Anda di halaman 1dari 9

Dharma Ekonomi No. 36 / Th.

XIX / Oktober 2012

PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTAN


PUBLIK DI INDONESIA DARI MASA KE MASA
Oleh : Sudarman

ABSTRAKSI
Akuntan publik diperlukan untuk mengurangi information asymmetry antara principal
(pemilik) dengan agen (manager profesional) serta debitur. Agen memiliki informasi
yang lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal atau kreditur yang berakibat agen
bertindak menguntungkan dirinya sendiri yang bukan merupakan bagian dari keinginan
principal. Banyak peluang profesi akuntan publik kedepan karena hanya satu-satunya
profesi diberi kewenangan oleh Depatemen Keuangan Republik Indonesia untuk
memberikan jasa audit, diberlakukannya Undang-Undang Perseroan Terbatas, sector
perbankan yang mewajibkan bagi nasabahnya yang memperoleh fasilitas kredit dalam
jumlah tertentu dan banyaknya fasilitas yang diberikan kepada Profesi Akuntan Publik
untuk memberikan jasa profesinya. Yang tidak kalah pentingnya bahwa profesi Akuntan
Publik di Indonesia jumlahnya sangat tidak sebanding dengan jumlah pengguna jasa
profesi akuntan publik. Sedangkan tantangan berat yang mennghadang profesi ini
meliputi perkembangan Profesi Akuntan Publik di Indonesia dibandingkan dengan
Negara-negara ASEAN lainnya tergolong lambat, hal ini akan menjadi tantangan berat
dengan masuknya Akuntan Publik Asing ke Indonesia sehingga persaingan akan
semakin berat, dilain pihak sulitnya calon-calon professional muda untuk mendapatkan
sertifikat PPAk, CPA dibandingkan dengan Megara-negara maju.

Kata kunci : Akuntan Publik, Peluang, Tantangan, Peran Aktif Akademisi

PENDAHULUAN
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya
adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi
auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk
menyatakan tidak memberikan pendapat.
Akuntan publik diperlukan untuk mengurangi information asymmetry antara
principal (pemilik) dengan agen (manager profesional) serta debitur. Agen memiliki
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal atau kreditur yang

1
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

berakibat agen bertindak menguntungkan dirinya sendiri yang bukan merupakan bagian
dari keinginan principal. Banyak jasa yang ditawarkan oleh Kantor Akuntan Publik,
mulai dari Jasa Audit, Jasa review, jasa atestasi, jasa pelaporan pajak sampai dengan
pemeriksaan manajemen. Semua jasa yang diberikan Kantor Akuntan Publik tersebut
tidak terlepas dari kinerja pemilik dan pimpinan Kantor Akuntan Publik serta auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan tersebut.
Jumlah Akuntan Publik di Indonesia per 8 Mei 2012 menurut Departemen
Keuangan Republik Indonesia sejumlah 1086 dari jumlah tersebut yang masih aktif
sejumlah sebanyak 938, cuti sebanyak 56, pembekuan ijin 10 dan mengundurkan diri
sebanyak 82. Profesi akuntan publik di tuntut untuk memberika jasa kepada publik,
memenuhi kebutuhan pengguna jasa, memiliki integritas yang tinggi, memiliki
kompetensi dan keahlian melalui pendidikan formal dan non formal, menjaga kepatuhan
atas aturan dan standar serta menjaga independensi.
Perkembangan Akuntan Publik di Indonesia tergolong lebih lambat dibandingkan
dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Selain dari faktor jumlah Akuntan Publik
dibandingkan dengan jumlah yang membutuhkan akan jasa dari Akuntan Publik
tersebut jauh lebih sedikit juga dipengaruhi oleh Struktur usia akuntan publik di
Indonesia yang berusia di atas 60 tahun sebesar 39% atau keseluruhan terdapat 67%
yang berusia di atas 50 tahun, sedangkan tidak semua lulusan CPA menjadi akuntan
publik atau hanya sekitar 26% yang menjadi akuntan publik. Selain dari beberapa faktor
tersebut juga dipengaruhi oleh sulitnya ujian CPA dibandingkan dengan era sebelum
tahun 1990an dan kemungkinan juga dipengaruhi juga oleh diberlakukannya UU
Akuntan Publik yang memberikan sanksi pidana dan denda yang nilainya cukup
signifikan, hal inilah yang menjadi faktor penghambat perkebangan jumlah akuntan
publik di Indonesia. Akibat dari kondisi tersebut maka ketika akuntan publik yang
berusia di atas 60 tahun sudah tidak berpraktek lagi, maka dalam kurun waktu 5-10
tahun ke depan akan terjadi penurunan jumlah akuntan publik yang sangat besar.

2
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

PELUANG PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Kebutuhan profesi akuntan publik ke depan akan semakin besar, sejak
diberlakukannya sejumlah peraturan yang mewajibkan laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel, profesi akuntan publik memiliki prospek yang potensial dan
bergengsi. Oleh karena itu kenyataan ini seharusnya menjadi peluang besar bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi atau program studi akuntansi untuk mengembangkan diri
menjadi akuntan publik. Sebagaimana disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi
Unpad, Prof.Dr. Ilya Avianti,SE,M.Si.Ak mengatakan bahwa setelah diberlakukannya
Undang-undang tentang otonomi daerah maka diperlukan laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel yang harus diaudit langsung oleh akuntan publik. Badan
Pemeriksa Keuangan telah menyerahkan lapoean keuangan 33 propinsi dan lebih dari
580 kabupaten/kota ke Kantor Akuntan Publik (keynote speaker dalam National
Accounting Week di Unpad)
Undang-undang pemilu, juga mewajibkan adanya laporan keuangan yang harus
diaudit oleh akuntan publik. Ada sekitar 38 partai politik nasional dan 6 parpol lokal di
Nangroe Aceh Darussalam yang memerlukan jasa akuntan publik disamping itu juga
dengan diberlakukannya Undang-undang Badan Hukum Pendidikan dan Badan
Layanan Umum (BLU) perguruan tinggi negeri utamanya wajib diaudit oleh akuntan
publik.
Sejak Indonesia bergabung dengan Negara-negara G-20 Menteri Keuangan dan
Gubernur Bank Indonesia saat itu menyepakati perlunya peningkatan akuntabilitas dan
transparansi laporan keuangan.
Perkembangan akuntan publik di Indonesia yang tergolong rendah dibandingkan
Negara-negara ASEAN memberikan peluang yang sangat besar bagi profesi ini.
Statistik akuntan publik per 30 September 2009 berdasarkan umur akuntan publik
adalah :
1 Jumlah Akuntan Publik 887
2 Akuntan Publik yang tidak aktif 89
3 Akuntan Publik yang aktif 798

3
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

Statistik akuntan publik berdasarkan kelompok umur adalah :


No Kelompok Usia Jumlah Akuntan Prosentase
publik
1 Usia 60 tahun ke atas 316 39.60%
2 Usia 50 s.d 60 tahun 224 28.07%
3 Usia 40 s.d 50 tahun 196 24.56%
4 Usia kurang dari 40 tahun 62 7.77%
Total 798 100.00%

Statistik akuntan publik berdasarkan jenis kelamin dapat dikelompokkan :


No Jenis kelamin Jumlah Akuntan Prosentase
publik
1 Laki-laki 773 88.00%
2 Perempuan 114 12.00%
Total 887 100.00%

Selain beberapa peluang tersebut di atas secara keseluruhan peluang profesi Akuntan
publik meliputi :
1. Satu-satunya profesi yang diberi kewenangan untuk memberikan jasa audit oleh
Departemen Keuangan Republik Indonesia.
2. Undang-undang Perseroan Terbatas (PT) mewajibkan perseroan dengan aset di
atas 50 milyard wajib di audit.
3. BPK akan melimpahkan audit keuangan Negara kepada akuntan publik baik
langsung ataupun atas nama BPK
4. Perusahaan Terbuka berdasarkan Undang-undang hanya bisa di atudit oleh
Akuntan Publik
5. Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah serta Perusahaan
Daerah auditnya bisa dilakukan oleh akuntan publik
6. Audit dan Pelaporan di Sektor perpajakan
7. Sektor perbankan sudah mewajibkan audit bagi nasabahnya yang memperoleh
fasilitas kredit dalam jumlah tertentu.
8. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang mewajibkan untuk melampirkan
laporan keuangan auditan
9. Audit dana Kampanye, Pemilu
4
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

10. Audit dana hibah


11. Perusahaan yang terkait dengan penggunaan dana masyarakat
12. Dalam Wajib Daftar Perusahaan, mewajibkan perusahaan dengan nilai asset 25
milyard, wajib melampirkan Laporan keuangan yang telah diaudit (LKTP)
13. Dan lain-lain

Besarnya peluang tersebut jika dibandingkan dengan jumlah akuntan publik di


Indonesia masih sangat besar peluangnya, oleh karena itu akuntan publik dan calon-
calon akuntan publik di Indonesia harus mewaspadai masuknya akuntan publik asing
yang nota bene diperbolehkan praktek di Indonesia. Untuk melihat seberapa besar
peluang akuntan publik di Indonesia, berikut adalah data perbandingan akuntan publik
di negara-negara ASEAN pada tahun 2008 :
Akuntan Publik di ASEAN tahun 2008
No. Negara Akuntan CPA yidak/belum
Publik Berizin berpraktek jadi
AP
1 Malaysia 2.410 54
2 Thailand 6.070 -
3 Singapore 862 14.261
4 Myanmar 319 -
5 Philipina 4.011 11.101
6 Indonesia 877 419
7 Vietnam 1.046 454

Beberapa fakta terkait Pendidikan Profesi Akuntan di Indonesia :


1. Di ASEAN, hanya di Indonesia yang mensyaratkan S1 Akuntansi masih harus
menambah Pendidikan Profesi untuk bisa mengikuti CPA, sedangkan di
Negara maju memang ada pendidikan profesi, tetapi S1 hanya 3 tahun dan
beberapa mata kuliah di S1 dapat ditransfer ke program pendidikan Profesi.
2. Di Indonesia hanya S1 Akuntansi yang dapat mengikuti pendidikan profesi,
sedangkan di Negara-negara maju seperti Audtralia dan Amerika Serikat
pendidikan profesi justru menjadi solusi untuk menjembatani S1 dari berbagai
jurusan untuk menjadi Akuntan (program penyetaraan).

5
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

3. Hihg barriers to entry to becaome an accountant mengankibatkan


kebanyakan lulusan S1 tidak mampu meneruskan langsung ke program
pendidikan profesi melainkan bekerja terlebih dahulu.
4. Pemenuhan kebutuhan akutan di pemerintah (Dept Keu) seringkali
terkendala usia yang sudah melampaui persyaratan.
Dengan melihat beberapa fakta akuntan publik di Indonesia dan segala
permasalahannya tersebut, maka tidak ada lagi alasan bahwa bagi mahasiswa jurusan
akutansi untuk tidak mau menjadi akuntan publik, sedangkan pemerintah (Departemen
Keuangan) bersama-sama dengan IAPI harus segera merumuskan tentang
kemungkinan-kemungkinan penyederhanaan ujian CPA dan perijinan untuk menjadi
Akuntan Publik jika tidak ingin adanya serbuan besar-besaran akuntan public asing
masuk ke Indonesia. Penyederhanaan ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah
akuntan publik dengan tidak mengurangi kualitas, karena IAPI telah melakukan
terobosan-terobosan besar dengan mengeuarkan Kode Etik dan Standar Profesi,
Standar Pengendalian Mutu serta penegakan disiplin akuntan public dan yang tidak
kalah pentingnya adalah telah dikeluarkannya Undang-undang Akuntan Publik No. 5
tahun 2011 yang dengan jelas dan tegas mengatur tentang persyaratan sampai dengan
sanksi-sanksi akuntan public.

TANTANGAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Tantangan profesi akuntan publik sebanding dengan peluangnya, hal ini terjadi
karena :
1. Struktur akuntan publik di Indonesia yang berusia di atas 50 tahun mencapai
67%
2. Profesi akuntan publik tampaknya sudah tidak menarik lagi, yang ditandai
dengan akuntan publik yang beralih profesi.
3. Tidak mejadi pilihan utama mahasiswa akuntansi untuk berkarir
4. Belum adanya kesiapan akuntan publik Indonesia dalam menghadapi era pasar
global yang ditandai kurangnya penguasaan bahasa asing.

6
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

5. Perkembangan profesi akuntan public di Indonesia tergolong rendah


dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
6. Tidak semua lulusan CPA menjadi akuntan publik, hanya sekirat 26% yang
menjadi akuntan publik

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya lulusan S1 Akuntansi yang


bekerja di kantor akuntan publik atau membuka Kantor Akuntan Publik :
1. Selain harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) masih harus
mengikuti ujian CPA.
2. Setelah memiliki setifikasi CPA tidak otomatis dapat Membuka Kantor Akuntan
Publik, tetapi mereka hatus mempunyai pengalaman paling sedikit 1000 jam
audit dalam 5 tahun terakhir dan tidak kalah pentingnya adaah harus mengurus
ijin praktek yang dirasa tidak mudah.
3. Kantor Akuntan publik memiliki cara sendiri dalam menentukan besaranya gaji
kepada auditornya. Perbedaan penggajian ini didasarkan pada besar kecilnya
proyek klien yang ditangani kantor akuntan publik.
4. Kecilnya gaji auditor dibandingkan dengan gaji instansi lainnya memicu auditor
untuk keluar masuk unatuk mencari peluang kerja yang lebih bagus.
5. Gaya kepemimpinan pemilik Kantor Akuntan Publik juga sangat mempengaruhi
keinginan auditor untuk bertahan atau hanya sebatas mencari pengalaman kerja.
6. Beratnya sanksi yang diterapkan Undang-Undang Akuntan Publik

Sedangkan tantangan Profesi Akuntan Publik di Era Globalisasi adalah :


1. Diberlakukannya liberalisasi Jasa Akuntansi di ASEAN dan harus ditindaklanjuti
dengan MRA antar negara.
2. Adanya barrier to entry yang ketat akibat lamanya dan mahalnya pendidikan
sesudah seseorang menyelesaikan S1 Akuntansi.
3. Terjadinya krisis global di seluruh dunia yang berdampak menunculnya ririko
tentang pelaporan keuangan paupun hukum.
4. Meningkatnya kompleksitas pelaporan keuangan (nilai wajar, Standar lebih
banyak menjadi Principled Based, bukan Ruled Based lagi
7
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

5. Audit dalam lingkungan global dan dinamis ; Banyak terjadinya merger dan
akuisisi yang berskala Internasional; diberlakukannya IFRS dan ISA
6. Meingkatnya kebutuhan transparansi keuangan perusahaan secara tepat waktu
dan interaktif yang diharapkan dapat disediakan oleh Akuntan Publik.

Guna meminimalisadi tantangan tersebut maka diperlukan peran aktif Akademisi untuk
meningkatkan daya saing profesi akuntan publik Indonesia yaitu dengan :
1. Melakukan Benchmark pendidikan nasional akuntansi dengan standar
internasional yang ditetapkan IFAC Education committee
2. Mendorong akademisi untuk meng ubdate bahan ajar yang merefleksikan
perubahan dunia yang riil dalam lingkungan bisnis agar dapat merefleksikan
perkembangan baru seperti meningkatnya penggunaan IFRS, ISA, keputusan
bisnis berbasis risiko, dan pelaporan nilai wajar.
3. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari perkembangan teknologi dalam
pelaporan keuangan dan audit seperti eXtensible Business Reporting Language
XBRL) dan Electronic Audit. (Dept Keu)

PENUTUP
Kebutuhan profesi akuntan publik di Indonesia ke depan semakin besar, sejak
diberlakukannya sejumlah peraturan yang mewajibkan laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel baik di sektor publik maupun swasta, selain itu jumlah profesi
akuntan publik dibandingkan dengan jumlah pengguna jasa sangat tidak sebanding, hal
ini disebabkan kerena perkembangan jumlah profesi akuntan publik di Indonesia masih
sangat lambat dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Data Departemen
Keuangan per 8 Mei 2012 bahwa Jumlah Akuntan Publik Indonesia hanya sejumlah
1086, dari jumlah tersebut yang masih aktif hanya sejumlah 938, cuti 56, terkena
pembekuan ijin 10 sedangkan yang mengundurkan diri sebanyak 82.
Tantangan profesi akuntan publik sebanding dengan peluang yang ada.
Tampaknya profesi akuntan publik sudah tidak menarik lagi, hal ini ditandai dengan
akuntan publik yang beraliih profesi dan tidak menjadi pilihan utama mahasiswa

8
Dharma Ekonomi No. 36 / Th. XIX / Oktober 2012

akuntansi untuk berkarir. Disamping itu untuk menjadi Profesi akuntan publik di
Indonesia jauh lebih sulit dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Australia
dan Amerika Serikat, harus berpendidikan formal S1 Akuntansi diikuti dengan
kewajiban mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi dan masih harus mengikuti ujian
CPA, setelah lulus CPA harus memiliki pengalaman minimal 1000 jam audit dalam 5
tahun terakhir, gaji auditor juga menjadi ancaman berat bagi Kantor Akuntan Publik
karena ketentuan penggajian ditentukan berdasarkan jumlah proyek yang dikerjakan
sehingga tidak menarik bagi lulusan S1 akuntansi untuk berkarir di Kantor Akuntan
Publik, dan beratnya sanksi yang diterapkan oleh Undang-undang Akuntan Publik
mengakibatkan tantangan berat bagi calon-calon profesi akuntan publik.
Referensi :
1. www.ppajp.depkeu.go.id pusat pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan
Publik
3. Unpad.ac.id, national Accounting Week
4. Institut Akuntan Publik Indonesia 16 Oktober 2009

Anda mungkin juga menyukai