Rabiman
E-mail: rabimanust@yahoo.com
Prodi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta
Abstrak
Tujuan dari pembelajaran di SMK adalah untuk membuat siswa belajar dan
menguasai kompetensi yang sudah ditentukan oleh kurikulum. Pembelajaran dikatakan
efektif jika setelah mengikuti pembelajaran semua siswa dapat menguasai kompetensi
yang telah ditetapkan. Guru sebagai pamong bertugas mengarahkan siswa untuk belajar
sesuai dengan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi yang sudah ditentukan
tersebut. Pembelajaran yang baik harus dapat membuat semua siswa belajar. Agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik maka diperlukan suatu metode
pembelajaran yang tepat. Ada berbagai jenis metode pembelajaran, tetapi tidak
semuanya cocok digunakan dalam pembelajaran bidang keahlian teknik otomotif.
Karena itu guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Dalam memilih
metode pembelajaran guru perlu mempertimbangkan beberapa hal. Bila guru dapat
memilih dan melaksanakan metode pembelajaran secara tepat, maka pembelajaran dapat
dilaksanakan secara efektif.
Kata Kunci: Belajar, Metode Pembelajaran, pemilihan metode
A. Pendahuluan
Dipenghujung akhir tahun 2015 Indonesia akan memasuki era Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan
mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, sehingga persaingan tenaga
kerja akan semakin ketat. Sugiharsono (kedaulatan rakyat, 9 Mei 2015) menyatakan
semakin dekatnya era MEA tidak memberi tawaran lain bagi indonesia selain harus
menghadapinya dengan kesiapan diri. Hal ini menuntut perhatian semua sektor, terlebih
sektor pendidikan yang menempati garda terdepan upaya pembangunan sumber daya
manusia manusia (SDM Indonesia. Salah satu persiapan yang diperlukan adalah dengan
meningkatkan kompetensi atau kemampuan peserta didik baik tingkat menengah
maupun tingkat tinggi yang saat ini mengarah pada kemampuan global. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suyanto (Kedaulatan rakyat, 2 Mei 2015) yang menyatakan bahwa
Pendidikan perlu membelajarkan peserta didik disemua jenjang pendidikan akan
pentingnya penguasaan ketrampilan abad 21 yang selalu mengalami perubahan. Ada 8
ketrampilan abad 21 yang harus dikuasai siswa yaitu (1) Leadership; (2) digital literacy;
(3) (comunication; 4) emotional intelligence; (5) Entrepreneurship; (6) global
citizenship; (7) Problem Solving; dan (8) Team working.
Namun dibalik tuntutan berat tersebut saat banyak pihak yang masih meragukan
kesiapan dunia pendidikan kita. Hal ini seperti disampaiakan Ketua umum PB PGRI
Sulistyo yang mengatakan pendidikan di Indonesia saat ini sedang sakit dan
kualitasnya semakin memprihatinkan, terbukti dengan adanya fakta dan realitas
rendahnya kemampuan kualitas lulusan sekolah dalam menghadapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan. (kedaulatan rakyat 2 Mei 2014). Karena itu semua pihak yang
1
2
PEMBAHASAN
1. Pembelajaran di SMK Program Keahlian Teknik Otomotif
Secara umum pendidikan kejuruan berfungsi untuk mengajarkan peserta didiknya
untuk memasuki dunia kerja. Karena itu pembelajaran di SMK seharusnya memberikan
kepada siswa berupa ketrampilan atau kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat
Thompson bahwa :
Vocational education is any education that provides experiences, visual stimuli,
affective awareness, cognitive information,or psychomotor skills; and that
enhances the vocational development processes of exploring, establishing, and
maintaining one self inthe world of work. (Thompshon 1973 : 216).
cara. Karena itu metode pembelajaran dapat diartikan cara membelajarkan. Metode
dapat diartikan sebagai cara yang berkait dengan pengorganisasian belajar, seperti
kegiatan individu, kegiatan kelompok atau kegiatan massal. (Basleman dan Mappa,
2011:158). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
berfungsi untuk mengatur interaksi antar komponen pembelajaran.
a. Metode Pembelajaran Yang Berpusat Pada Guru
Metode belajar ini mendasarkan pada teori belajar sosial dan behavioristik.
Metode pembelajaran dikatakan berpusat pada guru kalau dalam pembelajaran
gurulah yang aktif, sedangkan siswa bersifat pasif. Metode pembelajaran yang
berpusat pada guru diantaranya adalah, ceramah, hafalan (drill), tanya jawab,
demontrasi dan pembelajaran langsung.
1). Ceramah
Menurut Marsh (2011:204-26) Ceramah adalah presentasi langsung oleh
guru menggunakan mulut. Untuk mendukung ceramah dapat menggunakan
bantuan multimedia. Ceramah cocok digunakan untuk: menyampaikan informasi
secara cepat dan langsung, memperkenalkan suatu pengetahuan baru,
menyebarkan informasi, pembelajaran yang tidak ada bahan pendukung, dan
meningkatkan perhatian serta motivasi. Beberapa kelemahan ceramah diantaranya
adalah 1) tidak memberikan kesempatan siswa menunjukkan kreativitas ataupun
kemampuan memecahkan masalah; 2) dapat membuat guru merasa superior; 3)
dapat membuat siswa bosan; dan 4) kurang mendukung perkembangan sosial
siswa.
Kelemahan kelemahan ceramah diatas bila diatasi, maka metode ini juga
dapat berjalan secara efektif. Agar ceramah dapat belangsung efektifan perlu
diperhatikan hal-hal berikut.1) lakukan dengan intonasi suara dan ekspresi yang
menarik; 2)pastikan semua siswa dapat mendengar; 3)berikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya; 4)gunakan kombinasi dari multimedia, alat peraga, lembar
hand out, dan papan tulis untuk menuliskan pernyataan-pernyataan kunci;
5)lakukan ceramah dengan bersemangat dan melihat peserta secara langsung;
6)waktu ceramah maksimal 20 menit; 7)sesuaikan materi ceramah dengan
kemampuan dan ketertarikan siswa; 8)gunakan jeda waktu dalam membuat
pernyataan kunci dan pertanyaan; 9)sebut nama siswa dan hubungkan materi
ceramah dengan bidang yang menarik siswa; dan 10)buat catatan singkat untuk
mengoptimalkan effek yang dramastis.
2). Hafalan
Adalah metode pembelajaran dengan cara membangkitkan kembali memori
yang ada di dalam pikiran seseorang. Metode hafalan bertujuan untuk
meningkatkan penguasaan materi yang dapat dipanggil dengan cepat dan benar.
Metode hafalan dapat digunakan dalam pembelajaran yang terkait dengan
pengenalan bagian-bagian, urutan prosedur dan pengembangan keterampilan.
Metode hafalan dapat dilakukan secara efektif dengan: waktu hafalan sekitar 10-
15 menit, jumlah dan jenis materi hafalan sesuai dengan kebutuhan siswa, ada
catatan kemajuan hafalan siswa, dilakukan secara insidental dan diselingi dengan
aktifitas lain, menggunakan permainan, dan siswa harus diberi pemahaman
mengapa mereka harus mengafal materi tersebut.
3). Tanya Jawab Terarah.
Adalah metode pembelajaran dengan cara guru memberikan pertanyaan
kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis. Metode tanya jawab dapat
5
menarik, kisalnya diskusi tentang hubungan antara emisi gas buang dengan
pemanasan global; dan 4) untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi antar
siswa.
Agar diskusi dapat berjalan secara efektif diperlukan pengaturan lay out
tempat duduk. Pengaturan tempat duduk ini dapat dibuat misalnya kursi disusun
melingkar, bentuk tapal kuda atau bentuk lain yang memungkinkan tatap muka
langsung antar siswa dalam satu grup.
2) Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (2010: 1) pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan pada
semua tingkatan siswa dengan berbagai tingkat kemampuan. Menurut Arends
(2008: 5-6) metode pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan
interdependensi siswa dalam struktur tugas, tujuan dan reward. Metode ini cocok
untuk mengembangkan prestasi akademis, toleransi dalam keragaman dan
ketrampilan sosial. Lebih lanjut Arends menyatakan pembelajaran kooperatif
ditanda dengan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok dimana tiap kelompok
terdiri dari siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang beragam, serta ada
penghargaan kelompok.
Adapun tahapan pembelajaran kelompok dapat dibagi menjadi 6 tahap, yaitu
a) penyampaian dan klarifikasi tujuan pembelajaran; b) presentasi informasi
kepada siswa; c) pembentukan kelompok-kelompok siswa secara heterogen; d)
membantu tim dalam belajar; e) guru menguji kemampuan kelompok atau
presentasi kelompok; dan f). memberikan pengakuan kelompok. Tahapan-tahapan
ini harus dilaksanakan secara urut.
Metode pembelajaran kooperatif memiliki berbagai bentuk. Menurut Arends
(2008: 13-16 metode-metode yang termasuk pembelajaran kooperatif adalah
Students Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw, Grup Investigasi, Think
Pair Share, dan Numbered Heads Together. Slavin (2010) juga
mengklasifikasikan Team Accelerated Instruction (TAI) dan Team Game
Tournament (TGT) sebagai pembelajaran kooperatif.
variables such as teachers style, learners characteristics, the culture of the school and
surrounding community, and the resources available all influence the method to use.
Sedangkan menurut penelitian Thompson dan Chapman (2004) menunjukkan bahwa
efektifitas suatu metode pembelajaran sangat tergantung pada ketrampilan guru dalam
memanagement kelas. Karena itu guru harus benar-benar terampil dalam mengatur
kelasnya saat menerapkan sutu metode pembelajaran.
Sebagai panduan dalam memilih strategi pembelajaran, Nadler (1982: 182-183)
memberikan panduan sebagai berikut:
a. apakah metode pembelajaran yang dipilih cocok dengan kurikulum?
b. apakah penerapan metode pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran?
c. apakah metode pembelajaran yang direncanakan dapat menunjukan kebutuhan
belajar?
d. jika metode pembelajaran yang direncanakan digunakan, akan terkait dengan
kemampuan kerja yang sekarang dibutuhkan?
e. jika pelatihan dilaksanakan dengan metode pembelajaran yang direncanakan ini
apakah permasalahan yang ada dapat dipecahkan?
f. apakah metode pembelajaran yang dipilih dapat diimplementasikan?
g. apakah peralatan pendukung penerapan metode pembelajaran yang direncanakan
dapat tersedia saat dibutuhkan?
C. KESIMPULAN
Tujuan pembelajaran di SMK telah ditentukan oleh kurikulum. Agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, maka pembelajaran harus dibuat efektif.
Banyak faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran, salah satunya adalah
metode pembelajaran. Ada banyak metode pembelajaran, yang secara garis besar dapat
dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Semua metode pembelajaran bila digunakan dengan tepat hasilnya
akan baik, dan tidak semuan metode cocok digunakan dalam pembelajaran bidak teknik
otomotif.
Setiap sekolah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Mungkin suatu
metode pembelajaran mungkin sangat baik diterapkan pada suatu sekolah, tetapi belum
tentu cocok diterapkan disekolah yang lain. Karena itu guru bidang teknik otomotif
dituntut untuk dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran secara tepat.
Dalam memilih metode pembelajaran diperlukan beberapa pertimbangan diantaranya
adalah tujuan dan materi pembelajaran, karakteristik siswa, kemampuan guru,
ketersediaan alat pendukung dan bisa tidaknya diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. (2008). Learning to teach: Belajar untuk mengajar edisi ketujuh/buku dua.
(Terjemahan Helly Prayitno S & Sri Mulyantini S). New York: McGraw Hill
Companies. (Buku Asli diterbitkan tahun 2007).
Basleman, A. & Mappa, S. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Chia Liu, W., Liau, A.K, & Tan, O.S. (2009). E-portofolios for problem based learning:
Scaffolding thinking and learning in preservice teacher education. Dalam
Tan,O.S. (Eds). Problem-Based Learning And Creativity (pp. 205-223).
Singapore: Cengage Learning Asia Pte, Ltd
10
BIODATA PENULIS