Jawaban 1:
Baik Ac maupun Ds adalah bagian dari elemen transposabel. Elemen ini secara
struktur saling terhubung dan dapat memasuki lokasi berbeda pada kromosom. Ketika salah
satu dari elemen ini masuk atau berada dekat sebuah gen, fungsi dari gen tersebut telah
berubah. Bahkan fungsi dari gen tersebut bisa benar-benar hilang. Oleh karena itu, Mc-
Clintock menyebut Ac dan Ds sebagai elemen pengontrol.
Pertanyaan 2 :
2 Bagaimana prinsip kerja elemen IS?
Jawaban 2:
Ketika elemen IS masuk ke dalam kromosom atau plasmid, elemen ini membuat
duplikat dari urutan DNA pada lokasi insersi. Hasil pengkopian dari duplikasi terletak pada
masing-masing sisi dari elemen tersebut dan disebut sebagai duplikasi lokasi target. Elemen
IS memediasi integrasi episome ke dalam kromosom bakteri.
Jawaban 1:
Agar dapat digunakan sebagai vektor, plasmid harus memiliki syarat-syarat diantaranya
sebagai berikut :
1. Ukurannya relatif kecil dibanding dengan pori dinding sel inangnya
2. Mempunyai sekurang-kurangnya 2 gen marker yang dapat menandai masuk tidaknya
plasmid ke dalam sel inang
3. Mempunyai tempat pengenalan restriksi sekurang-kurangnya di dalam salah satu marker
yang dapat digunakan sebagai tempat penyisipan fragmen DNA asing
4. Memiliki titik awal replikasi sehingga dapat melakukan replikasi dalam sel inang
Pertanyaan 2
Transposable element dapat menjadi mutagenetic agent dan proses transposon nya dapat
menyebabkan penyakit. Bagaimana mutasi dan penyakit tersebut dapat terjadi ?
Jawab:
Transposable elemen dapat menjadi mutagenetic agent karena merupakan gen yang
dapat berpindah-pindah dari satu gen ke gen yang lain atau dari satu kromosom ke kromosom
yang lain. Mutasi gen akibat transposisi tersebut terjadi karena adanya insersi ke dalam
sesuatu gen. Transposisi tersebut juga dapat mempengaruhi ekspresi gen dengan cara insersi
ke dalam urut-urutan pengatur gen. Misalnya Akibat terjadinya mutasi, ekspresi warna mata
pada Drosophilla menjadi berubah tergantung pasangan alela yang baru.
Kemudian proses transposon yang melibatkan perpindahan transposable tadi dapat
merusak genom dari sel inangnya melalui beberapa cara: retroposon menyisip pada
fungsional gen dan menyebabkan gen tersebut tidak berfungsi. Setelah transposon
meninggalkan gen, akan menyebabkan terbentuknya gap, yang selanjutnya kemungkinan gap
tersebut tidak diperbaiki dengan tepat. Beberapa gandaan dari sekuen yang sama, seperti
sekuen Alu dapat menghambat keakuratan pembentukan pasangan DNA kromosom selalam
mitosis dan meiosis, menyebabkan terjadinya ketidak identikan pasangan kromosom.
Penyakit yang biasanya disebabkan oleh transposon meliputi hemofilia A dan B, beberapa
immunodeficiency, porphyria, predisposition kanker dan Duchenne muscular
dystrophy.Bahkan, beberapa transposon mengandung promotor yang yang melakukan
transkripsi dari transposase. Promotor tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan
ekspresi gen terkait dan menyebabkan suatu penyakit atau mutant fenotip.