Anda di halaman 1dari 10

BAB I

ISI
1.1 Fungsi Bimbingan Dan Konseling
Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face)
oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah
(disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat
memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau
kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun
keuntungan-keuntungan dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, yaitu :
1. Fungsi pemahaman
fungsi bimbingan dan konseling yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu
untuk pengembangan dan pemacahan masalah peserta didik meliputi pemahaman diri dan
dan lingkungan peserta didik. Pemahaman yang harus perlu dihasilkan oleh pelayanan
bimbingan dan konseling dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Pemahaman tentang klien
b) Pemahaman tentang masalah klien
c) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
2. Fungsi pencegahan
a) Pengertian pencegahan
Pencegahan didefinisikan sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan
bijaksana lingkungan yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian sebelum
kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi (horner & McElhaney, 1993). Dalam
definisi itu perhatian terhadap lingkungan mendapatkan pemahaman
utama.Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh positif terhadap individu.
Oleh karena itu, lingkungan harus dipelihara dan dikembangkan.
Berkenaan dengan upaya pencegahan, George Albee mengemukakan rumus sebagai
berikut :

O+ S
KM =
1+2+3

Keterangan : KM = kondisi bermasalah


O = factor organic

1 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


S = stress
1 = kemampuan memecahkan masalah
2 = penilaian positif terhadap diri sendiri
3 = dukungan kelompok
Secara verbal rumusan tersebut mengungkapkan bahwa makin kuat gabungan kondisi
factor organic dan stress akan meningkatkan kondisi bermasalah pada diri individu,
apabila factor kemampuan memecahkan masalah, self esteem, dan dukungan
kelompok konstan (tetap).
b) Upaya pencegahan
Sejak lama telah timbul dua sikap yang berbeda terhadap upaya pencegahan,
khususnya dalam bidang kesehatan mental, yaitu sikap skeptic dan optimistic
(hornet& McElhaney).
Mereka yang bersikap skeptic itu menganggap bahwa gangguan mental emosional itu
tidak dapat dicegah.Lebih-lebih gangguan mental emisonal yang terkait dengan
kondisi biologis individu, kondisi biologis itu memang sudah ditentukan demikian,
tidak dapat diubah ataupun diperbaiki.Lebih jauh, mereka juga menganggap bahwa
upaya pencegahan itu tidak praktis.Sebaliknya, golongan yang bersifat oftimistik
menganggap bahwa upaya pencegahan itu sangat penting dan pelaksanaannya mesti
diusahakan.Mereka sangat menekankan pengaruh hubungan tibal balik antara
lingkungan dan organisme (individu) terhadap individu yang bersangkutan.
Arah upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh konseler adalah:
1. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalu dibeikan akan berdampak negative
terhadap individu yang bersangkutan.
2. Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien.
3. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang diperlukan dan
mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya.
4. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan
resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
5. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
Konseler berusah secara positif dan bijaksana menghubungi dan membicarakan denga
pihak-pihak yang bersangkutan dengan lingkungan klien itu.Dalam pembicaraan itu
mudah-mudahan dapat diambil keputusan dan kebijaksanaan oleh pihak-pihak yang
berwenang untuk mengubah dan megabaikan sebagian atau seluruh unsur lingkungan
yang dimaksudkan itu. Demikaian pula untuk pelayanan bimbingan dan konseling di
luar sekolah kegiatan politik dapat dilakukan konselor untuk mengubah kondisi

2 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


lingkungan kerja, hubungan kerja antara karyawan dan pimpinan, kondisi rumah
tangga, hubunga antara anggota keluarga, dan lain sebagainya.
Secara operasional konselor perluh menampilkan kegiatan dalam rangka pelaksanaan
fungsi pencegahan. Kegiatannya antara lain dapat berupa program-program nyata.
Secara garis besar, program-program tersebut dikembangkan, disusun dan
diselenggarakan melalui tahp-tahap:
1. Identifikasi permasalahan yang mungkin timbul
2. Mengidentifikasi dan menganalisis sumber-sumber penyebab timbulya masalah-
masalah.
3. Mengidentifikasi pihak-pihak yang dapat membantu pencegahan masalah
tersebut.
4. Menyusun rencana program pencegahan.
5. Pelaksanaan dan monitoring.
6. Evaluasi dan laporan.
3. Fungsi Pengentasan
Secara sederhana kesejajaran antara fungsi penyembuhan pelayanan dokter dan fungsi
pengentasan pelayanan konselor adalah sebagaimana terlibat pda bagan berikut
Pelayanan dokter pelayanan konselor

pasien klien

pemeriksaan

resep Proses konseling

Aplikasi obat Aplikasi hasil


konseling

Penyakit sembuh Masalah


terentaskan
Proses penyembuhan penyakit nelalui pelayanan doktermenekankan pada kegunaan obat-
obat yang menurut keyakinan dokter cukup manjur. Obat-obat ini merupakan unsur fisik
yang berada di luar diri pasien.Berbeda dari itu, proses pengentasan masalah melalui
pelayanan konselor tidak mengadak unsur-unsur fisik yang di luar dari klien, tetapi
menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada di dalam diri klien sendiri.Kekuatan

3 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


kekuatan (yang pada dasarnya ada) itu dibangkitkan, dikembangkan, dan digabungkan
untuk sebesar-besarnya dipakai menanggulangi masalah yang ada. Disamping itu, tahap
aplikasi hasil konseling dan masalah terentaskan yang pada bagan diatas terpisah dari
tahap proses konseling, seringkali terjadi justru dalam proses konseling itu sendiri
sehingga dengan demikian, proses konseling merupakan proses terpaduh sebagai wadah
penetasan masalah.
a. Langkah-langkah penentasan masalah
Upaya penentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap
masalah adalah unit.
b. Penentasan masalah berdasarkan diagnosis
Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan
jenis penyakit dengan meneliti gejala-gejalnya. Sejak tahun 40-an, Bordin memakai
konsep diagnostik yang mirip dengan pengertian medis itu dalam pelayanan
bimbingan dan konseling.Pengertian diasnistik yang dipakai oleh Bordin itu lebih
lanjut dikenal sebagai diagnostic pengklasifikasian. Dalam upaya diasnostik itu
masalah-masalah diklasifikasi, dilihat sebabnya, dan ditentukan cara pengentasannya.
Tabel 1
Klasifikasi masalah , sebabnya, dan cara pengentasannya
Klasifikasi Masalah Sebab Cara Pengentasannya
Sikap tergantung Klien belum belajar untuk Konselor membantu klien
bertanggung jawab dalam agar merasa sanggup
pemecahan masalah menghadapi masalah
sendiri. dalam hidupnya sehari-
hari dan memperoleh
pengalaman langsung
untuk memunginkannya
Kekurangan informasi
tidak lagi tergantung pada
Pengalaman yang dimiliki
orang lain.
klien selama ini tidak
Konselor memberikan
memadai lagi untuk
informasi yang diperlukan
Terjadi konflik dalam diri mengatasi permasalahan
klien atau langsung
sendiri yang dihadapinya.
membawa klien ke sumber
Dua atau lebih perasaan
informasi yang dimaksud.

4 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


dab keinginan yang
Konselor membnatu klien
berlainan arah mendorong
untuk mengenali dan
Kecemasan dalam konflik dalam diri klien.
menerima perasaan-
memilih
perasaan dan keinginan-
keinginannya yang
Klien tidak mampu
berlainan arah itu sehingga
menghadap dan menerima
konflik itu teratasi.
Tidak ada masalah *)
suasana berat (dalam
Konselor membantu klien
memilih) yang tak
menyadari dan menerima
terelakan.
masalah yang dihadapinya
Klien membutuhkan
itu dan selanjutnya
dukungan terhadap
membuat suatu keputusan.
keputusan yang telah
Konselor memberikan
diambilnya, atau ingin
dorongan dan dukungan
mengecek apakah ia
kepada klien.
bertindak di jalur yang
benar.

perkembangan lebih lanjut menggarisbawahi bahwa model diagnosis yang diterimah


dalam playanan bimbingan dan konseling adalah model diagnosis pemahaman, yaitu
yang mengupayakan pemahaman masah klien, yaitu pemahaman terhadap seluk beluk
masalh klien, termasuk di dalamnya perkembangan dan sebab-sebab timbulnya
masalah. Tiga dimensi diagnosis yaitu:
1. Diagnosis mental atau psikologis
Diagnosis ini mengarah pada pemahaman tentang kondisi mental atau
psikologolis klien.
2. Diagnosis sosio-emosional

5 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


Diagnosis ini mengacu kepada hubugan social klien dengan orang-orang yang
amat besar pengaruhnya terhadap klien.
3. Diagnosis instrumental
Diagnosis ini berkenaan dengan kondisi atau prasyarat yang diperlukan terlebih
dahulu sebelum individu mampu melakukan atau mencapai sesuatu.
c. Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling
Sejumlah ahli telah mengantarkan berbagai teori konseling, antara lain teori ego-
konseling yang didasarkan pada tahap perkembangan psikososial menurut Erikson,
pendekatan transaktional analisys dangan tokohnya Erik Berne, pendekatan
konseling berdasarkan self-theory dengan tokohnya Carl Rogers, gestalt conseling
dengan tokohnya Frita Perlf, pendekatan konseling yang bersifat behavoristik yang
didasarkan pada pemikiran tentang tingkah laku oleh B.F. Skinner, pendekatan
kondisioner dalam konseling dalam bentuk reality therapy dengan tokohnya William
Glasser dan rational emotive dengan tokohnya Albert Ellis(dalam Hansen, dkk.,1977)
; dan brammel dan shastrom, 1982).
Masing-masing teori konseling itu dilengkapi dengan teori tentang pribadian individu,
perkembangan tingkah laku individu yang dianggap sebagai masalah, tujuan
konseling, serta proses dan teknik-teknik khusus onseling.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang
telah dicapai masalah ini.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan pengembangan
diaksanakan melalui berbagai pengaturan, kegiatan, dan program.
Tugas-tugas dan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan, apalagi pemeliharaan dan
pengembangan individu manusia yang sejenak aspek dan sangkut pautnya sangat
bervariasi dan kompleks, tidak dapat berdiri sendiri.Demikianlah, fungsi pemeliharaan
dan pengembangan dalam bimbingan dan konseling tidaklah mungkin berdiri sendiri.
Memperhatikan kayitan antara keempat fungsi bimbingan dan konseling, fungsi
pemeliharaan dan pengembangan tanpaknya bersifat lebih umum dan dapat terkait pada
ketiga fungsi lainnya. Dengan demikian, sewaktu konselor menjalankan fungsi
pemahaman, pencegahan atau mengentasan, ia perlu menyadari bahwa pelayanan yang
diberikannya itu sebenarnya juga mengemban fungsi pemliharaan dan pengembangan.

6 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


Pemeliharaan dan pengembangan segenap potensi individu dalam keempat dimensi
kemanusiaannya.

1.2 Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling


Dalam pelayanan bimbngan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber
dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian, dan pengalaman praktis tentang hakikat
manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks social budayanya,
pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Berikut ini dicatatkan sejumlah prinsip bimbingan dan konseling yang diramu dari
sejumlah sumber ( Bernard& Fullmer, 1969 dan 1979; Crow & Crow, 1960; Miller &
Frueh Ling, 1978).
1. Prinsip- prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara
perorangan maupun kelompok. Variasi dan keunikan keindividulan, aspek-aspek pribadi
dan lingkungan, serta sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya it
mendorong dirumuskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut :
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis
kelamin,suku, bangsa,agama, dan status social ekonoi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
terbentuk dari berbagai aspek kepibadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu
pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan
pribadi individu.
c. Untuk mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan
individu itu sendiri perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan
berbagai kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya.
d. Setiap aspek pola kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung factor-
faktor yang secara potensial megarah kepada sikap dan pola-pola tingkah laku yang
tidak seimbang.
e. Meskipun indivdu yang satu dan lainnya adalah serupa dalam berbagai hal, perbedaan
individu harus dipahami dan dipertimbangkan dalam langkah upaya yang bertujuan
memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu-individu tertentu, baik mereka
itu anka-anak, remaja taupun orang dewasa.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu

7 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


Bebagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah
selalu positive. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal itu adalah :
a. Meskipun pelayanan bimbingan dan konseling menjangkau setiap tahap dan bidang
perkembangan dan kehidupan individu.
b. Keadaan social, ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan merupakan factor
salah satu pada diri individu dan hal itu semua menuntut perhatian saksama dari pada
konselor dalam mengentaskan masalah klien.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan bimbingandan konseling itu adalah
sebagai berikut:
a. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan
pengembangan; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan
dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara
menyeluruh.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi
lembaga, kebutuhan individu dan masyarakat.
c. Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara
berkesinambungan kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa.
d. Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang
teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta
mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan dan pelaksanaannya.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan layanan
Prinsip-prinsip berkenaan dengan hal-hal tersebut adalah :
a. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu.
b. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendaknya dilakukan oleh klien
hendaklah atas kemampuan kalian sendiri.
c. Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahn khusus tersebut.
d. Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan professional.
e. Guru dan orang tua memilki tanggungjawab yang berkaitan dengan pelayanan
bimbingan dan konseling.
f. Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan.
g. Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh
mungkin memenuhi tuntunan individu, program pengukuran dan penilaian terhadap
indiividu hendaknya dilakukan, dan himpunann data yang memuat hasl pengukuran
dan penilaian itu dikembangkan dan dimanfaatkan dengan bail.

8 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


h. Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan
individu dengan lingkungannya.
i. Penilaian periodic perlu dilakukan terhadap program yang sedang berjalan.
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling di sekolah
Dalam kaitan ini Belkin (1975) menegaskan enam prinsip untuk menegakkan dan
menumbuhkembangkan pelayannan bimbingan dan konseling.
Pertama, konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas,
dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut.
Kedua, konselor harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu
keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa.
Ketiga, konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor
professional dan menerjemahkan peranannya itu kedalam kegiatan nyata.
Keempat, konselor bertanggug jawab kepada semua siswa, baik siswa-siwa yang gagal,
yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah yang mengalami
permasalahn emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang
memiliki bakat istimewa.
Kelima, konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu
siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa-siswa
yang menderita gangguan emosional.
Keenam, konselor harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah,
memberikan perhatian dan peka terhadapp kebutuhan, harapan, dan kecemasan-
kecemasannya.

BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
1. Fungsi bimbingan dan konseling dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : fungsi
pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi pemeliharaan dan
pengembangan
2. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil-hasil teori dan
praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggara
pelayanan.
3. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah
individu, program dan penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.

9 Bimbingan konseling| kimia regular 2014


DAFTAR PUSTAKA
prayitno,dkk. 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta : rineka cipta
http://juonorp.blogspot.co.id/2013/05/peran-guru-dalam-bimbingan-dan-
konseling.html

http://sarkomkar.blogspot.co.id/2009/02/fungsi-dan-prinsip-bimbingan-dan.html

10 Bimbingan konseling| kimia regular 2014

Anda mungkin juga menyukai