Rongga mulut mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai mastikasi, fonetik, dan juga estetik. Hal tersebut mengakibatkan rongga mulut merupakan tempat paling rawan dari tubuh karena merupakan pintu masuk berbagai agen berbahaya, seperti produk mikroorganisme, agen karsinogek, selain rentan terhadap trauma fisik, kimiawi, dan mekanis. Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman akan diproses didalam mulut dengan bantuan gigi, lidah, kelenjar saliva, dan otot. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar pintu masuk makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Orang tua dan anak-anak akan sadar pentingnya kesehatan gigi dan mulut ketika terjadi masalah atau ketika terkena penyakit. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang. Jika rongga mulut kotor, maka sistem pencernaan juga akan terganggu. Salah satu penyakit yang akan terjadi adalah stomatitis atau sariawan dapat menyerang segala usia termasuk pada anak. Kesadaran anak dalam menjaga kesehatan rongga mulutnya tentu masih sangat rendah, dimana faktor peran orangtua merupakan hal yang dominan. Peran serta orangtua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu, orangtua mempunyai peran yang cukup besar dalam mencegah terjadinya berbagai penyakit gigi dan mulut pada anak. Untuk itu kelompok mencoba menganalisa tentang tentang stomatitis.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien stomatitis dengan menggunakan metode proses keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus:
1. mendapatkan gambaran tentang konsep penyakit stomatitis; 2. membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan stomatitis 3. mampu membuat diagnosa keperawatan berdasarkan anamnesa.
1.3 Implikasi Keperawatan
Sistem mampu membuat rencana keperawatan berdasakan teori keperawatan.. pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yaitu tuba muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas. Sebagai perawat kita harus mampu untuk memberikan asuhan keperawatan secara optimal pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien meliputi: pengkajian, diagnosa, perencanaan, intervensi dan evaluasi. Jika asuhan keperawatan dilakukan dengan baik dan tepat maka kita akan dapat membantu kesembuhan pasien. Ketika kita menemui pasien yang mengalami tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya gangguan pada sistem pencernaannya, kita dapat melakukan pengkajian kemudian menganalisanya. Setelah menganalisa kita dapat mengambil masalah keperawatan apa saja yang terjadi pada pasien. Kemudian kita dapat memunculkan diagnosa keperawatan. Setelah diagnosa ini kita rumuskan, perawat dapat membuat rencana asuhan keperawatan yang mempunyai tujuan dan kriteria hasil. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan tersebut, masalah pasien dapat teratasi sebagian maupun teratasi sepenuhnya. Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan diaplikasikan, perawat lalu membuat evaluasi yang berguna untuk mengetahui efektivitas tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien. Dari evaluasi, kita dapat mengkaji lagi data-data kesehatan pasien yang dapat meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Ketika perawat melakukan asuhan keperawatan secara holistic maka masalah kesehatan yang dialami pasien dapat tertangani dengan baik. Lalu pasien dapat kembali pada kondisinya yang optimal.