pengembangan filsafat pengetahuan
dimana mereka beranggapan bahwa kemajuan Iptek (Siswomhardjo, 2001).
dapat mengancam eksistensi umat manusia bahkan
alam beserta isinya (Mustansyir & Munir, 2002).
Tahap, Ciri - ciri dan Perkembangan Ilmu
Menurut Koento Wibisono Siswomihardjo
Pengetahuan
(2001) menyatakan bahwa sekarang terasa adanya
kekaburan mengenai batas-batas antara cabang ilmu Perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah
yang satu dengan yang lain, sehingga interdependensi berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi
dan interrelasi ilmu menjadi terasa pula. Oleh karena secara bertahap dan evolutif. Berbagai krisis yang
itu menurut beliau dibutuhkan suatu Overview untuk ditimbulkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan
meletakkan jaringan interaksi untuk saling menyapa dan teknologi pada umumnya didorong oleh
menuju hakikat ilmu yang integral dan integratif. pemecahan masalah kemanusiaan yang sektoral. Oleh
Tanggung jawab dan integritas seorang ilmuan kini karena itu untuk memahami sejarah perkembangan
sedang diuji. ilmu, harus dilakukan berbagai klasifikasi secara
Semenjak Immanuel Kant (1724-1804 dalam periodik. Setiap periode menampilkan ciri khas
Siswomihardjo, 2001) menyatakan bahwa filsafat tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan
merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan seperti yang akan dijelaskan dibawah ini (Mustansyir,
batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia 2001Mustansyir & Munir, 2002:):
secara tepat, maka semenjak itu pula refleksi filsafat 1. Zaman Pra Yunani Kuno (Abad 15-7 SM)
mengenai pengetahuan manusia menjadi menarik
Pada masa ini manusia menggunakan batu
perhatian. Lahirlah diabad ke-18 cabang filsafat yang
sebagai peralatan, karena ditemukan alat-alat
disebut sebagai filsafat pengetahuan dimana logika,
yang bentuknya mirip satu sama lain (misalnya
filsafat bahasa, matematika, metodologi, merupakan
kapak sebagai alat pemotong dan pembelah).
komponen-komponen pendukungnya. Melalui cabang
Benda-benda tersebut merupakan bukti bahwa
filsafat ini diterangkan sumber dan sarana serta cara-
manusia sebagai makhluk berbudaya yang
cara untuk menggunakan sarana itu guna mencapai
mampu berkreasi untuk mengatasi tantangan
pengetahuan ilmiah.
alam. Benda-benda yang dipergunakan manusia
Dengan mendasarkan diri atas sumber-sumber
itu mengalami perbaikan dan terus mengalami
atau sarana-sarana tertentu seperti panca indera, akal,
kemajuan, karena manusia melakukan dan
akal budi, dan intuisi maka berkembanglah berbagai
mengalami proses trial and error, uji coba yang
macam school of thought yaitu empirisme (John
memakan waktu yang lama. Melalui proses trial
Lock), rasionalisme (Descartes), kritisme (Immanuel
and error ini pula manusia mulai melakukan

94 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

seleksi terhadap alat-alat yang dipergunakan, 2. Zaman Yunani Kuno (Abad 7-2 SM)
sehingga manusia menemukan bahan (materi)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai
yang dianggap baik atau kuat untuk membuat
zaman keemasan Filsafat, karena pada masa ini
peralatan-peralatan tertentu. orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan
Evolusi ilmu pengetahuan dapat dirunut ide-ide atau pendapatnya. Ciri yang menonjol
melalui sejarah perkembangan pemikiran yang dari filsafat Yunani Kuno diawal kelahirannya
terjadi di Yunani, Babilonia, Mesir, Cina, Timur adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada
Tengah (peradaban Islam) dan Eropa. Disini ada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai
keterkaitan dan saling pengaruh antara ikhtiar guna menemukan sesuatu asal mula
perkembangan pemikiran disatu wilayah dengan (arche) yang merupakan unsure awal terjadinya
wilayah yang lainnya. Warisan pengetahuan segala gejala (Mustansyir & Munir, 2002).
berdasarkan know how yang dilandasi Filsuf dan beberapa pemikirannya yang
pengalaman empirik merupakan salah satu ciri
telah memberikan sumbangsih dalam
pada zaman ini. Pada masa ini pula, kemampuan
pengembangan ilmu pengetahuan antara lain
berhitung ditempuh dengan cara one-to one
adalah:
correspondency atau mapping process.
a. Thales (640-550 SM)
Secara ringkas pada zaman pra Yunani
Kuno ditandai oleh lima kemampuan sebagai Menyimpulkan bahwa air merupakan
berikut: pertama, know how dalam kehidupan arche (asal mula) dari segala sesuatu, hal ini
sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman; didukung oleh kenyataan bahwa air meresapi
kedua, pengetahuan yang berdasarkan seluruh benda-benda dijagad raya ini
pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan (Mustansyir & Munir, 2002). Menurut
sikap receptive mind, keterangan masih Mustansyir ada tiga alas an munculnya
dihubungkan dengan kekuatan magis; ketiga, persoalan tentang alam semesta ini yaitu:
kemampuan menemukan abjad dan system pertama, persoalan mengenai alam semesta
bilangan alam sudah menampakkan yang terus menerus dipandang sebagai
perkembangan pemikiran manusia ketingkat persoalan abadi (parennial problems) yang
abstraksi; keempat, kemampuan menulis, disebut juga sebagai pertanyaan yang
berhitung, menyusun kalender yang didasarkan signifikan (a significant question); kedua,
atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang pertanyaan yang diajukan Thales
dilakukan; kelima, kemampuan meramalkan menimbulkan suatu konsep baru, yaitu suatu
suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa hal tidak begitu saja ada, melainkan terjadi
sebelumnya yang pernah terjadi, misalnya dari sesuatu. Hal inilah yang menimbulkan
gerhana bulan dan matahari. suatu konsep tentang perkembangan, suatu
evolusi, genesis; ketiga, pertanyaan
demikian hanya dapat timbul dalam
pemikiran kalangan tertentu (masyarakat

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 95


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

intelektual yang berpikir lebih maju), bukan e. Herakleitos (540-475 SM) dan Parmenides
masyarakat awam (Mustansyir, 2001:). (540-475 SM)

b. Anaximander (611-545 SM) Pertanyaan kedua filfuf ini tidak lagi


tentang apakah asal-usul dan kejadian alam
Anaximander meyakini bahwa asal
semesta, tetapi apakah realitas itu berubah, tidak
mula dari segala sesuatu adalah aperion
sesuatu yang tetap. Ungkapan dari Herakleitos
yaitu sesuatu yang tidak terbatas (Mustansyir
yang terkenal adalah panta rhei khai uden menei
& Munir, 2002).
(semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu pun
c. Anaximenes (588-524 SM) yang tinggal mantap. Sedangkan Parmenides
Anaximenes mengatakan bahwa asal berpandangan sebaliknya, ia menegaskan bahwa
mula segala sesuatu itu adalah udara, realitas itu tetap, tidak berubah. Kedua tokoh ini
keyakinan ini didukung oleh kenyataan dalam sejarah filsafat menjadi cikal bakal debat
bahwa udara merupakan unsur vital metafisika tentang Pluralisme dan Monisme,
kehidupan (Mustansyir & Munir, 2002). dalam bidang epistemology antara empirisme
dan rasionalisme. Herakleitos mewakili
d. Pythagoras (580-500 SM)
Pluralisme dan Empirisme, sedangkan
Pythagoras menyatakan bahwa asas Parmenides mewakili Monisme dan
segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar Rasionalisme.
bilangan-bilangan (Mustansyir & Munir,
f. Demokritos (460-370 SM)
2002). Pythogaras lebih dikenal dengan
penemuannya tentang ilmu ukur dan Ia dikenal sebagai bapak Atom pertama,
aritmatik antara lain (Mustansyir, 2001:: karena dialah yang memperkenalakan konsep
- Hukum atau dalil Pythagoras yaitu: a2 + atom. Ia menegaskan bahwa relitas terdiri dari
b2 = c2, yang berlaku bagi setiap segitiga banyak unsur yang disebutnya dengan atom
siku-siku dengan sisi a dan sisi b serta (atomos, dari a = tidak, dan tomos = terbagi).
hypotenusa c, sedangkan jumlah sudut Atom-atom itu sama sekali tidak mempunyai
dari suatu segitiga siku-siku = 1800. kualitas dan jumlahnya tidak terhingga.
Pandangannya merupakan cikal bakal
- Teori tentang bilangan yaitu: pembagian
perkembangan ilmu fisika, kimia dan biologi
antara bilangan genap dengan bilangan
(Mustansyir & Munir, 2002). Pemikiran
ganjil, primer numbers (bilangan yang
Demokritos tentang teori atom ini
hanya dapat dibagi dengan angka satu
mengandung sifat-sifat sebagai: konsep
dan bilangan itu sendiri) dan composite
materialitis-monistik, konsep dinamika
number, serta hubungan antara kuadrat
perkembangan (developmental dynamics),
natural numbers dengan jumlah ganjil.
konsep yang bersifat murni alamiah (pure
- Pembentukan benda berdasarkan segitiga,
natural), bersifat kebetulan (by change) (untuk
segiempat, segilima, dan sebagainya.
lebih jelasnya dapat dilihat dalam Mustansyir,
- Hubungan antara nada dengan panjang 2001).
dawai.

96 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

g. Socrates (470-399 SM) i. Aristoteles (384-322 SM)

Metode Sokrates dikenal sebagai Ia mengatakan bahwa tugas utama


Maieutike Tekhne (ilmu/seni kebidanan) ilmu pengetahuan adalah mencari penyebab-
yaitu suatu metode dialektika (bercakap- penyebab obyek yang diselidiki. Aristoteles
cakap) untuk melahirkan kebenaran. Disebut berpendapat bahwa tiap-tiap kejadian
demikian karena dialog atau wawancara mempunyai empat sebab yang semuanya
mempunyai peranan hakiki dalam filsafat harus disebut apabila manusia hendak
Sokrates. Sokrates sendiri tidak memahami proses kejadian segala sesuatu
menyampaikan pengetahuan, tetapi dengan yaitu penyebab material (material cause),
pertanyaan-pertanyaan ia membidani penyebab formal (formal cause), penyebab
pengetahuan yang terdapat dalam jiwa orang efisien (efisien cause), dan penyebab final
lain (Mustansyir, 2001; Mustansyir & Munir, (final cause)(Lihat dalam Mustansyir &
2002). Munir, 2002: hal.). Sedangkan ajaran
Aristoteles dapat diklasifikasikan ke dalam
h. Plato (428-348 SM)
tiga bidang yaitu: metafisika, logika dan
Plato dikenal sebagai filsuf Dualisme, biologi (lihat Mustansyir, 2001).
artinya ia mengakui adanya dua kenyataan
yang terpisah dan berdiri sendiri yaitu dunia 3. Zaman Pertengahan (Abad 2-14 M)
ide dan dunia bayangan (inderawi). Dunia
Zaman Pertengahan (middle age) ditandai
ide adalah dunia yang tetap dan abadi,
dengan tampilnya para theolog dilapangan ilmu
didalamnya tidak ada perubahan. Sedangkan
pengetahuan, sehingga aktivitas ilmiah terkait
dunia bayangan (inderawi) adalah dunia
dengan aktivitas keagamaan atau dengan kata
yang berubah, yang mencakup benda-benda
lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
jasmani yang disajikan kepada indera.
kebenaran agama. Filsafat zaman pertengahan
Bertitik tolak dari pandangannya ini, Plato
biasanya dipandang terlampau seragam, dan lebih
mengajarkan adanya dua bentuk pengenalan.
dari itu dipandang seakan-akan tidak penting bagi
Di satu pihak ada pengenalan idea-idea yang
sejarah pemikiran sebenarnya. Filsuf Barat yang
merupakan pengenalan dalam arti yang
cukup terkenal pada zaman ini adalah Agustinus
sebenarnya. Pengenalan ini mempunyai
(354-430) yang pemikirannya cukup dipengaruhi
sifat-sifat yang sama seperti obyek-obyek
oleh filsafat Plato dan Thomas Aquinas (1125-
yang menjadi arah pengenalan yang sifatnya
1274) yang pemikirannya cukup dipengaruhi oleh
teguh, jelas dan tidak berubah. Dipihak lain
Aristoteles (mengenai kedua filsuf tersebut lihat
ada pengenalan tentang benda-benda
dalam Mustansyir & Munir, 2002: hal. 67-69).
jasmani. Pengenalan ini mempunyai sifat-
sifat tidak tetap, selalu berubah (Mustansyir Pada zaman ini pula Eropa berada dalam
& Munir, 2002). masa kegelapan (dark age), sedangkan peradaban
dunia Islam berada pada zaman keemasan
(golden age). Menurut Ali Kettani (1984: 85

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 97


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

dalam Mustansyir, 2001) ada lima ciri yang pemikiran abad pertengahan yang dogmatis,
menandai kemajuan peradaban Islam pada masa sehingga melahirkan suatu perubahan yang
itu yaitu: (1) universalisme, (2) toleransi, (3) revolusioner dalam pemikiran manusia dan
pasar yang bertaraf internasional, (4) membentuk suatu pola pemikiran baru dalam
penghargaan terhadap ilmu dan ilmuan, (5) tujuan filsafat (Mustansyir & Munir, 2002).
dan sarana ilmu yang bersifat islami. Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat
Beberapa pemikir Islam yang cukup pada zaman ini adalah bidang astronomi, tokoh-
memberikan sumbangsih terhadap tokohnya antara lain adalah (Mustansyir, 2001):
pengembangan ilmu pengetahuan diantaranya
a. Roger Bacon (1214-1219)
adalah: Al-Khawarizmi (825 M) sebagai
penyusun aljabar (arithmetics), Omar Khayam Ia berpendapat bahwa pengalaman
(1043-1132) sebagai seorang penyair, ahli (empirik) menjadi landasan utama bagi awal
perbintangan dan ahli matematika. Dalam ilmu dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan.
kedokteran muncul Al-Razi (850-923), Ibnu Sina b. Copernicus (1473-1543)
(980-1037), Rhazas, Abul Qasim, Ibnu Rushd
Ia mengajukan pendapat bahwa bumi
(1126-1198) dan Al Idris (1100-1166) yang
dan planet semuanya mengelilingi matahari,
membuat 70 peta kerajaan Sicilia (untuk lebih
sehingga matahari menjadi pusat
jelasnya dapat dibaca pada Mustansyir, 2001: hal.
(heliosentrisme).
74-76).
c. Tycho Brahe (1546-1601)
4. Zaman Renaissance ( Abad 14-17 M) Ia tertarik pada sistem astronomi baru
Zaman Renaissance ditandai sebagai era yang diperkenalkan oleh Copernicus. Ia
kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari membuat alat-alat berukuran besar untuk
dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman mengamati benda-benda angkasa secara
peralihan ketika kebudayaan abad Tengah mulai lebih teliti. Penemuan ini membuktikan
berubah menjadi suatu kebudayaan modern. bahwa benda-benda angkasa tidak
Manusia pada zaman Renaissance adalah menempel pada crystalline spheres,
manusia yang merindukan pemikiran bebas. melainkan datang dari tempat yang
Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil sebelumnya tidak dapat dilihat untuk
usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur kemudian menghilang lagi.
tangan ilahi (Mustansyir, 2001: hal. 76). d. Johannes Keppler (1571-1630)
Renaissance adalah zaman yang sangat menaruh
Kepler menemukan tiga buah hukum
perhatian dalam bidang seni lukis, patung,
yang melengkapi penyelidikan Brahe yaitu:
arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu
(1) bahwa gerak benda angkasa itu ternyata
pengetahuan dan teknologi. Pada zaman ini
bukan bergerak mengikuti lintasan circle
berbagai gerakan bersatu untuk menentang pola
seperti yang dikemukakan oleh Brahe,
namun gerak itu mengikuti lintasan elips.

98 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Orbit semua planet berbentuk elips; (2) b. Perang Salib (1100-1300) yang terulang
dalam waktu yang sama, garis penghubung sebanyak enam kali tidak hanya menjadi
antara planet dan matahari selalu melintasi ajang peperangan fisik, namun juga
bidang yang luasnya sama; (3) dalam menjadikan para tentara atau serdadu Eropa
perhitungan matematik terbukti bahwa bila yang berasal dari berbagai negara itu
jarak rata-rata dua planet A dan B dengan menyadari kemajuan negara-negara Islam,
matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu sehingga mereka menyebarkan pengalaman
untuk melintasi orbit masing-masing adalah mereka di negaranya masing-masing.
P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3. c. Pada tahun 1453 Istambul jatuh ketangan
e. Galileo Galilei (1546-1642) bangsa Turki, sehingga para pendeta atau
sarjana mengungsi ke Itali atau negara-
Ia menyimpulkan bahwa planet-planet
negara lain. Mereka ini yang menjadi pionir-
tidaklah memancarkan cahaya sendiri,
pionir bagi perkembangan ilmu di Eropa.
melainkan hanya memantulkan cahaya dari
matahari. Ia juga menemukan bahwa Beberapa aliran filsafat yang cukup
permukaan bulan sama sekali tidak datar, mewarnai wacana filsafat pada zaman ini, secara
melainkan penuh dengan gunung-gunung. garis besar dapat dipaparkan untuk memenuhi
Beberapa pokok penemuan Galileo di luar khasanah pengetahuan kita, diantaranya adalah
bidang astronom yang ditulis dalam (Mustansyir, 2002):
karyanya yang berjudul De Motu dapat
a. Rasionalisme
dilihat ringkasannya dalam Mustansyir,
(2001). Aliran ini berpendapat bahwa sumber
pengetahuan yang memadai dan dapat
5. Zaman Modern (Abad 17-19 M) dipercaya adalah akal (rasio). Hanya
pengetahuan yang diperoleh melalui akallah
Zaman modern ditandai dengan berbagai
yang memenuhi syarat yang dituntut oleh
penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan
sifat umum dan harus mutlak, yaitu syarat
ilmu pengetahuan menurut Slamet Iman Santoso
yang dituntut oleh semua pengetahuan
(1977 dalam Mustansyir, 2001) sebenarnya
ilmiah. Sedangkan pengalaman hanya dapat
mempunyai tiga sumber yaitu:
dipakai untuk mengukuhkan kebenaran
a. Hubungan antara kerajaan Islam di pengetahuan yang telah diperoleh melalui
Semenanjung Iberia dangan negara-negara akal. Tokoh-tokoh aliran filsafat
Perancis. Para Pendeta di Perancis banyak rasionalisme adalah Descartes, Spinoza dan
yang belajar di Spanyol, kemudian mereka Leibniz.
inilah yang menyebarkan Ilmu Pengetahuan
yang diperolehnya itu dilembaga-lembaga
pendidikan di Perancis.

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 99


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

b. Empirisme d. Idealisme

Para penganut aliran empirisme dalam Idealisme berpendiran bahwa


berfilsafat bertolak belakang dengan para pengetahuan adalah proses-proses mental
penganut aliran rasionalisme. Menurut ataupun proses-proses psikologis yang
penganut empirisme metode ilmu pengetahuan sifatnya subyektif. Pengetahuan merupakan
itu bukanlah bersifat a priori, tetapi a gambaran subyektif tentang kenyataan.
poteriori. Yang dimaksud dengan metode a Pengetahuan tidak menggambarkan
posteriori ialah metode yang berdasarkan atas kebenaran yang sesungguhnya atau
hal-hal yang datang atau terjadinya atau pengetahuan tidak memberikan gambaran
adanya kemudian. Bagi penganut empirisme yang tepat tentang hakikat sesuatu yang
sumber pengetahuan yang memadai itu adalah berada diluar pikiran (Mudhofir, 2001).
pengalaman, yang dimaksud pengalaman Tokohnya adalah Fichte, Scelling dan Hegel.
disini adalah pengalaman lahir yang
e. Positivisme
menyangkut dunia dan pengalaman batin yang
menyangkut pribadi manusia. Sedangkan akal Positivisme menyatakan bahwa
manusia hanya berfungsi dan bertugas untuk kepercayaan-kepercayaan yang dogmatis
mengatur dan mengelolah bahan-bahan atau harus digantikan dengan pengetahuan
data yang diperoleh dari pengalaman. Pelopor faktawi. Apapun yang berada diluar dunia
aliran filsafat Empirisme ini adalah Francis pengalaman tidak perlu diperhatikan.
Bacon, kemudian tokoh-tokoh yang lainnya Manusia harus menaruh perhatian pada
adalah Thomas Hobbes, John Locke dan David dunia ini. Sikap negatif positivisme terhadap
Hume. kenyataan yang diluar pengalaman telah
mempengaruhi berbagai bentuk pemikiran
c. Kritisme
modern, diantaranya: pragmatisme,
Kritisme adalah sebuah teori instrumentalisme, naturalisme ilmiah dan
pengetahuan yang berusaha untuk behaviorisme (Mudhofir, 2001).
mempersatukan kedua macam unsur dalam
f. Marxisme
filsafat rasionalisme dan empirisme dalam
suatu hubungan yang seimbang, yang satu Filsafat Marx adalah perpaduan
dengan yang lainnya tidak terpisahkan. antara metode dialektika Hegel dan filsafat
Pengetahuan rasional (analitis a priori) Materialisme Feuerbach. Menurut aliran ini
adalah pengetahuan yang bersifat universal, filsafat abstrak harus ditinggalkan, karena
tapi tidak memberikan informasi baru. teori, interpretasi, spekulasi dan sebagainya
Sebaliknya pengetahuan empiris (sintetis a tidak menghasilkan perubahan dalam
posteriori) dapat memberikan informasi masyarakat. Tokoh pelopornya adalah Karl
baru, tetapi kebenarannya tidak universal. Marx yang menghubungkan antara filsafat
Tokoh yang cukup berjasa dalam aliran ini dan ekonomi.
adalah Immanuel Kant.

100 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

6. Zaman Kontemporer (Abad 20 dan sudah dekat dengan maksud bahwa akan hilang
seterusnya) konsep manusia sebagai suatu kategori
istimewa dlam pemikiran kita, kemudian tokoh
Tema yang menguasai refleksi filosofis
pragmatisme adalah William James (1842-1910)
dalam abad 20 ini adalah pemikiran tentang
yang menganggap alirannya sebagai kelanjutan
bahasa. Pada masa ini tugas filsafat bukanlah
dari empirisme Inggris akan tetapi bukan upaya
membuat pernyataan-pernyataan tentang sesuatu
untuk menyusun kenyataan berdasar atas fakta-
yang khusus sebagaimana yang diperbuat para
fakta lepas sebagai hasil pengamatan, kemudian
filsuf sebelumnya, melainkan memecahkan
yang terakhir adalah aliran postmodernisme
persoalan yang timbul akibat ketidakpahaman
sebagai trend dari suatu pemikiran yang sangat
terhadap bahasa logika (Mustansyir & Munir,
popular pada penghujung abad 20, tokohnya
2002).
adalah Francois Lyotard (1924) yang menurutnya
Perkembangan filsafat abad 20 juga
modernitas ditandai oleh kisah-kisah besar yang
ditandai olehmunculnya berbagai aliran filsafat,
mempunyai fungsi mengarahkan serta menjiwai
dan kebanyakan dari aliran itu merupakan
masyarakat modern, mirip dengan mitos-mitos
kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang telah
yang mendasari masyarakat primitif dulu (lihat
berkembang pada abad modern seperti: neo-
Mustansyir & Munir, 2002).
thomisme, neo-kantianisme, neo-hegelianisme,
neo-marxisme, neo-positivisme dan sebagainya.
Namun demikian ada juga aliran filsafat yang BIDANG GARAPAN FILSAFAT ILMU
baru dengan ciri dan corak yang lain sama sekali
Bidang garapan filsafat ilmu terutama
seperti: fenomenologi, eksistensialisme,
diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi
pragmatisme, strukturalisme dan
tiang penyanggah bagi eksistensi ilmu, yaitu: ontologi,
postmodernisme (Mustansyir & Munir, 2002).
epistemologi dan aksiologi. Ketiga bidang garapan
Tokoh-tokohnya diantaranya adalah
filsafat ilmu tersebut untuk lebih jelasnya akan
Russell dan Wittgenstein dengan metode analisa dipaparkan dibawah ini:
bahasa dengan memilih sikap atau keyakinan
ontologis sebagai alternatif terbaik dalam 1. Ontologi
aktivitas berfilsafat, Edmund Husserl (1859- Menurut Koento Wibosono
1938) selaku pendiri aliran fenomenologi yaitu Siswomihardjo (2001:) menyatakan bahwa
ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang ontogi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa
tampak (Phainomenon), Jean Paul Sartre (1905- hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren
1980) sebagai salah seorang tokoh dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak lepas dari
eksistensialisme yang membedakan rasio persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana
dialektis dengan rasio analitis, Michel Foucault (yang) ada itu (being sein, het zijn). Paham
(1926-1984) sebagai salah satu tokoh yang cukup monisme yang terpecah menjadi idealisme atau
berpengaruh pada aliran filsafat strukturalisme spiritualisme, paham dualisme, pluralisme
yang menyatakan bahwa kesudahan manusia dengan berbagai nuansanya, merupakan paham

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 101


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

ontologik yang pada akhirnya menentukan metafisika tetap mungkin kalau kedudukannya
pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing diubah, misalnya menjadi metafisika ilmu,
mengenai apa dan bagaimana (yang) ada metafisika moral, metafisika agama, dan lain
sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita sebagainya (Siswanto, 1998:).
cari. Metafisika itu sendiri sebenarnya berusaha
Menurut Christian Wolf bahwa Ontologi memfokuskan diri pada prinsip dasar yang
merupakan bagian dari metafisika atau tepatnya terletak pada berbagai pertanyaan atau yang
adalah metafisika umum yang membicarakan diasumsikan melalui berbagai pendekatan
tentang hal yang ada (being). Metafisika adalah intektual. Setiap prinsip dinamakan pertama,
cabang filsafat yang membahas persoalan tentang sebab prinsip-prinsip itu tidak dapat dirumuskan
keberadaan (being) atau eksistensi (existence). kedalam istilah lain atau melalui hal lain yang
Klasifikasi metafisika yang diberikan oleh Wolf mendahuluinya. Sebagai contoh: istilah Prinsip
adalah sebagai berikut (Mustansyir & Munir, Pertama yang dipergunakan Aristoteles
2002): merupakan penjelasan mengenai alam semesta
a. Metafisika Umum (Ontologi), yang yakni penggerak yang tidak digerakkan,
membicarakan tentang hal ada (being). dikatakan menjadi sebab dari segala gerak tanpa
dirinya digerakkan oleh hal ada yang lain
b. Metafisika Khusus:
(Mustansyir & Munir, 2002). Kebanyakan orang
- Psikologi: membicarakan tentang
menyangsikan sifat keilmiahan metafisika ini,
hakikat manusia.
karena sedemikian abstraknya obyek yang
- Kosmologi: membicarakan tentang dipelajari.
hakikat atau asal usul alam semesta.
- Theologi: membicarakan tentang 2. Epistemologi
hakikat keberadaan Tuhan.
Menurut Koento Wibosono
Pertanyaan Immanuel Kant yang Siswomihardjo (2001) menyatakan bahwa
dilontarkan sekitar abad ke-18 dalam karyanya Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan
besarnya Kritik Atas Rasio (apakah metafisika tatacara menggunakan sarana tersebut untuk
mungkin?), sampai saat ini masih mencapai pengetahuan (ilmiah). Akal, akal budi,
menggelisahkan orang. Kant berpendapat bahwa pengalaman, atau kombinasi antara pengalaman
kalau definisi tradisonal metafisika yakni sebagai dan akal, intuisi merupakan sarana yang
ilmu yang menyelediki tentang yang ada sebagai dimaksud dalam epistemologi, sehingga dikenal
yang ada tetap dipertahankan, maka metafisika adanya model-model epistemologik seperti:
jelas tidak mungkin. Menurut Kant, hal ini rasionalisme, empirisme, kritisme atau
disebabkan proporsi-proporsi metafisika tidak rasionalisme kritis, positivisme, fenomenologi
sintetis a priori dan secara metodologis sulit dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula
dipertanggungjawabkan. Lebih lanjut Kant bagaimana kelebihan kelebihan dan kelemahan
mengatakan bahwa bagaimana pun juga sesuatu model epistemologik beserta tolok

102 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu seperti kriteria, dan status metafisik dari nilai. Dalam
teori koherensi, korespondensi, pragmatis, dan pemikiran filsafat Yunani, studi tentang nilai ini
teori intersubyektif. mengedepankan pemikiran Plato mengenai idea
Menurut Suriasumantri (1995) bahwa tentang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan
masalah dalam kajian filsafati tersebut adalah summum Bonum (kebaikan tertinggi) (Mustansyir
epistemologi, dan landasan epistemologi ilmu & Munir, 2002:)
disebut sebagai metode ilmiah. Lebih lanjut Menurut Koento Wibosono
beliau mengatakan bahwa persoalan utama yang Siswomihardjo (2001) mengatakan bahwa
dihadapi oleh tiap epistemologi pengetahuan aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang
pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan bersifat normatif dalam pemberian makna
pengetahuan yang benar dengan terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana
memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi kita jumpai dalam kehidupan kita yang
masing-masing. Demikian juga dengan masalah menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan
yang dihadapi epistemologi keilmuan yakni sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material.
bagaimana menyusun pengetahuan yang benar Lebih lanjut beliau katakan bahwa nilai-nilai juga
untuk menjawab pemasalahan mengenai dunia ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu
empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam
meramalkan dan mengontrol gejala alam. kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian
Persoalan-persoalan penting yang dikaji maupun didalam menerapkan ilmu.
dalam epistemologi berkisar pada masalah: asal Thomas Aquinas membangun pemikiran
usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal tentang nilai dengan mengidentifikasi filsafat
dalam pengetahuan, hubungan antara Aristoteles tentang nilai tertinggi dengan
pengetahuan dengan keniscayaan, hubungan penyebab final (causa prima)dlam diri Tuhan
antara pengetahuan dengan kebenaran, sebagai keberadaan kehidupan, keabadian dan
kemungkinan skeptisme universal, dan bentuk- kebaikan tertinggi. Sedangkan Spinoza
bentuk perubahan pengetahuan yang berasal dari memandang nilai yang didasarkan pada
konseptualisasi baru mengenai dunia. Semua metafisik, berbagai nilai diselidi secara terpisah
persoalan-persoalan tersebut diatas terkait dari ilmu pengetahuan. Runes sendiri
dengan pesoalan-persolan penting filsafat lainnya menyatakan bahwa ada empat faktor yang
seperti: kodrat kebenaran, kodrat pengalaman dan merupakan problem utama dari aksiologi yaitu
makna (Mustansyir & Munir, 2002). (Mustansyir & Munir, 2002):
a. Kodrat nilai berupa problem mengenai:
3. Aksiologi apakah nilai itu berasal dari keinginan,
Istilah aksiologi berasal dari kata axios dan kesenangan, kepentingan, preferensi,
logos. Axios berarti nilai atau sesuatu yang keinginan rasio murni, pemahaman
berharga, sedangkan logos berarti akal. Axiology mengenai kualitas tersier, pengalaman
berarti teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, sinoptik kesatuan kepribadian, berbagai

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 103


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

pengalaman yang mendorong semangat Pengertian ini tentunya membuat beberapa ahli
hidup, relasi benda-benda sebagai sarana kurang sependapat bahwa pengertian psikologi itu
untuk mencapai tujuan atau konsekuensi benar-benar sama dengan ilmu jiwa. Hal ini
yang sungguh-sungguh dapat dijangkau. dikemukakan oleh Gerungan (1966 dalam Walgito,
b. Jenis-jenis nilai menyangkut perbedaan 2001) sebagai berikut:
pandangan antara nilai intrinsik, ukuran Arti kedua istilah tersebut menurut isinya
untuk kebijaksanaan nilai itu sendiri, nilai- sebenarnya sama, sebab kata psychology itu
nilai instrumental yang menjadi penyebab mengandung kata psyche, yang dalam bahasa Yunani
(baik barang-barang ekonomis atau berarti Jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan
peristiwa-peristiwa alamiah) mengenai nilai- dengan kata ilmu, sehingga istilah ilmu jiwa itu
nilai instrinsik. merupakan terjemahan belaka dari istilah psychology.
c. Kriteria nilai artinya ukuran untuk menguji Walaupun demikian, kami pergunakan kedua istilah
nilai yang dipengaruhi sekaligus oleh teori dengan berganti-ganti dan dengan kesadaran adanya
psikologi dan logika. perbedaan yang jelas dalam artinya sebagai berikut:

d. Status metafisik nilai mempersoalkan 1. Ilmu jiwa itu merupakan istilah bahasa Indonesia
tentang bagaimana hubungan antara nilai sehari-hari dan yang dikenal tiap-tiap orang,
terhadap fakta-fakta yang diselidiki melalui sehingga kami pun menggunakannya dalam
ilmu-ilmu kealaman, kenyataan terhadap artinya yang luas dan telah lazim dipahami orang.
keharusan, pengalaman manusia tentang Sedangkan kata psychology itu merupakan istilah
nilai pada realitas kebebasan manusia. scientific, sehingga kami pergunakan untuk
menunjukkan kepeda pengetahuan ilmu jiwa
yang bercorak ilmiah tertentu.
PENGEMBANGAN FILSAFAT ILMU DALAM 2. Ilmu jiwa kami pergunakan dalam arti yang lebih
PENELITIAN PSIKOLOGI UNTUK MENCIPTA- luas daripada istilah psychology. Ilmu jiwa
KAN SARJANA-SARJANA PSIKOLOGI YANG meliputi juga khayalan dan spekulasi mengenai
ANDAL DAN BERKUALITAS jiwa itu. Psychology meliputi ilmu pengetahuan
mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis
Pengenalan Psikologi Sebagai Tinjauan Historis
dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi
Apa yang dimaksud dengan psikologi syarat-syarat seperti yang dimufakati sarjana-
merupakan pertanyaan yang cukup mendasar. Ditinjau sarjana psychology pada jaman sekarang ini.
dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologi merupakan Istilah ilmu jiwa menunjukkan kepada ilmu jiwa
naturalisasi dari kata psychology. Psikologi berasal pada umumnya, sedangkan istilah psychology
dari kata psyche yang diartikan dengan jiwa, dan menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut
perkataan logos yang diartikan ilmu atau ilmu norma-norma ilmiah modern. Dengan demikian
pengetahuan (science). Sehingga psikologi dapat kiranya agak jelas, bahwa apa saja yang kami
diartikan sebagai ilmu pengetahuan mengenai jiwa sebut ilmu jiwa itu belum tentu psychology, tetapi
atau ilmu jiwa (Diahsari, 2001; Walgito, 2001:). psychology itu senantiasa juga ilmu jiwa.

104 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Psikologi sebagai suatu ilmu merupakan ilmu Dari pengertian-pengertian tersebut diatas,
yang relatif masih muda dibanding dengan ilmu-ilmu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa psikologi
yang lain. Psikologi sebenarnya baru berkembang merupakan ilmu tentang perilaku atau aktivitas-
sekitar akhir abad ke-19 sebagai anak kandung dari aktivitas, dan perilaku atau aktivitas-aktivitas tersebut
fisafat dan fisiologi eksperimental (Hall & Lindzey, merupakan manifestasi dari kehidupan kejiwaan dan
1993). Psikologi merupakan salah satu macam ilmu aktivitas dalam arti yang luas seperti: aktivitas
dari berbagai macam ilmu yang ada. Sebagai suatu motorik, kognitif dan emosional.
ilmu, psikologi mempunyai: (1) obyek tertentu, (2)
metode penyelidikan tertentu, (3) sistematika yang Pertautan antara Psikologi dan Filsafat Ilmu
teratur sebagai hasil pendekatan terhadap obyeknya,
Fisafat sebagai suatu bidang pengetahuan telah
(4) sejarah tertentu (Walgito, 2001: hal. 4).
berusia lama. Berabad-abad sebelum Masehi,
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas Tiongkok dan India menunjukkan kemampuan
tentang apa pengertian dari psikologi itu, maka Bimo kebudayaannya yang besar, semua itu mencerminkan
Walgito (2001) merangkum beberapa pendapat dari keunggulan pemikiran kefilsafatan yang ada.
beberapa ahli mengenai pengertian dari psikologi Kemudian lahirlah kebudayaan Yunani Kuno
tersebut, diantaranya adalah: menyusul kebesaran Asia, ia tampil dalam
1. Menurut Wundt menyatakan bahwa yang kompetensinya sebagai akar-akar kebudayaan barat.
dimaksud dengan psikologi adalah the science Ahli pikir seperti Plato, Aristoteles dan Pythagoras
of human consciousness. Dari pengertian tersebut adalah tokoh-tokoh filsafat yang bertahan lama
tersirat bahwa pengertian psikologi terbatas pada sebagai idola dalam perspektif filsafat barat klasik.
manusia, dan membatasi pada hal-hal yang Beberapa asas pemikiran mereka pun sampai sekarang
disadari saja. masih senantiasa mengisi agenda perkualiahan para
2. Sartain, dkk menyatakan bahwa psikologi mahasiswa-mahasiswa ilmu sosial utamanya
merupakan the science of human behavior. Akan psikologi.
tetapi penelitian Sartain, dkk tidak membatasi Pada kenyataannya, filsafat yang
penelitiannya pada manusia saja, akan tetapi diperbincangkan sering diwarnai oleh perdebatan
penelitiannya juga diarahkan pada hewan untuk yang cukup alot utamanya kedua kelompok yaitu
mengetahui perilaku manusia. filsafat kritis dan fisafat spekulatif (psikologi
3. Morgan, dkk menyatakan bahwa psikologi metafisik). Filsafat spekulatif secara khusus
merupakan the science of human and animal membahas tentang jiwa manusia. Dalam
behavior, namun pengetrapan ilmu itu adalah perkembangannya, aliran ini lepas dari kandungan
pada manusia. filsafat dan mentransformasikan diri kedalam
4. Branca memandang bahwa psikologi itu psikologi. Namun keterpisahan ilmu psikologi dari
merupakan ilmu perilaku (the scince of behavior). filsafat bukan berarti tidak ada korelasi antara
keduanya, seperti psikologi dengan filsafat psikologi
dalam artian filsafat ilmu (Sutrisno, 1994).

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 105


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Dalam perbincangan psikologi metafisik Sesuai dengan perkembangan penelitian dari


dijelaskan apa dan siapa manusia dalam konsentrasi waktu ke waktu, psikologi mengalami
telaah akan jiwa. Dengan kata lain akan bisa penyempurnaan. Berbagai penelitan telah dilakukan
dimengerti apakah hakekat jiwa manusia itu. Banyak oleh para ahli untuk mengetahui sejauh mana peranan
teori filsafat menerangkan hal itu, seperti: Filsafat psikologi dalam khasanah kajian keilmuan. Demikian
Plato yang mengatakan bahwa jiwa tidak ada pula halnya dengan filsafat ilmu, yang mengarahkan
hubungannya dengan badan, jiwa memiliki kehidupan pandangannya pada startegi pengembangan ilmu yang
sendiri dalam alam diatas keindraan; Filsafat menyangkut etik dan heuristik, bahkan sampai pada
Aristoteles yang membedakan banyak jiwa yaitu: jiwa dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja
vegetatif, jiwa animal dan jiwa yang berfikir; Filsafat kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti
Descartes yang melihat badan dan jiwa (hal fisis dan maknanya bagi kehidupan umat manusia. Kajian-
hal psikis) sebagai dua substansi yang mempunya sifat kajian psikologi yang membahas tentang sikap dan
heterogen. Sifat utama dari badan adalah sifat ruang perilaku manusia, cukup dihiasi oleh pengaruh-
dan sifat utama dari jiwa adalah fikir (Kohnstamm & pengaruh pandangan pemikir filsafat yang tidak lain
Palland, 1984). juga telah mempengaruhi telaah keilmuan dari filsafat
Hal senada juga disampaikan oleh Prof. Louis ilmu. Sebagai contoh obyek kajian dalam filsafat ilmu
O. Kattsoff (dalam Sutrisno, 1994) meliputi: (1) teori yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi juga
yang memandang jiwa sebagai substansi yang terpisah banyak dibicarakan dalam kajian ilmu psikologi.
dengan substansi yang lain, (2) teori yang memandang Seperti model-model epistemologi dalam filsafat ilmu
jiwa sebagai pemeran atau pelaku dalam proses (rasionalisme, empirisme, kritisme, positifisme, dan
kegiatan-kegiatan, (3) teori yang memandang jiwa fenomenologi) juga banyak dibahas dalam aliran-
sebagai proses itu sendiri secara organis, (4) teori yang aliran psikologi yang cukup berpengaruh dalam arah
menyintesakan jiwa dengan tingkah laku. pemikiran para ahli dalam bidang kajian keilmuannya.

Rene Descartes di abad ke-16 yang memandang


jiwa sebagai substansi tersendiri lain dari badan, yang
PERSPEKTIF DAN METODE-METODE YANG
menurutnya hakekat jiwa adalah pemikiran, sementara DIGUNAKAN DALAM KAJIAN PSIKOLOGI
hakekat badan adalah keluasan. Sedangkan James B.
Pratt (dalam Sutrisno, 1994) menegaskan bahwa Perspektif Psikologi
hubungan antara jiwa dan badan itu amatlah rumit
Akar dari psikologi modern dapat ditelusuri
dan berbeli-belit, karena cukup sukar untuk
pada abad ke-5 dan ke-4 SM. Para ahli filsafat Yunani
menjelaskan apa dan siapa manusia dari segi
yang terkenal, seperti Socrates, Plato dan Aristoteles
eksplanasi akan jiwa. Penjelasan James B. Pratt itulah
mengajukan suatu pertanyaan dasar tentang
yang mempengaruhi psikologi dalam
kehidupan mental. Contohnya: apakah orang
perkembangannya sebagai ilmu, dimana tidak lagi
merasakan realita secara benar? Apakah kesadaran
dirumuskan sebagai ilmu jiwa, akan tetapi lebih
itu? Apakah orang secara bawaan rasional atau
sebagai penyelidikan mengenai tingkah laku.
irrasional? Apakah orang mampu memilih secara

106 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

bebas? Pertanyaan-pertanyaan tersebut berhadapan b. Perspektif Perilaku


dengan sifat proses pikiran (mind) dan mental yang
Pendekatan perilaku memberikan
merupakan prakursor untuk perspektif kognitif.
kontribusi pada ahli psikologi untuk mempelajari
Menjelang abad ke-20, psikologi lmiah mulai individu dengan melihat pada perilakunya
dilahirkan. Gagasan mendasar dibalik kelahirannya ketimbang otak dan sistem sarafnya. Pandangan
adalah bahwa pikiran dan perilaku, seperti planet atau bahwa perilaku harus menjadi satu-satunya
zat kimia atau organ manusia dapat menjadi subyek masalah utama dalam psikologi pertama kali
analisis ilmiah. Artinya, dengan secara sistematis diajukan oleh seorang ahli psikologi Amerika,
memvariasikan situasi yang dipresentasikan pada John B. Watson pada awal tahun 1990-an.
manusia, pikiran dan perilaku mereka dapat dianalisis Behaviorisme telah membantu membentuk
menjadi komponen-komponen yang lebih dasar. perjalanan psikologi selama separuh pertama
Kelahiran psikologi melibatkan percampuran abad ini. Salah satu cabang dari behaviorisme
pertanyaan filosofi dan metode fisiologi, tetapi adalah psikologi Stimulus-Respons (S-R)
pendekatan tersebut cukup berbeda satu sama lainnya mempelajari stimuli yang relevan di lingkungan,
dan muncul sebagai perspektif kognitif dan biologis respons yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut,
dari psikologi (Atkinson, et al., 1996). dan hadiah atau hukuman yang terjadi setelah
Beberapa perspektif psikologi secara garis respons tersebut.
besar akan dijelaskan dibawah ini (Atkinson, et al., c. Perspektif Kognitif
1996: hal. 22-29):
Penelitian modern tentang kognisi
a. Perspektif Biologis
didasarkan pada asumsi bahwa: (1) hanya dengan
Menurut perspektif ini bahwa pada mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya
dasarnya semua peistiwa psikologis berkaitan memahami apa yang dilakukan oleh suatu
dengan otak dan sistem saraf. Pendekatan organisme, (2) kita dapat mempelajari proses
biologis untuk mempelajari manusia dan spesis mental secara obyektif dengan memfokuskan
lain berupaya mengkaitkan perilaku yang terlihat pada perilaku spesifik, sama seperti yang
terhadap peristiwa listrik dan kimiawi yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi
terjadi didalam tubuh, terutama didalam otak dan mengintepretasikannya dalam kaitan proses
sistem saraf. Pendekatan ini mencoba mental dasar. Analisis kognitif juga dapat
menentukan proses neurobiologi yang mendasari digunakan dalam penelitian obesitas dan agresi.
perilaku dan proses mental. Perspektif biologis
d. Perspektif Psikoanalitik
juga menghasilkan perkembangan dalam
penelitian belajar dan memori. Perspektif Konsep psikoanalitik tentang perilaku
biologis juga mencapai keberhasilan dalam manusia dikembangkan oleh Sigmund Freud di
mempelajari motivasi dan emosi, terutama pada Eropa. Freud mengkombinasikan antara kognisi
spesis lain, hal tersebut cukup memberikan kesadaran, persepsi, dan memori dengan gagasan
beberapa penjelasan mengenai kontribusi biologi tentang instink yang didasarkan secara biologis
pada motif dan emosi manusia. untuk menghasilkan teori baru tentang perilaku

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 107


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

manusia. Asumsi dasar teori Freud adalah bahwa b. Metode Observasi


sebagian besar perilaku manusia berasal dari
Dilakukan dilapangan tanpa ada campur
proses bawah sadar. Dengan proses bawah sadar
tangan peneliti. Peneliti hanya memilih kapan
dimaksudkan bahwa keyakinan, rasa takut, dan waktu yang tepat, apakah pagi, siang, sore atau
keinginan yang tidak disadari dalam diri
pada saat musim tertentu. Lokasi observasi juga
seseorang tetap mempengaruhi perilakunya.
tinggal ditentukan, kemudian peneliti hanya
f. Perspektif Fenomenologi bertugas mengamati saja situasi yang terjadi
dilapangan (Diahsari, 2001). Atkinson (1996)
Perspektif fenomenologi memfokuskan
membagi observasi tersebut kedalam tiga bagian
hampir sepenuhnya pada pengalaman subyektif.
yaitu: observasi langsung, metode survei dan
Perspektif ini berhubungan dengan pandangan
riwayat kasus)
pribadi seseorang individu terhadap sust peristiwa
fenomenologi individual. Ahli psikologi c. Metode Korelasional
fenomenologi lebih berkeinginan menjelaskan Metode korelasional digunakan untuk
kehidupan dalam diri dan pengalaman individual
menentukan apakah suatu variabel yang tidak
ketimbang dengan mengembangkan teori atau
dapat kita kendalikan adalah berhubungan
memperkirakan perilaku. Sebagian teori
(berkorelasi) dengan variabel lain yang
fenomenologikal dinamakan humanistik karena dimaksud. Atkinson (1996) melihat beberapa hal
mereka menekankan kualitas yang membedakan
dalam metode korelasional tersebut yaitu:
manusia dari hewan, sebagai contoh adalah
perbedaan yang terjadi secara alami, koofisien
dorongan kearah aktualisasi diri.
korelasi dan hubungan sebab akibat.

Metode-Metode Dalam Psikologi


MENCIPTAKAN SARJANA PSIKOLOGI YANG
Beberapa metode yang sering digunakan dalam
ANDAL DAN BERKUALITAS MELALUI
Psikologi antara lain adalah (Sarwono, 1995, dalam
SARANA BERPIKIR ILMIAH
Diahsari, 2001:; Atkinson, et al., 1996:):
Berpikir merupakan ciri utama bagi manusia
a. Metode Ekperimental
dan untuk membedakannya dengan makhluk lain.
Biasanya dilakukan dilakukan Dasar berfikir dari manusia ini dapat mengubah
dilaboratorium dengan membuat perubahan keadaan alam sejauh akal dapat memikirkannya.
tertentu pada situasi seperti yang Berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal,
diinginkan.disini seorang peneliti dapat manusia dapat berfikir karena manusia berakal. Oleh
mengendalikan variabel tertentu (variabel bebas) karena itu akal merupakan intinya dari berfikir.
untuk melihat akibatnya terhadap variabel
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat
tergantung (Diahsari, 2001). Atkinson (1996:)
yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai
sendiri membagi metode eksperimental ini
langkah yang harus ditempuh. Oleh karena itu
kedalam beberapa hal yaitu: kontrol variabel,
sebelum mempelajari sarana-sarana berfikir ilmiah,
rancangan eksperimen, dan pengukuran.

108 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

seyogyanya harus telah menguasai langkah-langkah Pemikiran ilmiah merupakan suatu jenis
dalam kegiatan ilmiah. Bagi sarjana psikologi, untuk pemikiran khusus yang mencakup sekumpulan asumsi
menjadi seorang ilmuan yang handal dan berkualitas dan kepercayaan, asas dan sudut tinjauan, ajaran dan
harus menempuh jalan ini, karena dengan jalan ini arah serta ciri-ciri tersendiri. Menurut Conant bahwa
maka seorang ilmuan akan sampai pada hakikat sarana cara berpikir yang ilmiah menuntut kebiasaan
yang sebenarnya bagi suatu ilmu. menghadapi kenyataan dengan tidak berprasangka
Sarana berfikir ilmiah mutlak perlu dipelajari oleh konsepsi-konsepsi sebelumnya. Pengamatan
dan dikuasai bagi sarjana-sarjana psikologi yang ingin cermat dan ketergantungan pada eksperimen-
menjadi ilmuan, karena sarana berpikir ilmiah eksperimen adalah asas-asas penuntun. Sudut-sudut
merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan tinjauan dalam berpikir ilmiah ialah dari segi
untuk mengembangkan materi pengetahuannya kuantitatif saja atau tinjauan abstrak ataupun
mengenai psikologi berdasarkan metode-metode pandangan mekanis atomistik terhadap suatu
ilmiah. Sarana berpikir ilmiah menurut Bakry (2001) kebulatan (Gie, 1984) yang dalam psikologi paham
pada dasarnya ada tiga yaitu: (1) bahasa ilmiah, (2) ini dianut oleh psikologi gestalt.
logika dan matematika, (3) logika dan statistika. Pemikirin ilmiah juga merupakan pemikiran
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi yang teratur, tertib dan metodis yang mempunyai dua
untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses ciri utama yaitu arah dan kontrol. Hubungan-
berpikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai hubungan dalam pemikiran ilmiah tidaklah semata-
peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mata asosiatif saja, melainkan terutama bersifat logis.
mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya. Sebagai akibat selanjutnya, pemikiran ilmiah
Sedangkan logika dan statistika mempunyai peranan memberikan arah-arah tertentu kepada pandangan
penting dalam berpikir induktif untuk mencari hidup manusia seperti: semangat optimisme dan
konsep-konsep yang berlaku umum. orientasi kearah kemajuan atau masa depan dan
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur yang bukannya pada masa lampau. Pada akhirnya
mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara pemikiran ilmiah itu terarah kepada suatu tujuan
teknis dan tata langkah untuk memperoleh utama yang dikenal sebagai pengendalian atas alam
pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan (the control of nature) (Gie, 1989).
yang telah ada. Metode secara etimologis berasal dari Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan
kata Yunani yaitu meta yang berarti sesudah dan hodos intelektual, manusia melakukan rangkaian pemikiran
yang berarti jalan. Jadi metode berarti langkah- dan kegiatan rasional yang kemudian melahirkan
langkah yang diambil, menurut urutan tertentu, untuk ilmu. Menurut Bernard Barber (dalam Gie, 1984)
mencapai pengetahuan yang benar yaitu sesuatu menyatakan bahwa benih ilmu dalam masyarakat
tatacara, teknik, atau jalan yang telah dirancang dan manusia terletak di dalam usaha manusia yang tak
dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis henti-hentinya dan asli pembawaannya untuk
apapun, baik pengetahuan humanistik dan historis, memahami dan menguasai dunia tempat ia hidup
ataupun pengetahuan filsafat dan ilmiah (Bakker, dengan menggunakan pemikiran dan aktivitas
1988, dalam Soeprapto, 2001). rasional. Pemikiran rasional ialah pem,ikiran yang

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 109


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

mematuhi kaidah-kaidah logika, baik logika 4. Peranan filsafat ilmu memang begitu besar dalam
tradisional maupun logika modern. mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan,
Menurut Poespoprodjo (1997) menyatakan karena filsafat ilmu sebagai anak dari filsafat
bahwa ilmu dan terapannya yang disebut teknologi, telah memberikan arah, petunjuk dan bahkan
akan terus maju dan bukan mustahil kita akan melahirkan suatu kegiatan-kegiatan yang bersifat
terbutakan oleh prestasi-prestasinya yang hebat, dan ilmiah.
tidak tahu kemana juntrungnya kita sebagai manusia 5. Filsafat ilmu harus mendapatkan ruang dan
ini akan dibawa. Oleh karena itu filsafat ilmu tempat dalam kurikulum universitas, karena
dipandang perlu mendapatkan tempat yang filsafat ilmu merupakan syarat mutlak praktek
meyakinkan dalam kurikulum universiter bukan untuk dan pengolahan ilmu yang semestinya bagi
melahirkan dagangan, akan tetapi karena ia masyarakat ilmuan.
merupakan syarat mutlak praktek dan pengelolaan
ilmu yang semestinya, dan defacto merupakan satu
kondisi penting bagi realisasi masyarakat ilmuan. DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, R.L., et al. 1996. Pengantar Psikologi, Jilid


Satu, Edisi Kesebelas, dialih bahasakan oleh Dr.
KESIMPULAN
Widjaja Kusuma dengan judul asli Introduction
1. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu to Psichology, 11th.ed., Batam: Penerbit
pengetahuan yang menghasilkan berbagai Interaksara.
disiplin ilmu yaitu diantaranya filsafat ilmu dan
Bakry, N. Ms. 2001. Sarana Berpikir Ilmiah, dalam
psikologi. Oleh karena itu filsafat ilmu dan
dalam Filsafat Ilmu Sebagai Dasar
psikologi tidak bisa begitu saja lepas dari
Pengembangan Ilmu Pengetahuan, yang disusun
pengaruh-pengaruh pemikiran filsafati.
oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat
2. Dalam Pengembangan ilmu psikologi harus UGM, Yogyakarta: Penerbit LIBERTY.
berbangkal pada metode ilmiah dan pemikiran
ilmiah agar dapat menghasilkan psikolog-psikolog Beerling., et al. 1985. Pengantar Filsafat Ilmu
yang profesional dan handal dalam bidangnya. Pengetahuan, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

3. Para sarjana-sarjana utamanya sarjana psikologi Diahsari, E.Y. 2001. Pengantar Psikologi
yang mendalami atau mengerti tentang filsafat ilmu Lingkungan, diterbitkan untuk kalangan terbatas
diharapkan dapat lebih kritis dalam merumuskan oleh Lembaga Penerbitan Universitas Ahmad
dan memahami konteks suatu masalah, karena Dahlan Yogyakarta.
itulah tujuan dari filsafat ilmu yang sebenarnya. Gie, L.T. 1984. Konsepsi Tentang Ilmu, diterbitkan
Hal itu diharapkan dapat menghasilkan dalil-dalil, oleh Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi.
konsep-konsep, hipotesisi-heipotesis dan teori-teori
baru dalam pengembangan ilmu psikologi dimasa
yang akan datang.

110 Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013


ISSN 0215-9511
Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan Psikologi .......

Hall, C.S & Lindsey, G. 1993. Teori-Teori Rapar, J.H. 1996. Pengantar Filsafat, Yogyakarta:
Psikodinamik (Klinis); Psikologi Kepribadian 1, Penerbit KANISIUS.
diterjemahkan oleh Yustinus yang disunting oleh Siswanto, J. 1998. Sistem-Sistem Metafisika Barat
A. Supratiknya dengan judul asli Theory Of dari Aristoteles Sampai Derrida, Yogyakarta:
Personality, Yogyakarta: Penerbit KANISIUS.
Penerbit PUSTAKA PELAJAR.
Joesoef, D. 1986. Pancasila, Kebudayaan dan Ilmu Siswomihardjo, K.W. 2001. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan, dalam Makalah Kunci yang
Sebuah Sketsa Umum Mengenai Kelahiran dan
Disampaikan Dalam Forum Seminar Nasional,
Perkembangannya Sebagai Pengantar Untuk
dengan judul Pancasila Sebagai Orientasi Memahami Filsafat Ilmu, dalam Filsafat Ilmu
Pengembangan Ilmu, Diselenggarakan Oleh Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Fakultas Filsafat UGM Pada Tanggal 3-4
Pengetahuan, yang disusun oleh Tim Dosen
September 1986.
Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM,
Kohnstamm & Palland, B.G. 1984. Sejarah Ilmu Jiwa, Yogyakarta: Penerbit LIBERTY.
yang disadur oleh F.S. Juntak, Penerbit CV.
Soeprapto, S. 2001. Metode Ilmiah, dalam dalam
Jemmars.
Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan
Mudhofir, A. 2001. Pengenalan Filsafat, dalam Ilmu Pengetahuan, yang disusun oleh Tim Dosen
Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM,
Ilmu Pengetahuan, yang disusun oleh Tim Dosen Yogyakarta: Penerbit LIBERTY.
Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM, Suriasumantri, J.S. 1995. Filsafat Ilmu Sebuah
Yogyakarta: Penerbit LIBERTY.
Pengantar Populer, Jakarta: Penerbit Pustaka
Mustansyir, R. 2001. Sejarah Perkembangan Ilmu, Sinar Harapan.
dalam Filsafat Ilmu Sebagai Dasar
Sutrisno, S. 1994. Antara Filsafat dan Psikologi, dalam
Pengembangan Ilmu Pengetahuan, yang disusun
Majalah Basis, Februari-1994-XLIII-No. 2
oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat
UGM, Yogyakarta: Penerbit LIBERTY. Van Melsen, A.G.M. 1985. Ilmu Pengetahuan dan
Tanggung Jawab Kita, dengan judul asli
Mustansyir, R & Munir, M. 2002. Filsafat Ilmu, Wetenschap en Verantwoordelijkheid (1968)
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. yang diterjemahkan oleh Dr. K. Bertens, Jakarta:
Poespoprodjo, W. 1997. Aktualisasi Filsafat Ilmu Penerbit PT. Gramedia.
Ke Arah Kemasakan Praktek dan Pengelolaan Walgito, B. 2001. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar),
Ilmu, dalam Baharuddin Salam: Logika Materiil
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
(Filsafat Ilmu Pengetahuan), Jakarta: Penerbit
PT. RINEKA CIPTA.

Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013 111


ISSN 0215-9511

Anda mungkin juga menyukai