Agama memilki dua peran yaitu peran konstruktif dan peran deskruktif.
Peran konstruktif :
1. Sebagai lembaga, agama memilki peran konstruktif diantaranya:
Memberikan rasa aman bagi pemeluknya dengan cara :
a. Menjawab kebutuhan pemeluknya untuk mendekatkan diri pada
Tuhan
b. Melaksanakan cara- cara pengungkapan hubungannya dengan
Tuhan dan sesama
c. Memberikan pembinaan umat beragama.
2. Sebagai sarana atau tempat pengembagan diri.
Melalui lembaga agama yang ada, para pemeluk agama dapat
berinteraksi dengan sesamanya, sehingga dapat mengembangkan
diri baik dalam hal iman, intelektual, ekonomi dan social.
3. Pemersatu umat
Melalui lembaga agama, para pemeluknya merasa senasib dan
seperjuangan yang memilki satu tujuan dalam mencapai jati diri terkait
dengan konsep hidup sebenarnya.
1. Fanatisme golongan.
Bentuk kekerasan agama, biasanya didorong oleh sikap dan tindakan
yang membagi dua kelompok agama, yakni kelompok dalam agamanya
dan kelompok diluar agamanya. Kelompok dalam agamanya biasa
dianggap suci dan kelompok diluar agamanya dianggap kafir atau tidak
ber-Tuhan.
2. Agama terkadang melegalisasikan konflik atau pertentangan antar
umatnya dan umat agama lain, bukan untuk mengatasinya.
3. Membutuhkan wilayah tertentu sebagai tempat yang aman bagi
pemeluk agamanya untuk melakukan aktifitas tanpa merasa terganggu
atau terancam dengan keberadaan umat beragama lain.
4. Konflik antar agama biasannya juga dipicu oleh persoalan- persoalan
ekonomi, politik, kekuasaan dan sebagainya yang menunggangi agama
sebagai alasan.
Sumber :http://ganesha-raztaman.blogspot.com/2010/01/bahan-ajar-agama-
kristen-protestan.html
Gereja Tuhan tidak dapat mengambil keputusan untuk memilih dua pilihan di
atas, melainkan harus seperti Yesus berpolitik, mempunyai sikap politik
yang jelas dan tegas, namun dituntut untuk bersedia menolak kekuasaan
politis.
Dimensi keluarga
Keluarga adalah persekutuan hidup terkecilyang dibentuk oleh suami-istri
ditambah anak atau anak-anak. Keluarga merupakan agen sosialisasi
pertama dan utama dalam
mengenalkan nilai dan norma kepada anak. Dalam keluarga, karakter dan
kepribadian setiap anak dibentuk, demikian pula imannya. Bersama
keluarga, anda belajar berdoa, beribadah, membaca Firman sehingga anda
dapat secara langsung mengalami persekutuan hidup yang membuatmu
merasa bersukacita sepanjang hari. Keluarga yang demikian pasti dapat
memberi pengaruh positif bagi kehidupan sosial masyarakat, tempat di
mana mereka tinggal (Mat. 5:16).