Anda di halaman 1dari 89

Pola Tata Kelola BLUD

UPTD Puskesmas Jogorogo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas di Indonesia mulai dikembangkan sejak dicanangkan pembangunan
jangka panjang pada tahun 1971, dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat. Sebelum tahun 1970 kebijakan pembangunan sarana
pelayanan kesehatan lebih banyak diarahkan untuk membangun Rumah Sakit. Sesuai
Peraturan Mendagri no 5 tahun 1974, Puskesmas secara administratif berada di bawah
administrasi Pemda Kabupaten, tetapi secara medis teknis mendapat pembinaan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten dan Provinsi. Pada tahun 2001 Puskesmas dikembangkan
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia dan perlu Visi, Misi dan
Strategi Puskesmas.
Paradigma baru Puskesmas harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh,
terpadu, sistematis dan obyektif sampai masyarakat benar-benar mendapatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Pendekatan yang diterapkan meliputi :
1. Penentuan prioritas Puskesmas.
2. Pengembangan Program menjaga mutu.
3. Pengembangan swadaya Puskesmas.
Dalam kebijakan reformasi kesehatan, Depkes mengembangkan standar minimal
pelayanan kesehatan yang harus dioptimalkan pelaksanaannya di Puskesmas.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah terwujudnya
kecamatan sehat tahun 2010. Misi yang harus diemban oleh Puskesmas,
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, 2) Memberdayakan
masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, 3) Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dasar yang bermutu. Sesuai dengan Misi tersebut Puskesmas
mempunyai fungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta sebagai pusat pelayanan tingkat
pertama. Upaya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas meliputi,
pelayanan kesehatan masyarakat yang esensial (public health essential-public goods).
Secara Organisasi kedudukan Puskesmas dalam sistem Kesehatan Kabupaten
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Kepala Puskesmas bertanggungjawab
kepada Kadinkes Kabupaten dan secara operasional kegiatannya dikoordinasikan oleh

1
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Camat. Sebagai UPTD Puskesmas secara teknis dan fungsional merupakan Unit
Pelaksana Pelayanan Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan dibina oleh Dinkes
Kabupaten. Untuk pelayanan medik, Puskesmas merupakan unit pelaksana medik
dasar tingkat pertama, secara teknik medis dapat mengadakan koordinasi dan bekerja
sama dengan RSUD Kabupaten.
Sejalan dengan pergeseran paradigma Puskesmas Jogorogo, Kabupaten
Ngawi sebagai layanan publik dan layanan pasar, maka Puskesmas harus dikelola
secara entepreneur bukan secara birokratik lagi.
Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih
mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap
kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Oleh karena itu Puskesmas Jogorogo,
Kabupaten Ngawi dituntut untuk dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat
yang senantiasa memperhatikan mutu sumber daya manusianya (brainware), sarana-
prasarana (hardware), prosedur kerja (software), net-working dan sistem informasi
(infoware) dan perangkat hatinya (heartware). Pedoman Tata Kelola ini diperlukan
sebagai acuan bagi organ-organ Puskesmas dalam berinteraksi dan menjalankan peran
sebagai penyedia jasa layanan publik yang diharapkan dapat meningkatkan nilai (value)
serta citra Puskesmas dalam jangka panjang.

1.2 PENGERTIAN POLA TATA KELOLA


Tata Kelola memiliki beragam definisi, tergantung pada berbagai keadaan
lingkungan, struktural, dan budaya. Relevansinya dengan Badan Layanan Umum dalam
konteks audit internal sebagaimana tercantum dalam Definisi Internal Audit meliputi pula
tanggungjawab untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses tata kelola sebagai bagian
dari fungsi pemastian (assurance). Definisi tersebut mengandung beberapa unsur dalam
tata kelola yang meliputi Organisasi dan Tatalaksana, Akuntabilitas serta Transparansi
Dalam Kerangka Hukum standar, tata kelola didefinisikan sebagai : Kombinasi
Proses dan Struktur yang diterapkan oleh dewan untuk menginformasikan,
mengarahkan, mengelola, dan memantau kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian
tujuan. Definisi tersebut dapat berbeda untuk tujuan audit apabila organisasi telah
mengadop kerangka atau model tata kelola yang berbeda.
Pasal 13 Nomor 61 Tahun 2007 Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Pola
Tata Kelola merupakan peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau
Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD.
Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan Pola Tata Kelola atau peraturan

2
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

internal, yang memuat antara lain :


1. Struktur organisasi. Menggambarkan posisi jabatan, pembagian tugas,
fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi.
2. Prosedur kerja. Menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
3. Pengelompokan fungsi yang logis. Menggambarkan pembagian yang jelas
dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan
prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi.
4. Pengelolaan sumber daya manusia. merupakan pengaturan dan kebijakan
yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan
secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

1.3 PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA


Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat (directservices), sehingga perlu menerapkan tata kelola
yang baik agar tujuan pemberian pelayanan tersebut dapat tercapai sesuai harapan
masyarakat. Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31
ayat (2) dan pasal 33 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007, terdiri dari :
1. Transparansi, merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Akuntabilitas, merupakan kejelasan fungsi, struktur, dan sistem yang
dipercayakan kepada BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsibilitas, merupakan kesesuaian atau kepatuhan pengelolaan
BLUD/BLUD terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip organisasi yang sehat.
4. Independensi, merupakan kemandirian Pengelolaan Organisasi secara
profesional, tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai
etika.
Disamping keempat prinsip tersebut, prinsip lain yang tidak kalah penting harus
diimplementasikan oleh Puskesmas dalam tata Kelola adalah prinsip Kesetaraan
(Fairness). Kesetaraan dalam hal ini merupakan keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak hak stakeholder BLU yang timbul berdasarkan perjanjian maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

1.4 TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA.


Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum
Daerah Puskesmas bertujuan untuk :
1. Terselenggaranya kegiatan Puskesmas yang dikelola dengan menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan independen agar pelayanan lebih
berkualitas dan mempunyai daya saing yang kuat di pasar (implementasi dari prinsip
tata kelola).
2. Terselenggaranya pengelolaan puskesmas secara profesional, melalui penataan
struktur organisasi, agar ada kejelasan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab
masing masing bagian sesuai dengan aturan yang berlaku (peningkatan
profesionalitas pegawai).
3. Terlaksananya kegiatan di Puskesmas sesuai standart prosedur kerja,
pengelompokan fungsi yang lebih operasional, serta pengelolaan sumber daya yang
lebih efektif dan efisien, (tercapainya faktor efisiensi dan efektifitas).
4. Meningkatkan tingkat kepatuhan petugas terhadap standart pelayanan serta
peraturan dan perundangan yang berlaku (consistent law enforcement).
5. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam upaya membangun kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya (peningkatan kinerja dan keuangan Puskesmas).

1.5 PERUBAHAN TATA KELOLA.


Pola Tata Kelola Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Pola Tata Kelola Puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas dan kebutuhan internal puskesmas, serta disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas serta perubahan
lingkungan.
Beberapa perubahan sebagai dampak diterapkannya manajemen BLUD pada
puskesmas mengacu pada Permendagri no 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut :
a. Perubahan status
b. Perubahan struktur Organisasi

BAB II

ORGANISASI & TATA LAKSANA

4
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2.1 STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS


2.1.1.
Struktur Organisasi Puskesmas Saat Ini
2.1.1.1. Dasar hukum.
Sejarah berdirinya Puskesmas Jogorogo
Pada tahun 1958 berdiri BP (Balai Pengobatan) dan BKIA Jogorogo,
lokasi pelayanan di rumah bapak Sonto Atmodjo sebagi perawat dan bidan
Sarjuningsih, pelayanan KIA dilaksanakan seminggu dua kali. Kemudian pada
tahun 1968 dibangun Puskesmas Induk.
a. Tahun 1958 belum ada Kepala Puskesmas
b. Tahun 1968-1974 Kepala Puskesmas pertama dr. Tan Tiong Pik
( Puji Setio Warsito )
c. Tahun 1974-1979 Kepala Puskesmas Kedua dr. Johan Prasetyo
d. Tahun 1979-1981 Kepala Puskesmas Ketiga dr. Palgunadi
e. Tahun 1981-1982 Kepala Puskesmas Keempat dr. Sri marniati
f. Tahun 1982-1991 Kepala Puskesmas Kelima dr. Harjono
g. Tahun 1991- 2005 Kepala Puskesmas Keenam dr. Ari wihardono Pada
tahun tahun 2003 merintis pelayanan persalinan 24 jam atau pra Poned
h. Tahun 2005 sekarang Kepala Puskesmas Ketujuh dr. Ririn Panca
Winanti, M.M.Kes yang telah membuat inovasi dengan membentuk Klinik
VCT SETIA dan Pembentukan Kelompok Prolanis Penyakit Tidak Menular
(PTM) CDM dan Hipertensi MAWAR MERAH
Sebagai Puskesmas induk, mempunyai 3 Puskesmas Pembantu,
8 Polindes dan wilayah kerja 12 Desa yang meliputi Desa Umbulrejo, Desa
Kletekan, Desa Jaten, Desa Girimulyo, Desa Ngrayudan, Desa Talang, Desa
Macanan, Desa Brubuh, Desa Jogorogo, Desa Dawung, Desa Tanjungsari,
Desa Soco. Puskesmas Jogorogo merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Ngawi
Penetapan UPT Puskesmas diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Ngawi Nomor : 08 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah
pasal 18 ayat 1 huruf g, sebagaimana telah dirubah dengan Perda Nomor : 16
tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah.
Sedangkan untuk pengaturan Tugas pokok dan Fungsi UPT dijabarkan
dalam Peraturan Bupati Nomor 58 tahun 2008 tentang Unit Pelaksana Teknis
Dinas kesehatan.

5
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2.1.1.2. Struktur Organisasi Puskesmas.


Struktur Organisasi Puskesmas sebagaimana dituangkan dalam lampiran
Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) DINAS


KESEHATAN

Dari bagan tersebut dapat diuraikan bahwa struktur organisasi Puskesmas


Jogorogo Kabupaten Ngawi terdiri dari:
1. Kepala Puskesmas
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas yang dalam
melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan (Perda Nomor : 16 tahun 2011 pasal 21 ayat 1)
2. Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata
Usaha yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Puskesmas.
Sub Bagian Tata Usaha mengkoordinir kegiatan :
a. Urusan Kepegawaian dan Umum
b. Keuangan
c. SP2TP
d. Inventaris
3. Petugas Pelaksana, terdiri dari :
a. Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat dikoordinasikan oleh
seorang koordinator Program UKM, yang bertanggungjawab terhadap

6
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

pelaksanaan program wajib dan program pengembangan. Dalam


melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Puskesmas.
Pelaksana UKM mengkoordinasikan kegiatan :
1) Program Wajib.
- Program Promosi Kesehatan.
- Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana
- Program Gizi Masyarakat
- Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
- Program Kesehatan Lingkungan
2) Program pengembangan,
- Program Perkesmas
- Program UKS
- Program Kesehatan Indera
- Program UKK
- Program Kesehatan Olah Raga
- Program Kesehatan Jiwa
- Program Usia Lanjut
- Program KRR
b. Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan dikoordinasikan
oleh seorang Koordinator program UKP, yang bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perorangan. Dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas.
Pelaksana UKP mengkoordinir kegiatan :
1) Pelayanan Rawat jalan
2) Pelayanan Gawat Darurat
3) Pelayanan Rawat Inap / Pra Poned
4) Pelayanan Penunjang
- Pelayanan Penunjang Medis
- Pelayanan Penunjang Non Medis

c. Jejaring Puskesmas :
Jejaring Puskesmas ini dibentuk untuk lebih memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Yang

7
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

termasuk jejaring Puskesmas meliputi :


1) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu adalah unit pelayanan kesehatan jejaring
puskesmas yang berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas, dipimpin oleh
seorang yang ditunjuk menjadi penanggung jawab Puskesmas
Pembantu yang dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas.
2) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pondok Bersalin Desa (Polindes) dipimpin oleh seorang Bidan
Desa sebagai penanggung jawab Polindes yang dalam
melaksanakan tugas secara teknis bertanggung jawab kepada
kepala Puskesmas dan secara administratif bertanggung jawab
kepada Kepala Desa/ LKMD
3) Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di
desa atau kelurahan yang merupakan pengembangan dari
Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebagai jejaring Puskesmas
yang dipimpin oleh bidan dengan tenaga minimal perawat dan
bidan dalam rangka mendekatkan akses dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Tugas berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas
d. Pelaksana Tim Manajemen Mutu
Merupakan unit yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas untuk
memantau dan mengendalikan kualitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan standart pelayanan yang telah ditentukan. Dipimpin oleh
seorang yang ditunjuk sesuai dengan kemampuannya. Dalam
melaksanakan tugas di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Puskesmas.

2.1.1.3. Uraian Tugas


Sebagai UPT Dinas kesehatan maka Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten Ngawi dan sebagai unit pelaksana kesehatan tingkat pertama.
Uraian tugas masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi
Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas mempunyai tugas :

8
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

1. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi;


2. Melaksanakan koordinasi dengan pejabat terkait di lingkungan Dinas
Kesehatan dan tingkat Kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya;
3. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas:
1. Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan di bidang
ketatausahaan yang meliputi kegiatan administrasi umum dan
kepegawaian, keuangan, pencatatan dan pelaporan.
2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD
sesuai dengan bidang tugasnya.
c. Petugas Pelaksana, terdiri dari :
1. Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
Mempunyai tugas:
a) Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan kesehatan di masyarakat yang ditetapkan oleh
pemerintah meliputi Upaya wajib dan Upaya Pengembangan.
1) Upaya kesehatan wajib meliputi :
- Upaya Promosi : Mengkoordinasikan kegiatan promosi
kesehatan, pengembangan UKBM, pemberdayaan
kesehatan masyarakat, serta pembiayaan kesehatan
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana : Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak, kesehatan reproduksi dan
Keluarga Berencana.
- Upaya Gizi masyarakat, mengkoordinasikan kegiatan
pembinaan dan peningkatan Gizi masyarakat serta
pengendalian kasus Gizi masyarakat.
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan penyakit,
mengkoordinasikan kegiatan pengamatan, pencegahan
dan pemberantasan penyakit, kegiatan imunisasi, kegiatan
matrra dan bencana, serta penyakit degeneratif.
- Upaya Kesehatan Lingkungan mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan, pengelolaan
tempat-tempat umum dan sanitasi dasar, pengelolaan
kesehatan makan dan minuman.

9
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2) Upaya Kesehatan Pengembangan mengkoordinasikan


kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan Pengembangan yang ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Pelaksana Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan,
Mempunyai tugas:
a) Mengkoordinir kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan pelayanan kesehatan perorangan meliputi kegiatan :
1) Pelayanan Rawat Jalan
2) Pelayanan Gawat darurat
3) Pelayanan Rawat Inap / Pra PONED
4) Pelayanan Penunjang baik Medik maupun non Medik
b) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD
sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Jejaring Puskesmas
a) Puskesmas Pembantu (Pustu)
Sebagai unsur jejaring UPTD Puskesmas yang berfungsi untuk
menunjang dan membantu pelaksanaan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dalam wilayah kerja tertentu, mempunyai tugas:
1) Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dasar di Puskesmas Pembantu
2) Menggerakkan masyarakat di wilayah kerjanya agar dapat
menciptakan lingkungan / desa yang sehat
3) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat
5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi
kegiatan
6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan bidang tugasnya.
b) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Mempunyai tugas:
1) Melaksanakan sebagian tugas Puskesmas di wilayah kerja
satu Desa, meliputi Pelayanan Kebidanan Dasar, Pertolongan

10
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Persalinan Normal, kesehatan ibu dan anak serta keluarga


berencana.
2) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi
kegiatan
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas sesuai dengan bidang tugasnya.
c) Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
Mempunyai tugas:
1) Menggerakkan masyarakat desa/kelurahan,agar menciptakan
lingkungan desa/kelurahan yang sehat
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di desa/kelurahan
3) Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dasar di Ponkesdes
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga, masyarakat desa/kelurahan

2.1.2.
Perubahan Struktur Organisasi Puskesmas Setelah Menjadi BLUD
2.1.2.1.
Perspektif Perubahan.
Dalam rangka implementasi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD), maka organisasi Puskesmas di wilayah
Kabupaten Ngawi perlu disesuaikan berdasarkan :
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
2. Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
3. Peraturan Bupati Ngawi nomor 14 tahun 2015 tentang pedoman teknis
penyelenggaraan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah ( PPK-BLUD ) Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Kabupaten
Ngawi.
Dalam Operasionalnya Struktur Organisasi Puskesmas setelah
menjadi PPK-BLUD sesuai nomenklatur yang berlaku pada pemerintah daerah,
maka tidak ada perubahan yang mendasar dalam struktur tugas dan fungsi dari
Kelembagaan Puskesmas, Hanya pengelompokan fungsi pada Petugas
pelaksana lebih ditata sesuai fungsi yang logis serta tim Kendali Mutu pada

11
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

kelompok jabatan Fungsional ditingkatkan fungsinya menjadi Satuan


Pengendali Intern (SPI), sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
Perubahan lainnya dari struktur organisasi Puskesmas Kabupaten
Ngawi yang perlu dilakukan sesuai dengan kaidah setelah penerapan PPK-
BLUD adalah penetapan Pejabat Pengelola PPK-BLUD,
Dalam Permendagri Nomor 61 tahun 2007 Bagian kedua pasal 34
disebutkan bahwa Pejabat Pengelola BLUD terdiri atas :
1. Pemimpin
2. Pejabat Keuangan, dan
3. Pejabat Teknis
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang
sehat yakni meningkatnya kinerja keuangan dan non keuangan berdasarkan
kaidah manajemen yang baik.
Sesuai dengan ketentuan di atas maka :
a. Adanya Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD yang disesuaikan dengan
nomenklatur pemerintah setempat adalah sebagai berikut :
1) Kepala Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD,
2) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dapat direpresentasikan dengan
jabatan yang ada.
b. Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengendalian Intern (SPI)
dalam rangka meningkatkan sistem pengendalian intern puskesmas.
c. Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi dan pelaporan.

2.1.2.2.
Struktur Organisasi.
Struktur Organisasi Puskesmas BLUD dapat digambarkan sebagaimana dalam
bagan di bawah ini :

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSKESMAS


SETELAH PENERAPAN PPK-BLUD

12
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

KEPALA PUSKESMAS DEWAN PENGAWAS

UNIT SISTEM PENGENDALI INTERN SUB BAGIAN TATA USAHA

URUSAN UMUM URUSAN KEUANGAN


URUSAN PERENCANAAN DAN INFORMASI

PENANGGUNGJAWAB PELAKSANA UKM PENANGGGUNGJAWAB PELAKSANA UKP

KOORDINATOR PROGRAM KOORDINATOR PELAYANAN

PELAKSANA PROGRAM PELAKSANA PELAYANAN

PUSKESMAS PEMBANTU PUSKESMAS KELILING POLINDES

Dari bagan tersebut terlihat bahwa usulan struktur organisasi Puskesmas


Kabupaten Ngawi terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, membawahi :
- Pelaksana urusan Umum dan Kepegawaian
- Pelaksana Urusan Keuangan
- Pelaksana Perencanaan dan informasi

13
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

c. Pelaksana Teknis terdiri dari :


- Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), yang
mengkoordinir kegiatan program Pencegahan dan Pemberantasan
penyakit, promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, Kesehatan Ibu
dan Anak serta Keluarga berencana, serta program Gizi masyarakat
- Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),
mengkoordinir kegiatan Pelayanan rawat jalan, UGD. Rawat Inap dan Pra
PONED, serta pelayanan Penunjang baik Medis maupun Non Medis.
d. Jejaring Puskesmas terdiri dari :
- Puskesmas Pembantu (Pustu)
- Pondok Bersalin Desa (Polindes)
- Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
e. Kelompok Jabatan Fungsional berupa :
- Satuan Pengendali Intern

2.1.2.3.
Tugas Pokok dan Wewenang dalam Organisasi BLUD
Uraian tugas dari struktur baru yang akan dilaksanakan pada saat implementasi
PPK-BLUD adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD
Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan pasal 37 ayat 2 Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007, Kepala Puskesmas Jogorogo
bertindak sebagai Pemimpin BLUD dan berfungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan Puskesmas.
Di samping melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan dalam uraian
tugas sebelum Puskesmas menerapkan PPK-BLUD, Mendasar pada
Peraturan Bupati Kabupaten Ngawi Nomor 14 Tahun 2015 maka Kepala
Puskesmas setelah menerapkan PPK BLUD memiliki kewajiban sebagai
berikut :
a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
Puskesmas;
b. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD;
c. Menyusun Renstra Bisnis;
d. Menyiapkan Standart Pelayanan Minimal ( SPM );
e. Menyiapkan RBA;

14
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

f. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai


ketentuan yang berlaku;
g. Menetapkan pejabat lain sesuai kebutuhan BLUD, selain pejabat yang
telah ditentukan dengan peraturan dan perundangan; dan
h. Menyampaikan dan pertangunggjawaban kinerja operasional dan
keuangan BLUD kepada Bupati.
Mengingat pasal 41 ayat 2 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 bahwa Kepala
Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD bertindak sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran, maka Kepala Puskesmas di Unit Kerja Puskesmas BLUD di
wilayah Kabupaten Ngawi berstatus PNS sebagai pejabat struktural. Yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Ngawi.
2. Pejabat Keuangan.
Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005, pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007
tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi
Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum, Kepala Urusan Tata Usaha bertindak sebagai Pejabat Keuangan dan
berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan puskesmas termasuk fungsi
akuntansi, verifikasi dan pelaporan.
Oleh karena itu, disamping melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan
dalam uraian tugas sebelum Puskesmas menerapkan PPK-BLUD, Pejabat
Keuangan juga memiliki kewajiban sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana bisnis anggaran (RBA).
b. Menyiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) puskesmas
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas.
e. Melakukan pengelolaan hutang dan piutang.
f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi
puskesmas.
g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
3. Pejabat Teknis.
Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005, pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

15
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Aparatur Negara Nomor: PER / 02 / M.PAN / 1 / 2007 Tanggal 25 Januari


2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi
Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum. Pejabat Teknis terdiri dari :
a. Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
b. Penanggungjawab Bidang Upaya Kesehatan Perorangan
Pejabat Teknis berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di unit kerjanya.
Tanggungjawab sebagaimana dimaksud berkaitan dengan Mutu,
Standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
peningkatan sumber daya lainnya. Selain melaksanakan tugas
mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medis dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan masyarakat, Pejabat Teknis memiliki kewajiban sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di unit kerjanya.
b. Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.
c. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di unit kerjanya.
4. Kepala Urusan Koordinator Bidang dan Penanggungjawab Jaringan
Puskesmas
a. Sub Bagian Tata Usaha membawahi :
1) Kepala Urusan Perencanaan dan Informasi
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan Renstra
Bisnis;
b) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan
perencanaan program dan kegiatan tahunan dalam RBA;
c) Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan sistem
informasi kesehatan;
d) Melaksanakan dan mengkoordinasikan standart pelayanan
minimal dan indikator kinerja;
e) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan dan
pelaporan pertangunggjawaban program dan keuangan
f) Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan profil dan
laporan tahunan; dan
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas sesuai bidang tugasnya.
2) Kepala Urusan Keuangan
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan administrasi Keuangan;

16
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

b) Melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan pembayaran hak


hak keuangan;
c) Melaksanakan dan mengkoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pendapatan dan belanja
Puskesmas;
d) Melaksanakan koordinasi dan penyusunan laporan
pertanggungjawaban Keuangan; dan
e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas sesuai bidang tugasnya.
3) Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan surat menurat, tata kearsipan dan
penggandaan dokumen;
b) Melaksanakan administrasi kepegawaian meliputi pengumpulan data
pegawai, Penyusunan buku induk, kenaikan pangkat, gaji berkala,
mutasi pegawai, daftar Urut Kepangkatan, cuti, Pembinaan karier,
Pembinaan Pegawai, Pemberhentian Pensiun Pegawai;
c) Menyiapkan bahan usulan upaya kesejahteraan pegawai;
d) Menyiapkan bahan untuk kegiatan pendidikan dan latihan pegawai;
e) Melaksnakan evaluasi dan pelaporan administrasi kepegawaian;
f) Melaksanakan koordinasi dalam perencanaan pengadaan, pemeliharaan
alat kesehatan dan pengembangan inventaris , aset, pemeliharaan
kebersihan dan keamanan kantor;
g) Melaksanakan pengelolaan kegiatan rumah tangga Puskesmas; dan
h) Melakasnakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas sesuai
bidang tugasnya.
b. Penanggungjawab Bidang UKM membawahi :
1) Koordinator Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan
pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit baik yang
menular langsung maupun tak langsung, kegiatan surveilans dan
imunisasi, kesehatan khusus, kegiatan matra dan bencana, serta
penyakit degeneratif dan NAPZA.
2) Koordinator Program Promosi Kesehatan
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan
promosi Kesehatan melalui berbagai media, pengembangan Upaya

17
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Kesehatan Masyarakat (UKBM) ,pemberdayaan kesehatan


masyarakat, serta pembiayaan kesehatan.
3) Koordinator Program Penyehatan Lingkungan
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoodinir kegiatan
penyehatan lingkungan, pengelolaan tempat umum dan sanitasi
dasar, pengeluaan kesehatan makan dan minuman
4) Kordinator Program Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga
Berencana
Mempunyai tugas dan mengkoordinir kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak ,kesehatan produksi dan Keluarga
Berencana
5) Koodinator Program Gizi
Mempunyai tugas dan mengkoordinir kegiatan pembinaan dan
peningkatan gizi masyarakat serta penanggukangan kasus gizi
masyarakat.
c. Penanggungjawab Bidang Kesehatan Perorangan (UKP), membawahi :
1) Koordinator Pelayanan rawat jalan / UGD
Mempunyai tugas dan malaksanakan dan mengkoodinasikan
kegiatan di poli umum Dewasa/Anak, KIA/KB, VCT, Jiwa, DDTK,
Klinik Sanitasi, UGD, dan Puskesmas keliling
2) Koordinator Pelayanan Rawat Inap
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan
Pelayanan rawat inap di ruang Perawatan.
3) Koordinator Pelayanan Pra PONED
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan
Pelayanan Kebidanan, Neonatal, Kegawatdaruratan Kebidanan
dasar di ruang Perawatan Pra PONED.
4) Koordinator Pelayanan Penunjang, terdiri dari :
a) Penunjang Medik
Meliputi dari Laboratorium, Instalasi Kefarmasian, Instalasi
Radiologi, dan Fisioterapi.
b) Penunjang Non Medik
Meliputi dari Rekam Medik, Ambulan, Instalasi Sarana
Prasarana, Instalasi Pengelolaan limbah/ sampah, Cleaning
Servis, Satpam, Parkir
d. Penanggungjawab Jaringan Puskesmas
1) Penanggungjawab Puskesmas Pembantu ( PUSTU )

18
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan


operasional pelayanan kesehatan dasar di wilayah Puskesmas
Pembantu.
2) Penanggungjawab Pondok Bersalin Desa ( POLINDES )
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
operasional pelayanan kebidanan di satu wilayah Desa.
3) Penanggungjawab Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
Mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
operasional pelayanan kesehatan dasar dan kebidanan di wilayah
desa.
5. Satuan Pengendali Intern (SPI)
SPI adalah unit yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas untuk membantu
terciptanya sistem pengendalian dan pengawasan internal yang efektif di
Puskesmas.
SPI mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang administrasi dan
manajemen, bidang operasional program dan pelayanan kesehatan
Puskesmas;
b. Memberikan rekomendasi perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas; dan
c. Melaksanakan Audit mutu dan kinerja Puskesmas.
SPI dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas.
6. Dewan Pengawas.
Saker / Unit Kerja BLUD yang memiliki realisasi nilai omzet tahunan menurut
laporan operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi syarat
minimal, dapat dibentuk dewan pengawas.
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila puskesmas telah
memiliki:
a Realisasi nilai omzet pendapatan operasional tahunan menurut realisasi
anggaran, minimum sebesar Rp 15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah), dan/atau
b Nilai aset menurut neraca, minimum Rp 75.000.000.000,00 (tujuh puluh
lima miliar rupiah).
Dewan pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dewan Pengawas berkewajiban:

19
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

a. Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah


mengenai RBA yang diusulkan oleh pejabat pengelola;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan
pendapat serta saran kepada kepala daerah mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD;
c. Melaporkan kepada kepala daerah tentang kinerja BLUD;
d. Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD;
e. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan
maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-
catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola
BLUD; dan
f. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
Dewan pengawas dibentuk dengan keputusan kepala daerah atas usulan
pemimpin BLUD. Pengangkatan anggota dewan pengawas tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan pejabat pengelola BLUD,
Anggota dewan pengawas dapat terdiri dari unsur-unsur:
a. Pejabat SKPD yang berkaitan dengan kegiatan BLUD;
b. Pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah; dan
c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.
Kepala daerah dapat mengangkat sekretaris dewan pengawas untuk
mendukung kelancaran tugas dewan pengawas. Sekretaris dewan
pengawas sebagaimana dimaksud, bukan merupakan anggota dewan
pengawas.
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dewan
pengawas dan sekretaris dewan pengawas dibebankan pada BLUD dan
dimuat dalam RBA.
Mendasar pada hal tersebut di atas maka Dewan Pengawas seperti
tersebut diatas tergantung pada kemampuan masing-masing Puskesmas.
Untuk Puskesmas Jogorogo belum memungkinkan dibentuk Dewan
Pengawas mengingat kemampuan keuangan Puskesmas Jogorogo baik dari
segi jumlah omzet pendapatan per tahun maupun jumlah aset belum
memenuhi syarat.

2.2 PROSEDUR KERJA


Definisi Prosedur Kerja yaitu urut-urutan pekerjaan yang dilakukan oleh
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatannya. Prosedur kerja setiap proses

20
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

pengelolaan manajerial dan pelayanan.


SOP merupakan acuan bagi seluruh staf dan karyawan Puskesmas Jogorogo
dalam melaksanakan pekerjaan. Acuan pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian vital
dalam pengelolaan Puskesmas Jogorogo dan diharapkan merupakan suatu standar
baku dalam proses bisnis puskesmas sehingga pelayanan kepada seluruh pengguna
dapat mencapai standar yang diinginkan. SOP Puskesmas Jogorogo dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik pelayanan manajemen, pelayanan
medis, maupun pelayanan non medis telah ditetapkan oleh Pejabat Pengelola
Puskesmas. SOP ini telah didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di
setiap instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan adanya SOP ini diharapkan pelaksanaan
atau proses kinerja dan layanan pada setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan manual mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan
evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.
SOP yang telah ditetapkan, secara ringkas uraiannya adalah sbb:

2.2.1 Pelayanan Manajemen


2.2.1.1 Prosedur Pelayanan Umum dan Kepegawaian
Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang
berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan
dan petugas yang berperan dalam kegiatan. Sebagai suatu aturan, regulasi, dan
kebijakan yang secara terus menerus menjamin perilaku yang benar bagi seluruh
pegawai instansi pemerintah, maka SOP sangat tepat diterapkan pada aktivitas
administrasi perkantoran yang relatif bersifat rutin, berulang, serta menghendaki
adanya keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya.
1. SOP surat menyurat (minimal surat masuk dan surat keluar)
2. SOP Kepegawaian ( kenaikan pangkat, berkala)
3. SOP legalisasi contoh : Surat Keterangan Sehat, Visum
4. SOP inventarisasi barang

2.2.1.2 Prosedur Pelayanan Keuangan


Adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses (1)penatausahaan keuangan, (2)pertanggungjawaban
serta (3)pelaporan keuangan yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu
pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan petugas yang berperan dalam
kegiatan.

21
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Prosedur Penatausahaan meliputi (1)perencanan, (2)pertanggungjawaban,


(3)Pembukuan dan (4)Pelaporan Keuangan atas kegiatan yang didanai dari :
1. Jasa Layanan
2. Hibah
3. Hasil kerjasama sama dengan lain
4. APBD
5. APBN
6. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

2.2.1.3 Prosedur Pengelolaan Sumberdaya


1. Pengelolaan SDM, meliputi analisa kebutuhan pegawai, proses rekrutmen,
jenjang karir, penghargaan dan sanksi.
2. Pengelolaan Sarana Kesehatan, meliputi perencanaan kebutuhan alat medis
dan non medis, sarana sanitasi, penginventarisasian dan pemeliharaan/
kalibrasi sarana kesehatan.
3. Pengelolaan obat dan perbekalan farmasi meliputi prosedur perencaan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi serta pelaporan penggunaan obat dan
perbekalan farmasi.

2.2.2 Pelayanan Medis


2.2.2.1 Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari ( dijelaskan perpoli )
a. Pelayanan kesehatan dasar melalui : Poli Umum, Poli KIA/KB, Poli Paru
Prosedur rawat jalan pada poliklinik menguraikan langkah-langkah
pemberian pelayanan kepada pasien rawat jalan mulai dari pemilahan
kelompok pasien, pendaftaran, pembayaran jasa layanan, dan pemberian
layanan kesehatan pada masing - masing poli, serta tindakan lanjutan yang
diperlukan oleh pasien.
Prosedur rawat jalan melalui Poliklinik selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran SOP rawat jalan.
b. Pelayanan Spesialistik
Dalam rangka pembinaan, pelayanan dan konsultasi medis pelayanan
rawat jalan dan Pra PONED spesialistik di Puskesmas maka disusun prosedur
pelayanan sebagaimana SOP pelayanan spesialistik.

2.2.2.2 Pelayanan Kegawatdaruratan

22
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Puskesmas Jogorogo telah memiliki ruang Unit Gawat Darurat untuk


mengatasi tindakan kegawatdaruratan Pelayanan Primer. Prosedur pada
penanganan kasus Gawat Darurat menguraikan langkah-langkah mengutamakan
penanganan pasien yang sifatnya gawat dan darurat sejak pasien datang hingga
tindakan lanjutan yang diperlukan pasien, seperti dirujuk ke Rumah Sakit.
Prosedur rawat jalan melalui UGD/ unit tindakan medis selengkapnya dapat dilihat
pada SOP pelayanan Gawat darurat.

2.2.2.3 Pelayanan Rawat Inap / Pra Poned


Puskesmas Jogorogo mulai tahun 2013 telah memiliki fasilitas Rawat Inap
dengan kapasitas 6 tempat tidur. Fasilitas ini ditujukan bagi penderita yang dirujuk
dari poliklinik umum ataupun KIA dan UGD untuk perawatan lebih lanjut, namun
tidak menutup kemungkinan untuk menerima pasien rawat inap dari luar
Puskesmas. Prosedur operasional rawat inap menguraikan langkah-langkah
tindakan yang diberikan kepada pasien rawat inap serta prosedur rujukan.
Selengkapnya dapat dilihat pada SOP untuk rawat inap dan Pra PONED.

2.2.3 Pelayanan Penunjang Medis


2.2.3.1 Pelayanan Laboratorium
Prosedur penunjang medis menguraikan pemberian layanan berupa
layanan laboratorium, kepada pasien sesuai surat pengantar dari Poliklinik BP, Poli
Gigi, Poli KIA-KB, UGD, rawat inap dan PONED.
Prosedur pemberian layanan penunjang medis selengkapnya dapat dilihat
pada SOP laboratorium.
2.2.3.2 Pelayanan Farmasi
Prosedur layanan obat menguraikan pemberian pelayanan penyediaan
obat-obatan kepada pasien sesuai resep dari Poli Rawat Jalan UGD dan rawat
inap/ pra poned serta pelayanan di luar gedung seperti kegiatan posyandu (balita
dan lansia).
Prosedur layanan obat di apotik selengkapnya dapat dilihat pada SOP
pelayanan farmasi terlampir.

2.2.4 Pelayanan Penunjang Non Medis


2.2.4.1 Pelayanan Gizi

23
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Prosedur pelayanan gizi menguraikan pemberian layanan gizi berupa


penyuluhan PUGS, konseling atau klinik gizi untuk terapi diet untuk pasien
Poliklinik,atau rawat inap dan dalam bentuk perencanan dan pengolahan makanan
biasa/khusus.
Prosedur pelayanan gizi selengkapnya dapat dilihat pada SOP Gizi klinik
terlampir.
2.2.4.2 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana menguraikan langkah
langkah tindakan pemeliharaan atau perbaikan terhadap sarana dan prasarana
kedokteran / kesehatan sesuai yang telah ditetapkan atau berdasarkan laporan
dari pengguna, baik dilakukan sendiri atau oleh pihak lain, dan pembuatan laporan
penyelesaian sesuai jadwal pekerjaan.
Prosedur pemeliharaan atau kalibrasi sarana dan prasarana
selengkapnya dapat dilihat pada SOP pemeliharaan terlampir.
2.2.4.3 Pelayanan Pusling
Prosedur ambulance menguraikan langkah langkah pelayanan
ambulance bagi pasien yang memerlukannya dalam rangka antar jemput maupun
rujukan pasien.
Prosedur pelayanan ambulance selengkapnya dapat dilihat pada SOP
terlampir.
2.2.4.4 Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah
Prosedur ambulance menguraikan langkah langkah pelayanan ambulance
bagi pasien yang memerlukannya dalam rangka antar jemput maupun rujukan
pasien.
Prosedur pelayanan mobil jenasah menguraikan pelayanan mobil jenasah.
Prosedur pelayanan ambulance dan mobil jenasah selengkapnya dapat
dilihat pada SOP terlampir.
2.2.4.5 Pelayanan Rekam Medik/ SIMPUS tronik
Prosedur rekam medik menguraikan proses memasukkan data pasien baik
dari dalam dan luar gedung mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, dan
penunjang, diagnosa dan terapi, kelengkapan dokumen/data pasien, pengkodean
(ICD), dan pengarsipan ke dalam komputer.
Prosedur rekam medik selengkapnya dapat dilihat pada SOP terlampir.
2.2.4.6 Pelayanan Sanitasi / Pengelolaan Limbah
Prosedur kesehatan lingkungan menguraikan langkah-langkah
pemeriksaan kesehatan lingkungan, secara berkala dengan berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.

24
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Prosedur kesehatan lingkungan selengkapnya dapat dilihat pada SOP


terlampir

2.3 PENGELOMPOKKAN FUNGSI YANG LOGIS


Pengelompokkan fungsi yang logis menggambarkan pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi. Dari uraian
struktur organisasi Puskesmas Jogorogo Kabupaten Ngawi beserta uraian tugasnya
sebagaimana disebutkan pada BAB II.2.1, dapat disimpulkan bahwa organisasi
Puskesmas Jogorogo telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai
berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas dan Pejabat
Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat
Teknis.
2. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing masing
fungsi dalam organisasi.
3. Telah ditetapkan fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas dengan membentuk
unit organisasi Satuan Pengawasan Intern (SPI).
4. Adanya sistem pengendalian intern (SPI) yang memadai. Akan memberikan arah
kebijakan dan prosedur yang membantu setiap unit organisasi Puskesmas dalam
melakukan tindakan pengendalian untuk mengatasi risiko yang dihadapi. Kegiatan
pengendalian tersebut termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan,
otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja, pembagian tugas,
serta pengamanan terhadap aset organisasi.

2.4 PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


2.4.1. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia
pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah
maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai
tujuan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan
karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu
dikelola sebagaimana mestinya baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun
setelah purna tugas.
Ketersediaan tenaga kerja baik kesehatan maupun non kesehatan di Puskesmas
Jogorogo dalam segi jumlah memang memadai hanya saja sampai dokumen ini

25
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

disusun, tenaga yang ada masih banyak yang memiliki tugas rangkap.
Ketersediaan seluruh tenaga di Puskesmas Jogorogo Kabupaten Ngawi tahun
2016, sebagai berikut :

Dokter
NO URAIAN PNS PTT Latker Tamu JUMLAH

1 Kepala UPTD 1 - - - 1
2 Dokter/ Drg Spesialis - - - - 1
3 Dokter Umum - - 1 2
4 Dokter Gigi - - - 1 1
5 Perawat 11 - 11 22
6 Perawat Gigi 1 - 0 1
7 Bidan 13 1 7 21
8 Apoteker 1 0 1
9 Asisten Apoteker 1 0 1
10 Nutrisionis 1 0 1
11 Epidemologi 1 0 1
12 Sanitarian 3 0 3
13 Analis Kesehatan 1 0 1
14 Rekam Medik 0 0 0
15 Administratif 3 2 5
16 Lainnya 3 2 5
JUMLAH 40 1 23 1 65

Jumlah SDM berdasarkan jenjang pendidikan tahun 2016 sebagai berikut :


N PN PT Latke JUMLA
TINGKAT PENDIDIKAN
O S T r H
1 S3
2 S2 2 2
3 S1/ Profesi 7 7
4 S1 1 1
5 D IV 3 3
6 D III 19 1 19 39
7 D II
8 DI 2 2
9 SPK
10 SLTA 6 3 9
11 SLTP 1 1
12 SD
JUMLAH 40 1 23 64

Jumlah SDM PNS berdasarkan jenjang kepangkatan termasuk fugsional tahun 2016
sebagai berikut :

NO JABATAN GOLONGAN JUMLAH

26
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

1 Pembina Utama TK I IV A 1
2 Penata Tk I III D 3
3 Penata III C 9
4 Penata Muda Tk I III B 5
5 Penata Muda III A 6
6 Pengatur Tk I II D 1
7 Pengatur II C 11
8 Pengatur Muda Tk I II B 3
9 Pengatur Muda II A 1
Jumlah 40
Dari daftar diatas yang memiliki jabatan Struktural sebanyak 1 orang, fungsional
sebanyak 33 orang, dan Jabatan Fungsional Umum sebanyak 6 orang

Jumlah SDM berdasarkan tugas dan fungsi tahun 2016 sebagai berikut :
NON JUMLAH
NO JENIS TUGAS JENIS TENAGA PNS PNS KETERANGAN

1 Kepala Puskesmas Dokter Umum 1 1


Unit Administrasi
Epidemiologi
1 Sub bag Tata Usaha Pertama 1 1
Kepegawaian dan
Tugas rangkap
2 Umum Sanitarian 1
Administrasi
3 Retribusi Pekkes 1 1
Pengelola DAU Sanitarian 1 Tugas rangkap
Pengelola Aset Bidan 1 Tugas rangkap
4 Bendahara Gaji Sanitarian 1 1 Tugas rangkap
5 Bendahara JKN Apoteker 1 Tugas rangkap
6 Pengelola JKN Apoteker 1 Tugas rangkap
Epidemiologi
7 Pengelola BOK Pertama 1 1 Tugas rangkap
8 Sopir ( driver ) S1 Mesin 1 1
9 Cleaning Service SMEA & STM 2 2
Unit Rawat Jalan
9 BP Dokter Umum 1 5
Perawat 3 1
10 KIA/KB Bidan 1 1 2
11 Klinik Paru Perawat 1 1
12 Pojok Gizi Petugas Gizi 1 1
13 Klinik Sanitasi Sanitarian 1 1
Unit Penunjang Medis

27
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

NON JUMLAH
NO JENIS TUGAS JENIS TENAGA PNS PNS KETERANGAN

17 Laboratorium Analis Kesehatan 1 3


SMEA 1 Tugas Rangkap
SMA 1
18 Apotik Apoteker 1 4
Asisten Apoteker 1
STM 1
SMA 1
19 Imunisasi Perawat Pustu 1 1 Tugas rangkap
UGD dan Unit Rawat Inap
21 Perawatan Dokter Umum 1 15 Tugas rangkap
Perawat 3 11
22 Pra PONED Bidan 1 5 6
Upaya Kesehatan Masyarakat
23 Perkesmas Bidan Desa 1 1 Tugas rangkap
24 UKS Perawat 1 1 Tugas rangkap
25 UKK Sanitarian 1 1
26 Promkes Sanitarian 1 1 Tugas rangkap
Kesehatan Indera
Perawat Pustu Tugas rangkap
27 Mata 1 1
28 Kesehatan Jiwa Perawat UGD 1 1 Tugas rangkap
Kesehatan Olah Perawat
Tugas rangkap
29 Raga Ponkesdes 1 1
Kesehatan Usia
Bidan Desa Tugas rangkap
30 Lanjut 1
31 KRR Bidan 1 1 Tugas rangkap
Jaringan Puskesmas
Puskesmas
Perawat
32 Pembantu 3 7
Bidan 3
SMP 1
33 Polindes Bidan 1 7 8

2.4.2. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas, maka program
pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal antara tempat tidur tersedia
dengan SDM yang ada. Jumlah tempat tidur tersedia ditentukan berdasarkan
pertimbangan profesional sehingga berada pada jumlah yang tepat, tidak terlalu banyak
atau terlalu sedikit. Ketersediaan tempat tidur pasien antara lain ditentukan oleh jumlah
pasien, kelengkapan sarana medis, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas
pendukung, dll. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar
memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

28
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana


mestinya.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas
dengan tetap memperhatikan penempatan karyawan (dropping) dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Ngawi.

2.4.3. Proyeksi Pemenuhan Kebutuhan PNS Tenaga Medis dan Non Medis
Kebutuhan tenaga PNS baik medis maupun non medis yang diharapkan dapat
menunjang pelayanan puskesmas tampak pada tabel keadaan/kebutuhan tenaga tahun
2017, sebagai berikut:
No Jenis SDMK Jumlah SDMK Standar SDMK Kesenjangan SDMK
saat ini
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) - (4)
1 Dokter atau dokter layanan primer 0 2 -2
2 Dokter gigi 0 1 -1
3 Perawat 8 8 0
4 Bidan 4 7 -3
5 Tenaga Kesmas 1 1 0
a. Epidemiolog Kesehatan 1 0 0
b. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku 0 0 0
c. Pembimbing Kesehatan Kerja 0 0 0
d. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 0 0 0
e. Biostatistik dan Kependudukan 0 0 0
f. Reproduksi dan Keluarga 0 0 0
g. Tenaga Kesmas lainnya 0 0 0
6 Tenaga kesehatan Lingkungan 3 1 2
a. Sanitasi Lingkungan 3 0 0
b. Entomolog Kesehatan 0 0 0
c. Mikrobiolog Kesehatan 0 0 0
7 Ahli teknologi Laboratorium medic 1 1 0
8 Tenaga gizi 1 2 -1
a. nutrisionis 1 0 0
b. dietisien 0 0 0
9 Tenaga kefarmasian 2 1 1
a. Apoteker 1 0 0
b. Tenaga Teknis Kefarmasian 1 0 0
10 Tenaga Adminintrasi 6 2 4
11 Pekarya 0 1 -1
12 Dokter Spesialis 0 0 0
13 Fisioterapis 0 0 0
14 Psikologi Klinis 0 0 0
15 Okupasi Terapis 0 0 0
16 Terapis Wicara 0 0 0
17 Akupuntur 0 0 0

29
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

18 Teknik Kardio Faskuler 0 0 0


19 Teknis Pelayanan Darah 0 0 0
20 Refraksionis Oftisien 0 0 0
21 Penata Anestesi 0 0 0
22 Terapis Gigi dan Mulut 1 0 0
23 Audiologis 0 0 0
24 Radiografer 0 0 0
25 Teknisi Elektromedis 0 0 0
26 Fisikawan Medik 0 0 0
27 Radioterapis 0 0 0
28 Ortotetik Prostetik 0 0 0
29 Tenaga Kesehatan Tradisional 0 0 0
30 Asisten Tenaga Kesehatan 0 0 0
31 Tenaga Non Kesehatan 0 0 0
32 Bidan Desa 9 12 -3
33 Perawat Pustu 3 3 0
34 Kepala Puskesmas 1 0 0
35 Kepala TU 0 0 0
Sub Total 38 42 -4

Grand Total 38 42 -4
Grand Total Non Standar 2 0 0

Keterangan : Kebutuhan sdm menyesuaikan dengan beban kerja Puskesmas dan


mengacu pada standart yang berlaku
Analisa Kebutuhan SDM didasarakan atas pertimbangan sebagai berikut :
1. Banyaknya tenaga medik/paramedik yang menjalankan tugas rangkap sehingga
dibutuhkan tambahan tenaga baru guna mendukung optimalisasi pelayanan.
2. Penambahan layanan baru membutuhkan kualifikasi tenaga SDM yangsesuai
dengan kompetensinya.

2.4.4. Program Pengembangan


Program pengembangan SDM pada Puskesmas Jogorogo Kabupaten Ngawi dijabarkan
sebagai berikut :
1. Upaya pengadaan SDM sesuai dengan tuntutan rasio tempat tidur dengan tenaga
kerja yang ada dan standar kebutuhan minimal yang diterbitkan oleh Dirjen
Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kebutuhan dokter
baik umum maupun spesialis dikembangkan melalui rekruitmen tenaga dokter yang
memiliki kualifikasi yang ditetapkan.
2. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka memenuhi
tenaga medis dan paramedis sesuai dengan kebutuhan puskesmas.

30
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

3. Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial ke jenjang


pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
4. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan kemampuan
SDM baik tenaga medis, paramedis maupun administrasi melalui kegiatan
penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya,
pelatihan/diklat, penulisan buku, studi banding, dll.
5. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial, terutama ke
jenjang Diploma III dan S1.

2.4.5. Pola Rekruitmen


Tenaga medis, paramedis dan tenaga non medis Puskesmas Jogorogo
Kabupaten Ngawi dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil maupun tenaga profesional non
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Rekruitmen tenaga non
PNS diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada
Puskesmas Jogorogo Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut:
1. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan
Puskesmas Jogorogo Kabupaten Ngawi dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi,
2. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang kurang atau adanya
perluasan organisasi dan perubahan pada unit pelayanan yang sangat mendesak
yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah.
b. Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional, jujur,
bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang
akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah
terjadinya unsur KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
c. Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel, bebas
dari KKN, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Proses pengadaan Pegawai non PNS dimulai dari Perencanaan kebutuhan,
Pengumuman pengadaan pegawai Non PNS, pendaftaran, seleksi dan
pengumuman hasil seleksi
e. Setiap penerimaan pegawai harus dibuatkan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan
Pegawai atau perjanjian dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat

31
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

hak dan kewajiban setiap pihak secara jelas termasuk pemutusan hubungan kerja.
f. Ketentuan pengaturan pegawai BLUD Puskesmas dari unsur Non PNS seperti
dalam Peraturan Bupati, meliputi :
1) Pengadaan pegawai;
Pengadaan Pegawai Non PNS dilaksanakan melalui proses: a. perencanaan
kebutuhan; b. pengumuman pengadaan pegawai Non PNS; c. pendaftaran; d.
seleksi; dan e. pengumuman hasil seleksi.
2) Masa percobaan, penugasan dan pembinaan;
a) Bagi pelamar yang telah dinyatakan lolos seleksi, dinyatakan sebagai
pegawai percobaan Puskesmas untuk jangka waktu selama 3 (tiga)
bulan.
b) Calon Pegawai Non PNS yang lolos seleksi ditugaskan oleh Kepala
Puskesmas untuk melaksanakan tugas tertentu.
c) Selama masa percobaan calon Pegawai Non PNS akan dievaluasi
kinerjanya oleh atasan langsung.
3) Pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dan pembebasan tugas
sementara;
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai Non PNS
dilaksanakan dengan keputusan Kepala Puskesmas yang bersangkutan.
a) Calon Pegawai Non PNS yang selama masa percobaan dinilai
berperilaku dan bekerja dengan baik, dapat diangkat sebagai Pegawai
Non PNS Puskesmas dengan status sebagai Tenaga Kontrak dan
menandatangani Perjanjian Kerja dengan Kepala Puskesmas selaku
Pemimpin BLUD berdasarkan prinsip effisiensi dan produktifitas.
b) Perjanjian Kerja dilaksanakan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
masa percobaan selesai, dan dapat diperpanjang kembali dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan penilaian kinerja.
c) Pegawai Non PNS dengan status tenaga Kontrak dapat diangkat menjadi
Calon Pegawai Tetap BLUD dengan keputusan Pemimpin BLUD.
d) Calon Pegawai Tetap BLUD dapat diangkat menjadi Pegawai Tetap Non
PNS BLUD dengan Keputusan Pemimpin BLUD.
e) Pegawai Tetap Non PNS BLUD dapat menduduki jabatan fungsional di
Struktur Organisasi Puskesmas BLUD, atas usulan Pemimpin BLUD.
f) Pegawai Non PNS dapat dipindahkan atau dimutasi oleh Kepala
Puskesmas, dengan pertimbangan pemerataan jumlah tenaga
Puskesmas agar dicapai pelayanan kesehatan yang maksimal.
4) Batas usia pensiun ;

32
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Batas usia pensiun bagi Pegawai Non PNS profesi tenaga medis adalah 60
(enam puluh) tahun, sedangkan bagi tenaga lainnya adalah 58 (lima puluh
delapan) tahun.
5) Tugas, hak dan kewajiban;
Pegawai Non PNS wajib untuk melaksanakan tugas:
a. Pelayanan;
b. Penunjang pelayanan;
c. Administrasi; dan/atau
d. Tugas lain yang di berikan oleh Kepala Puskesmas.
Pegawai Non PNS berhak:
b. menerima remunerasi dari Puskesmas sebagai imbalan jasa sesuai
dengan kemampuan keuangan Puskesmas;
c. memperoleh Kesempatan untuk maju dan mengembangkan diri sesuai
dengan potensi dan prestasinya serta kebutuhan Puskesmas;
d. Memperoleh Cuti.
Setiap Pegawai Non PNS wajib :
a. Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara
dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab;
d. Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan;
e. Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian kerja;
f. Bersedia ditugaskan pada seluruh unit pelayanan Puskesmas;
g. Memelihara dan atau menjaga kerahasiaan,nama baik dan citra positif
Puskesmas; dan
h. Memenuhi dan menjalankan peraturan dan atau tata tertib Puskesmas.
6) Waktu kerja, istirahat dan cuti;
a) Pegawai Non PNS wajib untuk bekerja sesuai dengan ketentuan jam
kerja PNS.
b) Waktu istirahat Pegawai Non PNS menyesuaikan ketentuan peraturan
yang berlaku bagi PNS.
c) Pegawai Non PNS berhak untuk mengajukan cuti dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Cuti hamil dan melahirkan, selama 3 bulan;
- Cuti sakit; atau

33
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

- Cuti ibadah,
d) Bagi pegawai Non PNS yang akan mengajukan cuti seagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus mengajukan ijin secara tertulis kepada
Kepala Puskesmas, dengan contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
7) Larangan dan hukuman disiplin pegawai non PNS;
Pegawai Non PNS dilarang :
a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
c. Tanpa seizin Kepala Puskesmas, menjadi pegawai atau bekerja untuk
Orang lain / Institusi lain / negara lain dan atau lembaga atau organisasi
internasional;
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing atau lembaga swadaya
masyarakat asing;
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau Pihak lain, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada orang lain,
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan alasan apapun
untuk diangkat dalam jabatan;
h. Menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang lain
yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan satu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit terselenggaranya pelayanan kesehatan
sehingga merugikan masyarakat;
j. Menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan;
k. Duduk sebagai anggota atau pengurus partai politik;
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara :
Ikut serta sebagai pelaksana/ peserta kampanye;

34
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

m. Mengerahkan pegawai lain dan/atau menggunakan fasilitas negara untuk


kegiatan kampanye;
n. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu calon selama masa kampanye;
o. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
salah satu calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada pegawai dalam lingkungan
puskesmasnya;
p. Memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk;
q. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung pasangan
calon Presiden/Wakil Presiden dan/atau Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah;
r. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
s. Pegawai Non PNS di larang melakukan mogok kerja pada saat
melaksanakan tugas; dan
t. Pegawai Non PNS di larang melakukan pelayanan yang bersifat
diskriminatif.
8) Dokter Tamu
a. Tujuan Dokter Tamu
Di UPTD Puskesmas Jogorogo, Dokter tamu diadakan dalam rangka
untuk pelayanan Poli gigi.
b. Tugas Dokter Tamu
1) Memberikan pelayanan gigi
2) Melakukan Pembinaan
3) Konsultasi
c. Bentuk Perjanjian
Dokter tamu diikat malalui perjanjian Kepala Puskeasmas atau dengan
Kepala Dinas Kesehatan dengan dokter tamu/atau institusi
d. Hak dan kewajiban
Setiap Dokter Tamu wajib:
1) Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Negara dan Pemerintah serta wajib menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;

35
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2) Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;


3) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab;
4) Menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatan; dan
5) Melaksanakan semua ketentuan yang tercantum dalam perjanjian
kerja.
Setiap Dokter Tamu berhak mendapatkan penghasilan atas jasa
Pelayanannya dan dilarang :
1) Menyalahgunakan wewenang;
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
3) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang, baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
4) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau Pihak lain, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
5) Menerima hadiah atau pemberian dalam bentuk apapun dari orang
lain yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
6) Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan
yang dapat menghalangi atau mempersulit terselenggaranya
pelayanan sehingga merugikan masyarakat; dan
7) Menghalangi terselenggaranya tugas kedinasan.
e. Larangan
Dokter tamu yang melakukan pelanggaran terhadap larangan tersebut di
atas dapat dikenakan hukuman disiplin oleh Kepala Puskesmas. Adapun
Hukuman disiplin adalah sebagai berikut:
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis; atau
d. Pemutusan perjanjian kerja.
9) Pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
Pegawai Non PNS yang melakukan larangan dikenakan hukuman disiplin.
Tingkat dan jenis hukuman disiplin adalah sebagai berikut:
a. hukuman disiplin ringan :
1. teguran lisan;

36
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2. teguran tertulis; atau


3. pernyataan tidak puas secara tertulis.
b. hukuman disiplin sedang : penurunan upah sebesar 1 (satu) kali
kenaikan upah berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun.
c. hukuman disiplin berat :
1. pembebasan dari jabatan;
2. pemutusan atau pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai Pegawai Non PNS; atau
3. pemutusan atau pemberhentian dengan tidak hormat sebagai
Pegawai Non PNS.
Tahapan Dalam hal akan melakukan pemeriksaan dan menyampaikan
hukuman disiplin kepada Pegawai Non PNS yang melakukan larangan,
adalah sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas wajib memeriksa terlebih dahulu Pegawai Non PNS
yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, sebelum menjatuhkan
hukuman disiplin;
b. Dalam melakukan pemeriksaan, apabila dipandang perlu Kepala
Puskesmas dapat mendengar atau meminta keterangan dari orang lain
yang dianggap mengetahui peristiwa atau perbuatan melanggar disiplin
tersebut;
c. Kepala Puskesmas dapat melimpahkan kewenangan melakukan
pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin, kepada pejabat yang tugas
pokok dan fungsinya di bidang pembinaan kepegawaian;
d. Pegawai Non PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian
melakukan pelanggaran disiplin yang sifat dan/atau jenisnya sama, dapat
dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat daripada hukuman disiplin
sebelumnya;
e. Hukuman disiplin sedang yang dijatuhkan kepada Pegawai Non PNS
berlaku terhitung mulai tanggal penyampaian keputusan hukuman disiplin
oleh Kepala Puskesmas kepada Pegawai Non PNS yang bersangkutan;
dan
f. Hukuman disiplin berat yang dijatuhkan kepada Pegawai Non PNS
mulai berlaku:
1) apabila tidak ada keberatan, pada hari kelima belas terhitung mulai
tanggal Pegawai Non PNS yang bersangkutan menerima keputusan
hukuman disiplin, kecuali jenis hukuman disiplin berat pembebasan
dari jabatan;

37
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2) apabila ada keberatan, pada tanggal keputusan atas keberatan itu,


kecuali jenis hukuman disiplin berat pembebasan dari jabatan; dan
3) jenis hukuman disiplin berat pembebasan dari jabatan mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
10) Perjanjian kerja dan pernyataan kerja
Pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pegawai non PNS pada
Puskesmas, termasuk proses pengadaan pegawai non PNS, dilaksanakan
oleh Kepala Puskesmas.
Pegawai Non PNS wajib untuk menandatangani perjanjian kerja dan membuat
pernyataan kerja sebagai pegawai tetap.
Dan Perjanjian kerja memuat :
a. Identitas Para pihak;
b. Hak dan kewajiban para pihak;
c. Sanksi;
d. Pembinaan pegawai;
e. Pemindahan dan pemberhentian;
f. Pembebanan biaya;
g. Keadaan kahar;
h. Penyelesaian perselisihan;
i. Addendum; dan
j. Ketentuan penutup.
Pernyataan Kerja yang dimaksud dibuat secara tertulis dan bermeterai, paling
sedikit memuat :
a. Kesediaan dan kesanggupan untuk mematuhi semua aturan yang
ditentukan oleh Puskesmas; dan
b. Tidak menuntut untuk diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
2.4.6. Pembinaan Manajemen SDM / Jenjang Karir
1. Kepala Puskesmas menetapkan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk
jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan Puskesmas dalam menjalankan
strategi
2. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan tersebut
diatas harus dilaporkan kepada Bupati
3. Kepala Puskesmas menetapkan program pengembangan kemampuan
pegawai Puskesmas baik fungsional maupun struktural secara transparan.
2.4.7. Remunerasi
1. Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan tuntutan profesionalisme yang

38
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

diperlukan.
2. Remunerasi, merupakan imbalan jasa atas pekerjaan yang manfaatnya diterima
pegawai berupa komponen komponen untuk penghargaan atas pekerjaan,
kinerja, maupun penghargaan atas masa kerja di samping untuk perlindungan
keamanan pegawai dalam bekerja.
3. Mendasar pada Perbup Kabupaten Ngawi Nomor 14 tahun 2015 dalam
penyusunan sistem remunerasi wajib memperhatikan :
a. Kelayakan penerimaan bagi Pegawai, yaitu didasarkan tingkat kewajaran
kehidupan fisik dan social Pegawai di lingkungan tempat Pegawai ditugaskan
dengan tetap menyesuaikan kondisi dan kemampuan keuangan BLUD
Puskesmas yang bersangkutan;
b. Penghargaan atas pekerjaan yang didasarkan pada tingkat kompleksitas
pekerjaan dan beban kerja atau equal pay for jobs of equal value dan
penghargaan atas kinerja yang didasarkan pada hasil pencapaian total target
kinerja (total performance target); dan
c. Keterbukaan yang bercirikan adanya mekanisme transparansi atas penghasilan
Puskesmas termasuk besarnya jasa pelayanan yang dihasilkan oleh masing
masing unit / bagian, dan terbuka untuk diketahui oleh pegawai ( pay fairness).
2.4.8. Pembinaan dan Pengawasan Pegawai
1. Setiap kebijakan Puskesmas yang terkait dengan pegawai harus disusun
secara transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai dan didasarkan
pada peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kepegawaian.
2. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan secara adil dan
transparan, dapat dipergunakan sebagai salah satu dasar perhitungan
remunerasi.
3. Puskesmas memberi kesempatan yang sama kepada semua pegawai dalam
menempuh jenjang karir tanpa membedakan senioritas, gender, suku, agama,
ras, dan antar golongan.
4. Puskesmas dapat memberikan penghargaan yang pantas kepada pegawai
yang berprestasi, dan sebaliknya puskesmas dapat memberikan sanksi
sesuai dengan tingkat kesalahan termasuk tindakan tegas berupa pemecatan
atau pemutusan hubungan kerja.
5. Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu memperhatikan tingkat
kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, Puskesmas
menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban pegawai sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

39
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

2.4.9. Pemutusan Hubungan Kerja


Pemutusan hubungan kerja bagi PNS sudah diatur dalam UU no 5 tahun 2014
tentang ASN. Sedangkan pemutusan hubungan kerja antara Puskesmas BLUD
dan Pegawai non PNS seperti tercantum dalam Perbup Kab Ngawi No 14 tahun
2015 dapat berakhir karena satu atau lebih , apabila :
a. Pegawai non PNS diberhentikan dengan hormat antara lain :
1) Telah mencapai batas usia pensiun
2) Masa berlaku perjanjian kerja berakhir
3) Mengajukan permohonan pengunduran diri
4) Meninggal dunia
5) Tidak sehat jasmani dan rohani, sehingga tidak dapat melaksanakan
tugas.
b. Pegawai non PNS diberhentikan tidak dengan hormat:
1) Memberi keterangan palsu atau dipalsukan;
2) Mabuk,madat, Narkoba, berjudi di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;
3) Melakukan perbuatan asusila di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;
4) Melakukan tindak kejahatan di dalam dan/atau di luar lingkungan kerja;
5) Menganiaya dan/atau berkelahi, menghina secara kasar atau mengancam
pimpinan dan/atau keluarganya, teman sekerja, di dalam dan/atau di luar
lingkungan kerja;
6) Membujuk pimpinan, teman kerja dan atau orang lain untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan;
7) Dengan sengaja atau ceroboh merusak,merugikan atau membiarkan
dalam keadaan bahaya barang dan/atau fasilitas milik Puskesmas.
8) Mencemarkan nama baik pimpinan, teman kerja dan Puskesmas.
9) Menerima suap,komisi,hadiah atau gratifikasi dan/atau meyalahgunakan
jabatan untuk kepentingan pribadi dan/atau pihak lain;
10) Melanggar larangan yang diatur dalam peraturan Bupati ini;
11)Tidak masuk kerja selama 15 ( lima belas) hari tidak terus menerus dalam
1 ( satu) bulan tanpa alasan yang sah;
12) Menggunakan dan / atau memanfaatkan fasilitas Puskesmas untuk usaha
lain ( kepentingan pribadi) baik didalam maupun diluar jam kerja tanpa
seizin pejabat yang berwenang;
13) Mempunyai usaha dan/ atau bekerja ditempat lain tanpa seizin dari
pimpinan Puskesmas yang bersangkutan; atau

40
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

14) Dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang


berkekuatan hukum tetap

BAB III
AKUNTABILITAS

41
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Akuntabilitas di lingkungan Puskesmas pada dasarnya merupakan


pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan dalam
pencapaian tujuan yang mengandung kebijakan-kebijakan mulai dari perencanaan sampai
dengan Output dan outcome masing-masing kegiatan yang dilaksanakan secara menyeluruh
di Puskesmas.
Akuntabilitas di Puskesmas dijabarkan dalam berbagai kebijakan sebagai organ
penting operasional Puskesmas, yaitu :

3.1 AKUNTABILITAS PROGRAM


Program disusun atas dasar visi dan misi yang telah ditetapkan, yang merupakan
Rencana Jangka menengah Puskesmas, berfungsi sebagai Garis garis Besar / Pedoman
strategis Puskesmas dalam mengarahkan pencapaian tujuan.
Akuntabilitas Program meliputi :
A. Kebijakan penyusunan program
1. Program disusun berdasarkan visi dan misi Puskesmas Jogorogo.
Visi Puskesmas Jogorogo :
PUSKESMAS YANG MAMPU MEWUJUDKAN MASYARAKAT KECAMATAN
JOGOROGO YANG SEHAT DAN MANDIRI
Penjabaran makna dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :
Terwujudnya : Suatu kondisi akhir yang diinginkan

Masyarakat Kecamatan : Satu kesatuan wilayah dan penduduk dengan


Jogorogo segala potensi dalam sistem pemerintahan di
Kecamatan Jogorogo.

Sehat : Suatu keadaan dimana seseorang terbebas dari


penyakit baik yang bersifat menular atau pun tidak
menular serta terbebas dari kelainan kejiwaan

Mandiri Suatu keadaan dimana masyarakat mau dan


mampu berperanserta secara aktif di dalam setiap
usaha untuk meningkatkan derajad kesehatannya.

Masyarakat Kecamatan Jogorogo Sehat Mandiri adalah : gambaran masyarakat


Kecamatan Jogorogo masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata serta berperan aktif di dalam setiap upaya kesehatan agar
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

42
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Misi dan Strategis Puskesmas Jogorogo

Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan Visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta
memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang
dimiliki.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap
komponen penyelanggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya.
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan maka UPTD Puskesmas Jogorogo
merumuskan Misi sebagai berikut :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan.
4. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau.
5. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat transaparan dan
akuntabel.

6. Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan pemberdayaan


sumberdaya kesehatan.

Untuk menjalankan Misi UPTD Puskesmas Jogorogo perlu ditetapkan keinginan-


keinginan apa yang akan diwujudkan dalam kurun 5 tahun kedepan sebagai bentuk
komitmen pembangunan daerah oleh UPTD Puskesmas Jogorogo. Keinginan-
keinginan tersebut ditetapkan dalam rumusan tujuan kegiatan Puskesmas yang
digunakan untuk memberikan arah terhadap program kegiatan Puskesmas secara
umum.

1. Penjelasan Tujuan dari Misi Ke-1

Misi ke-1 : Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

Tujuan : Mewujudkan mutu lingkungan yang lebih sehat,

pengembangan sistem kesehatan lingkungan kewilayahan,

serta menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

43
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Bentuk Program Penyelenggaraan Layanan UKM Esensial :

- Pelayanan Kesehatan Lingkungan.

Kegiatan : Fasilitasi Pengembangan Lingkungan Sehat


Sub- Kegiatan (Langkah):
1 Pertemuan pemicuan program STOPs di desa
2 Pertemuan sosialisasi keamanan pangan anak sekolah
Bimbingan Teknis Pengawas Jajanan Anak
3 Sekolah
4 Monev Perilaku BABS
5 Kunjungan Tindak Lanjut Klinik Sanitasi
6 Pengawasan Higiene sanitasi pesantren
7 Inspeksi sanitasi sarana air bersih
8 Inspeksi sanitasi T T U
9 Inspeksi sanitasi T P M
1 Transport petugas dalam rangka pendataan sarana sanitasi
0 rumah sehat
11 Kunjungan dan pembinaan DEPO air minum
1
2 Pembinaan pasar sehat
1
3 Pembinaan kantin sekolah sehat
1 Kampanye Hidup sehat di Sekolah (CTPS & Sikat Gigi
4 Masal)
1 Pertemuan penyuluhan sanitasi daerah rawan bencana/ endemi penyakit
5 berbasis lingkungan
1 Transport petugas dalam rangka konsultasi ke Dinas
6 Kesehatan
1
7 Pengambilan sampel air bersih
1
8 Pengiriman sampel air bersih
1 Biaya pemeriksaan bakterologis air
9 bersih

2. Penjelasan Tujuan dari Misi Ke-2

Misi ke-2 : Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk

hidup sehat.

Tujuan : Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar

mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

44
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

(PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM)

Bentuk Program Penyelenggaraan Layanan UKM Esensial :

a. Pelayanan Kesehatan Ibu, anak, dan Keluarga Berencana

Kegiatan : Kesehatan Ibu, anak, bayi

1 Pertemuan P4K Kecamatan (Pemantapan AKIB)

2 Pertemuan P4K Desa

3 Pertemuan Kelas Bumil

4 Pemantauan Bumil resti

5 Pelacakan Bumil Pendatang (Deteksi Resti Dini)

6 Pertemuan Kelas suami dan keluarga (Pengambil Keputusan)

7 Kunjungan Ibu Nifas

8 Kunjungan rumah pada neonatal resti

9 Pertemuan review MTBS/MTBM bagi petugas

10 Kunjungan DDTK ke TK/PAUD

11 Pertemuan Kelas Ibu Balita

12 Pemantauan Kesehatan Bayi (PSG Posyandu)

13 Pertemuan guru TK dan PAUD dalam rangak review DDTK

14 Pembinaan Tim ke Posyandu

15 Pertemuan Kader Posyandu

16 Rapat Koordinasi Linsek Taman Posyandu Tingkat Kecamatan

17 Pendampingan Taman Posyandu

18 Lomba Balita Sehat

19 Pelacakan Kasus DO

20 Penyuluhan deteksi dini CA servik dan CA Payudara

21 Tindak lanjut pasien KB pasca bersalin

22 Pertemuan review KB

23 Pertemuan linsek KB tentang efek samping dan kontra indikasi

b. Pelayanan Gizi :

45
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Kegiatan : Upaya Perbaikan Gizi Keluarga

1 Pertemuan Pembentukan KP ASI


Pertemuan dalam rangka sosialisasi pemberian makanan pendamping ASI
2
bagi orang tua balita 6-24 bulan
3 Pemberian makanan pendamping ASI usi 12-24 bulan

4 Pendampingan kasus gizi buruk

c. Pelayanan Promosi Kesehatan.

Kegiatan : PENGEMBANGAN KEMITRAAN

1 Pertemuan pembinaan guru UKS

2 Skrening dalam rangka UKS, UKGS di SD/MI

3 Pelatihan Kader Tiwisada

4 Pemeriksaan berkala kelas 2 s/d 6 SD

Kegiatan : UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT

1 Pembinaan Desa Siaga Aktif

2 Perti Saka Bakti Husada Cabang Ngawi

3 Pertemuan TOGA dan BATRA

4 Pembinaan TOGA

5 Seminar dan Motivator Kader Kesehatan

6 Survey Mawas Diri Desa Siaga Aktif

7 MMD Desa Siaga Aktif

8 Survey Mawas Diri PHBS

9 MMD/Intervensi PHBS
1
Anjangsana Desa Siaga Aktif
0
11 Survey Kadarzi
1
Monitoring garam beryodium
2
1
Lomba Posyandu
3
3. Penjelasan Tujuan dari Misi Ke-3

Misi ke-3 : Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan

penanggulangan masalah kesehatan.

46
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Tujuan : Mencegah, menurunkan dan mengendalikan penyakit

menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.

Bentuk Program Penyelenggaraan Layanan UKM Esensial :

a. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Kegiatan : Pelayanan Imunisasi

1 Pengambilan vaksin dan logistik lainnya

2 Sweeping/penyulaman

3 Pelayanan imunisasi di posyandu

4 Pertemuan Lintas sektoral

5 Pendataan BIAS anak sekolah

6 Pelayanan imunisasi anak sekolah

7 Pelacakan kasus KIPI

8 Pembuatan Kartu Imunisasi TT

9 Banner

Kegiatan : Penemuan dan penanganan penderita penyakit AFP

1 Pertemuan AFP lintas program

2 Pelacakan suspek AFP


: Penemuan dan penanganan penderita penyakit
Kegiatan
Pneumonia
1 Pertemuan review kasus pneumoni balita

2 Pertemuan Pneumoni di masyarakat desa

3 Kunjungan pasien suspek pneumoni

4 Konsultasi Dinas Kesehatan

Kegiatan : Penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

1 Pertemuan pembinaan kader jumantik dalam rangka meningkatkan ABJ

2 Pemantauan Angka Bebas Jentik oleh kader jumantik

3 Pelacakan kasus DBD

4 Pendampingan fogging

5 Pelaksanaan ABJ berkala dan abatisasi

Kegiatan : Pengamatan penyakit dan KLB (Surveilans)

47
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

1 Pertemuan lintas program dalam rangka evaluasi program surveilans

Kegiatan : Penemuan dan penanganan penderita penyakit TB Paru


Konseling dan pencegahan transmisi penularan penyakit dari penderita ke
1
orang lain
2 Pemantauan kepatuhan minum obat dan TB mangkir

3 Pertemuan Promosi Etika batuk

4 Pertemuan PHBS

5 Pertemuan Poskestren

Kegiatan : Penemuan dan penanganan penderita penyakit Diare

1 Pelacakan kasus diare potensial KLB

2 Konsultasi ke Dinas Kesehatan

Kegiatan : Penemuan dan penanganan penderita penyakit (HIV/AIDS)

1 Pembinaan club siswa siaga aktif HIV/AIDS se Kecamatan Jogorogo

2 Pertemuan sosialisasi HIV/AIDS bagi remaja masjid dan karang taruna

3 Sosialisasi HIV/AIDS bagi kader kesehatan dan PKK desa


4 Pelacakan kasus HIV baru

5 Pendampingan rujukan dukungan pengobatan HIV


6 Pemantauan kepatuhan minum obat ARV bagi penderita HIV

7 Konsultasi ke Dinas Kesehatan


Kegiatan : Penemuan dan penanganan penderita penyakit malaria

1 Pertemuan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan malaria

4. Penjelasan Tujuan dari Misi Ke-4

Misi ke-4: Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan

kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.

Tujuan : Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan

kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya.

Bentuk Program Penyelenggaraan Layanan UKP :

Kegiatan :

48
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

1) Poli Umum

2) Poli Gigi

3) Poli KIA

4) Pelayanan Rawat Inap : Layanan Rawat Inap

5) Penyelenggaraan Obat dan Farmasi : Apotek dan Laboratorium

5. Penjelasan Tujuan dari Misi Ke-5

Misi ke-5 : Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat

transaparan dan akuntabel.

Tujuan : Terselenggaranya administrasi dan manajemen yang

bersifat transparan dan akuntabel.

Kegiatan :

1) Administrasi Penggajian.

2) Penyelenggaraan Kebutuhan Rutin Administrasi Umum Puskesmas.

6. Penjelasan Tujuan dari Misi Ke-6

Misi ke-6 : Mengembangkan program inovasi, produk layanan, dan

pemberdayaan sumberdaya kesehatan.

Tujuan : Meningkatkan inovasi pelayanan, sarana prasarana,

serta meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran

tenaga kesehatan sesuai standart.

Kegiatan :

a. Program Pengembangan Layanan UKM.

49
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

1) Manajemen program

2) Pengembangan program kusta

3) Pengembangan program survailence

4) Pengembangan program jiwa

5) Pengembangan program mata

6) Pengembangan program Posbindu

7) Pengembangan program UKGMK

8) Pengembangan program UKK

9) Pengembangan program PKPR

10) Pengembangan program Lansia

11) Pengembangan program KIB

12) Pengembangan program PHN

13) Pengembangan program haji

14) Pengembangan program farmasi

b. Program Pengembangan Layanan UKP.


Kegiatan :
1) Pengadaan alat kesehatan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pra Poned.
2) Pengadaan sarana pendukung Rawat Jalan, Rawat Inap dan Pra
Poned.
3) Pengadaan alkes klinik VCT.

c. Program Pengembangan Layanan Administrasi


1. Pengadaan Sarana Pendukung Penyelenggaraan Administrasi
Kegiatan :
Akreditasi Puskesmas.
Audit Kantor Akuntan Publik.
Revitalisasi Sistem Informasi Puskesmas.

50
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Survey Kepuasan Pelanggan (IKM)


2. Pengembangan Sumber Daya Manusia :
Kegiatan :
1) Pelatihan BCLS
2) Refresing Karyawan.
3) Pelatihan Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa
4) Study Banding
5) Outbound
3. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.
Kegiatan :
Pagar
Pengadaan tempat parkir
Pembelian software
Rehab Perluasan rawat inap
Pembangunan gedung klinik VCT
Dapur

4. Program Peningkatan Strategi Pemasaran :


Kegiatan :
1) Leaflat.
2) Banner.
3) Lembar balik
4) Perayaan HUT Puskesmas.
5) Perayaan HKN

Motto Puskesmas Jogorogo :


PELAYANANKU ADALAH IBADAHKU
Makna dari motto : melaksanakan kegiatan program Puskesmas dan memberikan
tindakan kepada pasien, serta mengikuti kegiatan lintas sektor dengan niat ibadah
dan membantu sesama manusia yang membutuhkan pertolongan.
2. Program yang disusun selanjutnya ditetapkan sebagai Rencana Strategisi Bisnis
yang mengacu pada renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. Selanjutnya
renstra Dinas Kesehatan mengacu pada RPJMD Pemerintah Daerah.
3. Program dalam RSB mencakup Upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabitilatif
yang akan dilaksanaan oleh Puskesmas dalam mewujudkan Visi Puskesmas.
4. Program-program tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Bisnis

51
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Anggaran (RBA) dan menjadi kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya.

B. Mekanisme/prosedur penyusunan program


1. Kepala Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD menyusun Rencana Strategis Bisnis
(RSB) dengan membentuk Tim penyusun RSB.
2. Tim Penyusun sebagaimana tercantum dalam huruf (a) ditetapkan dengan Surat
Keputusan pimpinan BLUD.
3. Tim Penyusun RSB Puskesmas dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB)
melalui pertahapan sebagai berikut :
a. Evaluasi kinerja tahun berjalan.
b. Analisis SWOT.
c. Penentuan posisi organisasi.
d. Penetapan strategi.
e. Perumusan tujuan, sasaran dan program.
f. Perumusan indikator kinerja.
g. Penetapan target kinerja lima tahun.
h. Proyeksi keuangan lima tahun.
4. Hasil penyusunan RSB ini dipakai sebagai Acuan / Pedoman pentahapan dalam
penyusunan rencana kerja Tahunan yang akan dituangkan dalam Rencana bisnis
Anggaran (RBA).

C. Pertanggungjawaban Program
Indikator keberhasilan program dapat dilihat dari Pelaporan pertanggungjawaban hasil
program yang meliputi :
- Capaian realisasi keuangan
- Capaian indikator hasil kegiatan/keluaran SPM.
Periodisasi Laporan pertanggungjawaban program tergantung dari jenis
programnya, yaitu : Harian, Mingguan, Bulanan,Tri Bulanan, Semesteran, Tahunan.
Setiap program yang telah disusun, wajib dipertanggungjawabkan oleh koordinator
program kepada pimpinan BLUD, selanjutnya Pimpinan BLUD membuat laporan
pertanggungjawaban kepadaBupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.

D. Monitoring dan Evaluasi (Monev)


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas realisasi pencapaian program setiap
tahun dilakukan oleh Kepala Puskesmas selaku pimpinan BLUDmelalui kegiatan
minilokakarya bulanan, monev semesteran dan monevakhir tahun.
Di tingkat Satuan Kerja pelaksanaan monitoring dan Evaluasi selain melalui

52
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

pelaporan juga melalui rapat Kepala Puskesmas dipimpin olehKepala Dinas


Kesehatan Kabupaten selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

3.2 AKUNTABILITAS KEGIATAN


Sebagaimana telah disebutkan diatas, program-program Puskesmas yang telah
disusun dalam RSB, selanjutnya dijabarkan lebih lanjut menjadi kegiatan yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya sesuai periodisasi yang telah ditetapkan.
Mekanisme/Prosedur Akuntabilitas Kegiatan, sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Setiap pelaksanaan kegiatan/program kerja, selalu diawali oleh kegiatan
perencanaan terpadu yang disusun oleh bagian perencanaan Puskesmas dalam
bentuk proposal Rencana Usulan Kegiatan (RUK) pada tahun berikutnya.
b. Rencana Usulan Kegiatan tersebut meliputi :
- Usulan kebutuhan Operasional dan pemeliharaan Puskesmas
- Usulan kebutuhan pembiayaan kegiatan Upaya kesehatan perorangan
(UKP)
- Usulan kebutuhan pembiayaan kegiatan Upaya Kesehatan masyarakat
(UKM)
c. Usulan kegiatan tersebut kemudian diseleksi berdasarkan skala prioritas
Puskesmas. Selanjutnya usulan yang telah disepakati kemudian dituangkan
dalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Puskesmas,
d. RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut
jenis layanannya.
e. RBA Puskesmas yang telah disusun dikonsolidasikan dengan RKA Dinas
Kesehatan Kabupaten menjadi bagian RKA-SKPD Dinas Kesehatan yang
mengacu pada Kebijakan Umum APBD dan Prioritas dan Plafond Anggaran
(PPA).
f. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten mengajukan RKA-SKPD kepada Bupati
untuk dibahas sebagai bagian dari Rencana Kerja Pemerintahan Daerah
(RKPD).
g. Oleh PPKD, RKA diajukan ke Tim anggaran DPRD untuk mendapat persetujuan.
h. RKA yg sdh disetujui oleh DPRD disusun menjadi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran-SKPD (DPA-SKPD) disampaikan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten.
i. Berdasar DPA tersebut,. Maka Puskesmas sudah bisa melaksanakan kegiatan
yang direncanakan.
2. Pelaksanaan

53
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

a. Sebelum awal tahun, maka anggaran setiap unit kerja telah mendapatkan
kepastian tentang besarnya anggaran yang harus dikelola beserta kegiatan-
kegiatan yang harus dilaksanakan, yang tertuang dalam Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) definitif dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLUD.
b. Bila terjadi pergeseran jadwal penyerapan anggaran boleh tetep dilakukan
sepanjang tidak melebihi Pagu anggaran
c. Bila dalam tahun berjalan terjadi revisi atas jenis kegiatan dan anggaran, maka
dilakukan usulan revisi RBA dan DPA. Melalui PAPBD
d. Dalam melaksanakan kegiatan, setiap unit kerja di lingkungan Puskesmas
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang bersifat terbuka.
e. Dalam Pelaksanaan kegiatan Pimpinan BLUD perlu menggalang dukungan /
kerjasama lintas sektor terkait di tingkat Kecamatan.
f. Di setiap akhir tahun anggaran para pelaksana kegiatan
mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatan berupa laporan kepada
pejabat yang berwenang.
3. Pertanggungjawaban Kegiatan
Indikator keberhasilan kegiatan dapat dilihat dari Laporan pertanggungjawaban
yang meliputi :
- Capaian realisasi keuangan dan
- Capaian indikator hasil kegiatan/keluaran SPM.
Periodisasi Laporan pertanggungjawaban program tergantung dari jenis
programnya. Yakni : Harian, Mingguan, Bulanan, Tri Bulanan, Semesteran, Tahunan
.
Setiap program yang telah disusun, wajib dipertanggungjawabkan oleh koordinator
programkepada pimpinan BLUD, selanjutnya Pimpinan BLUD membuat laporan
pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.

4. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kegiatan


Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas realisasi pencapaian program setiap
tahun dilakukan oleh Kepala Puskesmas selaku pimpinan BLUDmelalui kegiatan
minilokakarya bulanan, monev semesteran dan monev akhir tahun.
Di tingkat Satuan Kerja pelaksanaan monitoring dan Evaluasi selain melalui
pelaporan juga melalui rapat Kepala Puskesmas dipimpin olehKepala Dinas
Kesehatan Kabupaten selaku Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN


1. Sistem Akuntansi dan Keuangan

54
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

a. Proses Penganggaran
1)
Atas dasar Rencana Strategis Bisnis dan mengacu pada Kebijakan Umum
APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafond Anggaran (PPA), Puskesmas
menyusun penganggaran keuangan dan kegiatan tahunan dalam bentuk
Rencana Bisnis Anggaran (RBA). Penyusunan RBA berdasarkan prinsip
anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang
meliputi:
- Seluruh pendapatan yang akan diperoleh dari jasa layanan yang
diberikan kepada masyarakat.
- Hibah tidak terikat dan/atau hibah terikat yang diperoleh dari
masyarakat atau badan lain.
- Hasil kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya.
- Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBD
- Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN
- Sumber-sumber pendapatan BLUD lainnya.
2)
RBA merupakan penjabaran lebih lanjut dari program dan kegiatan
BLUD dengan berpedoman pada pengelolaan keuangan BLUD.
3)
RBA, disertai dengan usulan program, kegiatan, standar pelayanan minimal
dan biaya dari keluaran yang akan dihasilkan.
4)
RBA disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD.
5)
RBA, dipersamakan sebagai RKA-Unit SKPD dan dikonsolidasikan dengan
RKA-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten kemudian disampaikan kepada
PPKD, selanjutnya oleh PPKD disampaikan kepada TAPD untuk dilakukan
penelaahan.
6)
RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD, disampaikan kepada
PPKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD.
7)
Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dltetapkan menjadi

55
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Peraturan Daerah, pemimpin BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA


untuk ditetapkan menjadi RBA definitif yang dipakai sebagai dasar
penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) untuk diajukan
kepada PPKD.
8)
PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9)
DPA, dipakai sebagai dasar penarikan dana baik yang berasal dari subsidi
pemerintah daerah maupun pendapatan operasional, sedangkan penarikan
dana dari pemerintah pusat menggunakan DIPA (Dokumen Isian
Pelaksanaan Anggaran) dengan mekanisme/prosedur yang diatur oleh
Menteri Keuangan.

b. Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban


Akuntansi dan laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 dan Nomor 59 Tahun 2007.
Laporan keuangan BLUD pada akhir tahun akan dikonsolidasi dengan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Puskesmas sebagai Unit-SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, kebijakan
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangannya mengacu sepenuhnya
pada Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntasi pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah dan Peraturan Bupat tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.
Seluruh mekanisme/prosedur penerimaan dan pengeluaran menyangkut
transaksi keuangan yang terjadi di Puskesmas dilaksanakan secara terpusat di
Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas sebagai Pejabat Keuangan, sebagai
berikut:
1) Semua transaksi keuangan yang meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
mengacu pada DPA-BLUD yang memuat antara lain pendapatan dan
biaya, proyeksi arus kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang
akan dihasilkan.
2) DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh
kepala daerah dengan pemimpin BLUD, dimana perjanjian kinerja tersebut

56
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

merupakan manifestasi hubungan kerja antara kepala daerah dan


pemimpin BLUD.
3) Dalam perjanjian kinerja, kepala daerah menugaskan pemimpin BLUD
untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan umum dan berhak mengelola
dana sesuai yang tercantum dalam DPA-BLUD, yang memuat antara lain
kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat dan
kinerja keuangan.
Sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
keuangan Puskesmas, maka Pejabat Pengelola menyampaikan laporan
keuangan Puskesmas sebagai BLUD (Entitas Pelaporan) secara berkala
setiap bulan, semester dan tahunan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, terdiri
dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran
b) Laporan Perbuahan Sal
c) Neraca
d) Laporan operasional
e) Laporan perubahan Ekuitas
f) Laporan Arus Kas
g) Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan informasi pendapatan belanja,


dan pembiayaan selama satu periode pelaporan.
Laporan Perubahan SAL menunjukkan informasi perubahan sisa anggaran
pada satu periode pelaporan.
Neraca menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Laporan Operasional berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD


selama satu periode.

Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan informasi kenaikan/penuruan


ekuitas selama satu perole pelaporan

Laporan arus kas menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas


operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas
selama periode tertentu.

57
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam laporan keuangan disertai laporan mengenai
kinerja.

Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala kepada Bupati


melalui Dinas Kesehatan Kabupaten, untuk dikonsolidasikan dengan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah secara berkala paling lambat 1
(satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir.

Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


laporan pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Daerah.

Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan


Tahunan dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan
obyektif.

Agar laporan keuangan tersebut dapat dipercaya dan dapat dijadikan


sumber informasi yang handal oleh berbagai pihak yang berkepentingan,
maka laporan keuangan tersebut diaudit oleh auditor independen.

h) Perubahan/revisi terhadap RBA definitif dilakukan apabila:


- Terdapat penambahan atau pengurangan pagu anggaran yang
berasal dari APBD dan/atau.
- Belanja Puskesmas melampaui ambang batas fleksibilitas.

c. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi secara internal terhadap proses pengelolaan
keuangan di Puskesmas dilakukan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pengelolaan
keuangan Puskesmas akan dilakukan oleh Kepala Puskesmas sesuai
dengan fungsi, tugas pokok, dan kewenangannya.
b. Apabila telah dibentuk unit organisasi Satuan Pengendalian Intern (SPI),
pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pengelolaan
keuangan Puskesmas akan dilakukan oleh SPI sesuai dengan fungsi,
tugas pokok, dan kewenangannya.
c. Monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan keuangan dilakukan setiap
tahun oleh SPI terhadap semua unit kerja di lingkungan Puskesmas
d. Laporan hasil monitoring dan evaluasi dibuat oleh SPI dan diserahkan
kepada Kepala Puskesmas sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.

58
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Pembinaan terhadap pengelolaan keuangan dilakukan oleh Dinas


Kesehatan maupun pejabat Auditor Internal (Inspektorat Kabupaten, Inspektorat
propinsi, Inspektorat Jendral Kementrian kesehatan, dan BPKP)
Untuk Pemeriksaan pengelolaan Keuangan BLUD dilakukan oleh
Auditor Independent. Pemeriksaan laporan keuangan BLUD berdasar Standart
Akutansi Pemerintahan (SAP) dilakukan oleh BPK, sedangkan pemeriksaan
laporan keuangan berdasarkan Standart Akutansi Keuangan (SAK) dilakukan
oleh kantor Akuntan Publik yang ditunjuk.
Hasil audit tersebut di atas akan dipublikasikan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan sesuai dengan kompetensinya.
Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting dalam manajemen
program secara keseluruhan karena kinerja yang dapat diukur akan mendorong
pencapaian kinerja dari setiap unit kerja dalam organisasi.
Dalam melakukan kinerja keuangan diperlukan instrumen pengukuran
yang valid dan dapat dipercaya (reliable) sehingga data yang diperoleh dapat
dijadikan rujukan untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan dari masing-
masing unit kerja yang ada di lingkungan Puskesmas. Instrumen dibuat
berdasarkan indikator-indikator capaian yang telah ditetapkan oleh masing-
masing unit kerja, antara lain meliputi:
a. Pencapaian target pendapatan (rupiah dan persentase)
b. Pencapaian efisiensi biaya (rupiah dan persentase)
c. Pertumbuhan pendapatan (persentase)
d. Rasio-rasio keuangan (persentase) yang dituangkan dalam dokumen RBA
tahun berikutnya.

2. Kebijakan Tarif Layanan


a. Puskesmas dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas
jasa layanan kesehatan berupa jasa sarana dan jasa pelayanan yang diberikan.
b. Imbalan atas jasa layanan kesehatan ditetapkan dalam bentuk tarif layanan,
dengan prinsip dan sasaran penetapan besaran tarip layanan adalah untuk
menutupi biaya penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan secara
proporsional.
c. Bupati menetapkan tarif layanan atas usulan Pejabat Pengelola melalui
Sekretaris Daerah dengan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan
layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetensi
yang sehat.

59
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

d. Tarif layanan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan disampaikan


kepada pimpinan DPRD.
e. Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan BLUD dapat dilakukan
perubahan sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan. Perubahan tarif
dapat dilakukan secara keseluruhan maupun per unit layanan.
f. Selama belum ada Perda tarif layanan di Puskesmas BLUD maka
menggunakan Perda retribusi layanan kesehatan di Puskesmas yang masih
berlaku yang diatur dalam Peraturaan Bupati tentang Tarif Layanan Kesehatan
di Puskesmas BLUD.

E. AKUNTABILITAS KINERJA
Melalui Undang undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, mengamanatkan bahwa
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam kerangka pembangunan Good Governance, kebijakan umum pemerintah
adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented
goverment). Untuk itu sistem akuntabilitas Kinerja instansi pemerintah yang telah
dibangun dalam rangka mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented
government perlu terus dikembangkan, serta informasi kinerjanya diintegrasikan
kedalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai amanat Undang Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai Peraturan Perundangan di
bawahnya.
Dengan demikian anggaran Negara baik Pusat maupun Daerah menjadi
Anggaran Berbasis Kinerja, yaitu anggaran yang dihitung dan disusun berdasarkan
kebutuhan untuk menghasilkan output dan outcome yang diinginkan masyarakat.
Dengan anggaran berbasis kinerja ini akan dapat dilakukanpenelusuran alokasi
anggaran kinerja yang direncanakan dan pada setiap akhir tahun anggaran juga bisa
dilakukan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effektiveness anggaran
instansi yang bersangkutan sekaligus pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terstruktur, dan legitimate sehingga
penyelenggaraan pemerintahan daan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya
guna, berhasilguna, bersih, dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme. Dalam
rangka mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita cita bangsa
dan Negara. Guna memenuhi aspek akuntabilitas pelaksanaan penyelenggaraan

60
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

pemerintah tersebut, maka Pemerintah menetapkan Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun


1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Konsep Dasar akuntabilitas tersebut didasarkan pada klasifikasi responsibilitas
manajerial pada tiap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan
pada bagian, sehingga masing masing individu bertanggungjawab atas kegiatan yang
dilaksanakan pada bagiannya.
Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controliable
activities ) dengan kegiatan yang tidak terkendali (uncontroliable activities ).

BAB IV

TRANSPARANSI

Puskesmas telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip transparansi dalam


penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan dengan menerapkan asas keterbukaan
yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi, agar informasi yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan Puskesmas dapat diterima secara langsung bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.

Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan merupakan


pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat baik dari proses
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendaliannya, dan mudah diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan informasi, terutama meliputi kegiatan pelayanan
publik yang terkait dengan:

a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Prosedur pelayanan.

c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan.

d. Rincian biaya pelayanan.

61
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

e. Waktu penyelesaian pelayanan.

f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab.

g. Lokasi pelayanan.

h. Janji pelayanan.

i. Produk layanan

j. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan

k. Penanganan Pengaduan / Keluhan.

l. Informasi pelayanan.

Dalam membangun prinsip-prinsip transparansi tersebut di atas, upaya-upaya yang telah


dilakukan oleh Puskesmas adalah dengan menetapkan dan melaksanakan kebijakan-
kebijakan:

IV.1. Kejelasan tugas dan kewenangan dalam membangun transparansi internal dengan
menciptakan Sistem Audit Internal

A. Pengawasan Internal.

Dalam rangka terciptanya sistem pengendalian intern yang efektif di lingkungan


Puskesmas, Kepala Puskesmas harus melakukan pengawasan terhadap:

1. Efektivitas penerapan pola tata keloladi Puskesmas, termasuk kepatuhan


petugas terhadap peraturan dan perundangan yg berlaku

2. Kegiatan operasional dalam mencapai sasaran Puskesmas diatur secara


ekonomis, efisien, dan efektif.

3. Penanganan permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya KKN


(kolusi, korupsi, dan nepotisme) yang menimbulkan kerugian puskesmas.

B. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan Puskesmas sebagai Entitas


Akuntansi Unit-SKPD secara berkala setiap semester dan tahunan kepada Bupati
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten.

C. Pejabat Pengelola mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan


dan Laporan Keuangan Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

62
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

D. Melaporkan perkembangan barang-barang inventaris dan barang tidak bergerak


milik Puskesmas tiap semesteran dan tahunan kepada pihak-pihak yang
berkompeten sesuai peraturan perundang-undangan.

E. Pejabat Pengelola menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan

IV.2. Tersedianya informasi kepada publik yang merupakan implementasi transparansi


eksternal yang diwujudkan dengan kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

A. Puskesmas Jogorogo telah membuat dan mempublikasikan Visi dan Misi


Puskesmas

B. Penyebarluasan informasi melalui website

C. Penyebarluasan informasi melalui Sosialisasi, Brosur, Rapat periodik, Banner,


Spanduk dan media massa

D. Memasang informasi di tempat terbuka, mudah dilihat dan dibaca oleh


pengunjung tentang :

- Struktur organisasi Puskesmas

- Denah Ruangan

- Alur Pelayanan

- Jadwal pelayanan

- Jenis Pelayanan

- Tarif pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Hak dan Kewajiban pasien.

- Papan nama ruangan

E. Memfasilitasi pengaduan pasien melalui penyediaan kotak saran, formulir kesan


dan pesan serta fasilitas pengaduan yang lain.

F. Pengadaan barang dan jasa diterapkan dengan memegang prinsip-prinsip


efisien, efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik
bisnis yang sehat.

63
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

BAB V
RESPONSIBILITAS

Prinsip Responsibilitas adalah kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan


Puskesmas terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang
berlaku.

Puskesmas harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan


tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good
corporate citizen.

Pelaksanakan responsibilitas Puskesmas diuraikan dalam berbagai kebijakan


sebagai berikut:

1) Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko yang
dihadapi Puskesmas

2) Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan penanganan pengelolaan


risiko serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.

64
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

3) Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan


tanggung jawab sosial Puskesmas secara periodik.

4) Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa Puskesmas selalu berupaya


mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

5) Mengembangkan peralatan baru pada Instalasi Pengendalian Air Limbah (IPAL)


sehingga sistem pengendalian Limbah dapat berjalan dengan baik.

6) Puskesmas melaksanakan jasa pengobatan gratis terhadap pasien masyarakat


miskin (Maskin, Gakin) dengan bekerja sama dengan pengelola asuransi kesehatan.

7) Prinsip kehati-hatian dalam bekerja diterapkan melalui pengawasan atasan langsung


secara berjenjang

BAB VI
INDEPEDENSI

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG (Good Corporate Governance),


Puskesmas harus dikelola secara independen sehingga masing-masing bagian tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Pelaksanakan prinsip independensi Puskesmas lebih lanjut dijabarkan dalam


berbagai kebijakan sebagai berikut:

1) Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada


pejabat dibawahnya diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
pertimbangan untuk menunjang kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas.

2) Pejabat/pelaksana yang diberi wewenang harus melaksanakan


wewenang yang didelegasikan tersebut dengan penuh tanggung jawab dan
memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada Pejabat Pengelola.

3) Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah


untuk mufakat.

65
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

4) Setiap keputusan yang diambil memperhatikan kepentingan


stakeholders Puskesmas, risiko yang melekat, dan kewenangan yang dimiliki
oleh setiap pengambil keputusan.

5) Bupati dan Pejabat Pengelola konsisten dalam menjalankan


keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.

6) Pemerintah Kabupaten Ngawi selaku pemilik tidak diperkenankan


mencampuri kegiatan operasional Puskesmas yang menjadi tanggung jawab
Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai


pejabat jabatan struktural dan fungsional lainnya pada instansi/lembaga
Pemerintah Daerah, serta jabatan Pengelola pada lembaga kesehatan lain yang
dapat menimbulkan benturan kepentingan.

8) Penyusunan struktur organisasi dilaksanakan melalui musyawarah


bersama untuk mencapai mufakat agar tugas dan fungsi Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan dapat berjalan secara optimal.

Penyusunan struktur organisasi tidak didasarkan atas kepentingan personal atau


sektoral semata.

9) Penyusunan daftar kebutuhan obat berorientasi pada kepentingan pasien, tidak


berorientasi pada kepentingan detailer, distributor atau pihak-pihak tertentu yang
menguntungkan salah satu pihak saja.

66
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

BAB VII
ETIKA DAN INTEGRITAS

VII.1.
Penerapan Nilai-nilai Puskesmas, Budaya Kerja dan Budaya Organisasi
Puskesmasmemiliki kode etik yang wajib dihayati dan dijadikan acuan dalam
berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas
Setiap insan Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya kerja dan budaya
organisasi Puskesmas serta mengimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya.
VII.2.
Komitmen terhadap Panduan Perilaku
Puskesmasmemiliki kode etik yang wajib dihayati dan dijadikan acuan dalam
berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas
1). Puskesmas memiliki panduan perilaku (kode etik) yang wajib dihayati dan
dijadian acuan dalam berperilaku bagi seluruh insan Puskesmas.
2). Setiap unsur pimpinan Puskesmas wajib menunjukkan komitmen pribadi yang
kuat dan memberikan contoh keteladanan kepada seluruh insan Puskesmas
tentang bagaimana harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan Panduan
Perilaku.

67
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Komitmen Pejabat Pengelola (unsur pimpinan) dilaksanakan dengan:


1) Menetapkan pemberlakuan Panduan Perilaku,
2) Melakukan sosialisasi Panduan Perilaku kepada seluruh Pegawai
Puskesmas,
3) Memberi contoh kepada Pegawai Puskesmas bersikap dan berperilaku
sesuai dengan Panduan Perilaku,
4) Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran Panduan Perilaku.
Pelayanan di Puskesmas Jogorogo dengan bernilai perilaku kerja PESONA yaitu
Profesional, Empati, Sopan, Optimal, Nyaman, Amanah.
1) Profesional yaitu bekerja sesuai prosedur operasional diatur
2) Empati yaitu bekerja yang tercipta keinginan untuk menolong sesama
3) Sopan yaitu memeberikan pelayanan dengan sikap, perbuatan atau tingkah
laku, budi pekerti yang baik sesuai dengan tata krama dan kesusilaan.
4) Optimal yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh demi pelayanan yang bagus.
5) Nyaman yaitu memberikan kenyamanan dalam pelayanan mulai dari antrian,
proses pemeriksaan dan sampai pengambilan obat.
6) Amanah yaitu bahwa setiap pelayanan baik kata dan tindakan dapat
dipertanggungjawabkan.
7)
VII.3.
Loyalitas kepada Puskesmas
Setiap insan Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa loyalitas kepada
Puskesmas dapat mendorong totalitas dalam menjalankan tugas, kewajiban, dan
tanggung jawabnya dengan kerja keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas
untuk meningkatkan nilai Puskesmas.
1). Kedisiplinan
Setiap insan Puskesmas wajib mentaati semua peraturan yang telah
ditetapkan oleh Puskesmas, antara lain. jam masuk kerja, jam pulang kerja,
memakai seragam dan atributnya, pemenuhan hari kerja, panggilan tugas, baik
di dalam maupun di luar jam kerja, memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien dan masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur kerja yang berlaku.
Untuk mewujudkan disiplin tersebut, maka setiap insan Puskesmas secara
konsekuen untuk:
a. Melaksanakan perencanaan dan program kerja yang telah ditetapkan
Puskesmas,
b. Melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan,
c. Melaksanakan perintah atasan yang telah disanggupinya,

68
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

d. Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan,


e. Datang tepat waktu pada acara-acara rapat atau janji yang telah disanggupi,
f. Mengenakan seragam dan atribut yang telah ditetapkan,
g. Melaksanakan dan mentaati prosedur kerja yang telah ditetapkan,
h. Tidak menggunakan jam kerja untuk urusan lain diluar kedinasan,
i. Cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya dengan:
Tidak mengabaikan tertib teknis dan administratif.
Bekerja penuh ketekunan dan kejujuran.
Memberikan keteladanan, terutama bagi para pimpinan/atasan wajib
memberikan contoh dan memelihara moral yang tinggi secara konsisten
dan konkret kepada stafnya.
2). Tugas Dinas
Setiap insan Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-baiknya
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Setiap insan
Puskesmas dalam melaksanakan tugas selalu tepat waktu, bersikap ramah dan
menghormati hak-hak pasien. Setiap insan Puskesmas tidak diperbolehkan
melakukan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain,
bertindak selaku perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari Puskesmas.
3). Mutasi dan Promosi
Setiap pegawai Puskesmas wajib bersedia dimutasikan dan/atau
dipromosikan antar unit maupun antar jabatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4). Pendidikan dan Pelatihan
Setiap pegawai Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal
Puskesmas. Hasil pendidikan dan pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara
tertulis kepada Pejabat Pengelola.

VII.4.
Gratifikasi dan Suap
Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan stakeholders
Puskesmas, setiap insan Puskesmas dituntut untuk bersikap profesional, jujur, dan
terbuka.
Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam arti luas baik

69
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

berupa uang dan yang disetarakan dengan uang maupun dalam bentuk materi
lainnya. Uang dan yang disetarakan meliputi antara lain, uang tunai, cek,
tabungan, bilyet giro, komisi, rabat, potongan harga, pinjaman tanpa bunga,
tip/persenan, dan sejenisnya. Hadiah dalam bentuk materi lainnya pada umumnya
meliputi cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket pertunjukan, fasilitas
pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan lain-lain.
Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha pada dasarnya
dilarang. Setiap insan Puskesmas dilarang menerima hadiah atau sesuatu
pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat
diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan
jabatan atau pekerjaan insan Puskesmas yang bersangkutan. Bentuk hadiah /
pemberian yang diperbolehkan antara lain:
1. Honorarium, tiket perjalanan, fasilitas antar jemput sebagai pembicara,
narasumber dan sejenisnya dalam kegiatan seminar, lokakarya, ataupun
diskusi yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta
mendapat persetujuan tertulis dari pejabat yang berwenang.
2. Honorarium atau imbalan atas karya tulis yang dimuat di media massa
ataupun dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai sarana peningkatan
kapasitas atau pengembangan profesi.
3. Hadiah yang didasarkan pada hubungan kekeluargaan/kekerabatan
yang jelas, yang diberikan atau diterima dengan maksud-maksud yang
tidak ada kaitannya dengan kepentingan Puskesmas dengan nilai
intrinsik relatif rendah (misalnya dalam acara resepsi perkawinan, ulang tahun,
syukuran, dan sejenisnya).
4. Barang-barang untuk tujuan promosi seperti buku agenda, kalender,
gantungan kunci, alat tulis, kaos, dan barang sejenis lainnya yang
berlogo/beratribut Puskesmas yang secara intrinsik bernilai rendah.
Apabila karena sesuatu hal insan Puskesmas dihadapkan pada keadaan yang
tidak dapat memungkinkan untuk menolak hadiah /pemberian, maka yang
bersangkutan wajib segera melaporkannya kepada atasan langsung dan
pejabat puncak di unit kerja masing-masing dengan tembusan ke Bagian Tata
Usaha dengan tata cara sebagai berikut:
a). Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan
dokumen yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.
b). Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
c). Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi hadiah.
d). Jabatan penerima hadiah.

70
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

e). Tempat dan waktu penerimaan.


f). Uraian jenis hadiah.
g). Nilai hadiah.

Suap
Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang memiliki
wewenang, dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat atautidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. Suap
merupakan praktik usaha yang tidak sehatdan tindakan yang melanggar hukum.
Suap dapat berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Setiap insan Puskesmas wajib menghindarkan diri dari penyuapan dengan
tidak menerima atau memberi dalam bentuk apapun:
1. Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau yang
diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
2. Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hukum/peraturan yang berlaku.
3. Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu
berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan dalam jabatannya yang
berlawanan dengan kewajibannya.

VII.5.
Jamuan Bisnis
Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu Puskesmas yang
wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan bisnis harus dihindari jika ada
tendensi akan mempengaruhi obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering
dilakukan.
Jamuan bisnis diperbolehkan jika :
1. Berkaitan dengan kepentingan usaha Puskesmas sesuai dengan praktik
bisnis yang lazim.
2. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai
bentuk hadiah/pemberian atau suap.
3. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku.
4. Tidak menurunkan citra Puskesmas atau insan Puskesmas apabila diketahui
oleh umum.
5. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan secara
tertulis atau lisan dari pejabat yang berwenang sehingga dapat dibayar dan

71
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

dicatat oleh Puskesmas sebagai biaya usaha yang wajar.

VII.6.
Pertentangan Kepentingan (Conflict of Interest)
Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan rekanan,
pasien, dan pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu situasi yang dapat
menciptakan pertentangan kepentingan dan berpotensi menghilangkan independensi
dan objektivitas insan Puskesmas.Pertentangankepentingan dapat didefinisikan
sebagai seseorang atau entitas yang mempunyai dua atau lebih kepentingan yang
saling bertentangan yaitu antara kepentingan Puskesmas dan pribadi.Hal ini bisa
terjadi pada sebuah hubungan, peristiwa atau pertimbangan material tertentu dimana
obyektivitas atau pertimbangan profesional telah dikesampingkan.
Insan Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau
situasi yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan antara dirinya dengan
Puskesmas atau dengan rekanan Puskesmas.Keputusan yang diambil insan
Puskesmas harus netral tidak boleh ada pengaruh kepentingan pribadi maupun
keluarga yang dapat secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi pertimbangan
terbaiknya bagi kepentingan Puskesmas dan rekanannya.
Pertentangan kepentingan dapat diminimalkan / dihindari dengan cara:
1. Menghindari kepentingan keuangan secara signifikan pada perorangan/ lembaga
yang menjalin hubungan usaha/berusaha menjalin dengan Puskesmas.
2. Tidak menggunakan dokumen maupun informasi penting dan rahasia untuk
kepentingan pribadi.
3. Tidak bertindak sebagai perantara untuk kepentingan pihak ketiga dalam
bertransaksi yang melibatkan Puskesmas dan kepentingannya.
4. Mengklarifikasi kapan seseorang bertindak selaku pribadi atau sebagai insan
Puskesmas.
5. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan kepentingan sebelum suatu
transaksi/perjanjian dilaksanakan.
6. Tidak menjabat sebagai Dewan Pengawas, Direksi, Pejabat kunci, maupun
menjadi Pegawai pada Lembaga Kesehatan lain yang menjalin/berusaha
menjalin hubungan usaha dengan Puskesmas.

VII.7.
Penggunaan Wewenang dan Jabatan
Setiap insan Puskesmas wajib memastikan bahwa penggunaan wewenang
dan jabatan adalah bebas dari KKN, dengan senantiasa menghindari perbuatan atau

72
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

tindakan berikut :
1. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
2. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan Puskesmas atau negara.
3. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat berharga milik
Puskesmas.
4. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan Puskesmas.
5. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
6. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon pasien.

VII.8.
Pemeliharaan Lingkungan Puskesmas
Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan salah satu
faktor untuk meningkatkan produktivitas kerja. Puskesmas dan seluruh insan
Puskesmas harus selalu tanggap terhadap pemeliharaan lingkungan dengan
melakukan hal-hal berikut:
1. Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan norma
kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan Puskesmas,yakni:
a. Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-obatan
terlarang di lingkungan kantor maupun di luar kantor.
b. Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor maupun
diluar kantor.
c. Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai kesopanan dan agama yang ada.
d. Menganiaya, memfitnah, menghina secara kasar, serta
mengancam atasan, bawahan, dan rekan kerja.
e. Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
f. Membuka rahasia Puskesmas atau mencemarkan nama baik
pimpinan maupun pegawai Puskesmas dan keluarganya yang seharusnya
dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Puskesmas dan negara.
g. Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset Puskesmas
atau yang merupakan milik pegawai lain.
h. Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan

73
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

untuk melakukan ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan kerja, kecuali


tugas dan fungsi insan Puskesmas yang mewajibkan hal tersebut.
2. Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah pada
tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen dan perlengkapan kerja.
3. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja baik di dalam maupun
luar kantor.

VII.9.
Perlindungan Aset, Informasi dan Rahasia Pasien
1. Program perlindungan aset Puskesmas
Pada dasarnya aset Puskesmas hanya digunakan untuk kepentingan
Puskesmas. Aset Puskesmas dilarang digunakan untuk kepentingan pihak
tertentu baik pada jam kerja maupun di luar jam kerja.
Program perlindungan aset Puskesmas meliputi:
a. Setiap insan Puskesmas dilarang menyalahgunakan barang-barang, uang
dan surat berharga milik Puskesmas
b. Setiap insan Puskesmas dilarang memiliki, menjual, membeli,
menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang-barang
berharga milik Puskesmas secara tidak sah.
c. Setiap insan Puskesmas dilarang membuka/menambah jasa layanan
baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d. Setiap insan Puskesmas dilarang merujuk pasien Puskesmas kepada
Puskesmas/Rumah Sakit lainnya yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
e. Setiap insan Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas Puskesmas untuk
kepentingan pribadi dan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
f. Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur yang berlaku.
2. Program perlindungan informasi
Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap insan
Puskesmas tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi Puskesmas kepada
pihak manapun tanpa ijin. Yang dimaksud informasi rahasia adalah informasi
yang tidak tersedia di publik dan tidak diniatkan untuk dipublikasikan (misalnya,
rencana kerja, strategi investasi, strategi pemasaran, dan sebagainya).
3. Program perlindungan Rahasia Pasien
a. Setiap insan Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku dengan menjaga, memelihara dan

74
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

pemyimpan dokumen rekam medik sebaik-baiknya.


b. Pejabat Pengelola wajib menetapkan kebijakan pengelolaan rekam
medik.
c. Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus seijin
pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah pengadilan.
d. Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan dan/atau
keperluan asuransi harus seijin pasien yang bersangkutan dan Kepala
Puskesmas.
e. Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian tenaga
kesehatan atau peserta didik atas seijin dan sepengetahuan Kepala
Puskesmas.

VII.10.
Kesadaran Terhadap Efisiensi Biaya
Setiap insan Puskesmas wajib memilki kesadaran terhadap efisiensi biaya
dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Puskesmas.
2. Menggunakan sumber daya Puskesmas secara hemat sesuai dengan kebutuhan.
3. Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi kejujurandan
tanggung jawab serta didukung dengan dokumen yanglengkapsesuai dengan
aturan dan kebijakan Puskesmas.

VII.11.
Integritas Pelaporan
Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung jawabkan,
akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan pihak yang berkepentingan
lainnya (stakeholders) sangat tergantung pada usaha Puskesmas untuk
menyediakan data yang diperlukan. Oleh karena itu, semua catatan resmi mengenai
kegiatan/transaksi Puskesmas harus akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa
adanya pembatasan dalam bentuk apapun, akurasi tercermin dalam dua hal, yaitu
dokumentasi fakta dan penilaian yang wajar.
Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi pembayaran yang
dilakukan dengan mengalihkan pembayaran melalui catatan atau rekening pihak
ketiga.
Setiap petugas yang bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib dan harus
berlaku jujur, obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan yang disengaja ataupun
kegiatan yang menyesatkan dalam melakukan pembukuan akan ditindak sesuai

75
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

dengan hukum yang berlaku.

VII.12.
Aktivitas Politik
Setiap insan Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan dukungan partai politik,
sehingga tidak dapat menggunakan aset/fasilitas Puskesmas dan wewenangnya
untuk menyuruh dan menekan pegawai lain untuk mendukung partai politik tertentu
dan wakilnya.
Setiap insan Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota partai politik,
calon legislatif, dan calon eksekutif. Insan Puskesmas yang aktif dalam aktivitas
politik wajib mengundurkan diri dari Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan Puskesmas
untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi pilihan. Kontribusi tersebut
merupakan hak dan tanggung jawab pribadi masing-masing dan tidak menggunakan
nama ataupun atribut Puskesmas

VII.13.
Menjaga Nama Baik Puskesmas
Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik Puskesmas, setiap
insan Puskesmas tidak diperbolehkan:
1. Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya nama baik
Puskesmas.
2. Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak lain yang
dapat menimbulkan keresahan.
3. Menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang merugikan Puskesmasdalam
rangka pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat atau pasien.
4. Menarik pembayaran jasa layanan tidak sesuai prosedur yang berlaku.
5. Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga baik perorangan
maupun Badan Hukum lain tanpa sepengetahuan Pejabat Pengelola.

VII.14.
Hubungan Dengan Stakeholders Utama
1. Pegawai
Puskesmas memandang Pegawai yang terdiri dari tenaga medis,
paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis
Puskesmas, sebagai salah satu aset yang memiliki kekuatan besar dalam

76
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

menunjang keberhasilan Puskesmas dalam rangka pencapaian visi, misi dan


tujuan yang telah ditetapkan.
Puskesmas peduli dan akan memusatkan perhatiannya pada
pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai peningkatan
produktivitas kerja.
Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan Pegawai adalah
sebagai berikut :
a. Puskesmas dan Pegawai saling menghormati hak dan kewajiban
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Puskesmas mendorong kesempatan kerja/karir yang sama bagi setiap
Pegawai. Puskesmas menggunakan kemampuan bekerja, kualifikasi, dan
kriteria yang terkait dengan hubungan kerja sebagai dasar dalam mengambil
keputusan mengenai hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai.
c. Puskesmas memberikan dukungan dan kesempatan kepada seluruh
Pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan profesionalisme
melalui pendidikan formal maupun informal seperti pelatihan, kursus,
seminar, dan lokakarya.
d. Puskesmas menyediakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan
bebas dari segala bentuk tekanan yang mungkin timbul akibat adanya
perbedaan-perbedaan yang melekat pada setiap individu Pegawai.
e. Puskesmas memberi penghargaan kepada Pegawai dan unit kerja yang
memiliki catatan prestasi terbaik di Puskesmas. Contoh: Perawat/Bidan
Teladan.
f. Puskesmas akan memberikan jasa pelayanan/remunerasi kepada
Pegawai, termasuk Pejabat Pengelola sebagai imbalan atas prestasi
kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa mematuhi peraturan
perundang-undangan tentang kesehatan dan keselamatan kerja bagi
Pegawai. Bangunan, tata letak fasilitas dan alat-alat kerja harus memenuhi
stndar keselamatan kerja yang tinggi.
h. Puskesmas berupaya membangun komunikasi dua arah yang efektif, baik
melalui prosedur informasi dan konsultasi yang diselenggarakan oleh
Puskesmas maupun respon aktif atas saran dan kritik atau nasihat
konstruktif dari Pegawai, dan menjadikan saran tersebut sebagai acuan
penting bagi pengambilan keputusan.
i. Puskesmas menjamin perlindungan atas kerahasiaan informasi pribadi
Pegawai. Puskesmas akan mengumpulkan, menyimpan dan menjamin

77
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

keamanan informasi pribadi dari Pegawai untuk efektivitas operasional


menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
j. Setiap Pegawai harus menghindari kepentingan pribadi yang berbenturan
dengan kepentingan Puskesmas atau yang dapat mempengaruhi
pertimbangan atau tindakan dalam pelaksanaan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
k. Pegawai tidak boleh memiliki hubungan usaha, keuangan atau hubungan
lain dengan rekanan dan mitra Puskesmas,yang mungkin dapat merusak
kemandirian Puskesmas.
l. Pedoman yang dapat diterapkan pada hampir semua situasi benturan :
Pegawai harus menghindari adanya kepentingan finansial dengan
rekanan dan mitra Puskesmas lainnya.
Pegawai harus menghindari prakarsa atau persetujuan tindakan
kepegawaian yang mempengaruhi imbalan atau tindakan disiplin
Pegawai dimana mereka memiliki hubungan keluarga atau
keterlibatan pribadi.
Pegawai tidak diperkenankan menggunakan aset Puskesmas
untuk keuntungan pribadi. Pegawai tidak diperbolehkan
menjalankan usaha pribadi dengan mengatasnamakan nama
Puskesmas, menggunakan aset Puskesmas pada jam kantor.
m. Puskesmas menyediakan tempat kerja, sarana dan peralatan kerja
dan alat pelindung diri yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari sehingga dapat bekerja secara produktif.
n. Setiap kelompok profesional sejenis di Puskesmas dapat dibentuk
sebuah komite sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hubungan antara kelompok profesional (komite) diarahkan dan
disinergikan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
2. Pasien
Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok untuk
menjamin kelangsungan usaha Puskesmas. Kelancaran penerimaan
pembayaran jasa layanan tergantung kepada terbentuknya hubungan yang
saling menguntungkan bagi Puskesmas dan pasien. Dalam pelayanan kepada
pasien, Puskesmas berkomitmen untuk memberikan pelayanan 24 (dua puluh
empat) jam sebagaimana yang telah diatur dalam Standar Pelayanan Minimal,
dengan menerapkan prinsip terbuka, integritas, transparan, adil dan akuntabel
untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan

78
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

pasien.
a. Puskesmas menghormati hak-hak pasien sesuai dengan norma dankaidah-
kaidah profesi medis, kebijakan hubungan pasien, peraturan yang berlaku di
Puskesmas maupun Peraturan Perundanganyang berlaku.
b. Puskesmas menjamin pemulihan hak pasien yang dirugikan karena
penyimpangan medis (malpraktek) terhadap pasien.
c. Puskesmas secara aktif menggali keinginan dan kebutuhan pasien, baik
melalui survei kepuasan pasien maupun saluran pengaduandari pasien yang
dibuka oleh Puskesmas
d. Puskesmas memberikan perlakuan atau pelayanan yang sama tanpa
membedakan kepada semua pasien. Puskesmas berkomitmenuntuk
senantiasa melakukan upaya-upaya guna mempertahankandanmenjaga
agar pemberian pelayanan kesehatankepadapasiensesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal.
e. Puskesmas senantiasa memberikan informasi secara akurat, lengkap dan
tepat pada waktunya mengenai pelayanan kesehatan, sertahak dan
kewajiban calon pasien. Setiap perubahan kebijakan berkaitan dengan hak
dan kewajiban pasien, termasuk kebijakan prosedur pelayanan kesehatan
dan pengaduan, senantiasa disosialisasikan kepada pasien.
f. Puskesmas senantiasa meneliti alasan yang melatarbelakangi
pengaduan pasien dan segera mengambil tindakan yang tepat untuk
menghindari terulangnya pengaduan tersebut. Selain itu Puskesmasakan
memberikan peringatan, teguran dan hukuman sesuaidengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku kepadasetiapPegawai yang terbukti
melakukan kesalahan atau kelemahan teknis yang ada dalam praktek.
g. Puskesmas senantiasa menjaga rahasia pasien kecuali atas
permintaan pasien atau perintah Undang-Undang (peradilan).

VII.15.
Hubungan Dengan Stakeholders Lainnya
1. Lingkungan dan Masyarakat
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungandengan
lingkungan dan masyarakat.
a. Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-upaya
perlindungan guna mempertahankan kualitas lingkungan sekitar
Puskesmasterhadap pencemaran yang timbul dari limbah Puskesmas
b. Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menjadi warga yang dapat

79
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, serta


mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitartempatusaha Puskesmas.
Dengan demikian Puskesmas akanturutserta memelihara lingkungan hidup
yang bersih dan sehat, serta ketertiban di sekitar Puskesmas. Puskesmas
membangundanmembina hubungan yang baik dengan masyarakat di sekitar
tempat usaha Puskesmas.
c. Puskesmas mendorong timbulnya rasa ikut memiliki bagi masyarakat sekitar
Puskesmas dengan tujuan agar turut serta menjagaasetdan kepentingan-
kepentingan Puskesmasdi lingkungannya.
d. Puskesmas melaksanakan kegiatan sosial sebagai perwujudan
tanggung jawab sosial Puskesmas terhadap masyarakat lingkungan di
sekitar Puskesmas beroperasi.
2. Rekanan
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan
rekanan.
a. Puskesmas melakukan pengadaan baik penunjukan langsung
maupun lelang secara efisien, efektif, bersaing, transparan, adil, tidak
diskriminatif dan dapat dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan
rekanan yang mempunyai reputasi dan rekam jejak yang baik.
b. Puskesmas memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
rekanan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak
tertentu, dengan cara dan alasan apapun. Oleh karena itu, Rumah Sakit
melarang setiap insan Puskesmas memberikan informasi berkaitan dengan
estimasi harga atau membahas secararahasia pekerjaan di masa yang akan
datang dengan calon rekananyangakan berkompetisi.
c. Puskesmas menghindari rekanan yang mempunyai hubungan
keluarga dengan pengambil keputusan untuk menghindari adanya konflik
kepentingan. Puskesmas melarang setiap insan Puskesmasbertindak selaku
perantara bagi seorang atau badan hukumuntuk mendapatkan pekerjaan
atau pesanan dari Puskesmas.
d. Puskesmas dapat melakukan Kerjasama Operasional dengan pihak ketiga
(rekanan) dalam bentuk kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatanalat kedokteran dan
kerjasama lainnya yang sah. KerjasamaOperasional ini didasarkan prinsip
saling menguntungkan, akuntabel, transparan dan wajar serta tidak
merugikan stakeholders.
e. Puskesmas menuangkan semua kesepakatan dalam suatu dokumen

80
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan.


3. Kreditur
Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur dapat dilakukan
apabila Puskesmas memperoleh keuntungan nyata dari dana yang dipinjam
tersebut baik sekarang maupun di masa-masa yang akan datang. Pemenuhan
kebutuhan dana dari kreditur dilakukan dengan pertimbangan profesional sesuai
dengan praktik bisnis yang sehat. Kebijakan Puskesmas dalam berhubungan
dengan kreditur adalah sebagai berikut:
a. Peminjaman dari kreditur harus dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Puskesmas menghormati hak-hak
kreditur sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Puskesmasdan kreditur.
b. Puskesmas memberikan informasi akurat dan lengkap mengenai
Puskesmas yang diperlukan kreditur, termasuk pelaksanaan
kewajiban Puskesmas sesuai dengan perjanjian.
c. Puskesmas melaksanakan pemenuhan kewajiban kepada kreditur
secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Puskesmas
dengan kreditur.
4. Media Massa
Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara
Puskesmas dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat kontrol bagi
Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya. Pemberitaan media massa
diharapkan bersifat seimbang dan terbuka sehingga dapat dijadikan informasi
yang berguna bagi Puskesmas maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan
untuk meningkatkan kinerja dan membangun citra positif Puskesmas
Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam berhubungan dengan
media massa :
a. Puskesmas membangun kerjasama positif, saling menghargai dan
menguntungkan dengan menempatkan media massa sebagai mitra usaha
yang sejajar.
b. Puskesmas berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi
sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Komite Pelayanan Publik (KPP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
KPP sebagai lembaga resmi wakil masyarakat dalam pelayanan publik
dan LSM khususnya LSM Bidang Kesehatan yang mewakili komunitas
konsumen merupakan komponen penting dalam membangun citra dan upaya
peningkatan mutu pelayanan Puskesmas kepada masyarakat.

81
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Berikut ini adalah kebijakan Puskesmas dalam hubungan dengan KPP


dan LSM:
a. Puskesmas berkewajiban membina komunikasi dengan KPP dan LSM dan
bekerja sama dalam membangun citra Puskesmas,
b. Puskesmas memfasilitasi kebutuhan KPP dan LSM secara
proporsional dalam akses informasi dan kebijakan dalam pelayanan
kesehatan dalam mengungkap issu dan keluhan pelayanan publik.

VII.16.
Pemantauan
Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan
agar Pegawai Puskesmas senantiasa menjaga dan memelihara sikap dan perilaku
yang sesuai dengan Panduan Perilaku serta memantau efektivitas penerapan
Panduan Perilaku dan melaporkan hasilnya kepada Pimpinan (Kepala Puskesmas).
Hal-hal yang menonjol selama penerapan Panduan Perilaku dicatat sebagai bahan
masukan penyempurnaan dan perbaikan.
VII.17.
Pelaporan atas Pelanggaran
Setiap insan Puskesmas wajib melaporkan tentang dugaan terjadinya
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, Panduan Perilaku, serta
kebijakan dan aturan Puskesmas, dan dapat menyampaikan saran dan
pendapatnya kepada pejabat berwenang. Pegawai Puskesmas wajib bekerja sama
dalam penyelidikan internal yang dilakukan oleh Puskesmas, dengan
mengungkapkan data dan informasi yang diketahui, yang berkaitan dengan
terjadinya dugaan pelanggaran.
Puskesmas sepenuhnya menyadari, melaporkan tindakan pelanggaran
sebagai upaya yang tidak mudah dan menempatkan pegawai Puskesmas dalam
posisi yang sulit, bahkan menimbulkan semacam konflik batin bagi si pelapor.
Kemampuan dan kesediaan melaporkan setiap tindakan yang diyakini sebagai
suatu pelanggaran merupakan hal penting dari pelaksanaan tanggung jawab setiap
Pegawai Puskesmas. Kepedulian untuk menjaga kepentingan yang lebih besar,
yakni kerugian bagi Puskesmas dan seluruh Pegawai, harus menjadi acuan
pertimbangan setiap keputusan untuk melaporkan suatu pelanggaran.
Oleh karena itu Puskesmas akan memberikan perlindungan hukum kepada
setiap insan Puskesmas yang melaporkan dugaan atau disangkakan adanya
pelanggaran peraturan perundangan, pedoman tata kelola dan Panduan Perilaku
yang disertai bukti dan dokumen yang sah.

82
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Tidak seorangpun Pegawai Puskesmas akan dikenakan sanksi karena


melaporkan adanya dugaan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan,
kecuali yang bersangkutan ikut terlibat dalam pelanggaran tersebut. Pelaporan
dapat meringankan penjatuhan disiplin atau sanksi bagi si pelapor yang terlibat
dalam pelanggaran.
Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur, dilandasi dengan
niat baik, dan semata-mata dilakukan untuk pencegahan terjadinya kerugian
terhadap Puskesmas,atau rusaknya kinerja Puskesmas dan jauh dari maksud-
maksud tertentu untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, misalnya antara lain
karena dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan yang sejenisnya. Setiap
pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data atau bukti-bukti yang
akurat agar dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan jalannya usaha
Puskesmas
Pegawai Puskesmas dilarang melakukan tindakan permusuhan,
pembalasan atau tindakan lain yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal
terhadap Pegawai Puskesmas lain yang melaporkan terjadinya pelanggaran
ataupun yang bekerjasama dalam penyelidikan pelanggaran.
Puskesmas sepenuhnya menjamin kerahasiaan identitas pelapor, isi
informasi, saran atau pendapat yang disampaikan.
Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai Puskesmas
apabila meyakini telah terjadi pelanggaran.
1. Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi yang relevan
dengan keadaan atau situasi yang mengindikasikan pelanggaran Panduan
Perilaku, kebijakan dan aturan-aturan lain. Bila perlu data dan informasi
didukung dengan saksi-saksi yang kuat.
2. Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung
perasaan untuk menegur sesama rekan kerja atau atasan. Sampaikan secara
halus dan tidak langsung dengan memaparkan pelanggarannya, lalu mintalah
tanggapannya. Bila perlu, bersama rekan kerja atau atasan, mencari
penyebabnya.
3. Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau
bagian masing-masing kepada atasan langsung dan pejabat puncak di unit atau
bagian masing-masing, dengan tembusan kepada Pimpinan (Kepala
Puskesmas).
4. Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan atau terjadi di
luar lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu hal, tidak dapat melaporkan
kepada atasan langsung atau pejabat puncak, maka laporkan kepada Pimpinan

83
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

(Kepala Puskesmas) atau jenjang di atasnya secara langsung atau melalui pos,
faksimili, email, telepon atau kotak saran/pengaduan.
VII.18.
Penanganan atas Pelanggaran
Semua dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti secara
memadai melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut untuk proses pembuktian
dan penentuan bobot pelanggaran sebagai bahan pertimbangan pemberian tindakan
disiplin atau sanksi.
Penanganan atas dugaan pelanggaran dilakukan oleh atasan langsung atau
pejabat puncak, sesuai kewenangannya.Atasan langsung atau pejabat puncak wajib
mengupayakan pemecahan masalah/jalan keluar terhadap setiap pengaduan dugaan
pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit atau bagian yang dipimpinnya dan
melaporkan hasilnya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk pengkajian
kesesuaian keputusan yang diambil dengan kebijakan dan aturan.
Dugaan pelanggaran yang memerlukan pengkajian atau pemeriksaan lebih
lanjut akan dilakukan oleh:
1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, jika menyangkut pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku,sertaketentuan dan peraturan
Puskesmas.
2. Satuan Pengawasan Internal (apabila sudah dibentuk), menyangkut hal-hal yang
terkait dengan akuntansi dan keuangan atau kerugian-kerugian termasuk hal-hal
yang perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.
3. Rapat Pejabat Pengelola, jika menyangkut pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota pejabat pengelola untuk menetapkan langkah-langkahyang harus
diambil sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Inspektorat Wilayah Kabupaten, jika menyangkut pelanggaran yang dilakukan
oleh Pemimpin untuk menetapkan langkah-langkah yang harus diambil sesuai
ketentuan yang berlaku.
VII.19.
Sanksi atas Pelanggaran
Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menegakkan Panduan Perilaku,
kebijakan dan aturan, untuk mencegah terjadinya pelanggaran dan menghentikan
dengan segera pelanggaran yang terjadi.Salah satu upaya tersebut adalah dengan
pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi yang adil terhadap insan Puskesmas
yang melakukan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya terhadap Pegawai

84
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Puskesmas yang melakukan pelanggaran, tetapi juga terhadap Pegawai Puskesmas


yang lain, dalam tingkatan apapun yang:
1. Tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi yang berkaitan
dengan terjadinya pelanggaran hukum, peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Puskesmas.
2. Tiidak bekerja sama dalam penyelidikan Puskesmas atas dugaan
pelanggaran.
3. Melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang
merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap pelapor terjadinya
dugaan pelanggaran.
4. Gagal melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan bawahannya.
Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan bobot/tingkat pelanggaran
yang dilakukan. Tindakan disiplin atau sanksi, meliputi:
1. Teguran lisan.
2. Teguran tertulis.
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Kepala Puskesmas (Pejabat
Pengelola).
4. Pemberian skorsing.
5. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)
tahun.
6. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun.
7. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun dan/atau pembebasan dari jabatan.
8. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas permintaan sendiri.
9. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai.
10. Tuntutan ganti rugi.
11. Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses pemeriksaan lebih lanjut apabila
pelanggaran menyangkut kerugian Puskesmas yang material/besar dan
dikategorikan dalam tindakan pidana.
Setiap insan Puskesmas dalam tingkatan apapun, apabila jelas terbukti telah
melakukan pelanggaran terhadap Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan akan
dikenakan tindakan disiplin atau sanksi sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada
maupun peraturan-peraturan susulan yang bersifat mengikat semua insan Puskesmas,
dan dijalankan secara tegas.
Setiap insan Puskesmas yang akan dikenakan atau dijatuhkan tindakan disiplin
atau sanksi wajib diberikan kesempatan atau hak secara adil untuk membela diri

85
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

maupun menyatakan pendapatnya atas dugaan pelanggaran yang dilakukannya.

BAB VIII
PENUTUP

Pola Tata Kelola yang telah disusun ini dimaksudkan sebagai petunjuk arah yang
jelas dalam memaksimalkan nilai Puskesmas Jogorogo dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi agar Puskesmas Jogorogo
memiliki daya saing yang kuat.

Untuk dapat terlaksananya tujuan dari Pola Tata Kelola ini perlu mendapat dukungan
(komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan Puskesmas Jogorogo serta perhatian dan
dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi baik bersifat materiil, administratif maupun
politis. Apabila dalam kurun waktu pelaksanaannya, terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan Pola Tata Kelola maka akan dilakukan revisi
sesuai dengan peraturan yang baru.

86
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

Saran dan kritik membangun sangat diharapkan guna sempurnanya rencana


strategis bisnis ini sehingga sasaran-sasaran stratejik dapat dicapai sesuai target yang
direncanakan.

BAB IX
DAFTAR REFERENSI RUJUKAN

Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas adalah:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan layanan Umum, yang
telah dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014;

2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem akuntasi


Pemerintahan;Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintahan;

3) Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan


Standart Pelayanan Minimal

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

87
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

5) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:


PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

6) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002


Tanggal 21 Juni 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Puskesmas (Hospital By
Law).

7) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005


Tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical
Staff By Laws) di Puskesmas.

8) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004


Tanggal 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.

9) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-117/M-MBU/2002


tentang Penerapan Praktik-Praktik Good Corporate Governance(GCG) di
Lingkungan BUMN.

10) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2007
Nomor 007 )

11) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentan Urusan Pemerintah yang menjadi
Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi ( Lembaran Daerah Kabuaten
Ngawi Tahun 2008 Nomor 03 )

12) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan daerah
Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah

13) Peraturan Bupati Ngawi Nomor 58 Tahun 2008 tentang Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi

14) Peraturan Bupati Ngawi No. 14 tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK BLUD ) UPTD
Puskesmas di Kabupaten Ngawi

88
Pola Tata Kelola BLUD
UPTD Puskesmas Jogorogo

BAB X
LAMPIRAN

1) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 20 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas dan Unit Pelaksana Teknis
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Ngawi;

2) Tabulasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Prosedur Tetap (Protap);

3) Tabulasi Surat Keputusan Kepala Puskesmas;

89

Anda mungkin juga menyukai