PENDAHULUAN
1) Pencatataan atas jumlah, nilai, status dan kondisi barang masih kurang akurat.
3) Ketentuan yang tidak konsisten antara peraturan yang satu dengan yang lain.
Dalam sebuah institusi pemerintah, peraturan menjadi dasar yang sangat penting
dalam melaksanakan sebuah tindakan atau kegiatan, sehingga aturan yang
konsiten dan stabil sangatlah diperlukan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
aturan tersebut dapat berubah-ubah seiring dengan perkembangan kondisi,
kemajuan teknologi, serta perkemban sistem informasi.
Permasalahan akan timbul jika ketentuan yang mengatur hal yang sama antara
peraturan yang satu dengan peraturan yang lainnya berbeda, sebagai contoh
dalam PP No.27 Tahun 2014 Pasal 9 ayat (4) disebutkan bahwa Perencanaan
Kebutuhan kecuali untuk Penghapusan, berpedoman pada standar barang,
standar kebutuhan; dan/atau standar harga. Sedangkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2014, perencanaan kebutuhan BMN
berpedoman pada rensta K/L, standar barang, standar kebutuhan.
Peraturan yang baik adalah peraturan yang tidak bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi, tidak tumpang tindih dengan peraturan lain yang satu level,
mampu mengakomodasi kebutuhan akan peraturan, serta bisa teraplikasikan
dalam praktik. Selain itu, penambahan mekanisme birokrasi yang baru nanti
sebisa mungkin diharapkan tidak memperlambat proses penyusunan RKA-K/L
sehingga tidak kontraproduktif terhadap siklus APBN secara keseluruhan.
Pada akhirnya kesemua proses ini tidak akan berjalan jika Pengguna Barang/
Kuasa Pengguna Barang, Pengelola Barang, DJKN, dan DJA tidak memiliki
pemahaman yang sama mengenai pentingnya perencanaan kebutuhan yang
a. Menggunakan pertanyaan 5W + 1H
Pertanyaan 5W+1H ini digunakan untuk menggali semua informasi
mengenai barang yang dibutuhkan, sehingga dalam implementasinya
lebih mudah dan lebih terarah. Pertanyaan tersebut mencakup :
1) WHAT (Apa yang dibutuhkan)
Untuk mengidentifikasi jenis barang yang dibutuhkan secara umum,
misal : Lemari, Kendaraan Minibus, Personal Komputer, dam lain-
lain.
Score Kriteria
1 Sangat rendah
2 Rendah
3 Sedang
4 Tinggi
5 Sangat tinggi
Total score dari semua indikator ini kita simpulkan dalam proriotas sebagai
berikut :
Total Kriteria
Score Rendah
4-9 Rendah
10 15 Sedang
16 -20 Tinggi
1) Pencatataan atas jumlah, nilai, status dan kondisi barang masih kurang
akurat.
Pada kementerian/ Lembaga, informasi mengenai jumlah, nilai, status, dan
kondisi BMN telah dituangkan dalam sebuah sistem inormasi yang disebut
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN), dan penanggungjawab pencatatan dan inventarisasi BMN tersebut
adalah Kuasa Pengguna Barang, yang dalam hai ini adalah Kepala Kantor
dalam lingkungan Kementerian/ Lembaga (Pasal 7 ayat (2)c. PMK Nomor
150/PMK.06/2014).
Dalam penyusunan RKBMN untuk pengadaan BMN, Pengguna Barang/
Kuasa Pengguna Barang harus memperhatikan ketersediaan BMN yang
ada, dan penyusunan RKBMN untuk pemeliharaan BMN, Pengguna Barang/
Kuasa Pengguna Barang harus memperhatikan daftar barang yang memuat
informasi mengenai status barang dan kondisi barang (Pasal 8 ayat (1) dan
(2) PMK Nomor 150/PMK.06/2014). Namun pada kenyataan, masih banyak
pencatatan atas jumlah, nilai, status dan kondisi BMN yang masih kurang
3) Ketentuan yang tidak konsisten antara peraturan yang satu dengan yang
lain.
Dalam sebuah institusi pemerintah, peraturan menjadi dasar yang sangat
penting dalam melaksanakan sebuah tindakan atau kegiatan, sehingga
aturan yang konsiten dan stabil sangatlah diperlukan. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa aturan tersebut dapat berubah-ubah seiring dengan
perkembangan kondisi, kemajuan teknologi, serta perkemban sistem
informasi.
Permasalahan akan timbul jika ketentuan yang mengatur hal yang sama
antara peraturan yang satu dengan peraturan yang lainnya berbeda,
sebagai contoh dalam PP No.27 Tahun 2014 Pasal 9 ayat (4) disebutkan
bahwa Perencanaan Kebutuhan kecuali untuk Penghapusan,
berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan; dan/atau standar
harga. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
3.1. Kesimpulan
A. Pengelolaan BMN/BMD berdasarkan Pasal 3 ayat (2) PP Nomor 27 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah bahwa pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah meliputi : Perencanaan Kebutuhan dan
Penganggaran, Pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan, Pengamanan dan
Pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan, Pemusnahan, Penghapusan,
Penatausahaan, serta Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian.
B. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 6
tahun 2006 sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan
regulasi yang terbaru saat ini yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Hierarki lebih lanjut,
peraturan perundang-undangan yang mengaturnya adalah Peraturan Menteri
Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara sebagai
panduan pengelolaan barang milik negara serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri sebagai acuan pengelolaan Barang Milik Daerah (Permendagri Nomor
17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah
dan telah diubah dengan Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah).
C. Tahapan perencanaan kebutuhan Barang Milik Negara (BMN) adalah sebagai
berikut :
1) Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN);
RKBMN adalah dokumen perencanaan kebutuhan BMN untuk periode 5
(lima) tahun. RKBMN disusun oleh KPB, yang selanjutnya diteruskan
kepada Pengguna Barang dan disampaikan kepada Pengelola Barang
untuk mendapatkan persetujuan.
2) Penyusunan Rencana Kebutuhan Tahunan Barang Milik Negara
(RKTBMN);
RKTBMN adalah dokumen perencanaan kebutuhan BMN untuk periode 1
(satu) tahun. Konsep RKTBMN disusun oleh KPB, kemudian disampaikan
kepada Pengguna Barang untuk selanjutnya dimohonkan persetujuan dari
Pengelola Barang.
Nyemas et al. 2013. Pengelolaan Barang Milik daerah Pada Kabupaten Sintang.
Jurnal Tesis PMIS PSIAN. Universitas Tanjungpura. Pontianak. Error!
Hyperlink reference not valid..