Kompressor Udara
Kompressor Udara
Alat yang digunakan untuk menaikkan tekanan udara dengan cara memampatkan volumenya.
Secara termodinamis, kompressor satu selinder, satu tingkat ditunjukkan pada gambar 1.
Dari gambar 1, pada saat piston berada pada akhir langkah tekan (titik a), jumlah udara di dalam
selinder adalah nol. Ketika piston mulai bergerak melakukan langkah isap, maka katup isap akan
terbuka, katup buang tertutup, pada saat itu udara masuk selinder dengan kondisi tekanan p 1.
Katup isap akan tetap terbuka sampai akhir langkah isap (titik b). Ketika piston mulai bergerak
memampatkan udara, kedua katup tertutup, sehingga tekanan dan temperatur udara naik. Proses
kompressi ini dapat berlangsung secara isotermis, adiabatis, atau politropik. Pada saat udara
mencapai tekanan p2 (titik c), maka katup buang terbuka, dan selanjutnya piston terus menekan,
sehingga udara bertekanan tinggi keluar dari selinder.
Misalkan p1,V1,T1 merupakan kondisi udara sebelum kompressi, dan p 2,V2,T2 merupakan kondisi
udara setelah kompressi, maka apabila:
p 2V 2 p1V1
W p 2V 2 p1V1
n 1
n( p 2V2 p1V1 )
W
n 1
n pV
W ( p1V1 ) 2 2 1 ; Dari persamaan p1V1 p 2V 2 , didapat:
n n
n 1 p1V1
1
V2 p 2 n
V1 p1
1
n p2 p2 n
W ( p1V1 ) 1
n 1 p1 p1
n 1
n p2 n
W ( p1V1 ) 1
n 1 p1
k 1
k p2 k
W ( p1V1 ) 1
k 1 p1
V1 V
W p 2V 2 ln p1V1 ln 1
V2 V2
Contoh perhitungan:
1. Double acting Compressor dengan daya indikator 50 HP, mengisap udara pada kondisi 1
atm, 15 oC, selanjutnya memampatkan udara secara politropik (n = 1,2) sampai 6 atm,
dengan putaran N = 100 rpm, dan kecepatan piston rata-rata C m = 150 meter per menit.
Ditanyakan ukuran selinder !
Jawab:
Pi = 50 HP = 50 x 746 = 37300 Watt
100
N = 100 rpm = = 1,7 rps
60
n 1
n p2 n
W ( p1V1 ) 1
n 1 p1
n 1
n p2 n
pm ( p1 ) 1
n 1 p1
1, 2 1
1,2 6 1, 2
pm x 1,013 x 10 5 1
1,2 1 1
pm = 2,115 x 105 Pa.
P i = pm x V x N x 2
= pm x A x l x N x 2
150
= pm x A x Cm Cm = 2 x l x N = = 2,5 ms-1.
60
2,5
Cm = 2 l N l 0,735m
2 x1,7
2. Kompressor udara tipe single stage digunakan untuk memampatkan udara 72 m 3 udara
per menit, dari 1 atm, 15 oC menjadi 8 atm. Tentukan temperatur akhir kompressi, kerja
yang dibutuhkan, daya dan kalor terbuang untuk masing masing proses yaitu: (1)
isotermis, (2) adiabatik, dan (3) politropik (n = 1,25).
Jawab:
(1) Untuk kondisi isotermis,
T1 = 273 + 15 = 288 K
T2 = T1 = 288 K
V1 = 72 m3s-1
p1 1
p1V1 = p2V2 V2 (V1 ) (72) 9 m 3 per menit.
p2 8
V2 9
W p1V1 ln 1,013 x105 x72 ln 151,66 x105 Joule per menit.
V1 72
151,66 x105
P 2,527 x105 Joule per detik 2,527 x 105 Watt.
60
Kalor terbuang,
Q 2,527 x105 x 0,24 0,606 x105 kal.s 1
k k
p1V1 p2V2
1 1
p1 k
p 1, 4
V2 .V1 V2 1 .72 16,3 m3 per menit.
p2 p2
p1V1 pV p2V2 8 x16,3
2 2 T2 .T1 x 288 521,6 K
T1 T2 p1V1 1x 72
k 1
k p2 k
W ( p1V1 ) 1
k 1 p1
1, 4 1
1,4 1 8 1, 4
W x1,013 x105 x 72 1
1,4 1
W= 207 x 105 Joule per menit.
207 x105
P 3,45 x105Watt
60
p1V1 p2V2
W ;
n 1
U = Cv (T2 T1)
Cp = Cv + R
Cp - C v = R
Cp R
1
Cv Cv
R R
k1 = C Cv
v k 1
1 1 (k 1) (n 1)
Q ( p1V1 p2V2 ) ( p1V1 p2V2 )
n 1 k 1 (n 1)(k 1)
k n p1V1 p2V2
Q
k 1 n 1
1,4 1,25 1,013 x105 x 72 - 8x1,013x105 x13,6
Q 56,4 x105 Joule per menit.
1,4 1 1,25 1
Q = - 13,54 x 105 kal per menit.
Atau:
k n p2V2 p1V1
Q 1 n
p1V1 p2V2
n
k 1 n 1 p2V2
n 1 1
p1 V2 V1 p2 n p
n
1
p2 V1 V2 p1 p2
1
k n p2V2 p1 p1 n
Q 1
k 1 n 1 p2 p2
n 1
k n p2V2 p1 n
Q 1
k 1 n 1 p2
1, 25 1
1,4 1,25 8 x1,013 x105 x13,64 1 1, 25
Q 1 56,37 x 105 Joule per menit.
1,4 1 1,25 1 8
Misalnya kondisi udara yang masuk selinder tekanan rendah adalah p 1 Pa dan volumenya
V1 m3. Udara/gas yang masuk selinder tekanan tinggi adalah p2 Pa dan volumenya V2 m3,
sedangkan p3 adalah tekanan akhir. Sebagai ilustrasi untuk menerangkan perubahan
tekanan pada kedua selinder dilukiskan pada gambar 2. Mula-mula udara masuk dan
dimampatkan pada selinder tekanan rendah (Low Pressure Cylinder = LPC) dari tekanan
p1 sampai p2, kemudian masuk ke intercooler. Di dalam intercooler udara didinginkan
secara isobar sehingga terjadi transfer kalor ke air pendingin. Selanjutnya keluar dari
intercooler udara dimampatkan pada selinder tekanan tinggi (High Pressure Cylinder =
HPC) secara adiabatik sampai tekanan p3.
k 1
k
p3 k
W2 ( p2V2 ) 1
k 1 p2
Total kerja yang dibutuhkan:
Wt = W1 + W2
k 1
k 1
k p2 k
p3 k
Wt p1V1 1 p2V2 1
k 1 p1 p2
Gambar-3: Skema posisi intercooler
k 1 k 1
k p2 k p3 k
Wt ( p1V1 ) 2
k 1 p1 p2
dWt
0
dp2
k 1 k 1
k k 1 k 1
W ( p1V1 ) p1
1 k p2 k p3 k
1
( p2 ) k
2
k 1
1 1
k 1
dWt k k 1 1 k 1
k 1 1
p2 k p3 k p2 k
1
( p1V1 ) p1 k
dp2 k 1 k k
2
k 1
dWt k k 1 1 k 1 k 1
1
p2 k p3 k p2 k
1
( p1V1 ) p1 k
dp2 k 1 k k
dWt
0
dp2
k 1
1 k
k 1 1 k 1
k 1 1
p2 k p3 k p2 k 2
p1 k k
k 1
1 k 1 k 1 1
p2 k p3 k p2 k
2
p1
k 1 k 1
1
k
. p2
1
k
p3 k
1
p1 p2
2
k
k 1 k 1
1
k
p3 k
1 1
p1 p2
2
k . p2
k
k 1 k 1
1
k
p3 k
1 1
p1 p2 k 2 k
k 1 k 1
1
k
p3 k
1 2 k 1
p
1 p2 k
k 1 k 1
1
k p k
3 2( k 1)
p
1 p2 k
1 p
32 2
p2 p1 p3 p2 p1 p3
p1 p2
k 1 k 1
k p2 k p3 k
W ( p1V1 ) 2
k 1 p1 p2
k 1 k 1
k p1 p3 k p3 k
W ( p1V1 ) 2
k 1 p1 p1 p3
k 1 k 1
p1 p3 2
1 k k
k p3
W ( p1V1 ) 2
k 1 p p 2
1
p1
1 3
k 1 k 1
k
( p1V1 ) p1 2 . p3 2 . p1 p3 . p1 2 . p3 2
1 1 k 1 1 k
W
1
k 1
k 1 k 1
k
( p1V1 ) p1 2 . p3 2 p3 2 . p1 2
1 1 k 1 1 k
W
k 1
k 1 k 1
k p3 2k p3 2k
W ( p1V1 ) 2
k 1 p1 p1
k 1
2k p3 2k
W ( p1V1 ) 1
k 1 p1
k 1
mk pm 1 mk
W ( p1V1 ) 1
k 1 p1
n 1
mn p m 1 mn
W ( p1V1 ) 1
n 1 p1
n 1
n p2 n
Wkom ( p1V1 ) 1
n 1 p1
Kerja yang dilakukan selama langkah ekspansi:
n 1
n p2 n
Weksp ( p1V4 ) 1
n 1 p1
n 1
n p2 n
W . p1 (V1 V4 ) 1
n 1 p1
V1 V4 = Volume isap
= Volume langkah efektif.
n 1
n p2 n
W ( p1 ) x Volume langkah efektif x 1
n 1 p1
Efisiensi Volumetris
Efisiensi volumetris kompressor torak didefinisikan sebagai perbandingan antara volume udara
yang masuk kompressor dengan volume langkah torak per satuan waktu.
V1 V4
v
V1 V3
C = Clearance ratio
Clearance volume
C
Volume langkah
V3
C C(V1 V3) = V3
V1 V3
CV1 CV3 = V3
1
CV1 = V3 + CV3 V1 V3 1
k
1 1
p n p n
V1 V3 2 V1 V3 2
V V p1 p1
v 1 4
V1 V3 V1 V4 V3
C
1
1
CV3 1 1
CV p n
k C p2 n
v 1 C 2 p
V3 p1 V3 1
1 1
p n V n
v 1 C C 2 1 C C 1
p1 V2
Rotary Compressor
Yaitu kompressor yang memampatkan udara dengan prinsip rotary.Apabila dibandingkan dengan
kompressor torak yang bekerja bolak balik, kompressor rotary mempunyai rotor sebagai faktor
primer yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Kompressor rotary cocok untuk mensupply udara
dalam jumlah besar (sampai 3 000 m3 per menit) dan mempunyai kenaikan tekanan relatif rendah
sampai 10 atm. Salah satu jenis kompressor rotary ditunjukkan pada gambar-9, udara diisap
masuk dengan tekanan p1 dan dimampatkan sampai tekanan p 2, dan berlangsung pada volume
konstan. Apabila kompressi udara pada kompressor rotary mengikuti persamaan pV k = konstan,
maka kerja teoritis kompressor adalah:
k 1
k p2 k
Wt ( p1V1 ) 1
k 1 p1
k 1
k p2 k
( p1V1 ) 1
k 1 p1
v
( p2 p1 )V1
p2
Apabila r perbandingan tekanan ;
p1
Cp = C v + R
C R
1 v
Cp Cp
1 R
1
k Cp
1 R k 1 R k C
1 p
k Cp R Cp k 1 R
Cp k 1
( p1V1 ) r k 1
v R
p2 p1 V1
Cp
( p1V1 ) r k 1
k 1
v R
p1 (r 1) V1
C p r k 1
k 1
v
R r 1
Dari persamaan ini terlihat bahwa efisiensi akan turun apabila
perbandingan tekanannya naik.
Contoh perhitungan:
1. Kompressor udara dua tingkat dilengkapi intercooler menghasilkan udara bertekanan 30
atm, dengan kondisi udara mula-mula 1 atm, 27 oC. Apabila kedua selinder mempunyai
langkah sama, tentukan perbandingan diameter kedua selinder untuk kondisi efisiensi
maksimum, dan mengikuti persamaan pVn = konstan.
Jawab:
Gambar 2
Pada HPC, Vd = V2
V2 ( d 2 ) L
4
Pada LPC, Vb = V1
2
(d1 ) L
V1 4 d1 V1
V2 (d 2 ) L d2 V2
2
4
1
V1 5,477 1, 3
3,699
Vc 1
1 k 1 k 1 k 11, 4
Tc Tb p1 1
k 1, 4
Tb p1 k Tc p k
p2
300
5, 477
444 K
V1 V1 Vc
x 3,699 x 1,48 5,464
V2 V2 V2
d1
5,464 2,337
d2
k 1
k p2 k
Kerja teoritis ( p1V ) 1
k -1 p1
1, 4 1
Kerja teoritis
1, 4
1, 4 1
1,013 x105 x 0,04
1,6
1, 4
1 0,020 x105 Nm
1
0,0203 x105
x 100 % 83,5 %
0,0243 x105