Anda di halaman 1dari 16

Kapsul atau Lapisan Lendir

Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan yang terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding
sel.
Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir

Sebagai pelindung,

Menjaga sel agar tidak kekeringan,

Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrak,

Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruhi sistem kekebalan
(antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang.

Dinding Sel :Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa pepetidoglikan.


Fungsi Dinding Sel

Mempertahankan bentuk dari sel

Memberikan sebuah perlindungan fisik,

Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan osmotik yang
lebih rendah (hipotonis)

Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang tekanan
osmotik lebih tinggi (hipertonis).

Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang pekat misalnya mengandung banyak
garam atau banyak gula.

3. Membran Plasma
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif
permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu).
Fungsi Membran Plasma

Membungkus sitoplasma

Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada diluar sel.

4. Mesosom
Mesosom adalah organel sel yang memiliki penonjolan pada membran plasma ke arah dalam
sitoplasma.
Fungsi Mesosom

Menghasilkan energi

Membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel


Menerima DNA pada saat konjugasi

5. Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul organik seperti lemak,
protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim, DNA, Klorosom (pada bakteri
fotosintetik), dan ribosom
Fungsi Sitoplasma

Sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel

6. Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma dan berfungsi dalam
sintesis protein.
Fungsi Ribosom

Sebagai sintesis protein

7. DNA
Bakteri mempunyai dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA kromosom dan
DNA nonkromosom (plasmid
Fungsi DNA

Materi genetik yang sebagian besar menentukan sifat-sifat metabolisme bakteri (DNA
Kromosom)

Menentukan sifat patogen, sifat fertilitas (kemampuan bereproduksi secara seksual),


dan sifat ketebalan terhadap suatu antibiotik (DNA nonkromosom)

8. Granula dan Vakuola Gas


Umumnya bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan atau senyawa-senyawa lain yang dihasilkannya
9. Klorosom
Klorosom adalah suatu struktur lipatan yang ada dibawah membran plasma yang berisi
klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungi Klorosom adalah untuk menfotosintesis yang
hanya terdapat pada bakteri fotosintetik. misalnya Chlorobium

10. Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang terdapat pada dinding
sel, dan berfungsi sebagai alat gerak

11. Pilus atau Fimbria


Pilus (Latin, pili = rambut) atau fimbria (fimbria = daerah pinggir) adalah struktur seperti
flagela tetapi berupa rambut-rambut yang memiliki diamater lebih kecil, pendek, dan kaku,
dengan terdapat di sekitar dinding sel. Fungsi pilus atau Fimbria adalah sebagai berikut..

Membantu bakteri yang menempel pada suatu medium tempat hidupnya

Melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya, sehingga dapat terjadi transfer DNA pada
saat terjadinya konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut dengan pilus seks.
Contoh bakteri yang mempunya pilus adalah Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit
kencing nanah) dan Escherichia coli (bakteri saproba di usus besar).

Virus adalah bentuk kehidupan terkecil dan paling sederhana dikenal. Mereka adalah 10
sampai 100 kali lebih kecil dari bakteri.

Perbedaan terbesar antara virus dan bakteri adalah bahwa virus harus memiliki host hidup
seperti tumbuhan atau hewan untuk berkembang biak, sedangkan kebanyakan bakteri dapat
tumbuh pada permukaan yang tidak hidup.

Bakteri adalah organisme antar (yaitu mereka hidup di antara sel-sel); sedangkan virus adalah
organisme intraseluler (mereka menyusup sel inang dan hidup di dalam sel). Mereka
mengubah materi genetik sel inang dari fungsi normal untuk memproduksi virus itu sendiri.

Ada beberapa bakteri yang berguna tetapi semua virus berbahaya.


Antibiotik dapat membunuh bakteri, tetapi bukan virus.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah radang tenggorokan dan contoh dari
penderitaan yang disebabkan oleh virus adalah flu.

Gambar siklus litik (dimulai dari kanan bawah ke kiri):


1. Adsorbsi & penetrasi

Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk
menempel pada inang spesifik

2. Replikasi (biosintesis)

Setelah menempel, virus kemudian melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim.
Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang
untuk selanjutnya bergabung dengan DNA sel inang tersebut..

Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid,
kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.

3. Lisis
Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus
kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang
menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang
membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-
sel lain dan siklus akan berulang kembali.

Proses-proses pada siklus lisogenik


Tahapan dari siklus hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak
hancur (mati) tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut
kemudian membentuk provirus (dimana materi genetik virus dan sel inang bergabung).
Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan penetrasi, penyisipan
gen virus dan pembelahan sel inang.
Tahap siklus

1.Adsorpsi dan penetrasi


Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu
menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel
inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel.

2.Penyisipan gen virus


Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip
kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk
provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan
provirus akan bereplikasi.

3.Pembelahan sel inang


Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah
bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang
sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.

Hubungan dengan siklus litik


Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi
kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen
penginduksi. Hal ini disebabkan karena sel bakteri atau sel inang yang lainnya memiliki
pertahanan tubuh yang kuat sehingga sulit bagi virus untuk menghancurkannya lebih cepat.

Karakteristik Umum Virus

Ukuran Virus

Semua virus dipelajari telah berkisar di diameter 20 sampai 300 nanometer,


sementara rentang panjang mereka antara 20 sampai 14.000 nanometer. Satu
nanometer sama dengan sepermilyar dari satu meter, yang bahkan lebih kecil dari
diameter sehelai rambut manusia. Bahkan, diameter sehelai rambut manusia adalah
sekitar 100 kali lebih besar dari nanometer. Jadi untuk membantu virus studi secara
rinci scanning dan mikroskop elektron transmisi yang digunakan.

Struktur Virus

Dilihat di bawah mikroskop elektron, penutup terluar virus dikenal sebagai kapsid
(mantel protein pelindung), yang membungkus protein dan genom. Bentuk virus
ditentukan oleh susunan protein dalam kapsid ini. Virus mungkin berserabut,
berbentuk batang, heliks, bulat, atau ikosahedral dalam bentuk. Ekstensi disebut
antigen membantu dalam mengidentifikasi dan melampirkan virus ke organisme
inang.

Tata nama Virus


Semua virus baik berisi asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat (DNA)
sebagai genom mereka. Berdasarkan fitur ini, mereka disebut Virus RNA atau DNA
Virus masing-masing.

Karakteristik Morfologi Virus

Secara umum virus dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis morfologi yang
berbeda.

Virus Spiral

Sebuah virus heliks menyerupai tangga spiral. Virus ini adalah non-menyelimuti
dengan kapsomer dan tersusun spiral di sekitar genom virus.

Virus Ikosahedral

Virus ikosahedral memiliki 20 wajah segitiga sama sisi dan sudut 12. Kebanyakan
virus hewan yang ditemukan ikosahedral atau bola dengan simetri ikosahedral.

Virus Yg tersebar luas

Sebuah virus yg tersebar luas pada dasarnya merupakan virus ikosahedron dengan
memanjang (lima kali lipat) sumbu. The yg tersebar luas morfologi umumnya
ditemukan dalam bakteriofag.

Virus Amplop

Virus ini membawa amplop yang mengelilingi kapsid heliks dengan morfologi. Virus
tersebut tergantung pada amplop untuk kemampuan infektif.

Virus Kompleks

Virus kompleks terdiri dari kombinasi struktur yang mirip dengan (atau sama sekali
baru) struktur virus lainnya.

Penggolongan Flora Normal Tubuh Manusia


Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap.

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga.
Jalan Masuk Mikroorganisme Ke Tubuh Inang
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam
jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri dan
virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernafasan,
gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi
bola mata dan kelopak mata.
a) Saluran pernafasan
Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius.
Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit
yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.
b) Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman
dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas
mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di
lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat
menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera.
Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya
melalui air, makanan, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi.

c) Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami
perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme
memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar
keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah
kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral.
Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.

d) Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu
penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi.
Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus
lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi
komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya
merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi
menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam
membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces.
Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh
bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan enamel
gigitepat plak tersebut melekat.
Nematoda Usus
Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini
menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Berdasarkan cara penyebaran, nematoda usus dibagi kedalam dua kelompok, yaitu
nematoda usus yang ditularkan melalui tanah soil transmitted heminths yaitu kelompok
cacing nematoda yang membutuhkan tanah untuk pematangan dari bentuk non-infektif
menjadi bentuk infektif.
Di antara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah dan
disebut soil transmitted heminths yang terpenting bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Ascaris lumbricoides
Distribusi georafik : Kosmopolit
2. Necator americanus
Distribusi geografik : Daerah khatulistiwa, daerah pertambangan, perkebunan
3. Ancylostoma duodenale
Distribusi geografik : Daerah khatulistiwa, daerah pertambangan, perkebunan
4. Trichuris trichiura
Distribusi geografik : Kosmopolit (daerah panas dan lembab)
5. Strongyloides stercoralis
Distribusi geografik : Daerah subtropik dan tropik
6. Trichostrongylus. (beberapa jenisnya)
Distribusi geografik : Kosmopolit (terutama daerah subtropik dan tropik)

Nematoda Usus yang Penting Bagi Manusia


2.1 Ascaris Lumbricoides (Cacing Gelang)
Daur Hidup
Telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk yang infektif dalam waktu kurang
lebih 3 minggu. Bentuk infektif tersebut bila tertelan oleh manusia, akan menetas dalam usus
halus. Larvanya menembus dinding dari usus halus menuju pembuluh darah atau saluran
limfe, lalu di alirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru.
Larva di paru menembud dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk
rongga alveolus, kemudia naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva
menuju faring, sehingga menimbulkan rangsangan terhadap faring. Hal ini menyebabkan
penderita batuk karena rangsangan tersebut dan larva akan tertelan ke dalam oesophagus lalu
menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa.Sejak telur matang
tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2-3 minggu.
Patologi dan Gejala Klinik
Gejala klinik oleh A. lumbricoides bergantung pada beberapa hal, antara lain beratnya
infeksi, keadaan penderita, daya tahan dan kerentanan penderita terhadap infeksi
cacing.Gejala klinik pada ascariasis dapat ditimbulkan oleh cacing dewasa ataupun oleh
stadium larva. Cacing dewasa, tinggal di antara lipatan mukosa usus halus, sehingga dapat
menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa tidak enak pada perut berupa mual serta sakit
perut yang tidak jelas.Kadang- kadang cacing dewasa dapat terbawa kea rah mulut karena
adanya kontraksi usus (regurgitasi) dan dimuntahkan keluar melalui mulut atau hidung.Pada
keadaan tertentu cacing dewasa mengembara ke saluran empedu, apendiks, kadang-kadang
dapat masuk juga ke tuba eustachii ataupun terisap masuk ke bronkus.
Gangguan karena larva biasanya terjadi pada saat berada di paru, terutama pada orang
yang rentan terjadi perdarahan kecil di dinding alveolus dan timbul gangguan pada paru yang
disertai batuk, demam, dan eosinofilia. Pada foto toraks akan tampak infiltrat yang
menghilang dalam waktu 3 minggu. Keadaan tersebut disebut Sindrom Loeffler.
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga
memperberat keadaan malnutrisi dan penurunan status kognitif pada anak sekolah dasar.Efek
yang serius terjadi bila cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus
(ileus).
Pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara masal. Untuk perorangan
dapat digunakan beberapa obat misalnya piperasin, pirantel pamoat 10 mg/kg berat badan,
dosis tunggal mebendazol 500 mg atau albendazol 400 mg.
Cacing Tambang
Necator americanus dan Ancylostoma deudonale merupakan cacing tambang yang
paling utama menginfeksi manusia
Necator Americanus
1. Morfologi dan Siklus Hidup
Habitat, dalam usus terutama di daerah jejunum, sedangkan pada infeksi berat dapat
tersebar sampai ke kolon dan duodenum. Manusia merupakan hospes definitf tempat cacing
ini tidak membutuhkan tuan rumah perantara.
Cacing dewasa yang masih hidup berwarna putih abu-abu sampai kemerah-merahan,
kedua spesies ini diatas mempunyai morfologi mirip satu sama lainnya, perbedaan yangkhas
antara lain bentuknya terutama pada cacing betina, pada Necator americanus menyerupai
huruf S sedangkan pada Ancylostoma duodenale menyerupai huruf C. Bagian yang dapat
dpakai untuk mengidentifikasi kedua cacing tambang diatas antara lain bagian anterior,
terdapat buccal capsule (rongga mulut) sedangkan pada ujung posterior cacing jantan
terdapat bursa kopulasi, suatu membran yang lebar dan jernih, berfungsi memegang cacing
betina pada waktu kopulasi pada kloaka terdapat dua buah spikula yang dapat pula
membedakan spesies cacing tambang.
Necator americanus memiliki buccal capsule yang sempit, pada dinding ventral
terdapat sepasang benda pemotong berbentuk bulan sabit (semilunar cutting plate) sedangkan
sepasang lagi kurang nyata terdapat pada dinding dorsal. Cacing jantan berukuran 7-9 mm x
0,3mm , memiliki bursa kopulasi bulat dengan dorsal rays dua cabang. Didapat dua spikula
yang letaknya berdempetan serta unjungnya terkait. Cacing betina, memiliki ukuran 9-11mm
x 0,4mm , pada ujung posterior tidak didapatkan spina kaudal, vulva terletak pada bagian
anterior kira-kira pertengahan tubuh.
Bentuk telur Necator americanus tidak dapat dibedakan dari Ancylostoma
duodenale.Jumalah telur perhari yang dihasilkan seekor cacing betina Necator americanus
sekitar 9000 10.000.
Telur keluar bersama tinja pada tanah yang cukup baik, suhu optimal 23-33 oC, dalam
24-48 jam akan menetas, keluar larva rhabiditiform yang berukuran (250-300)x 17m. Larva
ini mulutnya akan terbuka dan aktif memakan sampah organik atau bakteri pada tanah sekitar
tinja. Pada hari kelima, berubah menjadi larva filariform yang infektif.Larva ini ini tidak
makan, mulutny atertutup, esofagus panjang, ekor tajam, dapta hidup pada tanah yang baik
selama dua minggu. Jika larva menyentuh kulit manusia, biasanya pada sela antara 2 jari kaki
atau dorsum pedis, melalui folikel rambut, pori-pori kulit ataupun kulit yang rusak, larva
secara aktif menembus kulit masuk kedalam kapiler darah , terbawa aliran darah, kemudian
terjadi seperti pasa Ascaris lumbricoides. Waktu yang diperlukan dalam pengembaraan
sampai ke usus halus membutuhkan waktu kira-kira 10hari.Cacing dewasa dapat hidup
selama kurang lebih 10 tahun.Infeksi peroral jarang terjadi, tapi larva juga dapat masuk ke
dalam badan melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi.
2. Penyebaran
Kosmopolit, terutama didaerah khatulistiwa pada daerah pertambangan.Tanah yang
peling baik untuk berkembangnya telur dan larva, yaitu tanah pasir, tanah liat atau lumpur
yang tertutup daun, terhindar darisinar matahari langsung dan juga terhindar dari pengeringan
atau basah berlebih.Terdapat diperkebunan kopi, karet serta di pertambangan-
pertambangan.Paling sering menyarang orang dewasa teruama laki-laki.Di Indonesia lebih
sering infeksi oleh Necator americanus daripada Ancylostoma duodenale.
3. Patologi dan Klinik
Infeksi cacing tambang hakikatnya adalah infeksi menahun sehingga sering tidak
menimbulkan gejala akut.Kerusakan jaringan dan gejala penyakit dapat disebabkanm baik
oleh larva maupun oleh cacing dewasa. Larva menembus kulit membentuk maculopapula dan
eritem, sering disertai rasa gatal yang hebat, disebut ground itch atau drew itch. Waktu larva
berada dalam jumlah banyak atau pada orang yang sensitif dapat menimbulkan pneumonitis.
Cacing dewasa melekat dan melukai mukosa usus, menimbulkan persaan tidak enak
di perut, mual , diare. Seekor cacing dewasa menghisap darah 0,2 0,3ml sehari sehingga
dapat menimbulkan anemia yang progresif, hipokrom, mikrositer, tipe defisiensi besi.
Biasanya gejala klinik timbul setelah tempak adanya anemi.Pada infeksi berat, Hb dapat
turun sampai 2gr%, penderita merasa sesak nafas waktu melakukan kegiatan, lemah dan
pusing kepala.Terjadi perubahan pada jantung yang mengalami hipertrofi, adanya bising
katup serta nadi cepat. Keadaan demikian akan dapat menimbulkan kelemahan jantung. Jika
terjadi pada anak dapat menimbulkan keterbelakangan fisik dan mental.Infek Ancylostoma
duodenale lebih berat dari Necator americanus
5. Pengobatan
Tettrachorethylen merupakan obat pilihan untuk Necator americanus dan cukup
efektif untuk Ancylostoma duodenale.Diberikan dalam dosis tunggal 0,10-0,12mg/kg BB,
dengan dosis maksimal 4mg. Mebendazole, dosis dan cara pengobatan sama dengan pada
trichuriasis. Albendazole dan pyrantel pamoate, dosis dan cara pengobatannya sama dengan
penderita ascariasis. Bitoskanat dengan dosisi tunggal pada orang dewasa 150mg. Befenium
hidroksinaftoat, efektif bagi kedua spesies terutama untuk Ancylostoma duodenale.Diberikan
dengan dosisi 5gr per hari selama tiga hari berturut-turut.
Siklus Hidup Cacing Kremi
Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum usus besar dan diusu halus yang berdekatan
dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid
mengandung 11.000 15.000 butir telur, bermigrasi kedaerah perianal untuk bertelur dengan
cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga jarang
ditemukan di dalam tinja. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah
dikeluarkan, pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam
keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari.
Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah
kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur. Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan
telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali
keusus besar. Bila telur matang yang tertelan, telur menetas di duedenum dan larva
rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum.
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai
menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke dareha perianal, berlangsung kira-kira 2
minggu sampai 2 bulan. Mungkin hanya berlangsung selama 1 bulan karena telur-telur cacing
dapat ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan.
Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri (self limited). Bila tidak ada reinfeksi, tanpa
pengobatan infeksi dapat berakhir.

C. GEJALA CACING KREMI


Entrobiasis relatif tidak berbahaya, jarang menimbulkan lesi yang berarti. Gejala klinis yang
menonjol disebabkan iritasi disekitar anus, perineum dan vagina oleh cacing betina gravid
yang bermigrasi kedaerah anus dan vagina sehingga menyebabkan pruritus lokal.. Oleh
karena cacing bermigrasi kedaerah anus dan menyebaban pruritus ani maka penderita
menggaruk daerah sekitar anus sehingga timbul luka garuk disekitar anus.
Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari hingga penderita terganggu tidurnya dan
menjadi lemah. Kadang-kadang cacign dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian
proksimal sampai ke lambung, esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan
didaerah tersebut. Cacing betina gravid mengembara dan dapat bersarang di vagina dan di
tuba falopi sehingga menyebabkan radang disaluran telur. Cacing sering ditemukan
diapendiks tetapi jarang menyebabkan appendisitis.
Beberapa gejala karena infeksi cacing Enterobiasis vermicularis dikemukakan oleh beberapa
penyelidik yaitu kurang nafsu makan, berat badan turun, aktifitas meninggi, enuresis, cepat
marah, gigi menggeretak, insomnia dan masturbasi, tetapi kadang sukar untuk membuktikan
hubungan sebab dengan cacing kremi.
Infeksi cacing kremi ringandengan hanya sejumlah kecil cacing dewasa dalam tubuhtidak
ada gejala. Gejala-gejala muncul dengan moderat atau infeksi berat. Beberapa minggu setelah
menelan telur cacing kremi, cacing betina dewasa bermigrasi dari usus ke daerah sekitar
anus, di mana mereka bertelur. Migrasi biasanya terjadi pada malam hari. Migrasi ini
menyebabkan:
Gatal-gatal di daerah anal atau vaginal
Insomnia, lekas marah dan gelisah
Gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti sebentar-sebentar sakit perut dan
mual

Siklus cacing cambuk


telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut tenjadi
matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada
tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Cara infeksi langsung bila secara
kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan
masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus distal
dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing tidak mempunyai siklus
paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa
betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.
Gejala klinis Trichuriasis
Infeksi ringan tidak menyebabkan gejala klinis ynag khas. Pada infeksi berat dan
menahun menyebabkan disentri, prolapsus rekti, apendisitis, anemia berat,
mual, muntah. Disentri yang terjadi dapat menyerupai amoebiasis.infeksi pada
umumnya ringan samapai sedang dengan sedikit/tanpa gejala. Perkembangan
larva Trichuris di dalam usus biasanya tidak memberikan gejala klinik yang
berarti walaupun dalam sebagian masa perkembangan larvanya memasuki
mukosa intestinum tonue. Proses yang berperan dalam menimbulkan gejala
adalah trauma oleh cacing dan dampak toksik. Trauma pada dinding usus terjadi
karena cacing ini membenamkan kepalanya pada dinding usus. Cacing ini
biasanya menetap pada sekum. Pada infeksi yang ringan kerusakan dinding
mukosa usus hanya sedikit.

Pengertian Bakteri Staphylococcus aureus


Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan
mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur.
. Patogenitas
Sebagian bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal pada kulit, saluran
pernapasan, dan saluran pencernaan pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan di udara dan
lingkungan sekitar Staphylococcus aureus yang patogen bersifat infasi, menyebabkan
hemolisi, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol.
Infeksi Staphylococcus aureus di tandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses
bernanah. Beberapa penyakit infeksi yamh disebabkan Staphylococcus aureus adalah jerawat,
bisul, impetigo dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis,
plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. Staphylococcus
aureus juga dapat menyebabkan utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan
sindroma syok toksik.
. Pengobatan
Pengobatan terhadap infeksi S. aureus dilakukan melalui pemberian antibiotik,
yang disertai dengan tindakan bedah, baik berupa pengeringan abses maupun
nekrotomi. Pemberian antiseptik lokal sangat dibutuhkan untuk menangani furunkulosis
(bisul) yang berulang. Pada infeksi yang cukup berat, diperlukan pemberian antibiotik
secara oral atau intravena, seperti penisilin, metisillin, sefalosporin, eritromisin,
linkomisin, vankomisin, dan rifampisin. Sebagian besar galur Stafilokokus sudah
resisten terhadap berbagai antibiotik
tersebut, sehingga perlu diberikan antibiotik berspektrum lebih luas seperti
kloramfenikol, amoksilin, dan tetrasiklin.

Karakteristik bakteri gram positif :


*Memiliki cytoplasmic lipid membrane
*Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
*Terdapat asam teichoic dan lipoid yang membentuk lapisan asam lipoteichoic yang berguna
untuk chelating agen dan untuk adhesi tipe tertentu.
*Beberapa spesies memiliki kapsul polisakarida
*Beberapa spesies memiliki flagellum
*Jika terdapat akan diperkuat oleh 2 cincin, berbeda dengan bakteri gram negative yang
flagellumnya diperkuat oleh 4 cincin.

Staphylococcus
Streptococcus
Enterococcus
Bacillus
Corynebacterium
Nocardia
Clostridium
Actinobacteria
Listeria

Karakteristik bakteri gram negative :


*Memiliki Cytoplasmic membrane
*Lapisan peptidoglikan tipis
*Memiliki membran tambahan diluar lapisan peptidoglikan yang dipisahakan oleh spasium
periplasmik.
*Membran luar terdiri atas Lipopolisakarida (LPS) yang tersusun oleh lipid A, inti
polisakarida, antigen O
*Terdapat porin di membran luar sebagai pori-pori untuk molekul tertentu.
*Memiliki S-layer (Surface layer) yang melekat langsung pada membran luar.
*Jika memiliki flagella, maka akan disokong oleh 4 buah cincin.
*Tidak memiliki asam teichoic ataupun asam lipoteichoic.
*Lipoprotein merekat pada polisakarida.

~ Bakteri Gram Negatif


Escherichia Coli
Salmonella
Sigella
Pseudomonas
Moraxella
Helicobacter
Stenotrophomonas
Bdellovibrio
Bakteri asam asetat
Legionella
Alpha-proteobacteria Wolbachia
Cyanobacteria
Spirochaeta
green sulfur & green non-sulfur bacteria.

Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri gram positif dan bakteri gram
negative adalah
sebagai berikut :

Pembeda Bakteri gram positif Bakteri gram negatif

Dinding sel : lebih tebal lebih tipis


Lapisan peptidoglikan 1-4 % 11-22%
Kadar lipid

Resistensi terhadap alkali tidak larut larut


(1% KOH)

Kepekaan terhadap Iodium lebih peka kurang peka

Toksin yang dibentuk eksotoksin endotoksin

Resistensi terhadap tellurit lebih tahan lebih peka

Sifat tahan asam ada yang tahan asam tidak ada yang tahan asam

kepekaan terhadap penisilin lebih peka kurang peka


kepekaan terhadap tidak peka peka
streptomisin

Anda mungkin juga menyukai