Expenditure Assignment
Kelompok 8
Anggota :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan kasih-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah penulis terima, serta petunjuk-
Nya sehingga memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyusun makalah ini.
Didalam makalah ini penulis selaku penyusun hanya bisa memberikan sebatas ilmu yang
dirangkum kedalam topik Expenditure Assignment ( Pemberian Tugas dan Kewenangan
Kepada Pemerintah Daerah). Dimana didalam topik ini ada beberapa hal yang penting untuk
dipahami dan diketahui oleh masyarakat luas.
Harapan penulis, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua. Tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait didalam pembuatan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah :
4
2. Untuk memahami lebih lanjut mengenai pemberian tugas dan kewenangan kepada
pemerintah daerah
1. Bagi penulisan, agar dapat memperdalam ilmu dan pemahaman penulis mengenai
expenditure charging.
2. Mampu mengamati dan mengawasi proses expenditure charging di lingkungan.
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.1 PEMBAGIAN TUGAS / KEWENANGAN ANTAR TINGKATAN
PEMERINTAHAN
Dalam konsep Negara Kesatuan, kewenangan Pemerintahan Daerah
sebenarnya ada pada pemerintah pusat sebagai representasi dari negara.
Namun mengingat semua kegiatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah berfokus pada pelayanan masyarakat dimana jangkauan
pemerintah kepada masyarakat dalam negara yang mempunyai wilayah
demikian luas seperti Negara Indonesia maka perlu adanya kerangka
untuk mengatur dan menyeimbangkan keterbatasan pemerintahan,
dalam masalah tersebut perlu adanya sistem pemerintahan yang
kewenangannya tidak sepenuhnya menjadi urusan pemerintah pusat
sehingga pemerataan bisa dilaksanakan, maka dengan mengambil sistem
desentralisasi diharapkan dapat memangkas urusan pemerintah pusat.
6
hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan
kota atau antar pemerintahan. daerah yang saling terkait, tergantung, dan sinergis sebagai satu
sistem pemerintahan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas
urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib
yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai
dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai
dengan urusan yang didesentralisasikan.
7
Kewenangan daerah dapat digolongkan menjadi tiga :
a. Kewenangan Maksimum, seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan
dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan
fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
b. Kewenangan Minimum, pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,
pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan
hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja.
c. Kewenangan Lainnya :
- Mengelola sumber daya nasional dan kelestarian lingkungan di wilayahnya.
- Kewenangan di wilayah laut : eksplorasi, eksploitasi, konservasi,
pengelolaan kekayaan laut, pengaturan kepentingan administratif, pengaturan
tata ruang dan penegakkan hukum terhadap peraturan yang dilimpahkan
kewenangannya oleh pemerintah.
d. Kepegawaian Daerah : kewenangan untuk melakukan pengangkatan, pemindahan,
pemberhentian, penetapan pensiun, gaji tunjangan dan kesejahteraan pegawai,
serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.
8
11. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
12. Pelayanan administrasi umum pemerintahan;
13. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota;
14. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh
kabupaten/kota ;
15. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
9
- Kewenangan Lainnya yaitu menyangkut kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan
keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,
pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber
daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standardisasi
nasional.
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.1 Peran DPRD Dan TAPD Dalam Expenditure Assingment
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah
dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.DPRD memiliki fungsi
legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang.DPRD
mempunyai hak :
1. Interpelasi
2. Angket
3. Menyatakan pendapat
Pemerintah melakukan perubahan yang besar pula dalam Hubungan Keuangan Pusat -
Daerah yang diatur oleh UU 25/1999. Pemerintah berdasarkan undang-undang tersebut
memberikan bantuan dan sumbangan pada Daerah dalam bentuk Dana Alokasi Umum
(DAU). Penggunaan dana ini sepenuhnya ditentukan oleh Daerah (Pemerintah Daerah
bersama DPRD). Sehingga dengan demikian keberhasilan penggunaan dana tersebut
ditentukan oleh Pemerintahan Daerah.
Lembaga legislasi daerah ( DPRD ) adalah lembaga penyampai kepentingan dan aspirasi
masyarakat yang diubah ke dalam kebijakan. Fungsi utama lembaga ini adalah mewakili
kebutuhan, aspirasi, perhatian dan prioritas masyarakat dengan mengartikulasikan masukan
serta aspirasi masyarakat, lalu mengubahnya menjadi kebijakan. Fungsi kedua, menyusun
peraturan perundang- undangan, peraturan yang mengatur jurisdiksi, termasuk anggaran
pemerintah, dijalankan anggota lembaga legislasi daerah dengan selalu memperhatikan
kebutuhan masyarakat. Sementara fungsi ketiga sebuah lembaga legislasi daerah adalah
pengawasan, untuk memastikan akuntabilitas politik dan keuangan eksekutif.
Target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan
oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan
proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan
yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya yang di muat di rancangan KUA. Program-
program diselaraskan dengan prioritas pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Sedangkan asumsi yang mendasari adalah pertimbangan atas perkembangan ekonomi makro
dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Dalam
11
menyusun rancangan KUA, kepala daerah dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah.
TAPD atau Tim Anggaran Pemerintah Derah adalah Tim yang dibentuk dengan
keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas
menyiapkan serta melaksanakan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD
yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai
dengan kebutuhan ( Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD )
Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) yang telah disusun, disampaikan oleh
sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah kepada kepala daerah, paling
lambat pada awal bulan Juni.Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama panitia anggaran
DPRD. Rancangan KUA yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi KUA paling
lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan.
12
5. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah
13
BAB IV
PENUTUPAN
1.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Asus/Download/Tieffani%20Mega%20%20Pembagian%20Kekuasaan
%20antara%20Pemerintah%20Pusat%20dan%20Daerah.htm ( diakses pada 14 November
2016)
file:///C:/Users/Asus/Download/Pembagian%20Urusan%20Pemerintahan%20Berdasarkan
%20Peraturan%20Pemerintah%20RI%20Nomor%2038%20Tahun%202007%20_
%20kantongteh.htm (diakses pada 14 November 2016)
15