Anda di halaman 1dari 13

12

BAB 3. PATHWAY

Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik yang


System imun turun
tak terkontrol, immunodefisiensi

Gangguan keseimbangan flora


Pertumbuhan jamur normal di mulut (candida albicans)
yang tak terkontrol

Sisa susu pada mulut bayi

Tidak dibersihkan Mulut bayi kotor

Menyerang system imun Timbuk bercak


Proses infeksi
putih di mulut

Kandidiasis oral

Nyeri pada mulut


Menggumpal menutup
permukaan lidah
Nafsu makan
turun Candida bermetastase
Menghambat implus
syaraf pengecap
MK : Perubahan Ke faring
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tidak dapat
Nyeri pada faring
MK : Gangguan mengecap rasa
Integritas Kulit
Proses peradangan
(Mukosa Oral) Gejala makin berat

Suhu tubuh Peningkatan hormon


prostatglandin, bradikinin, Bercak kemerahan
histamin dengan eksudat
berwarna putih
MK : Hipertermi

MK : Nyeri Akut
13

BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian
a. Identitas
Identitas Klien: Moniliasis/trush adalah penyakit yang sering terjadi pada anak,
terutama pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia maka angka kejadian
semakin jarang.

b. Keluhan Utama
Anak dengan moniliasis/trush, pada mulutnya tampak bercak keputihan, terutama
pada lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan dan anak menolak untuk
minum.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Anak dengan moniliasis/trush mengalami sariawan berupa suhu badan meninggi
hingga 40 derajat Celcius, mengeluarkan air liur lebih dari biasa, rewel, menolak
untuk makan atau minum, dan gelisah. Biasanya disertai dengan bau mulut yang
kurang sedap, akibat kuman atau jamur.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Adanya suatu infeksi pada saat bayi sehingga diberikan pengobatan antibiotik
yang lama.
Riwayat Imunisasi: imunisasi yang biasa diberikan yaitu BCG, DPT, Hepatitis,
dan Polio.

e. Riwayat Perinatal
1) Antenatal:
pada anak dengan moniliasis/trush, biasanya ibu sang anak pernah menderita
penyakit, seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan inveksi jamur
vagina.

2) Intra natal:
pada anak dengan moniliasis/trush biasanya saat proses kelahiran bayi
terinveksi jamur dari vagina ibu.
3) Post natal:
14

pada anak dengan moniliasis/trus biasanya orang tua jarang mencuci tangan
saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau
putting ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga


Anak dengan moniliasis/trush biasanya dalam keluarganya, khususnya pada ibu
pernah menderita penyakit HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan infeksi
jamur vagina. Akibat dari penyakit yang di derita ibu ini, maka tubuh anak dapat
menjadi lebih rentan terhadap infeksi moniliasis. Moniliasis/trush bukan
merupakan penyakit keturunan

g. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


Pemeriksaan tingkat perkembangan terdiri dari adaptasi sosial, motorik kasar,
motorik halus, dan bahasa. Tingkat perkembangan pada pasien moniliasis/trush
dapat dikaji melalui tingkah laku pasien maupun informasi dari keluarga. Selain
itu, pada anak dengan moniliasis/trush, kebutuhan akan asupan nutrisinya kurang
sehingga akan berpengaruh terhadap proses tumbuh kembangnya.

h. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Kedaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya moniliasis/trush pada anak
yaitu pola kebersihan yang cenderung kurang. Orang tua jarang mencuci tangan
saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau putting
ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.

i. Pola Fungsi Kesehatan


1) Pola persepsi dan tata laksana kesehatan: pola hidup sehat anak yang
menderita moniliasis/trush harus ditingkatkan dalam menjaga kebersihan diri,
perawatan, dan tatalaksana hidup sehat. Ibu juga harus melakukan perawatan
puting susu dan membersihkannya sebelum memberikan ASI.
2) Pola nutrisi dan metabolisme: anak dengan moniliasis/trush tidak mau minum
ASI sehingga mampu menyebabkan gangguan pola nutrisi dan metabolisme.
15

3) Pola eliminasi: pola BAB dan BAK pada anak dengan moniliasis/trush akan
mengalami gangguan. Bila bakteri Candida tertelan oleh anak akan
menyebabkan diare.
4) Pola aktivitas/bermain: anak biasanya tidak mengalami keterbatasan
aktivitas, tetapi anak akan sering rewel.
5) Pola istirahat dan tidur: anak akan sering menangis karena merasa nyeri pada
daerah sekitar oral sehingga pola istirahat dan tidurnya juga akan terganggu.
6) Pola kognitif dan persepsi sensori: pola ini mengenai pengetahuan orang
tua terhadap penyakit yang diderita klien
7) Pola konsep diri: bagaimana persepsi orang tua dan/atau anak
terhadap pengobatan dan perawatan yang akan dilakukan.
8) Pola hubungan-peran: biasanya peran orang tua sangat dibutuhkan dalam
merawat dan mengobati anak dengan moniliasis/trush.
9) Pola seksual-seksualitas: apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak
yang berhubungan dengan reproduksi sosial. Pada anak yang menderita
moniliasis/trush biasanya tidak ada gangguan dalam reproduksi.
10) Pola mekanisme koping: keluarga perlu memeberikan dukungan dan
semangat sembuh bagi anak.
11) Pola nilai dan kepercayaan: orang tua selalu optimis dan berdoa agar
penyakit pada anaknya dapat sembuh dengan cepat.

j. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : lemah.
TTV : Tekanan Darah : dalam batas normal
Suhu : suhu tubuh tinggi, lebih dari 37o C (normal 36o C-
37o C)
Nadi : takikardi
RR : dalam batas normal (normal 20-50 x/mnt)
2) Kepala dan leher
Inspeksi : Wajah : simetris, dahi mengkerut
Rambut : lurus/keriting, distribusi merata/tidak
Mata : pupil miosis, konjungtiva anemis
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Telinga : bersih
16

Bibir dan mulut : mukosa bibir agak kering, terdapat lesi pada
rongga mulut
Lidah : terdapat bercak bercak putih pada lidah
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher
3) Dada
Inspeksi : simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri
tekan(-)
Perkusi : Jantung : dullness
Paru : sonor
Auskultasi : tidak terdengar suara ronchi
tidak terdengar bunyi wheezing
4) Abdomen
Inspeksi : flat/datar
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : ada bising usus
5) Kulit
Turgor kurang, pucat, kebiruan.
6) Ekstremitas
Tidak terdapat odem pada pada extremitas

k. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada anak dengan
moniliasis/trush adalah sebagai berikut:
1) Laboratorium: ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa.
2) Pemeriksaan endoskopi hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3) Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau
kumur.
4) Diagnosa pasti dengan biopsi

l. Terapi
17

Terapi pada pasien dengan moniliasis/trush biasanya dengan menggunakan obat-


obatan seperti Miconazol dan Nystatin.

4.2 Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan
warna merah dan mengandung eksudat, gejala semakin berat
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri
pada mulut, penurunan nafsu makan
d. Gangguan integritas kulit (nukosa oral) berhubungan dengan infeksi pada
mukosa oral

4.3 Perencanaan
No Diagnosa Tujuan/ Perencanaan/ Rasional
Keperawatan kriteria hasil Intervensi
1 Hipertermi Setelah 1.Berikan kompres 1. Di ketiak dan
berhubungan dilakukan dingin di sekitar lipatan paha
dengan proses tindakan lipatan misalnya, terdapat banyak
infeksi asuhan ketiak dan lipatan pembuluh darah
keperawatan paha. besar. Hipertermi
selama 2 x 24 mengalami
jam, suhu vasodilatasi
tubuh pasien sehingga harus
akan kembali diberikan kompres
2.Beri pasien banyak
normal, dingin agar terjadi
18

dengan kriteria minum air putih vasokonstriksi.


2. Peningkatan suhu
hasil pasien atau susu lebih
tubuh
tidak dari 1000 cc/hari.
mengakibatkan
menangis.
penguapan tubuh
meningkat
3.Ciptakan suasana sehingga perlu
yang nyaman diimbangi dengan
(atur ventilasi) asupan caioran
yang cukup.
4.Anjurkan keluarga 3. Suhu ruangan

untuk tidak harus diubah

memakaikan untuk

selimut dan mempertahankan

pakaian yang suhu mendekati

tebal pada anak normal.


5.Observasi tanda 4. Pakaian tipis

vital membantu
mengurangi
penguapan tubuh.

6.Kolaborasikan
5. Tanda vital
dalam pemberian
merupakan acuan
obat antimikroba,
untuk mengetahui
antipiretik, dan
keadaan anak
pemberian cairan
setelah dilakukan
parenteral
tindakan
keperawatan.
6. Digunakan untuk
mengurangi
demam dengan
aksi sentralnya
19

pada hipotalamus.
2 Nyeri akut Setelah 1. Anjurkan ibu 1. Anak akan merasa
berhubungan dilakukan untuk nyaman dalam
dengan proses tindakan menggendong dekapan ibunya
infeksi yang asuhan dan
menghasilkan keperawatan menenangkan si
bentukan selama 2 x 24 anak misalnya
warna merah jam, nyeri mengelus-elus
dan yang dirasakan kepalanya
mengandung pasien akan 2. Ajarkan teknik 2. Mengalihkan
eksudat, gejala berkurang, distraksi pada perhatian anak
semakin berat dengan kriteria orang tua terhadap nyeri
hasil pasien misalnya
tidak menangis dengan
dan tampak memberikan
rileks. anak mainan
3. Evaluasi status 3. Memastikan
nyeri, catat kondisi anak
lokasi, setelah dilakukan
karakteristik, tindakan
frekuensi, waktu keperawatan.
dan beratnya
4. Kolaborasikan 4. Menghilangkan/me
dalam ngurangi nyeri
pemberian
analgesik sesuai
indikasi
3 Perubahan Setelah 1. Beri nutrisi
1 Memberikan nutrisi
nutrisi kurang dilakukan dalam keadaan
yang adekuat
dari kebutuhan tindakan lunak, porsi
tubuh asuhan sedikit tapi sering
20

berhubungan keperawatan 2. Hindari makanan


dengan nyeri selama 2 x 24 dan obat-obatan
pada mulut, jam, nafsu atau zat yang
2 Mencegah kerusakan
penurunan makan anak dapat
integritas pada
nafsu makan menjadi menimbulkan
mukosa mulut
normal, reaksi alergi pada
dengan kriteria rongga mulut
hasil anak 3. Anjurkan pada
tidak menangis ibu untuk terus
dan nutrisi berusaha
terpenuhi memberikan ASI
(berat badan untuk anak 3 ASI merupakan

bertambah). 4. Kolaborasi nutrisi untuk anak

pemasangan dan dapat

NGT jika anak meningkatkan

tidak dapat sistem imun anak

makan dan
4 Membantu klien
minum peroral
untuk memenuhi
nutrisi enteral

4 Gangguan Setelah 1. Anjurkan


1.Kebersihan bayi
integritas kulit dilakukan keluarga untuk
perlu dijaga untuk
(nukosa oral) tindakan menjaga
meghindari bayi
berhubungan asuhan kebersihan bayi
dari terjadinya
dengan infeksi keperawatan
2. Bersihkan
infeksi
pada mukosa selama 3 x 24
mulut bayi
oral jam, integritas
dengan jari 2.Larutan garam dapat
kulit (mukosa
yang telah menjadi antiseptik
oral) pasien
dibungkus untuk
normal dengan
dengan kain membersihkan
21

kriterian hasil: bersih/kassa


1. Anak mulut dari bakteri
yang telah
menunjukkan dan jamur.
dibasahi dengan
tanda-tanda
larutan garam
penyembuhan 3. Anjurkan ibu
mukosa oral untuk mencuci
2. Anak tidak
tangan sebelum
menunjukkan
dan sesudah
tanda-tanda
melakukan
komplikasi,
perawatan pada
seperti diare
bayi
3. Ibu 3.Ibu perlu menjaga

menunjukkan kebersihan

cara perawatan 4. Anjurkan ibu terutama mencuci

putting susu untuk selalu tangan sebelum

dan botol susu menjaga dan sesudah

yang tepat kebersihan menyusui bayi

4. Ibu mencuci puting susu untuk menghindari

tangan adanya transmisi

sebelum dan 5. Gunakan krim bakteri atau jamur

sesudah anti fungal pada pada bayi.

menyusukan puting susu


4.Puting susu ibu perlu
bayi
dibersihkan agar
pada saat bayi
menyusu dapat
terhindar dari
bakteri dan jamur.

5.Krim antifungal
berguna untuk
mencegah
22

penyebaran infeksi
antara ibu dan
anak.

4.4 Pelaksanaan
No Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan
1 Hipertermi berhubungan 1. Telah diberikan kompres dingin di
dengan proses infeksi sekitar lipatan misalnya, ketiak dan
lipatan paha.
2. Telah diberikan minum air putih atau
susu lebih dari 1000 cc/hari.
3. Telah diciptakan suasana yang nyaman
(atur ventilasi)
4. Telah menganjurkan keluarga untuk
tidak memakaikan selimut dan pakaian
yang tebal pada anak
5. Tela dilakukan observasi tanda vital
6. Telah dilakukan kolaborasikan dalam
pemberian obat antimikroba, antipiretik,
dan pemberian cairan parenteral
2 Nyeri akut berhubungan 1. Telah menganjurkan ibu untuk
dengan proses infeksi yang menggendong dan menenangkan anak
menghasilkan bentukan misalnya mengelus-elus kepalanya
2. Telah mengajarkan teknik distraksi
warna merah dan
pada orang tua misalnya dengan
mengandung eksudat, gejala
memberikan anak mainan
semakin berat
3. Telah dilakukan evaluasi status nyeri,
catat lokasi, karakteristik, frekuensi,
waktu dan beratnya
4. Telah dilakukan kolaborasikan dalam
pemberian analgesik sesuai indikasi
3 Perubahan nutrisi kurang 1. Telah diberikan nutrisi dalam keadaan
23

dari kebutuhan tubuh lunak, porsi sedikit tapi sering


2. Telah dianjurkan untuk menghindari
berhubungan dengan nyeri
makanan dan obat-obatan atau zat yang
pada mulut, penurunan
dapat menimbulkan reaksi alergi pada
nafsu makan
rongga mulut
3. Telah dianjurkan pada ibu untuk terus
berusaha memberikan ASI untuk anak
4. Telah dilakukan kolaborasi
pemasangan NGT jika anak tidak dapat
makan dan minum peroral
4 Gangguan integritas kulit 1. Telah menganjurkan keluarga untuk
(nukosa oral) berhubungan menjaga kebersihan bayi
2. Telah dibersihkan mulut bayi dengan
dengan infeksi pada mukosa
jari yang telah dibungkus dengan kain
oral
bersih/kassa yang telah dibasahi
dengan larutan garam
3. Telah mengnjurkan ibu untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah
melakukan perawatan pada bayi
4. Telah menganjurkan ibu untuk selalu
menjaga kebersihan puting susu
5. Telah diberikan krim anti fungal pada
puting susu

4.5 Evaluasi
N Diagnosa Evaluasi
o Keperawatan
1 Hipertermi S : orang tua pasien mengatakan anak saya
berhubungan dengan sudah tidak panas lagi sus.
proses infeksi O : Suhu : 36,5o C
A : Tujuan tercapai
P : hentikan tindakan keperawatan
24

2 Nyeri akut S : orang tua pasien mengatakan sus, anak saya


berhubungan dengan sudah tidak menangis lagi saat menyusu.
proses infeksi yang O : bercak kemerahan di dalam mulut berkurang
menghasilkan bentukan A : tujuan telah tercapai
warna merah dan P : hentikan tindakan keperawatan
mengandung eksudat,
gejala semakin berat

3 Perubahan nutrisi S : orang tua pasien mengatakan anak saya


kurang dari kebutuhan sudah mau meminum ASI saya lagi sus .
tubuh berhubungan O : berat badan meningkat
dengan nyeri pada A : tujuan telah tercapai
mulut, penurunan nafsu P : hentikan tindakan keperawatan.
makan
4 Gangguan integritas S : orang tua pasien mengatakan sus, anak saya
kulit (nukosa oral) sudah tidak sering menangis lagi.
berhubungan dengan O : bayi terlihat lebih tenang
infeksi pada mukosa A : tujuan telah tercapai
oral P : hentikan tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai