Bab 3 & 4
Bab 3 & 4
BAB 3. PATHWAY
Kandidiasis oral
MK : Nyeri Akut
13
4.1 Pengkajian
a. Identitas
Identitas Klien: Moniliasis/trush adalah penyakit yang sering terjadi pada anak,
terutama pada masa bayi. Seiring dengan bertambahnya usia maka angka kejadian
semakin jarang.
b. Keluhan Utama
Anak dengan moniliasis/trush, pada mulutnya tampak bercak keputihan, terutama
pada lidah dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan dan anak menolak untuk
minum.
e. Riwayat Perinatal
1) Antenatal:
pada anak dengan moniliasis/trush, biasanya ibu sang anak pernah menderita
penyakit, seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes mellitus, dan inveksi jamur
vagina.
2) Intra natal:
pada anak dengan moniliasis/trush biasanya saat proses kelahiran bayi
terinveksi jamur dari vagina ibu.
3) Post natal:
14
pada anak dengan moniliasis/trus biasanya orang tua jarang mencuci tangan
saat merawat atau menetekkan bayinya. Selain itu, kebersihan botol atau
putting ketika menyusui bayi juga kurang diperhatikan.
3) Pola eliminasi: pola BAB dan BAK pada anak dengan moniliasis/trush akan
mengalami gangguan. Bila bakteri Candida tertelan oleh anak akan
menyebabkan diare.
4) Pola aktivitas/bermain: anak biasanya tidak mengalami keterbatasan
aktivitas, tetapi anak akan sering rewel.
5) Pola istirahat dan tidur: anak akan sering menangis karena merasa nyeri pada
daerah sekitar oral sehingga pola istirahat dan tidurnya juga akan terganggu.
6) Pola kognitif dan persepsi sensori: pola ini mengenai pengetahuan orang
tua terhadap penyakit yang diderita klien
7) Pola konsep diri: bagaimana persepsi orang tua dan/atau anak
terhadap pengobatan dan perawatan yang akan dilakukan.
8) Pola hubungan-peran: biasanya peran orang tua sangat dibutuhkan dalam
merawat dan mengobati anak dengan moniliasis/trush.
9) Pola seksual-seksualitas: apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak
yang berhubungan dengan reproduksi sosial. Pada anak yang menderita
moniliasis/trush biasanya tidak ada gangguan dalam reproduksi.
10) Pola mekanisme koping: keluarga perlu memeberikan dukungan dan
semangat sembuh bagi anak.
11) Pola nilai dan kepercayaan: orang tua selalu optimis dan berdoa agar
penyakit pada anaknya dapat sembuh dengan cepat.
j. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : lemah.
TTV : Tekanan Darah : dalam batas normal
Suhu : suhu tubuh tinggi, lebih dari 37o C (normal 36o C-
37o C)
Nadi : takikardi
RR : dalam batas normal (normal 20-50 x/mnt)
2) Kepala dan leher
Inspeksi : Wajah : simetris, dahi mengkerut
Rambut : lurus/keriting, distribusi merata/tidak
Mata : pupil miosis, konjungtiva anemis
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Telinga : bersih
16
Bibir dan mulut : mukosa bibir agak kering, terdapat lesi pada
rongga mulut
Lidah : terdapat bercak bercak putih pada lidah
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher
3) Dada
Inspeksi : simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri
tekan(-)
Perkusi : Jantung : dullness
Paru : sonor
Auskultasi : tidak terdengar suara ronchi
tidak terdengar bunyi wheezing
4) Abdomen
Inspeksi : flat/datar
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : ada bising usus
5) Kulit
Turgor kurang, pucat, kebiruan.
6) Ekstremitas
Tidak terdapat odem pada pada extremitas
k. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada anak dengan
moniliasis/trush adalah sebagai berikut:
1) Laboratorium: ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa.
2) Pemeriksaan endoskopi hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3) Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab atau
kumur.
4) Diagnosa pasti dengan biopsi
l. Terapi
17
4.2 Diagnosa
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi yang menghasilkan bentukan
warna merah dan mengandung eksudat, gejala semakin berat
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri
pada mulut, penurunan nafsu makan
d. Gangguan integritas kulit (nukosa oral) berhubungan dengan infeksi pada
mukosa oral
4.3 Perencanaan
No Diagnosa Tujuan/ Perencanaan/ Rasional
Keperawatan kriteria hasil Intervensi
1 Hipertermi Setelah 1.Berikan kompres 1. Di ketiak dan
berhubungan dilakukan dingin di sekitar lipatan paha
dengan proses tindakan lipatan misalnya, terdapat banyak
infeksi asuhan ketiak dan lipatan pembuluh darah
keperawatan paha. besar. Hipertermi
selama 2 x 24 mengalami
jam, suhu vasodilatasi
tubuh pasien sehingga harus
akan kembali diberikan kompres
2.Beri pasien banyak
normal, dingin agar terjadi
18
memakaikan untuk
vital membantu
mengurangi
penguapan tubuh.
6.Kolaborasikan
5. Tanda vital
dalam pemberian
merupakan acuan
obat antimikroba,
untuk mengetahui
antipiretik, dan
keadaan anak
pemberian cairan
setelah dilakukan
parenteral
tindakan
keperawatan.
6. Digunakan untuk
mengurangi
demam dengan
aksi sentralnya
19
pada hipotalamus.
2 Nyeri akut Setelah 1. Anjurkan ibu 1. Anak akan merasa
berhubungan dilakukan untuk nyaman dalam
dengan proses tindakan menggendong dekapan ibunya
infeksi yang asuhan dan
menghasilkan keperawatan menenangkan si
bentukan selama 2 x 24 anak misalnya
warna merah jam, nyeri mengelus-elus
dan yang dirasakan kepalanya
mengandung pasien akan 2. Ajarkan teknik 2. Mengalihkan
eksudat, gejala berkurang, distraksi pada perhatian anak
semakin berat dengan kriteria orang tua terhadap nyeri
hasil pasien misalnya
tidak menangis dengan
dan tampak memberikan
rileks. anak mainan
3. Evaluasi status 3. Memastikan
nyeri, catat kondisi anak
lokasi, setelah dilakukan
karakteristik, tindakan
frekuensi, waktu keperawatan.
dan beratnya
4. Kolaborasikan 4. Menghilangkan/me
dalam ngurangi nyeri
pemberian
analgesik sesuai
indikasi
3 Perubahan Setelah 1. Beri nutrisi
1 Memberikan nutrisi
nutrisi kurang dilakukan dalam keadaan
yang adekuat
dari kebutuhan tindakan lunak, porsi
tubuh asuhan sedikit tapi sering
20
makan dan
4 Membantu klien
minum peroral
untuk memenuhi
nutrisi enteral
menunjukkan kebersihan
5.Krim antifungal
berguna untuk
mencegah
22
penyebaran infeksi
antara ibu dan
anak.
4.4 Pelaksanaan
No Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan
1 Hipertermi berhubungan 1. Telah diberikan kompres dingin di
dengan proses infeksi sekitar lipatan misalnya, ketiak dan
lipatan paha.
2. Telah diberikan minum air putih atau
susu lebih dari 1000 cc/hari.
3. Telah diciptakan suasana yang nyaman
(atur ventilasi)
4. Telah menganjurkan keluarga untuk
tidak memakaikan selimut dan pakaian
yang tebal pada anak
5. Tela dilakukan observasi tanda vital
6. Telah dilakukan kolaborasikan dalam
pemberian obat antimikroba, antipiretik,
dan pemberian cairan parenteral
2 Nyeri akut berhubungan 1. Telah menganjurkan ibu untuk
dengan proses infeksi yang menggendong dan menenangkan anak
menghasilkan bentukan misalnya mengelus-elus kepalanya
2. Telah mengajarkan teknik distraksi
warna merah dan
pada orang tua misalnya dengan
mengandung eksudat, gejala
memberikan anak mainan
semakin berat
3. Telah dilakukan evaluasi status nyeri,
catat lokasi, karakteristik, frekuensi,
waktu dan beratnya
4. Telah dilakukan kolaborasikan dalam
pemberian analgesik sesuai indikasi
3 Perubahan nutrisi kurang 1. Telah diberikan nutrisi dalam keadaan
23
4.5 Evaluasi
N Diagnosa Evaluasi
o Keperawatan
1 Hipertermi S : orang tua pasien mengatakan anak saya
berhubungan dengan sudah tidak panas lagi sus.
proses infeksi O : Suhu : 36,5o C
A : Tujuan tercapai
P : hentikan tindakan keperawatan
24