Anda di halaman 1dari 5

BAB II

BENTUK DEFLEKSI , DIAGRAM GAYA GESER


& DIAGRAM MOMEN
A. DEFLEKSI
Defleksi merupakan peristiwa lendutan suatu balok dari posisi awalnya dalam keadaan
menahan suatu beban. Defleksi atau lendutan diukur dari permukaan netral awal ke
permukaan netral setelah balok mengalami deformasi. Defleksi di suatu titik pada balok
bergantung pada beban w, panjang bentang balok L dan berbanding terbalik dengan kekakuan
balok. Kekakuan ini merupakan besaran yang bergantung pada jenis material yang digunakan
(modulus elastisitas E) dan besaran penampang melintang (momen inersia I). Hubungan yang
berlaku adalah apabila w dan L bertambah maka bertambah serta apabila I dan E bertambah
maka berkurang.

Gambar 1. (a) Balok sebelum terjadi deformasi, (b) Balok dalam konfigurasi terdeformasi
Sumber : http://bambangpurwantana.staff.ugm.ac.id/KukuatanBahan

Pada umumnya bangunan berlantai banyak goyang ketika angin meniup gedung,pada gedung
akan berubah bentuk. Membesar atau mengecilnya angin akibat fenomena ini yang diikuti dengan aksi
dinamis menyebabkan gedung berosilasi. Osilasi dan defleksi sangat penting untuk diperhatikan.
Defleksi yang berlebihan dapat mempengaruhi fungsi elemen-elemen gedung lainnya meskipun
struktur itu sendiri tidak mengalami kerusakan. Osilasi dapat menimbulkan ketidaknyamannan
terhadap pengguna. Dengan demikian dapat terjadi ketidaknyamanan akibat adanya getaran.

Gambar (a) Defleksi, Diagram Gaya Geser dan Gambar (b) Defleksi, Diagram Gaya Geser dan
Diagram Momen pada Beban Terbagi Merata Diagram Momen pada Balok Jepit
Sumber: Struktur, 1998 Sumber: Struktur, 1998

defleksi 1
Gambar (c) Defleksi, Diagram Gaya Geser dan Gambar (c) Defleksi, Diagram Gaya Geser dan
Diagram Momen pada Balok Kantilever Diagram Momen pada Balok Kantilever dengan Beban TItik
Sumber: Struktur, 1998 Sumber: Struktur, 1998

Gambar (d) Defleksi, Diagram Gaya Geser dan Diagram Momen


pada Balok dengan Beban Titik
Sumber: Struktur, 1998

Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu :

1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang akan
semakin kecil

2. Besarnya kecil gaya yang diberikan


Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya
defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang
terjadi pun semakin kecil

3. Jenis tumpuan yang diberikan


Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu besarnya
defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbeda-beda tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari
tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari
tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit.

4. Jenis beban yang terjadi pada batang


Beban terdistribusi merata dengan beban titik,keduanya memiliki kurva defleksi yang
berbeda-beda. Pada beban terdistribusi merata slope yang terjadi pada bagian batang yang paling
dekat lebih besar dari slope titik. Ini karena sepanjang batang mengalami beban sedangkan pada
beban titik hanya terjadi pada beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja 1996).

defleksi 1
DFBRW
A. Permasalahan Struktur
Secara Umum
(Bentuk Bangunan Massa)

Osilasi
Gedung bertingkat banyak akan
mengalami goyangan apabila mengalami
beban angin. Meskipun angin bersifat steady-
state (berada dalam keadaan mantap),
perilaku dinamis tetap ada. Pada saat angin
meniup gedung, pada gedung akan terjadi
sedikit perubahan bentuk.
Dengan demikian, besar dan arah angin juga akan sedikit berubah. Membesar ataupun mengecilnya
gaya-gaya akibat fenomena ini, yang diikuti dengan aksi dinamis angin yang mungkin ada, dapat
menyebabkan gedung itu berosilasi. Pada umumnya, gedung berosilasi terhadap defleksi rata-rata
pada arah gaya angin. Besar dan frekuensi osilasi ini bergantung pada karakteristik gaya angin dan
kekakuan serta distribusi massa gedung itu sendiri.

B. Pe r m a s a l a h a n S t r u k t u r S e c a ra K h u s u s
(Detail Struktur Bangunan Bagian Utama dan Khusus)

1. Defleksi Berlebihan
Defleksi yang berlebihan dapat mempengaruhi fungsi elemen-elemen gedung lainnya
meskipun struktur itu sendiri tidak rusak. Osilasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada
pengguna gedung.
Orang tidak dapat merasakan getaran apabila terjadinya perlahan-lahan tetapi apabila
terjadinya percepatan sangat cepat, orang dapat merasakannya. Dengan demikian, dapat terjadi
ketidaknyamanan akibat gerakan.

Alternatif Pemecahan Masalah

Terdapat dua cara mengontrol gerakan berlebihan, khususnya percepatan, yaitu dengan:

a.Membuat mekanisme peredam (cara kerjanya serupa dengan alat yang menyebabkan pintu
menutup perlahan-lahan). Alat peredam ini umumnya dipasang pada titik-titik hubung antara balok
dan kolom. Pada saat gerakan mulai, alat ini menyerap energi dan meredam gerakan.
b.Memasang massa peredam yaitu massa sangat besar yang terdiri atas material yang dipasang
pada rol dan dihubungkan pada struktur gedung dengan menggunakan peredam. Alat ini diletakkan
pada lantai teratas pada suatu gedung. Pada saat gerakan akan mulai, gaya inersia pada massa
cenderung membuat massa itu diam. Dengan demikian gerakan gedung menyebabkan peredam
menyerap energi dan meredam gerakan.
c.Mengontrol kekakuan struktur yaitu dengan menganalisis beban statis dan membatasi
defleksi maksimum yang terjadi sehingga tidak melebihi h/500 (h adalah tinggi gedung).

defleksi 1
DFBRW
2. Gaya Lentur, Gaya Geser dan Gaya Aksial Semua Elemen
Timbulnya gaya lentur, gaya geser dan gaya aksial pada semua elemen (balok maupun kolom).
Momen lentur yang diakibatkan oleh beban lateral (beban angin dan beban gempa) mencapai
maksimal pada penampang dekat titik hubung (joint).

Alternatif Pemecahan Masalah

Ukuran elemen struktur di bagian yang dekat dengan titik hubung (joint) pada umumnya dibuat
besar atau diperkuat apabila gaya lateral cukup besar.

3. Momen Guling

Gaya angin yang bekerja pada muka gedung bertingkat banyak dapat menimbulkan momen
guling yang harus dapat diimbangi oleh momen tahanan internal yang dihasilkan oleh gaya-gaya pada
elemen kolom. Struktur yang demikian berperilaku menyerupai balok kantilever vertikal.

Alternatif Pemecahan Masalah

Susunan balok dan kolom eksterior didesain agar memberikan cincin atau tabung yang sangat
kaku yang mempu memikul beban lateral dari sembarang arah. Kolom eksterior berjarak sangat dekat
dan balok-balok tepi dibuat secara kaku serta dihubungkan dengan kolom agar keseluruhan susunan
tepi tersebut dapat berperilaku secara integral seperti permukaan yang kaku.

C. Responsi Pendekatan Perancangan


Sistem Struktur
Penggunaan material lentur yang paling efisien
akan diperoleh dengan meletakkan sebanyak
mungkin material yang sejauh mungkin dari
sumbu netral penampang. Dengan demikian,
momen inersia total penampang akan semakin
besar. Pada gedung bertingkat banyak,
penggunaan prinsip ini memberi arti bahwa
terdapat semakin banyak material (dalam hal ini
elemen vertikal) yang harus diletakkan di daerah
tepi, bukan di daerah tengah.
Pendekatan Struktural Tipikal pada Konstruksi
Bertingkat Banyak
Sumber: ronny.blog.upi.edu, 2015

defleksi 1
DFBRW
D . Alternatif Pemecahan Masalah
Salah satu upaya mengontrol defleksi adalah memperbesar kekakuan struktur (tidak harus
kekuatannya) sampai tingakat osilasi yang diakibatkan oleh angin dapat mencapai tingkat sekecil
yang masih dapat diterima. Cara-cara memperbesar kekakuan adalah dengan memperbesar ukuran
elemen struktur, menggunakan bracing atau bidang-bidang geser diagonal dan mengatur distribusi
penempatan material.

defleksi 1
DFBRW

Anda mungkin juga menyukai