Anda di halaman 1dari 5

1.

Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".

2. jika kita mencoba untuk ikhlas, kita akan merasakan :


1. bisa memaafkan orang lain tanpa memiliki dendam di hati
2. mengalah untuk menghargai orang lain
3. mempasrahkan, percaya tuhan tau yang terbaik
4. positif dalam berpikir
5. berusaha untuk menjadi lebih baik
6. rendah diri
7. bersikap bijaksana dalam menentukan pilihan
8. lebih dekat dengan tuhan
9. lapang dada dalam menghadapi ujian dari tuhan
10. bisa mengerti prasaan oranglain
3. Manfaat Utamanya adalah agar kita terhindar dari kesalahan saat membaca Al-Qur'an. Ketika
kita telah paham akan ilmu tajwid dan mau mengamalkannya, kemungkinan besar kita akan
terhindar dari kesalahan bacaan/kesalahan dalam membaca. Dan ketika kita belum paham ilmu
tajwid, maka kemungkinan akan ada kesalahan dalam membaca Al-Qur'an.
4. a. Pengertian Isyraf, Yang dimaksud dengan isyraf ialah sutu sikap jiwa yang memperturutkan
keinginan yang melebihi semestinya. Seperti makan terlalu kenyang, berpakaian terlalu dalam
menybabkan menyapu lantai atau tanah, Menguber hawa nafsu yang berlebihan, sehingga dapat
melanggar norma-norma Susila, agama, dan hukum

b.Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal
yang tidak perlu, atau disebut juga boros. Alah menganggap orang tersebut sebagai temannya
syetan

5. Allah SWT telah menjadikan bagian anak laki-laki dua kali lipat bagian anak perempuan, karena
tanggung jawab anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan, seperti menafkahi
dirinya, anakanaknya, istrinya, dan kerabat yang berada di bawah tanggungannya. Sedangkan
anak perempuan tidak demikian.
6. a. sebagai pengawal bagi penganut agama Islam
b. sebagai pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama Islam
c. sebagai penjaring kader-kader yang lebih baik
d. sebagai pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia internasional
e. sebagai perumus konsep pendidikan Islam
f. sebagai pengawal konten dalam media massa
g. sebagai organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi keagamaan

7. a. Mengabdi Kepada Allah SWT Sebagai Illah

Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-
Ku (QS Adzariyat : 54)

b. Menjadi Khalifah fil Ard dan Tidak Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

Tugas manusia adalah menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah sendiri bisa bermakna
pemimpin atau penggganti. Misi ini adalah

1. Manusia Menjadi Pemimpin-Pengelola di Muka Bumi

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui. (QS : Al Baqarah : 30)
2. Manusia Tidak Berbuat Kerusakan dan Melakukan Keadilan

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan (QS. Al-Qasas [28] : 77)

3. Menegakkan Keadilan Antar Sesama Manusia

Sebagaimana yang disampaikan di ayat berikut, bahwa keadilan dan hak-hak manusia perlu
dijaga keadilan dan keseimbangannya oleh umat manusia. Menjadi khalifah fil ard bukan hanya
mengurus alam dan kondisi sendiri, melainkan juga memperhatikan hak-hak hidup orang lain
dan berlaku adil. Hal ini menjaga kedamaian di muka bumi serta melangsungkan keadilan adalah
nilai-nilai dasar dari ajaran islam yang Rasulullah SAW ajarkan kepada umat islam.

Dan Syuaib berkata: Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan
janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat
kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. (QS. Hud [11] : 85)

Mengejar Tujuan Akhirat

Kehidupan di dunia adalah sementara. Untuk itu, dunia bukan tujuan akhir dari kehidupan
manusia dan juga bukan tujuan dari penciptaan manusia untuk tinggal di bumi. Kehidupan sejati
adalah di Akhirat nanti. Untuk itu Allah senantiasa menyuruh melakukan kebaikan untuk
mendapatkan pahala akhirat, menyampaikan kebahagiaan surga dan penderitaan neraka, serta
memotivasi di setiap ibadah dan perilaku kebaikan dengan balasan pahala. Untuk itu Allah
menuntun manusia menuju akhirat dengan memberikan petunjuk agama. Fungsi agama adalah
untuk menuntun manusia agar tidak terlena dengan kehidupan sementara dan senantiasa
mengejar akhirat.

1. Allah Menyuruh untuk Berlomba-lomba Mengejar Pahala Akhirat

Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamuberada, pasti Allah akan
mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu (QS Al
Baqarah : 148)

2. Segala Kebaikan akan Dibalas Pahala untuk Kehidupan Akhirat yang baik

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan (QS An Nahl : 97)

Pengertian Qadha dan Qadar


Menurut bahasa qadha memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak,
pemberitahuan, dan penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha adalah ketentuan atau
ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya), meliputi baik dan buruk, hidup dan mati,
dan seterusnya.
Menurut bahasa, qadar berarti kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah,
qadar adalah perwujudan ketetapan (qadha) terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan
makhluk-Nya yang telah ada sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya. Qadar disebut juga
dengan takdir Allah SWT yang berlaku bagi semua makhluk hidup, baik yang telah, sedang,
maupun akan terjadi.

1. Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan


maksiat karena takut akan azab pada hari tersebut.

2. Memberikan kabar gembira kepada orang yang beriman, bahwa kenikmatan dan
kesenangan yang belum diperolehnya didunia akan diterima diakhirat.

3. Hikmah Di Balik Demo 411 :

4. Di balik peristiwa demo 411 sebagai reaksi terhadap pidato Ahok yang diduga
mengandung penistaan agama, ada beberapa hikmah sebagai berikut :

5. 1. Semua pemimpin tidak boleh berujar dengan kalimat kotor, yang dapat memicu
kemarahan orang lain, apalagi sampai menciptakan kegaduhan di tengah ketentraman
masyarakat bangsa. Pemimpin itu mempunyai tugas menentramkan masyarakat, bukan
mengguncangkannya. Kegaduhan yang berpotensi mengancam keutuhan negara itu gara-
gara ucapan lisan yang menyinggung perasaan orang banyak. Ada pepatah, di sisi lain
dianggap sabda Nabi SAW, yang berbunyi :

6.

7. Keselamatan manusia itu terletak pada pengendalian ucapan lisan.

8. Demikian juga pemimpin tidak boleh mengucapkan sesuatu yang menjadi kontroversi
dan mengundang spekulasi.

9. :
: :

10. Dari Al-Mughirah bin Syubah, berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya
Allah membenci tiga hal bagi kalian : issue yang tidak jelas, banyaknya tuntutan dan
penghamburan harta benda.

11. 2. Bahwa untuk merajut kesatuan bangsa dan negara yang berpotensi terancam
perpecahan, seorang Kepala Negara harus melakukan komunikasi intensif dan
silaturahim berkesinambungan kepada ormas-ormas besar yang memiliki basis massa
sampai tingkat akar rumput seperti Nahdlatul Ulama (NU), tidak hanya dilakukan pada
saat genting saja, karena ormas besar itu merupakan modal sosial yang sangat penting,
dan modal sosial itu terbukti melampaui modal ekonomi dan modal politik. Modal sosial
yaitu bagaimana membangun interaksi hubungan dengan semua kekuatan di tengah
masyarakat bangsa. Dan hal itu telah dilakukan oleh Presiden RI, meski ketum PBNU
menganggapnya agak terlambat.

12. 3. Sudah saatnya pemerintah memberikan rasa keadilan kepada rakyat secara
menyeluruh, tanpa menutup-nutupi persoalan dengan mengalihkan issu, dan tanpa adanya
diskriminasi antara semua elemen bangsa.

13. 4. Pemerintah mulai menyadari bahwa keberadaan NU sebagai ormas terbesar yang
berhaluan Ahlissunnah Waljamaah dan juga berwawasan kebangsaan harus diakui
sebagai penyejuk kondisi bangsa yang sedang memanas, dan sebagai penyangga utama
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

14. 5. Pemerintah mulai menyadari bahwa lalu lintas penyebaran berita, informasi, tulisan,
artikel, postingan dan lain sebagainya di media sosial memerlukan peraturan yang
mengendalikannya, meskipun sudah ada UU IT, agar tidak menjadi penyebab adanya
potensi perpecahan bangsa.

15. 6. Seharusnya pula pemerintah mulai menyadari bahwa keberadaan organisasi Islam yang
mengusung Khilafah Islamiyah dan anti NKRI harus ditinjau ulang.

Kita bisa mengambil pembelajaran besar dari rentetan peristiwa yang telah berlalu. Salah
satu hikmah yang bisa kita petik adalah semangat nasionalisme dan pluralisme
masyarakat itu semakin terjaga. dewasa dalam menanggapi berbagai isu provokatif.

Paradoks yang mengidentikan Islam dengan kekerasan, radikalisme, terorisme, jatuh satu
persatu bak daun yang berguguran lewat cerminan aksi damai yang digelar oleh ummat
muslim.

Anda mungkin juga menyukai