E-mail: zoro@hv.ee.itb.ac.id
Abstrak
Sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan-peralatan
elektronik di dalam bangunan. Di Stasiun Penelitian Petir Institut Teknologi Bandung (SPP-ITB) Gunung Tangkuban
Perahu sering terjadi kerusakan peralatan elektronik dan kerusakan arrester yang seharusnya melindungi peralatan
elektronik tersebut. Kerusakan arrester tersebut kemungkian besar disebabkan oleh sambaran petir tidak langsung di
sekitar jaringan tegangan rendah SPP-ITB. Sambaran petir tidak langsung menginduksikan tegangan lebih pada
jaringan tegangan rendah tersebut dan kemudian menghantarkan gelombang berjalan (konduksi) pada kedua ujung
jaringan tegangan rendah yang salah satunya adalah SPP-ITB. Kerusakan karena sambaran langsung hampir tidak
mungkin karena sekitar 90% SJTR terletak di bawah pohon-pohon yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi
induksi dan konduksi petir pada Jaringan Tegangan Rendah SPP-ITB Gn. Tangkuban Perahu. Penelitian ini
menggunakan data-data lapangan seperti data APM, parameter saluran JTR, data arrester dan kerusakannya, dan
karakteristik petir lokal dari JADPEN (Jaringan Data Petir Nasional). Data-data tersebut terutama data historis JADPEN
digunakan sebagai studi kasus untuk perhitungan tegangan elevasi, profil tegangan induksi dan konduksi petir dengan
menggunakan model perhitungan Rusck, perhitungan arus dan energi impuls petir yang terinduksi pada SJTR. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik arrester MOV dan SAD yang terpasang di SPP-ITB
untuk mengetahui penyebab kerusakan arrester.
Abstract
Induction and Conduction Electromagnetic Waves Caused by Lightning Strike on the Low Voltage Network.
Direct and indirect lightning strikes can disturb and induce low voltage overheadlines and it can produced overvoltage
due to traveling waves along the lines. This overvoltage can damage the equipments connected to it. It was recorded
that there were already a lot of damages of electronic equipments and arrestesr located inside the building of Lightning
Measurement Station at Mnt. Tangkuban Perahu. Most of the overvoltage which was developed on the low voltage lines
were coming from indirect lightning strike nearby due to the fact that most of the lines were covered by trees. Research
was carried out to study and evaluate the induction and conduction of the lightning strikes to the LV lines that can lead
to the cause of equipment and arrester damages inside the building. Local lightning data for the analysis were derived
from measurement system installed at the stations and historical lightning data from lightning detection network called
Jadpen (National Lightning Detection Network). The data was used for calculating and evaluating the voltage elevation,
induction voltage profiles and conduction in the form of traveling waves using Rusck Model. Two damaged arresters
were evaluated and compared and it give the better understanding on how the protection system work.
Keywords: arrester, arrester damages, lighting data, lightning induction, rusck model, voltage elevations
1. Pendahuluan
kedua adalah sambaran petir yang tidak langsung
Surja petir dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan mengenai jaringan tegangan rendah tapi petir
tegangan rendah dan peralatan elektrik tegangan rendah menyambar pohon ataupun tanah di sekitar jaringan
dengan beberapa mekanisme. Mekanisme pertama tegangan rendah. Sambaran tidak langsung ini
melalui sambaran langsung petir pada jaringan tegangan menyebabkan kopling elektromagnetik antara jaringan
rendah. Hal ini jarang terjadi karena biasanya terlindung dan sambaran petir sehingga mengakibatkan tegangan
oleh pohon atau bangunan di sekitarnya. Mekanisme induksi pada jaringan [1, 2].
25
26 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 25-32
vo
gardu Hankam dan Stasiun Penelitian Petir [4]. Jaringan
U2 (x,y,z,t) = U1(-x) (3)
tegangan rendah 3 fasa 380/220 V twisted kabel ini
terletak di bawah pohon-pohon tinggi di gunung
2
tangkuban perahu sehingga sangat kecil kemungkinan x 2 + v (vo t x) 2
K x = 1 + vo
(4)
terkena sambaran langsung petir. Namun pada jaringan
tegangan rendah ini terjadi tegangan induksi petir akibat v (v t ) 2 + 1 v ( x 2 + y 2 )
2 2
v o vo
sambaran petir tidak langsung. Tegangan induksi yang o
terjadi ini menyebabkan kerusakan pada arrester MOV
dan SAD yang dipasang di SPP, apapun tipe dan rating dengan:
arrester yang dipasang. 1 o r
Zo = = Impedansi Surja (ohm)
4 o r
2. Metode Penelitian
dan
Induksi Petir Pada Saluran Jaringan Tegangan I (t) = Amplitudo step dari arus sambaran balik (kA)
Rendah. Sambaran tidak langsung, terjadi karena z = Ketinggian saluran udara dari permukaan
induksi elektromagnetik akibat sambaran petir di dekat tanah (m)
saluran udara atau induksi elektrostatis akibat awan x = Jarak sambaran petir sepanjang saluran udara
bermuatan di atas saluran udara. Sambaran tidak (m), x = 0 berarti sambaran petir tepat pada
langsung selanjutnya adalah sambaran petir ke tanah di ujung saluran udara
dekat saluran udara. Sambaran induksi merupakan y = Jarak sambaran petir yang tegak lurus terhada
fungsi jarak dimana petir tersebut menyambar di dekat saluran udara (m), y = 0 berarti sambaran petir
saluran. Tegangan lebih induksi tidak begitu berpengaruh tepat pada saluran udara
pada saluran transmisi tetapi menyebabkan gangguan v = Kecepatan sambaran balik petir (m/s),
pada saluran distribusi, karena menurut penelitian v = kecepatan cahaya 3x108 m/s
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 25-32 27
Pada titik x = 0, terjadi tegangan maksimum yaitu: Arrester adalah peralatan yang pada umumnya terdiri
dari voltage-controlled resistors (varistor, diode
surpressor) dan atau spark gaps. Arrester digunakan
Z .I .h v 1 (5) untuk memproteksi peralatan dan sistem elektrik dari
VInd maks = o o 1 + 1
y 2 vo v tegangan lebih yang besar dan atau untuk penyamaan
1 12 ( ) tegangan (equipotentialization).
v o
Perhitungan induksi petir dengan memasukkan bentuk Arrester dapat diklasifikasikan menurut parameter dan
arus petir dapat didekati dengan persamaan berikut: spesifikasi dengan spesifikasi dan parameter arrester
yang berbeda-beda untuk tiap arrester:
I o (t ) = 1tu (t ) 2 (t t f )u (t t f ) = I 1 (t ) + I 2 (t ) (6)
Arrester Rated Voltage (Ur) atau Max. Continuous
I
1 = (7) Operating Voltage (Ur)
tf Tegangan operasi kontinyu maksimal yang
diperbolehkan atau tegangan arus maksimal yang
(2 * t h t f ) diberikan pada arrester pada saat beroperasi kontinyu.
2 = I (8)
Tegangan ini adalah tegangan maksimal arrester pada
2 * t f (t h t f )
keadaan non-konduksi dan merupakan tegangan saat
Dengan arrester kembali dari keadaan konduksi.
t f = Waktu arus petir untuk mencapai puncak (s)
t h = Waktu arus petir untuk mencapai nilai tengah Nominal Conduction Voltage (Ua) atau stand off
atau half value (s) voltage
I = Arus puncak petir (kA) Tegangan konduksi nominal adalah tegangan dengan
nilai sesaat tertinggi yang terjadi pada terminal arrester
Tegangan lebih pada sistem tegangan rendah dan sebelum konduksi atau spark over terjadi. Arrester
peralatan elektronik dapat disebabkan oleh induksi dapat konduksi jika: (1) Nilai puncak komponen resistif
elektromagnetik, elevasi tegangan, kopling kapasitif, dari arus yang melewati arrester mencapai 1 mA; (2)
dan radiasi. Tegangan impuls menyebabkan arus puncak yang
melewati arrester melebihi 1 mA
Arus petir yang mengalir pada hantaran arus petir
menimbulkan tegangan jatuh ditahanan pentanahan Pengukuran tegangan konduksi adalah metode paling
sebesar mudah untuk mengecek arrester bekerja dengan baik.
VE = I .Rst (V) (9) Tegangan konduksi nominal selalu lebih besar tegangan
operasi kontinyu maksimal
Arus petir yang terinjeksi keelektroda pentanahan akan
menyebar secara radial didalam tanah, sehingga akan Energy Handling
menyebabkan terjadinya elevasi tegangan pada Kemampuan penyerapan energi adalah kemampuan
elektroda yang berada disekitarnya. arrester untu melakukan penyerapan energi maksimum
dari impuls petir. Jika energi impuls petir yang melewati
Elevasi tegangan pada sebuah elektroda yang berada arrester melewati kemampuan penyerapan energi
didekat sebuah elektroda lainnya yang teraliri arus petir arrester maka arrester akan mengalami kerusakan.
dinyatakan dengan hubungan
Standard Lightning Impuls Sparkover Voltage (Uas100)
.i G(z + L, y, x) G(z, y, x) + (10)
V= Standar tegangan konduksi impuls petir adalah tegangan
4LMG(z 2D, y, x) G(z 2D L, y, x) test dengan menggunakan gelombang impuls 1,2/50 s
dengan: yang diset pada nilai puncak tegangan dimana arrester
G(a, b, c ) = G1 (a + M , b, c ) G1 (a, b, c ) (11) harus dapat merespon setiap kali tes sebanyak 10 kali
tegangan tes.
dan
[ ( )
G1 (a, b, c ) = a ln a + a 2 + b 2 + c 2 a 2 + b 2 + c 2 ] (12) Lightning Test Current (IB) or Impuls Current (Iimp)
dengan: Arus tes petir adalah tegangan test dengan
= tahanan jenis tanah (.m) menggunakan gelombang impuls 10/350 s dan
i = arus puncak petir (kA) parameter yang menyimulasikan arus petir natural (arus
L = panjang elektroda pentanahan 1 (m) puncak, muatan, dan energi spesifik). Arrester yang
M = panjang elektroda pentanahan 2 (m) didesain untuk proteksi terhadap sambaran petir
D = kedalaman ujung atas elektroda dari langsung harus dapat menahan tes arus petir minimal
permukaan tanah (m) dua kali tanpa kerusakan.
Protection Level (Usp)
28 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 25-32
Tabel 3. Data Arus Puncak dari APM di SPP Periode Desember 2004 Juni 2005
Dari Gambar 5, terlihat bahwa di lingkungan sekitar Tabel 4. Data SJTR SPP
lokasi penelitian Gunung Tangkuban Perahu, arus puncak
Tinggi Panjang Jari-jari
negatif lebih dominan daripada arus puncak positif dengan r r
Saluran Saluran Konduktor
perbandingan sambaran ke tanah (positif dan negatif)
6,5 m 1768 m 16 mm 2,3 3,25
dengan sambaran ke awan adalah 4:1. Untuk arus puncak
negatif, sebaran dominan pada -6,9 kA sampai dengan
279,8 kA dan arus puncak negatif rata-rata 44,49 kA
dengan jumlah sambaran 19683 sambaran. Untuk arus
puncak positif, sebaran dominan pada 6,1 kA sampai
dengan 449,3 kA dan arus puncak positif rata-rata 33,38
kA dengan jumlah sambaran 6773 sambaran (Tabel 2).
Apabila terjadi sambaran tidak langsung pada saluran Dengan menggunakan persamaan (1) sampai dengan (7)
jaringan tegangan rendah SPP maka arus petir akan dan dengan memasukan data JADPEN dan parameter
mengalir pada penghantar arus petir dan menimbulkan jaringan tegangan rendah SPP, didapatkan profil
induksi tegangan, besarnya tegangan akibat induksi tegangan induksi dan arus induksi terhadap waktu untuk
sambaran petir dihitung dengan menggunakan studi kasus beberapa studi kasus (Gambar 6). Gambar 7 sampai
data petir historik JADPEN yang pernah menyambar di dengan Gambar 12 memperlihatkan besarnya tegangan
sekitar JTR SPP Gunung Tangkuban Perahu untuk tahun induksi petir maksimum [5,9], besarnya arus induksi
1996-2001 [4]. maksimum, dan besar impuls energi (Tabel 5).
Kasus A Kasus B
Kasus C Kasus D
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 25-32 31
Kasus E Kasus F
Gambar 12. Profil Tegangan dan Arus Induksi Akibat Sambaran Petir pada Kasus A sampai dengan Kasus F
Sistem pengetanahan gedung dan tower SPP-ITB berupa Hasil perhitungan energi impuls induksi yang nilainya
elektroda vertikal dan ring konduktor horisontal, sistem paling kecil sebesar 391,9134 Joule masih dapat merusak
pengetanahan ini terhubung dengan jaringan pengetanahan arrester tingkat 2 bagian primer yaitu arrester SAD yang
internal. tingkat penyerapan energi maksimalnya 250 Joule namun
energi impuls sebesar 391,9937 Joule tidak dapat
Apabila terjadi sambaran langsung pada tower SPP-ITB merusak arrester tingkat 2 bagian sekunder yaitu
maka arus petir akan mengalir pada penghantar arus petir arrester MOV yang tingkat penyerapan energi
dan menimbulkan jatuh tegangan pada elektroda maksimalnya 4000 Joule, dan arrester tingkat 1 yaitu
pengetanahan, besar jatuh tegangan pada elektroda arrester MOV yang tingkat penyerapan energi
pengetanahan dihitung dengan asumsi I5% = 95 kA, I50% = maksimalnya 6060 Joule.
40,51 kA, I95% = 13,34 kA, dan data APM, I = 30,76 kA
mengalir merata ke elektroda pentanahan. Berikut nilai Hasil perhitungan energi impuls induksi yang nilainya
elevasi tegangan pada penghantar arus di kedua arrester paling besar sebesar 29.953,0666 Joule dapat merusak
yang ada di SPP. semua arrester yang terpasang di SPP dengan perincian,
arrester tingkat 2 bagian primer yaitu arrester SAD yang
Dari Tabel 6 terlihat bahwa tegangan induksi petir jauh tingkat penyerapan energi maksimalnya 250 Joule,
melebihi tegangan elevasi pada konduktor jadi penyebab arrester tingkat 2 bagian sekunder yaitu arrester MOV
kerusakan arrester pada SJTR dan SPP adalah tegangan yang tingkat penyerapan energi maksimalnya 4000 Joule,
induksi dan bukan elevasi tegangan dan arrester tingkat 1 yaitu arrester MOV yang tingkat
penyerapan energi maksimalnya 6060 Joule [3].
Analisis Penyebab Kerusakan Arrester. Hasil
perhitungan tegangan induksi maksimum sebesar - 4. Simpulan
1.372,49 kV ataupun tegangan induksi maksimum yang
nilainya paling kecil sebesar -39,1374 kV dapat merusak Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan
arrester karena level proteksi tegangan untuk arrester sebagai berikut: 1) Sambaran langsung petir pada
240/415 volt adalah kurang dari 10 kV jadi hampir jaringan tegangan rendah SPP-ITB hampir tidak
semua sambaran langsung yang menyebabkan tegangan mungkin terjadi karena SJTR terlindungi oleh pohon-
induksi petir pada saluran jaringan tegangan rendah SPP pohon tinggi sepanjang saluran; 2) Elevasi tegangan
dapat merusak arrester di SPP. akibat sambaran langsung pada tower tidak
mengakibatkan kerusakan arrester karena nilai tegangan
Hasil perhitungan arus induksi maksimum sebesar - tanah yang terlalu kecil karena pemakaian down
38,5175 kA maupun tegangan induksi maksimum yang conductor dengan induktansi rendah, 3) Sambaran petir
nilainya paling kecil sebesar -1,0984 kA tidak dapat tidak langsung pada radius sekitar 2 km dari jaringan
merusak arrester karena arus potong untuk arrester tegangan rendah dapat mengakibatkan kerusakan pada
MOV tingkat 1 adalah 200 kA dan arrester MOV tingkat arrester dan peralatan elektronik di dalam SPP-ITB
2 adalah 156 kA, namun arus induksi sebesar -38,5215 karena tegangan konduksi yang terjadi di SPP-ITB
kA dapat merusak arrester tingkat 2 yang arus berkisar antara 39 kV sampai dengan 1.379 kV
potongnya 25 kA jika waktu impuls induksi cukup sedangkan arrester yang terpasang mempunyai tegangan
panjang dan energi yang diserap arrester melebihi breakdown kurang dari 10 kV, 4) Arus induksi yang
ratingnya.
32 MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 25-32
terjadi akibat sambaran petir dalam bentuk gelombang [2] T. Hirai, T. Takinami, S. Okabe, Proceeding of the
berjalan tidak langsung mempunyai besaran 1 kA sampai International Conference on Lightning Protection
dengan 39 kA. Arus ini jauh lebih kecil dari kemampuan (ICLP), Cracow, Poland, 2000, p. 481-486.
potong arrester tingkat 1 sebesar 100 kA sehingga tidak [3] R. Zoro, R.R. Pakki, Guideline and procedure in
menyebabkan kerusakan arrester, 5) Sambaran petir design, construction, maintenance, and inspection of
yang terjadi di sekitar jaringan tegangan rendah SPP-ITB lightning protection system. LAPI ITB, Bandung,
sebagian besar adalah sambaran berulang dengan ekor Indonesia, 1995, p. 320.
gelombang yang panjang sehingga menimbulkan muatan [4] R. Zoro, Disertasi, Jurusan Teknik Elektro, ITB,
dan energi impuls petir sekitar 10-30 kiloJoule dan Indonesia, 1999.
merusak arrester yang terpasang karena batas energi [5] H.K. Hoidalen, IEEE Transaction on
maksimum arrester terpasang yang berkisar antara 4-6 Electromagnetic Compatibility, 45, 1, (2003), p.
kiloJoule. 214-218
[6] R. Zoro, S. Sudirham, S., 1996, Proceeding
Daftar Acuan Electropic, Jakarta, 1996, p. 110-113
[7] K.T. Sirait, R. Zoro, Proceedings Asian Conference
[1] D.W. Edwards, P.M. Wherrett, A Six Point on Electrical Discharge, Bandung, 1990, p. 80-84
Protection Approach for Lightning Protection, Surge [8] S. Hidayat, Prosiding SENATRIK, Bandung, 2004,
Protection and Grounding for Low Voltage p. 84
Facilities, Erico Ltd Australia Journals. [9] International standard: protection against lightning
http://www.erico.com. 2001. electromagnetic impulse. IEC Publication, Geneva,
Switzerland, 2006, IEC 62305-1/2006.