Anda di halaman 1dari 4

1.

Kecelakaan kerja
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang datang secara tiba-tiba dan tidak
dikehendaki karena menimbulkan cedera atau penyakit termasuk terjadinya
kebakaran, peledakan, keracunan, kerusakan harta benda, kerusakan
lingkungan dan bentuk kerugian lainnya.

Sebab-sebab: alat atau bahan yang tidak aman, keadaaan tidak aman,
tingkah laku bekerja, pengawas/supervisor

2. APD
Alat pelindung diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah
perlengkapan atau peralatan yang dirancang untuk dikenakan secara
perorangan dan berfungsi melindungi tubuh pekerja terhadap luka serius yang
disebabkan oleh adanya kontak dengan bahan kimia, arus listrik, bahan
radioaktif, mesin mekanik, pecahan benda, dsb. APD tidak menghilangkan
potensi bahaya, karena tugasnya hanya menciptakan penghalang
(Barrier).

Jenis-jenis APD:

1. Jas laboratorium
Melindungi pakaian atau kulit dari percikan atau tumpahan bahan-bahan
kimia.
Jenis jas lab:
a. Kapas (tahan api, melindungi terhadap lontaran objek berujung kasar)
b. Wool (Melindungi terhadap cipratan atau lelehan material, percikan api
kecil serta cipratan sedikit asam)
c. Serat sintetis (melindungi terhadap percikan bunga api, menahan radiasi
inframerah dan ultraviolet.
2. Kacamata atau googles
3. Masker
4. Hairnet
5. Perisai muka
6. Alat pelindung pernapasan (Respirator)
Jenis-jenis respirator:
1. Respirator debu/partikulat kasar (dari kain, hanya menyaring debu-debu
kasar)
2. Respirator yang memurnikan udara
3. Respirator dengan pemasok udara (SCBA= Self Contained Breathing
Apparatus)
7. Pelindung kaki (Safety shoes)
8. Sarung tangan
9. APD tambahan untuk pergi ke ruang produksi:
a. Helmet
b. Pelindung pendengaran (Ear plugs dan Ear muffs)

PEMAKAIAN APD DISESUAIKAN DENGAN POTENSI BAHAYA YANG AKAN


TERJADI
3. APK (Alat pendukung keselamatan kerja)
a. Sistem ventilasi
b. Shower dan eye station
c. Alat pemadam kebakaran

Bahan Pemadam
No Sistem
Kelas Kebakaran Ai Bus CO CTF/B Dry
. Pemadaman
r a 2 TF pwd
-Pendinginan
Kelas A: kayu,
1 - Penguraian y y y y Y
Karet, Tekstil dsb - Isolasi
Kelas B: Minyak,
2 bensin, solar, - Isolasi x y y y Y
heksana
3 Kelas C: Listrik - Isolasi x x y y Y
- Isolasi
4 Kelas D: Logam x x y y Y
- Pendinginan

APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


Cara Pengoperasian:
1. Angkat dan lepaskan dari tempat penyimpanan (Jika dilemari kaca,
biasanya kacanya dipecahkan terlebih dahulu)
2. Tarik pin pengaman tuas
3. Angkat tabung dengan cara mengangkat tuas sebelah bawah dan
arahkan slang semprot (hose) ke arah dasar api (Base of fire) dengan
jarak sekitar 1,5 m.
4. Tekan tuas sebelah atas hingga media pemadam tersembur ke luar. HATI-
HATI TEKANAN DARI DALAM TABUNG CUKUP KUAT.
5. Hose dikibaskan ke kiri dan ke kanan sampai apinya padam.
6. Tabung kosong diletakkan di dekat tempat semula agar pengawas
mengisinya kembali.

4. Membersihkan tumpahan kimia


Potensi bahaya:

Asam-basa Dinetralkan
Oksidator Direduksi
Reduktor Dikosidasi
Sianida Dibasakan dan direduksi
Zat organik Diserap kertas tissue dan dibakar

PEMAKAIAN APD DISESUAIKAN DENGAN POTENSI BAHAYA YANG AKAN


TERJADI

a. Menangani tumpahan asam (H2SO4, HCl, CH3COOH, H2C2O4)


1) Gunakan APD respirator bila perlu
2) Cek pH awal untuk meyakinkan asam atau basa (asam = lakmus biru jadi
merah)
3) Ditambahkan padatan NaHCO3 hingga netral, di cek dengan pH universal
4) Kenakan APD sarung tangan karet
5) Bersihkan tumpahan dengan lap dan air sabun
6) Area kerja dikeringkan dengan lap kering
b. Menangani tumpahan basa (NaOH, NH4OH)
1) Gunakan APD respirator bila perlu
2) Cek pH awal untuk meyakinkan asam atau basa (basa = lakmus merah
jadi biru)
3) Larutan dinetralkan dengan HCl sampai netral, dicek dengan pH
universal
4) Kenakan APD sarung tangan karet
5) Bersihkan tumpahan dengan lap dan air sabun
6) Area kerja dikeringkan dengan lap kering
c. Menangani tumpahan sianida (KCN)
1) Tumpahan yang mengandung sianida dibasakan dengan larutan NaOH
(INGAT: garam sianida jika diasamkan akan menghasilkan gas HCN yang
beracun bila terhirup)
2) Larutan diserap dengan kertas tissue, dimasukkan kedalam gelas kimia
3) Ditambahkan garam FeSO4.7H2O berlebih hingga terbentuk endapan
berwarna hijau
4) Didiamkan selama 1 jam agar sianida tereduksi jadi sianat
5) Dibuang dengan cara dikubur dalam tanah
d. Menangani tumpahan oksidator (K2Cr2O7)
1) Tumpahan diasamkan dengan beberapa tetes larutan asam sulfat 2M
2) Ditambahkan serbuk FeSO4.7H2O sampai larutan berwarna hijau (ion
Cr3+)
3) Kelebihan asam dinetralkan dengan larutan NaOH hingga terbentuk
endapan coklat
4) Tumpahan dibersihkan dengan lap dan air sabun
e. Menangani tumpahan zat organik mudah terbakar (Dietileter,
Aseton, Etanol, Heksana)
1) Tumpahan diserap dengan kertas tissue dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia (Bersama tissuenya)
2) Diuapkan di dalam ruang asam selama 3 menit
3) Kertas tissue di dalam gelas kimia dibakar

5. Material Safety Data Sheet (MSDS)


Sekumpulan informasi singkat padat mengenai data fisik / kimia suatu
material termasuk berbagai tindakan keselamatan yang perlu dilakukan serta
penanganannya. Jumlah MSDS yang disimpan disesuaikan dengan banyaknya
bahan kimia yang digunakan di ruang tersebut.

MSDS terdiri atas beberapa point informasi yaitu:

1. Identifikasi produk (nama lain, CAS No (Chemical Abstract service), Mr,


rumus kimia, kode produk)
2. Komposisi
3. Identifikasi potensi bahaya
4. Tindakan P3K
5. Penanganan bahaya api
6. Tindakan penanganan pada saat terjadi tumpahan
7. Penanganan dan penyimpanan
8. Kontrol keterpaan dan APD
9. Sifat fisika dan kimia
10.Stabilitas dan reaktifitas
11.Informasi bahaya keracunan
12.Informasi ekologi/lingkungan
13.Pertimbangan pembuangan limbah
14.Informasi bahan kimia yang menyertai proses transportasi darat, laut, dan
udara
15.Informasi pengaturan antar negara/internasional
16.Informasi tambahan mengenai penggunaan dan pelabelan produk, tingkat
bahaya menurut NFPA, dsb.

Anda mungkin juga menyukai