Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi Elektrokardiogram (EKG)


Definisi Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan
rekaman listrik jantung. Kelistrikan pada jantung dapat dicatat dan direkam melalui
elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Terdapatnya kelainan pada
kelistrikan jantung akan menimbulkan kelainan pada gambaran EKG (Nurhayati dalam
Rokhaeni, 2001).
Keadaan klinis yang dapat direkam oleh EKG diantaranya:
1. Aritmia jantung
2. Hipertrofi atrium dan ventrikel
3. Iskemia dan infark miokard
4. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti-aritmia
5. Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
6. Penilaian fungsi pacu jantung

B. Elektrofisiologi Sel Jantung


Permukaan luar sel otot jantung dalam keadaan istirahat bermuatan positif dan
bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membrane sel
ini kira-kira -90 miliVolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam
elektrofisiologi sel, yaitu kalium, natrium dan kalsium (Nurhayati dalam Rokhaeni,
2001).
Aksi potensial merupakan terjadinya proses depolarisasi dan repolarisasi. Proses
terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Setelah
depolarisasi terjadi pengembalian muatan ke keadaan semula, proses ini dinamakan
repolarisasi. Aksi potensial dibagi dalam 5 fase sesuai dengan elektrofisiologis yang
terjadi, yaitu:
1. Fase 0 (fase depolarisasi)
Menggambarkan arus masuknya natrium dari luar sel kedalam dengan cepat.
Akibatnya muatan dalam sel menjadi positif sedangkan diluar sel menjadi negatif
2. Fase 1
Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan potensial dalam
sel ke 0 miliVolt, hal ini terutama akibat penutupan saluran Natrium

3. Fase 2
Ion kalsium bergerak masuk kedalam sel otot jantung dengan laju yang relatif lebih
lambat dan menyebabkan keadaan stabil yang agak lama sesuai dengan masa refrakter
absolute dari miokardium
4. Fase 3
Fase pengembalian potensial intrasel ke potensial istirahat, akibat pengeluaran kalium
dari dalam ke luar sel sehingga mengurangi muatan positif di dalam sel
5. Fase 4
Disebut fase istirahat, dimana bagian dalam sel otot bermuatan negatif dan bagian luar
bermuatan positif. Dengan demikian sel tersebut mengalami polarisasi

C. Sandapan EKG
Ada 12 macam titik sadapan (lead) EKG, seperti yang diperlihatkan dalam
Gambar di bawah ini. Sadapan ini terdiri atas (Thaler, 2009):
1. Sadapan Einthoven, terdiri atas tiga sadapan yaitu sadapan I, II, dan III (Gambar 2)
2. Sadapan Goldberger augmented (Gambar 4), terdiri atas tiga sadapan yaitu VR, VL,
dan VF (atau disebut juga aVR, aVL, dan aVF)
3. Sadapan precordial (sadapan dada) seperti pada gambar 3 , terdiri atas enam sadapan
yaitu V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.

D. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan
vertical dengan jarak 1 mm (1 kotak kecil), dan garis yang tebal terdapat pada setiap 5
mm (kotak besar). Garis horizontal menggambarkan waktu dimana 1mm = 0,04 detik,
sedangkan 5mm = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase dimana 1 mm = 0,1
miliVolt, sedangkan setiap 10mm = 1 miliVolt.
Kecepatan gerak dari kertas elektrokardiografis adalah 25 mm perdetik. Defleksi
dari pena yang mencatat pada kertas setinggi 10 mm sesuai dengan perbedaan tegangan
sebesar 1 mV. Pada keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar sehingga defleksi menjadi
20 mm ataupun diperkecil sehingga defleksi menjadi 5 mm. Perubahan kalibrasi ini
harus dicatat pada saat perekaman EKG agar tidak menimbulkan interpretasi yang salah
(Purnawan, 2012).

E. Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi
ventrikel, repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium biasanya tidak terlihat karena
intensitasnya yang kecil dan waktunya yang bersamaan dengan depolarisasi ventrikel
yang mempunyai intensitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG normal terdiri dari
gelombang P, Q, R, S, T dan kadang terlihat U serta terdapat beberapa interval dan
segmen EKG ((Nurhayati dalam Rokhaeni, 2001).
Gelombang P : gambaran proses depolarisasi atrium
Lebar < 0,12 detik
Tinggi < 0,3 mV
Selalu positif di lead II
Selalu negatif di Lead AVR
Gelombang QRS : gambaran proses depolarisasi ventrikel
Lebar 0,06 0,12 detik
Tinggi tergantung lead
Gelombang Q : deflektif negatif pertama pada gelombang QRS
Lebar < 0,04 detik
Tinggi atau dalam < 1/3 tinggi R

Gelombang R : defleksi positif pertama pada gelombang QRS


Positif di lead I, II, V5 dan V6
Kecil atau tidak sama sekali di lead AVR, V1, V2
Gelombang S : deflektif negative sesudah gelombang R
Terlihat dalam di lead AVR dan V1. Dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin
menghilang atau berkurang dalamnya
Gelombang T : gambaran proses repolarisasi ventrikel
Positif di lead I, II, V3 V6 dan terbalik di AVR
Gelombang U : gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Munculnya gelombang U diduga akibat repolarisasi lambat
sistem konduksi interventrikel
Interval PR : waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi atrium sampai pemulaan
depolarisasi ventrikel
Nilai normal 0,12 0,20 detik
Segmen ST
Normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekordial dapat bervariasi dari -0,5 - +2 mm.
segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi
F. Membaca EKG
1. Tentukan irama jantung : reguler atau ireguler
2. Tentukan frekuensi (HR)
300
FR = kotak besar (RR)

1500
FR= kotak kecil ( RR)

Frekuensi jantung dengan irama irreguler:


FiR= jumlah gel. R dalam 30 kotak besar x 10
3. Tentukan Axis atau sumbu jantung
Normal -300 sampai + 1100,
Menghitung selisih dari tinggi gelombang Q dan R pada AVF dan lead I
4. Menentukan semua gelombang dan segmen normal atau tidak
5. Tentukan ada tidaknya tanda iskemia atau infark miokard
6. Tentukan ada tidaknya tanda akibat gangguan lain seperti efek obat-obatan atau
gangguan keseimbangan elektrolit

G. Gambaran EKG pada Beberapa Keadaan Klinis


1. Tanda-tanda iskemik dan infark
Iskemik : Depresi segmen ST atau gelombang T terbalik
Infark : gelombang Q patologis
Fase akut : Q patologis, elevasi segmen ST
Fase subakut : Q patologis dan gelombang T terbalik
Fase old : Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali
Penentuan lokasi iskemia atau infark digunakan ketentuan sebagai berikut:
Anterior : kelainan pada V2 - V4
Anteroseptal : kelainan pada V1 V3
Anterolateral : kelainan pada lead 1, AVL, V5 V6
Extensive Anterior: kelainan pada lead I, AVL, V1 V6
Inferior : kelainan pada lead II, III, dan AVF
Posterior : kelainan pada V1 V2
(Ventrikel kanan: kelainan pada V1, V3R DAN V4R

2. Efek obat-obatan dan elektrolit


Digitalis: depresi segmen ST, interval PR memanjang, sinus bradikardi
Antiaritmia (terutama quinidine): interval QT memanjang
Hiperkalemia : gelombang T tinggi dan tajam
Hipokalemia : gelombang U yang nyata
Hiperkalsemia : interval QT memendek
Hipokalsemia : interval QT memanjang
3. Blok Arterioventrikuler (AV BLOCK) derajat 1
Irama : teratur
Frekuensi : umumnya normal antara 60-100 x/menit
Gelombang P : normal
Interval PR : memanjang, > 0,20 detik
Gelombang QRS : normal
4. Fibrilasi Atrial (AF)
Irama : tidak teratur
Frekuensi : bervariasi (bisa normal, lambat atau cepat)
Gelombang P : tidak dapat diidentifikasi, sering terlihat keriting
Interval PR : tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : normal (0,06 0,12 detik)
5. Fibrilasi Ventrikel (VF)
Irama : tidak teratur
Frekuensi : > 350 x/menit sehingga tidak dapat dihitung
Gelombang P : tidak ada
Interval PR : tidak ada
Gelombang QRS : lebar dan tidak teratur

H. Prosedur Perekaman EKG


Persiapan
1. Alat
Mesin EKG yang dilengkapi kabel untuk sumber listrik, kabel untuk ground,
kabel elektroda, elektroda dada dan ekstremitas
Jelly EKG
Tissue dan kassa
Alkohol 70%
Bengkok
Kertas EKG
Sarung tangan
2. Pasien
Menjelaskan tujuan pemeriksaan
Hal-hal yang harus diperhatikan saat perekaman seperti pasien tidak boleh
memakai barang dari logam, handphone atau yang lainnya (yang dapat
menghantarkan listrik atau memengaruhi rekaman EKG)
Bagian permukaan dada harus terbuka
3. Cara Kerja
a) Nyalakan mesin EKG
b) Baringkan pasien dengan tenang ditempat tidur, tangan dan kaki tidak saling
bersentuhan
c) Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alcohol
d) Oleskan jelly pada dada sesuai lokasi untuk pemasangan elektroda dan
pergelangan tangan serta kaki
e) Pasang elektroda sesuai tempat atau lokasinya
V1: sela interkostal keempat kanan, bersebelahan dengan sernum
V2: sela interkostal keempat kiri, bersebelahan dengan sernum
V3: diantara V2 dan V4
V4: pada garis midklavikula dalam sela interkostal kelima
V5: diantara V4 dan V6
V6: pada garis aksiler tengah, sebelah kiri horizontal dari V4
Untuk ekstermitas menyesuaikan dengan nama yang telah tercantum pada alat
RA: pergelangan tangan kanan
LA: pergelangan tangan kiri
LF: pergelangan kaki kiri
f) Memulai perekaman EKG 12 lead
g) Setelah selesai potong kertas EKG yang ada rekamannya
h) Lepaskan kembali elektroda yang terpasang
i) Bersihkan sisa jelly dengan menggunakan tissue
j) Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
k) Bantu pasien mengenakan baju
l) Bereskan alat-alat EKG
m) Catat :
Nama pasien
Umur
Jam, tanggal, bulan dan tahun perekaman EKG
DAFTAR PUSTAKA
Purnawan. I. (2012). Elektrocardiogram. Buku Panduan Praktikum Circulation and
Oxygenation Semester IV Jurusan Keperawatan Unsoed.
Rokhaeni, H., Purnamasari, E., & Rahayoe, A. U. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler. Edisi 1. Jakarta: Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan
Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita.
Thaler, Malcolm S. (2009). Satu-satunya Buku EKG yang Anda Pelukan. Edisi 5. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai