Belum Diperiksa
Permendesa Nomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa, yang menjadi pedoman bagi daerah dan desa dalam pembentukan dan pengelolaan BUMDes.
BUMDes sebagai badan usaha, seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan desa,"ujarnya.
Karena itu, kata dia, pengembangan BUMDes merupakan bentuk penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi
desa serta merupakan alat pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi yang ada di desa.
"BUMDes menjadi tulang punggung perekonomian pemerintahan desa guna mencapai peningkatan kesejahteraan
warganya, imbuhnya.
Sementara itu. untuk jenis usaha yang dapat dikembangkan melalui BUMDes diantaranya: usaha bisnis sosial
melalui usaha air minum desa, usaha listrik desa dan lumbung pangan, usaha bisnis penyewaan melalui usaha alat
transportasi, perkakas pesta, gedung pertemuan, rumah toko dan tanah milik BUMDes dan usaha bersama
(holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan melalui pengembangan kapal desa dan desa
wisata.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan, dari blusukannya ke desa-desa yang memiliki
BUMDesa, mereka sudah merasakan sendiri manfaatnya bagi peningkatan kas desa dan kesejahteraan warganya.
Seperti desa Pagedangan yang BUMDesnya mengelola sentra kuliner dan tempat pembuangan sampah terpadu
(TPST) yang bisa menampung sampah dari 1.000 rumah tangga di Desa Pagedangan, juga BUMDes Karya
Mandiri Cibodas Kabupaten Bandung yang memiliki jenis-jenis usaha di bidang air, sewa gedung
olahraga/gedung serbaguna dan pengelolaan kios desa," papar Marawan.
Dari data Kementerian Desa, tercatat sebanyak 1.022 BUMdes telah berkembang di seluruh Indonesia, yang
tersebar di 74 Kabupaten, 264 Kecamatan dan 1022 Desa. Kepemilikan Bumdes terbanyak berada di Jawa Timur
dengan 287 BUMdes, kemudian Sumatera Utara dengan 173 BUMDes.
Sementara itu terkait dengan peraturan daerah atau peraturan desa sebagai payung hukum BUMDes, diketahui
sampai saat ini telah diterbitkan sebanyak 45 Peraturan Daerah dan 416 Peraturan Desa yang mengatur tentang
pembentukan dan pengelolaan BUMdes.
Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha
Oleh Ahmad Sofyan 15 September 2015
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (selanjutnya disebut BUMDes) bertujuan sebagai lokomotif pembangunan
ekonomi lokal tingkat desa. Pembangunan ekonomi lokal desa ini didasarkan oleh kebutuhan, potensi, kapasitas
desa, dan penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan desa dengan tujuan
akhirnya adalah meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa. Dasar pembentukan Bumdes sebagai lokomotif
pembangunan di desa lebih dilatarbelakangi pada prakarsa pemerintah dan masyarakat desa dengan berdasarkan
pada prinsip kooperatif, partisipatif, dan emansipatif dari masyarakat desa.
Di dalam buku Panduan BUMDes yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2007 dijelaskan
secara terperinci bahwa ada beberapa tahapan dalam proses pendirian BUMDes. Selain itu juga dijelaskan
mengenai cara dan syarat pendirian BUMDes yang terdiri atas:
Dalam Peraturan Menteri Desa No.4/2015 pasal 5 juga menjelaskan mengenai proses pendirian BUMDes yang
secara berbunyi Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 disepakati melalui Musyawarah
Desa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa. Musyawarah Desa
yang dimaksud pada pasal tersebut membahas beberapa hal yang berkait dengan proses pendirian desa. Inti pokok
bahasannya adalah :
1. pendirian BUM Desa sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat;
2. organisasi pengelola BUM Desa;
3. modal usaha BUM Desa; dan
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa
Empat inti pokok bahasan inilah yang kemudian menjadi dasar pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa.
Selanjutnya mengenai pengelolaan BUMDes, Permendesa No. 4/2015 mengatur secara jelas dan detail mengenai
pengelolaan teknis pelaksanaan BUMDes disertai dengan peran dan fungsi dari masing-masing perangkat
BUMDes. Memang isi permendesa No.4/2015 ini berlaku umum, artinya tetap saja dalam pelaksanaan di daerah
harus ada penyesuaian yang kemudian diatur oleh Peraturan Bupati/walikota sesuai dengan keadaan alam,
lingkungan, dan budaya setempat.
Pengelolaan BUMDes harus dikelola secara profesional dan mandiri sehingga diperlukan orang-orang yang
memiliki kompetensi untuk mengelolanya. Perekrutan pegawai ataupun manajer dan selevel harus disesuaikan
dengan standar yang sudah ditetapkan dalam AD/ART BUMDes. Contohnya bagi pemegang jabatan manajer
setidak-tidaknya memiliki pengalaman kerja di lembaga yang bertujuan mencari keuntungan. Latar belakang
pendidikan sekurang-kurangnya adalah SMU atau sederajat. Bagi pemegang jabatan Bagian Keuangan,
Bendahara dan Sekretaris diutamakan berasal dari sekolah kejuruan(SMK/SMEA) atau D III bidang akuntansi
dan sekretaris. Latar belakang pendidikan bagi pemegang jabatan ini penting agar dapat menjalankan peran dan
fungsinya sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Sedangkan untuk karyawan, diutamakan memiliki latar belakang
minimal SMP. Ini disebabkan mereka harus mampu menyusun laporan aktivitas BUMDes yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Seperti pada contoh karyawan di Unit Jasa Perdagangan, mereka harus menyusun laporan barang-
barang yang terjual dan sisa barang di toko atau di gundang setiap periode tertentu (3 bulanan atau 6 bulan sekali).
Sebagai panduan kerja perlu disusun adanya job desk/deskripsi tanggungjawab dan wewenang pada masing-
masing lini organisasi.
Sebagai sebuah lembaga yang juga diwajibkan mendapat profit, tentunya ada mekanisme yang harus ditaati oleh
pengelola BUMDes dalam melakukan kerjasama dengan pihak lain. Misalnya Kegiatan yang bersifat lintas desa
perlu dilakukan koordinasi dan kerjasama antar Pemerintah Desa dalam pemanfaatkan sumber-sumber ekonomi,
misalnya sumber air bagi air minum dll. Dalam melakukan Kerjasama dengan Pihak Ketiga oleh Pengelola harus
dengan konsultasi dan persetujuan Dewan Komisaris BUMDes. Dalam kegiatan harian pengelola harus mengacu
pada tata aturan yang sudah disepakati bersama sebagaimana yang telah tertuang dalam AD/ART BUMDes, serta
sesuai prinsip-prinsip tata kelola BUMDes.
Satu hal yang penting dalam pengelolaan BUMDes yakni dalam proses pengelolaan BUMDes amat dibutuhkan
suatu pengelolaan dan pelaporan yang transparan bagi pemerintah dan masyarakat. Artinya dasar pengelolaan
harus serba transparan dan terbuka sehingga ada mekanisme chek and balance baik oleh pemerintahan desa
maupun masyarakat. Untuk langkah ke depan, sangat diperlukan sebuah penyusunan Rencana-rencana
pengembangan usaha. Contoh mudah, Untuk penjualan produk-produk yang dipengaruhi oleh musim seperti
penjualan pakaian, sandal, sepatu dan sejenisnya penting untuk selalu memperhatikan perubahan mode, sebab jika
tidak dilakukan besar kemungkinan produknya tidak diminati oleh pasar. Untuk itu diperlukan inovasi baru atau
selalu mewaspadai perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Semoga kedepannya BUMDes bisa semakin eksist dan berkembang, sehingga dapat mencapai sasaran utamanya
yakni kemajuan dan kemakmuran masyarakat desa yang utuh.
Sumedang, Indonesia, 20 Maret 2015 Pada bulan Februari 2015, Mahkamah Konstitusi telah membatalkan
Undang-undang Sumber Daya Air Tahun 2004, sehingga lembaga pemerintah memiliki otoritas kuat terhadap
sumberdaya air. Ini berarti usaha penyediaan air bersih yang dikelola masyarakat di tingkat desa, yang dikenal
sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), di masa depan bisa memiliki peran lebih penting dalam pengelolaan
air.
Saat ini tidak semua usaha di desa sudah memiliki status kelembagaan atau pengelolaan uang yang baik, kata
Subagio, Kepala Badan Perencanaan Daerah Sumedang.
Untuk mengatasi tantangan kapasitas tersebut, Mitra Prima, mitra kerja Program Air dan Sanitasi Kelompok Bank
Dunia telah aktif membantu usaha penyedia air informal di desa-desa untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah, Mitra Prima telah mengubah BUMDes dengan meningkatkan
kemampuan mereka dalam hal tata kelola, teknis, manajemen, serta aspek keuangan.
Hingga saat ini, Mitra Prima telah membantu 26 usaha di Jawa Barat agar terhubung dengan Bank Pembangunan
Rakyat untuk memperoleh pinjaman. Hal ini membantu BUMDes untuk meningkatkan cakupan pelayanan dalam
memberikan air bersih kepada masyarakat.
Sebelum adanya BUMDes, banyak anggota masyarakat kesulitan mendapat air bersih. Banyak masyarakat desa di
Sumedang harus pergi ke sumur atau sungai untuk mengambil air, yang belum tentu bersih.
Nurbaiti, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Bongas mengingat penyakit yang diderita
keluarganya.
Dulu kami memakai air sumur dan kali untuk minum dan mandi. Tapi keluarga saya jadi sering terkena diare dan
infeksi kulit, kata Nurbaiti yang menambahkan bagaimana sekarang keluarganya jarang sakit.
BUMDes juga memberi manfaat finansial dan lapangan kerja bagi desa-desa yang sudah menjalaninya.
BUMDes memberikan 10% dari laba bersih untuk desa, kata Aang Kunaefi, Sekretari BUMDes di Bongas.
Jadi manfaat yang diterima masyarakat bukan hanya air bersih.
Saat ini 100% masyarakat Bongas sudah memiliki pasokan air bersih selama 24 jam, tujuh hari seminggu.
BUMDes di desa tersebut memiliki 544 sambungan langsung rumah yang melayani 1.706 pengguna, dan terus
mencari peluang untuk memperluas operasinya.
Kami berniat memperluas layanan ke desa-desa tetangga, dan akan perlu akses pendanaan untuk memperluas
layanan dan perawatan, kata Omkartowajaya, Kepala BUMDes. Kami perlu dukungan dari berbagai pihak.
Untuk memperoleh pendanaan bagi BUMDes, Mitra Prima telah bekerjasama dengan Bank Pembangunan Rakat
yang sekarang telah dimiliki pemerintah daerah. Bank tersebut telah mulai membuat rencana kerjasama dengan
beberapa BUMDes.
Anton Abdul Rosyid dari Bank Pembangunan Rakyat Subang menjelaskan bahwa mereka tergerak untuk bekerja
sama karena dua tujuan. Kami memiliki tujuan sosial dan finansial untuk kerjasama ini. Tujuan sosial kami
adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberikan layanan air bersih. Selain itu, dari sisi finansial,
kami melihat peluang usaha yang besar dalam hal penyediaan air, kata Rosyid.
Upaya-upaya untuk mendukung BUMDes dalam menyediakan air bersih sejalan dengan sasaran pemerintah
untuk menyediakan 10 juga sambungan rumah baru pada 2019 tahun dimana Indonesia berencana untuk
mencapai akses air bersih universal bagi seluruh negeri. Bahwa prosesnya ikut membantu desa-desa
meningkatkan ekonomi mereka, akan menjadi insentif tambahan yang diharapkan bisa membawa hasil yang
semakin baik.
Untuk mendirikan BUMDes, ada tahapan-tahapan yang dilakukan oleh perangkat desa, terutama kepala desa yang
kelak akan menjadi Komisaris BUMDes. Pendirian BUMDes harus dilakukan melalui inisiatif desa yang
dirumuskan secara partisipatif oleh seluruh komponen masyarakat desa. BUMDes berdiri dapat juga hasil inisiatif
Pemerintah Kabupaten sebagai bentuk intervensi pembangunan pedesaan untuk mendukung pembangunan
daerah. Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum ada tiga tahapan yang dilalui oleh proses pembentukan
BUMDes yang ideal. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
Tahap I: Membangun kesepakatan antara masyarakat desa dan pemerintah desa untuk pendirian BUMDes yang
dilakukan melalui musyawarah desa. Kepala Desa mengusulkan kepada BPD agar mengadakan musyawarah desa
dengan mengundang Panitia pembentukan BUMDes, anggota BPD dan pemuka masyarakat serta lembaga
kemasyarakatan yang ada di desa. Tujuan dalam pertemuan musyawarah desa untuk merumuskan:
Secara umum, tujuan dari pertemuan Tahap I ini adalah untuk mendesain struktur organisasi. BUMDes
merupakan sebuah organisasi, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang menggambarkan bidang
pekerjaan apa saja yang harus tercakup di dalam organisasi tersebut, termasuk di dalamnya mengenai bentuk
hubungan kerja (instruksi, konsultatif, dan pertanggunganjawab) antar personel atau pengelola BUMDes.
Tahap II: Pengaturan organisasi BUMDes yang mengacu kepada rumusan musyawarah desa pada Tahap I oleh
Panitia Ad-hoc, dengan menyusun dan pengajuan pengesahan terhadap hal-hal berikut:
1. Peraturan Desa tentang Pembentukan BUMDes yang mengacu pada Peraturan Daerah dan ketentuan
hukum lainnya yang berlaku;
2. Pengesahan Peraturan Desa tentang Pembentukan BUMDes;
3. Anggaran Dasar BUMDes;
4. Struktur Organisasi dan aturan kelembagaan BUMDes;
5. Tugas dan fungsi pengelola BUMDes;
6. Aturan kerjasama dengan pihak lain; dan
7. Rencana usaha dan pengembangan usaha BUMDes
Pada Tahap II ini, hal-hal yang dibahas sekaligus untuk memperjelas kepada semua anggota BUMDes dan pihak-
pihak yang berkepentingan untuk memahami aturan kerja organisasi. Maka disusunlah AD/ART BUMDes yang
menjadi rujukan pengelola, dan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola BUMDes. Melalui penetapan sistem
koordinasi yang baik memungkinkan terbentuknya kerja sama antar unit usaha dan lintas desa berjalan efektif.
Penyusunan deskripsi tugas dan wewenang bagi setiap pengelola BUMDes diperlukan untuk memperjelas peran
dari masing-masing orang. Maka tugas, tanggungjawab, dan wewenang pemegang jabatan tidak mungkin
terduplikasi, yang berimplikasi pada setiap jabatan atau pekerjaan yang terdapat dalam BUMDes diisi oleh orang-
orang yang kompeten di bidangnya.
Tahap III: Pengembangan dan Pengelolaan BUMDes dengan aktivitas yang lebih operasional, yaitu:
Pada tahap ini termasuk di dalamnya penyusunan bentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga, yakni kerja sama
dengan pihak ketiga apakah menyangkut transaksi jual beli atau simpan pinjam penting diatur ke dalam suatu
aturan yang jelas dan saling menguntungkan. Penyusunan bentuk kerjasama dengan pihak ketiga diatur secara
bersama dengan Dewan Komisaris BUMDes. Selain itu juga dibahas mengenai menyusun rencana usaha
(bussiness plan), yaitu penyusunan rencana usaha penting untuk dibuat dalam periode satu sampai dengan tiga
tahun. Penyusunan rencana usaha juga disusun bersama dengan Dewan Komisaris BUMDes. Berbekal rencana
usaha inilah para pengelola BUMDes memiliki pedoman yang jelas apa yang harus dikerjakan dan dihasilkan
dalam upaya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Selain itu, kinerja pengelola BUMDes menjadi lebih
terukur.
Hal penting lainnya pada Tahap III adalah proses rekruitmen dan penentuan sistem penggajian dan pengupahan.
Untuk menetapkan orang-orang yang akan menjadi pengelola BUMDes dilakukan secara musyawarah dengan
berdasar pada kriteria tertentu. Kriteria tersebut bertujuan agar pemegang jabatan di BUMDes mampu
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Persyaratan atau kriteria untuk pemegang jabatan BUMDes disusun
oleh Dewan Komisaris, yang selanjutnya dibawa ke dalam forum musyawarah desa untuk disosialisasikan dan
ditawarkan kepada masyarakat. Setelah disetujui masyarakat melalui musyawarah desa, proses selanjutnya adalah
melakukan seleksi terhadap pelamar pengelola BUMDes, memilih, serta menetapkan orang-orang yang paling
sesuai dengan kriteria yang disepakati.
Pengelola BUMDes berhak atas insentif jika mampu mencapai target yang ditetapkan selama periode tertentu.
Yang perlu diingat adalah besar kecilnya jumlah insentif yang diberikan kepada pengelola BUMDes, juga
didasarkan pada tingkat keuntungan yang mungkin dapat dicapai. Pemberian insentif atau imbalan kepada
pengelola BUMDes harus disampaikan sejak awal agar para pengelola memiliki tanggungjawab dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Sebab pemberian imbalan merupakan ikatan bagi setiap orang untuk memenuhi
kinerja yang diminta.
ANGGARAN DASAR
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
DESA PEJARAKAN, KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG
BAB I
PENDIRIAN, NAMA, TEMPAT / KEDUDUKAN DAN
DAERAH KERJA
Pasal 1
a. Pemerintah Desa Pejarakan mendirikan Badan Usaha Milik Desa dalam upaya meningkatkan
pendapatan masyarakat Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa
b. Lembaga ini bernama Badan Usaha Milik Desa NUGRAHA TATA SEMAYA
Desa : Pejarakan
Kecamatan : Gerokgak
Kabupaten/Kota : Buleleng
d. Daerah kerja BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA berada di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak,
Kabupaten Buleleng.
BAB II
VISI DAN MISI
Pasal 2
a. Visi BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA mewujudkan kesejahtraan masyarakat Desa Pejarakan
melalui pengembangan usaha ekonomi dan pelayanan social, DENGAN MOTO MARI BERSAMA
MEMBANGUN DESA.
b. Misi BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA
- Pengembangan usaha ekonomi melalui usaha simpan pinjam dan usaha sector riil.
- Pembangunan layanan social melalui system jaminan social bagi rumah tangga miskin.
- Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung perekonomian perdesaan.
- Mengembangkan jaringan kerjasama ekonomi dengan berbagai pihak.
- Mengelola dana program yang masuk ke Desa bersifat dana bergulir terutama dalam rangka pengentasan
kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi perdesaan.
BAB III
BENTUK DAN FUNGSI
Pasal 3
a. BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA berbentuk Badan Usaha Milik Desa yang dilegalisasi melalui
Peraturan Desa.
b. BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA berfungsi sebagai lembaga ekonomi Desa yang mengembangkan
usaha dalam rangka mewujudkan kesejahtraan masyarakat khususnya rumah tangga miskin Desa
Pejarakan
BAB IV
STATUS KEPEMILIKAN
Pasal 4
a. BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA adalah Badan Usaha Milik Desa yang dimiliki oleh pemerintah
Desa dan masyarakat dengan komposisi kepemilikan mayoritas oleh pemerintah Desa.
b. Yang dimaksud dengan masyarakat pada awal pendirian BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA adalah
Masayarakat Desa Pejarakan.
c. Dalam perkembangannya, masyarakat dapat berperan dalam kepemilikan BUMDes NUGRAHA TATA
SEMAYA melalui penyertaan modal. Seperti yang dimaksud dalam bagian ayat a maksimal 40 %.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 5
1. Struktur organisasi BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA terdiri dari Badan Pengurus ,badan Pengelola
dan badan Pengawas.
2. Badan Pengurus terdiri dari seorang ketua dan dua orang anggota.
3. Pemilihan pengurus untuk pertama kali dilaksanakan melalui testing dan ditetapkan dengan peraturan
Desa.
4. Yang dapat dipilih menjadi pengurus BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA adalah mereka yang
memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :
a. Memiliki sikap jujur, aktif trampil dan berdedikasi terhadap BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA
b. Mempunyai wawasan yang cukup untuk dapat mengelola dan mengembangkan BUMDes NUGRAHA TATA
SEMAYA
5. Pengurus sekurang kurangnya terdiri seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara.
6. Pengurus BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA dapat diganti apabila :
a. Meninggal Dunia
b. Mengundurkan diri
c. Terbukti melakukan penyimpangan pengelola BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA
d. Tidak mampu memimpin organisasi dan tidak mampu mengembangkan BUMDes sesuai dengan target atau
tujuan yang ingin dicapai.
7. Untuk mengisi pengurus yang kosong sebelum habis masa baktinya, mekanisme pemilihannya dilakukan
melalui Musdes.
8. Masa bakti pengurus BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA sampai berumur 56 Tahun.
9. Pengurus BUMDes akan dievaluasi setiap tahun untuk mengukur kinerjanya apakah Rencana kerja yang
dibuat tercapai atau tidak.
BAB VI
KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS
Pasal 6
1. Pengurus mempunyai kewajiban :
a. Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan usaha BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA
b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan, inventaris dan pencatatan pencatatan lain yang dianggap perlu
secara tertib dan teratur.
c. Membuat rencana kerja, anggaran pendapatan dan pengeluaran BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA setiap
tahun dan rencana kerja ini harus dievaluasi setiap tiga bulan sekali.
d. Memberi pelayanan kepada anggota.
e. Memberi pembinaan administrasi dan manajemen usaha anggota
f. Menyelenggarakan Musdes Pertanggungjawaban setiap akhir tahun.
2. Pengurus mempunyai hak :
a. Mengambil keputusan yang dipandang tepat dalam pengelolaan BUMDes dalam rangka mencapai tujuan.
b. Memperoleh honor tetap setiap bulan disesuaikan dengan besarnya pendapatan BUMDes NUGRAHA TATA
SEMAYA 20 % dari pendapatan perbulan atau sesuai standar upah minimum kabupaten Buleleng.
c. Pengurus mendapat bagian Sisa Hasil Usaha ( SHU ) tahunan yang besarnya sudah ditentukan dalam anggaran
Dasar.
d. Memperoleh tunjangan hari raya setiap tahun sekali yang besarnya maksimum 1 kali gaji satu bulan.
Pasal 7
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS
a. Ketua
Menerima, menyimpan dan membayar uang berdasarkan bukti bukti yang sah.
Membantu ketua dalam mebahas dan memutuskan permohonan pinjaman yang layak direalisasikan (dalam hal
BUMDes Simpan Pinjam)
Melaporkan posisi keuangan kepada ketua secara sistematis, dapat dipertanggungjawabkan dan menujukan
kondisi keuangan dan kelayakan BUMDes yang sesungguhnya.
Mengeluarkan uang berdasarkan bukti bukti yang sah
Mengatur likwiditas sesuai dengan keperluan.
Menyetorkan uang ke Bank setelah mendapat persetujuan dari Ketua.
BAB VII
PENGAWAS
Pasal 8
1) BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA dapat membentuk / memilih pengawas dengan melalui mekanisme
Musdes.
2) Pengawas sekurang kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) orang yang berasal dari tokoh masyarakat, unsur
perangkat desa maupun BPD.
3) Pengawas mendapat bagian SHU tahunan yang besarnya sudah ditentukan dalam anggaran dasar.
Pasal 9
OPERASIONAL
1) Biaya biaya yang timbul akibat kegiatan dan operasional BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA diambil dari
hasil pendapatan yang diperoleh BUMDes pada setiap bulannya.
2) Pendapatan setiap bulan yang diperoleh BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA pengeluarannya diatur sebagai
berikut:
a. Untuk Biaya Operasional ( Honor, Alat tulis kantor, Rumah Tangga Kantor, jasa simpan pinjam, dll )
3) Pendapatan sebagaimana disebut diatas adalah pendapatan dari pengelola yang diperoleh BUMDes
NUGRAHA TATA SEMAYA termasuk pendapatan administrasi, jasa pendapatan bunga dari bank dan
pendapatan lain lainnya.
BAB VIII
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 10
Forum pengambilan keputusan terdiri dari :
a. Musyawarah Anggota, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi, forum ini dapat memilih dan
memberhentikan pengurus BUMDes maupun menetapkan pembubaran BUMDes.
b. Musyawarah Anggota Khusus, adalah forum penyelesaian terhadap penyelewengan dan hal hal lain
yang dapat merugikan lembaga BUMDes.
c. Rapat Anggota Tahunan, sebagi forum laporan pertanggung jawaban pengurus dan penyusunan rencana
strategis pengembangan BUMDes.
d. Rapat pengurus, sebagi forum pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan operasional
pengelolaan dan pengembangan lembaga maupun usaha.
BAB IX
PERMODALAN
Pasal 11
a. Penyertaan modal, dari anggota perorangan maupun secara berkelompok dan atau lembaga lain yang
diberi jasa sesuai dengan kesepakatan antara BUMDes dengan pihak yang bersangkutan.
b. Pemupukan Modal Kerja yang disisihkan dari sisa hasil usaha.
- Pemerintah Desa
- Pemerintah Kabupaten
- Pemerintah Provinsi
- Pinjaman
- Simpanan Masyarakat
BAB X
KEGIATAN USAHA
Pasal 12
a. Memberikan pinjaman modal usaha kepada masyarakat desa, terutama masyarakat miskin yang
berpotensi untuk mengembangkan usaha dan dinilai layak untuk diberikan pinjaman. ( Dalam hal
BUMDes simpan pinjam )
b. Menerima tabungan, deposito atau penyertaan modal dari anggota, masyarakat desa atau pihak lain
sesuai dengan perjanjian yang disepakati
c. Menerima dan mendayagunakan modal sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain.
d. Menerima dan mendayagunakan modal sendiri maupun dana bantuan dari pihak lain dalam rangka
penanggulangan kemiskinan, peningkatan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat desa, khususnya
anggota BUMDes.
Pasal 13
KENTENTUAN PINJAMAN
a. Pinjaman BUMDes hanya dipergunakan membiayai kegiatan usaha ekonomi produktif yang dinilai layak.
Pemberian pinjaman diberikan secara berkelompok melalui pokmas UEP dengan system tanggung
renteng dan secara perorangan.
b. Permohonan pinjaman masing masing Pokmas UEP/perorangan dinilai kelayakan usaha dan
kelayakan pinjamannya oleh BUMDes.
d. Plafon pinjaman yang diberikan BUMDes disesuaikan dengan likwiditas yang ada atau sesuai dengan
akumulasi permodalan BUMDes. Sebagi acuan besarnya akumulasi Pinjaman yang diberikan maksimal
80 % dari simpanan pihak ketiga.
e. Pokmas UEP maupun anggota perorangan yang memiliki pinjaman pada BUMDes wajib setiap
bulannya menyetorkan anggsuran pokok+bunganya pada BUMDes.
f. Pokmas UEP maupun anggota perorangan yang melakukan transaksi pinjaman baru dengan BUMDes
wajib.
i. Bagi peminjam perorangan yang menunggak angsuran atau macet pengembalian pinjamannya kepada
BUMDes maka jaminannya akan disita sesuai dengan prosedur yang yang berlaku.
j. Bagi pokmas UEP / Peroranagn yang dinilai telah melaksanakan kewajiban angsuran pinjamannya ke
BUMDes secara tertib akan diberikan fee ( imbal jasa ) berdasarkan ketentuan sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan BUMDes.
k. Untuk menjamin kelancaran pinjaman / kredit yang diberikan kepada anggota Pokmas / Perorangan
maka setiap pinjaman atau kredit yang diberikan harus menyerahkan jaminan.
l. Bagi pokmas / perorangan yang pinjamannya atau kreditnya macet maka akan mendapatkan sangsi
berupa tidak mendapatkan pelayanan administrasi di Kantor Perbekel Pejarakan.
m. Ketentuan lebih rinci mengenai syarat syarat pinjaman / kredit sesuai dengan surat permohonan
pinjaman / kredit dan surat perjanjian pinjaman / kredit.
Pasal 14
KETENTUAN SIMPANAN
a. Ketentuan simpanan baik tabungan maupun deposito sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku di
perbankan dan untuk lebih rincinya sesuai dengan syrata syarat yang ada dalam pormulir permohonan / bellyet
deposito dan syarat syarat pormulir permohonan / buku tabungan.
b. Suku bunga yang berlaku baik untuk deposito maupaun tabungan sesuai dengan suku bunga yang berlaku di
perbankan atau sesui dengan kemampuan BUMDes.
Pasal 15
a. Dana BUMDes dapat digunakan untuk mengembangkan usaha yang nilai prospektif dan tidak merugikan
lembaga BUMDes.
b. Status dana yang digunakan oleh BUMDes untuk pengembangan usaha ditetapkan sebagai dana
pinjaman yang harus dikembalikan dalam bentuk setoran keuntungan secara terjamin oleh pengelola unit
usaha BUMDes dan atau berdasarkan perjanjian kerjasama dengan pihak lain.
c. Bentuk usaha yang dikembangkan BUMDes antara lain dalam bentuk : (i) Usaha Simpan Pinjam, (ii)
Pengelola unit usaha sendiri, (iii) Kemitraan bagi hasil.
d. Unit usaha yang dikelola sendiri oleh BUMDes berbentuk, unit pengelola sarana air bersih, Unit
pengelolaan pasar, dan yang lainnya yang akan dikembangkan di kemudian hari sesuai dengan potensi
yang ada.
e. Usaha kemitraan BUMDes adalah : Kemitraan menampung dan memasarkan hasil panen petani.
BAB XI
PEMBUKUAN
Pasal 16
a. Pembukuan kegiatan operasional usaha dilakukan dengan menggunakan system Pembukuan keuangan
standar ( akuntansi ) seperti neraca, rugi / laba, buku bantu , buku kas , daftar inventaris, dan lain
lainnya sehingga mudah mengetahui perkembangan kondisi keuangan maupun kesehatan BUMDes.
b. Tahun pembukuan dimulai tanggal 1 Januari 31 Desember.
BAB XII
SISA HASIL USAHA
Pasal 17
a. Sisa Hasil Usaha ( SHU ) adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan
pengeluaran biaya kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang barang inventarisadalam
satu tahun buku.
b. Tahun buku BUMDes NUGRAHA TATA SEMAYA adalah tahun tender.
a. Dalam pengelolaan Usaha Sektor Riil swakelola Saprodi BUMDes dan menyelenggarakan pencatatan
administrasi terpisah dengan usaha simpan pinjam .
b. Pendapatan yang masuk ke BUMDes adalah pendapatan bersih Usaha Sektor RIil Swakelola Saprodi setiap
bulan
c. Secara periodic usaha Sektor riil Swakelola Saprodi memberikan laporan keuangan dan perkembangan
usahanya kepada BUMDes.
2. Usaha Swakelola Unit Pengelola sarana ( UPS ) Air Bersih
a. Dalam pengelolaan UPS air bersih menyelenggarakan pencatatan administrasi terpisah dengan usaha simpan
pinjam.
b. Pendapatan yang masuk ke UPS adalah Pendapatan bersih usaha sektor air bersih
c. Secara periodik usaha sector UPS memberikan laporan keuangan dan perkembangan usahanya kepada
BUMDes.
d. Ketentuan lebih terperinci mengenai pengelolaan UPS ada pada Anggaran Dasa dan Anggaran Rumah Tangga
UPS itu sendiri ( Terlampir )
3. Usaha Swakelola Pasar
a. Dalam pengelolaan Pasar menyelenggarakan pencatatan administrasi terpisah dengan usaha simpan pinjam
b. Pendapatan yang masuk ke pasar adalah pendapatan bersih usaha sektor usaha pasar setiap bulan.
c. Secara periodik usaha sektor usaha pasar memberikan laporan keuangan dan perkembangan usahanya kepada
BUMDes.
d. Ketentuan lebih terperinci mengenai pengelolaan usaha pasar ada pada ketentuan pengelolaan pasar itu sendiri
( terlampir ).
DITETAPKAN : di Pejarakan
PADA TANGGAL :
PEMERINYAH KABUPATEN : Buleleng
DESA : Pejarakan
( I MADE SUMITA )
Dicatatkan pada Lembaran Desa Nomor :
Pada tanggal :
Pencatat
( I GEDE KARDIN YUDIASA )
Nip. 196912252009061003
PROFIL
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
GANEAS SEJAHTERA
DESA GANEAS KECAMATAN GANEAS KABUPATEN SUMEDANG
PROVINSI JAWA BARAT
I. DASAR HUKUM
1). UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
2). PP 72 Tahun 2005 tentang Desa;
3). Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pembentukan
Badan Usaha Milik Desa;
4). Perda Kab. Sumedang Nomor 11 Tahun 2007 tentang Badan Usaha Milik Desa;
5). Peraturan Kepala Desa Ganeas Nomor : 01 tahun 2008 tentang
Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ganeas Sejahtera
No. Rekening : -
Akta Notaris : -
Tahun Berdiri : 2010
Struktur Organisasi :
- Dewan Pengawas
- Dewan Pengurus
- Pengelola
Tujuan
a. Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Ganeas untuk peningkatan
b. Dewan Pengurus
KETUA : AIP BUDIMAN
SEKRETARIS : TEDI SUTARDI
BENDAHARA : YOGI SUGIANA
c. Pengelola
1. Tata Usaha : TARJINGUN HARUNDIANSYAH,
S.Sos
Linkage Program
- Penyaluran pembiayaan bantuan pemerintah
- Lembaga Pelatihan Motivasi dan Entrepreneurship (Kewirausahaan) untuk
anggota
dan masyarakat.
DITETAPKAN DI : PATTALLASSANG
PADA TANGGAL : 1 Nopember 2011
Kepala Desa
MUHAMMAD ZUBAIR, SH
Tembusan Disampaiakan Yth :
1. Kepala BPMPD Kab.Bantaeng
2. Bapak Camat Tompobulu
3. Masing-masing yang bersangkutan
4. Arsip.
LAMPIRAN:
KEPUTUSAN KEPALA DESA PATTTALLASSANG
NOMOR : 24/SK-DS-PTL/KTB/XI/2011
DITETAPKAN DI : PATTALLASSANG
PADA TANGGAL : 1 Nopember 2011
Kepala Desa
MUHAMMAD ZUBAIR, SH
UNIT USAHA