Anda di halaman 1dari 2

1.

ANEMIA

Kompetensi : 04

Laporan Penyakit : 54

ICD X : D.50

a. Definisi
Anemia dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, namun yang paling praktis
adalah pengelompokan berdasarkan cara terjadinya yaitu Anemia pasca perdarahan,
anemia hemolitik, anemia defisiensi, anemia aplastik dan anemia karena keganasan.
b. Penyebab
Produksi darah yang tidak cukup (karena defisiensi atau kegagalan sumsum tulang),
kehilangan darah yang berlebihan, perusakan darah yang berlebihan atau gabungan
dari faktor-faktor tersebut.
Kehilangan darah yang samar dan kronik, misalnya pada ankilostomiasis,
menyebabkan anemia defisiensi Fe, sementara itu hemolisis antara lain terjadi pada
defisiensi G6PD dan talasemia.
c. Gambaran Klinis
- Anemia akibat kehilangan darah yang mendadak dan banyak akan memacu
homeostatis kompensasi tubuh. Kehilangan darah akut sebanyak 12 - 15 % akan
memberi gejala pucat, takikardia dengan tekanan darah normal atau rendah.
Kehilangan 15 - 20 % menyebabkan tekanan darah mulai turun sampai syok, dan
kehilangan 20% dapat berakibat kematian.
- Anemia defisiensi ditandai dengan lemas, sering berdebar, lekas lelah dan sakit
kepala. Papil lidah tampak atrofi. Jantung kadang membesar dan terdengar
murmur sistolik. Di darah tepi tampak gambaran anemia hipokrom dan mikrositer,
sementara kandungan besi serum rendah.
- Defisiensi vitamin B12 maupun asam folat menyebabkan anemia megaloblastik
yang mungkin disertai gejala neurologi.
- Anemia hemolitik dapat diikuti oleh peningkatan bilirubin darah (ikterus). Limpa
umumnya membesar.
- Anemia aplastik tampak dari kadar Hb yang rendah serta gejala sistemik lain,
tanpa pembesaran organ.
d. Diagnosis
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. umum Hb < 12 gr/dl.
e. Penatalaksanaan
- Keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada kemampuan untuk menegakkan
diagnosis pada tingkat awal.
- Anemia pascaperdarahan diatasi dengan transfusi darah sebanyak 10 20
ml/kgBB, atau plasma expander. Bila tak ada keduanya, cairan intravena lainnya
juga dapat digunakan.
- Dampak lambat dapat diatasi dengan transfusi packed red cell.
- Anemia defisiensi besi diatasi dengan makanan yang memadai, sulfas ferosus 10
mg/kgBB 3 x sehari atau Besi elementer 1mg/kgBB/hari
- Anemia megaloblastik diobati spesifik, oleh karena itu harus dibedakan
penyebabnya, defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat.
Dosis vitamin B12 100 mcg/hari im, selama 5 10 hari sebagai terapi awal
diikuti dengan terapi rumat 100-200 mcg/bulan sampai dicapai remisi.
Dosis asam folat 0,5 1mg/hari secara oral selama 10 hari, dilanjutkan
dengan 0,1 0,5 mg/hari.
Penggunaan vitamin B12 oral tidak ada gunanya pada anemia pernisiosa.
Selain itu sediaan oral lebih mahal.
- Hemolisis autoimun diatasi dengan prednison 2 5 mg/kgBB/hari peroral dan
testosteron 1 2 mg/kgBB / hari i.v, untuk jangka panjang.
- Transfusi darah hanya diberikan bila diperlukan saja.
- Rujuk ke rumah sakit
f. Konseling dan Edukasi
- Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang perjalanan penyakit
dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam
berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
- Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual, muntah,
heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman. 3. Bila terdapat efek samping
obat maka segera ke pelayanan kesehatan.
g. Kriteria Rujukan
- Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
- Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk. 3. Anemia berat
dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
- Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter layanan primer
misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
- Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres pernafasan) pasien
segera dirujuk.

Anda mungkin juga menyukai